Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan terjadinya Asma di Puskesmas Padang Bulan tahun 2015

4

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Air Susu Ibu (ASI)

2.1.1. Pengertian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif
ASI adalah satu-satunya makanan bayi yang paling baik, karena
mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi yang sedang
dalam tahap percepatan tumbuh kembang (Sanyoto dan Eveline, 2008).
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi yang baru lahir
tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu air putih, dan tanpa
tambahan makanan padat seperti pisang, papaya, bubur susu, biscuit, bubur nasi,
dan tim. Pada bayi yang sehat umumnya tidak memerlukan tambahan sampai usia
6 bulan, tetapi pada keadaan khusus dibenarkan memberikan makanan padat
kepada bayi setelah berumur 4 bulan. Misalnya, terjadi peningkatan berat badan
yang kurang atau didapatkan tanda tanda lain yang menunjukkan bahwa
pemberian ASI eksklusif tidak berjalan dengan baik (Roesli, 2005).
ASI merupakan emulsi lemak dalam protein, laktosa, dan garam organik

yang disekresi oleh kelenjar payuudara ibu. ASI tidak memiliki komposisi yang
sama dari waktu ke waktu. Komposisi ASI dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
1. Kolostrum, ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga
setelah bayi lahit, warnanya agak kekuningan, dan lebih kuning dari ASI
biasanya, bentuknya agak kasar karena mengandung butiran lemak dan
sel-sel epitel.
2. ASI masa transisi, ASI yang dihasilkan dari hari keempat sampai hari
kesepuluh.
3. ASI Mature, ASI yang dihasilkan pada hari kesepuluh sampai seterusnya
(Retna, 2008).

5

2.1.2. Manfaat Pemberian ASI Eksklusif
Pemberian ASI eksklusif memiliki keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga,
masyarakat, dan negara. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI dapat
dengan mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan.
Beberapa manfaat ASI sebagai berikut:
1. Bayi
Ketika bayi berumur 0-6 bulan ASI merupakan makanan utama bagi bayi,

karena mengandung sekitar 60% kebutuhan bayi. Pemberian ASI dapat
mengurangi resiko infeksi lambung dan usus, sembeli serta alergi, bayi
yang diberi ASI memiliki sistem imun yang kuat daripada bayi yang tidak
diberi ASI, bayi yang diberi ASI lebih mampu menghadapi efek penyakit
kuning. Pemberian ASI dapat mendekatkan hubungan ibu dan bayinya.
Hal ini akan berpengaruh terhadap perkembangan emosinya di masa
depan. Apabila bayi sakit, ASI merupakan makanan yang tepat karena
mudah dicerna dan dapat mempercepat penyembuhan. Pada bayi yang
premature, ASI dapat meningkatkan berat badan secara cepat dan

mempercepat pertumbuhan sel otak. Tingkat kecerdasan bayi yang diberi
ASI lebih tinggi 7-9 poin dari bayi yang tidak diberi ASI (Roesli, 2000).
2. Ibu
Isapan bayi dapat membuat rahim menciut, mempercepat kondisi ibu
untuk kembali kemasa pra kehamilan, mengurangi resiko perdarahan,
lemak yang ditimbun di sekitar panggul dan paha pada saat kehamilan
akan berpindah kedalam ASI sehingga, ibu cepat kembali langsing, resiko
ibu menyusui bayinya untuk terkena kanker rahim dan payudara lebih
kecil daripada ibu yang tidak menyusui. Pada ibu yang menyusui anaknya
langsung setelah persalinan akan mengurangi perdarahan pada saat selesai

persalinan karena pada saat ibu menyusui anaknya akan terjadi
peningkatan oksitosin yang berguna untuk kontraksi atau penutupan
pembuluh darah.

6

2.2.

Asma

2.2.1. Definisi Asma
Tidak ada definisi asma yang diterima secara umum; asma dapat
dipandang sebagai penyakit paru obstruktif, difus dengan (1) hiperreaktivitas jalan
napas terhadap berbagai rangsangan dan (2) tingginya tingkat reversibilitas proses
obstruktif, yang dapat terjadi secara spontan atau sebagai penyakit jalan napas
reaktif, kompleks asma mungkin mencakup bronchitis mengi, mengi akibat virus,
dan asma terkait atopik. Disamping bronkokonstriksi, radang merupakan faktor
patofisiologi yang penting; ia melibatkan eosinofil, monosit dan mediator imun
dan telah menimbulkan tanda alternatif bronkitis eosinofilik deskuamasi kronis.


2.2.2. Epidemiologi
Asma dapat timbul pada segala umur; 30% penderita bergejala pada
umutangani. Sebagian kecil mengalami asma berat yang berlarut-larut biasanya
lebih banyak terus-menerus daripada yang musiman; menjadikannya tidak mampu
sekolah dan mengganggu kehadirannya di sekolah, aktivitas bermain, dan fungsi
dari hari ke hari. Hubungan antara umur timbulnya asma dan prognosanya tidak
pasti; anak-anak yang paling berat terkena mulai timbul mengi selama tahun
pertama kehidupan dan mempunyai riwayat keluarga asma serta penyakit alergi
lainnya

(terutama

dermatitis

atopik).

Anak-anak

ini


dapat

mengalami

pertumbuhan yang lambat, yang tidak terkait dengan pemberian kortikosteroid,
deformitas dada akibat hiperinflasi kronis, dan kelainan uji fungsi paru yang
menetap.
Prognosis untuk anak muda yang terkena asma biasanya baik. Sebagian
penyembuhan akhir tergantung pada pertumbuhan diameter potongan-melintang
jalan napas. Penelitian longitudinal menunjukkan bahwa sekitar 50% dari semua
anak asma sebenarnya bebas gejala dalam 10-20 tahun, tapi sering terjadi
kekambuhan pada masa anak-anak. Pada anak yang menderita asma ringan yang

7

timbul antara umur 2 tahun hingga pubertas, angka kesembuhan sekitar 50%, dan
hanya 5% yang mengalami penyakit berat. Sebaliknya dengan anak asma berat,
yang ditandai dengan penyakit kronis tergantung-steroid dengan riwayat rawat
inap di rumah sakit yang sering, jarang membaik, dan sekitar 95% menjadi orang
dewasa asmatis. Blum diketahui apakah hiperiritabilitas jalan napas mereka

pernah menghilang; respon abnormal terhadap hirupan metakolin pada penderita
yang dulunya asma ditemukan selama 20 tahun sesudah gejala-gejala telah
berkurang.
2.2.3. Faktor Risiko Asma
Baik prevalensi maupun mortalitas asma meningkat selama 2 dekade
terakhir. Penyebab kenaikan prevalensi ini tidak diketahui, tetapi beberapa faktor
yang dihubungkan dengan timbulnya asma ataupun kenaikan mortalitas telah
diketahui. Faktor-faktor risiko timbulnya asma adalah kemiskinan, ras kulit hitam,
umur ibu kurang dari 20 tahun pada saat melahirkan, berat badan kurang dari
2500 gram, ibu merokok (lebih dari setengah bungkus per hari), ukuran rumah
kecil (