Pembuatan Silikon Karbida (SiC) dari Pasir Silika (SiO2) dan Karbon (C) dengan Kapasitas 30.000 Ton Tahun

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Saat ini pemerintah Indonesia menitikberatkan pembangunan pada sektor

industri, termasuk industri kimia sebagai salah satu strategi pembangunan nasional.
Pembangunan sektor industri bertujuan untuk memperkuat struktur ekonomi
nasional, meningkatkan daya tahan perekonomian nasional dan menciptakan iklim
usaha yang baik, yang dapat menyerap tenaga kerja sehingga dapat mendorong
berkembangnya sektor lain. Perkembangan industri kimia di Indonesia telah
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini tampak dengan bertambahnya
jumlah pabrik kimia di Indonesia.
Untuk menopang kelangsungan industri-industri yang bergerak dalam
menghasilkan barang jadi maka dibutuhkan industri yang dapat menghasilkan bahan
intermediet. Sampai saat ini kebutuhan bahan baku dan bahan penunjang di
Indonesia masih banyak didatangkan dari luar negeri. Jika bahan baku dan bahan
penunjang tersebut bisa dihasilkan di dalam negeri, hal ini tentu akan menghemat
devisa. Di samping dapat menghasilkan barang jadi, kebutuhan akan bahan baku dan
bahan penunjang lain ada di Indonesia.

Salah satu industri yang dimaksudkan adalah industri bahan yang beroperasi
pada suhu tinggi sehingga memerlukan penggunaan tanur. Contoh produk yang
dihasilkan dengan cara ini antara lain bahan-bahan keramik, refraktori dan abrasif,
seperti, silikon karbida, aluminium oksida, kalsium karbida dan sebagainya. Silikon
karbida merupakan salah satu material keramik non-oksida paling penting, dihasilkan
pada skala besar dalam bentuk bubuk (powder), bentuk cetakan, dan lapisan tipis.
Sekarang ini, SiC merupakan salah satu material yang memiliki kegunaan yang besar
dan memiliki peranan penting dalam berbagai industri seperti industri penerbangan
dan angkasa, elektonik, industri tanur, dan

industri-industri komponen mekanik

berkekuatan tinggi. Umumnya, industri metalurgi, abrasif dan refraktori juga
merupakan pengguna SiC dalam jumlah paling besar (Kirk dan Othmer, 1981).
Penggunaan sebagai refraktori dan untuk metalurgi hampir sekitar 70 % dari
produksi silikon karbida (Austin, 1996).

China merupakan negara produsen SiC terbesar di dunia dengan produksi SiC
hampir 600.000 ton per tahun dan diikuti oleh Amerika Serikat, Jepang, Korea,
Meksiko dan negara-negara Eropa. Adapun Amerika Serikat, Jepang, Korea, dan

Meksiko sendiripun masih mengimpor bahan SiC dari Cina. Sedangkan di Indonesia,
untuk keperluan industri, masih mengimpor SiC dari negara lain karena belum ada
pabrik pembuatan SiC di Indonesia (Asian Metal Ltd, 2007). Tabel 1.1 menunjukkan
statistik data impor kebutuhan SiC di Indonesia .
Tabel 1.1

Data Statistik Impor Silikon Karbida
Tahun

Kebutuhan Silika Karbida (kg)

2004

3.716.331

2005

3.827.861

2006


2.808.650

2007

2.879.071

2008

4.540.125

2009

1.898.652

2010

3.051.087

(sumber: www.bps.go.id, 2011)


Industri pembuatan SiC patut di kembangkan, mengingat jumlah bahan baku
pembuatan silikon karbida yang sangat melimpah di Indonesia. Di samping itu,
pertimbangan lain yang melatarbelakangi berdirinya pabrik SiC ini, pada prinsipnya
adalah sama dengan sektor-sektor lain yaitu untuk melakukan usaha yang secara
sosial-ekonomi cukup menguntungkan, karena lokasi Indonesia yang strategis untuk
mengekspor produk ke negara-negara yang maju yang membutuhkan SiC.

1.2

Perumusan Masalah
Silikon karbida (SiC) cenderung masih dibutuhkan untuk memenuhi

keperluan dalam negeri dan luar negeri, sehingga perlu dikaji untuk memproduksi
silikon karbida di Indonesia dengan cara menganalisa pra rancangan pabrik.

1.3

Tujuan Pra Rancangan Pabrik
Pra rancangan pabrik pembuatan silikon karbida ini bertujuan untuk


menerapkan disiplin Ilmu Teknik Kimia, khususnya pada mata kuliah Perancangan
Pabrik Kimia, Perancangan Proses Teknik Kimia, Teknik Reaktor, dan Operasi
Teknik Kimia, sehingga akan memberikan gambaran kelayakan pra rancangan pabrik
pembuatan silikon karbida.
Tujuan lain dari pra rancangan pabrik pembuatan silikon karbida ini adalah
untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang selama ini masih banyak diimpor dari
negara lain dan selanjutnya dikembangkan untuk tujuan ekspor. Selain itu,
diharapkan dengan berdirinya pabrik ini akan memberi lapangan pekerjaan dan
memicu peningkatan produktifitas rakyat yang pada akhirnya akan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.