Pembuatan Silikon Karbida (SiC) dari Pasir Silika (SiO2) dan Karbon (C) dengan Kapasitas 30.000 Ton/Tahun
PRA RANCANGAN PABRIK
PEMBUATAN SILIKON KARBIDA (SiC) DARI PASIR SILIKA
(SiO
2) DAN KARBON (C) DENGAN KAPASITAS PRODUKSI
30.000 TON/TAHUN
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Teknik Kimia
OLEH :
SARTIKA M.S. SIMAMORA
NIM : 070405043
D E P A R T E M E N T E K N I K K I M I A
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
(2)
(3)
Syukur saya kepada Tuhan Yang Maha Esa Tanpa Restu-Nya, tidak ada yang dapat terjadi
Tugas Akhir ini saya dedikasikan untuk:
Papa, Mama dan sahabat atas dukungan dan doa mereka
serta
Semua dosen dan teman-teman di Teknik Kimia USU atas kebersamaan yang tak ternilai selama ini
Judul :
PRA RANCANGAN PABRIK
PEMBUATAN SILIKON KARBIDA (SiC) DARI PASIR SILIKA (SiO2) DAN KARBON (C) KAPASITAS PRODUKSI 30.000 TON/TAHUN
Judul dalam bahasa Inggris :
THE PRELIMINARY DESIGN FOR
SILICON CARBIDE (SiC) PRODUCTION PLAN BY MEANS SILICA SAND (SiO2) AND CARBON (C)
(4)
INTISARI
Silikon karbida dibuat dari bahan baku utama pasir silika dan karbon. Bahan baku dicampur di dalam mixer kemudian dilebur di dalam furnace listrik dengan kondisi operasi 16000C dan tekanan 1 atm. Silikon karbida yang dihasilkan berupa granula.
Pabrik silikon karbida ini direncanakan akan berproduksi dengan kapasitas 30.000 ton/tahun (3.787,8788 kg/jam) dan beroperasi selama 330 hari kerja dalam setahun. Lokasi pabrik yang direncanakan adalah daerah hilir Sungai Peusangan, Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam, dengan luas tanah yang dibutuhkan sebesar 12.200 m2. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pabrik sebanyak 170 orang. Bentuk Badan usaha yang direncanakan adalah Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh seorang direktur dengan struktur organisasi garis dan staff.
Hasil analisa ekonomi pabrik Silikon karbida adalah sebagai berikut: Total Modal Investasi : Rp 1.219.742.981.333,-
Biaya Produksi : Rp 252.146.642.195,- Hasil Penjualan : Rp 929.999.978.424,- Laba Bersih : Rp 280.036.930.075,- Profit Margin : 43,31 %
Break Even Point : 52,01 % Return on Investment : 23,78 % Pay Out Time : 4,21 tahun Return on Network : 39,63 % Internal Rate of Return : 36,38
Dari hasil analisa aspek ekonomi dapat disimpulkan bahwa pabrik pembuatan silikon karbida ini layak untuk didirikan.
(5)
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan yang selalu memberikan kesehatan dan menunjukkan jalan dan pengharapan sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Pembuatan Silikon Karbida (SiC) dari Pasir Silika (SiO2) dan Karbon (C) dengan Kapasitas 30.000 Ton/Tahun.”
Pra–rancangan pabrik ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat dalam menyelesaikan perkuliahan pada Program Studi Strata Satu (S1) Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, Penulis banyak menerima bantuan, bimbingan dan fasilitas dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Eng. Ir. Irvan, M.Si., Ketua Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Ir. Fatimah. M.T., Sekretaris Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Ir. Turmuzi, M.S., dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan masukan, motivasi dan bimbingan serta pengertian kepada Penulis selama penulisan Tugas Akhir ini.
4. Ibu Ir. Renita Manurung, M.T., Koordinator Tugas Akhir Departemen Teknik Kimia, dosen pembimbing II dan dosen penguji I yang telah banyak memberikan masukan, motivasi dan bimbingan serta pengertian kepada Penulis selama penulisan Tugas Akhir ini.
5. Ibu Dr. Ir. Hamidah Harahap, M.Sc dan Bapak Dr. Eng. Ir. Irvan, M.Si., dosen penguji II dan III, telah banyak memberikan masukan dan evaluasi pada penyelesaian Tugas Akhir ini.
6. Bapak dan Ibu dosen staf pengajar Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
7. Seluruh pegawai Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
(6)
8. Ayahanda M. Simamora dan Ibunda H. Situmeang, serta kakanda Jackson, Verianty, Sutrisno dan adinda Frans yang selalu memotivasi dan tidak henti berdoa agar penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
9. Sriwil Damanik, sebagai teman seperjuangan Penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
10.Kawan –kawan di Angkatan ’07 (Bresman, Jenal, Ganda L, Ganda S, Julius, Daniel, Boyke, Harmaja, Rumintang, Yanti, Windi, Amelia, dan Ratih) yang telah banyak memberikan masukan, doa dan motivasinya kepada Penulis. Teristimewa buat Frejer, Melva dan Yessi yang sangat membantu dalam memperjuangkan penyelesaian Tugas Akhir ini.
11.KK Shine (kak Titi, kak Imelda, Rumi, Frejer) dan adik-adik KK (Nofriko, Jernika, Dewi, Ruben, Maria, Margareta, Pali) atas doa dan motivasinya kepada Penulis.
12.Bang Simon Tampubolon, atas doa, pengertian, kasih dan inspirasin agar Penulis memberikan yang terbaik selama tahap penyelesaian Tugas Akhir hingga selesai.
13.Teman-teman di Koordinasi UKM KMK UP FT 2010-2011.
14.Abang dan Kakak Alumni dan senior yang tidak tersebutkan namanya yang telah banyak memberikan masukan, doa dan motivasinya kepada Penulis. 15.Adik – Adik di Teknik Kimia USU yang tidak tersebutkan namanya yang
telah banyak memberikan bantuan, masukan, doa dan motivasinya kepada Penulis.
16.Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu namanya yang juga turut memberikan bantuan kepada penulis dalam penyelesain tugas akhir ini. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan baik isi ataupun kesalahan penulisan tugas akhir ini. Oleh karena itu Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca sehingga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
(7)
(Sartika M.S. Simamora)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
INTISARI ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTRA PUSTAKA ... xiv BAB I PENDAHULUAN ... I-1 1.1 Latar Belakang ... I-1 1.2 Perumusan Masalah ... I-2 1.3 Tujuan Pra-Rancangan Pabrik ... I-3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... II-1 2.1 Silikon Karbida ... II-1 2.2 Sifat-Sifat Bahan yang Terlibat dalam Proses ... II-2 2.2.1 Sifat-Sifat Bahan-Bahan Baku ... II-2 2.2.1.1 Pasir Silika ... II-2 2.2.1.2 Karbon ... II-3 2.2.1.3 Besi Posfat ... II-3 2.2.1.4 Natrium Silikat ... II-4 2.2.2 Sifat- sifat Produk ... II-4 2.2.2.1 Silikon Karbida (SiC) ... II-4 2.3 Aplikasi Silikon Karbida ... II-4 2.4 Proses Pembuatan Silikon Karbida ... II-6 2.5 Deskripsi Proses ... II-8 2.5.1 Unit Proses Produksi ... II-8 2.5.2 Unit Pemanfaatan Gas Buang ... II-9
(8)
BAB III NERACA MASSA... III-1 3.1 Mixer (M-101) ... III-1 3.2 Pelletizing Machine (L-102) ... III-2 3.3 Burner (B-101) ... III-2 3.4 Rotary Kiln Preheater (B-102) ... III-3 3.5 Electric Furnace (B-103) ... III-3 3.6 Mixing Point (M-102) ... III-4 3.7 Steam Boiler (E-201) ... III-4 BAB IV NERACA ENERGI ... IV-1 4.1 Pelletizing Machine (L-102) ... IV-1 4.2 Bucket Elevator (C-110) ... IV-1 4.3 Burner (B-101) ... IV-2 4.4 Rotary KilnPre-Heater (B-102) ... IV-2 4.5 Electric Furnace (B-103) ... IV-3 4.6 Cooling Yard (A-101) ... IV-3 4.6 Mixing Point (M-102) ... IV-4 4.7 Gas Turbine (JJ-201)... IV-4 4.8 Steam Boiler (E-201) ... IV-5 4.9 Steam Turbine (JJ-202) ... IV-5 BAB V SPESIFIKASI PERALATAN ... V-1 5.1 Gudang Penyimpanan FePO4 (TT-101) ... V-1 5.2 Gudang Penyimpanan Pasir Silika (SiO2) (TT-102)... V-1 5.3 Gudang Penyimpanan Coke (TT-103) ... V-2 5.4 Tangki Penyimpanan Larutan 10Na2O.30SiO2.60H2O
(TT-104) ... V-2 5.5 Belt Conveyor (C-101) ... V-3 5.6 Belt Conveyor (C-102) ... V-3 5.7 Belt Conveyor (C-103) ... V-3 5.8 Belt Conveyor (C-104) ... V-4 5.9 Belt Conveyor (C-105) ... V-4 5.10 Belt Conveyor (C-106) ... V-4 5.11 Screen (S-101) ... V-5
(9)
5.12 Grinder (SR-101) ... V-5 5.13 Grinder (SR-102) ... V-5 5.14 Pompa (P-101) ... V-6 5.15 Belt Conveyor Feeder (C-107) ... V-6 5.16 Bucket Elevator (C-108) ... V-8 5.17 Storage Bins (TT-105) ... V-9 5.18 Screw Conyeyor (C-109) ... V-10 5.19 Mixer (M-101) ... V-11 5.20 Pelletizing Machine (L-102) ... V-12 5.21 Bucket Elevator (C-110) ... V-12 5.22 Kompresor Udara (JC-101) ... V-13 5.23 Rotary Kiln Preheater (B-102) ... V-13 5.24 Kompresor Udara (JC-102) ... V-13 5.25 Electric Furnace (B-103) ... V-14 5.26 Belt Conveyor (C-111) ... V-14 5.27 Belt Conveyor (C-112) ... V-15 5.28 Crusher (SR-103) ... V-15 5.29 Belt Conveyor (C-113) ... V-15 5.30 Bucket Elevator (C-114) ... V-16 5.31 SiC Silo (TT-106) ... V-16 5.32 Belt Conveyor (C-115) ... V-17 5.33 Gudang Penyimpanan Produk SiC (TT-107) ... V-17 5.34 Kompresor Gas Buang (JC-103) ... V-17 5.35 Kompresor Gas Buang (C-104) ... V-18 5.36 Gas Turbine (JJ-201) ... V-18 5.37 Steam Boiler (E-201) ... V-19 5.38 Steam Turbine (JJ-202) ... V-19 5.39 Cooling Yard (A-101) ... V-20 BAB VI INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA ... VI-1 6.1 Instrumentasi ... VI-1 6.2 Keselamatan Kerja Pabrik ... VI-5 6.3 Keselamatan Kerja Pada Pabrik Pembuatan Silikon Karbida ... VI-6
(10)
6.3.1 Pencegahan Terhadap Kebakaran dan Ledakan ... VI-6 6.3.2 Pencegahan Terhadap Bahaya Mekanis ... VI-8 6.3.3 Pencegahan Terhadap Bahaya Listrik ... VI-9 6.3.4 Menggunakan Alat Pelindung Diri (ADP) ... VI-10 6.3.5 Penyediaan Poliklinik di Lokasi Pabrik ... VI-11 BAB VII UTILITAS... VII-1
7.1 Kebutuhan Air ... VII-1 7.1.1 Penyaringan ( Screening) ... VII-4 7.1.2 Pengendapan ... VII-4 7.1.3 Klarifikasi ... VII-5 7.1.4 Filtrasi ... VII-6 7.1.5 Demineralisasi ... VII-8 7.1.6 Deaerasi ... VII-12 7.2 Kebutuhan Listrik ... VII-12 7.3 Kebutuhan Bahan Bakar ... VII-12 7.4 Kebutuhan Bahan Kimia ... VII-13 7.5 Unit Pengolahan Limbah ... VII-13
7.5.1 Bak Penampungan (BP) ... VII-14 7.5.2 Bak Pengendapan Awal (BPA) ... VII-15 7.5.3 Bak Netralisasi (BN) ... VII-15 7.5.5 Tangki Sedimentasi (TS)... VII-17 7.6 Spesifikasi Peralatan Utilitas ... VII-18 7.6.1 Screening (SC) ... VII-18 7.6.2 Bak Sedimentasi (BS) ... VII-18 7.6.3 Clarifier (CL-01) ... VII-18 7.6.4 Tangki Pelarutan Alum (TP-01)... VII-19 7.6.5 Tangki Pelarutan Soda Abu (TP-02) ... VII-19 7.6.6 Bak Penampung Hasil Clarifier (BP-02) ... VII-20 7.6.7 Tangki Sand Filter (SF-01) ... VII-20 7.6.8 Tangki Utilitas (TU-01) ... VII-20 7.6.9 Menara Air (M-01) ... VII-21 7.6.10 Tangki Pelarutan Asam Sulfat (TP-03) ... VII-21
(11)
7.6.11 Cation Exchanger (CE-01) ... VII-22 7.6.12 Tangki Pelarutan NaOH (TP-04) ... VII-22 7.6.13 Anion Exchanger (AE-01)... VII-23 7.6.14 Dearator (DE-01) ... VII-23 7.6.15 Tangki Pelarutan Kaporit ... VII-24 7.6.16 Tangki Domestik ... VII-24 7.6.17 Pompa Screening (PU-01) ... VII-24 BAB VIII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK ... VIII-1 8.1 Landasan Teori ... VIII-1 8.2 Lokasi Pabrik ... VIII-1 8.3 Tata Letak Pabrik ... VIII-4 8.4 Perincian Luas Tanah ... VIII-7 BAB IX ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN ... IX-1 9.1 Manajemen Perusahaan ... IX-2 9.1.1 Perencanaan (planning) ... IX-2 9.1.2 Pengorganisasian (organizing) ... IX-3 9.1.3 Pengarahan (coordinating) ... IX-3 9.1.4 Pengendalian (controling) ... IX-3 9.2 Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab ... IX-8 9.2.1 Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ... IX-8 9.2.2 Dewan Komisaris ... IX-8 9.2.3 Direktur... IX-8 9.2.4 Staf Ahli... IX-9 9.2.5 Sekretaris ... IX-9 9.2.6 Manajer Produksi... IX-9 9.2.7 Manajer Teknik ... IX-9 9.2.8 Manajer Umum dan Keuangan ... IX-10 9.2.9 Manajer Pembelian dan Pemasaran ... IX-10 9.3 Sistem Kerja ... IX-10 9.4 Jumlah Karyawan dan Tingkat Pendidikan ... IX-12 9.5 Sistem Penggajian ... IX-13 9.6 Tata Tertib ... IX-15
(12)
9.7 JAMSOSTEK dan Fasilitas Tenaga Kerja ... IX-16 BAB X ANALISIS EKONOMI ... X-1 10.1 Modal Investasi ... X-1 10.1.1 Modal Investasi Tetap / Fixed Capital Investment (FCI). X-1 10.1.2 Modal Kerja / Working Capital (WC) ... X-3 10.2 Biaya Produksi Total (BPT) / Total Cost (TC) ... X-4 10.2.1 Biaya Tetap (BT) / Fixed Cost (FC) ... X-4 10.2.2 Biaya Variabel (BV)/ Variable Cost (VC) ... X-4 10.3 Total Penjualan ... X-5 10.4 Bonus Perusahaan ... X-5 10.5 Perkiraan Rugi/Laba Usaha ... X-5 10.6 Analisa Aspek Ekonomi ... X-5 10.6.1 Profit Margin (PM) ... X-5 10.6.2 Break Even Point (BEP) ... X-6 10.6.3 Return on Investment (ROI) ... X-6 10.6.4 Pay Out Time (POT) ... X-7 10.6.5 Return on Network (RON) ... X-7 10.6.6 Internal Rate of Return (IRR) ... X-7 BAB XI KESIMPULAN ... XI-1 DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA ... LA-1 LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA ENERGI ... LB-1 LAMPIRAN C PERHITUNGAN SPESIFIKASI PERALATAN ... LC-1 LAMPIRAN D PERHITUNGAN SPESIFIKASI PERALATAN UTILITAS . LD-1 LAMPIRAN E PERHITUNGAN ASPEK EKONOMI ... LE-1
(13)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 8.1 Peta lokasi pabrik Silikon Karbida ... VIII-2 Gambar 8.2 Tata Letak Pabrik Silikon Karbida ... VIII-8 Gambar 9.1 Struktur Organisasi Pabrik Pembuatan Silikon Karbida dari
Pasir Silika dan Karbon ... IX-7 Gambar D.1 Sketsa Sebagian Bar Screen (dilihat dari atas) ... LD-1 Gambar D.2 Sketsa pompa PU-01 (dilihat dari samping) ... LD-2 Gambar D.3 Sketsa 3D Bak Sedimentasi ... LD-7 Gambar D.4 Sketsa clarifier (C-701)... LD-8 Gambar D.5 Sketsa pengaduk tangki pelarutan alum ... LD-14 Gambar D.6 Sketsa pengaduk tangki pelarutan soda... LD-18 Gambar D.7 Sketsa 3D Bak penampung sementara hasil clarifier ... LD-19 Gambar D.8 Sketsa menara air (M-01) ... LD-25 Gambar D.9 Sketsa pengaduk tangki pelarutan asam sulfat ... LD-30 Gambar D.10 Sketsa pengaduk tangki pelarutan NaOH ... LD-35 Gambar D.11 Sketsa pengaduk tangki pelarutan Kaporit ... LD-42 Gambar E.1 Linearisasi cost index dari tahun 2003 – 2008 ... LE-4 Gambar E.2 Harga Peralatan untuk Tangki Penyimpanan (Storage) dan
Tangki Pelarutan (Peters et.al., 2004) ... LE-5 Gambar E.3 Grafik BEP ... LE-29
(14)
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Statistik Impor Silikon Karbida ... I-2 Tabel 3.1 Neraca massa pada Tangki Mixer (M-101) ... III-1 Tabel 3.2 Neraca massa pada Pelletizing Machine (L-102)... III-2 Tabel 3.3 Neraca massa pada Burner (B-101) ... III-2 Tabel 3.4 Neraca Massa Rotary Kiln Preheater (B-102) ... III-3 Tabel 3.5 Neraca Massa di Electric Furnace (B-103) ... III-3 Tabel 3.6 Neraca Massa di Mixing Point (M-102) ... III-4 Tabel 3.7 Neraca Massa di Steam Boiler (E-201) ... III-4 Tabel 4.1 Neraca Panas Pelletizing Machine (L-101)... IV-1 Tabel 4.2 Neraca Panas Bucket Elevator (C-110) ... IV-1 Tabel 4.3 Neraca Panas pada Burner (B-101) ... IV-2 Tabel 4.4 Neraca Panas Rotary KilnPre-Heater (B-102) ... IV-2 Tabel 4.5 Neraca Panas Electric Furnace (B-103) ... IV-3 Tabel 4.6 Neraca Panas Cooling Yard (A-101) ... IV-3 Tabel 4.6 Neraca Panas Mixing Point (M-102) ... IV-4 Tabel 4.7 Neraca Panas Turbin Gas (JJ-201) ... IV-4 Tabel 4.8 Neraca Panas Steam Boiler (E-201) ... IV-5 Tabel 4.9 Neraca Panas Turbin Uap (JJ-202) ... IV-5 Tabel 6.1 Daftar Instrumentasi pada Pra Rancangan Pabrik Pembuatan
Silikon Karbida ... VI-5 Tabel 7.1 Kebutuhan air untuk proses ... VII-1 Tabel 7.2 Pemakaian air untuk berbagai kebutuhan ... VII-3 Tabel 7.3 Kualitas Air Sungai Peusagan, daerah Lhouksumawe ... VII-3 Tabel 7.4 Spesifikasi Pompa Pengolahan Air ... VII-25 Tabel 8.1 Perincian Luas Areal Pabrik... VIII-7 Tabel 9.1 Jadwal Kerja Karyawan Shift ... IX-10 Tabel 9.2. Jumlah Karyawan dan Kualifikasinya ... IX-11 Tabel 9.3 Perincian Gaji Karyawan ... IX-12 Tabel A.1 Neraca massa pada Tangki Mixer (M-101) ... LA-4 Tabel A.2 Neraca massa pada Pelletizing Machine (L-102)... LA-5 Tabel A.3 Neraca massa pada Burner (B-101) ... LA-10
(15)
Tabel A.4 Neraca massa pada Rotary Kiln Preheater (B-102) ... LA-12 Tabel A.5 Neraca massa pada Electric Furnace (B-103) ... LA-15 Tabel A.6 Neraca Massa pada Mixing Point (M-102) ... LA-17 Tabel A.7 Neraca massa pada Steam Boiler (E-201) ... LA-18 Tabel B.1 Data Kapasitas Panas Komponen Cair ( J/mol K) ... LB-2 Tabel B.2 Data Kapasitas Panas Komponen Gas ( J/mol K) ... LB-2 Tabel B.3 Kapasitas Panas Padatan (s) ... LB-2 Tabel B.4 Data Panas Reaksi Pembentukan ... LB-3 Tabel B.5 Neraca Energi pada Pelletizing Machine (L-102) ... LB-5 Tabel B.6 Neraca Energi pada Bucket Elevator... LB-7 Tabel B.7 Neraca Energi pada Burner (B-101) ... LB-14 Tabel B.8 Neraca Energi pada Rotary KilnPre-Heater (B-102) ... LB-17 Tabel B.9 Neraca Panas pada Electric Furnace (B-103) ... LB-22 Tabel B.10 Neraca Energi Mixing Point (M-102) ... LB-26 Tabel B.11 Neraca Energi Turbin Gas (JJ-201)... LB-29 Tabel B.12 Neraca Energi pada Steam Boiler (E-201) ... LB-32 Tabel B.13 Neraca Energi pada Turbin Uap (JJ-202)... LB-35 Tabel C.1 Komposisi bahan yang masuk ke mixer (M-101) ... LC-39 Tabel C.2 Komposisi bahan yang masuk ke Pelletizing Machine (L-102) . LC-42 Tabel C.3 Komposisi bahan yang masuk Rotary kiln Preheater (B-102) ... LC-47 Tabel C.4 Komposisi bahan yang masuk ke Reduction Furnace (B-103) ... LC-51 Tabel C.5 Perhitungan Densitas Campuran ... LC-61 Tabel C.6 Komposisi bahan yang masuk ke Kompresor Gas Buang
(C-103) ... LC-65 Tabel C.7 Komposisi bahan yang masuk ke Kompresor Gas Buang
(C-104) ... LC-67 Tabel E.1 Perincian Harga Bangunan ... LE-2 Tabel E.2 Harga Indeks Marshall dan Swift ... LE-3 Tabel E.3 Estimasi Harga Peralatan Proses ... LE-6 Tabel E.4 Estimasi Harga Peralatan Utilitas... LE-7 Tabel E.5 Biaya Sarana Transportasi ... LE-11 Tabel E.6 Perincian Gaji Pegawai ... LE-15
(16)
Tabel E.7 Perincian Biaya Kas ... LE-17 Tabel E.8 Perincian Modal Kerja ... LE-18 Tabel E.9 Aturan depresiasi sesuai UU Republik Indonesia No. 17 Tahun
2000 ... LE-19 Tabel E.10 Perhitungan Biaya Depresiasi sesuai UURI No. 17 Tahun 2000 LE-20 Tabel E.11 Data Perhitungan Internal Rate of Return (IRR) ... LE-28 Tabel E.12 Data Perhitungan BEP... LE-30
(17)
INTISARI
Silikon karbida dibuat dari bahan baku utama pasir silika dan karbon. Bahan baku dicampur di dalam mixer kemudian dilebur di dalam furnace listrik dengan kondisi operasi 16000C dan tekanan 1 atm. Silikon karbida yang dihasilkan berupa granula.
Pabrik silikon karbida ini direncanakan akan berproduksi dengan kapasitas 30.000 ton/tahun (3.787,8788 kg/jam) dan beroperasi selama 330 hari kerja dalam setahun. Lokasi pabrik yang direncanakan adalah daerah hilir Sungai Peusangan, Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam, dengan luas tanah yang dibutuhkan sebesar 12.200 m2. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pabrik sebanyak 170 orang. Bentuk Badan usaha yang direncanakan adalah Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh seorang direktur dengan struktur organisasi garis dan staff.
Hasil analisa ekonomi pabrik Silikon karbida adalah sebagai berikut: Total Modal Investasi : Rp 1.219.742.981.333,-
Biaya Produksi : Rp 252.146.642.195,- Hasil Penjualan : Rp 929.999.978.424,- Laba Bersih : Rp 280.036.930.075,- Profit Margin : 43,31 %
Break Even Point : 52,01 % Return on Investment : 23,78 % Pay Out Time : 4,21 tahun Return on Network : 39,63 % Internal Rate of Return : 36,38
Dari hasil analisa aspek ekonomi dapat disimpulkan bahwa pabrik pembuatan silikon karbida ini layak untuk didirikan.
(18)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini pemerintah Indonesia menitikberatkan pembangunan pada sektor industri, termasuk industri kimia sebagai salah satu strategi pembangunan nasional. Pembangunan sektor industri bertujuan untuk memperkuat struktur ekonomi nasional, meningkatkan daya tahan perekonomian nasional dan menciptakan iklim usaha yang baik, yang dapat menyerap tenaga kerja sehingga dapat mendorong berkembangnya sektor lain. Perkembangan industri kimia di Indonesia telah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini tampak dengan bertambahnya jumlah pabrik kimia di Indonesia.
Untuk menopang kelangsungan industri-industri yang bergerak dalam
menghasilkan barang jadi maka dibutuhkan industri yang dapat menghasilkan bahan intermediet. Sampai saat ini kebutuhan bahan baku dan bahan penunjang di
Indonesia masih banyak didatangkan dari luar negeri. Jika bahan baku dan bahan penunjang tersebut bisa dihasilkan di dalam negeri, hal ini tentu akan menghemat devisa. Di samping dapat menghasilkan barang jadi, kebutuhan akan bahan baku dan bahan penunjang lain ada di Indonesia.
Salah satu industri yang dimaksudkan adalah industri bahan yang beroperasi pada suhu tinggi sehingga memerlukan penggunaan tanur. Contoh produk yang dihasilkan dengan cara ini antara lain bahan-bahan keramik, refraktori dan abrasif, seperti, silikon karbida, aluminium oksida, kalsium karbida dan sebagainya. Silikon karbida merupakan salah satu material keramik non-oksida paling penting, dihasilkan pada skala besar dalam bentuk bubuk (powder), bentuk cetakan, dan lapisan tipis. Sekarang ini, SiC merupakan salah satu material yang memiliki kegunaan yang besar dan memiliki peranan penting dalam berbagai industri seperti industri penerbangan dan angkasa, elektonik, industri tanur, dan industri-industri komponen mekanik berkekuatan tinggi. Umumnya, industri metalurgi, abrasif dan refraktori juga merupakan pengguna SiC dalam jumlah paling besar (Kirk dan Othmer, 1981). Penggunaan sebagai refraktori dan untuk metalurgi hampir sekitar 70 % dari produksi silikon karbida (Austin, 1996).
(19)
China merupakan negara produsen SiC terbesar di dunia dengan produksi SiC hampir 600.000 ton per tahun dan diikuti oleh Amerika Serikat, Jepang, Korea, Meksiko dan negara-negara Eropa. Adapun Amerika Serikat, Jepang, Korea, dan Meksiko sendiripun masih mengimpor bahan SiC dari Cina. Sedangkan di Indonesia, untuk keperluan industri, masih mengimpor SiC dari negara lain karena belum ada pabrik pembuatan SiC di Indonesia (Asian Metal Ltd, 2007). Tabel 1.1 menunjukkan statistik data impor kebutuhan SiC di Indonesia .
Tabel 1.1 Data Statistik Impor Silikon Karbida
Tahun Kebutuhan Silika Karbida (kg) 2004
2005 2006 2007 2008 2009 2010
3.716.331 3.827.861 2.808.650 2.879.071 4.540.125 1.898.652 3.051.087 (sumber: www.bps.go.id, 2011)
Industri pembuatan SiC patut di kembangkan, mengingat jumlah bahan baku pembuatan silikon karbida yang sangat melimpah di Indonesia. Di samping itu, pertimbangan lain yang melatarbelakangi berdirinya pabrik SiC ini, pada prinsipnya adalah sama dengan sektor-sektor lain yaitu untuk melakukan usaha yang secara sosial-ekonomi cukup menguntungkan, karena lokasi Indonesia yang strategis untuk mengekspor produk ke negara-negara yang maju yang membutuhkan SiC.
1.2 Perumusan Masalah
Silikon karbida (SiC) cenderung masih dibutuhkan untuk memenuhi keperluan dalam negeri dan luar negeri, sehingga perlu dikaji untuk memproduksi silikon karbida di Indonesia dengan cara menganalisa pra rancangan pabrik.
(20)
1.3 Tujuan Pra Rancangan Pabrik
Pra rancangan pabrik pembuatan silikon karbida ini bertujuan untuk menerapkan disiplin Ilmu Teknik Kimia, khususnya pada mata kuliah Perancangan Pabrik Kimia, Perancangan Proses Teknik Kimia, Teknik Reaktor, dan Operasi Teknik Kimia, sehingga akan memberikan gambaran kelayakan pra rancangan pabrik pembuatan silikon karbida.
Tujuan lain dari pra rancangan pabrik pembuatan silikon karbida ini adalah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang selama ini masih banyak diimpor dari negara lain dan selanjutnya dikembangkan untuk tujuan ekspor. Selain itu, diharapkan dengan berdirinya pabrik ini akan memberi lapangan pekerjaan dan memicu peningkatan produktifitas rakyat yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
(21)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Silikon Karbida
Sebelum tahun 1891, semua kebutuhan bahan abrasif yang digunakan adalah bahan-bahan alam, seperti intan, korundum, dan kuarsa. Adapun bahan-bahan abrasif terus berkembang karena dibutuhkan dalam pembuatan berbagai suku alat presisi untuk kendaraan bermotor, pesawat terbang, mesin, cetakan dan berbagai barang-barang buatan industri lainnya. Karena jumlahnya yang sedikit di alam, maka mulai dipikirkan untuk memproduksi bahan-bahan tersebut secara sintetis. Produksi SiC sintetis pertama kali dipatenkan oleh Edward Acheson pada 1893 serta memperkenalkan electric batch furnace sebagai alat produksi SiC yang sampai saat ini masih dipakai dan mendirikan The Carborundum Company, untuk membuat SiC yang secara luas digunakan sebagai bahan abrasive (Anonim, 2011a).
Silkon karbida atau juga dikenal dengan carborundum adalah suatu turunan senyawa silikon dengan rumus molekul SiC, terbentuk melalui ikatan kovalen antara unsur Si dan C (Anonim, 2011a). Silikon karbida merupakan salah satu material keramik non-oksida paling penting, dihasilkan pada skala besar dalam bentuk bubuk (powder), bentuk cetakan, dan lapisan tipis. Teknik untuk membentuk bubuk SiC menjadi bentuk keramik dengan menggunakan agen pengikat, kemudian memberi pengaruh yang besar terhadap nilai komersial SiC. Sekarang ini, SiC merupakan salah satu material yang memiliki kegunaan yang besar dan memiliki peranan penting dalam berbagai industri seperti industri penerbangan dan angkasa, elektonik, industri tanur, dan industri-industri komponen mekanik berkekuatan tinggi. Umumnya, industri metalurgi, abrasif dan refraktori juga merupakan pengguna SiC dalam jumlah paling besar (Kirk dan Othmer, 1981).
Aplikasi silikon karbida (SiC) dalam industri karena sifat mekaniknya yang sangat baik, konduktivitas listrik dan termal tinggi, ketahanan terhadap oksidasi kimia sangat baik, dan SiC berpotensi untuk fungsi keramik atau semikonduktor temperatur tinggi. SiC juga memiliki sifat-sifat penting sebagai berikut: unggul tahan oksidasi, unggul tahan rayapan, kekerasan tinggi, kekuatan mekanik baik, Modulus Young sangat tinggi, korosi baik dan tahan erosi, dan berat relatif rendah.
(22)
Material-material mentah SiC relatif murah, dan dapat dibuat dalam bentuk-bentuk kompleks, dimana memungkinkan disiasati melalui proses fabrikasi konvensional. Hasil akhir mempunyai harga kompetitif disamping menawarkan keuntungan-keuntungan teknis yang unggul dan berdaya guna lebih dari material-material penyusunnya (Suparman, 2010).
2.2 Sifat-Sifat Bahan yang Terlibat dalam Proses 2.2.1 Sifat-Sifat Bahan-Bahan Baku
2.2.1.1 Pasir Silika
1. Nama : Silica Dioxide
2. Rumus molekul : SiO2
3. Berat molekul : 60,08 g/mol
4. Bentuk : Padatan
5. Warna : Putih
6. Densitas : 2.648 kg/m3 7. Titik leleh : 1.515°C 8. Titik didih : 2.230 °C
9. Kelarutan dalam air : 0,012 g/100 mL
10. Kapasitas panas : - c, quartz, α : 10,87 + 0,008712T – 241200/T2 (273 K-873 K)
11. Panas pembentukan (ΔH) pada 2η ºC : - 203,35 kcal/mol 12. Energi bebas pembentukan pada 25 ºC : - 190,4 kcal/mol 13. Dekomposisi tetraetil ortosilikat pada suhu 680 – 730°C
menghasilkan silika dioksida:
Si(OC2H5)4 SiO2 + H2O + 2C2H4
14. Oksidasi SiH4 pada suhu 400-4500C menghasilkan silika dioksida SiH4 + 2O2 SiO2 + 2H2O
(23)
2.2.1.2. Karbon
1. Nama : Carbon
2. Rumus molekul : C
3. Bentuk : Padatan
4. Warna : Hitam
5. Struktur atom : heksagonal
6. Berat atom : 12,0107 g/mol
7. Titik lebur : 3652 oC
8. Densitas : 1,9 – 2,3 g/cm3
9. Kapasitas panas pada 25 oC : 8,517 J/mol K
Kapasitas panas :2,673 + 0,002617T-116900/T2
(273 K-1373 K)
(Sumber : Anonim 2011c ; Perry’s, 2007; Barin dan Gregor, 199η)
2.2.1.3Besi Posfat
1. Nama : Iron phosphate
2. Rumus molekul : FePO4
3. Bentuk : Padatan
4. Warna : krem
5. Berat molekul : 150,8164 g/mol
6. Titik lebur : 1240 oC
7. Densitas : 2870 kg/m3
8. Kapasitas panas pada 25 oC : 93,5 J/mol K
9. Panas pembentukan (ΔH) pada 2η ºC : - 1287,5 kJ/mol 10. Energi bebas pembentukan pada 25 ºC : 12.284,607 kJ/mol (Sumber : Anonim. 2011d; Perry’s, 2007; Barin dan Gregor, 199η)
(24)
2.2.1.4Natrium Silikat
1. Nama : Sodium silicate
2. Rumus molekul : 10NaO.30SiO2.60H2O
3. Wujud : Larutan
4. Warna : Putih
5. Berat molekul : 140,0806 gr/mol
6. Densitas : 1428,889 kg/m3
7. Entalpi pembentukan standar : 1561,43 kJ/mol (Sumber : Anonim, 2011e)
2.2.2 Sifat-Sifat Produk
2.2.2.1 Silikon Karbida (SiC)
1. Nama : Silicon carbide
2. Rumus molekul : SiC
3. Berat molekul : 40,0962 gr/mol
4. Young’s modulus of elasticity : 3896 Kbar
5. Densitas : 2.923,8574 kg/m3
6. Titik leleh : 2830 oC
7. Indeks refraksi (nD) : 2,55
8. Mobilitas elektron : 900 cm2/(V-s) (Sumber : Anonim, 2011f dan Anonim, 2011g)
2.3 Aplikasi Silikon Karbida
SiC yang termasuk dalam bahan keramik memiliki beberapa kelebihan yang dapat digunakan pada bidang industri dan otomotif. Pada kondisi tertentu dapat lebih memenuhi criteria yang diperlukan bila dibandingkan dengan logam, karena keunggulannya yang tahan korosi, gesekan, dan temperatur tinggi. Selanjutnya akan dijelaskan berbagai aplikasi silicon karbida sebagai bahan keramik.
1. Furnace
Proses-proses industri kebanyakan selalu membutuhkan temperatur tinggi dan bahan yang tetap stabil pada temperatur dan kondisi lingkungan tertentu. Pada kasus pembentukan logam diperlukan suatu bahan yang
(25)
mampu bertahan pada sifat kimia yang korosif, temperatur, dan tekanan tinggi. Satu-satunya bahan yang mampu memenuhi syarat diatas adalah bahan keramik seperti SiC. Dengan penggunaan SiC sebagai bahan dinding
furnace maka temperatur, tekanan, dan sifat kimia yang korosif bukan masalah lagi.
2. Elemen Panas
Beberapa bahan keramik memiliki suatau derajat tingkat hantaran elektrik terbatas dengan hambatan listrik tertentu. Pada saat listrik berusaha untuk melewatinya, panas akan dihasilkan. Contoh keramik yamg dapat digunakan elemen pemanas adalah SiC.
3. Alat Penukar Panas
Alat penukar panas atau heat exchanger memiliki tujuan untuk menggunakan kembali panas yang merupakan buangan untuk memanaskan udara yang akan digunakan untuk proses pembakaran. Dengan menggunakan bahan keramik dapat dihasilkan pengurangan bahan bakar yang digunakan sampai 50%.
4. Motor Bakar
Salah satu contoh penggunaan SiC dalam motor bakar adalah turbine inlet guide vanes. Komponen turbine inlet guide vanes digunakan untuk menghasikan aliran udara pendingin gas turbine engine. Pada penggunaan keramik SiC yang lebih tahan terhadap temperatur tinggi dapat membuat sistem pendingin bekerja dengan baik bila dibandingkan dengan material lainnya. Apabila sistem pendingin pada turbine engine dapat bekerja dengan baik akan berdampak pada emisi gas buang NOx dan CO yang dihasilkan sebagai hasil dari pembakaran.
5. Seal
Seal adalah suatu alat untuk mencegah kebocoran pada dua permukaan material yang bersinggungan. Pemakaian seal biasanya banyak digunakan pada mesin-mesin yang bertemperatur dan bertekanan tinggi. Oleh karena itu, karateristik material seal haruslah bertahan baik pada temperatur dan tekanan tinggi untuk jangka waktu yang lama, seperti bahan keramik.
(26)
6. Ceramic Ball
Ceramic ball biasanya digunakan pada bearing, valve, dan sebagai
grinding ball.
7. Bahan Abrasif
SiC merupakan bahan keramik yang juga bersifat abrasive sehingga dapat digunakan untuk berbagai keperluan industri seperti mengikis, menghaluskan, membuat kasar mauoun memotong permukaan benda kerja. (Kirk dan Othmer, 1981)
2.4 Proses Pembuatan Silikon Karbida
Proses Pembuatan Silikon Karbida merupakan reaksi karbotermal yakni proses yang melibatkan reaksi antara kuarsa dengan tingkat kemurnian tinggi atau pecahan-pecahan kuarsit dengan karbon (grafit, karbon black atau batu bara pada temperatur antara 1600°C - 2500°C). Disebut reaksi Acheson karena pertama kali ditemukan Edward Acheson dengan menggunakan tanur listrik yang pada saat itu juga baru diperkenalkan (Austin, 1996).
Karbon didapat dari kokas migas dan pasirnya mengandung 98 sampai 99,5 % silika. Persamaan reaksinya dapat digambarkan menurut reaksi berikut:
1. SiO2 + 2C Si + 2CO ∆H = + θ0θ kJ 2. Si + C SiC ∆H = - 127,7 kJ Sehingga reaksi totalnya dapat dituliskan sebgai berikut:
SiO2 + 3C SiC + 2CO ∆H = + 478,3 kJ
Lowe, 1958, menemukan proses pembuatan bubuk silikon karbida dengan menambahkan komposisi dan campuran bahan baku yang berbeda untukmendapatkan konversi yang lebih tinggi seperti di berikut ini.
Komposisi % berat
Pasir silika, SiO2 160 mesh 56,5
Karbon, C 160 mesh 36
Larutan natrium silikat, 10Na2O30SiO260H2O 6,5
(27)
Campuran dipanaskan dalam tanur bersuhu 16000C selama dua jam, diperoleh hasil berupa 87% berat silikon karbida, sisanya impurities berupa SiO2 (4,93%), C (3,21%), Na2O (2,60%) dan FePO4 (2,26%) (Lowe, 1958).
Proses pembuatan silikon karbida meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
2.4.1 Tahap Persiapan Bahan Baku
Pada tahap ini dilakukan pemisahan bahan baku dari pengotor-pengotornya, penggilingan, penimbangan serbuk bahan baku sesuai komposisi masing-masing.
2.4.2 Tahap Pencampuran Bahan Baku
Pada tahap ini seluruh bahan baku yang sudah sesuai komposisi dicampur dalam mixer. Dilakukan pengadukan seluruh campuran bahan baku agar campuran menjadi homogen dan mempermudah saat peleburan.
2.4.3Tahap Peleburan (Melting)
Pada tahap ini bahan baku yang sudah homogen dibuat dalam bentuk pellet dahulu sebelum dimasukkan ke dalam tungku (furnace) bersuhu 16000C. Selama proses peleburan, masing-masing bahan baku akan saling berinteraksi membentuk reaksi kimia. Pada tahap inilah terbentuk silika karbida (SiC). Tungku yang digunakan sebagai tempat meleburkan (meleburkan) campuran bahan baku adalah tanur listrik.
2.4.4 Tahap Pendinginan
Pada tahap pendinginan, bongkahan SiC yang terbentuk diturunkan temperaturnya pada cooling yard.
2.4.4 Tahap Pengemasan Produk
Pada tahap akhir, produk di haluskan dengan grinder untuk mendapatkan serbuk SiC yang diinginkan, lalu dikeringkan sebelum disimpan ke dalam silo SiC, dan di-packing. Kemasan prosuk dikirim ke gudang penyimpanan produk, dan siap dipasarkan.
(28)
2.5 Deskripsi Proses
2.5.1 Unit Proses Produksi
Bahan baku pasir silika di tampung dalam gudang penyimpanan (TT-102), lalu disalurkan dengan conveyor (C-102) menuju screening (S-101) kemudian dihaluskan dengan grinder (SR-101) menjadi serbuk berukuran 160 mesh. Karbon di alur yang berbeda dari tangki penyimpanan (TT-103) dihaluskan dengan grinder (SR-102) sampai berukuran 160 mesh. Seluruh bahan baku yang telah halus kemudian diangkut melalui belt conveyor untuk dibawa ke belt conveyor feeder (C-107). Dengan menggunakan bucket conveyor (C-108) bahan baku diangkut ke dalam
storage bins (TT-105), lalu diangkut melalui screw conveyor (C-109) untuk kemudian ditimbang sesuai komposisi masing-masing bahan baku yang diperlukan dengan menggunakan weigh scale (L-101). Bahan baku yang sudah sesuai dengan komposisi dimasukkan ke dalam mixer (M-101) untuk diaduk secara merata. Pengadukan campuran bahan baku dalam suatu mixer dilakukan agar campuran menjadi homogen dan mempermudah proses peleburan (melting). Bahan baku yang sudah homogen dilewatkan pada pelletizing machine (L-102), selanjutnya dialirkan melalui bucket elevator (C-110) menuju rotary kiln pre-heater (B-102). Di dalam
rotary kiln pre-heater, bahan dipanaskan hingga suhu mencapai 617 0C. Panas yang digunakan dalam proses pemanasan ini berasal dari proses pembakaran gas alam dengan suhu pembakaran 863 0C di dalam burner (B-101). Dari rotary kiln pre-heater (B-102) bahan menuju electric furnace (B-103). Pada electric furnace terjadi reaksi antara karbon dengan silika pada suhu 16000C yang menghasilkan silikon karbida (SiC). Selama proses, masing-masing bahan baku akan saling berinteraksi membentuk reaksi kimia berikut:
SiO2 + 3C SiC + 2CO
Dengan konversi 96 %, diperoleh SiC dengan kemurnian 87%, sisa karbon 3,21 %, selebihnya silika dan abu. Setelah tahap reduksi, produk akan diteruskan ke
cooling yard (A-101) untuk diturunkan suhunya. Bongkahan silikon karbida berukuran besar diperkecil dengan crusher (SR-103), sehingga diperoleh produk berupa butiran granula silikon karbida yang disimpan ke dalam silo penyimpanan SiC (TT-106). Dari silo penyimpanan produk SiC dikemas di packaging machinery
(29)
2.5.3 Unit Pemanfaatan Gas Buang
Selama proses dihasilkan gas panas dalam jumlah yang besar, yakni gas buang dari rotary kiln pre-heater (B-102) yang terdiri dari oksigen (O2), nitrogen (N2), karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O), dengan suhu 6250C, tekanan 1 atm, serta gas buang dari electric furnace (B-103), yang terdiri dari gas karbodioksida (CO2) dan nitrogen (N2), dengan suhu 1400 0C, tekanan 1 atm. Dimana gas karbon monoksida (CO) yang dihasilkan dari reaksi peleburan dioksidasi oleh oksigen dari udara menghasilkan CO2. Gas buang dari rotary kiln pre-heater (B-102) dan gas buang dari electric furnace (B-103) dinaikkan tekanannya menjadi 5 atm, masing-masing dengan menggunakan compressor (JC-102) dan compressor (JC-103), untuk dialirkan menuju mixing point (M-201). Pada mixing point (M-201), gas-gas dari
rotarykiln pre-heater (B-102) dan electric furnace (B-103) dicampurkan, dan keluar sebagai gas panas dengan suhu 1.0310C, tekanan 5 atm. Campuran gas dimanfaatkan dalam gas turbine (JJ-201) untuk menghasilkan energi kinetik yang akan menggerakkan generator menghasilkan energi listrik. Gas keluar dari turbin pada suhu 600 0C, 1 atm, masih dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan uap. Uap dihasilkan dengan menggunakan steam boiler (E-201). Air umpan boiler dipompakan dari boiler feed water pump dengan tekanan 15 MPa, pada suhu 900C ke
steam boiler (E-201) untuk menghasilkan steam tekanan tinggi. Uap yang dihasilkan kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin uap (JJ-202) yang akan menggerakkan generator dan menghasilkan energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan dapat digunakan pada unit proses.
(30)
BAB III
NERACA MASSA
Hasil perhitungan mundur neraca massa pada proses produksi silikon karbida dari pasir silika dan karbon dengan kapasitas 20.000 ton/tahun, dapat diuraikan sebagai berikut :
Basis perhitungan = 1 jam operasi Waktu bekerja/tahun = 330 hari
1 hari = 24 jam
Satuan operasi = kg/jam
3.1 Mixer (M-101)
Tabel 3.1 Neraca massa pada Tangki Mixer (M-101)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam) Alur 5 Alur 4 Alur 6
10Na2O.30SiO2.60H2O 556,6371 - -
SiO2 - 4.838,4606 5.125,1287
C - 3.082,9129 3.082,9129
FePO4 - 85,6365 85,6365
Na2O - - 98,5025
H2O - - 171,4665
Subtotal 556,6371 8.007,0100 8.563,6471
(31)
3.2 Pelletizing Machine (L-102)
Tabel 3.2 Neraca massa pada Pelletizing Machine (L-102)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam) Alur 6 Alur 7 Alur 8
SiO2 5.125,1287 - 5.125,1287
C 3.082,9129 - 3.082,9129
FePO4 85,6365 - 85,6365
Na2O 98,5025 - 98,5025
H2O 171,4665 1.183,3687 1.354,8352
Subtotal 8.563,6471 1.183,3687 9.747,0158
Total 9.747,0158 9.747,0158
3.3 Burner (B-101)
Tabel 3.3 Neraca massa pada Burner (B-101)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam) Alur 10 Alur 11 Alur 13
CH4 482,0449 - -
C2H6 75,2953 - -
C3H6 18,4027 - -
C4H8 24,2571 - -
O2 - 3.949,9115 1.592,9880
N2 - 13.008,5023 13.008,5023
CO2 - - 1.671,2871
H2O - - 1.285,6364
Subtotal 600,0000 16.958,4138 17.558,4138
(32)
3.4 Rotary Kiln Preheater (B-102)
Tabel 3.4 Neraca Massa Rotary Kiln Preheater (B-102)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam) Alur 9 Alur 13 Alur 15 Alur 14
SiO2 5.125,1287 - 5.125,1287 -
C 3.082,9129 - 3.082,9129 -
FePO4 85,6365 - 85,6365 -
Na2O 98,5025 - 98,5025 -
O2 - 1.592,9880 - 1.592,9880
N2 - 13.008,5023 - 13.008,5023
CO2 - 1.671,2871 - 1.671,2871
H2O 1.354,8352 1.285,6364 - 2.640,4716
Subtotal 9.747,0158 17.558,4138 8.392,1806 18.913,2490
Total 27.305,4296 27.305,4296
3.5 Electric Furnace (B-103)
Tabel 3.5 Neraca Massa di Electric Furnace (B-103)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam) Alur 15 Alur 16 Alur 17 Alur 18
SiO2 5.125,1287 - - 186,8109
C 3.082,9129 - - 121,5447
FePO4 85,6365 - - 85,6365
Na2O 98,5025 - - 98,5025
O2 - 2.629,8837 - -
N2 - 8.661,1680 8661,1680 -
CO2 - - 7234,1854 -
SiC - - - 3.295,3842
(33)
Total 19.683,2323 19.683,2323
3.6 Mixing Point (M-102)
Tabel 3.6 Neraca Massa di Mixing Point (M-102)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 22 Alur 23 Alur 24
O2 1.592,9880 - 1.592,9880
N2 13.008,5023 8661,1680 21.669,6703
CO2 1.671,2871 7234,1854 8.905,4725
H2O 2.640,4716 - 2.640,4716
Subtotal 18.913,2490 15895,3534 34.808,6025
Total 34.808,6025 34.808,6025
3.7 Steam Boiler (E-201)
Tabel 3.7 Neraca Massa di Steam Boiler (E-201)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam) Alur 24 Alur 26 Alur 28 Alur 27
O2 1.592,9880 - - 1.592,9880
N2 21.669,6703 - - 21.669,6703
CO2 8.905,4725 - - 8.905,4725
H2O 2.640,4716 24.016,2058 24.016,2058 2.640,4716 Subtotal 34.808,6025 24.016,2058 24.016,2058 34.808,6025
(34)
BAB IV
NERACA ENERGI
Basis perhitungan = 1 jam Satuan operasi = kJ/jam Temperatur referensi = 25oC (298 K)
4.1 Pelletizing Machine (L-102)
Tabel 4.1 Neraca Panas Pelletizing Machine (L-102)
Komponen Masuk (kJ) Keluar (kJ)
SiO2 156.994,2867 196.313,0313
C 135.896,1639 159.650,8941
Na2O 269,4703 1.668,7526
FePO4 550,6137 830,4358
H2O 3.566,2332 10.714,6635
Jumlah 297.276,7679 369.177,7774
Q 71.901,0095 -
Total 369.177,7774 369.177,7774
4.2 Bucket Elevator (C-110)
Tabel 4.2 Neraca Panas Bucket Elevator (C-110)
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
H8 H9
SiO2 196.313,0313 176.541,0481
(35)
Na2O 1.668,7526 1.107,0712
FePO4 830,4358 546,0781
H2O 10.714,6635 7.137,8942
Jumlah 369.177,7774 332.962,9448
Q - 36.214,8326
Total 369.177,7774 369.177,7774 4.3 Burner (B-101)
Tabel 4.3 Neraca Panas pada Burner (B-101)
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
H10 H12 H13
CH4 7.669,0199 - -
C2H6 665,6076 - -
C3H8 154,4995 - -
C4H10 204,7761 - -
O2 - 18.181,0788 1.368.687,9449
N2 - 77.862,7303 22.986.992,0204
CO2 - - 1.551.678,4385
H2O - - 3.721.043,2095
Jumlah 8.693,9032 96.043,8091 29.628.401,6133
Sub Total 104.737,7123 29.628.401,6133
∆Hr 29.523.663,9010 -
Total 29.628.401,6133 29.628.401,6133
4.4 Rotary KilnPre-Heater (B-102)
Tabel 4.4 Neraca Panas Rotary KilnPre-Heater (B-102)
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
H9 H13 H15 H14
SiO2 176.541,0481 - 4.007.033,8625 -
C 147.630,8532 - 2.510.690,8311 -
FePO4 546,0781 - 56.396,8703 -
(36)
H2O 7.137,8942 3.721.043,2095 - 7.401.502,9396
N2 - 22.986.992,0204 - 13.713.556,8035
CO2 - 1.551.678,4385 - 1.231.122,8678
Jumlah 332.962,9448 29.628.401,6133 666.2154,0641 23.299.210,4939
Sub Total 29.961.364,5581 29.961.364,5581
Total 29.961.364,5581 29.961.364,5581
4.5 Electric Furnace (B-103)
Tabel 4.5 Neraca Panas Electric Furnace (B-103)
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
H15 H16 H17 H18
SiO2 4.007.033,8625 - - 383.393,0281
C 2.510.690,8311 - - 356.468,8006
FePO4 56.396,8703 - - 214.863,0053
Na2O 88.032,5002 - - 328.883,9479
SiC - - - 6.298.498,8766
O2 - 12.105,1121 - -
N2 - 57.577,1166 37.057.546,7412 -
CO2 - 11.774.571,9283 -
Jumlah
6.662.154,0641 69.682,2287 48.832.118,6695 7.582.107,6585
Sub Total
6.731.836,2929
56.414.226,3280
∆Hr
4.692.961,5647 -
Q
44.989.428,4704 -
Total 56.414.226,3280 56.414.226,3280
4.6 Cooling Yard (A-101)
(37)
Komponen Qin (kJ/jam) Qout (kJ/jam)
Umpan 7.582.107,6585 -
Produk - 96.114,6300
Udara - 7.485.993,0285
Total 7.582.107,6585 7.582.107,6585
4.7 Mixing Point (M-102)
Tabel 4.7 Neraca Panas Mixing Point (M-102)
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
H22 H23 H24
O2 953.027,8831 1.667.505,3763
H2O 7.427.193,9471 8.128.105,6669
N2 13.713.556,8035 37.057.546,7412 52.175.099,9145 CO2 1.231.122,8678 11.774.571,9283 10.186.309,2133 Jumlah 23.324.901,5015 48.832.118,6695 72.157.020,1709 Sub Total 72.157.020,1709 72.157.020,1709
∆Hr -
Q -
Total 72157020.1709 72.157.020,1709
4.8 Gas Turbine (JJ-201)
Tabel 4.8 Neraca Panas Gas Turbine (JJ-201)
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
H24 H25
O2 1.667.505,3763 911.312,2941
(38)
N2 52.175.099,9145 21.514.581,4122
CO2 10.186.309,2133 5.381.293,3871
Jumlah 72.157.020,1709 35.010.752,7095
W 17.317.828,1748
∆Hr - -
Q - 19.828.439,2866
Total 72.157.020,1709 72.157.020,1709
4.9 Steam Boiler (E-201)
Tabel 4.9 Neraca Panas Steam Boiler (E-201)
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
H25 H26 H28 H27
O2 1.667.505,3763 - - 111.138,3809
CO2 10.186.309,2133 - - 589.563,7085
N2 52.175.099,9145 - - 2.019.369,1017
H2O 8.128.105,6669 2.983.999,0374 28.258.095,2870 7.016.585,2688 Jumlah 35.010.752,7095 2.983.999,0374 28.258.095,2870 9.736.656,4599
Sub Total 37.994.751,7469 37.994.751,7469
∆Hr - -
Q - -
Total 37.994.751,7469 37.994.751,7469
4.10 Steam Turbine (JJ-202)
Tabel 4.10 Neraca Panas Steam Turbine (JJ-202)
Komponen Masuk (kJ/jam) Keluar (kJ/jam)
H28 H29
(39)
Jumlah 28258095.2870 22774138.5000
Sub Total 28258095.2870 22774138.5000
W - 11146112.8575
∆Hr - -
Q 5662156.0705 -
Total 33920251.3575 33920251.3575
LAMPIRAN C
SPESIFIKASI PERALATAN
5.1 Gudang Penyimpanan FePO4 (TT-101)
Fungsi : Menyimpan bahan-bahan FePO4 sebelum
diproses selama 30 hari.
Jenis : Gedung berbentuk balok dengan atap berbentuk
limas.
Bahan Kontruksi : Bangunan Beton
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 300C
Kapasitas : 21,4983 m3
Ukuran : Panjang = 4 m
Lebar = 4 m Tinggi = 5 m
(40)
Fungsi : Menyimpan bahan-bahan SiO2 sebelum diproses selama 30 hari.
Jenis : Gedung berbentuk balok dengan atap berbentuk
limas.
Bahan Kontruksi : Bangunan Beton
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 300C Kapasitas : 1.841,8309 m3
Ukuran : Panjang = 28 m
Lebar = 33 m Tinggi = 5 m
5.3 Gudang Penyimpanan Coke (TT-103)
Fungsi : Menyimpan bahan-bahan coke sebelum
diproses selama 30 hari.
Jenis : Gedung berbentuk balok dengan atap berbentuk
limas.
Bahan Kontruksi : Bangunan Beton
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 300C Kapasitas : 4.035,8133 m3
Ukuran : Panjang = 40 m
Lebar = 51 m Tinggi = 5 m
5.4 Tangki Penyimpanan Larutan 10Na2O.30SiO2.60H2O (TT-104)
Fungsi : Menyimpan bahan 10Na2O.30SiO2.60H2O
sebelum diproses selama 30 hari Bahan konstruksi : Carbon Steel SA –285Grade C
(41)
Bentuk : Silinder vertikal dengan alas datar dan tutup ellipsoidal
Jenis sambungan : Double welded butt joints
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Tekanan : 1 atm Temperatur : 30 oC Kebutuhan perancangan : 30 hari
Diameter dalam tangki : 6,5873 m Tinggi silinder : 10,4299 m Tebal dinding tangki : 5/8 in
5.5 Belt Conveyor (C-101)
Fungsi : Mengangkut FePO4 dari gudang penyimpanan
ke belt conveyor feeder
Jenis : Horizontalbelt conveyor
Jumlah : 1 unit
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 300C Kapasitas materi : 102,7638 kg/jam
Panjang : 100 ft
Daya conveyor : 1 hp
5.6 Belt Conveyor (C-102)
Fungsi : Mengangkut pasir silika (SiO2) dari gudang penyimpanan ke screen
Jenis : Horizontalbelt conveyor
Jumlah : 1 unit
(42)
Suhu : 300 Kapasitas materi : 5.806,1527 kg/jam
Panjang : 50 ft
Daya conveyor : 2 hp
5.7 Belt Conveyor (C-103)
Fungsi : Mengangkut pasir silika (SiO2) dari screen ke
grinder
Jenis : Horizontalbelt conveyor
Jumlah : 1 unit
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 300 Kapasitas materi : 5.806,1527 kg/jam
Panjang : 30 ft
Daya conveyor : 1½ hp.
5.8 Belt Conveyor (C-104)
Fungsi : Mengangkut pasir silika (SiO2) dari grinder ke
belt conveyor feeder
Jenis : Horizontalbelt conveyor
Jumlah : 1 unit
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 300 Kapasitas materi : 5.806,1527 kg/jam
Panjang : 50 ft
Daya conveyor : 2 hp
5-9 Belt Conveyor (C-105)
Fungsi : Mengangkut coke dari gudang penyimpanan ke
grinder
Jenis : Horizontalbelt conveyor
Jumlah : 1 unit
(43)
Suhu : 300C Kapasitas materi : 3.699,4955 kg/jam
Panjang : 50 ft
Daya conveyor : 1½ hp
5. 10 Belt Conveyor (C-106)
Fungsi : Mengangkut coke dari grinder ke belt conveyor feeder
Jenis : Horizontalbelt conveyor
Jumlah : 1 unit
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 300C Kapasitas materi : 3.699,4955 kg/jam
Panjang : 50 ft
Daya conveyor : 1½ hp
5.11 Screen (S-101)
Fungsi : Sebagai alat untuk memisahkan pasir silika (SiO2) dari partikel-partikel lain yang berukuran lebih besar
Jenis : Vibrating Screen
Bahan konstruksi : Stainless steel
Jumlah : 1 unit
Kapasitas screen : 1,8272 m3/jam
Screen Size : 30” x θ0 “
Sieve Clear Opening : 0,0195 in = 0,495 mm
Nominal Wire Diameter = 0,3 mm: 0,0118 in
Daya motor : 2 Hp Kecepatan : 1800 rpm
5.12 Grinder (SR-101)
Fungsi : Sebagai alat untuk lebih menghaluskan pasir silika (SiO2)
(44)
Jenis : Ring-Roll Grinder
Bahan konstruksi : Carbon steel
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 4.838,4606 kg/jam
Daya motor : 10 Hp
Diameter Ring : 24 in Diameter Roll :14 in Kecepatan Roll : 125 rpm
5.13 Grinder (SR-102)
Fungsi : Sebagai alat untuk lebih menghaluskan coke
Jenis : Ring-Roll Grinder
Bahan konstruksi : Carbon steel
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 3.699,4955 kg/jam
Ukuran grinder : Daya motor = 75 Hp Diameter Ring = 44 in Diameter Roll = 18 in Kecepatan Roll = 70 rpm
5.14 Pompa (P-101)
Fungsi : Memompa larutan natrium silikat 10Na2O.30SiO2.60H2O dari tangki ke Mixer
Jenis Pompa : Centrifugal Pump
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi :
Tekanan = 1 atm
Temperatur = 30 oC Spesifikasi :
Ukuran nominal pipa = 3/8 in
(45)
- Inside Diameter = 0,493 in = 0,0411 ft (0,0125 m) - Outside Diameter = 0,675 in
- Luas penampang pipa (A) = 0,00133ft2
Kerja Poros = 5.796,0270 J/kg
Daya pompa, P = 1½ hp.
5.15 Belt Conveyor Feeder (C-107)
5.15.1 Belt Conveyor Feeder SiO2
Fungsi : Mengangkut semua bahan baku dari belt conveyor pasir silika (SiO2) bahan ke bucket elevator
Jenis : Horizontal Belt Conveyor withhopper
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Temperatur (T) : 30 0C, Tekanan (P) : 1 atm Kapasitas materi : 5.806,1527 kg/jam
Panjang : 20 ft
Daya conveyor : 1½ hp.
Ukuran Hopper : panjang hopper = 1 m
tinggi hopper = 2 m
lebar hopper = 1,3 m
5.15.2 Belt Conveyor Feeder Coke
Fungsi : Mengangkut semua bahan baku dari belt conveyor coke bahan ke bucket elevator
Jenis : Horizontal Belt Conveyor withhopper
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Temperatur (T) : 30 0C Tekanan (P) : 1 atm Kapasitas materi : 3.699,4955 kg/jam
Panjang : 20 ft
(46)
Ukuran Hopper : panjang hopper = 1,5 m tinggi hopper = 2 m lebar hopper = 1,3 m
5.15.3 Belt Conveyor Feeder FePO4
Fungsi : Mengangkut semua bahan baku dari belt conveyor FePO4 bahan ke bucket elevator
Jenis : Horizontal Belt Conveyor withhopper
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Temperatur (T) : 30 0C Tekanan (P) : 1 atm Faktor kelonggaran : 20 %
Kapasitas materi : 102,7638 kg/jam
Panjang : 20 ft
Daya : 1 hp
Ukuran Hopper : panjang hopper = 0,25 m
tinggi hopper = 0,5 m
lebar hopper = 0,5 m
5.16 Bucket Elevator (C-108)
5.16.1 Bucket Elevator SiO2
Fungsi : Mengangkut pasir silika SiO2 dari belt conveyor feeder ke storage bins
Jenis : Continuous-bucket Elevator
Bahan : Malleable-iron
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Temperatur (T) : 30 0C Tekanan (P) : 1 atm Laju alir masuk : 4.838,4606 kg/jam
Faktor kelonggaran : 12 %
Kapasitas materi : 5.419,0759 kg/jam
(47)
Tinggi elevator = 25 ft
Ukuran bucket = (6 x 4 x 4 ¼ ) in
Jarak antar bucke t = 12 in
Daya : 1½ hp.
5.16.2 Bucket Elevator Coke
Fungsi : Mengangkut Coke dari belt conveyor feeder ke
storage bins
Jenis : Continuous-bucket Elevator
Bahan : Malleable-iron
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Temperatur (T) : 30 0C
Tekanan (P) : 1 atm Kapasitas materi : 3.452,8625 kg/jam
Spesifikasi :
Tinggi elevator = 25 ft
Ukuran bucket = (6 x 4 x 4 ¼ ) in
Jarak antar bucke t = 12 in
Daya : 1 hp
5.16.3 Bucket Elevator FePO4
Fungsi : Mengangkut pasir silika FePO4 dari belt conveyor feeder ke storage bins
Jenis : Continuous-bucket Elevator
Bahan : Malleable-iron
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Temperatur (T) : 30 0C Tekanan (P) : 1 atm Kapasitas materi : 95,9128 kg/jam
Spesifikasi :
Tinggi elevator = 25 ft
(48)
Jarak antar bucket = 12 in
Daya : 1/2 hp.
5.17 Storage Bins (TT-105)
5.17.1 Storage Bins SiO2
Fungsi : Menampung pasir silika (SiO2) dari bucket elevator
Jenis : Mass-Flow Bins
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Temperatur (T) : 30 0C Tekanan (P) : 1 atm Kapasitas materi : 5.806,1527 kg/jam
Volume : 442,0394 m3
Diameter valley : 1,1451m
Tinggi valley : 3,4354m
Ukuran Bin opening(valley) B : 1,2 m sesuai : 220.
5.17.2 Storage Bins Coke
Fungsi : Menampung coke dari bucket elevator
Jenis : Mass-Flow Bins
Jumlah : 2 unit
Kondisi operasi : Temperatur (T) : 30 0C Tekanan (P) : 1 atm Volume : 484,2976m3
Diameter valley : 1,1805m
Tinggi valley : 3,5415m
Ukuran Bin opening(valley) B: 1,2 m sesuai : 220.
5.17.3 Storage Bins FePO4
(49)
Jenis : Mass-Flow Bins
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Temperatur (T) : 30 0C Tekanan (P) : 1 atm
Volume : 7,2183 m3
Diameter valley : 0,2905m
Tinggi valley : 0,8716m
Ukuran Bin opening(valley) B : 0,3 m yang sesuai : 220.
5.18 Screw Conyeyor (C-109)
5.18.1 Screw Conyeyor SiO2
Fungsi : Mengangkut SiO2 dari storage bins menuju
weigh scale
Jenis : horizontal screw conveyor
Bahan konstruksi : carbon steel
Panjang : 10 m
Kondisi operasi : Temperatur : 30°C Tekanan : 1 atm
Daya : 1½ hp.
5.17.2 Screw Conyeyor Coke
Fungsi : Mengangkut coke dari storage bins menuju
weigh scale
Jenis : horizontal screw conveyor
Bahan konstruksi : carbon steel
Panjang : 10 m
Kondisi operasi : Temperatur : 30°C Tekanan : 1 atm Daya conveyor : 1½ hp.
(50)
Fungsi : Mengangkut FePO4 dari storage bins menuju
weigh scale
Jenis : horizontal screw conveyor
Bahan konstruksi : carbon steel
Panjang : 10 m
Kondisi operasi : Temperatur : 30°C Tekanan : 1 atm
Daya : 1/2 hp.
5.19 Mixer (M-101)
Fungsi : Mencampurkan semua bahan baku agar menjadi homogen
Jenis : Pan Muller
Jumlah : 1 unit
Bahan Konstruksi : Carbon steel, SA – 285, Grade C Kondisi operasi :
Temperatur = 30°C
Tekanan = 1 atm
Dimensi Pencampur :
Volume Tangki, Vt = 15,0009 m³ Diameter, Dt = 2,5396 m Tinggi tangki = 3,5597 m
Tebal shell tangki = 5/16 in Daya standard = 280 hp (Perrys)
5.20 Pelletizing Machine (L-1023)
Fungsi : Mengubah dan membentuk slurry bahan baku menjadi pellet Jenis : Rotary drum Granulator
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : Carbon steel, SA – 285, Grade C
Volume : 12,3982 m3
(51)
Panjang tangki, L : 3,9741 m Daya : 14,3907 hp. Tebal shell : 5/16 in
5.21 Bucket Elevator (C-110)
Fungsi : Mengangkut semua bahan baku dari pelletizing machine ke rotary kiln preheater
Jenis : Continuous-bucket Elevator
Bahan : Malleable-iron
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Temperatur (T) : 30 0C Tekanan (P) : 1 atm Kapasitas materi : 10916,6577 kg/jam Spesifikasi :
Tinggi elevator = 25 ft
Ukuran bucket = (6 x 4 x 4 ¼ ) in
Jarak antar bucket = 12 in
Daya : 2 hp.
5. 22 Kompresor Udara (JC-101)
Fungsi : Menaikkan tekanan udara sebelum diumpankan ke burner Tipe : reciprocating compressor
Jumlah : 4 unit dengan 1 tahap Laju alir udara masuk : 4.239,6035 kg/jam
P1 : tekanan masuk = 1 atm = 101,325 kPa P2 : tekanan keluar = 2 atm = 202,650 kPa
Daya : 132 hp
5.23 Rotary kiln Preheater (B-102)
Fungsi : Memanaskan campuran bahan baku sampai suhu 6000C sebelum diumpankan ke Electric furnace (B-103). Jenis : Direct Fired Rotary Kiln
(52)
Material konstruksi : Carbon Steel SA-285 grade C
Jumlah : 1 unit
Diameter : 3,7575 m
Panjang : 8,390
Kecepatan putaran : 5 rpm Sudut inklinasi : 50.
Daya motor penngerak: 42,3274 hp Tebal shell : 3/8 in
5. 24 Kompresor Udara (JC-102)
Fungsi : Menaikkan tekanan udara pembakar CO pada Electric furnace (B-103)
Tipe : reciprocating compressor
Jumlah : 2 unit
Laju alir udara masuk : 5.645,5256 kg/jam P1 tekanan masuk : 1 atm = 101,325 kPa P2, tekanan keluar :1,2 atm = 121,59 kPa Daya motor : 43 hp
5.25 Electric Furnace (B-103)
Fungsi : Tempat terjadinya reaksi pembentukan terbentuknya produk SiC.
Jenis : Electric Arc Furnace
Material konstruksi : Refractorybrick dengan dinding dalam magnesite (86.8% MgO, 6.3% Fe2O3, 3%, CaO, 2.6% SiO2), dinding tengah
kaolin insulating firebrick, dinding luar carbon steel plate SA-Grade B, dengan elektroda grafit.
Jumlah : 2 unit
Diameter : 3,1291 m
Tinggi : 3,1291 m
(53)
magne
sit
e
fi
re
bri
ck
T0
T1
T2
T3
Tebal diding tungku reduksi
Magnesite : 0,028 m
Kaolin insulating firebrick : 0,008 m
Carbon steel plate SA-135 Grade B : 0,028 m
Daya, P : 1616,1009 hp
5.25 Belt Conveyor (C-111)
Fungsi : Mengangkut produk dari electric furnace ke
cooling yard
Jenis : Horizontalbelt conveyor
Jumlah : 1 unit
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 16000C Jumlah materi : 3.787,8788 kg/jam Faktor kelonggaran : 20 %
Kapasitas materi : 4.545,4646 kg/jam
Panjang : 30 ft
Daya : 1 hp
5.26 Belt Conveyor (C-112)
Fungsi : Mengangkut produk dari cooling yard ke
crusher
(54)
Jumlah : 1 unit
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 300C Jumlah materi : 3.787,8788 kg/jam Faktor kelonggaran : 20 %
Kapasitas materi : 4.545,4646 kg/jam
Panjang : 30 ft
Daya : 1 hp
5.27 Crusher (SR-103)
Fungsi : Memecah/mengecilkan ukuran produk
Jenis : Smooth Roll crusher
Bahan konstruksi : Carbon steel
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 3.787,8788 kg/jam = 1,0522 kg/s
Diamete Roll : 24 in
Diameter Lump Max : 14 in Kecepatan Roll : 125 rpm
Daya : 7 hp
5. Belt Conveyor (C-113)
Fungsi : Mengangkut produk dari crusher ke bucket elevator
Jenis : Horizontalbelt conveyor
Jumlah : 1 unit
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 300C Kapasitas materi : 4.545,4646 kg/jam
Panjang : 15 ft
Daya : 1 hp
5.28 Bucket Elevator (C-114)
(55)
Jenis : Continuous-bucket Elevator
Bahan : Malleable-iron
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Temperatur (T) : 30 0C
Tekanan (P) : 1 atm Kapasitas materi : 1,1785 kg/s
Spesifikasi :
Tinggi elevator = 25 ft
Ukuran bucket = (6 x 4 x 4 ¼ ) in
Jarak antar bucket = 12 in
Daya : 1 hp
5.29 SiC Silo (TT-106)
Fungsi : Menampung produk dari bucket elevator
Jenis : Mass-Flow Bins
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi : Temperatur (T) : 30 0C Tekanan (P) : 1 atm Jumlah materi : 3.787,8788 kg/jam
Faktor kelonggaran : 20 %
Kapasitas materi : 4.545,4546 kg/jam
Volume : 313,4091 m3
Diameter valley : 1,0211m
Tinggi valley : 3,0633m
Ukuran Bin opening(valley) B : 1 m
: 220.
5.30 Belt Conveyor (C-115)
Fungsi : Mengangkut produk dari Silo ke Gudang
Produk (TT-107)
Jenis : Horizontalbelt conveyor
(56)
Kondisi : Tekanan : 1 atm Suhu : 300C Kapasitas materi : 4.545,4546 kg/jam
Panjang : 100 ft
Daya : 2½ hp.
5.31 Gudang Penyimpanan Produk SiC (TT-107)
Fungsi : Menyimpan produk SiC selama 7 hari.
Jenis : Gedung berbentuk balok dengan atap berbentuk
limas.
Bahan Kontruksi : Bangunan Beton
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 300C
Ukuran : Panjang = 24 m
Lebar = 28 m Tinggi = 5 m
5.32 Kompresor Gas Buang (JC-103)
Fungsi : Menaikkan tekanan dan mengalirkan gas buang dari rotary kiln pre-heater menuju mixing point .
Tipe : reciprocating compressor
Jumlah : 5 unit
Laju alir udara masuk : 3.782,6347 kg/jam P1, tekanan masuk : 1 atm = 101,325 kPa P2, tekanan keluar : 5 atm = 506,625 kPa daya motor : 994 hp
5.33 Kompresor Gas Buang (JC-104)
Fungsi : Menaikkan tekanan dan mengalirkan gas buang dari Electric furnace menuju mixing point .
Tipe : Reciprocating Compressor
(57)
Laju alir gas masuk : 3.178,9704 kg/jam P1,tekanan masuk : 1 atm = 101,325 kPa P2: tekanan keluar : 5 atm = 506,625 kPa
Daya : 1233,08 hp
5. 36 Gas Turbine (JJ-201)
Fungsi : Pembangkit listrik
Desain : Automatic Exctraction Turbine
Bahan konstruksi : Carbon Steel
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi:
Laju alir, F = 34.808.0257 kg/jam Tekanan suction, P1= 5 atm
Suhu suction, T1 = 1031 oC
Entalpi suction, h1= 1400,728 kJ/kg Tekanan discharge, P2= 1 atm Suhu discharge, T2= 600 oC = 873 K Effisiensi turbin, t = 80%
Effisiensi generator, G = 94% Effisiensi transmisi, tr = 100%
Daya turbin,Pt = 17.317.828,1748 kJ/jam Daya semu (NG)= 13.023.006,7975 kJ/jam
P (daya nyata) = 10.418.405,43 kJ/jam= 2,894 MW
5.37 Steam Boiler (E-201)
Fungsi : Menyediakan superheated steam
Jenis : Water tube boiler
Bahan Konstruksi : Carbon steel
Jumlah : 1 unit
Tube dengan spesifikasi: -Panjang tube, L = 30 ft -Diameter tube 16 in
(58)
-Luas permukaan pipa, a = 4,189 ft2/ft -Jumlah tube, 559 buah
5. 38 Steam Turbine (JJ-202)
Fungsi : Mengubah energi dari uap yang dibangkitkan boiler menjadi energi mekanik berupa putaran poros turbin untuk
menggerakkan generator pembangkit listrik Desain : Automatic Exctraction Turbine
Bahan konstruksi : Carbon Steel
Jumlah :1 unit
Kondisi operasi:
Laju alir, F = 10.950 kg/jam Tekanan suction, P1 = 148 atm
Suhu suction, T1 = 565 oC
Tekanan discharge, P2 = 0,1 atm Suhu discharge, T2 = 46 oC
Effisiensi turbin, t = 85% Effisiensi generator, G = 94 % Effisiensi transmisi, tr = 100% Pt, = 11.146.112,8575 kJ/jam
Daya Semu (NG) = 10.477.346,0861 kJ/jam Daya Nyata= 8.905.744,1731 kJ/jam
(59)
5.39 Cooling Yard (A-101)
Fungsi : Mendinginkan produk selama 3 hari
Jenis : Gedung berbentuk balok dengan atap berbentuk
limas dengan satu sisi dinding terbuka
Bahan Kontruksi : Bangunan Beton
Kondisi : Tekanan : 1 atm
Suhu : 300C
Laju alir : 3.787,8788 kg/jam
Desain bangunan :
Panjang = 20 m Lebar = 13 m Tinggi = 8 m
(60)
BAB VI
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
6.1 Instrumentasi
Instrumentasi adalah alat-alat yang digunakan untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks. Untuk memenuhi persyaratan tersebut diperlukan pengawasan (monitoring) yang terus menerus terhadap operasi pabrik kimia dan intervensi dari luar (external intervention) untuk mencapai tujuan operasi. Hal ini dapat terlaksana melalui suatu rangkaian peralatan (alat ukur, kerangan, pengendali, dan komputer) dan intervensi manusia (plant managers, plants operators) yang secara bersama membentuk control system. Dalam pengoperasian pabrik diperlukan berbagai prasyarat dan kondisi operasi tertentu sehingga diperlukan usaha-usaha pemantauan terhadap kondisi
operasi pabrik dan pengendalian proses supaya kondisi operasinya stabil (Poerwanto, 2008).
(61)
Agar proses selalu stabil dibutuhkan instalasi alat-alat pengendalian. Alat-alat pengendalian dipasang dengan tujuan (Hutagalung, 2008):
1. Menjaga keamanan dan keselamatan kerja
Keamanan dalam operasi suatu pabrik kimia merupakan kebutuhan primer untuk orang-orang yang bekerja di pabrik dan untuk kelangsungan perusahaan. Untuk menjaga terjaminnya keamanan, berbagai kondisi operasi pabrik seperti tekanan operasi, temperatur, konsentrasi bahan kimia, dan lain sebagainya harus dijaga tetap pada batas-batas tertentu yang diizinkan.
2. Memenuhi spesifikasi produk yang diinginkan
Pabrik harus menghasilkan produk dengan jumlah tertentu (sesuai kapasitas desain) dan dengan kualitas tertentu sesuai spesifikasi. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem pengendali untuk menjaga tingkat produksi dan kualitas produk yang diinginkan.
3. Menjaga peralatan proses dapat berfungsi sesuai yang diinginkan dalam desain.
Peralatan-peralatan yang digunakan dalam operasi proses produksi memiliki kendala-kendala operasional tertentu yang harus dipenuhi. Pada pompa harus dipertahankan NPSH, temperatur dan tekanan pada reaktor harus dijaga agar tetap beroperasi aman dan konversi menjadi produk optimal, isi tangki tidak boleh luber ataupun kering, serta masih banyak kendala lain yang harus diperhatikan.
4. Menjaga agar operasi pabrik tetap ekonomis.
Operasi pabrik bertujuan menghasilkan produk dari bahan baku yang memberi keuntungan yang maksimum, sehingga pabrik harus dijalankan pada kondisi yang menyebabkan biaya operasi menjadi minimum dan laba yang diperoleh menjadi maksimum.
5. Memenuhi persyaratan lingkungan
Operasi pabrik harus memenuhi berbagai peraturan lingkungan yang memberikan syarat-syarat tertentu bagi berbagai buangan pabrik kimia.
Variabel-variabel proses yang biasanya dikontrol/diukur oleh instrumen adalah (Considine, 1985) :
(62)
1. Variabel utama, seperti temperatur, tekanan, laju alir, dan level cairan.
2. Variabel tambahan, seperti densitas, viskositas, panas spesifik, konduktivitas, pH, humiditas, titik embun, komposisi kimia, kandungan kelembaban, dan variabel lainnya.
Pada dasarnya sistem pengendalian terdiri dari : 1. Elemen Perasa / sensing (Primary Element)
Elemen yang merasakan (menunjukkan) adanya perubahan dari harga variabel yang diukur.
2. Elemen pengukur (measuring element)
Elemen pengukur adalah suatu elemen yang sensitif terhadap adanya perubahan temperatur, tekanan, laju aliran, maupun tinggi fluida. Perubahan ini merupakan sinyal dari proses dan disampaikan oleh elemen pengukur ke elemen pengontrol.
3. Elemen pengontrol (controlling element)
Elemen pengontrol yang menerima sinyal kemudian akan segera mengatur perubahan-perubahan proses tersebut sama dengan nilai set point (nilai yang diinginkan). Dengan demikian elemen ini dapat segera memperkecil ataupun meniadakan penyimpangan yang terjadi.
4. Elemen pengontrol akhir (final control element)
Elemen ini merupakan elemen yang akan mengubah masukan yang keluar dari elemen pengontrol ke dalam proses sehingga variabel yang diukur tetap berada dalam batas yang diinginkan dan merupakan hasil yang dikehendaki.
Pengendalian peralatan instrumentasi dapat dilakukan secara otomatis dan semi otomatis. Pengendalian secara otomatis adalah pengendalian yang dilakukan dengan mengatur instrumen pada kondisi tertentu, bila terjadi penyimpangan variabel yang dikontrol maka instrumen akan bekerja sendiri untuk mengembalikan variabel pada kondisi semula, instrumen ini bekerja sebagai controller. Pengendalian secara semi otomatis adalah pengendalian yang mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada variabel yang dikontrol. Untuk mengubah variabel-variabel ke nilai yang diinginkan dilakukan usaha secara manual, instrumen ini bekerja sebagai pencatat
(1)
-
Laba kotor diasumsikan mengalami kenaikan 10
tiap tahun
-
Masa pembangunan disebut tahun ke nol
-
Jangka waktu
cash flow
dipilih 10 tahun
-
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan nilai pada tahun ke
–
10
-
Cash flow
adalah laba sesudah pajak ditambah penyusutan.
(2)
Tabel E.11 Data Perhitungan
Internal Rate of Return
(IRR)
Thn
Laba sebelum
pajak (Rp)
Pajak (Rp)
Laba Sesudah
pajak (Rp)
Penyusutan
(Rp)
Net Cash Flow
(Rp)
P/F
pada i
= 36%
PV pada i = 36%
P/F
pada i
= 37%
PV pada i = 37%
0
- - - - -1219.742.981.333 1 -1.219.742.981.333 1 -1219.742.981.333
1
402.829.069.548 112.792.139.474 290.036.930.075 115.572.638.888 405.609.568.962 0,7353 298.242.330.119 0,7299 296.065.378.805
2
443.111.976.503 124.071.353.421 319.040.623.082 115.572.638.888 434.613.261.970 0,5407 234.976.893.366 0,5328 231.559.093.170
3
487.423.174.153 136.478.488.763 350.944.685.390 115.572.638.888 466.517.324.278 0,3975 185.460.339.707 0,3889 181.428.735.875
4
536.165.491.569 150.126.337.639 386.039.153.929 115.572.638.888 501.611.792.817 0,2923 146.626.377.325 0,2839 142.391.960.480
5
589.782.040.726 165.138.971.403 424.643.069.322 58.307.789.133 482.950.858.455 0,2149 103.802.640.361 0,2072 100.069.125.977
6
648.760.244.798 181.652.868.543 467.107.376.255 21.658.285.290 488.765.661.544 0,1580 77.244.441.336 0,1512 73.922.608.571
7
713.636.269.278 199.818.155.398 513.818.113.880 21.658.285.290 535.476.399.170 0,1162 62.225.439.927 0,1104 59.114.819.003
8
784.999.896.206 219.799.970.938 565.199.925.268 21.658.285.290 586.858.210.558 0,0854 50.144.339.836 0,0806 47.289.927.456
9
863.499.885.826 241.779.968.031 621.719.917.795 21.658.285.290 643.378.203.085 0,0628 40.421.848.320 0,0588 37.842.623.681
10
949.849.874.409 265.957.964.835 683.891.909.574 21.658.285.290 705.550.194.864 0,0462 32.594.087.902 0,0429 30.291.602.179 11.995.756.867 -19.767.106.136
(3)
0
100,000,000,000
200,000,000,000
300,000,000,000
400,000,000,000
500,000,000,000
600,000,000,000
700,000,000,000
800,000,000,000
900,000,000,000
1,000,000,000,000
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
H
as
il
P
en
ju
al
an
(
R
p
)
Kapasitas Produksi (%)
biaya tetap biaya variabel biaya produksi total penjualan
(4)
Tabel E.12 Data Perhitungan BEP
% Kapasitas
Biaya tetap
Biaya variabel
Total biaya produksi
Penjualan
0
438.817.340.314
0
438.817.340.314
0
10
438.817.340.314
8.632.930.188
447.450.270.502
92.999.997.842
20
438.817.340.314
17.265.860.376
456.083.200.690
185.999.995.685
30
438.817.340.314
25.898.790.564
464.716.130.878
278.999.993.527
40
438.817.340.314
34.531.720.752
473.349.061.066
371.999.991.370
50
438.817.340.314
43.164.650.940
481.981.991.254
464.999.989.212
60
438.817.340.314
51.797.581.128
490.614.921.442
557.999.987.054
70
438.817.340.314
60.430.511.316
499.247.851.630
650.999.984.897
80
438.817.340.314
69.063.441.504
507.880.781.819
743.999.982.739
90
438.817.340.314
77.696.371.692
516.513.712.007
836.999.980.582
(5)
TT-105 L-101 C-107 C-108 C-109 S-101 SR-101 SR-102 L-102 TT-107 T-101 T-102 T-103 TT-106 C-114 L-103 Udara
Dibuang ke Udara
Boiler Feed Water Gas Alam C -110 JC-101 B-102 B-102 B-103 M-102 A-101 FC PC PC PC TC -TC PC Udara JC-102 JC-103 JC-104 P-101 FC FC FC LC FC
E - 201
Air JJ-201 Generator LI T-104 LC C-101 FC C-102 FC C-103 FC C-104 FC C-105 FC C-106 FC M-101 L-102 TC B-102 FC C-112 FC A-101 SR-103 C-113 FC C-115 FC C-116 FC 1 2 3 4 5 6 7 8 9 13 14 15 18 19 10 11 12 20 21 22 16 17 23 24 25 26 27 28 Generator JJ-202 C-111 Keterangan: A-101 : Cooling Yard
B-101 : Burner
B-102 : Rotary Kiln Pre-heater
B-103 : Electric Furnace
C-101 : Belt Conveyor
C-101 : Belt Conveyor
C-102 : Belt Conveyor
C-103 : Belt Conveyor
C-104 : Belt Conveyor
C-105 : Belt Conveyor
C-105 : Belt Conveyor
C-106 : Belt Conveyor
C-107 : Belt Conveyor Feeder
C-108 : Bucket Elevator
C-109 :Screw Conveyor
C-110 : Bucket Elevator
C-111 : Belt Conveyor
C-112 : Belt Conveyor
C-113 : Belt Conveyor
C-114 : Bucket Elevator
C-115 : Belt Conveyor
C-116 : Belt Conveyor
E-201 : Steam Boiler
JC-101 : Compressor
JC-102 : Compressor
JC-103 : Compressor
JC-104 : Compressor
JJ-201 : Gas Turbine
JJ-202 : Steam Turbine
L-101 : Weigh Scale
L-102 : Pelletizing Machine
L-103 : Packaging Machine
M-101 : Mixer
M-102 : Mixing Point
P-101 : Pompa S-101 : Screen
SR-101 : Grinder
SR-102 : Grinder
SR-103 : Crusher
TT-101 : Gudang FePO4
TT-102 : Gudang Pasir Silika TT-103 : Gudang Karbon TT-104 : Tangki Natrium Silikat TT-105 : Storage Bins
TT-106 : SiC Silo
(6)