MAKALAH SENI BUDAYA GAMELAN NAMA RAKHEL

MAKALAH SENI BUDAYA
GAMELAN

NAMA :RAKHEL CITRA D
KELAS :X S 2

SMAN 2 BANGUNTAPAN
2017/2018

MAKALAH SENI BUDAYA
GAMELAN

NAMA :KARUNIA MAHARANI
KELAS :X S 2

SMAN 2 BANGUNTAPAN
2017/2018

Sejarah gamelan Jawa
Apabila kita melihat ke masa lampau, jadi sebenarnya gamelan pada mulanya hanya terdiri
atas satu buah gong besar saja, kemudian lama-kelamaan dari satu buah gong besar tersebut

ditambah dengan gong-gong yang ukurannya lebih kecil dengan berbagai macam bentuk
termasuk seperti apa yang bisa kita lihat sekarang ini.
Menurut kepercayaan orang jawa, gamelan diciptakan oleh dewa yang menguasai daratan
Jawa yaitu Sang Hyang Guru yang mendiami Gunung Mahendra atau saat ini lebih terkenal
dengan sebutan Gunung Lawu. Jadi pada jaman dahulu gamelan tersebut dibuat dan
digunakan untuk berkomunikasi dan untuk memanggil dewa-dewa lainnya. Akan tetapi agar
bisa menyampaikan pesan yang lebih khusus akhirnya dibuatlah 2 macam gong yang menjadi
cikal bakal gamelan secara umum seperti saat ini.
Gamelan sendiri termasuk dalam jenis musik ansamble yang mana dimainkan secara
bersama-sama dengan alat musik lain untuk menciptakan alunan suara yang merdu. Bahkan
alat musik gamelan ini juga bisa kita jumpai di relief candi borobudur.

Asal usul nama gamelan
Nama gamelan sendiri sebenarnya berasal dari dua suku kata "gamel" dan "an". Adapun
Gamel dalam bahasa jawa berarti memukul atau menabuh, sedangkan an dalam bahasa jawa
berarti kata benda. Jadi gamelan merupakan suatu aktifitas menabuh yang dilakukan oleh
orang jaman dahulu yang kemudian menjadi nama alat musik ansambel.
Gamelan Jawa adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon,
gambang, gendang, dan gong. Musik yang tercipta pada Gamelan Jawa berasal
dari paduan bunyi gong, kenong dan alat musik Jawa lainnya. Irama musik

umumnya lembut dan mencerminkan keselarasan hidup, sebagaimana prinsip
hidup yang dianut pada umumnya oleh masyarakat Jawa.

Kendang
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Seseorang yang memainkan kendang.

Kendang koleksi KBRI Canberra, Australia.

Kendang atau kendhang adalah instrumen dalam gamelan Jawa Tengah dan Jawa Barat
yang salah satu fungsi utamanya mengatur irama. Instrument ini dibunyikan dengan tangan,
tanpa alat bantu. Jenis kendang yang kecil disebut ketipung, yang menengah disebut kendang
ciblon/kebar. Pasangan ketipung ada satu lagi bernama kendang gedhe biasa disebut kendang
kalih. Kendang kalih dimainkan pada lagu atau gendhing yang berkarakter halus seperti
ketawang, gendhing kethuk kalih, dan ladrang irama dadi. Bisa juga dimainkan cepat pada
pembukaan lagu jenis lancaran ,ladrang irama tanggung. Untuk wayangan ada satu lagi
kendhang yang khas yaitu kendhang kosek.
Kendang kebanyakan dimainkan oleh para pemain gamelan profesional, yang sudah lama
menyelami budaya Jawa. Kendang kebanyakan di mainkan sesuai naluri pengendang,

sehingga bila dimainkan oleh satu orang dengan orang lain maka akan berbeda nuansanya.

Bonang Barung
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Bonang)

Bonang Barung adalah salah satu bagian dari seperangkat Gamelan Jawa, Bonang terbagi
menjadi dua yaitu Bonang barung dan Bonang penerus.[1]
Bonang barung berukuran sedang, beroktaf tengah sampai tinggi, adalah salah satu dari
instrumen-instrumen pemuka dalam Ansambel.[1] Khususnya dalam teknik tabuhan pipilan,
pola-pola nada yang selalu mengantisipasi nada-nada yang akan datang dapat menuntun lagu
instrumen-instrumen lainnya.[1] Pada jenis gendhing bonang, bonang barung memainkan
pembuka gendhing (menentukan gendhing yang akan dimainkan) dan menuntun alur lagu
gendhing.[1] Pada teknik tabuhan imbal-imbalan, bonang barung tidak berfungsi sebagai lagu
penuntun; ia membentuk pola-pola lagu jalin-menjalin dengan bonang panerus, dan pada
aksen aksen penting bonang boleh membuat sekaran (lagu-lagu hiasan), biasanya di akhiran
kalimat lagu.[1]

Demung
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Demung adalah salah satu instrumen gamelan yang termasuk keluarga balungan.

Dalam satu set gamelan biasanya terdapat 2 demung, keduanya memiliki versi pelog dan
slendro. Demung menghasilkan nada dengan oktaf terendah dalam keluarga balungan,
dengan ukuran fisik yang lebih besar. Demung memiliki wilahan yang relatif lebih tipis
namun lebih lebar daripada wilahan saron, sehingga nada yang dihasilkannya lebih rendah.
Tabuh demung biasanya terbuat dari kayu, dengan bentuk seperti palu, lebih besar dan lebih
berat daripada tabuh saron.
Cara menabuhnya ada yang biasa sesuai nada, nada yang imbal, atau menabuh bergantian
antara demung 1 dan demung 2, menghasilkan jalinan nada yang bervariasi namun mengikuti
pola tertentu. Cepat lambatnya dan keras lemahnya penabuhan tergantung pada komando dari
kendang dan jenis gendhingnya. Pada gendhing Gangsaran yang menggambarkan kondisi
peperangan misalnya, demung ditabuh dengan keras dan cepat. Pada gendhing Gati yang
bernuansa militer, demung ditabuh lambat namun keras. Ketika mengiringi lagu ditabuh
pelan. Ketika sedang dalam kondisi imbal, maka ditabuh cepat dan keras.



Demung dan tabuh demung (di atasnya)

Dalam memainkan demung, tangan kanan memukul wilahan / lembaran logam dengan tabuh,
lalu tangan kiri memencet wilahan yang dipukul sebelumnya untuk menghilangkan
dengungan yang tersisa dari pemukulan nada sebelumnya. Teknik ini disebut memathet (kata
dasar: pathet = pencet)

Kenong
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel atau bagian artikel ini tidak memiliki referensi
atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa
dipastikan. Bantu perbaiki artikel ini dengan
menambahkan referensi yang layak. Tulisan tanpa
sumber dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu
oleh Pengurus. (30 Juni 2010)

Kenong merupakan salah satu alat musik yang menyusun gamelan Jawa. Kenong biasanya
dimainkan dengan dipukul oleh satu alat pemukul. Alat ini merupakan pengisi akor atau
harmoni dalam permainkan gamelan, kenong berfungsi sebagai penentu batas-batas gatra,
menegaskan irama. Kenong juga termasuk dalam alat musik berpencu, namun ukuran lebih
besar daripada bonang. Alat ini juga dipukul menggunakan alat pemukul kayu yang dililitkan
kain. Jumlah dalam satu set bervariasi tetapi biasanya sekitar 10 buah.


Bentuk

Kenong merupakan unsur instrumen pencon gamelan yang paling gemuk, dibandingkan
dengan kempul dan gong yang walaupun besar namun berbentuk pipih. Kenong ini disusun
pada pangkon berupa kayu keras yang dialasi dengan tali, sehingga pada saat dipukul kenong
tidak akan bergoyang ke samping namun dapat bergoyang ke atas bawah, sehingga
menghasilkan suara. Bentuk kenong yang besar menghasilkan suara yang rendah namun
nyaring dengan timber yang khas (dalam telinga masyarakat Jawa ditangkap berbunyi ningnong, sehingga dinamakan kenong). Dalam gamelan, suara kenong mengisi sela-sela antara
kempul.

Slenthem
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Slenthem merupakan salah satu instrumen gamelan yang terdiri dari lembaran lebar logam
tipis yang diuntai dengan tali dan direntangkan di atas tabung-tabung dan menghasilkan
dengungan rendah atau gema yang mengikuti nada saron, ricik, dan balungan bila ditabuh.
Beberapa kalangan menamakannya sebagai gender penembung. Seperti halnya pada
instrumen lain dalam satu set gamelan, slenthem tentunya memiliki versi slendro dan versi
pelog. Wilahan Slenthem Pelog umumnya memiliki rentang nada C hingga B, sedangkan

slenthem slendro memiliki rentang nada C, D, E, G, A, C'.

Cara memainkan
Cara menabuh slenthem sama seperti menabuh balungan, ricik, ataupun saron. Tangan kanan
mengayunkan pemukulnya dan tangan kiri melakukan "patet", yaitu menahan getaran yang
terjadi pada lembaran logam. Dalam menabuh slenthem lebih dibutuhkan naluri atau perasaan
si penabuh untuk menghasilkan gema ataupun bentuk dengungan yang baik. Pada notasi C,
D, E, G misalnya, gema yang dihasilkan saat menabuh nada C harus hilang tepat saat nada D
ditabuh, dan begitu seterusnya.
Untuk tempo penabuhan, cara yang digunakan sama seperti halnya bila menggunakan
balungan, ricik, dan saron. Namun untuk keadaan tertentu misalnya demung imbal, maka
slenthem dimainkan untuk mengisi kekosongan antara nada balungan yang ditabuh lambat
dengan menabuh dua kali lipat ketukan balungan. Atau bisa juga pada kondisi slenthem harus
menabuh setengah kali ada balungan karena balungan sedang ditabuh cepat, misalnya ketika
gendhing Gangsaran pada adegan perangan

Gender
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Untuk alat musik gamelan Jawa, lihat Gender (musik).


Gender (pengucapan bahasa Indonesia: [gènder]) atau sering juga disalahejakan jender dalam
sosiologi mengacu pada sekumpulan ciri-ciri khas yang dikaitkan dengan jenis kelamin
seseorang dan diarahkan pada peran sosial atau identitasnya dalam masyarakat. WHO
memberi batasan gender sebagai "seperangkat peran, perilaku, kegiatan, dan atribut yang

dianggap layak bagi laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial dalam suatu
masyarakat."[1]
Konsep gender berbeda dari seks atau jenis kelamin (laki-laki dan perempuan) yang bersifat
biologis, walaupun dalam pembicaraan sehari-hari seks dan gender dapat saling
dipertukarkan. Ilmu bahasa (linguistik) juga menggunakan istilah gender (alternatif lain
adalah genus) bagi pengelompokan kata benda (nomina) dalam sejumlah bahasa. Banyak
bahasa yang terkenal dari rumpun bahasa Indo-Eropa (contohnya bahasa Spanyol) dan
Afroasiatik (seperti bahasa Arab), mengenal kata benda "maskulin" dan "feminin" (beberapa
juga mengenal kata benda "netral").
Dalam isu LGBT, gender dikaitkan dengan orientasi seksual. Seseorang yang merasa
identitas gendernya tidak sejalan dengan jenis kelaminnya dapat menyebut dirinya
"intergender", seperti dalam kasus waria.
Dalam konsep gender yang dikenal adalah peran gender individu di masyarakat, sehingga
orang mengenal maskulinitas dan femininitas. Sebagai ilustrasi, sesuatu yang dianggap
maskulin dalam satu kebudayaan bisa dianggap sebagai feminin dalam budaya lain. Dengan

kata lain, ciri maskulin atau feminin itu tergantung dari konteks sosial-budaya bukan sematamata pada perbedaan jenis kelamin.

Gong
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Gong

Gong merupakan sebuah alat musik pukul yang terkenal di Asia Tenggara dan Asia Timur.
Gong ini digunakan untuk alat musik tradisional. Saat ini tidak banyak lagi perajin gong
seperti ini.
Gong yang telah ditempa belum dapat ditentukan nadanya. Nada gong baru terbentuk setelah
dibilas dan dibersihkan. Apabila nadanya masih belum sesuai, gong dikerok sehingga lapisan
perunggunya menjadi lebih tipis.

Daftar gong

Gandingan


Agung




Babendil



Bonang



Coil Gong



Gandingan



Gong ageng




Kempul



Kempyang and ketuk



Kenong



Khong mon



Kulintang



chau gong



nipple gong (boa gong)



feng gong



tam tam



paiste symphonic



flat gong



rin gong



Umpan



Kkwaenggwari - gong kecil tipis



Jing - gong besar

Rebab
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Rebab di Turki.

Rebab (Arab ‫ الربابة‬atau ‫ ربابة‬- "busur (instrumen)"),[1] juga rebap, rabab, rebeb, rababah,
atau al-rababa) adalah jenis alat musik senar yang dinamakan demikian paling lambat dari
abad ke-8 dan menyebar melalui jalur-jalur perdagangan Islam yang lebih banyak dari Afrika
Utara, Timur Tengah, bagian dari Eropa, dan Timur Jauh. Beberapa varietas sering memiliki
tangkai di bagian bawah agar rebab dapat bertumpu di tanah, dan dengan demikian disebut
rebab tangkai di daerah tertentu, namun terdapat versi yang dipetik seperti kabuli rebab
(kadang-kadang disebut sebagai robab atau rubab).
Ukuran rebab biasanya kecil, badannya bulat, bagian depan yang tercakup dalam suatu
membran seperti perkamen atau kulit domba dan memiliki leher panjang terpasang. Ada leher
tipis panjang dengan pegbox pada akhir dan ada satu, dua atau tiga senar. Tidak ada papan
nada. Alat musik ini dibuat tegak, baik bertumpu di pangkuan atau di lantai. Busurnya
biasanya lebih melengkung daripada biola.
Rebab, meskipun dihargai karena nada suara, tetapi memiliki rentang yang sangat terbatas
(sedikit lebih dari satu oktaf), dan secara bertahap diganti di banyak dunia Arab oleh biola
dan kemenche. Hal ini terkait dengan instrumen Irak, Joza, yang memiliki empat senar.
Pengenalan rebab ke Eropa Barat telah mungkin bersamaan dengan penaklukan Spanyol oleh
bangsa Moor, di Semenanjung Iberia. Namun, ada bukti adanya alat musik ini pada abad ke-9
juga di Eropa Timur: ahli geografi Persia abad ke-9 Ibnu Khurradadhbih mengutip lira

Bizantium (atau lūrā) sebagai alat musik busur khas Bizantium dan setara dengan rabāb
Arab.[2]

Konstruksi
Rebab ini digunakan dalam berbagai macam ansambel musik dan genre, sesuai dengan
distribusi yang luas, dan dibangun dan dimainkan agak berbeda di daerah berbeda. Di Asia
Tenggara, rebab adalah instrumen besar dengan kisaran mirip dengan viola da gamba,
sedangkan versi dari instrumen yang jauh lebih ke barat cenderung lebih kecil dan lebih
tinggi melengking. Badannya bervariasi dengan banyak hiasan ukiran, seperti di Jawa, untuk
model sederhana seperti "biola sungai Nil" Mesir 2 senar mungkin memiliki badan yang
terbuat dari setengah tempurung kelapa. Versi yang lebih canggih memiliki kotak suara logam
dan depan mungkin setengah-ditutupi dengan tembaga yang dipukuli, dan setengah dengan
kulit sapi.

Arab, Persia dan Ottoman
Rebab itu banyak digunakan, dan terus akan digunakan, dalam musik tradisional Persia. Ada
juga instrumen busur pada musik Persia bernama Kamanche yang memiliki bentuk dan
struktur yang sama. Rebab juga dimainkan di negara lain seperti India, kemungkinan besar
menelusuri asal kepada Iran Raya karena penggunaannya di pengadilan Sassanid. Ini diadopsi
sebagai instrumen kunci dalam musik klasik Arab dan di Maroko, tradisi musik ArabAndalusia telah tetap hidup dengan keturunan Muslim yang meninggalkan Spanyol sebagai
pengungsi mengikuti Reconquista. Rebab ini menjadi instrumen favorit di rumah teh
Kekaisaran Ottoman (Turki) sampai kedatangan biola, satu-satunya alat musik busur di
Kekaisaran Ottoman.

Pedalaman Asia

Permainan Rebab di Banjarmasin (era tahun 1910-1925).

Varian biola tangkai sangat umum digunakan oleh banyak kelompok etnis Timur dan Asia
Tengah dan diaspora mereka di seluruh dunia, seperti berbagai Huqin yang digunakan oleh
sebagian besar kelompok etnis Cina, morin khuur dari Mongolia, Byzaanchy dari Tuva,
Kokyu dari Jepang, Haegeum dari Korea, kyl kiak dari Kirgizstan, Saw sam sai dari Thailand
dan banyak lainnya. Ini umumnya digunakan dalam memainkan lagu rakyat tradisional, tetapi
juga menjadi populer di pengaturan musik kontemporer, termasuk genre seperti klasik, jazz,
dan rock.[3]

Indonesia dan Malaysia
Dalam gamelan Indonesia rebab adalah instrumen penting dalam mengelaborasi dan
menghiasi melodi dasar. Ini tidak harus sesuai persis dengan skala instrumen gamelan lainnya
dan dapat dimainkan dalam waktu yang relatif bebas, penyelesaian frasa setelah dentuman
dari gong ageng (gong besar yang "mengatur" ansambel). Rebab juga sering memainkan
buka yang saat itu adalah bagian dari ansambel.[4]
Di negara bagian Malaysia timur, Kelantan dan Terengganu, Rebab digunakan dalam ritual
penyembuhan yang disebut "Main Puteri". Musisi penyembuh kadang-kadang dibawa ke
rumah sakit dalam kasus-kasus di mana dokter tidak dapat menyembuhkan pasien yang sakit.

Siter dan celempung
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Siter)

Alat musik Celempung di Kedutaan Besar Indonesia di Australia

Siter dan celempung adalah alat musik petik di dalam gamelan Jawa. Ada hubungannya juga
dengan kecapi di gamelan Sunda.
Siter dan celempung masing-masing memiliki 11 dan 13 pasang senar, direntang kedua
sisinya di antara kotak resonator. Ciri khasnya satu senar disetel nada pelog dan senar lainnya
dengan nada slendro. Umumnya sitar memiliki panjang sekitar 30 cm dan dimasukkan dalam
sebuah kotak ketika dimainkan, sedangkan celempung panjangnya kira-kira 90 cm dan
memiliki empat kaki, serta disetel satu oktaf di bawah siter. Siter dan celempung dimainkan
sebagai salah satu dari alat musik yang dimainkan bersama (panerusan), sebagai instrumen
yang memainkan cengkok (pola melodik berdasarkan balungan). Baik siter maupun
celempung dimainkan dengan kecepatan yang sama dengan gambang (temponya cepat).
Nama "siter" berasal dari Bahasa Belanda "citer", yang juga berhubungan dengan Bahasa
Inggris "zither". "Celempung" berkaitan dengan bentuk musikal Sunda celempungan.
Senar siter dimainkan dengan ibu jari, sedangkan jari lain digunakan untuk menahan getaran
ketika senar lain dipetik, ini biasanya merupakan ciri khas instrumen gamelan. Jari kedua

tangan digunakan untuk menahan, dengan jari tangan kanan berada di bawah senar
sedangkan jari tangan kiri berada di atas senar.
Siter dan celempung dengan berbagai ukuran adalah instrumen khas Gamelan Siteran,
meskipun juga dipakai dalam berbagai jenis gamelan lain.

Suling
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Berbagai macam suling.

Suling adalah alat musik dari keluarga alat musik tiup kayu atau terbuat dari bambu. Suara
suling berciri lembut dan dapat dipadukan dengan alat musik lainnya dengan baik.
Suling modern untuk para ahli umumnya terbuat dari perak, emas atau campuran keduanya.
Sedangkan suling untuk pelajar umumnya terbuat dari nikel-perak, atau logam yang dilapisi
perak.
Suling konser standar ditalakan di C dan mempunyai jangkauan nada 3 oktaf dimulai dari
middle C. Akan tetapi, pada beberapa suling untuk para ahli ada kunci tambahan untuk
mencapai nada B di bawah middle C. Ini berarti suling merupakan salah satu alat musik orkes
yang tinggi, hanya piccolo yang lebih tinggi lagi dari suling. Piccolo adalah suling kecil yang
ditalakan satu oktaf lebih tinggi dari suling konser standar. Piccolo juga umumnya digunakan
dalam orkes.
Suling konser modern memiliki banyak pilihan. Thumb key B-flat (diciptakan dan dirintis
oleh Briccialdi) standar. B foot joint, akan tetapi, adalah pilihan ekstra untuk model menengah
ke atas dan profesional.
Suling open-holed, juga biasa disebut French Flute (di mana beberapa kunci memiliki lubang
di tengahnya sehingga pemain harus menutupnya dengan jarinya) umum pada pemain tingkat
konser. Namun beberapa pemain suling (terutama para pelajar, dan bahkan beberapa para
ahli) memilih closed-hole plateau key. Para pelajar umumnya menggunakan penutup
sementara untuk menutup lubang tersebut sampai mereka berhasil menguasai penempatan jari
yang sangat tepat.
Beberapa orang mempercayai bahwa kunci open-hole mampu menghasilkan suara yang lebih
keras dan lebih jelas pada nada-nada rendah.

Suling konser pada sebelum Era Klasik (1750) memakai Suling Blok (seperti gambar atas),
sedangkan pada sebelum Era Romantis (Era Klasik 1750-1820) pakai Suling Albert (kayu
hitam berlubang dan dilengkapi klep), dan sejak Era Romantis (1820) memakai suling
Boehm (kayu hitam atau metal dilengkapi klep semua yang disebut juga suling Boehm,
sistem Carl Boehm), atau suling saja.
Khusus musik keroncong di Indonesia pada Era Stambul (1880-1920) memakai suling Albert,
dan pada Era Keroncong Abadi (1920-1960) telah memakai suling Bohm

Kempul
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kempul yang memiliki bentuk menyerupai gong namun lebih kecil

Kempul merupakan salah satu perangkat gamelan yang ditabuh, biasanya digantung menjadi
satu perangkat dengan Gong.[1] Kempul termasuk bagian dari kelompok instrumen keras dari
gamelan.[2] Gamelan adalah alat musik tradisional Jawa yang terbuat dari timah dan tembaga.
[2]
Gamelan memiliki 2 jenis instrumen yaitu instrumen keras dan instrumen lunak.[2] Alat
musik yang termasuk instrumen keras selain kempul adalah bonang barung, bonang penerus,
kenong, kethuk, kempyang, gong, demung, saron, dan saron peking.[2] Sedangkan instrumen
lunak terdiri dari gender barung, gender penerus, rebab, gambang, siter, slenthem, seruling,
dan kendhang.[2] Kempul memiliki bentuk mirip dengan gong tetapi lebih kecil.[3] Kempul
menandai aksen-aksen penting dalam kalimat lagu/gendhing.[4] Dalam hubungannya dengan
lagu/gendhing, kempul bisa memainkan nada yang sama dengan nada balungan; kadangkadang kempul mendahului nada balungan berikutnya.[4] Kempul menghasilkan suara yang
lebih tinggi daripada Gong, sedangkan yang lebih kecil akan menghasilkan suara yang lebih
tinggi lagi.[1]