Analisis Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit tidak menular (Posbindu PTM) dalam Deteksi Dini dan Pencegahan Komplikasi Diabetes Melitus di Puskesmas Glugur Darat Tahun 2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Masalah kesehatan di dunia merupakan tanggung jawab bersama dalam
menanggulanginya demi terwujudnya masyarakat sehat. Hal ini mendorong setiap
negara untuk lebih serius dalam menangani masalah kesehatan, baik masalah
penyakit menular maupun tidak menular. Pada penyakit tidak menular diketahui
bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2008, sebanyak 36 juta
atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh penyakit tidak menular (WHO, 2013).
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit yang lebih banyak
disebabkan oleh gaya hidup manusia atau sering dikenal juga dengan penyakit
degeneratif. Kematian akibat PTM diperkirakan akan terus meningkat di seluruh
dunia, peningkatan terbesar akan terjadi di negara-negara menengah dan miskin.
Lebih dari dua pertiga (70%) dari populasi global akan meninggal akibat penyakit
tidak menular seperti kanker, penyakit jantung, stroke dan diabetes (WHO dalam
bulletin PTM Kemenkes RI, 2011).
Penyakit diabetes merupakan salah satu PTM dimana kadar glukosa di dalam
darah cukup tinggi. Diabetes dapat disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat ataupun
diturunkan dari orang tua yang telah menderita diabetes melitus (DM). Diabetes perlu
menjadi perhatian bagi dunia dan negara-negara yang memiliki angka kesakitan DM

yang tinggi karena dapat menimbulkan berbagai komplikasi, seperti penyakit jantung
koroner, luka iskemi pada kaki, dan stroke yang dapat berakhir dengan kematian.

1

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan WHO (2010) lebih dari 220 juta orang di dunia menderita
diabetes di tahun 2004, WHO memprediksikan bahwa akan terjadi peningkatan dua
kali lipat kematian akibat diabetes antara tahun 2005-2030, hampir setengah dari
penderita diabetes terjadi pada usia dibawah 70 tahun dan hampir 80% kematian
akibat diabetes terjadi pada penduduk dengan pendapatan menengah dan rendah
seperti Indonesia.
Tabel 1.1 Penderita Diabetes Terbanyak di Dunia Usia 20-79 (International
Diabetes Federation, 2013)
Negara

Jumlah (Juta)

China


98,4

India

65,1

USA

24,4

Brazil

11,9

Rusia

10,9

Meksiko


8,7

Indonesia

8,5

Jerman

7,6

Mesir

7,5

Jepang

7,2

Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) 2013, Indonesia

merupakan negara ke-7 penderita diabetes terbanyak di dunia yaitu sebanyak 8,5 juta
orang setelah China (98,4 juta orang), India (65,1 juta orang), USA (24,4 juta orang),
Brazil (11,9 juta orang), Rusia (10,9 juta orang) dan Mexico (8,7 juta orang). Hal ini

Universitas Sumatera Utara

tentu menjadi permasalahan penting bagi Indonesia untuk segera melakukan tindakan
penanggulangan DM agar tidak semakin meningkat ke depannya.
Jumlah kasus diabetes melitus merupakan kasus terbanyak kedua yang
ditemukan di Kota Medan selama bulan Januari-September tahun 2013 yaitu
sebanyak 23.236 dari 70.002 (33%) kasus penyakit tidak menular. Sedangkan
penyakit tertinggi pertama ialah hipertensi dengan jumlah kasus 33.098 dari 70.002
(47%) kasus penyakit tidak menular.

Jumlah kasus diabetes melitus yang

menunjukkan angka tertinggi kedua menunjukkan bahwa di Kota Medan diabetes
merupakan salah satu PTM utama yang perlu menjadi perhatian dalam
menanganinya.(Dinas Kesehatan Kota Medan, 2013)
Diabetes Melitus merupakan kelainan metabolisme yang berjalan secara

progresif. Jika pengendalian diabetes dilakukan dengan buruk, maka timbulnya
komplikasi dapat berlangsung lebih cepat. Sebaliknya, pengendalian yang baik dapat
memperlambat atau mencegah terjadinya komplikasi diabetes. Dalam hal ini, dunia
maupun pemerintah Indonesia telah menentukan tindakan dalam menanggapi DM
yang semakin meningkat dan mengancam kehidupan masyarakat.
Untuk mendukung kebijakan yang telah ditetapkan oleh WHO dalam Action
Plan For The Global Strategy For The Prevention And Control Of Non
Communicable Diseases, Internatinal Diabetes Federation (IDF) menyusun Global
Diabetes Plan 2011-2021. Dalam diabetes plan tersebut terdapat beberapa kebijakan
yang perlu dilakukan dunia yaitu, meningkatkan status kesehatan penderita DM,
mencegah perkembangan DM tipe 2, dan menghentikan diskriminasi terhadap

Universitas Sumatera Utara

penderita DM, melalui strategi utama yaitu adanya implementasi program nasional
untuk penyakit DM.
Kementerian Kesehatan RI memprioritaskan pengendalian DM diantara
gangguan penyakit metabolik lainnya selain penyakit penyerta seperti hipertensi,
jantung korononer dan stroke. Pada pengendalian faktor risiko DM dilakukan
pengendalian melaui upaya promotif dan preventif dengan tidak mengesampingkan

upaya kuratif dan rehabilitatif. Salah satu kegiatan pengendalian DM yang dilakukan
yaitu monitoring dan deteksi dini faktor risiko DM di Posbindu (Pos Pembinaan
Terpadu) PTM dan implementasi perilaku Cek kondisi Kesehatan secara rutin dan
teratur; Enyahkan asap rokok dan polusi udara lainnya; Rangsang aktivitas dengan
gerak olahraga dan seni; Diet yang sehat dengan kalori seimbang; Istirahat yang
cukup; Kuatkan Iman dalam menghadapi stress (CERDIK).
Indonesia merupakan salah satu negara yang telah menetapkan program
nasional untuk menanggulangi masalah PTM melalui program Posbindu PTM (Pos
Pembinaan Terpadu) PTM yang menentukan DM sebagai penyakit utama selain
Penyakit Kanker, Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (PJPD), penyakit paru
obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan.
Posbindu PTM merupakan kegiatan peran serta masyarakat dalam pengendalian
faktor risiko PTM secara mandiri dan berkelanjutan. Posbindu PTM dilakukan untuk
seluruh masyarakat yang berusia 15 tahun ke atas dengan pelaksana masyarakat dan
dibantu oleh petugas puskesmas setempat. Saat ini sudah terdapat 7.225 Posbindu
PTM di seluruh Indonesia (Depkes, 2013).

Universitas Sumatera Utara

Posbindu PTM merupakan upaya pengendalian penyakit tidak menular yang

dilakukan secara berkala dengan menggunakan sistem 5 meja, yaitu pendaftaran;
wawancara terarah; pengukuran TB, BB, IMT, Lingkar perut dan analisa lemak
tubuh; pengukuran tekanan darah gula, kolesterol total dan trigliserida darah, Inspeksi
Visual Asam Asetat (IVA), kadar alkohol pernafasan dan tes amfetamin urin; serta
konseling, edukasi dan tindak lanjut lainnya. Peserta Posbindu PTM akan dipantau
melalui KMS-FR PTM (Kartu Menuju Sehat Faktor Resiko Penyakit Tidak Menular)
sehingga monitoring dan deteksi dini penyakit tidak menular dapat dilaksanakan di
wilayah kerja puskesmas.
Hasil penelitian yang dilakukan Rafni (2010) mengenai pemanfaatan klinik
DM menunjukkan bahwa sikap responden tentang pasien DM mengikuti programprogram yang ada di klinik diabetes melitus, sebagian besar responden setuju 32
orang (80%). Hal ini menunjukkan bahwa sikap responden terhadap pemanfaatan
klinik diabetes melitus sudah baik karena tujuan utama dari klinik DM adalah pasien
bisa mandiri atau dapat mengatur dietnya sendiri untuk mengontrol kadar gula darah.
Hasil Penelitian Ulfah (2013) mengenai pelaksanaan fungsi koordinasi dalam
program penanggulangan DBD di puskesmas menunjukkan bahwa dalam
penanggulangan masalah DBD bentuk komunikasi vertikal ke bawah dilakukan oleh
Dinas Kesehatan Kota Medan kepada puskesmas, kepala puskesmas kepada petugas
DBD, serta camat kepada lurah dan selanjutnya kepada kepala lingkungan. Hal ini
menunjukkan bahwa dalam penanggulangan masalah kesehatan perlu adanya
pelaksanaan komunikasi vertikal yang baik serta peran dari puskesmas.


Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan, rekapitulasi penyakit
tidak menular di Puskesmas Glugur Darat menunjukkan pada bulan Januari 2014
bahwa dari 338 kasus PTM, ditemukan kasus DM sebanyak 83 kasus (24%). Pada
bulan April sebanyak 105 dari 405 (25%) kasus; pada bulan Mei 41 dari 266 (15%)
kasus dan pada bulan Juni 77 dari 265 (29%) kasus. Berdasarkan data tersebut, DM
termasuk kasus terbesar kedua dalam kasus PTM di Puskesmas Glugur Darat,
sehingga menjadi perhatian besar dalam upaya penanganannya.
Pelaksanaan Posbindu PTM di Puskesmas Glugur Darat melibatkan 3 orang
petugas puskesmas sebagai pelaksana program. Jadwal pelaksanaan Posbindu PTM
ditetapkan melalui kesepakatan dengan masyarakat yaitu pada hari Kamis di pekan
ke-2 dan ke-4 setiap bulannya. Posbindu PTM dilaksanakan di Puskesmas Glugur
Darat. Kegiatan yang dilakukan dalam program Posbindu PTM adalah edukasi,
senam, pemeriksaan dan konsultasi. Berdasarkan hasil pencatatan jumlah peserta
yang mengikuti Posbindu PTM di tahun 2013 mengalami peningkatan setiap
bulannya yaitu, 55 orang pada bulan Oktober, 56 orang pada bulan November, dan 58
orang pada bulan Desember.
Dalam pemanfaatan Posbindu PTM, peserta prediabetes maupun penderita

diabetes yang telah mengalami luka kaki akan diberikan pertolongan agar diabetes
dapat dicegah dan komplikasi tidak semakin memburuk, salah satunya ialah melalui
edukasi perawatan luka dan pengaturan pola makan terhadap penderita oleh tenaga
kesehatan Posbindu PTM. Dalam pelaksanaannya, Posbindu PTM masih dikelola
oleh petugas Puskesmas Glugur Darat sendiri dan belum menjadikan masyarakat
sebagai pelaksana Posbindu PTM.

Universitas Sumatera Utara

Mengacu pada latar belakang di atas maka penulis akan melakukan penelitian
untuk menganalisis pelaksanaan program Posbindu PTM dalam deteksi dini dan
pencegahan komplikasi DM di Puskesmas Glugur Darat tahun 2014.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana pelaksanaan program Posbindu PTM dalam deteksi
dini dan pencegahan komplikasi DM di Puskesmas Glugur Darat tahun 2014?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan program Posbindu
PTM dalam deteksi dini dan pencegahan komplikasi DM di Puskesmas Glugur Darat
tahun 2014.

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi Dinas Kesehatan Kota Medan
mengenai penanggulangan diabetes melitus sehingga dapat meningkatkan
efektivitas dan efisiensi penanggulangan diabetes melitus di Kota Medan.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
puskesmas dan kader Posbindu PTM mengenai pelaksanaan penanggulangan
diabetes melitus, sehingga dapat meningkatkan perannya dalam upaya preventif
dan promotif.

Universitas Sumatera Utara

3. Sebagai bahan menambah ilmu pengetahuan serta wawasan secara nyata bagi
penulis.
4. Menjadi wawasan baru bagi peneliti lain dalam penelitian mengenai deteksi dini
dan pencegahan komplikasi diabetes melitus dengan program Posbindu PTM.

Universitas Sumatera Utara


Dokumen yang terkait

Analisis Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit tidak menular (Posbindu PTM) dalam Deteksi Dini dan Pencegahan Komplikasi Diabetes Melitus di Puskesmas Glugur Darat Tahun 2014

62 297 119

Analisis Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit tidak menular (Posbindu PTM) dalam Deteksi Dini dan Pencegahan Komplikasi Diabetes Melitus di Puskesmas Glugur Darat Tahun 2014

0 0 14

Analisis Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit tidak menular (Posbindu PTM) dalam Deteksi Dini dan Pencegahan Komplikasi Diabetes Melitus di Puskesmas Glugur Darat Tahun 2014

0 0 2

Analisis Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit tidak menular (Posbindu PTM) dalam Deteksi Dini dan Pencegahan Komplikasi Diabetes Melitus di Puskesmas Glugur Darat Tahun 2014

0 0 46

Analisis Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit tidak menular (Posbindu PTM) dalam Deteksi Dini dan Pencegahan Komplikasi Diabetes Melitus di Puskesmas Glugur Darat Tahun 2014

1 2 3

Analisis Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit tidak menular (Posbindu PTM) dalam Deteksi Dini dan Pencegahan Komplikasi Diabetes Melitus di Puskesmas Glugur Darat Tahun 2014

0 0 12

Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2016

0 0 16

Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2016

0 0 2

Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2016

0 1 8

Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2016

0 4 32