Analisis Pengaruh Return On Asset Biaya

Analisis Pengaruh Return On Asset, Biaya Operasional dan Pendapatan
Operasional, Dan BI Rate Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah Pada Bank Umum Syariah
Muadz Ahmad Muharrik (1202025223)
Jurusan Akuntansi S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
Abstract
This study aims to determine the effect of Return On Assets, Operating Expense
and Operating Income and BI Rate on Mudharabah Deposit Revenue Sharing
Rate at Sharia Commercial Bank. The test results showed that Retun On Asset
positive and significant effect on the rate of Sharing Mudharabah deposits, with
tcount at 3.363 and 1.705 ttable value (3.363> 1.705) with a significance of 0.002
1.705) with a significance of 0.006 Ftable (2, 98) at the
significance level of 0.004 and df = (3:30). Thus it can be concluded that all
independent variables simultaneously have a positive and significant effect on the
dependent variable.Based on the autocorrelation test, Adjusted R Square value of
0.319, this means the variable Return On Asset, Operational Expenses and
Operating Income and BI Rate explain 31.9% variable profit sharing rate
mudharabah, while the remaining 68.1% are explained by other variables such as
Return On Equity (ROE), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing
Financing (NPF) and Financing Deposit Ratio (FDR).

Keywords: Return On Asset, Operating Expenses and Operating Income, BI Rate
and Profit Shraing Rate of Mudharabah Deposit.

Abstraksi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Return On Asset, Biaya
Operasional dan Pendapatan Operasional dan BI Rate terhadap Tingkat Bagi Hasil
Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah. Hasil pengujian menunjukkan
bahwa Retun On Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap Tingkat Bagi
Hasil Deposito Mudharabah, dengan nilai thitung sebesar 3,363 dan nilai ttabel 1,705
(3,363 > 1,705) dengan signifikansi sebesar 0.002 < 0,050. Biaya Operasional dan
Pendapatan Operasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap Tingkat Bagi
Hasil Deposito Mudharabah, dengan nilai thitung sebesar 2,966 dan nilai ttabel 1,705
(2,966 > 1,705) dengan signifikansi sebesar 0,006 < 0,050. BI Rate tidak
berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah, dengan nilai thitung sebesar 1,002 dan nilai ttabel 1,705 (1,002 < 1,705)
dengan signifikansi sebesar 0,326 > 0,050. Pengujian hipotesis secara simultan
nilai Fhitung (5,531) > Ftabel (2,98) pada tingkat signifikansi 0,004 dan df = (3:30).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen secara
simultan
berpengaruh

positif
dan
signifikan
terhadap
variabel
dependen.Berdasarkan uji autokorelasi, nilai Adjusted R Square sebesar 0,319, hal
ini berarti variabel Return On Asset, Biaya Operasional dan Pendapatan
Operasional dan BI Rate menjelaskan 31,9% variabel tingkat bagi hasil deposito
mudharabah, sedangkan sisanya 68,1% dijelaskan oleh variabel lain seperti
Return On Equity (ROE), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing
Financing (NPF) dan Financing Deposit Ratio (FDR).
Kata Kunci : Return On Asset, Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional,
BI Rate dan Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah.

I. Pendahuluan

I.I Latar Belakang
Sistem perbankan berbasis syariah
semakin menunjukan eksistensinya,
tidak hanya di negara-negara Islam,

tetapi juga di negara-negara barat,
yang ditandai dengan meningkatnya
jumlah bank yang menerapkan
konsep
Islam.
Perkembangan
perbankan syariah atau perbankan
dengan
konsep
bagi
hasil
menunjukan bahwa konsep Islam
dalam pengelolaan kekayaan atau
uang diterima secara universal oleh
umat manusia. Ini jelas karena
konsep atau bunga dalam Islam
sangat dilarang dan bertentangan
dengan konsep kemanusiaan.
Perbedaan mendasar antara bank
konvensional dan bank syariah

adalah adanya larangan bunga dalam
bank syariah sebagaimana sistem
bunga yang dianut oleh bank
konvensional,
sehingga
dalam
menjalankan kegiatan operasinya,
bank syariah menganut sistem bagi
hasil.
Pendirian perbankan syariah di
Indonesia semakin pesat. Persaingan
antar perbankan dalam meningkatkan
kualitas pelayanan untuk menarik
nasabahnya juga semakin tinggi.
Beragam jasa pelayanan yang
diberikan oleh bank juga mengalami
perkembangan. Berbagai penelitian
menemukan bahwa perilaku nasabah
dalam memilih bank syariah
didorong oleh faktor memperoleh

keuntungan. seperti yang dikutip
Nasrah (2008 : 62) faktor yang
menjadi pertimbangan masyarakat
menginvestasikan dananya di bank
syariah adalah faktor return bagi
hasil. Dengan demikian menjadi
cukup penting bagi bank syariah
untuk tetap menjaga kualitas tingkat

bagi hasil yang diberikan kepada
nasabahnya. Nasabah penyimpan
dana akan selalu mempertimbangkan
tingkat imbalan yang diperoleh
dalam melakukan investasi pada
bank syariah. Jika tingkat bagi hasil
bank syariah terlalu rendah maka
tingkat kepuasan nasabah akan
menurun dan kemungkinan besar
akan memindahkan dananya ke bank
lain.

Karakteristik nasabah yang
demikian membuat tingkat bagi hasil
menjadi faktor penentu kesuksesan
bank syariah dalam menghimpun
dana pihak ketiga. Seperti yang
dikutip dalam penelitian Apriandika
(2011) menyatakan besarnya bagi
hasil yang diperoleh, ditentukan
berdasarkan keberhasilan pengelola
dana
untuk
menghasilkan
keuntungan. Oleh karena itu tingkat
laba bank syariah bukan saja
berpengaruh terhadap tingkat bagi
hasil untuk para pemegang saham,
tetapi juga berpengaruh terhadap
bagi hasil yang dapat diberikan
kepada nasabah yang menyimpan
dana (konsep profit dan loss sharing)

Menurut teori yang
dikemukakan oleh Antonio (2009 :
95), bahwa besar kecilnya bagi hasil
yang diperoleh pada kontrak
mudharabah
salah
satunya
bergantung pada pendapatan bank
Indikasi rate of return sebagai
presentase tingkat
bagi
hasil
simpanan bank syariah dipengaruhi
oleh banyak faktor, baik faktor
internal maupun faktor eksternal.
Faktor internal terutama terkait
dengan kinerja manajemen bank
syariah sendiri seperti efektivitas
fungsi
intermediasi,

efisiensi
operasional,
dan
kemampuan
profitabilitas. Pertumbuhan ekonomi

perbankan di pengaruhi oleh faktor
eksternal dan factor internal.
bank konvensional.
Identifikasi dan kejelasan
bagaimana pengaruh faktor-faktor ini
sangat penting bagi bank syariah
dalam rangka menjaga kualitas bagi
hasilnya kepada nasabah. Oleh
karena itu penelitian ini berusaha
memastikan hasil penelitian tersebut
tidak hanya pada satu bank saja.
Seiring perkembangan perbankan
syariah di Indonesia, kajian-kajian
dan penelitian-penelitian mengenai

perbankkan syariah umumnya dan
perilaku kinerja keuangan secara
khusus terus dilakukan sebagai
sarana sosialisasi dan sarana kajian
tentang perbankan syariah.

2.1 Metode Penelitian

1.2 Tujuan Penelitian

Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh Bank Umum Syariah
pada tahun 2011-2016.
Dalam menetapkan sampel
penelitian, metode yang diambil
menggunakan Purposive Sampling
karena peneliti harus mengetahui
karakteristik populasi terlebih dahulu
untuk dapat dimasukkan ke dalam
kriteria yang telah ditentukan.

Kriteria-kriteria yang telah
ditentukan peneliti sebagai berikut :
1. Bank Umum Syariah yang
terdaftar di Bank Indonesia
sampai dengan tahun 2016.
2. Bank umum syariah yang telah
berdiri saat tahun 2011.
3. Bank Umum Syariah yang
memberikan laporan keuangan
secara periodik, khususnya pada
tahun 2011-2016.
4. Bank Umum Syariah yang pada
tahun 2011-2016 memiliki ratarata Biaya Operasional dan
Pendapatan operasional tidak
lebih dari 95%.

Berdasarkan uraian diatas, maka
tujuan dari penulisan skripsi ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis pengaruh

Return On Asset (ROA), terhadap
tingkat bagi hasil deposito
mudharabah.
2. Untuk menganalisis pengaruh
Biaya
Operasional
dan
Pendapatan Operasional (BOPO),
terhadap tingkat bagi hasil
deposito mudharabah.
3. Untuk menganalisis pengaruh BI
Rate terhadap tingkat bagi hasil
deposito mudharabah.
4. Untuk menganalisis pengaruh
Return on Asset (ROA), Biaya
Operasional dan Pendapatan
Operasional (BOPO), dan BI
Rate terhadap tingkat bagi hasil
deposito mudharabah.
II. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan
penelitian
kuantitatif.
Menurut
Sugiyono (2012 : 11) menjelaskan
bahwa
penelitian
kuantitatif
merupakan metode penelitian yang
berlandaskan
pada
filsafat
positivism, digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, annalisis data
bersifat kuantitatif/statistic, dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang
telah diterapkan.
2.2 Populasi dan Sampel

5. Bank Umum Syariah yang pada
tahun 2011-2016 memiliki ratarata Return On Asset lebih dari 0,6
%.
Daftar sampel yang memenuhi
kriteria :

1.
2.
3.
4.
5.

PT Bank Syariah Mandiri
PT Bank Mega Syariah
PT Bank BNI Syariah
PT Bank BCA Syariah
PT Bank BRI Syariah

2.3 Teknik Pengolahan dan
Analisis Data
Metode analisis data yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah analisis
akuntansi, analisis statistik deskriptif,
analisis regresi berganda, uji asumsi
klasik
(uji
normalitas,
uji
multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,
dan uji autokorelasi), uji hipotesis (uji
parsial (uji t) dan uji simultan (uji F)),
dan uji koefisien determinasi (R2).

untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan
atau
menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya.
Analisis statistik deskriptif bertujuan
mengubah kumpulan data mentah
menjadi mudah dipahami dalam
bentuk informasi yang lebih ringkas
(Sugiyono, 2012 : 14). Pada analisis
ini akan dibahas mengenai Return
On Asset, Biaya Operasional dan
Pendapatan Operasional dan BI
Ratae terhadap Tingkat Bagi Hasil
Deposito Mudharabah. Analisis ini
digunakan dalam penelitian ini
adalah nilai maksimum, nilai
minimum, mean, dan standar deviasi.
N

Minimum

Maximum

Mean

30

-,04

3,81

1,2203

,78935

30

73,00

99,00

88,5703

6,23022

30

5,00

7,53

6,6120

,80048

30

2,50

8,10

4,8083

1,26218

30

III. Pembahasan
3.1 Analisis Akuntansi
Analisis akuntansi merupakan proses
evaluasi
sejauh
mana
akuntansi
perusahaan
mencerminkan
realitas
ekonomi. Hal ini dilakukan dengan
mempelajari
peristiwa
perusahaan,
melihat dampak kebijakan akuntansi
terhadap
pelaporan
keuangan
menyesuaikan laporan tersebut agar
lebih mencerminkan keadaan ekonomi
yang mendasarinya dan membuatnya
lebih sesuai untuk analisis.
3.2 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif
adalah statistika yang digunakan

Sumber : Output SPSS Versi 21.0,
2017.
Dari hasil uji deskriptif tersebut
dapat diketahui bahwa :
1. variabel Return On Asset (X1)
dengan jumlah data (N) sebanyak
30 memiliki nilai rata-rata
(mean) sebesar 1,2203 dengan
nilai minimum sebesar -0,4 dan
nilai maximum sebesar 3,81,
sedangkan standar deviasinya
0,78935.
2. Variabel Biaya Operasional dan
Pendapatan Operasional (BOPO)
(X2) dengan jumlah data (N)
sebanyak 30 memiliki nilai ratarata (mean) sebesar 88,5703
dengan nilai minimun sebesar

Std. Deviation

73,00 dan nilai maximum sebesar
99,00,
sedangkan
standar
deviasinya 6,23022.
3. Variabel BI Rate (X3) dengan
jumlah data (N) sebanyak 30
memiliki nilai rata-rata (mean)
6,6120 dengan nilai minimum
sebesar 5,00 dan nilai maximum
sebesar
7,53
dan
standar
deviasinya 0,80048
4. Variabel Tingkat Bagi Hasil
Deposito
Mudharabah
(Y)
dengan jumlah data (N) sebanyak
30 memiliki nilai rata-rata
(mean) 4,8083 dengan nilai
minimum sebesar 2,50 dan nilai
maximum sebesar 8,10 dan
standar deviasinya 1,26218.
3.3 Analisis
Berganda

Regresi

Linear

Teknik analisis data
menggunakan analisis regresi linear
berganda untuk membuktikan ada
atau tidaknya hubungan fungsional
antara variable bebas (X) dengan
sebuah variable terikat (Y).

1. Konstantsa sebesar -9,059 artinya
jika Return On Asset (X1), Biaya
Operasional dan Pendapatan
Operasional (X2)) dan BI Rate
(X3) nilainya 0, maka potensi
Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah (Y) cenderun turun
-9,059..
2. Koefisien regresi Return On Asset
(X1) bernilai positif sebesar
1,011, artinya jika variabel
independen lain bernilai tetap dan
variabel Return On Asset (X1)
mengalami kenaikan 1%, maka
tingkat bagi hasil (Y) mengalami
kenaikan sebesar 1,011 dan
sebaliknya.
3. Koefisien
regresi
Biaya
Opersional
dan
Pendapatan
Operasional (X2) bernilai positif
sebesar 0,121, artinya jika
variabel lain bernilai tetap dan
variabel Beban Operasional dan
Pendapatan
Operasional
mengalami kenaikan 1%, maka
tingkat bagi hasil (Y) mengalami
kenaikan sebesar 0,121 atau
sebaliknya.
4. Koefesien regresi BI Rate bernilai
positif sebesar 0,296, artinya jika
variabel lain bernilai tetap dan
variabel BI Rate mengalami
kenaikan 1%, maka tingkat bagi
hasil (Y) mengalami kenaikan
sebesar 0,296 atau sebaliknya.
3.4 Uji Normalitas

Dari Tabel di atas, maka
diperoleh persamaan regresi sebagai
berikut :
Y = -9,059 + 1,011X1 + 0,121X2 +
0,296X3
Dari persamaan regresi linear
berganda
tersebut
dapat
diinterpretasikan sebagai berikut :

Uji normalitas bertujuan untuk
menguji dalam model regresi
variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal. Uji
statistik yang dapat digunakan untuk
menguji normalitas residual adalah
dengan melihat grafik Normal P-P

Plot of Regression Standardized
Residual sebagai berikut :

dari 0,05 (0,674 > 0,05). Sehingga
dapat disimpulkan bahwa Return On
Asset, Biaya Operasional dan
Pendapatan Operasional dan BI Rate
memenuhi
uji
normalitas.
Perhitungan tersebut didukung grafik
P-Plot of Regression Standardized
Residual
3.5 Uji Multikolinearitas

Sumber : Output SPSS Versi 21,
2017
Hasil
uji
normalitas
dengan
menggunakan normal probability
plot dapat dilihat pada gambar di atas
bahwa titik-titik menyebar di sekitar
garis diagonal. Hal ini menunjukkan
bahwa data dalam model regresi ini
berdistribusi
secara
normal.
Selanjutnya selain melakukan uji
tersebut, dapat dilihat dengan cara uji
Kolmogrov Smirnov. Berikut ini tabel
uji Kolmogrov Smirnov yang
bertujuan
untuk
mendeteksi
normalitas

Sumber : Output SPSS Versi 21,
2017
Berdasarkan tabel di atas, nilai
masing-masing variabel (Asymp. Sig.
(2-tailed)) sebesar 0,674. Nilai
tersebut selanjutnya dibandingkan
dengan nilai yang ditetapkan sebesar
0,05, nilai signifikan dari uji
normalitas sebesar 0.674 lebih besar

Uji multikolinearitas bertujuan
untuk menguji model regresi
ditemukan adanya korelasi antar
variabel
bebas
(independen).
Pengujian ini dilakukan dengan
menghitung nilai tolerance dan
Variance Inflation Factor (VIF). Jika
nilai Variance Inflation Factor (VIF)
tidak lebih dari 10 (VIF < 10) dan
nilai tolerance tidak kurang dari 0,10
(10%), maka dapat dikatakan
terbebas dari multikolinearitas.

Sumber : Output SPSS Versi 21,
2017
Berdasarkan Tabel di atas, maka
dapat disimpulkan nilai tolerance
Return On Asset (X1), Biaya
Operasional
dan
Pendapatan
Operasional (X2) dan BI Rate (X3) >
0,10 dan nilai VIF-nya < 10. Hasil
perhitungan nilai tolerance juga
menunjukkan tidak ada variabel
independen yang memiliki nilai
tolerance kurang dari 0,10. Hal ini
menunjukkan
tidak
terjadi
multikolinieritas di antara variabel
independen dalam penelitian.

3.6 Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas
dilakukan dalam sebuah model
regresi dengan tujuan suatu regresi
tersebut
terjadi
ketidaksamaan
varians dari residual dari setiap
pengamatan ke pengamatan lainnya
berbeda,
maka
disebut
heteroskedastisitas. Dalam penelitian
ini akan digunakan metode chart
(diagram scatterplot)

Sumber : Output SPSS Versi 21,
2017
Grafik
scatterplot
tersebut
menunjukkan titik-titik menyebar
secara tidak teratur dan tidak
membentuk pola tertentu yang teratur
serta titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y.
Dengan demikian dapat dikatakan
pada model regresi tidak terjadi
heteroskedastisitas.
3.7 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan
untuk mengetahui ada atau tidaknya
korelasi antara residual pada satu
pengamatan dengan pengamatan lain
pada model regresi. Model regresi
yang baik adalah yang bebas dari
autokorelasi. Metode pengujian
menggunakan uji Durbin-Watson (uji
DW).

Berdasarkan pada tabel di atas, hasil
perhitungan tersebut diketahui nilai
Durbin-Watson (DW) sebesar 1,984.
Jika dibandingkan dengan tabel pada
nilai signifikansi 5%, jumlah sampel
(n) = 30 dengan jumlah variabel
independen (k) = 3 maka dapat
diperoleh nilai dL sebesar 1,2138 dan
nilai dU sebesar 1,6498. Sehingga
dapat dihitung 4-dU = 2,3502 dan 4dL = 2,7862. Adapun kriteria yang
ditentukan untuk memenuhi uji
autokorelasi bila ada DW terletak du
< d < 4-du atau (1,6498< d <
2,3502).
Hasil Durbin-Watson (DW)
dapat digambarkan sebagai berikut :

Dari gambar diatas, menunjukan
tidak terjadi autokorelasi.
3.8 Uji Parsial (Uji t)
Uji t pada dasarnya
menunjukkan
signifikan
atau
tidaknya pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam
menerangkan
variasi
variabel
dependen.

Pengujian hipotesis uji F
digunakan untuk melihat apakah
secara
keseluruhan
variabel
independen mempunyai pengaruh
yang bermakna terhadap variabel
dependen.

Berdasarkan tabel di atas,
didapat hasil sebagai berikut :
1. Berdasarkan tabel di atas,
pengaruh Return On Asset (ROA)
terhadap Tingkat bagi hasil
deposito
mudharabah
menunjukan nilai thitung (3,363) >
ttabel (1,705) dan nilai signifikansi
0,002 < 0,05 yang berarti bahwa
Return
On
Asset
(ROA)
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap tingkat bagi hasil
deposito mudharabah.
2. Berdasarkan table di atas,
pengaruh Biaya Operasional dan
Pendapatan Operasional (BOPO)
terhadap tingkat bagi hasil
deposito mudhrabah menunjukan
nilai thitung (2,966) > ttabel (1,705)
dan nilai signifikansi 0,006 < 0,05
yang berarti bahwa Biaya
Operasional
dan
Pendapatan
Operasional (BOPO) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
tingkat bagi hasil deposito
mudharabah.
3. Berdasarkan tabel di atas,
pengaruh BI Rate terhadap tingkat
bagi hasil deposito mudharabah
menunjukan nilai thitung (1,002) <
ttabel (1,705) dan nilai signifikansi
0,326 > 0,05 yang berarti bahwa
BI Rate berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap tingkat
bagi hasil deposito mudharabah.
3.9 Uji Simultan (Uji F)

Berdasarkan tabel di atas
menunjukan nilai Fhitung 5,531 > Ftabel
2,98 maka H4 diterima yang artinya
secara simultan Return On Asset,
Biaya Operasional dan Pendapatan
Operasional dan BI Rate bepengaruh
terhadap tingkat bagi hasil deposito
mudharabah.
Dengan
nilai
signifikansi sebesar 0,004 < 0,05,
maka dapat dijelaskan bahwa H4
diterima dan dapat dinyatakan
bahwa Return On Asset, Biaya
Operasional
dan
Pendapatan
Operasional
dan
BI
Rate
berpengarun positif dan signifikan
terhadap tingkat bagi hasil deposito
mudharabah.
3.10 Uji Koefisien Determinasi
(R2)
Analisis koefisien determinasi
(R2) mengukur pajak daerah dan
retribusi daerah dalam menjelaskan
variasi variabel pendapatan asli
daerah. Dalam regresi linear
berganda digunakan Adjusted R
Square. Dalam regresi linear berganda
digunakan Adjusted R Square (R2)

Berdasarkan tabel di atas, nilai
Adjusted R Square sebesar 0,319,
hal ini berarti variabel Return On
Asset, Biaya Operasional dan
Pendapatan Operasional dan BI
Rate menjelaskan 31,9% variabel
tingkat
bagi
hasil
deposito
mudharabah, sedangkan sisanya
68,1% (100%-31,9%) dijelaskan
oleh variabel lain seperti Return On
Equity (ROE), Capital Adequacy
Ratio (CAR), Non Performing
Financing (NPF) dan Financing
Deposit Ratio (FDR).
IV. Penutup
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pengolahan yang telah dilakukan
penulis, adapun pembahasannya
sebagai berikut :
1. Berdasarkan pengujian hipotesis
secara parsial (uji t), diperoleh
hasil sebagai berikut :
1) Uji
t
pada
dasarnya
menunjukan signifikan atau
tidak pengaruh satu varibael
independen secara individual
dalam menerangkan variasi
variabel dependen yang diuji
tingkat
signifikansi
0,05.
Pengujian dilakukan dengan
membandingkan thitung dengan
ttabel, pengaruh Return On Asset
terhadap Tingkat Bagi Hasil

Deposito
Mudharabah
menunjukan nilai thitung sebesar
3,363 > 1,705 dan taraf
signifikansi sebesar 0,002 <
0,05,
maka
dapat
diinterpretasikan bahwa Return
On Asset berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Tingkat
Bagi
Hasil
Deposito
Mudharabah.
2) Pengaruh Biaya Operasional
dan Pendapatan Operasional
terhadap Tingkat Bagi Hasil
Deposito
Mudharabah
menunjukan nilai thitung > ttabel
sebesar ( 2,966 > 1,705) dan
taraf signifikansi nya sebesar
0,006 < 0,005 maka dapat
diinterpretasikan bahwa Biaya
Operasional dan Pendapatan
Operasional
berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah.
3) Pengaruh BI Rate terhadap
Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah menunjukan nilai
thitung < ttabel sebesar (0,326 <
1,705)
dan
taraf
signifikansinya sebesar (0,326
>
0,05)
maka
dapat
diinterpretasikan bawa BI Rate
berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap Tingkat
Bagi
Hasil
Deposito
Mudharabah.
2. Berdasarkan pengujian hipotesis
secara simultan bahwa nilai fhitung
menunjukan nilai sebesar 5,531
dan nilai ftabel sebesar 2,98 (5,531
>
2,98)
dan
tingkat
signifikansinya sebesar 0,004 <
0,05, dengan demikian dapat
dikatakan bahwa Return On Asset,
Biaya
Operasional
dan

Pendapatan Operasional dan BI
Rate secara simultan berpengauh
positif dan signifikan terhadap
Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah.
3. Berdasarkan uji autokorelasi nilai
Adjusted R Square sebesar 0,319,
hal ini berarti variabel Return On
Asset, Biaya Operasional dan
Pendapatan Operasional dan BI
Rate menjelaskan 31,9% variabel
Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah, sedangkan sisanya
68,1% (100%-31,9%) dijelaskan
oleh variabel lain seperti Return
On Equity (ROE), Capital
Adequacy Ratio (CAR), Non
Performing Financing (NPF) dan
Financing Deposit Ratio (FDR).
4.2 Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian dan
pengolahan
data
yang
telah
dilakukan maka dapat diambil saran
sebagai berikut :
1. Return On Asset merupakan alat
pengukur kinerja keuangan yang
paling sering digunakan, karena
dari rasio tersebut para pemegang
kepentingan dapat mengukur
keadaan perusahaan dan melihat
sebaik apa perusahaan tersebut
dapat menghasilkan laba dalam
mengelola asetnya. Karena dapat
berdampak pada kepercayaan
investor dan para pemilik deposito
pada perbankan tersebut. Oleh
karena itu, disarankan bagi
perbankan syariah agar selalu
memanfaatkan aset yang dimiliki
untuk menghasilkan keuntungan
semaksimal mungkin sehingga
dapat memberikan bagi hasil yang
lebih baik untuk nasabahnya.

2. Biaya
Operasional
dan
Pendapatan
Operasional
merupakan salah satu rasio untuk
mengukur tingkat efisiensi suatu
bank, semakin tinggi rasio BOPO
maka bank tersebut semakin tidak
efisien. Oleh karena itu bank
syariah perlu memperhatikan
tingkat efisiensi nya, maka
semakin efisien perusahaan/bank
maka laba yang di capai akan
semakin tinggi. Sehingga para
investor dan pemilik deposito pun
akan semakin percaya untuk
menabungkan uang nya di bank
tersebut.
3. BI Rate merupakan suku bunga
acuan Bank Indonesia, biasanya
kenaikan BI Rate direspon dengan
kenaikan tingkat suku bunga bank
konvesional. Namun, kenaikan
tingkat bunga tersebut tidak
mempengaruhi
bank
syariah
secara langsung, karena dalam
menjalankan usaha nya bank
syariah tidak terlalu mengacu
kepada suku bunga atau BI Rate.
Namun untuk mengatasi naik nya
tingkat suku bunga, sebaiknya
bank syariah melakukan beberapa
kebijakan
internal
seperti
menaikan bagi hasil yang
ditawarkan, menaikan bagi hasil
pada tabungan dan deposito
sehingga akan meningkatkan
minat
masyarakat
untuk
menyimpan dana di bank syariah.
4. Variabel
independen
yang
digunakan dalam penilitian ini
terbatas hanya 3 (tiga) variabel
independen. Oleh karena itu, pada
penelitian selanjutnya diharapkan
dapat menambahkan variabel
independen lainnya seperti Return
On Equity (ROE), Capital

Adequacy Ratio (CAR), Non
Performing Financing (NPF) dan
Financing Deposit Ratio (FDR).
Dengan tujuan dapat memperoleh
hasil yang lebih bervariasi yang
menggambarkan apa saja yang
dapat mempengaruhi tingkat bagi
hasil deposito Mudharabah.
DAFTAR PUSTAKA

Apriandika, Rangga. (2011). Analisis
Hubungan Kinerja Keuangan
terhadap Tingkat Bagi Hasil
Simpanan Mudharabah. Skripsi.
Lampung : Progam Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnin Universitas Lampung
M.

Syafii Antonio. (2009).
Bank Syariah, Dari Teori
Kepraktik. Jakarta : Gema
Insani.

Nasrah Mawardi. (2008) . Faktorfaktor yang
Mempengaruhi
Penetapan Return Bagi Hasil
Deposito
Mudharabah
Muthlaqah: Studi pada Unit
Syari’ah Bank X. Jurnal Eksis
Volume 4 No 1, Februari 2008.
Depok : Pogram Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Univesitas
Indonesia.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Bisnis. Bandung : Alfabeta

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63