Analisis Perang Irak 2003 menggunakan ko
Analisis Perang Irak 2003 menggunakan konsep Asymmetric Warfare
(Kemenangan Amerika Serikat dan Sekutu pada Perang yang Asimetris)
Paper
Diajukan sebagai Ujian Tengah Semester
Mata Kuliah Studi Strategi dan Keamanan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Gigih Unggul Halim W.
Ajeng Apriliandari
Dida Eka Putra
Indarwati Widyaningrum
Nurul Fawzia
Saad Fajrul Aziz
D0412018
D0413006
D0413015
D0413025
D0413037
D0413047
PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
I.
PENDAHULUAN
Perang merupakan suatu kegiatan yang sangat keji yang sering dilakukan oleh
manusia. Perang sendiri memiliki banyak arti yaitu kondisi atau periode pertempuran
antar negara atau kelompok. Perang juga berarti situasi di mana orangorang atau
kelompok bersaing dengan atau melawan satu sama lain. Arti lain dari perang adalah
upaya terorganisir oleh pemerintah atau organisasi besar lainnya untuk menghentikan
atau mengalahkan sesuatu yang dipandang sebagai berbahaya atau buruk 1. Perang
selalu melibatkan dua atau lebih pihak yang bersengketa atau berkonflik dan saling
menyerang, dan aktor dari perang tersebut tidak harus sebuah negara, namun juga bisa
melibatkan ras, agama, kesatuan, dll. Sebagai salah satu tokoh dalam pemikiran konsep
perang, Machiavelli menyebutkan bahwa perang merupakan suatu dasar yang alamiah
dalam penyelesaian masalah dan juga hal yang penting untuk dilakukan. Jika suatu
negara gagal dalam upaya diplomasi untuk menyelesaikan konflik atau pun dalam
mencapai kepentingannya, perang menjadi jalan yang penting untuk ditempuh 2.
Machiavelli menambahkan, jika suatu negara terlibat dalam konflik yang
berujung pada perang, warga negara harus ikut mendukung negara secara penuh, yang
secara sederhana disebut dengan istilah Conscript atau wajib militer3. Tanggung jawab
dalam mendukung atau membela negara berada pada seluruh warga negara. Oleh
karena itu, wajib militer menjadi hal yang harus dilakukan oleh warga negara dalam
tanggung jawab nasionalismenya. Selain menjadi bentuk tanggung jawab dalam
membela negara, wajib militer juga berpengaruh pada penambahan jumlah pasukan
yang akan berperang melawan negara yang menjadi musuhnya. Di dalam hubungan
internasional, perang dianggap sebagai sesuatu yang lazim, terlepas dari apapun
bentuk perang tersebut. salah satu bentuk perang yaitu asymmetric war.
Asymmetric War merupakan sebuah perang ataupun konflik melawan grupgrup
tertentu ataupun terhadap negara dengan dengan ketidakseimbangan Militer, dan
MerriamWebster, “War,” diakses pada 8 November 2015 , http://www.merriam
webster.com/dictionary/war
2
Walte Pinem, “Perang Menurut Prinsip Machiavelli,” diakses pada 8 November 2015
http://www.seniberpikir.com/perangmenurutprinsipmachiavelli/
3
Ibid
1
negara yang lebih lemah menggunakan caracara khusus untuk mengalahkan
musuhnya seperti terrorisme, Gerilya, Bom bunuh diri ataupun taktik dan strategi
khusus lainnya4. Dalam sistem internasional, tercatat sudah ada setidaknya puluhan
perang besar yang pernah terjadi, termasuk Asymmetric Warfare yang kemudian
menyebabkan perubahan pada hubungan internasional setiap negara. Salah satu contoh
bentuk Asymetric Warfare adalah Invasi ke Irak pada tahun 2003.
Invansi Amerika Serikat dan aliansinya pada tahun 2003 ke Irak merupakan
salah satu bentuk perang yang terjadi setelah berakhirnya Perang Dingin. Invasi
tersebut merupakan tindak lanjut dari Perang Teluk I dan II yang terjadi pada 22
September 1980 dan 2 Agustus 1990 5. Pada Perang Teluk pertama, Amerika Serikat
beserta aliansinya berusaha menghancurkan senjata biologis dan senjata pemusnah
massal di Irak, sedangkan pada Perang Teluk II merupakan usaha pembebasan dari
Dewan Keamanan PBB untuk membebaskan Kuwait yang saat itu di iinvasi oleh Irak 6.
Setelah itu United Nations Special Commission (UNSCOM) sebuah badan PBB melakukan
inspeksi ke Irak untuk menjamin kedamaian disana setelah Perang Teluk serta kembali
mencari kemungkinan adanya senjata pemusnah massal lagi, tetapi setelah
menginspeksi istana kepresidenan, para inspektor yang menginspeksi Irak dilarang
masuk ke Irak lagi. Akhirnya pada November 2002 Dewan Keamanan PBB
mengeluarakan resolusi 1441 dan dimulailah invansi ke Irak yang dipimpin oleh
Amerika Serikat7.
II.
METODE KONSEPTUAL
Pada bagian Pendahuluan, telah dijelaskan bahwa salah satu bentuk asymmetric
warfare adalah peperangan yang yang terjadi di Irak yang diinisiasi oleh Amerika
Serikat. Perang yang awalnya didasarkan pada niatan untuk menjaga perdamaian
4
Asymetric Warfare, Britannica diakses pada 8 November 2015
http://www.britannica.com/topic/asymmetrical-warfare
5
Herimanto, Sejarah, Platinum, Solo, 2013,hlm. 245-246
6
Why did the United States Invades Iraq in 2003?, Popular Social Science diakses
pada 8 November 2015 http://www.popularsocialscience.com/2012/10/25/why-did-theunited-states-invade-iraq-in-2003-2/
7
Ibid Why did the United States Invades Iraq in 2003?, Popular Social Science diakses
pada 8 November 2015
dunia ini –setidaknya itu yang selalu didengungdengungkan Amerika, kemudian
berubah menjadi invasi dengan tujuan akhir menggulingkan rezim Saddam Husein
yang berkuasa. Dan terjadilah apa yang disebut dengan asymmetric warfare. Pada bagian
ini, akan dijelaskan bagaiaman konsep atau teori asymmetric warfare, apa
karakteristiknya dan seluk beluk tentang asymmetric warfare dan strategi yang dipakai
dalam perang.
1.
Konsep dan Teori asymmetric warfare
Perang Asimetris menurut Dewan Riset Nasional (DRN) adalah suatu model peperangan
yang dikembangkan dari cara berpikir yang tidak lazim, dan di luar aturan peperangan
yang berlaku, dengan spektrum perang yang sangat luas dan mencakup aspek
aspek astagatra (perpaduan antara trigatra: geografi, demografi, dan sumber daya
alam/SDA; dan pancagatra: ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya).8
Menteri Pertahanan RI Jendral TNI Ryamizard Ryaccudu memaknai asymmetric warfare sebagai
perang non militer atau dalam bahasa populernya dinamai smart power, atau perang non konvensional
merupakan perang murah meriah, tetapi memiliki daya hancur lebih dahsyat daripada bom atom. 9
Istilah asimetris diartikan sebagai perbedaan yang signifikan dalam “kekuatan” dari
aktoraktor yang berlawanan dalam suatu konflik. Kekuatan tersebut diartikan sebagai
kekuatan material, seperti tentara profesional berjumlah besar, senjata canggih,
ekonomi maju, dan sebagainya.10 Perang asimetris dilakukan oleh antarnegara atau
antar kelompok seperti perang sipil atau perang saudara.
Beberapa poin umum tentang perang asimetris ditemukan di setiap literatur meliputi: 11
1.
8
Mengadu antara aktor kuat dengan aktor yang lemah
Ruly Rahadian, “Peranan Intelijen Negara Dalam Situasi Perang Asimetris Untuk
Menegakkan
Bela
Negara”
(diakses
5
November
2015)
http://jurnalpatrolinews.com/2015/08/17/peranan-intelijen-negara-dalam-situasi-perangasimetris-untuk-menegakkan-bela-negara/
9
Ruly Rahadian, “Peranan Intelijen Negara Dalam Situasi Perang Asimetris,”
10
“Perang
Asimetris,”
Kementerian
Pertahanan
RI,
dilihat
5
November
2015,
http://www.kemhan.go.id/kemhan/?pg=31&id=1686.
11
“Asymmetric Warfare: An Historical Perspective,” Defense Technical Information Center, dilihat 5
November 2015, http://www.dtic.mil/get-tr-doc/pdf?AD=ADA363836.
2.
Menggunakan metode tak terduga, tidak konvensional, atau inovatif
3.
serangan atau pertahanan
Menawarkan efek yang tidak proporsional dalam hal hasil untuk investasi
4.
militer atau keuangan
Ancaman asimetris dapat berupa teknologi atau berbasis budaya
Perang asimetrik terdiri dari tiga bagian12:
1.
2.
Cyber warfare atau operasi ofensif dalam perang informasi
Senjata penghancur massal seperti senjata biologi, kimia, nuklir, dan
3.
radiologi
Senjata konvensional yang direkayasa menjadi nonkonvensional dengan
taktiktaktik modern, seperti peningkatan teknologi amunisi dengan daya
ledak besar
2.
Tipologi Perang Asimetris
Berikut menggunakan perbandingan pendekatan langsung dan tidak
langsung:13
1.
Strategi langsung
Pendekatan serangan maupun pertahanan secara langsung yaitu dengan
memanfaatkan kekuataan militer untuk membentuk pertahanan dan juga
menyerang musuh. Adapun target dari strategi ini adalah pasukan militer
musuh dengan tujuan untuk mengambil alih kontrol dan melumpuhkan
2.
kekuataan militer musuh.
Strategi tidak langsung
Pendekatan serangan maupun pertahanan secara tidak langsung yaitu
dengan tujuan yang sama untuk menghancurkan kapasitas musuh namun
12
Alfisyahrianti. “Kebijakan Asia Pivot Amerika Serikat di Bawah Pemerintahan Obama” (diakses 5
November
2015)
http://repository.unri.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/4250/JURNAL%20SKRIPSI
%20NEW.pdf?sequence=1
13
Fitrah, Ladia. “Paradigma Realisme, Liberalisme dan Konstruktivisme menjelaskan tindakan AS dalam
Menghadapi Terorisme Al Qaeda Pasca Serangan 9/11 (2001-2011)” (diakses 5November 2015) lib.ui.ac.id/file?
file=digital/20350951-TA-Ladia%20Fitrah.pdf
dengan memanfaatkan sumber kekuatan tidak hanya militer seperti
teknologi, kampanye, ideologi, budaya dan sebagainya.
3.
Strategi dan Taktik asymmetric warfare
Beberapa hal yang menjadi taktik perang asimetrik14:
1.
Mencari peluang secara khusus untuk memiliki keunggulan teknologi
yang dapat mengungguli jumlah kekuatan pasukan lawan dalam skala
2.
gelaran.
Pelatihan taktik diutamakan pada konsentrasi pasukan kecil taktis
3.
berkemampuan tinggi yang khas.
Saat terjadi situasi dimana lawan berkekuatan besar telah menyerang dan
menduduki, maka gelaran siasat “tidak biasa” dipilih dengan taktik hit
and run, gangguangangguan tanpa harus keluar dari jalur perang
4.
konvensional
Melakukan berbagai manipulasi situasi seperti misalnya dengan
memanfaatkan atributatribut yang diakui badan dunia sebagai atribut
netral seperti misalnya eksploitasi mobil ambulan untuk memindahkan
pasukan atau menyerang dari balik gedung rumah sakit atau bahkan
5.
tempat pengungsian.
Psywar memainkan peran besar dalam gelaran taktik perang asimetrik.
Otak menjadi andalah utama sebagai mesin perang dominan.
4.
Karakteristik Asymmetric Warfare
Perang asimetris atau Asymmetric Warfare dalam hal ini memiliki ciri atau
karakteristik yang membedakan dengan perang lain, seperti:
1.
Melibatkan dua aktor atau lebih dengan kekuatan yang tidak seimbang
dan mencakup spektrum perang yang luas.
14
Mayjen TNI Zahari Siregar. “Tinjauan Sekilas Tentang Perang Terorisme Sebagai
Strategi
Perang
Asimetrik
Modern
Abad
21”
(diakses
5
November
2015)
http://www.tniad.mil.id/index.php/2014/08/tinjauan-sekilas-tentang-perang-terorismesebagai-strategi-perang-asimetrik-modern-abad-21/
2.
Bersifat transnasional, tidak mengenal medan perang yang pasti, tidak
membedakan sipil dan militer, tidak mengenal masa perang dan damai,
3.
serta tidak mengenal garis depan. 15
Cenderung tidak teratur karena medan perangnya tidak ditentukan, tidak
adanya penentuan kombatan dan nonkombatan, serta munculnya aktor
4.
non negara sebagai aktor perang.16
Merupakan konflik yang melibatkan kekerasan, antara militer formal di
satu pihak melawan pihak lain yang informal dan tidak didukung
5.
pasukan bersenjata lengkap namun memiliki militansi yang tinggi.
Kedua pihak berusaha untuk mengeksploitasi kelemahan lawan dengan
menggunakan strategi dan taktik perang konvensional maupun non
konvensional. Pihak yang lebih lemah berusaha menggunakan strategi
yang lebih jitu untuk mengimbangi kekurangannya dalam kuantitas atau
kualitas militer. Strategi pihak yang lemah menghindari tindakan secara
militer, yang merupakan kekuatan pihak lawan.17
5.
Teori Perang
Terdapat beberapa teori tentang penyebab terjadinya peperangan. Salah satunya
adalah Malthusian Overpopulation18. Dalam teori ini disebutkan bahwasanya perang
terjadi karena populasi manusia yang sudah terlalu banyak. Sehingga terjadi banyak
persaingan dalam berbagai sektor seperti ekonomi maupun politik. Dan dampak dari
hal tersebut adalah manusia berperang dengan manusia lain untuk memenuhi
kebutuhannya.
15
K. Mustarom, “Perang Generasi Ke Empat” (diakses 5 November 2015) syamina.org/uploads/Lapsus
%20Syamina_XV_Oktober_2014.pdf
16
Ladia Fitrah, “Paradigma Realisme, Liberalisme dan Konstruktivisme menjelaskan tindakan AS dalam
Menghadapi Terorisme Al Qaeda Pasca Serangan 9/11 (2001-2011)” (diakses 5 November 2015) lib.ui.ac.id/file?
file=digital/20350951-TA-Ladia%20Fitrah.pdf
17
Kementerian
Pertahanan
RI. “Perang Asimetris”
(Diakses
5
November
2015)
http://www.kemhan.go.id/kemhan/?pg=31&id=1686.
18
iO9. “The 10 Most Important Theories of Why We Make War”. (Dilihat pada 7 November
2015). http://io9.com/the-10-most-important-theories-of-why-we-make-war-1550133753
Teori yang mengatakan bahwa meledaknya populasi menyebabkan perang juga
dikatakan dalam Youth Bulge theory19, dimana dalam teori tersebut perang merupakan
akibat dari membengkaknya jumlah populasi sehingga kesempatan menjadi sedikit.
Sehingga ketika seseorang ingin meraih suatu fasilitas maka ia harus bersaing dengan
orang lain dimana perang dapat terjadi karenanya.
Dari kedua teori di atas kita dapat melihat dewasa ini banyak terjadi perang
karena perebutan suatu hal. Bias jadi perebutan wilayah antar negara maupun
perebutan kebutuhan seharihari di tingkat individu. Sebagai contohnya adalah
sengketa pulau Takeshima atau yang dikenal dengan nama Dokdo di Korea yang
mempertemukan Jepang dan Korea dalam konflik perebutan pulau.
III. ANALISIS
Penyebab Perang
Kasus ini adalah salah satu kasus yang cukup tricky untuk dianalisis, terutama
ketika hendak menjelaskan penyebab perang yang terjadi. Hal disebabkan oleh betapa
kaburnya rasionalisasi yang digunakan Amerika untuk menyerang Irak. Di awal,
Amerika menduga ada senjata pemusnah massal sedang dikembangkan oleh
pemerintah Irak. Atas dasar ini, Amerika berargumen bahwa untuk melawan
terorisme, publik internasional harus mengambil langkah cepat sebelum musuh
sanggup bergerak. Amerika merasa kecolongan ketika teroris berhasil menyerang
dengan kekautan besar seperti yang tergambar dalam tragedi 11 September. Sebagai
negara dengan kekuatan ekonomi sekaligus kekuatan militer paling kuat, Amerika
merasa berkewajiban mengambil kepemimpinan ini. Alasan ini, dalam sebuah artikel
yang ditulis oleh Craig Biddle, dapat dikategorikan sebagai penyebab perang tipe
19
Ibid.
statism; sebuah sikap yang diambil oleh aktor yang didasarkan pada kebaikan bagi
semua pihak; for the sake of greater good.20
Amerika Serikat melakukan serangan yang ditujukan kepada Irak tanggal 19
Maret 200321 untuk melucuti senjata pemusnah massal yang dimiliki Irak, tujuan lain
adalah untuk membebaskan rakyat Irak dari kepemimpinan Saddam Husein yang
selama masa pemerintahannya dikenal diktaktor, juga untuk menghapus terorisme di
Negara tersebut. Tetapi dalam praktik serangan yang dilakukan oleh Amerika Serikat
terjadi ketidakseimbangan kekuatan. Beberapa ketidakseimbangan tersebut dapat
dilihat dari empat faktor yaitu jumlah tentara, anggaran perang, jumlah korban dan
strategi yang digunakan.
Jumlah Tentara
Amerika Serikat memimpin invasi Irak dengan didukung dari berbagai negara,
antara lain Inggris. Jumlah tentara AS di lapangan befluktuasi antara 100.000150.000
kecuali pada masa ‘penambahan pasukan’ tahun 2007. Pada masa itu, Presiden George
Bush ingin meningkatkan keamanan di Irak, khususnya di ibukota Baghdad, dengan
mengerahkan 30.000 pasukan. Presiden Barack Obama kemudian menjanjikan
penarikan mundur tentara AS dari Irak sebagai bagian dari kampanye pada tahun 2008
dan jumlah tentara AS di Irak terus berkurang sejak dia memerintah Januari 200922
Dari data diatas terlihat bahwa jumlah pasukan Amerika Serikat yang dikerahkan
untuk menyerang Irak jumlahnya jauh lebih banyak sekitar 3 kali lipat dibanding
jumlah tentara Irak yang dikerahkan oleh Presiden Saddam Husein. Terlebih dalam
serangan tersebut Irak tidak mendapat bantuan dari pihak manapun. Tidak seperti
Craig Biddle, “The Causes of War and Those of Peace,” The Objective Standard, 2 Oktober
2014, dilihat 8 November 2015, https://www.theobjectivestandard.com/2014/10/causeswarpeace/.
20
Komapsia, “Kilas Balik Okupasi dan Penarikan Tentara AS di Irak, Marilah Pulang Bersamasama”,
(http://www.kompasiana.com/abanggeutanyo/kilasbalikokupasidanpenarikantentaraasdiirak
marilahpulangbersamasama_550adb548133110478b1e371) diakses 8 November 2015
22
BBC, “Perang Irak dalam Angka”, (
http://www.bbc.com/indonesia/laporan_khusus/2013/02/130216_irak _statistik) diakses 8
November 2015
21
Amerika yang mendapat bantuan dari Inggris. Hal ini tentu saja membantu Amerika
Serikat untuk memenangkan invasi terhadap Irak.
Biaya Perang
Biaya Perang ini meliputi biaya yang digunakan untuk membeli alutsista,
senjata, mengobati korban perang, dll. Badan Riset Kongres Amerika Serikat
memperkirakan Amerika Serikat menghabiskan hampir US$802 miliar untuk mendanai
perang Irak hingga tahun keuangan 2011. Namun pemenang Nobel Ekonomi, Joseph
Stiglitz, dan akademisi dari Universitas Harvard, Linda Bilmes, mendapatkan
perhitungan US$3 triliun dengan memasukkan dampaknya terhadap anggaran negara
dan perekonomian AS. Pemerintah Inggris pada Bulan Juni 2010 mengeluarkan angka
US$14, 32 miliar untuk mendanai perang Irak. Sebagian besar untuk kepentingan
militer dan US$861 juta untuk bantuan23.
Dari data jumlah biaya yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat, jumlah tersebut
merupakan jumlah yang sangat besar. Meskipun tidak diketahui tepatnya berapa biaya
yang dikeluarkan Irak sebagai korban invasi Amerika, tetapi dari biaya yang
dikeluarkan Amerika Serikat tidak heran jika Amerika mampu mengalahkan Irak.
Jumlah Korban
Tim peneliti dari Amerika Serikat, Kanada, dan Irak memperhitungkan jumlah korban
jiwa dalam periode 2003 sampai pertengahan 2011 itu mencapai 461.000 orang.
Perhitungan didasarkan survei secara acak atas 2.000 rumah tangga di 18 provinsi pada
periode Mei hingga Juli 2011. Jumlah korban jiwa tersebut tidak hanya mencakup
kematian akibat invasi dan serangan kelompok perlawanan maupun kekerasan
sektarian akan tetapi juga yang diakibatkan ambruknya prasarana di Irak akibat
serangan24.
Amerika Serikat kehilangan 4.487 personilnya di Irak sejak Operasi Pembebasan
Irak dilancarkan pada tanggal 19 Maret 2003. Sebanyak 3.492 tewas dalam operasi
23
Ibid
BBC, “Korban Perang Irak 460.000 Jiwa
Lebih”,’(http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2013/10/131016_ irak_perang ) diakses 8
November 2015
24
militer dan sekitar 32.000 lukaluka. Sementara Inggris kehilangan 179 tentaranya
dengan 136 tewas dalam operasi. Sebanyak 139 pasukan dari negaranegara lain
anggota koalisi tewas di Irak. Berdasarkan Iraq Body Council, tercatat 97.461 hingga
106.348 korban jiwa sipil hingga Juli 201025.
Dari data diatas dapat diketahui bahwa korban tentara Amerika Serikat dan
bantuan tentara Inggris tidak seberapa dibandingkan warga Irak baik warga sipil
maupun militer. Merupakan hal yang wajar apabila korban Irak sebanyak itu karena
AMerika membiayai dengan sangat besar invasi yang dilakukan dan membawa tentara
dalam jumlah yang besar.
Strategi Amerika dan Sekutu dalam perang Irak
Selain melihat adanya ketidakseimbangan antara Amerika Serikat dan sekutu
terhadap militer koalisi pemerintah Irak, terdapat beberapa strategi yang berhasil
menutupi kekurangan Amerika Serikat dan sekutu terhadap situasi perang yang
asimetris. Bukan berarti keunggulan militer dan logistik Amerika Serikat akan
menimbulkan kemenangan pada pihak sekutu. Dapat dikatakan perang Irak
merupakan sebuah perang asimetris bagi kedua pihak, Amerika Serikat serta Irak itu
sendiri. Perang asimetris lebih banyak menjelaskan sebuah kondisi dimana negara
negara besar dapat dikalahkan oleh pihak yang lebih lemah dalam sebuah perang,
khususnya perang gerilya, yang dalam hal ini dapat diatasi oleh Amerika Serikat dan
Sekutu sebagai negara kuat.
Salah satu kunci kemenangan Amerika Serikat dan Inggris adalah kemampuan
keduanya untuk beradaptasi dengan kondisi perang yang asimetris. Militer kedua
negara merespon dengan baik taktik perang Irak seperti bom bunuh diri, ranjau
tersembunyi dan berusaha mengurangi kematian nonkombatan dalam perang. Dalam
situasi perang Irak, Amerika Serikat dan Inggris diuntungkan oleh kurangnya pasukan
liar dan bom bunuh diri dari militer Irak. Situasi akan berbeda jika Irak menggunakan
25
BBC, “Korban Perang Irak Dalam Angka”,
(http://www.bbc.com/indonesia/laporan_khusus/2013/02/ 130216_irak_statistik) diakses 8
November 2015
senjata kimiabiologi atau meluncurkan lebih dari 9 misil Al Samoud atau meluncurkan
taktik roket jarak jauh.
Seperti penjelasan sebelumnya, kesuksesan Amerika Serikat dan Inggris dalam
perang Irak bukan berarti keduanya mengantisipasi segala bentuk serangan Irak.
Terdapat banyak kemungkinan terhadap bentuk serangan Irak, yang paling ditakutkan
adalah jika Irak mampu mengkombinasikan perang gerilya dengan senjata pemusnah
massal serta menggunakan pasukan tersembunyi dan secara bersamaan meluncurkan
serangan teroris di Amerika dan Inggris.
Menteri pertahanan Inggris mengatakan salah satu kelemahan dari Irak adalah
ketidakmampuannya untuk menerima serangan biasa atau tetap yang diakibatkan oleh
penggunaan kemampuan militer konvensional rezim Saddam. Irak menggunakan bom
bunuh diri untuk menyerang checkpoint bagian utara An Najaf yang menewaskan 4
orang prajurit Amerika Serikat. Tentara Irak juga menyatu dengan masyarakat sipil dan
disaat yang bersamaan juga mengibarkan bendera putih sambil tetap melakukan
penyerangan. Disaat taktik tersebut tidak efektif, Irak juga menunjukkan respon negatif
terhadap konvensi Genewa, sehingga menimbulkan krisis terhadap populasi Irak. 26
Selain itu Amerika serikat dan sukutunya juga harus menemukan pemecahan
masalah dalam perang asimetris selama penyelesaian konflik, proses perdamaian dan
pembangunan negara yang dapat menimbulkan kemungkinan adanya perpecahan
antara Amerika Serikat dan sekutunya. Amerika Serikat saat itu terpaksa
berkonsentrasi terhadap misi pertahanan, yang menimbulkan gangguan psikologis
terhadap kedua pihak karena terisolasi dan hanya mampu melakukan serangan
terbatas untuk menibulkan kekacauan politik serta tindakan sabotase yang tidak
berdampak begitu besar.
Melihat kekuatan perang konvensional secara keseluruhan, negara barat masih
cenderung lemah namun cukup konsisten dalam pembangunan negara. Hal ini juga
merupakan salah satu kelemahan yang disadari oleh pihak musuh. Saddam Husein dan
ilmuan Irak mempelajari hal tersebut dari pengalaman Amerika Serikat di Vietnam dan
26
Anthony H. Cordesman, 2003, The Iraq War: Strategy, Tactics, and Military Lessons, Center for Strategic
and International Studies; Washington, hal. 232
Lebanon sebagai contoh kelemahan Amerika Serikat jauh sebelum perang teluk terjadi.
Mereka juga melihat adanya kelemahan pendekatan Amerika Serikat pada Somalia,
Kosovo dan Afghanistan. Beberapa dokumen Irak menunjukkan kampanye opsi
asimetris pasca perang melawan Amerika Serikat.27
Memenangkan sebuah perdamaian tidak berarti menciptakan perdamaian itu
sendiri. Amerika Serikat dan sekutunya harus siap dalam menghentikan bentuk konflik
apapun dan menjadikan pembangunan negara sebagai bentuk Asymmetric Warfare yang
baru. Amerika Serikat dan sekutu juga dengan kata lain harus siap untuk tidak
mengikuti perang apapun dan fokus peningkatan pertahanan, politik dan ekonomi
untuk memenangkan negara lain.
IV.
KESIMPULAN
Sejarah membuktikan, perang adalah kondisi terburuk yang dapat menimpa
sebuah peradaban. Ketika berperang manusia seperti berubah menjadi serigala buas
yang tidak mengenal belas kasihan; musuh, anak kecil, wanita, perpustakan, rumah
sakit bahkan objek warisan peradaban kuno tak luput dari kehancuran. Apapun
pembenaran yang dibuat, perang telah mengubah wajah peradaban manusia; menjadi
lebih baik atau malah semakin buruk. Begitu juga dengan perang timpang, atau yang
dalam tulisan ini disebut dengan asymmetric warfare.
Invasi Amerika ke Irak adalah satu bentuk dari asymmetric warfare yang telah
dikupas di bagian analisis dalam tulisan ini. Perang yang jika dilihat dari banyak faktor,
sangat menguntungkan Amerika dengan segala jumlah pasukannya, kecanggihan
angkatan perangnya sampai kecerdikan strategi yang diterapkan. Perang ini akhirnya
dimenangkan Amerika dengan hasil tumbangnya rezim Saddam Husein sekaligus
bonus yang menggiurkan; kilang minyak. Banyak ahli berpendapat, justru minyak
inilah tujuan utama invasi Amerika ke Iraq. Akhirnya, apapun pembenaran yang
dirumuskan, bagaimanapun ketimpangan atau keberimbangan kekuatan para aktor
27
Ibid, hal. 234
yang berperang, perang tetap harus menjadi pilihan terakhir yang harus diambil
seorang kepala negara. Oleh sebab itu, John F. Kennedy pernah berujar, “umat manusia
harus mengakhiri perang, sebelum perang mengakhiri umat manusia”.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Cordesman, Anthony H. The Iraq War: Strategy, Tactics, and Military Lessons. Center for
Strategic and International Studies, 2003.
Herimanto. “ Sejarah.” Solo: Platinum. 2013. 245246
Artikel
Biddle, Craig. “The Causes of War and Those of Peace.” The Objective Standard, 2
Oktober
2014,
dilihat
8
November
2015,
https://www.theobjectivestandard.com/2014/10/causeswarpeace/ .
Jakobsen, Tor G. “Why did the United States Invades Iraq in 2003?” Popular Social
Science, 25 Oktober 2012,
diakses 8 November 2015 .
http://www.popularsocialscience.com/2012/10/25/whydidtheunitedstates
invadeiraqin20032/.
Pinem, Walter. “Perang Menurut Prinsip Machiavelli.” Seni Berpikir, diakses pada 8
November
2015.
http://www.seniberpikir.com/perangmenurutprinsip
machiavelli/.
Blog
Kompasiana, “Kilas Balik Okupasi dan Penarikan Tentara AS di Irak, Marilah Pulang
Bersamasama”,
(http://www.kompasiana.com/abanggeutanyo/kilasbalik
okupasidanpenarikantentaraasdiirakmarilahpulangbersama
sama_550adb548133110478b1e371) diakses 8 November 2015.
Website
BBC. “Korban Perang Irak 460.000 Jiwa Lebih.” Dilihat 8 November 2015.
http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2013/ 10/131016_irak_perang.
____.
“Korban Perang Irak Dalam Angka.”
Dilihat 8 November 2015.
http://www.bbc.com/indonesia/laporan_khusus/ 2013/02/130216_irak_statistik.
____.
“Perang Irak dalam Angka.”
Dilihat 8 November 2015.
http://www.bbc.com/indonesia/laporan_khusus/2013/02/ 130216_irak_statistik.
Encyclopedia Britannica. “Asymetric Warfare.” Dilihat 8 November 2015.
http://www.britannica.com/topic/asymmetricalwarfare
Kementerian Pertahanan RI. “Perang Asimetris.” Dialihat 5 November 2015.
http://www.kemhan.go.id/kemhan/?pg=31&id=1686.
Merriam Webster. “War.” diakses pada 8 November 2015. http://www.merriam
webster.com/dictionary/war
iO9. “The 10 Most Important Theories of Why We Make War.” Dilihat 7 November
2015.
1550133753.
http://io9.com/the10mostimportanttheoriesofwhywemakewar
(Kemenangan Amerika Serikat dan Sekutu pada Perang yang Asimetris)
Paper
Diajukan sebagai Ujian Tengah Semester
Mata Kuliah Studi Strategi dan Keamanan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Gigih Unggul Halim W.
Ajeng Apriliandari
Dida Eka Putra
Indarwati Widyaningrum
Nurul Fawzia
Saad Fajrul Aziz
D0412018
D0413006
D0413015
D0413025
D0413037
D0413047
PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
I.
PENDAHULUAN
Perang merupakan suatu kegiatan yang sangat keji yang sering dilakukan oleh
manusia. Perang sendiri memiliki banyak arti yaitu kondisi atau periode pertempuran
antar negara atau kelompok. Perang juga berarti situasi di mana orangorang atau
kelompok bersaing dengan atau melawan satu sama lain. Arti lain dari perang adalah
upaya terorganisir oleh pemerintah atau organisasi besar lainnya untuk menghentikan
atau mengalahkan sesuatu yang dipandang sebagai berbahaya atau buruk 1. Perang
selalu melibatkan dua atau lebih pihak yang bersengketa atau berkonflik dan saling
menyerang, dan aktor dari perang tersebut tidak harus sebuah negara, namun juga bisa
melibatkan ras, agama, kesatuan, dll. Sebagai salah satu tokoh dalam pemikiran konsep
perang, Machiavelli menyebutkan bahwa perang merupakan suatu dasar yang alamiah
dalam penyelesaian masalah dan juga hal yang penting untuk dilakukan. Jika suatu
negara gagal dalam upaya diplomasi untuk menyelesaikan konflik atau pun dalam
mencapai kepentingannya, perang menjadi jalan yang penting untuk ditempuh 2.
Machiavelli menambahkan, jika suatu negara terlibat dalam konflik yang
berujung pada perang, warga negara harus ikut mendukung negara secara penuh, yang
secara sederhana disebut dengan istilah Conscript atau wajib militer3. Tanggung jawab
dalam mendukung atau membela negara berada pada seluruh warga negara. Oleh
karena itu, wajib militer menjadi hal yang harus dilakukan oleh warga negara dalam
tanggung jawab nasionalismenya. Selain menjadi bentuk tanggung jawab dalam
membela negara, wajib militer juga berpengaruh pada penambahan jumlah pasukan
yang akan berperang melawan negara yang menjadi musuhnya. Di dalam hubungan
internasional, perang dianggap sebagai sesuatu yang lazim, terlepas dari apapun
bentuk perang tersebut. salah satu bentuk perang yaitu asymmetric war.
Asymmetric War merupakan sebuah perang ataupun konflik melawan grupgrup
tertentu ataupun terhadap negara dengan dengan ketidakseimbangan Militer, dan
MerriamWebster, “War,” diakses pada 8 November 2015 , http://www.merriam
webster.com/dictionary/war
2
Walte Pinem, “Perang Menurut Prinsip Machiavelli,” diakses pada 8 November 2015
http://www.seniberpikir.com/perangmenurutprinsipmachiavelli/
3
Ibid
1
negara yang lebih lemah menggunakan caracara khusus untuk mengalahkan
musuhnya seperti terrorisme, Gerilya, Bom bunuh diri ataupun taktik dan strategi
khusus lainnya4. Dalam sistem internasional, tercatat sudah ada setidaknya puluhan
perang besar yang pernah terjadi, termasuk Asymmetric Warfare yang kemudian
menyebabkan perubahan pada hubungan internasional setiap negara. Salah satu contoh
bentuk Asymetric Warfare adalah Invasi ke Irak pada tahun 2003.
Invansi Amerika Serikat dan aliansinya pada tahun 2003 ke Irak merupakan
salah satu bentuk perang yang terjadi setelah berakhirnya Perang Dingin. Invasi
tersebut merupakan tindak lanjut dari Perang Teluk I dan II yang terjadi pada 22
September 1980 dan 2 Agustus 1990 5. Pada Perang Teluk pertama, Amerika Serikat
beserta aliansinya berusaha menghancurkan senjata biologis dan senjata pemusnah
massal di Irak, sedangkan pada Perang Teluk II merupakan usaha pembebasan dari
Dewan Keamanan PBB untuk membebaskan Kuwait yang saat itu di iinvasi oleh Irak 6.
Setelah itu United Nations Special Commission (UNSCOM) sebuah badan PBB melakukan
inspeksi ke Irak untuk menjamin kedamaian disana setelah Perang Teluk serta kembali
mencari kemungkinan adanya senjata pemusnah massal lagi, tetapi setelah
menginspeksi istana kepresidenan, para inspektor yang menginspeksi Irak dilarang
masuk ke Irak lagi. Akhirnya pada November 2002 Dewan Keamanan PBB
mengeluarakan resolusi 1441 dan dimulailah invansi ke Irak yang dipimpin oleh
Amerika Serikat7.
II.
METODE KONSEPTUAL
Pada bagian Pendahuluan, telah dijelaskan bahwa salah satu bentuk asymmetric
warfare adalah peperangan yang yang terjadi di Irak yang diinisiasi oleh Amerika
Serikat. Perang yang awalnya didasarkan pada niatan untuk menjaga perdamaian
4
Asymetric Warfare, Britannica diakses pada 8 November 2015
http://www.britannica.com/topic/asymmetrical-warfare
5
Herimanto, Sejarah, Platinum, Solo, 2013,hlm. 245-246
6
Why did the United States Invades Iraq in 2003?, Popular Social Science diakses
pada 8 November 2015 http://www.popularsocialscience.com/2012/10/25/why-did-theunited-states-invade-iraq-in-2003-2/
7
Ibid Why did the United States Invades Iraq in 2003?, Popular Social Science diakses
pada 8 November 2015
dunia ini –setidaknya itu yang selalu didengungdengungkan Amerika, kemudian
berubah menjadi invasi dengan tujuan akhir menggulingkan rezim Saddam Husein
yang berkuasa. Dan terjadilah apa yang disebut dengan asymmetric warfare. Pada bagian
ini, akan dijelaskan bagaiaman konsep atau teori asymmetric warfare, apa
karakteristiknya dan seluk beluk tentang asymmetric warfare dan strategi yang dipakai
dalam perang.
1.
Konsep dan Teori asymmetric warfare
Perang Asimetris menurut Dewan Riset Nasional (DRN) adalah suatu model peperangan
yang dikembangkan dari cara berpikir yang tidak lazim, dan di luar aturan peperangan
yang berlaku, dengan spektrum perang yang sangat luas dan mencakup aspek
aspek astagatra (perpaduan antara trigatra: geografi, demografi, dan sumber daya
alam/SDA; dan pancagatra: ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya).8
Menteri Pertahanan RI Jendral TNI Ryamizard Ryaccudu memaknai asymmetric warfare sebagai
perang non militer atau dalam bahasa populernya dinamai smart power, atau perang non konvensional
merupakan perang murah meriah, tetapi memiliki daya hancur lebih dahsyat daripada bom atom. 9
Istilah asimetris diartikan sebagai perbedaan yang signifikan dalam “kekuatan” dari
aktoraktor yang berlawanan dalam suatu konflik. Kekuatan tersebut diartikan sebagai
kekuatan material, seperti tentara profesional berjumlah besar, senjata canggih,
ekonomi maju, dan sebagainya.10 Perang asimetris dilakukan oleh antarnegara atau
antar kelompok seperti perang sipil atau perang saudara.
Beberapa poin umum tentang perang asimetris ditemukan di setiap literatur meliputi: 11
1.
8
Mengadu antara aktor kuat dengan aktor yang lemah
Ruly Rahadian, “Peranan Intelijen Negara Dalam Situasi Perang Asimetris Untuk
Menegakkan
Bela
Negara”
(diakses
5
November
2015)
http://jurnalpatrolinews.com/2015/08/17/peranan-intelijen-negara-dalam-situasi-perangasimetris-untuk-menegakkan-bela-negara/
9
Ruly Rahadian, “Peranan Intelijen Negara Dalam Situasi Perang Asimetris,”
10
“Perang
Asimetris,”
Kementerian
Pertahanan
RI,
dilihat
5
November
2015,
http://www.kemhan.go.id/kemhan/?pg=31&id=1686.
11
“Asymmetric Warfare: An Historical Perspective,” Defense Technical Information Center, dilihat 5
November 2015, http://www.dtic.mil/get-tr-doc/pdf?AD=ADA363836.
2.
Menggunakan metode tak terduga, tidak konvensional, atau inovatif
3.
serangan atau pertahanan
Menawarkan efek yang tidak proporsional dalam hal hasil untuk investasi
4.
militer atau keuangan
Ancaman asimetris dapat berupa teknologi atau berbasis budaya
Perang asimetrik terdiri dari tiga bagian12:
1.
2.
Cyber warfare atau operasi ofensif dalam perang informasi
Senjata penghancur massal seperti senjata biologi, kimia, nuklir, dan
3.
radiologi
Senjata konvensional yang direkayasa menjadi nonkonvensional dengan
taktiktaktik modern, seperti peningkatan teknologi amunisi dengan daya
ledak besar
2.
Tipologi Perang Asimetris
Berikut menggunakan perbandingan pendekatan langsung dan tidak
langsung:13
1.
Strategi langsung
Pendekatan serangan maupun pertahanan secara langsung yaitu dengan
memanfaatkan kekuataan militer untuk membentuk pertahanan dan juga
menyerang musuh. Adapun target dari strategi ini adalah pasukan militer
musuh dengan tujuan untuk mengambil alih kontrol dan melumpuhkan
2.
kekuataan militer musuh.
Strategi tidak langsung
Pendekatan serangan maupun pertahanan secara tidak langsung yaitu
dengan tujuan yang sama untuk menghancurkan kapasitas musuh namun
12
Alfisyahrianti. “Kebijakan Asia Pivot Amerika Serikat di Bawah Pemerintahan Obama” (diakses 5
November
2015)
http://repository.unri.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/4250/JURNAL%20SKRIPSI
%20NEW.pdf?sequence=1
13
Fitrah, Ladia. “Paradigma Realisme, Liberalisme dan Konstruktivisme menjelaskan tindakan AS dalam
Menghadapi Terorisme Al Qaeda Pasca Serangan 9/11 (2001-2011)” (diakses 5November 2015) lib.ui.ac.id/file?
file=digital/20350951-TA-Ladia%20Fitrah.pdf
dengan memanfaatkan sumber kekuatan tidak hanya militer seperti
teknologi, kampanye, ideologi, budaya dan sebagainya.
3.
Strategi dan Taktik asymmetric warfare
Beberapa hal yang menjadi taktik perang asimetrik14:
1.
Mencari peluang secara khusus untuk memiliki keunggulan teknologi
yang dapat mengungguli jumlah kekuatan pasukan lawan dalam skala
2.
gelaran.
Pelatihan taktik diutamakan pada konsentrasi pasukan kecil taktis
3.
berkemampuan tinggi yang khas.
Saat terjadi situasi dimana lawan berkekuatan besar telah menyerang dan
menduduki, maka gelaran siasat “tidak biasa” dipilih dengan taktik hit
and run, gangguangangguan tanpa harus keluar dari jalur perang
4.
konvensional
Melakukan berbagai manipulasi situasi seperti misalnya dengan
memanfaatkan atributatribut yang diakui badan dunia sebagai atribut
netral seperti misalnya eksploitasi mobil ambulan untuk memindahkan
pasukan atau menyerang dari balik gedung rumah sakit atau bahkan
5.
tempat pengungsian.
Psywar memainkan peran besar dalam gelaran taktik perang asimetrik.
Otak menjadi andalah utama sebagai mesin perang dominan.
4.
Karakteristik Asymmetric Warfare
Perang asimetris atau Asymmetric Warfare dalam hal ini memiliki ciri atau
karakteristik yang membedakan dengan perang lain, seperti:
1.
Melibatkan dua aktor atau lebih dengan kekuatan yang tidak seimbang
dan mencakup spektrum perang yang luas.
14
Mayjen TNI Zahari Siregar. “Tinjauan Sekilas Tentang Perang Terorisme Sebagai
Strategi
Perang
Asimetrik
Modern
Abad
21”
(diakses
5
November
2015)
http://www.tniad.mil.id/index.php/2014/08/tinjauan-sekilas-tentang-perang-terorismesebagai-strategi-perang-asimetrik-modern-abad-21/
2.
Bersifat transnasional, tidak mengenal medan perang yang pasti, tidak
membedakan sipil dan militer, tidak mengenal masa perang dan damai,
3.
serta tidak mengenal garis depan. 15
Cenderung tidak teratur karena medan perangnya tidak ditentukan, tidak
adanya penentuan kombatan dan nonkombatan, serta munculnya aktor
4.
non negara sebagai aktor perang.16
Merupakan konflik yang melibatkan kekerasan, antara militer formal di
satu pihak melawan pihak lain yang informal dan tidak didukung
5.
pasukan bersenjata lengkap namun memiliki militansi yang tinggi.
Kedua pihak berusaha untuk mengeksploitasi kelemahan lawan dengan
menggunakan strategi dan taktik perang konvensional maupun non
konvensional. Pihak yang lebih lemah berusaha menggunakan strategi
yang lebih jitu untuk mengimbangi kekurangannya dalam kuantitas atau
kualitas militer. Strategi pihak yang lemah menghindari tindakan secara
militer, yang merupakan kekuatan pihak lawan.17
5.
Teori Perang
Terdapat beberapa teori tentang penyebab terjadinya peperangan. Salah satunya
adalah Malthusian Overpopulation18. Dalam teori ini disebutkan bahwasanya perang
terjadi karena populasi manusia yang sudah terlalu banyak. Sehingga terjadi banyak
persaingan dalam berbagai sektor seperti ekonomi maupun politik. Dan dampak dari
hal tersebut adalah manusia berperang dengan manusia lain untuk memenuhi
kebutuhannya.
15
K. Mustarom, “Perang Generasi Ke Empat” (diakses 5 November 2015) syamina.org/uploads/Lapsus
%20Syamina_XV_Oktober_2014.pdf
16
Ladia Fitrah, “Paradigma Realisme, Liberalisme dan Konstruktivisme menjelaskan tindakan AS dalam
Menghadapi Terorisme Al Qaeda Pasca Serangan 9/11 (2001-2011)” (diakses 5 November 2015) lib.ui.ac.id/file?
file=digital/20350951-TA-Ladia%20Fitrah.pdf
17
Kementerian
Pertahanan
RI. “Perang Asimetris”
(Diakses
5
November
2015)
http://www.kemhan.go.id/kemhan/?pg=31&id=1686.
18
iO9. “The 10 Most Important Theories of Why We Make War”. (Dilihat pada 7 November
2015). http://io9.com/the-10-most-important-theories-of-why-we-make-war-1550133753
Teori yang mengatakan bahwa meledaknya populasi menyebabkan perang juga
dikatakan dalam Youth Bulge theory19, dimana dalam teori tersebut perang merupakan
akibat dari membengkaknya jumlah populasi sehingga kesempatan menjadi sedikit.
Sehingga ketika seseorang ingin meraih suatu fasilitas maka ia harus bersaing dengan
orang lain dimana perang dapat terjadi karenanya.
Dari kedua teori di atas kita dapat melihat dewasa ini banyak terjadi perang
karena perebutan suatu hal. Bias jadi perebutan wilayah antar negara maupun
perebutan kebutuhan seharihari di tingkat individu. Sebagai contohnya adalah
sengketa pulau Takeshima atau yang dikenal dengan nama Dokdo di Korea yang
mempertemukan Jepang dan Korea dalam konflik perebutan pulau.
III. ANALISIS
Penyebab Perang
Kasus ini adalah salah satu kasus yang cukup tricky untuk dianalisis, terutama
ketika hendak menjelaskan penyebab perang yang terjadi. Hal disebabkan oleh betapa
kaburnya rasionalisasi yang digunakan Amerika untuk menyerang Irak. Di awal,
Amerika menduga ada senjata pemusnah massal sedang dikembangkan oleh
pemerintah Irak. Atas dasar ini, Amerika berargumen bahwa untuk melawan
terorisme, publik internasional harus mengambil langkah cepat sebelum musuh
sanggup bergerak. Amerika merasa kecolongan ketika teroris berhasil menyerang
dengan kekautan besar seperti yang tergambar dalam tragedi 11 September. Sebagai
negara dengan kekuatan ekonomi sekaligus kekuatan militer paling kuat, Amerika
merasa berkewajiban mengambil kepemimpinan ini. Alasan ini, dalam sebuah artikel
yang ditulis oleh Craig Biddle, dapat dikategorikan sebagai penyebab perang tipe
19
Ibid.
statism; sebuah sikap yang diambil oleh aktor yang didasarkan pada kebaikan bagi
semua pihak; for the sake of greater good.20
Amerika Serikat melakukan serangan yang ditujukan kepada Irak tanggal 19
Maret 200321 untuk melucuti senjata pemusnah massal yang dimiliki Irak, tujuan lain
adalah untuk membebaskan rakyat Irak dari kepemimpinan Saddam Husein yang
selama masa pemerintahannya dikenal diktaktor, juga untuk menghapus terorisme di
Negara tersebut. Tetapi dalam praktik serangan yang dilakukan oleh Amerika Serikat
terjadi ketidakseimbangan kekuatan. Beberapa ketidakseimbangan tersebut dapat
dilihat dari empat faktor yaitu jumlah tentara, anggaran perang, jumlah korban dan
strategi yang digunakan.
Jumlah Tentara
Amerika Serikat memimpin invasi Irak dengan didukung dari berbagai negara,
antara lain Inggris. Jumlah tentara AS di lapangan befluktuasi antara 100.000150.000
kecuali pada masa ‘penambahan pasukan’ tahun 2007. Pada masa itu, Presiden George
Bush ingin meningkatkan keamanan di Irak, khususnya di ibukota Baghdad, dengan
mengerahkan 30.000 pasukan. Presiden Barack Obama kemudian menjanjikan
penarikan mundur tentara AS dari Irak sebagai bagian dari kampanye pada tahun 2008
dan jumlah tentara AS di Irak terus berkurang sejak dia memerintah Januari 200922
Dari data diatas terlihat bahwa jumlah pasukan Amerika Serikat yang dikerahkan
untuk menyerang Irak jumlahnya jauh lebih banyak sekitar 3 kali lipat dibanding
jumlah tentara Irak yang dikerahkan oleh Presiden Saddam Husein. Terlebih dalam
serangan tersebut Irak tidak mendapat bantuan dari pihak manapun. Tidak seperti
Craig Biddle, “The Causes of War and Those of Peace,” The Objective Standard, 2 Oktober
2014, dilihat 8 November 2015, https://www.theobjectivestandard.com/2014/10/causeswarpeace/.
20
Komapsia, “Kilas Balik Okupasi dan Penarikan Tentara AS di Irak, Marilah Pulang Bersamasama”,
(http://www.kompasiana.com/abanggeutanyo/kilasbalikokupasidanpenarikantentaraasdiirak
marilahpulangbersamasama_550adb548133110478b1e371) diakses 8 November 2015
22
BBC, “Perang Irak dalam Angka”, (
http://www.bbc.com/indonesia/laporan_khusus/2013/02/130216_irak _statistik) diakses 8
November 2015
21
Amerika yang mendapat bantuan dari Inggris. Hal ini tentu saja membantu Amerika
Serikat untuk memenangkan invasi terhadap Irak.
Biaya Perang
Biaya Perang ini meliputi biaya yang digunakan untuk membeli alutsista,
senjata, mengobati korban perang, dll. Badan Riset Kongres Amerika Serikat
memperkirakan Amerika Serikat menghabiskan hampir US$802 miliar untuk mendanai
perang Irak hingga tahun keuangan 2011. Namun pemenang Nobel Ekonomi, Joseph
Stiglitz, dan akademisi dari Universitas Harvard, Linda Bilmes, mendapatkan
perhitungan US$3 triliun dengan memasukkan dampaknya terhadap anggaran negara
dan perekonomian AS. Pemerintah Inggris pada Bulan Juni 2010 mengeluarkan angka
US$14, 32 miliar untuk mendanai perang Irak. Sebagian besar untuk kepentingan
militer dan US$861 juta untuk bantuan23.
Dari data jumlah biaya yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat, jumlah tersebut
merupakan jumlah yang sangat besar. Meskipun tidak diketahui tepatnya berapa biaya
yang dikeluarkan Irak sebagai korban invasi Amerika, tetapi dari biaya yang
dikeluarkan Amerika Serikat tidak heran jika Amerika mampu mengalahkan Irak.
Jumlah Korban
Tim peneliti dari Amerika Serikat, Kanada, dan Irak memperhitungkan jumlah korban
jiwa dalam periode 2003 sampai pertengahan 2011 itu mencapai 461.000 orang.
Perhitungan didasarkan survei secara acak atas 2.000 rumah tangga di 18 provinsi pada
periode Mei hingga Juli 2011. Jumlah korban jiwa tersebut tidak hanya mencakup
kematian akibat invasi dan serangan kelompok perlawanan maupun kekerasan
sektarian akan tetapi juga yang diakibatkan ambruknya prasarana di Irak akibat
serangan24.
Amerika Serikat kehilangan 4.487 personilnya di Irak sejak Operasi Pembebasan
Irak dilancarkan pada tanggal 19 Maret 2003. Sebanyak 3.492 tewas dalam operasi
23
Ibid
BBC, “Korban Perang Irak 460.000 Jiwa
Lebih”,’(http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2013/10/131016_ irak_perang ) diakses 8
November 2015
24
militer dan sekitar 32.000 lukaluka. Sementara Inggris kehilangan 179 tentaranya
dengan 136 tewas dalam operasi. Sebanyak 139 pasukan dari negaranegara lain
anggota koalisi tewas di Irak. Berdasarkan Iraq Body Council, tercatat 97.461 hingga
106.348 korban jiwa sipil hingga Juli 201025.
Dari data diatas dapat diketahui bahwa korban tentara Amerika Serikat dan
bantuan tentara Inggris tidak seberapa dibandingkan warga Irak baik warga sipil
maupun militer. Merupakan hal yang wajar apabila korban Irak sebanyak itu karena
AMerika membiayai dengan sangat besar invasi yang dilakukan dan membawa tentara
dalam jumlah yang besar.
Strategi Amerika dan Sekutu dalam perang Irak
Selain melihat adanya ketidakseimbangan antara Amerika Serikat dan sekutu
terhadap militer koalisi pemerintah Irak, terdapat beberapa strategi yang berhasil
menutupi kekurangan Amerika Serikat dan sekutu terhadap situasi perang yang
asimetris. Bukan berarti keunggulan militer dan logistik Amerika Serikat akan
menimbulkan kemenangan pada pihak sekutu. Dapat dikatakan perang Irak
merupakan sebuah perang asimetris bagi kedua pihak, Amerika Serikat serta Irak itu
sendiri. Perang asimetris lebih banyak menjelaskan sebuah kondisi dimana negara
negara besar dapat dikalahkan oleh pihak yang lebih lemah dalam sebuah perang,
khususnya perang gerilya, yang dalam hal ini dapat diatasi oleh Amerika Serikat dan
Sekutu sebagai negara kuat.
Salah satu kunci kemenangan Amerika Serikat dan Inggris adalah kemampuan
keduanya untuk beradaptasi dengan kondisi perang yang asimetris. Militer kedua
negara merespon dengan baik taktik perang Irak seperti bom bunuh diri, ranjau
tersembunyi dan berusaha mengurangi kematian nonkombatan dalam perang. Dalam
situasi perang Irak, Amerika Serikat dan Inggris diuntungkan oleh kurangnya pasukan
liar dan bom bunuh diri dari militer Irak. Situasi akan berbeda jika Irak menggunakan
25
BBC, “Korban Perang Irak Dalam Angka”,
(http://www.bbc.com/indonesia/laporan_khusus/2013/02/ 130216_irak_statistik) diakses 8
November 2015
senjata kimiabiologi atau meluncurkan lebih dari 9 misil Al Samoud atau meluncurkan
taktik roket jarak jauh.
Seperti penjelasan sebelumnya, kesuksesan Amerika Serikat dan Inggris dalam
perang Irak bukan berarti keduanya mengantisipasi segala bentuk serangan Irak.
Terdapat banyak kemungkinan terhadap bentuk serangan Irak, yang paling ditakutkan
adalah jika Irak mampu mengkombinasikan perang gerilya dengan senjata pemusnah
massal serta menggunakan pasukan tersembunyi dan secara bersamaan meluncurkan
serangan teroris di Amerika dan Inggris.
Menteri pertahanan Inggris mengatakan salah satu kelemahan dari Irak adalah
ketidakmampuannya untuk menerima serangan biasa atau tetap yang diakibatkan oleh
penggunaan kemampuan militer konvensional rezim Saddam. Irak menggunakan bom
bunuh diri untuk menyerang checkpoint bagian utara An Najaf yang menewaskan 4
orang prajurit Amerika Serikat. Tentara Irak juga menyatu dengan masyarakat sipil dan
disaat yang bersamaan juga mengibarkan bendera putih sambil tetap melakukan
penyerangan. Disaat taktik tersebut tidak efektif, Irak juga menunjukkan respon negatif
terhadap konvensi Genewa, sehingga menimbulkan krisis terhadap populasi Irak. 26
Selain itu Amerika serikat dan sukutunya juga harus menemukan pemecahan
masalah dalam perang asimetris selama penyelesaian konflik, proses perdamaian dan
pembangunan negara yang dapat menimbulkan kemungkinan adanya perpecahan
antara Amerika Serikat dan sekutunya. Amerika Serikat saat itu terpaksa
berkonsentrasi terhadap misi pertahanan, yang menimbulkan gangguan psikologis
terhadap kedua pihak karena terisolasi dan hanya mampu melakukan serangan
terbatas untuk menibulkan kekacauan politik serta tindakan sabotase yang tidak
berdampak begitu besar.
Melihat kekuatan perang konvensional secara keseluruhan, negara barat masih
cenderung lemah namun cukup konsisten dalam pembangunan negara. Hal ini juga
merupakan salah satu kelemahan yang disadari oleh pihak musuh. Saddam Husein dan
ilmuan Irak mempelajari hal tersebut dari pengalaman Amerika Serikat di Vietnam dan
26
Anthony H. Cordesman, 2003, The Iraq War: Strategy, Tactics, and Military Lessons, Center for Strategic
and International Studies; Washington, hal. 232
Lebanon sebagai contoh kelemahan Amerika Serikat jauh sebelum perang teluk terjadi.
Mereka juga melihat adanya kelemahan pendekatan Amerika Serikat pada Somalia,
Kosovo dan Afghanistan. Beberapa dokumen Irak menunjukkan kampanye opsi
asimetris pasca perang melawan Amerika Serikat.27
Memenangkan sebuah perdamaian tidak berarti menciptakan perdamaian itu
sendiri. Amerika Serikat dan sekutunya harus siap dalam menghentikan bentuk konflik
apapun dan menjadikan pembangunan negara sebagai bentuk Asymmetric Warfare yang
baru. Amerika Serikat dan sekutu juga dengan kata lain harus siap untuk tidak
mengikuti perang apapun dan fokus peningkatan pertahanan, politik dan ekonomi
untuk memenangkan negara lain.
IV.
KESIMPULAN
Sejarah membuktikan, perang adalah kondisi terburuk yang dapat menimpa
sebuah peradaban. Ketika berperang manusia seperti berubah menjadi serigala buas
yang tidak mengenal belas kasihan; musuh, anak kecil, wanita, perpustakan, rumah
sakit bahkan objek warisan peradaban kuno tak luput dari kehancuran. Apapun
pembenaran yang dibuat, perang telah mengubah wajah peradaban manusia; menjadi
lebih baik atau malah semakin buruk. Begitu juga dengan perang timpang, atau yang
dalam tulisan ini disebut dengan asymmetric warfare.
Invasi Amerika ke Irak adalah satu bentuk dari asymmetric warfare yang telah
dikupas di bagian analisis dalam tulisan ini. Perang yang jika dilihat dari banyak faktor,
sangat menguntungkan Amerika dengan segala jumlah pasukannya, kecanggihan
angkatan perangnya sampai kecerdikan strategi yang diterapkan. Perang ini akhirnya
dimenangkan Amerika dengan hasil tumbangnya rezim Saddam Husein sekaligus
bonus yang menggiurkan; kilang minyak. Banyak ahli berpendapat, justru minyak
inilah tujuan utama invasi Amerika ke Iraq. Akhirnya, apapun pembenaran yang
dirumuskan, bagaimanapun ketimpangan atau keberimbangan kekuatan para aktor
27
Ibid, hal. 234
yang berperang, perang tetap harus menjadi pilihan terakhir yang harus diambil
seorang kepala negara. Oleh sebab itu, John F. Kennedy pernah berujar, “umat manusia
harus mengakhiri perang, sebelum perang mengakhiri umat manusia”.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Cordesman, Anthony H. The Iraq War: Strategy, Tactics, and Military Lessons. Center for
Strategic and International Studies, 2003.
Herimanto. “ Sejarah.” Solo: Platinum. 2013. 245246
Artikel
Biddle, Craig. “The Causes of War and Those of Peace.” The Objective Standard, 2
Oktober
2014,
dilihat
8
November
2015,
https://www.theobjectivestandard.com/2014/10/causeswarpeace/ .
Jakobsen, Tor G. “Why did the United States Invades Iraq in 2003?” Popular Social
Science, 25 Oktober 2012,
diakses 8 November 2015 .
http://www.popularsocialscience.com/2012/10/25/whydidtheunitedstates
invadeiraqin20032/.
Pinem, Walter. “Perang Menurut Prinsip Machiavelli.” Seni Berpikir, diakses pada 8
November
2015.
http://www.seniberpikir.com/perangmenurutprinsip
machiavelli/.
Blog
Kompasiana, “Kilas Balik Okupasi dan Penarikan Tentara AS di Irak, Marilah Pulang
Bersamasama”,
(http://www.kompasiana.com/abanggeutanyo/kilasbalik
okupasidanpenarikantentaraasdiirakmarilahpulangbersama
sama_550adb548133110478b1e371) diakses 8 November 2015.
Website
BBC. “Korban Perang Irak 460.000 Jiwa Lebih.” Dilihat 8 November 2015.
http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2013/ 10/131016_irak_perang.
____.
“Korban Perang Irak Dalam Angka.”
Dilihat 8 November 2015.
http://www.bbc.com/indonesia/laporan_khusus/ 2013/02/130216_irak_statistik.
____.
“Perang Irak dalam Angka.”
Dilihat 8 November 2015.
http://www.bbc.com/indonesia/laporan_khusus/2013/02/ 130216_irak_statistik.
Encyclopedia Britannica. “Asymetric Warfare.” Dilihat 8 November 2015.
http://www.britannica.com/topic/asymmetricalwarfare
Kementerian Pertahanan RI. “Perang Asimetris.” Dialihat 5 November 2015.
http://www.kemhan.go.id/kemhan/?pg=31&id=1686.
Merriam Webster. “War.” diakses pada 8 November 2015. http://www.merriam
webster.com/dictionary/war
iO9. “The 10 Most Important Theories of Why We Make War.” Dilihat 7 November
2015.
1550133753.
http://io9.com/the10mostimportanttheoriesofwhywemakewar