Perilaku Suku Bunga sbi terhad

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada awal tahun 1950-an, suku bunga nominal pada Treasury bills tiga bulan
sekitar 1% per tahun, di tahun 1981, suku bunga tersebut mencapai lebih dari 15%, di
awal tahun 2000-an, suku bunga tersebut kembali turun di bawah 2%. Keselurahan
tingkat suku bunga nominal ditentukan dan faktor-faktor yang memengaruhi
perilakunya. Suku bunga negatif dengan harga obligasi. Untuk menerunkan kurva
permintaan untuk aset seperti uanag atau obligasi, langkah yang pertama dengan
analisis dengan menetukan permintaan untuk asaet-aset tersebut, yakni teori dari
permintaan aset, yaitu teori ekonomi yang menguraikan kriteria-kriteria oenting
ketika memutuskan jumlah aset yang harus dibeli. Dengan begitu dapat menurunkan
kurva permintaan dari obligasi atau uang sehingga adanya keseimbangan pasar yaitu
titik dimana jumlah yang ditawarkan sama dengan jumlah yang diminta. Dengan
kesimbangan pasar ini, dapat diketahui kesimbangan suku bunga.
B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah faktor-faktor penentu permintaan aset ?
2. Apa sajakah penawaran dan permintaan dalam pasar obligasi?
3. Bagaimanakah perubahan keseimbangan suku bunga?
4. Bagaimanakah penawaran dan permintaan di pasar untuk uang?
5. Bagaimanakah perubahan suku bunga keseimbangan pada kerangka kerja

preferensi likuiditas?
C. Tujuan
1. Mengetahui faktor-faktor penentu permintaan aset.
2. Mengetahui penawaran dan permintaan dalam pasar obligasi.
3. Memahami perubahan keseimbanagan suku bunga.
4. Mrngetahui penawaran dan permintaan di pasar untuk uang.
5. Memahami perubahan suku bunga keseimbangan pada kerangka kerja
preterensi likuiditas
BAB II
PEMBAHASAN
A. FAKTOR-FAKTOR PENENTU PERMINTAAN ASET
Aset adalah satu bentuk kepemilikan yang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai.
Macam-macam aset seperti uang, obligasi,saham,karya seni,tanah, rumah,peralatan
pertanian, dan mesin-mesi pabrik, kesemuannya adalah aset. Menghadapi pertanyaan
PERILAKU SUKU BUNGA

Page 1

apakah kita akan membeli dan memegang aset atau membeli satu aset dari pada aset
yang lain, seseorang harus memerhatikan faktor-faktor berikut :

1. Kekayaan, yaitu keseluruhan sumber daya yang dimiliki oleh individu,
termasuk semua aset.
2. Perkiraan imbal hasil, (perkiraan imbal hasil pada periode mendatang) pada
satu aset relatif terhadap aset yang lain.
3. Risiko, (derajat ketidakpastian yang terkait dengan imbal hasil) pada satu aset
relatif terhadap aset yang lain.
4. Likuiditas (kecepatan dan kemudahan suatu aset untuk diubah menjadi uang)
relatif terhadap aset yang lain.
1. Kekayaan
Ketika kita mengetahui ketika kekayaan kita meningkat, kita mempunyai
sumber daya yang tersedia untuk membeli aset, dan juga, tidaklah mengejutkan,
jumlah aset yang kita minta akan meningkat. Sehingga, dampak dari perubahan
kekayaan terhadap jumlah permintaan aset dapat diringkas sebagai berikut :
“Dengan asumsi faktor lainnya tetap, peningkatan kekayaan menaikkan
jumlah permintaan dari suatu aset”.
2. Perkiraan Imbal Hasil
Pada bab 4, kita melihat bahwa imbal hasil dari suatu aset (seperti obligasi)
mengukur berapa banyak keuntungan yang kita peroleh dari memiliki suatu aset.
Ketika kita memutuskan untuk membeli suatu aset, kita dipengaruhi oleh perkiraan
imbal hasil dari aset tersebut. Jika obligasi Exxon Mobil Corporation, misalnya,

mempunyai imbal hasil sebesar 15% pada pertengahan waktu yang lain, maka
perkiraan imbal hasil (yang dapat kita anggap sebagai rata-rata imbal hasil) adalah
10% (0,5 x 15% + 0,5 x 5% ). Jika perkiraan imbal hasil dari aset alternatif, dengan
asumsi lainnya tetap, maka obligasi tersebut menarik untuk dibeli, dan jumlah
permintaannya meningkat. Hal ini, dapat terjadi melalui dua cara : 1. Ketika perkiraan
imbal hasil pada obligasi Exxon Mobil naik, sedangkan imbal hasil dari aset
alternatif, misalnya saham google tetap tidak berubah atau 2. Ketika imbal hasil dari
aset alternatif, yaitu saham google, turun sementara imbal hasil dari obligasi Exxon
Mobil tetap tidak berubah. Ringkasnya :

PERILAKU SUKU BUNGA

Page 2

“Meningkatnya perkiraan imbal hasil dari suatu aset relatif terhadap aset
alternatif, dengan asumsi lainnya tetap, maka akan meningkatkan permintaaan atas
aset tersebut”.
3. Risiko
Derajat risiko atau keridakpastian dari perolehan suatu aset juga
memengaruhi permintaan atas suatu aset. Perhatikan dua aset berikut, saham Fly-bynight Airlines dan saham Feet-On-The ground bus company. Misal saham Fly by

night Airlines mempunyai imbal hasil 15% pada pertengahan waktu dan 5% pada
pertengahan waktu yang lain, membuat perkiraan imbal hasil menjadi 10%,
sedangkan saham Feet on the ground bus company mempunyai imbal hasil tetap
10%. Saham fly by night mempunyai ketidak pastian yang terkait dengan imbal
hasilnya, sehingga mempunyai risiko yang lebih besar dari pada saham feet on the
ground yang mempunyai imbal hasl lebih pasti.
Orang yang menghindari risiko (risk averse) lebih menyukai feet on the
ground (yang telah pasti) dari pada saham yang fly by night (aset yang lebih
berisiko), walaupun saham-saham tersebut mempunyai perkiraan imbal hasil yang
sama, 10%. Sebaliknya adalah orang yang suka mengambil risiko (risk preferer atau
risk lover). Sebagaian besar orang menghindari risiko, khususnya dalam keputusan
keungan. Dengan asumsi lainnya tetap sama, mereka lebih menyukai untuk memiliki
aset dengan risiko yang lebih kecil. Oleh karena itu :
“ Dengan asumsi lainnya tetap, kalau risiko suatu aset meningkat relatif
terhadap aset alternatif, maka jumlah permintaan atas aset tersebut akan turun”.
4. Likuiditas
Faktor lain yang memengaruhi permintaan atas suatu aset adalah seberapa
cepat aset tersebut dikonversikan menjadi uang dengan biaya yang rendah seberapa
besar likuiditasnya. Aset dikatakan likuid apabila pasar dimana aset tersebut
diperdagangkan mempunyai kedalaman dan luas, artinya pasar tersebut mempunyai

banyak penjual dan pembeli. Sebuah rumah bukanlah aset yang sangat likuid karena
sulit untuk menemukan pembeli dengan cepat. Jika semua rumah dijual untuk

PERILAKU SUKU BUNGA

Page 3

membayar tagihan-tagihan, rumah tersebut harus dijual dengan harga yang lebih
murah. Selain itu, biaya transaksi untuk menjual rumah (komisi pialang, biaya notaris
dan sebagainnya) cukup besar. Treasury bills AS , sebaliknya merupakan aset yang
sangat likuid. Aset tersebut dapat dijual pada pasar yang dapat terorganisasi dengan
baik, dimana banyak pembeli, sehingga aset tersebut dapat dijual dengan cepat
dengan biaya rendah :
“ semakin likuid suatu aset relatif terhadap aset lainnya, dengan asumsi
lainnya tetap, aset tersebut semakin menarik, dan semakin besar jumlah yang
diminta”.
Teori permintaan aset
Semua faktor penentu yang baru kita bicarakan dapat digolongkan kedalam teori
permintaan aset (theory of asset demand), yang menyatakan bahwa dengan asumsi
faktor-faktor lainnya tetap :

1. Jumlah permintaan suatu aset berhubungan positif dengan kekayaan.
2. Jumlah permintaan suatu aset berhubungan positif dengan perkiraan imbal
hasil relatif terhadap aset alrelatif.
3. Jumlah permintaan suatu aset berhubungan negatif dengan risiko imbal
hasilnya relatif terhadap aset alternatif.
4. Jumlah permintaan suatu aset berhubungan positif dengan likuiditasnya relatif
terhadap aset alternatif.

B. PENAWARAN DAN PERMINTAAN PADA PASAR OBLIGASI
Pendekatan pertama kita pada analisis penentuan suku bunga dengan
memerhatikan penawaran dan permintaan pada pasar obligasi untuk melihat
bagaimana harga obligasi ditentukan.
TABEL 1: Respon jumlah permintaan aset terhadap perubahan
kekayaan, perkiraan imbal hasil,risiko, dan likuiditas

Variabel
Kekayaan
PERILAKU SUKU BUNGA

Perubahan variabel


Perubahan jumlah



permintaan

Page 4

Perkiraan imbal hasil
relatif terhadap aset
lainnya
Risiko relatif terhadap
aset lainnya
Likuiditas relatif terhadap












aset lainnya
Catatan: tabel hanya menunjukkan peningkatan dalam variabel. Dampak dari
penurunan pada perubahan jumlah yang diminta akan berlawanan arah dengan
indikasi sepeerti yang terdapat dikolom paling kanan
Masing-masing harga obligasi terkait dengan suku bunga tertentu. Secara khusus,
hubungan negatif antara harga obligasi dan suku bunga berarti bahwa ketika harga
obligasi naik, suku bunganya turun, dan sebaliknya.
Langkah petama dalam analisis ini adalah mendapatkan kurva permintaan
(demand curve) obligasi yang menunjukkan hubungan antara jumlah permintaan dan
harga ketika variabel ekonomi lainnya tetao (artinya, nilai dari variabel lainnya telah
ditentukan). Kita mungkin masih ingat mata kuliah ekonomi sebelumnya bahwa
asumsi variabel lainnya dianggap tetap disebut sebagai cateris paribus, adalah bahasa
latin yang artinya “lainnya dianggap sama”.
a. Kurva Permintaan

Untuk memperjelas analisis kita, mari kita lihat permintaan untuk obligasi diskonto 1
tahn, yang tidak melakukan pembayaran kupon tetapi pemilik akan memperoleh nilai
nominal $1.000 dalam 1 tahun. Jika periode kepemilikan obligasi tersebut 1 tahun,
seperti yang kita lihat, imbal hasil obligasi secara pasti dapat diketahui dan sama
dengan suku bunga sebagaimana diukur dengan yield to maturity. Hal ini berarti
bahwa perkiraan imbal hasil atas obligasi sama dengan suku bunga i yang dengan
menggunakan persamaan 6 yang ada di bab 4, yaitu

Di mana :

PERILAKU SUKU BUNGA

Page 5

i = suku bunga = yield of maturity
Re = perkiraan imbal hasil
F = nilai nominal obligasi diskonto
P = harga awal pembelian obligasi diskonto
Rumus ini menunjukkan bahwa nilai tertentu dari suku bunga berkaitan dengan
masing-masing harga obligasi. Jika obligasi dijual pada harga $950 suku bunga dan

perkiraan imbal hasilnya adalah

Dengan suku bunga dan perkiraan imbal hasil sebesar 5,3% yang berkaitan
dengan harga obligasi sebesar $100 miliar, yang digambar sebagai titik A pada figur
1.
Pada harga $900, suku bunga dan perkiraan imbal hasil adalah
Harga Obligasi,
P($)
1000

FIGUR 1 : Penawaran dan Permintaan Obligasi
(i=0%)

B
Keseimbangan dalam pasar obligasi terdapat di titik C, yaitu perpotongan
S

d

s


kurva
permintaan obligasi B dan kurva penawaran obligasi B . Harga keseimbangan
950
adalah P* = $850, dan suku bunga keseimbangan adalah i* = 17,6%
(i=5,3
%)
900

I

A

B

(i=11,1
%)

H
C

P*=850
(i*=17,6
%)
800
G

(i=25,0
%)

D

750
(i=33,0
%)

E

F

Bd
PERILAKU SUKU BUNGA
10
0

20
30
40
0
0
0
Jumlah Obligasi, B ($

50
0

Page 6

Oleh karena perkiraan imbal hasil dari obligasi ini meningkat, dengan
semau variabel-variabel ekonomi lainnya, (seperti pendapatan, perkiraan imbal hasil
pada aset lainnya, risiko dan likuiditas) dianggap tetap, jumlah obligasi yang diminta
akan lebih tinggi seperti yang diperkirakan dalam teori permintaan aset. Titik B pada
figur 1 menunjukkan jumlah obligasi yang diminta pada harga $900 meningkat
menjadi $200 miliar. Dengan menggunakan alasan ini, kalau harga obligasi adalah
$850 (suku bunga dan perkiraan imbal hasil = 17,6%), jumlah obligasi yang diminta
(titik C) akan lebih besar dari pada titik B. Hal yang sama juga ketika harga lebih
rendah di $800 (suku bunga = 25%) dan $750 (suku bunga = 33,3% ), jumlah obligasi
yang diminta akan lebih baik tinggi lagi (titik D dan E). Kurva Bd, yang
menghubungkan titik-titik ini, adalah kurva permintaan untuk obligasi. Kurva ini
mempunyai kemiringan negatif, yang menunjukkkan bahwa pada harga obligasi yang
lebih rendah (lainnya dianggap tetap), jumlah permintaan obligasi lebih tinggi.
b. Kurva Penawaran
Asumsi yang penting dibalik kurva permintaan obligasi pada figur 1 adalah bahwa
semua variabel-variabel ekonomi lainnya, selain harga obligasi dan suku bunga,
dianggap konstan. Kita menggunakan asumsi yang sama dalam menurunkan kurva

PERILAKU SUKU BUNGA

Page 7

penawaran (supply curve) , yang menunjukkan hubungan antara jumlah yang
ditawarkan dan harga ketika semua variabel-variabel ekonomi lainnya dianggap
konstan.
Ketika harga obligasi adalah $750 (suku bunga = 33.3%), titik F
menunjukkan bahwa jumlah obligasi yang ditawarkan adalah $100 miliar dalam
contoh yang kita ambil ini. Jika harganya adalah $800, suku bunga akan lebih rendah,
yaitu 25%. Karena pada suku bunga ini, biaya peminjaman dengan menerbitkan
obligasi menjadi lebih rendah, perusahaan-perusahaan akan bersedia meminjam lebih
banyak melalui penerbitan obligasi, dan jumlah obligasi yang ditawarkan menjadi
lebih tinggi, sebesar $200 miliar (titik G),pada harga yang lebih tinggi, sebesar %850
berkaitan dengan suku bunga yang lebih rendah, sebesar 17,6%, hasilnya jumlah
obligasi yang ditawarkan semakin tinggi lagi (titik H dan titik I). Kurva Bs, yang
menghbungkan titik-titik tersebut, adalah kurva penawaran untuk obligasi. Kurva
penawaran ini mempunyai kemiringan positif seperti kurva penawaran biasanya, yang
menunjukkan bahwa jika harga meningkat (lainnya dianggap tetap), jumlah obligasi
yang ditawarkan meningkat.
c. Keseimbangan Pasar
Dalam ilmu ekonomi, keseimbangn pasar (market equilibrium) terjadi ketika orang
bersedia untuk membeli (permintaan) sama dengan jumlah orang yang bersedia untuk
menjual (penawaran)pada harga tertentu. Dalam pasar obligasi, keseimbangan
tersebut dicapai ketika jumlah obligasi yang diminta sama dengan jumlah obligasi
yang ditawarkan :
Bd = B S
Pada figur 1, keseimbangan terjadi pada titik C, ketika kurva permintaan
dan kurva peawaran bertemu di satu titik pada harga obligasi sebesar $300 miliar.
Pada harga P* = $850, dimana jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang
ditawarkan, disebut sebagai harga keseimbangan atau harga market clearing.
Demikian pula, pada suku bunga sebesar i* = 17,6% yang menghubungkan harga ini
disebut sebagai suku bunga keseimbangan atau suku bunga market clearing.

PERILAKU SUKU BUNGA

Page 8

Konsep keseimbangan pasar dan harga atau suku bunga keseimbangan
sangat berguna, karena ada kecenderungan pasar selalu menuju ke arah keseimbagan
tersebut. Kita dapat melihat kecenderungan tersebut pada figur 1 dengan melihat
terlebih dahulu apa yang terjadi ketika kita mempunyai obligasi dengan harga di atas
harga keseimbangan. Ketika harga ditetapkan terlalu tinggi, katakanlah sebesar $950,
jumlah obligasi yang ditawarkan pada titik 1 lebih besar dari pada jumlah yang
diminta pada titik A. Pada situasi yanng seperti ini, dimana jumlah obligasi yang
ditawarkan melebihi jumlah obligasi yang diminta disebut sebagai kondisi kelebihan
penawaran (excess supply). Oleh karena orang ingin menjual obligasi lebih banyak
dari pada yang ingin membelinya, maka harga obligasi akan turun. Itu sebabnya
mengapa panah kebawwah digambar pada figur tersebut pada harga obligasi sebesar
$950. Selama harga obligasi masih akan terjadi, dan harga masih akan turun.
Turunnya harga obligasi ini akan berhenti hanya ketika harga mencapai harga
keseimbangan sebesar $850, dimana kelebihan penawaran dari obligasi telah
dihilangkan.
d. Analisis Penawaran dan Permintaan
Figur 1 merupakan diagram permintaan dan penawaran yang konvensional dengan
harga disumbu vertikal dan jumlah disumbu horizontal. Oleh karena suku bunga
berkaitan dengan harga dari masing-masing obligasi yang juga ditandai pada sumbu
vertikal, diagram ini mengajak kita untuk membaca keseimbangan suku bunga,
memberikan kita sebuah modal yang mengambarkan penentuan suku bunga. Adalah
penting untuk mengetahui bahwa diagram permintaan dan penawaran seperti pada
figur 1 dapat digunakan untuk menggambarkan semua jenis obligasi karena suku
bunga dan harga obligasi selalu berhubungan negatif untuk semua jenis obligasi, baik
pada obligasi diskonto atau obligasi kupon.
Sifat penting dari analisis ini adalah penawaran dan permintaan selalu dalam
satuan stocks (posisi) dari aset, bukan dalam satuan flows (nilai yang terjadi pada
periode tersebut saja). Pendekatan pasar aset (aset market approach) untuk mengerti
perilaku pasar keuangan yang lebih menekankan posisi aset dari pada nilai aset pada
periode tersebut dalam menentukan harga aset- merupakan metodologi yang sering

PERILAKU SUKU BUNGA

Page 9

digunakan oleh para eonom, karena melakukan analisis secara benar dan terminologi
flowws menjebak, khususnya ketika kita menghitung inflasi.
C. PERUBAHAN KESEIMBANGAN SUKU BUNGA
a. Pergeseran Permintaan Untuk Obligasi
Teori permintaan aset yang ditunjukan pada bagian awal bab ini memberikan
kerangka kerja untuk memutuskan faktor-faktor yang menyebabkan pergeseran kurva
permintaan dan penawaran obligasi. Faktor-faktor ini termasuk perubahan dalam
empat parameter suku bunga:
1. Kekayaan
Ketika perekonomian tumbuh dengan cepat pada saat ekspansi siklus usaha
dan kekayaan meningkat, jumlah obligasi yang diminta pada setiap harga
oblogasi (atau suku bunga) akan meningkat. Untuk melihat cara kerjanya,
(kita lihat pada tabel) anggap titik B sebagai kurva permintaan obligasi awal
B1d. Dengan kekayaan yang lebih tinggi, jumlah obligasi yang diminta pada
harga yang sama harus naik, menuju titik B’. Demikian pula, untuk titik D,
semakin tinggi kekayaan menyebabkan jumlah yang diminta pada harga
obligasi yang sama, akan meningkatkan menuju titik D’. Kita bisa melihat
bahwa kurva permintaan bergeser ke kanan dari B1d ke B2d. Kesimpulan yang
dapat kita peroleh adalah bahwa pada saat ekspansi siklus usaha dengan
peningkatan kekayaan, permintaan untuk obligasi naik dan kurva
permintaan untuk obligasi bergeser ke kanan. Dengan menggunakan
alasan yang sama, dalam kondisi resesi, ketika pendapatan dan kekayaan
turun, permintaan untuk obligasi juga turun, dan kurva permintaan
bergeser ke kiri. Faktor lain yang dapat mempengaruhi kekayaan adalah
rasio pendapatan terhadap tabungan masyarakat. Kalau rumah tangga
menabung lebih banyak, kekayaan akan meningkat, dan seperti yang kita
lihat, permintaan untuk obligasi meningkat dan kurva permintaan untuk
obligasi bergeser ke kanan. Sebaliknya, kalau masyarakat menabung lebih

PERILAKU SUKU BUNGA

Page 10

sedikit , kekayaan dan permintaan obligasi akan turun, dan kurava permintaan
bergeser ke kiri.
2. Perkiraan Imbal Hasil
Untuk obligasi diskonto berjangka waktu satu tahun dan periode kepemilikan
obligasi adalah satu tahun, maka perkiraan imbal hasil dan suku bunga adalah
sama, sehingga tidak ada yang lain selain suku bunga sekarang yang
mempengaruhi perkiraan imbal hasil. Untuk obligasi dengan jatuh tempo
lebih dari satu tahun, perkiraan imbal hasil bisa berbeda dengan suku bunga.
Semakin tinggi perkiraan suku bunga di masa depan, maka semakin
rendah perkiraan imbal hasil atas obligasi jangka panjang, menurunkan
permintaan, dan menggeser kurva permintaan ke kiri. Sebaliknya,
perubahan perkiraan suku bunga di masa depan yang turun berarti bahwa
harga obligasi jangka panjang diperkirakan meningkat lebih tinggi dari
antisipasi awalnya, dan hasil dari meningkatnya perkiraan imbal hasil hari ini
akan menaikkan jumlah yang diminta pada setiap harga obligasi dan suku
bunga. Semakin rendah perkiraan suku bunga di masa depan, akan
meningkatkan permintaan untuk obligasi jangka panjang dan menggeser
kurva permintaan ke kanan (seperti Figur 2). Perubahan perkiraan imbal
hasil pada aset lainnya juga dapat menggeser kurva permintaan untuk obligasi.
Kalau tiba-tiba menjadi lebih optimis terhadap pasar modal, dan mulai
berpikir akan naiknya harga saham di masa mendatang., maka perkiraan
keuntungan modal (capital gain) maupun perkiraan imbal hasil atas saham
akan naik. Dengan perkiraan imbal hasil pada obligasi dianggap konstan,
maka perkiraan imbal hasil obligasi hari ini lebih relative terhadap saham
akan turun, sehingga menurunkan permintaan terhadap obligasi, dan
menggeser kurva permintaan ke kiri. Perubahan perkiraan inflasi dapat
mempengaruhi perkiraan imbal hasil pada asset yang berwujud (juga disebut
sebagai aset riil) seperti mobil dan rumah, yang mempengaruhi permintaan
obligasi. Meningkatnya perkiraan inflasi, katakanlah dari 5% menjadi 10%,
akan mendorong harga-harga mobil dan rumah lebih tinggi di masa
mendatang dan juga keuntungan modal yang lebih tinggi meningkatnya
PERILAKU SUKU BUNGA

Page 11

perkiraan imbal hasil obligasi relative terhadap perkiraan imbal hasil atas aset
riil hari ini dan selanjutnya menyebabkan permintaan terhadap obligasi turun.
Sebagai alternative, kita dapat menggangap kenaikan perkiraan inflasi akan
menurunkan suku bunga riil obligasi, dan akibat penurunan perkiraan imbal
hasil obligasi akan menyebabkan permintaan untuk obligasi menurun.
Peningkatan pada perkiraan inflasi akan menurunkan perkiraan imbal hasil
obligasi, yang menyebabkan permintaannya menurun, dan kurva permintaan
bergeser ke kiri.

Ringkasan Tabel 2 Faktor-faktor yang Menggeser Kurva Permintaan Obligasi
Variabel

Perubahan

Perubahan

Dalam

Jumlah Yang

Variabel

Diminta Pada

Pergeseran Kurva Permintaan

Setiap Harga
Obligasi
Kekayaan
P

B1d

PERILAKU SUKU BUNGA

B2d

B

Page 12

Perkiraan suku
bunga

P

B1d

B2d

B

Perkiraan inflasi
P

B2d

Tingkat risiko
obligasi relative

B1d

B

P

terhadap aset
lainnya

B1d

B2d

Likuiditas obligasi
relative terhadap

B

P

aset lainnya

B2d

B1d

B

3. Risiko
Jika harga pada pasar obligasi menjadi lebih berfluktuasi, maka risiko yang
terkait dengan obligasi akan meningkat, dan obligasi menjadi kurang menarik.
Peningkatan risiko obligasi akan menyebabkan permintaan obligasi
turun dan kurva permintaan obligasi bergeser ke kiri. Sebaliknya,
peningkatan volatilitas harga pada asset lainnya, seperti pasar saham, akan
membuat obligasi lebih menarik. Kenaikan tingkat risiko dari aset
PERILAKU SUKU BUNGA

Page 13

alternative akan menyebabkan permintaan obligasi meningkat dan
kurva permintaan bergeser ke kanan.

Harga
Obligasi, P

A
B

A

C
B

D

C

E

D

E
B1d

B2d

Jumlah Obligasi, B

FIGUR 2 Pergeseran Kurva Permintaan Obligasi
Ketika permintaan obligasi meningkat, kurva permintaan bergeser ke kanan
seperti yang dirtunjukan pasa gambar.
4. Likuiditas

PERILAKU SUKU BUNGA

Page 14

Kalau lebih banyak orang mulai melakukan perdagangan di pasar obligasi,
dan akibatnya semakin mudah untuk menjual obligasi secara cepat, maka
meningkatnya likuiditas, obligasi ini akan menyebabkan jumlah obligasi yang
diminta pada setiap suku bunga akan meningkat. Peningkatan likuiditas
obligasi menghasilkan peningkatan permintaan obligasi, dan kurva
permintaan bergeser ke kanan (lihat figure 2). Demikian pula, naiknya
likuiditas dari aset lainnya akan menurunkan permintaan obligasi dan
menggeser kurva permintaannya ke kiri.
b. Pergeseran Penawaran Obligasi
Faktor-faktor tertentu dapat menyebabkan kurva penawaran obligasi bergeser ,
diantara factor-faktor tersebut adalah :
1. Perkiraan Keuntungan dari Peluang Investasi
Semakin untung investasi dalam bentuk perusahaan dan peralatan yang
diperkirakan perusahaan, maka perusahaan semakin terdorong untuk
melakukan pinjaman guna membiayai investasinya tersebut. Ketika
perekonomian tumbuh dengan cepat, seperti pada saat ekspansi siklus usaha,
peluang investasi yang diperkirakan untung akan sangat banyak, dan jumlah
obligasi yang ditawarkan pada setiap harga obligasi akan meningkat. Dengan
demikian, dalam siklus usaha yang ekspansif, penawaran obligasi meningkat,
dan kurva penawaran begeser ke kanan. Sebaliknya dalam resesi, ketika
peluang investasi yang diperkirakan menguntungkan turun, maka penawaran
obligasi turun,dan kurva penawaran bergeser ke kiri.
2. Perkiraan Inflasi
Biaya peminjaman riil lebih akurat diukur dengan suku bunga riil, yang sama
dengan suku bunga nominal di kurangi dengan perkiraan laju inflasi. Pada
tingkat bunga tertentu (dan harga obligasi), ketika perkiraan inflasi meningkat,
maka biaya peminjaman riil turun; oleh karena itu, jumlah obligasi yang
ditawarkan meningkat pada setiap harga obligasi tertentu. Peningkatan
perkiraan inflasi menyebabkan obligasi yang ditawarkan meningkat dan kurva
penawaran bergeser ke kanan. (lihat figure 3).
3. Anggaran Pemerintah
Aktivitas pemerintah dapat mempengaruhi penawaran obligasi dalam
beberapa cara. Departemen Keuangan AS (U.S Treasury) mengeluarkan
PERILAKU SUKU BUNGA

Page 15

obligasi untuk membiayai deficit anggaran, yaitu kesenjangan antara
pengeluaran adan penerimaan anggaran pemerintah. Ketika defisit
membengkak, Departement Keuangan AS akan menjual lebih banyak
obligasi, dan jumlah obligasi yang ditawarkan pada setiap harganya akan
meningkat. Semakin besar deficit anggaran pemerintah, maka semakin besar
penawaran obligasi, dan kurva obligasi bergeser ke kanan. (lihat figure 3). Di
sisi lain, terjadinya surplus anggaran, sebagaimana yang terjadi pada akhir
tahun,1990-an, menurunkan obligasi yang ditawarkan dan menggeser kurva
penawaran ke kiri. Pemerintah pusat dan daerah serta badan pemerintah
lainnya juga mengeluarkan obligasi untuk membiayai pengeluaran, dan hal
tersebut dapat mempengaruhi penawaran obligasi.
Ringkasan Tabel 3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergeseran Penawaran
Obligasi
Variabel

Perubahan

Perubahan

Dalam

Jumlah

Variabel

Obligasi Pada

Pergeseran Kurva Penawaran

Setiap Harga
Keuntungan
Investasi

P

B1
s

B2s

B

Perkiraan Inflasi

P

B1s
B2s

B

PERILAKU SUKU BUNGA

Page 16

Defisit Anggaran

B1s

P

B2s

B

B1
Harga Obligasi,
(P)

B2

S

I

S

H
G

I’
H


C
G

C

G


F
F


Obligasi,
FIGUR 3 Pergeseran KurvaJumlah
Penawaran
Obligasi
(B) penawaran bergeser ke kanan.
Ketika penawaran obligasi meningkat, kurva

a) APLIKASI Perubahan Suku Bunga Karena Perkiraan Inflasi Dampak
Fisher (Fisher Effect)
Figure 4 menunjukkan pengaruh suku bunga keseimbangan terhadap peningkatan
perkiraan inflasi. Anggaplah bahwa perkiraan awal inflasi adalah 5%, dan kurva
penawaran dan permintaan awal adalah B1s dan B1d bertemu di titik 1, di mana harga
obligasi keseimbangan adalah P1,. Jika perkiraan hasil inflasi meningkat menjadi
10%, perkiraan imbal hasil obligasi relative terhadap aset riil akan turun untuk setiap
harga dan suku bunga obligasi tertentu. Akibatnya, permintaan obligasi turun, dan

PERILAKU SUKU BUNGA

Page 17

kurva permintaan bergeser ke kiri dari B1d ke B2d. Peningkatan perkiraan inflasi juga
menggeser kurva penawaran. Pada setiap harga dan suku bunga obligasi tertentu,
biaya peminjaman riil telah turun, meyebabkan jumlah obligasi yang ditawarkan
meningkat, dan kurva penawaran bergeser ke kanan, dari B1s ke B1s. Ketika kurva
permintaan dan penawaran bergeser sebagai respons terhadap perubahan perkiraan
inflasi, keseimbangan bergerak dari titik 1 ke titik 2, pertemuan antara B1d dan B2s.
Harga obligasi keseimbangan turun dari P1 ke P2, dan karena harga obligasi
berhubungan negative dengan suku bunga, maka suku bunga meningkat. Ingat figure
4 telah digambarkan sedemikian rupa sehingga jumlah obligasi keseimbangan tetap
sama, baik untuk titik 1 dan titik 2. Akan tetapi, tergantung pada besarnya pergeseran
kurva penawaran dan permintaanya, jumlah obligasi keseimbangan dapat naik atau
turun ketika perkiraan inflasi meningkat.
Harga Obligasi,
(P)

B1
S

B2
S

1
P
1

P

2

2

B1
d

B2d

FIGUR 4 Respons TerhadapJumlah
Perubahan
Perkiraan Inflasi
Obligasi,
Ketika perkiraan inflasi meningkat,
kurva
penawaran
bergeser dari B1d ke B2d.
(B)
Kesimbangan bergerak dari titik 1 ke titik 2, dengan hasil bahwa harga obligasi
keseimbangan turun dari P1 ke P2 dan suku bunga keseimbangan meningkat.
Analisis kita mengenai penawaran dan permintaan telah membawa kita pada
observasi yang penting: ketika perkiraan inflasi meningkat, maka suku bunga akan

PERILAKU SUKU BUNGA

Page 18

meningkat. Hasil tersebut dinamakan sebagai dampak fisher (fisher effect), setelah
Irving Fisher, ekonom yang perttama kali menunjukkan hubungan antara perkiraan
inflasi dengan suku bunga. Ketepatan prediksi ini ditunjukk. Suku bunga Treasury
bills 3 bualan biasanya bergerak seiring dengan perkiraan laju inflasi. Oleh karena itu,
sangat dimengerti bila banyak ekonom yang merekomendasikan agar inflasi tetap
rendah jika ingin mempertahankan suku bunga nominal yang rendah.

Harga Obligasi,
(P)

B1
S

B2
S

1
P

2

1

P
2

B2d

B1
d

Jumlah Obligasi,
(B)

Figure 6 Respons Terhadap Ekspansi Siklus Usaha
Dalam siklus usaha yang ekspansif, ketika pendapatan dan kekayaan meningkat,
kurva permintaan bergeser ke kanan dari B1d ke B2d dan kurva penawaran bergeser ke
kanan danri B1s ke B2s. Apabila kurva penawaran bergeser ke kanan lebih besar dari
pergeseran kurva permintaan, seperti dalam figure ini, harga obligasi keseimbangan
bergerak turun drai P1 ke P2, dan suku bunga keseimbangan meningkat.

PERILAKU SUKU BUNGA

Page 19

b) APLIKASI Perubahan Suku Bunga Karena Ekspansi Siklus Usaha
Pada figure 6 menganalisis dampak ekspansi siklus usaha terhadap suku
bunga. Dalam siklus usaha yang ekspansif, jumlah barang dan jasa yang dihasilkan
dalam perekonomian akan meningkat, demikian pula pendapatan nasional. Ketika hal
tersebut terjadi, pengusaha akan bersedia meminjam lebih banyak karena berharap
bisa mendapat keuntungan dari peluang investasi yang membutuhkan pendanaan
tersebut.dengan harga obligasi tertentu, jumlah obligasi yang dijual oleh perusahaan
(yaitu, penawaran obligasi) akan meningkat, artinya, bahwa dalam siklus usaha yang
ekspansif, kurva penawaran untuk obligasi bergeser ke kanan (lih.gambar 6) dari
ke

.
Ekspansi dalam perekonomian juga mempengaruhi kurva permintaan. Ketika

siklus usaha ekspansif, kekayaan seharusnya meningkat, dan teori permintaan asset
menjelaskan bahwa kurva permintaan obligasi akan naik juga. Kita lihat pada
kenaikan pada figure 6, dimana kurva permintaan bergeser ke kanan dari dari

ke

. Analisis penawaran dan permintaan yang digunakan disini bemberikan kita
jawaban yang tidak jelas (ambigu) terhadap pertanyaan apakah akn terjadi terhadap
suku bunga dalam siklus usaha yang ekspansif.
c) APLIKASI Membaca Kolom “Credit Markets” Wall Street
Setiap hari, Wall strees journal melaporkan perkembangan pasar obligasi pada
hari sebelumnya yang disebut sebagai kolom “Credit Markets” seperti yang dilihat
pada kotak “mengikuti berita keuangan” di halaman selanjutnya. Disitu dapat dilihat
bagaimana pertanyaan-pertanyaan pada kolom “credit markets” dapat dijelaskan
dengan menggunakan kerangka kerja penawaran dan permintaan kita. Kolom tersebut

PERILAKU SUKU BUNGA

Page 20

menceritakan bagaimana harga obligasi Treasury meningkat ketika pasar saham
menuju kejatuhan. Ini persis dengan prediksi analisis penawaran dan permintaan kita.

D. PENAWARAN DAN PERMINTAAN DI PASAR UNTUK UANG :
KERANGKA KERJA PREFERENSI LIKUIDITAS
Daeripada menentukan keseimbangan suku bunga dengan menggunakan
penawaran dan permintaan untuk obligasi, satu alternative yang dikembangkan oleh
John Maynard Keynes, yang dikenal sebagai kerangka kerja preferensi likuiditas
(liquidity preference framework), menentukan keseimbangan suku bunga dalam
terminology penawaran dan permintaan uang. Walaupun kedua kerangka kerja
tersebut berbeda, analisis preferensi likuiditas untuk pasar uang terkait erat
dengankerangak kerja penawaran dan permintaan pada pasar obligasi.
Titik awal dari analisis Keynes adalah asumsi tentang dua kategori aset yang
digunakan orang sebagai alat penyimpan nilai. : uang dan obligasi. Sehingga, total
kekayaan dalam perekonomian harus sama dengan jumlah total obligasi ditambah
uang dalam perekonomian, yang sama dengan jumlah obligasi yang ditawarkan (
ditambah dengan jumlah uang yang ditawarkan ((
uang ((

). Jumlah obligasi ((

)

) dan

) yang ingin dimiliki orang dan karenanya permintaan harus sama dengan

jumlah total kekayaan, karena orang tidak dapat membeli lebih banyak asset daripada
sumber daya yang tersedia. Kesimpulannya adalah bahwa jumlah obligasi dan uang
yang ditawarkan harus sama dengan jumlah obligasi dan uang yang diminta :
+

=

+

(2)

Dengan mengumpulkan obligasi pada satu sisi persamaan, dan uang di sisi
persamaan yang lain, maka persamaan di atas dapat ditulis kembali
-

PERILAKU SUKU BUNGA

=

+

(3)

Page 21

Persamaan diatas menjelaskan bahwa jika pasar untuk uang berada dalam
keseimbangan (

=

), sisi kanan persamaan 3 sama dengan nol, yang

mengimplikasikan bahwa

=

, yang artinya bahwa pasar obligasi juga berada

dalam keseimbangan.
Alas an kita melakukan pendekatan penentuan suku bunga dengan kedua
kerangka kerja tersebut adalah bahwa kerangka kerja penawaran dan permintaan
obligasi lebih mudah digunakan ketika menganalisis dampak dari perubahan
perkiraan inflasi, sedangkan kerangka kerja preferensi likuiditas memberikan analisis
yang lebih sederhana mengenai dampak dari perubahan pendapatan, tingkat harga,
dan penawaran uang.
Oleh karena definisi uang yang digunakan Keynes meliputi uang kartal (yang
tidak mendapatkan suku bunga) dan giro (yang pada masanyanya Keynes
mendapatkan sedikit suku bunga atau tidak sama sekali), Keynes mengasumsikan
bahwa uang mempunyai tingkat imbal hasil sebesar nol. Obligasi, yaitu satu-satunya
alternative asset selain uang dalam kerangka kerja Keynes, mempunyai perkiraan
imbal hasil yang sama dengan suku bunga i. ketika suku bunga ini naik (asumsi
lainnya tidak berubah), perkiraan imbal hasil dari uang turun secara relative terhadap
perkiraan imbal hasil pada obligasi, dan seperti pada teori permintaan asset, hal
tersebut menyebabkan uang yang diminta turun. Jika jumlah uang dan yang diminta
dan suku bunga seharusnya berhubungan negatif dengan menggunakan konsep biaya
peluang (opportunity cost), yaitu jumlah suku bunga (perkiraan imbal hasil) yang
dikorbankan dengan tidak memegang asset lainnya dalam hal ini, obligasi. Ketika
Siku bunga, i (%)

30
suku bunga, i , naik, biaya
peluang dari memegang uang naik, sehingga uang menjadi
25
kurang disukai dan jumlah
uang yang diminta harus turun.
20

i*=15
10

5

PERILAKU SUKU BUNGA
100

Page 22
200

300

400

500

Jumlah uang, M
Miliar $

Figure 8 keseimbangan dalam pasar uang
Figure 8 menunjukkan jumlah uang yang diminta pada tingkat suku bunga tertentu,
dengan semua variable ekonomi, seperti pendapatan dan tingkat harga, dianggap
konstan. Pada suku bunga sebesar 25%, titik A menunjukkan jumlah dari uang yang
diminta sebesar 100 miliar. Kurva

yang menghubungkan titik-titik ini adalah

kurva permintaan untuk uang, dan mempunyai kemiringan khusus.
Pada titik ini, diasumsikan bahwa bank sentral mengendalikan jumlah uang
yang ditawarkan pada jumlah yang tetap yaitu $300 miliar. Keseimbangan dimana
jumlah uang yang diminta sama dengan jumlah uang yang ditawarkan terjadi pada
perpotongan kurva penawaran dan permintaan di titik C, di mana
=
Suku bunga keseimbangan yang dihasilkan adalah di

(4)
= 15%

Disini terlihat bahwa kecenderungan untuk mendekati keseimbangan ini
dengan melihat hubungan penawaran dan permintaan uang ketika suku bunga berada
diatas suku bunga keseimbangan. Ketika suku bunga 25%, jumlah uang yang diminta
pada titik A yaitu $100 miliar, tetapi jumlah yang ditawarkan sebesar $300 miliar.
Kelebihan penawaran uang ini berarti orang memegang uang lebih banyak daripada
yang mereka inginkan, sehingga mereka mencoba untuk menghabiskan uangnya
dengan mencoba membeli obligasi. Namun ketika harga obligasi naik, suku bunga
akan turun menuju keseimbangan. Seperti digambarkan pada anak panah yang turun
kebawah. Dan sebaliknya.
PERILAKU SUKU BUNGA

Page 23

E. PERUBAHAN SUKU BUNGA KESEIMBANGAN PADA KERANGKA
KERJA PREFERENSI LIKUIDITAS
Menganalisis bagaimana suku bunga keseimbangan berubah dengan
menggunakan preferensi likuiditas mengharuskan kita memahami apa yang
menyebabkan kurva permintaan dan penawaran bertambah.
a. Pergeseran Permintaan Uang
Dalam analisis freferensi likuiditas Keynes, dua faktor yang menyebabkan
kurva permintaan untuk uang bergeser :
1. Dampak Pendapatan. Alasannya; pertama, ketika perekonomian berkembang
dan pendapatan meningkat, kekayaan meningkat, dan orang ingin memegang
uang lebih banyak sebagai alat penyimpan nilai. Kedua, ketika perekonomian
berkembang dan pendapata meningkat, orang ingin melakukan transaksi lebih
banyak menggunakan uang, akhirnya mereka ingin memegang uang lebih banyak.
Kesimpulannya, semakin tinggi pendapatan menyebabkan permintaan uang
meningkat pada setiap suku bunga dan kurva permintaan bergeser ke kanan.
2. Dampak Tingkat Harga. Ketika tingkat harga naik, jumlah uang nominal yang
sama tidak lagi bernilai sama; jumlah nilai nominal tersebut tidak dapat
digunakan untuk membeli sebanyak barang dan jasa riil. Untuk memulihkan uang
yang dipegang pada arti riil pada tingkat awalnya, orang ingin memegang jumlah
nominal yang lebih besar. Sehingga kenaikan tingkat harga menyebabkan
permintaan atas uang meningkat pada setiap suku bunga dan kurva permintaan
bergeser ke kanan.
b. Pergeseran Penawaran Uang
Penawaran uang sepenuhnya dikendalikan oleh bank sentral, di AS adalah Federal
Reserve. Untuk saat ini, semua yang perlu diketahui adalah bahwa meningkatnya
penawaran uang yang dilakukan oleh Federal Reserve akan menggeser kurva
penawaran uang ke kanan. Aplikasi Perubahan Suku Bunga Keseimbangan Akibat
Perubahan Pendapatan Tingkat Harga/Penawaran Uang.
1. Perubahan Pendapatan

PERILAKU SUKU BUNGA

Page 24

Ketika pendapatan meningkat selama siklus usaha yang ekspansif menyebabkan
permintaan untuk uang akan naik,dari pergeseran Md1 ke Md2. Suku bunga
keseimbangan naik dari i1 ke i2. Kesimpulan adalah ketika pendapatan meningkat
selama siklus yang ekspansif (dengan sumsi variable ekonomi lainnya konstan), suku
bunga akan naik. Jadi kesimpulan di atas lebih baik dari perbandingan dampak
perubahan pendapatan terhadap suku bunga pada keseimbangan obligasi.
2. Perubahan Tingkat Harga
Ketika tingkat harga meningkat,nilai uang dalam bentuk pembelian menjadi lebih
rendah. Untuk mengembalikan daya beli dalam arti riel pada tingkat sebelumnya,
orang akan menginginkan jumlah uang yang lebih besar. Permintaan uang tnggi
menggeser kurva permintaan ke Mdi ke Md 2 dan suku bunga naik i1 ke i2.
Kesimpulan adalah ketika tingkat harga naik,dengan penawaran uang dan variable
ekonomi lainnya konstan, maka suku bunga akan naik.
3. Perubahan Penawaran Uang
Perubahan penawaran uang akibat kebijakan moneter ekspansif oleh Bank Sentral
mengakibatkan kurva penawaran uang bergeser ke kanan. Adanya pergeseran Md1 ke
Md2 dan suku bunga turun i1 ke i2. Kesimpulan: ketika penawaran uang meningkat
(lainnya dianggap tetap), maka suku bunga akan turun.
a) APLIKASI Uang dan Suku Bunga
Analisa preferensi likuiditas menyimpulkan peningkatan dalam penawaran
uang akan menurunkan suku bunga. Hal ini penting karena politisi meminta untuk
meningkatkan pertumbuhan penawaran uang yang lebih cepat untuk mendorong
suku bunga turun. Kritikan yang penting adalah meningkatnya penawaran uang
akan menurunkan suku bunga diangkat Milton Friedman, pemenang Nobel
bidang ekonomi. Dia mengakui bahwa analisis preferensi likuiditas adalah benar
dan menyebutkan hasilnya-bahwa meningkatnya penawaran uang.(lainnya
dianggap tetap) menurunkan suku bunga-sebagai dampak likuiditas (liquidity
effect). Jika dampak ini sangat besar, maka ketika penawaran uang meningkat
suku bunga juga mungkin naik. Bagaimana perubahan pendapatan, tingkat

PERILAKU SUKU BUNGA

Page 25

harga,dan perkiraan inflasi mempengaruhi suku bunga keseimbangan.
1.

Dampak Pendapatan.

Peningkatan penawaran uang memberikan pengaruh ekspansif pada peningkatan
kekayaan dan pendapatan nasional menyebabkan suku bunga meningkat.Sehingga
dampak pendapatan dari peningkatan penawaran uang adalah menaikkan suku
bunga sebagai respons terhadap tingkat pendapatan yang lebih tinggi.
2.

Dampak Tingkat Harga.

Meningkatnya penawaran uang meningkatkan tingkat harga mendorong suku
bunga naik.Sehingga dampak tingkat harga dari peningkatan penawaran uang
adalah meningkatnya suku bunga sebagai respons terhadap kenaikan harga.
3.

Dampak Perkiraan Inflasi.

Secara khusus peningkatan penawaran uang dapat mendorong orang untuk
memperkirakan tingkat harga lebih tinggi di masa depan sehingga diharapkan
inflasinya tinggi sehingga mendorong tingkat suku bunga tinggi. Oleh karena
itu,dampak perkiraan inflasi dari peningkatan penawaran uang adalah kenaikan
suku bunga sebagai respons terhadap kenaikan perkiraan laju inflasi. Adanya
perbedaan tipis antara kenaikan tingkat suku bunga adalah respons dari inflasi.
Anggapan bahwa peningkatan yang terjadi hanya satu kali pada penawaran uang
hari ini yang menndorong kenaikan harga secara permanen tahun depan. Ketika
tingkat harga naik melebihi yang terjadi pada tahun ini,suku bunga akan naik
melalui dampak tingkat harga. Hanya pada akhir tahun,ketika tingkat harga telah
naik ke posisi tertingginya,dampak tingkat harga akan menjadi maksimum.
Kenaikan harga mempengaruhi suku bunga karena perkiraan inflasi tinggi di
tahun depan. Akan tetapi, ketika tingkat harga berhenti naik pada tahun yang akan
datang,laju inflasi dan perkiraan laju inflasi akan kembali ke nol. Peningkatan
suku bunga akibat inflasi akan terbalik. Ketika tingkat harga mencapai
dampaknya yang tertinggi tahun depan, dampak inflasi mencapai yang terkecil
tahun depan. Jadi dapat di simpulkan bahwa dampak tingkat harga adalah tetap
terjadi walaupun harga telah berhenti naik, sementara dampak dari inflasi tidak
ada lagi. Peningkatan yang terjadi hanya satu kali pada penawaran uang tidak

PERILAKU SUKU BUNGA

Page 26

akan menghasilkan kenaikan tingkat harga yang terus-menerus hanya
pertumbuhan penawaran uang yang lebih tinggi di perluhkan jika inflasi berlanjut.
Apakah Semakin Tinggi Pertumbuhan Penawaran Uang Akan Menurunkan
Suku Bunga?
Analisis yang menyetujui pendapat politisi yang menyarankan meningkatkan laju
pertumbuhan penawaran uang ketika suku bunga tinggi. Dampak likuiditas yang
menunjukkan bahwa semakin tinggi pertumbuhan uang akan menyebabkan
penurunan suku bunga. Sebaliknya dampak pendapatan,tingkat harga,perkiraan
inflasi menunjukkan suku bunga akan naik ketika pertumbuhan uang lebih tinggi.
Secara umum dampak likuiditas dari semakin tingginya pertumbuhan uang
menimbulkan dampak langsung. Hal ini diakibatkan meningkatnya penawaran uang
menyebabkan penurunan suku bunga keseimbangan secara langsung. Dampak
peningkatan penawaran uang pada pendapatan dan tingkat harga membutuhkan waktu
lama karena pengaruhi suku bunga. Dampak perkiraan inflasi yang juga menaikkan
suku bunga,bisa berjalan cepat/lambat tergantung pada orang yang menyesuaikan
perkiraan inflasi dengan lambat/cepat ketika laju pertumbuhan uang dinaikkan.
Ada tiga kemungkinan yang dihgambarkan pada 3 panel yaitu:
1. Panel a
Dampak likuiditas mendominasi dampak lainnya sehingga suku bunga turun dari
i1 pada waktu T berakhir di i2. Dampaknya likuiditas bekerja cepat untuk
menurunkan suku bunga,tetapi seiring dengan berjalannya waktu, dampak lainnya
membalikkan penurunan tersebut. Karena dampak likuiditasnya lebih besar dari
lainnya,maka suku bunga tidak kembali ke posisi semula.
2. Panel b
Mempunyai dampak likuiditas yang lebih besar daripada dampak lainnya, dengan
dampak perkiraan inflasi bekerja dengan lambat karena perkiraan inflasi lambat
untuk menyesuaikan ke tasnya. Awalnya dampak likuiditas mendorong suku
bunga turun. Kemudian pendapatan, tingkat harga, dan perkiraan inflasi mulai
naik. Oleh karena dampak-dampak ini dominan, akhirnya suku bunga naik lebih

PERILAKU SUKU BUNGA

Page 27

tinggi daripada posisi awalnya di I2. Dalam jangka pendek, suku bunga yang
lebih rendah sebagai akibat dari meningkatnya pertumbuhan uang, akhirnya suku
bunga berakhir naik lebih tnggi dari posisi awalnya.
3. Panel c
Mempunyai dampak perkiraan inflasi yang dominan dan juga bekerja secara cepat
karena orang dengan cepat menaikkan perkiraan inflasi ketika laju pertumbuhan
uang naik. Dampak perkiraan inflasi bekerja langsung melebihi dampak
likuiditasnya, dan suku bunga mulai naik. Dengan berjalannya waktu, ketika
dampak pendapatan dan tingkat harga mulai bergerak, suku bunga naik bahkan
lebih tinggi daripada posisinya semula. Pertumbuhan uang haruslah dikurangi
dengan peningkatan suku bunga.
Masalah yang penting bagi pengambil kebijakan adalah dari ketiga scenario ini
mana yang mendekati realitasnya. Jika diinginkan adalah penurunan suku bunga,
peningkatan pertumbuhan penawaran uang diperlukan ketika dampak likuiditas
mendominasi dampak lainnya seperti panel a dan penurunan pertumbuhan uang
akan tepat ketika dampak lainnya mendominasi dampak likuiditas dan perkiraan
inflasi menyesuaikan secara cepat, seperti panel c. Jika dampak lain
mendominasi dampak likuiditas tetapi perkiraan inflasi menyesuaikan dengan
lamban seperti table b. Kemudian menaikkan/menurunkan penawaran uang dalam
jangka pendek dan panjang. Skenario mana yang mendukung bukti empiris?
skenario panel a di ragukan, dan kasus menurunnya suku bunga ketika
pertumbuhan penawaran uang naik semakin lemah. Adanya kenaikan suku bunga
ketika pertumbuhan uang yang tinggi.

PERILAKU SUKU BUNGA

Page 28

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aset adalah satu bentuk kepemilikan yang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai.
Macam-macam aset seperti uang, obligasi,saham,karya seni,tanah, rumah,peralatan
pertanian, dan mesin-mesi pabrik, kesemuannya adalah aset. Dalam membeli dan
memegang aset atau membeli satu aset dari pada aset yang lain, seseorang harus
memerhatikan faktor-faktor kekayaan, perkiraan imbal hasil, risiko, dan likuiditas.
Teori permintaan aset (theory of asset demand), yang menyatakan bahwa dengan
asumsi faktor-faktor lainnya tetap yaitu, jumlah permintaan suatu aset berhubungan
positif dengan kekayaan, jumlah permintaan suatu aset berhubungan positif dengan
perkiraan imbal hasil relatif terhadap aset alrelatif, jumlah permintaan suatu aset
berhubungan negatif dengan risiko imbal hasilnya relatif terhadap aset alternative,
jumlah permintaan suatu aset berhubungan positif dengan likuiditasnya relatif
terhadap aset alternatif.
Imbal hasil obligasi secara pasti dapat diketahui dan sama dengan suku bunga
sebagaimana diukur dengan yield to maturity, perkiraan imbal hasil atas obligasi
sama dengan suku bunga i yang dengan menggunakan persamaan 6 yang ada di bab
4, yaitu

PERILAKU SUKU BUNGA

Page 29

. Dalam pasar obligasi, keseimbangan tersebut dicapai ketika jumlah obligasi yang
diminta sama dengan jumlah obligasi yang ditawarkan :
Bd = B S
Faktor-faktor tertentu dapat menyebabkan kurva penawaran obligasi bergeser ,
diantara factor-faktor perkiraan keuntungan dari peluang investasi, perkiraan inflasi,
anggaran pemerintah.
Menentukan keseimbangan suku bunga dengan menggunakan penawaran dan
permintaan untuk obligasi, satu alternative yang dikembangkan oleh John Maynard
Keynes, yang dikenal sebagai kerangka kerja preferensi likuiditas (liquidity
preference framework), menentukan keseimbangan suku bunga dalam terminology
penawaran dan permintaan uang. Dalam analisis freferensi likuiditas Keynes, dua
faktor yang menyebabkan kurva permintaan untuk uang bergeser yaitu: dampak
pendapatan, dampak tingkat harga.

PERILAKU SUKU BUNGA

Page 30