Pengembangan Model Assessment for Learning (AfL) melalui Penilaian Teman Sejawat untuk Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah Pertama.
(B. Pendidikan)
Pengembangan Model Assessment for Learning (AfL) melalui Penilaian Teman Sejawat untuk
Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah Pertama
Budiyono; Mardiyana; Riyadi
Program Pascasarjana UNS, Penelitian, BOPTN UNS, Hibah Pascasarjana, 2012
Penelitian ini bertujuan untuk mengujicobakan model assessment for learning (AfL) melalui penilaian
teman sejawat dalam pembelajaran Matematika di beberapa sekolah menengah pertama.
Pada dasarnya penelitian ini termasuk penelitian dan pengembangan (research and development) yang
prosedur pelaksanaannya diadopsi dari penelitian dan pengembangan model Borg & Gall. Untuk tahun
pertama, yaitu pada tahun 2012, dikembangkan prototype model dan dilaksanakan uji coba skala kecil di
tiga sekolah menengah pertama, yaitu di SMP Negeri 2 Satu Atap Klambu Grobogan, di SMP Kristen
Kalam Kudus Surakarta, dan di MTs PPMI Assalaam Sukoharjo.
Model yang telah diperoleh berdasar uji coba skala kecil tersebut adalah model pembelajaran dengan
langkah-langkah sebagai berikut. (1) Pada suatu pembelajaran, yang biasanya berlangsung selama 2 × 40
menit, guru merancang sebuah tes pendek yang dapat diselesaikan dalam waktu sekitar 10 – 15 menit.
Tes pendek tersebut pada tingkat kesukaran sedang. Tes terdiri dari butir-butir soal yang variasi
jawabannya tidak menyebar (terlalu banyak). (2) Di samping membuat tes pendek tersebut, guru
membuat rubrik penilaian yang dapat dengan mudah digunakan oleh siswa. Rubrik tersebut harus
mudah dipahami dan dibuat sejelas mungkin. (3) Tes pendek yang telah dibuat guru diberikan kepada
siswa pada saat pembelajaran sedang berlangsung, dapat di tengah-tengah atau di akhir pembelajaran.
(4) Siswa mengerjakan tes tersebut dengan menggunakan pulpen dengan tinta warna khusus, misalnya
dengan tinta hitam. (5) Setelah tes selesai dikerjakan, dilakukan penilaian teman sejawat di mana
pekerjaan seorang siswa diperiksa oleh siswa lainnya. (6) Sebelum pemeriksaan dimulai, guru
membagikan rubrik penilaian kepada seluruh siswa dan menjelaskan bagaimana penggunaan rubrik
tersebut. (7) Dengan menggunakan rubrik, siswa mulai melakukan pemeriksaan terhadap pekerjaan
siswa lainnya dengan menggunakan pulpen dengan tinta berbeda, misalnya dengan tinta merah. Dalam
hal ini harus disediakan sejumlah pulpen yang mencukupi untuk seluruh kelas. Nama siswa penilai ditulis
pada lembar pekerjaan untuk mengetahui siapa yang menilai siapa. (8) Dalam melakukan pemeriksaan
tersebut, siswa penilai diminta untuk melakukan hal-hal berikut. Jika pekerjaan benar sempurna,
diberikan pujian dengan menuliskan “excellent” pada lembar pekerjaan tersebut. Jika pekerjaan hampir
sempurna, tetapi masih ada kesalahan kecil, diberikan komentar “good”. Jika pekerjaan masih salah,
diberikan komentar “not bad” dengan memberikan catatan perbaikan. (9) Disamping memberikan
komentar-komentar tersebut, siswa penilai diminta untuk memberikan skor pada lembar pekerjaan. (10)
Selama siswa melakukan pemeriksaan, guru tetap berada di kelas untuk menjawab dan atau
menjelaskan hal-hal yang dirasa perlu penjelasan. (11) Pemeriksaan lembar pekerjaan di kelas
diharapkan dapat diselesaikan dalam waktu 5 – 10 menit. (12) Setelah pemeriksaan selesai, lembar
pekerjaan dikumpulkan kepada guru. Guru memeriksa ulang hasil pekerjaan siswa, melakukan koreksi
ulang, jika ada sesuatu yang masih salah, dan memberikan balikan tambahan kepada pekerjaan siswa
yang masih salah. Skor siswa dicatat untuk dilihat perkembangannya dari waktu ke waktu. Pada tahun
kedua, model tersebut di atas akan diujicobakan kembali pada sekolahsekolah menengah di Propinsi
Jawa Tengah, dengan mengambil sekolah yang lebih banyak, sebagai uji coba skala luas. Pada tahun
ketiga, akan dilakukan uji efektivitas model dengan melakukan pembandingan model pembelajaran yang
mengakomodasi AfL dengan penilaian teman sejawat dengan model yang biasa dilakukan guru, yaitu
model yang tidak mengakomodasi AfL dengan penilaian teman sejawat.
Pengembangan Model Assessment for Learning (AfL) melalui Penilaian Teman Sejawat untuk
Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah Pertama
Budiyono; Mardiyana; Riyadi
Program Pascasarjana UNS, Penelitian, BOPTN UNS, Hibah Pascasarjana, 2012
Penelitian ini bertujuan untuk mengujicobakan model assessment for learning (AfL) melalui penilaian
teman sejawat dalam pembelajaran Matematika di beberapa sekolah menengah pertama.
Pada dasarnya penelitian ini termasuk penelitian dan pengembangan (research and development) yang
prosedur pelaksanaannya diadopsi dari penelitian dan pengembangan model Borg & Gall. Untuk tahun
pertama, yaitu pada tahun 2012, dikembangkan prototype model dan dilaksanakan uji coba skala kecil di
tiga sekolah menengah pertama, yaitu di SMP Negeri 2 Satu Atap Klambu Grobogan, di SMP Kristen
Kalam Kudus Surakarta, dan di MTs PPMI Assalaam Sukoharjo.
Model yang telah diperoleh berdasar uji coba skala kecil tersebut adalah model pembelajaran dengan
langkah-langkah sebagai berikut. (1) Pada suatu pembelajaran, yang biasanya berlangsung selama 2 × 40
menit, guru merancang sebuah tes pendek yang dapat diselesaikan dalam waktu sekitar 10 – 15 menit.
Tes pendek tersebut pada tingkat kesukaran sedang. Tes terdiri dari butir-butir soal yang variasi
jawabannya tidak menyebar (terlalu banyak). (2) Di samping membuat tes pendek tersebut, guru
membuat rubrik penilaian yang dapat dengan mudah digunakan oleh siswa. Rubrik tersebut harus
mudah dipahami dan dibuat sejelas mungkin. (3) Tes pendek yang telah dibuat guru diberikan kepada
siswa pada saat pembelajaran sedang berlangsung, dapat di tengah-tengah atau di akhir pembelajaran.
(4) Siswa mengerjakan tes tersebut dengan menggunakan pulpen dengan tinta warna khusus, misalnya
dengan tinta hitam. (5) Setelah tes selesai dikerjakan, dilakukan penilaian teman sejawat di mana
pekerjaan seorang siswa diperiksa oleh siswa lainnya. (6) Sebelum pemeriksaan dimulai, guru
membagikan rubrik penilaian kepada seluruh siswa dan menjelaskan bagaimana penggunaan rubrik
tersebut. (7) Dengan menggunakan rubrik, siswa mulai melakukan pemeriksaan terhadap pekerjaan
siswa lainnya dengan menggunakan pulpen dengan tinta berbeda, misalnya dengan tinta merah. Dalam
hal ini harus disediakan sejumlah pulpen yang mencukupi untuk seluruh kelas. Nama siswa penilai ditulis
pada lembar pekerjaan untuk mengetahui siapa yang menilai siapa. (8) Dalam melakukan pemeriksaan
tersebut, siswa penilai diminta untuk melakukan hal-hal berikut. Jika pekerjaan benar sempurna,
diberikan pujian dengan menuliskan “excellent” pada lembar pekerjaan tersebut. Jika pekerjaan hampir
sempurna, tetapi masih ada kesalahan kecil, diberikan komentar “good”. Jika pekerjaan masih salah,
diberikan komentar “not bad” dengan memberikan catatan perbaikan. (9) Disamping memberikan
komentar-komentar tersebut, siswa penilai diminta untuk memberikan skor pada lembar pekerjaan. (10)
Selama siswa melakukan pemeriksaan, guru tetap berada di kelas untuk menjawab dan atau
menjelaskan hal-hal yang dirasa perlu penjelasan. (11) Pemeriksaan lembar pekerjaan di kelas
diharapkan dapat diselesaikan dalam waktu 5 – 10 menit. (12) Setelah pemeriksaan selesai, lembar
pekerjaan dikumpulkan kepada guru. Guru memeriksa ulang hasil pekerjaan siswa, melakukan koreksi
ulang, jika ada sesuatu yang masih salah, dan memberikan balikan tambahan kepada pekerjaan siswa
yang masih salah. Skor siswa dicatat untuk dilihat perkembangannya dari waktu ke waktu. Pada tahun
kedua, model tersebut di atas akan diujicobakan kembali pada sekolahsekolah menengah di Propinsi
Jawa Tengah, dengan mengambil sekolah yang lebih banyak, sebagai uji coba skala luas. Pada tahun
ketiga, akan dilakukan uji efektivitas model dengan melakukan pembandingan model pembelajaran yang
mengakomodasi AfL dengan penilaian teman sejawat dengan model yang biasa dilakukan guru, yaitu
model yang tidak mengakomodasi AfL dengan penilaian teman sejawat.