Pengaruh penggunaan tipe elektroliser dan jenis larutan pada hydrogen eco booster terhadap emisi gas buang sepeda motor 4 tak Jurnal

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENGARUH PENGGUNAAN TIPE ELEKTROLISER DAN JENIS LARUTAN
PADA HYDROGEN ECO BOOSTER
TERHADAP EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR 4 TAK

ARTIKEL ILMIAH

Oleh:
ABDUL ‘AZIZ MANGGALA SAPUTRA
K2512002

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Agustus 2016

commit to user


perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENGARUH PENGGUNAAN TIPE ELEKTROLISER DAN JENIS LARUTAN
PADA HYDROGEN ECO BOOSTER
TERHADAP EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR 4 TAK
Abdul ‘Aziz Manggala Saputra, Ranto, Basori
Prodi Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNS Kampus V
UNS Pabelan, Jl. Ahmad Yani 200, Surakarta, Tlp/Fax 0271 718419
Email : [email protected]
ABSTRACT

The purpose of this research are: (1) Investigate the influence of the type of
electrolyzer on Hydrogen Eco Booster towards the level of exhaust emissions (CO and HC) 4
stroke motorcycle. (2) Investigate the influence of the kind of solvent on Hydrogen Eco
Booster towards the level of exhaust emissions (CO and HC) 4 stroke motorcycle. (3)
Investigate the influence of the type of electrolyzer and the kind of solvent on Hydrogen Eco
Booster towards the level of exhaust emissions (CO and HC) 4 stroke motorcycle. This
research was conducted at the Automotive Laboratory of Mechanical Engineering Education,

Teacher Training and Education Faculty Sebelas Maret University of Surakarta used a Honda
Supra X 125 motorcycle, year of manufacture 2013. This study is an experimental research.
The method of collecting data used in the research is measurement method. The data obtained
from the test results were analyzed using Two-Way Anova Test and followed by One-Sample T
Test and Scheffe Test. The results of this research are: (1) There is a significance effect on the
type of electrolyzer on Hydrogen Eco Booster towards to decrease the level of exhaust
emissions (CO and HC) 4 stroke motorcycle, (Sig-value of CO gas= 0.001 < α= 0.05) and (Sigvalue of HC gas= 0.000 < α= 0.05). (2) There is a significance effect on the kind of solvent on
the Hydrogen Eco Booster towards to decrease the level of exhaust emissions (CO and HC) 4
stroke motorcycle, (Sig-value of CO gas= 0.000 < α= 0.05) and (Sig-value of HC gas= 0.000 <
α= 0.05). (3) There is a significance effect interaction between the type of electrolyzer and the
kind of solvent on the Hydrogen Eco Booster towards to decrease the level of exhaust
emissions (CO and HC) 4 stroke motorcycle, (Sig-value of CO gas= 0.000 < α= 0.05) and (Sigvalue of HC gas= 0.000 < α= 0.05). The lowest CO gas obtained on the Wet Cell type using the
kind of solvent KOH with a decrease of 84.41%. The lowest HC gas obtained on the Dry Cell
type using the kind of solvent NaOH with a decrease of 69.62%.
Keyword : Hydrogen eco booster, type of electrolyzer, the kind of electrolyte solvent, exhaust
emissions

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Menyelidiki pengaruh tipe elektroliser pada
Hydrogen Eco Booster terhadap tingkat emisi gas buang (CO dan HC) sepeda motor 4 tak. (2)

Menyelidiki pengaruh jenis larutan pada Hydrogen Eco Booster terhadap tingkat emisi gas
buang (CO dan HC) sepeda motor 4 tak.
(3) Menyelidiki
pengaruh tipe elektroliser dan jenis
commit
to user
larutan pada Hydrogen Eco Booster terhadap tingkat emisi gas buang (CO dan HC) sepeda
1

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

motor 4 tak. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Otomotif Pendidikan Teknik Mesin
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta menggunakan
sepeda motor Honda Supra X 125 tahun 2013. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengukuran.
Data yang diperoleh dari hasil pengujian dianalisis menggunakan Uji Anava Dua Jalan dan
dilanjutkan dengan Uji T Satu Sampel dan Uji Scheffe. Hasil dari penelitian ini adalah : (1)
Ada pengaruh yang signifikan tipe elektroliser pada Hydrogen Eco Booster terhadap

penurunan tingkat emisi gas buang (CO dan HC) sepeda motor 4 tak, (Sig-value gas
CO=0.001 < α=0.05) dan (Sig-value gas HC=0.000 < α=0.05). (2) Ada pengaruh yang
signifikan jenis larutan pada Hydrogen Eco Booster terhadap penurunan tingkat emisi gas
buang (CO dan HC) sepeda motor 4 tak, (Sig-value gas CO=0.000 < α=0.05) dan (Sig-value
gas HC=0.000 < α=0.05). (3) Ada interaksi pengaruh yang signifikan antara tipe elektroliser
dan jenis larutan pada Hydrogen Eco Booster terhadap penurunan tingkat emisi gas buang
(CO dan HC) sepeda motor 4 tak, (Sig-value gas CO=0.000 < α=0.05) dan (Sig-value gas
HC=0.000 < α=0.05). Gas CO terendah diperoleh pada tipe Wet Cell dengan jenis larutan
KOH dengan penurunan sebesar 84,41%. Gas HC terendah diperoleh pada tipe Dry Cell
dengan jenis larutan NaOH dengan penurunan sebesar 69,62%.
Kata kunci : Hydrogen eco booster , tipe elektroliser, jenis larutan elektrolit, emisi gas buang.
Pemerintah memberikan perhatian

PENDAHULUAN
Jumlah

alat

penuh


transportasi

terhadap

masalah

ini

dengan

khususnya sepeda motor bertambah banyak

menetapkan Permen LH Nomor 23 Tahun

seiring

2012.

kebutuhan


manusia

yang

Berdasarkan

peraturan

tersebut

meningkat. Peningkatan jumlah sepeda

berarti pihak produsen maupun pemilik

motor

kendaraan

tersebut


memicu

terjadinya

bermotor

tipe

baru

wajib

kemacetan dan bertambahnya polusi udara

melakukan uji emisi gas buang kendaraan.

yang disebabkan oleh emisi gas buang

Teknologi yang dapat diterapkan untuk


kendaraan. Emisi gas buang tersebut dalam

membatasi emisi gas buang diantaranya

kadar tertentu dapat mencemari lingkungan

Catalytic Converter, Air Injection, dan

sekitar. Gas HC beraroma bensin dan

rekayasa penggunaan bahan bakar.

terasa perih di mata serta menyebabkan

Jumlah sepeda motor yang banyak

gangguan saluran pernafasan. Gas CO

juga berpengaruh terhadap permintaan


sangat berbahaya karena jika masuk ke

bahan bakar minyak (BBM) yang kian

dalam tubuh manusia dapat menghambat

lama

pasokan oksigen untuk tubuh.

Indonesia kaya akan keragaman sumber

dapat

menipis

bahkan

habis.


commit to user
daya alam mulai dari tanah, air, angin,

2

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Nilai

panas bumi hingga panas matahari yang

Lambda

merupakan

berpotensi menjadi sumber energi baru

perbandingan antara jumlah pasokan udara


yang terbarukan (EBT). Namun potensi

dengan

EBT yang dimiliki Indonesia saat ini

pembakaran sempurna. Pada pembakaran

belum dimanfaatkan secara optimal.

yang ideal, rasio antara udara dan bahan

jumlah

udara

ideal

dalam

bakar (air-fuel ratio) adalah 14,7:1.

Air merupakan salah satu sumber
EBT yang tersedia melimpah di muka
bumi. Elektrolisis air menghasilkan gas
hidrogen dan oksigen atau gas hidrogen
hidrogen oksida (HHO) atau sering dikenal
sebagai Brown gas yang diambil dari nama
penemunya yaitu Yull Brown. Sudirman
(2009: 8) mengatakan bahwa Brown gas
merupakan

bahan

bakar

yang

.

kuat

Gambar 1. Pengaruh Lambda Terhadap Gas Buang

Apabila

(powerfull), bersih, mampu meningkatkan

nilai

λ

=

1

maka

jarak tempuh, dan mengurangi secara

pembakaran dinyatakan sempurna, karena

signifikan emisi gas buang. Gas hidrogen

emisi gas buang kendaraan dapat ditekan

dapat

rantai

seminimal mungkin. Jika nilai λ < 1 maka

hidrokarbon dari BBM dan gas oksigen

pembakaran berlangsung pada campuran

dapat mengurangi emisi gas CO dengan

kaya yang menyebabkan emisi gas CO dan

membantunya membentuk gas CO2.

HC meningkat drastis disebabkan bahan

Emisi Gas Buang

bakar tidak terbakar seluruhnya. Jika nilai

membantu

pembakaran

sisa

λ > 1 maka pembakaran berlangsung pada

pembakaran dari kendaraan bermotor yang

campuran miskin yang menyebabkan emisi

menyebabkan perubahan susunan udara

gas NOx meningkat drastis karena suhu

dari keadaan normalnya. Tinggi rendahnya

ruang bakar menjadi tinggi dan jumlah gas

emisi gas buang tersebut dipengaruhi oleh

oksigen

meningkat

nilai Lambda. Nilai Lambda dirumuskan

nitrogen

akan

sebagai berikut:

membentuk gas NOx.

Gas

buang

merupakan

commit to user

3

menyebabkan
terpecah

gas

sehingga

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ekonomis,

Gas HHO

air.

pemisahan

air

Elektrolisis

yang

Booster

berarti

penambah. Dengan kata lain Hydrogen Eco

Gas HHO diperoleh dari proses
elektrolisis

dan

adalah

Booster

adalah alat (generator) yang

unsur-unsur

menambah produksi gas hidrogen (dan

penyusunnya dengan mengalirkan arus

oksigen) sehingga dapat menghemat bahan

listrik

bakar.

searah

elektroda.

Dua

menjadi

kedalam

air

melalui

molekul

air

bereaksi

Dalam penelitian ini, emisi gas

menangkap dua elektron pada katoda yang

buang

tereduksi

ion

penambahan gas HHO yang dihasilkan dari

hidroksida (OH-). Pada kutup anoda dua

Hydrogen Eco Booster tipe elektroliser

molekul air lainnya akan terurai menjadi

yang digunakan ada dua macam yaitu

gas oksigen (O2) dengan melepas 4 ion H+

elektroliser tipe basah (Wet Cell) dan

serta mengalirkan elektron ke katoda.

elektroliser

Akibat reaksi tersebut gas hidrogen akan

sedangkan jenis larutan yang digunakan

terkumpul di katoda dan gas oksigen akan

adalah air murni, air murni dengan

terkumpul di anoda, dan ion H+ dan OH-

tambahan katalis (KOH, NaOH, dan

akan

NaHCO3) maing-masing sebanyak 12 gram

menjadi

gas

mengalami

H2

dan

netralisasi

dan

sepeda

tipe

motor

diukur

kering

(Dry

dengan

Cell),

tiap 1 liter air.

membentuk molekul air kembali.
Reaksi kimia saat gas brown
bercampur dengan bahan bakar dan udara
dapat dituliskan sebagai berikut:
HHO(g) + C8H18 + 9O2 → 9H2O(g) + 4CO8 + 2CO + 2HC

Hydrogen Eco Booster

Istilah dari Hydrogen Eco Booster
sebenarnya

sama

dengan

Gambar 2. Hydrogen Eco Booster tipe Wet Cell

istilah

elektroliser. Dalam penelitian ini hanya
menggunakan istilah baru. Hydrogen Eco
Booster terdiri dari kata Hydrogen, Eco,

dan Booster . Hydrogen yang berarti gas

Gambar 3. Hydrogen Eco Booster tipe Dry Cell

commit to user

hidrogen, Eco dapat berarti hemat atau

4

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Hasil

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis
penelitian

kuantitatif

pengukuran

uji

emisi

dianalisis menggunakan Analisis Variansi

eksperimen.

(ANAVA) dua jalan dan dilanjutkan

Pengujian emisi gas buang mengacu pada

dengan uji lanjut pasca Anava Dua Jalan

SNI

Badan

dengan menggunakan Uji T satu sampel

Standardisasi Nasional (BSN) tentang Cara

dan Uji Scheffe menggunakan bantuan

Uji Kendaraan Bermotor Kategori L Pada

software SPSS versi 23.

Kondisi Idle. Penelitian ini dilaksanakan di

Prosedur Penelitian

09-7118.3-2005

dari

Laboratorium Otomotif Program Studi
Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS
Surakarta dengan unakan alat Gas Analyzer
Technotest tipe STARGAS 898.

Populasi

dalam

penelitian

ini

adalah sepeda motor 4 tak dengan sampel
adalah sepeda motor Honda Supra X 125
tahun 2013. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah teknik sampel
bertujuan (purposive sampling). Metode
pengumpulan data yang digunakan pada
penelitian ini adalah metode pengukuran.

Gambar 4. Prosedur Penelitian

HASIL PENELITIAN
Berdasarkan grafik pengujian

Deskripsi Data
0.8 0.712

Gas CO
0.6

0.6

Standar

emisi

Wet Cell

diketahui bahwa rata-rata emisi gas

Dry Cell

0.4

buang

tersebut

dapat

CO pada kondisi standar atau tanpa

0.197
0.187
0.178 0.151
0.115
0.13
0.111

0.2

gas

menggunakan HEB sebesar 0,712 %
dan gas HC sebesar 1.726 ppm lebih

0
Standar

Air Murni Air Murni Air Murni Air Murni
+ KOH
+ NaOH + NaHCO3

tinggi

bila

dibandingkan

dengan

menggunakan Hydrogen Eco Booster .
Gambar 5. Grafik Perbandingan Emisi Gascommit
Buang toCO
user
Sepeda
Motor
Standar
dan
dengan
Menggunakan HEB

5

perpustakaan.uns.ac.id

1800 1726

1594.66

Penurunan gas buang tersebut

Gas HC
1351

1300
800

digilib.uns.ac.id

1109
845

948.66
Standar

1064

300
-200

elektroliser dan jenis larutan yang

843.33

digunakan.

524.33

Wet Cell

Dengan

kata

lain

penggunaan Hydrogen Eco Booster

Dry Cell
Standar

bervariasi sesuai dengan variasi tipe

Air Murni Air Murni Air Murni Air Murni
+ KOH + NaOH + NaHCO3

menyebabkan terjadinya penurunan
emisi gas buang CO dan HC.

Gambar 7. Grafik Perbandingan Emisi Gas Buang HC
Sepeda
Motor
Standar
dan
dengan
Menggunakan HEB

analisis diperoleh nilai signifikansi gas CO

Hasil Uji Persyaratan Analisis

yaitu 0,152 dan nilai signifikansi gas HC

Sebelum melaksanakan pengujian
dahulu

yaitu 0,169 masing-masing lebih besar dari

dilakukan uji persyaratan analisis yang

0,05 maka dapat disimpulkan data hasil uji

meliputi

emisi gas buang CO dan HC bersifat

hipotesis

penelitian,

uji

terlebih

normalitas

dan

uji

homogenitas.

homogen.

Uji Normalitas Data

Uji ANAVA Dua Jalan
Setelah uji persyaratan analisis

Pengujian normalitas data ini
menggunakan program SPSS versi 23

terpenuhi,

dengan metode Shapiro-Wilk, dengan taraf

hipotesis penelitian dengan uji Anava Dua

kepercayaan α = 5%. Berdasarkan hasil

Jalan menggunakan program SPSS versi

analisis diperoleh nilai signifikansi untuk

23, dengan taraf signifikansi α = 5%.

masing-masing varian lebih besar dari 0,05

Tabel 1. Ringkasan Hasil Uji Anava Dua
Jalan Emisi Gas Buang CO

maka dapat disimpulkan data hasil uji

Sig.

Kesimpulan

Variasi
Tipe

Sig. < 0,05

0,001

Variasi
Larutan

Sig. < 0,05

0,000

Variasi
Tipe dan
commit
taraf to user Larutan

Sig. < 0,05

0,000

Ada
pengaruh
signifikan
Ada
pengaruh
signifikan
Ada
pengaruh
signifikan

Uji Homogenitas Data

Pengujian homogenitas data ini
menggunakan program SPSS versi 23
dengan

uji

Kriteria

normal.

Levene-Statistic,

dilakukan

Varian

emisi gas buang CO dan HC berdistribusi

dengan

selanjutnya

kepercayaan α = 5%. Berdasarkan hasil
6

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Anava Dua
Jalan Emisi Gas Buang HC
Varian
Variasi
Tipe

Kriteria
Sig. < 0,05

Variasi
Larutan

Sig. < 0,05

Variasi
Tipe dan
Larutan

Sig. < 0,05

Sig.
0,000

0,000

0,000

anava dua jalan menggunakan program
SPSS versi 23 dengan uji T satu sampel

Kesimpulan
Ada
pengaruh
signifikan
Ada
pengaruh
signifikan
Ada
pengaruh
signifikan

dan uji Scheffe dengan taraf signifikansi α
= 5%.
Uji T Satu Sampel

Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji T Satu
Sampel Emisi Gas Buang CO
Variasi Tipe Elektroliser dengan
Kondisi Standar

Berdasarkan ringkasan hasil uji

Sumber
Perbedaan

Kriteria

Wet Cell ><
Standar
Dry Cell ><
Standar

Sig. <
0,05
Sig. <
0,05

Sig.

Kesimpulan

Anava Dua Jalan pada Tabel di atas dapat
diambil keputusan uji yaitu: (1) Ada
pengaruh yang signifikan tipe elektroliser
pada Hydrogen Eco Booster terhadap

0,000
0,000

Berbeda
Signifikan
Berbeda
Signifikan

Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji T Satu
Sampel Emisi Gas Buang HC
Variasi Tipe Elektroliser dengan
Kondisi Standar

penurunan tingkat emisi gas buang (CO
dan HC) sepeda motor 4 tak, (2) Ada
pengaruh yang signifikan jenis larutan
pada Hydrogen Eco Booster terhadap
penurunan tingkat emisi gas buang (CO
dan HC) sepeda motor 4 tak, (3) Ada
interaksi pengaruh yang signifikan antara
tipe elektroliser dan jenis larutan pada

Sumber
Perbedaan

Kriteria

Wet Cell ><
Standar
Dry Cell ><
Standar

Sig. <
0,05
Sig. <
0,05

Sig.
0,000
0,001

Kesimpulan
Berbeda
Signifikan
Berbeda
Signifikan

Hydrogen Eco Booster terhadap penurunan

Berdasarkan ringkasan hasil uji T

tingkat emisi gas buang (CO dan HC)

satu sampel pada Tabel di atas dapat

sepeda motor 4 tak.

diambil

Uji Lanjut Pasca ANAVA Dua Jalan

penggunaan Hydrogen Eco Booster tipe
Wet

Setelah uji hipotesis dilakukan

kesimpulan

Cell

maupun

tipe

rerata

Dry

Cell

perbedaan

yang

kemudian dilanjutkan dengan uji lanjut

menunjukkan

untuk

masing-masing

signifikan dibandingkan dengan rerata

rerata dengan kondisi standar secara lebih

kondisi standar emisi gas buang CO dan

membandingkan

adanya

bahwa

commit to user
HC sepeda motor.
jelas. Dalam penelitian ini uji lanjut pasca

7

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Tabel 5. Ringkasan Hasil Uji T Satu
Sampel Emisi Gas Buang CO
Variasi Jenis Larutan dengan
Kondisi Standar
Sumber
Perbedaan
Air Murni
>< Standar
Air Murni +
KOH ><
Standar
Air Murni +
NaOH ><
Standar
Air Murni +
NaHCO3 ><
Standar

Kriteria
Sig. <
0,05
Sig. <
0,05

Sig.
0,020
0,000

Sig. <
0,05

0,000

Sig. <
0,05

0,000

dengan rerata kondisi standar emisi gas
buang CO dan HC sepeda motor.
Uji Scheffe

Kesimpulan
Berbeda
Signifikan
Berbeda
Signifikan

Tabel 7. Ringkasan Hasil Uji Scheffe Gas
Buang CO Antar Variasi Jenis
Larutan
Sumber
Perbedaan
Air Murni ><
Air Murni +
KOH
Air Murni ><
Air Murni +
NaOH
Air Murni ><
Air Murni +
NaHCO3
Air Murni +
KOH >< Air
Murni +
NaOH
Air Murni +
KOH >< Air
Murni +
NaHCO3
Air Murni +
NaOH >< Air
Murni +
NaHCO3

Berbeda
Signifikan
Berbeda
Signifikan

Tabel 6. Ringkasan Hasil Uji T Satu
Sampel Emisi Gas Buang HC
Variasi Jenis Larutan dengan
Kondisi Standar
Sumber
Perbedaan
Air Murni
>< Standar
Air Murni +
KOH ><
Standar
Air Murni +
NaOH ><
Standar
Air Murni +
NaHCO3 ><
Standar

Kriteria
Sig. <
0,05
Sig. <
0,05

Sig.
0,028
0,000

Kesimpulan
Berbeda
Signifikan
Berbeda
Signifikan

Sig. <
0,05

0,001

Berbeda
Signifikan

Sig. <
0,05

0,004

Berbeda
Signifikan

Kriteria
Sig. <
0,05

Sig.
0,000

Kesimpulan
Berbeda
Signifikan

Sig. <
0,05

0,000

Berbeda
Signifikan

Sig. <
0,05

0,000

Berbeda
Signifikan

Sig. <
0,05

0,999

Tidak
Berbeda
Signifikan

Sig. <
0,05

0,977

Tidak
Berbeda
Signifikan

Sig. <
0,05

0,948

Tidak
Berbeda
Signifikan

Berdasarkan ringkasan hasil uji
Scheffe pada Tabel di atas menunjukkan
bahwa nilai signifikansi bervariatif ada

Berdasarkan ringkasan hasil uji T

yang lebih besar dan lebih kecil dari α

satu sampel pada Tabel di atas dapat

(0,05) sehingga dapat diambil kesimpulan

diambil

rerata

sebagai berikut: (1) Rerata penggunaan

penggunaan Hydrogen Eco Booster semua

jenis larutan air murni dengan rerata

jenis

kesimpulan

larutan

bahwa

menunjukkan

penggunaan
adanya
commit to user
ditambah

perbedaan yang signifikan dibandingkan
8

jenis
KOH,

larutan
NaOH,

air

murni

NaHCO3

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

yang

yang lebih besar dan lebih kecil dari α

signifikan terhadap emisi gas buang CO

(0,05) sehingga dapat diambil kesimpulan

sepeda motor, (2) Rerata penggunaan antar

sebagai berikut: (1) Rerata penggunaan

jenis larutan air murni yang ditambah

jenis larutan air murni dengan rerata

katalis (KOH dengan NaOH, KOH dengan

penggunaan

NaHCO3, dan NaOH dengan NaHCO3)

ditambah katalis KOH, dan NaOH, dan

menunjukkan tidak adanya perbedaan yang

rerata penggunaan jenis larutan air murni

signifikan terhadap emisi gas buang CO

yang ditambah katalis NaOH dengan

sepeda motor.

NaHCO3 menunjukkan adanya perbedaan

Tabel 12. Ringkasan Hasil Uji Scheffe Gas
Buang HC Antar Variasi Jenis
Larutan

yang signifikan terhadap emisi gas buang

menunjukkan

Sumber
Perbedaan
Air Murni ><
Air Murni +
KOH
Air Murni ><
Air Murni +
NaOH
Air Murni ><
Air Murni +
NaHCO3
Air Murni +
KOH >< Air
Murni +
NaOH
Air Murni +
KOH >< Air
Murni +
NaHCO3
Air Murni +
NaOH >< Air
Murni +
NaHCO3

adanya

Kriteria
Sig. <
0,05

perbedaan

Sig.
0,005

jenis

larutan

air

murni

HC sepeda motor, (2) Rerata penggunaan
jenis larutan air murni dengan rerata

Kesimpulan
Berbeda
Signifikan

penggunaan

jenis

larutan

air

murni

ditambah katalis NaHCO3 dan rerata
penggunaan jenis larutan air murni yang

Sig. <
0,05

0,000

Berbeda
Signifikan

ditambah katalis (KOH dengan NaOH, dan
KOH dengan NaHCO3) menunjukkan tidak

Sig. <
0,05

0,126

Sig. <
0,05

0,103

Tidak
Berbeda
Signifikan
Tidak
Berbeda
Signifikan

adanya perbedaan yang signifikan terhadap
emisi gas buang HC sepeda motor.
PEMBAHASAN
Emisi Gas Buang CO dan HC dengan
Variasi Tipe Elektroliser

Sig. <
0,05

Sig. <
0,05

0,397

0,004

Tidak
Berbeda
Signifikan

Berdasarkan hasil uji Anava Dua
Jalan menunjukkan bahwa variasi tipe
elektroliser mempunyai pengaruh yang

Berbeda
Signifikan

signifikan terhadap emisi gas buang CO
dan HC dengan nilai signifikansi lebih
kecil dari taraf signifikansi 0,05 (α = 5%).

Berdasarkan ringkasan hasil uji

Berdasarkan hasil uji T satu sampel

Scheffe pada Tabel di atas menunjukkan
commit to user
menunjukkan
bahwa nilai signifikansi bervariatif ada

bahwa

Hydrogen

Eco

Booster tipe Wet Cell maupun tipe Dry

9

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Hal ini terjadi karena penggunaan

Cell sama-sama berpengaruh signifikan

terhadap penurunan tingkat emisi gas

katalis

menyebabkan

larutan

menjadi

buang CO dan HC.

bersifat elektrolit sehingga pemisahan gas
hidrogen-oksigen pada air atau produksi

Hal ini disebabkan karena Wet
Cell dan Dry Cell sama-sama mampu

gas

HHO

menjadi

lebih

cepat

memproduksi gas HHO secara optimal.

dibandingkan tanpa menggunakan katalis

Penambahan gas HHO ini menyebabkan

(air murni).

campuran bahan bakar terbakar lebih

Interaksi Tipe Elektroliser dan Jenis

sempurna karena dengan penambahan gas

Larutan Terhadap Emisi Gas Buang
Berdasarkan hasil uji Anava Dua

ini membuat AFR menjadi sedikit lebih
kurus.

Jalan menunjukkan bahwa interaksi tipe

Emisi Gas Buang CO dan HC dengan

elektroliser dan jenis larutan mempunyai

Variasi Jenis Larutan

pengaruh yang signifikan terhadap emisi
gas buang CO dan HC dengan nilai

Berdasarkan hasil uji Anava Dua
Jalan menunjukkan bahwa variasi jenis

signifikansi

larutan

yang

signifikansi 0,05 (α = 5%). Penggunaan

signifikan terhadap emisi gas buang CO

Hydrogen Eco Booster tipe Wet Cell

dan HC dengan nilai signifikansi lebih

maupun Dry Cell dengan variasi jenis

kecil dari taraf signifikansi 0,05 (α = 5%).

larutan menunjukkan penurunan terhadap

Berdasarkan hasil uji T satu sampel

emisi gas buang CO dan HC sepeda motor

menunjukkan

dibandingkan

mempunyai

pengaruh

bahwa

penggunaan

lebih

dengan

kecil

dari

kondisi

taraf

standar.

Hydrogen Eco Booster dengan semua jenis

Emisi gas CO yang terendah yaitu pada

larutan berpengaruh signifikan terhadap

penggunaan Hydrogen Eco Booster tipe

penurunan tingkat emisi gas buang CO dan

Wet Cell sebesar 0,111% atau terjadi

HC. Perbandingan penggunaan antar jenis

penurunan

larutan yang lain dapat dilihat pada hasil

penggunaan jenis larutan KOH, sedangkan

uji Scheffe yang menunjukkan bahwa

emisi

perbedaan yang signifikan terjadi antara

penggunaan Hydrogen Eco Booster tipe

jenis larutan air murni dengan jenis larutan

Dry Cell sebesar 524,33 ppm atau terjadi

KOH, NaOH, dan NaHCO3.

gas

commit to user
penurunan

sebesar

HC

84,41%

terendah

sebesar

yaitu

69,62%

penggunaan jenis larutan NaOH.
10

pada

pada

pada

perpustakaan.uns.ac.id

Hal

ini

digilib.uns.ac.id

menunjukkan

bahwa

3. Ada interaksi pengaruh yang signifikan

kontruksi Wet Cell yang tidak mendukung

antara tipe elektroliser dan jenis larutan

pelepasan panas dengan baik cocok atau

pada Hydrogen Eco Booster terhadap

sesuai dengan penggunaan jenis larutan

penurunan tingkat emisi gas buang (CO

KOH dan NaHCO3 yang karakteristik

dan HC) sepeda motor 4 tak, (Sig-value

reaksinya tidak cepat menghasilkan panas

gas CO=0.000 < α=0.05) dan (Sig-

sedangkan pada tipe Dry Cell yang

value gas HC=0.000 < α=0.05). Gas

kontruksinya mendukung pelepasan panas

CO terendah diperoleh pada tipe Wet

cukup baik cocok atau sesuai dengan

Cell dengan jenis larutan KOH dengan

penggunaan jenis larutan NaOH yang

penurunan sebesar 84,41%. Gas HC

karakteristik reaksinya cepat menghasilkan

terendah diperoleh pada tipe Dry Cell

panas.

dengan jenis larutan NaOH dengan

SIMPULAN

penurunan sebesar 69,62%.

Berdasarkan hasil penelitian maka

SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang

dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut:

telah dilakukan dan dikemukakan maka

1. Ada pengaruh yang signifikan tipe

dapat disampaikan saran-saran sebagai

elektroliser

pada

Hydrogen

berikut:

Eco

Booster terhadap penurunan tingkat

1. Bagi pengguna sepeda motor yang

emisi gas buang (CO dan HC) sepeda

ingin mengaplikasikan Hydrogen Eco

motor 4 tak, (Sig-value gas CO=0.001

Booster disarankan memperhatikan tipe

<

elektroliser dan jenis larutan yang akan

α=0.05)

dan

(Sig-value

gas

HC=0.000 < α=0.05).

dipakai.

2. Ada pengaruh yang signifikan jenis

2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut

larutan pada Hydrogen Eco Booster

tentang konsumsi listrik dan jenis

terhadap penurunan tingkat emisi gas

elektroda

buang (CO dan HC) sepeda motor 4

penggunaan Hydrogen Eco Booster

tak,

serta

(Sig-value

gas

CO=0.000

<

α=0.05) dan (Sig-value gas HC=0.000
< α=0.05).

11

paling

pengembangan

tersebut.

commit to user

yang

baik

terhadap

pada

alat

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut

4. Gas

HHO

hasil

elektrolisis

ini

tentang dampak penggunaan Hydrogen

diharapkan dapat digunakan sebagai

Eco Booster untuk jangka panjang.

masukan dan pertimbangan pengganti
bahan bakar fosil.

DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral. (2015). Handbook of
Energy & Economic Statistics of
Indonesia . Diperoleh pada 14
Februari
2016,
dari
http://esdm.go.id/publikasi/statistik/h
andbook.html.

Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia
(AISI).
(2014).
Motorcycle
Production Wholesales Domestic and
Exports. Diperoleh pada 13 Januari
2016,
dari
http://www.aisi.or.id/statistic/
Badan Standardisasi Nasional. (2005). Emisi
Gas Buang – Sumber Bergerak –
Bagian 3: Cara Uji Kendaraan
Bermotor Kategori L Pada Kondisi
Idle (SNI 09-7118.3-2005). Jakarta:
BSN.

Melfiana, E., Harto, A.W., & Agung, A.
(2007).
Pengaruh
Variasi
Temperatur Keluaran Molten Salt
Reactor
Terhadap
Efisiensi
Produksi Hidrogen dengan Sistem
High
Temperatur
Electrolysis
(HTE). Prosiding Seminar Nasional
ke-13 Teknologi dan Keselamatan
PLTN serta Fasilitas Nuklir , hlm.
107 – 112. Universitas Gajah Mada,
Jakarta. Diperoleh 12 Januari 2016,
dari
https://www.academia.edu/1480827
/Pengaruh_Variasi_
Temperatur_Keluaran_Molten_Salt
_Reactor_TerhadapEfisiensiProduk
si_Hidrogen_dengan_Sistem_High
_Temperature_Electrolysis_HTE_.

Bugis, Husin. (2009). System Management
Engine. Surakarta: Pendidikan
Profesi Guru FKIP UNS.
De

Silva,
TS.,
Senevirathne,
L.,
Warnasooriya, TD. (2015). HHO
Generator – An Approach to Increase
Fuel Efficiency in Spark Ignition
Engines. European Journal of
Advances in Engineering and
Technology, 2 (4): 1-7. Diperoleh
pada 15 Februari 2016, dari
http://www.ejaet.com/PDF/24/EJAET-2-4-1-7.pdf.

Sudirman, Urip. (2008). Hemat BBM dengan
Air . Jakarta: Kawan Pustaka.

Kementerian Energi dan Sumber Daya
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Mineral. (2008, 25 Agustus). Potensi
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Energi Baru Terbarukan (EBT)
Kualitatif, dan R&D). Bandung:
Indonesia. Diperoleh 23 Januari
Alfabeta.
2016,
dari
http://esdm.go.id/berita/umum/37umum/1962-potensi-energi-baruterbarukan-ebt-indonesia.html. commit to user

12

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT ALAM LAMPUNG SEBAGAI ADSORBEN PADA SALURAN GAS BUANG TERHADAP PRESTASI DAN KONSENTRASI EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

2 9 74

PENGARUH BIOETANOL TERHADAP LAMBDA DAN EMISI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR EMPAT TAK SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM

0 9 101

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP AKSELERASI DAN EMISI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR BERTRANSMISI OTOMATIS.

14 68 29

PENGARUH JENIS LARUTAN ELEKTROLIT PADA HYDROGEN ECO BOOSTER TIPE WET CELL TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR SEPEDA MOTOR.

0 0 17

Pengaruh Penggunaan Hydrogen Eco Booster Tipe Dry Cell dengan Variasi Larutan Elektrolit Terhadap Torsi dan Daya Sepeda Motor 4 Tak Berbahan Bakar Premium.

0 0 11

PENGARUH PENGGUNAAN ELEKTROLISER DENGAN VARIASI DIAMETER KAWAT TEMBAGA DAN VARIASI JENIS LARUTAN TERHADAP EMISI GAS BUANG CO DAN HC SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125D TAHUN 2007.

1 5 112

PENGARUH PENGGUNAAN ELEKTROLISER KAWAT TEMBAGA DAN JENIS BUSI TERHADAP EMISI GAS BUANG CO DAN HC PADA SEPEDA MOTOR HONDA BEAT TAHUN 2010.

0 1 13

Pengaruh Jenis Larutan Elektrolit Pada Hydrogen Eco Booster Tipe Wet Cell Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Sepeda Motor Cover

0 0 17

PENGARUH PENGGUNAAN ELEKTROLISER DENGAN VARIASI DIAMETER KAWAT TEMBAGA DAN VARIASI JENIS LARUTAN TERHADAP EMISI GAS BUANG CO DAN HC SEPEDA MOTOR HONDA SUPRAX 125D TAHUN 2007 | Zaied | Jurnal Nosel 8164 17114 1 SM

0 0 9

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTALITE TERHADAP EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR EMPAT TAK SATU SILINDER 108 CC

1 3 7