PENINGKATAN KINERJA GURU MELALUI KEGIATAN PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) (STUDI KASUS PADA GURU – GURU EKONOMI DI KABUPATEN MALANG) | Handayani | Jurnal Pendidikan Ekonomi 1653 3957 1 SM

JPE-Volume 10, Nomor 2, 2017

PENINGKATAN KINERJA GURU MELALUI KEGIATAN PELATIHAN
PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
(STUDI KASUS PADA GURU – GURU EKONOMI DI KABUPATEN
MALANG)

Sri Handayani, Nasikh, Annisya’

ABSTRACT
The performance of professional teachers should be owned by every educator
because through these conditions can be obtained education that can form a
quality human. One of the things that should be done by teachers to have
professional performance must be able to prepare a Classroom Action
Research Proposal (PTK). The main purpose of TOD is to improve and
improve the professional services of teachers. Objectives to be achieved in this
research are: 1) To improve the competence of preparing classroom action
research proposal (PTK) economic teachers in Malang Regency, 2) To know
the effectiveness of preparation of PTK proposal for economic teachers in
Malang Regency.
Keywords: Classroom Action Research (PTK), Teacher Performance,

Economics Subject.

2005 tentang Guru dan Dosen, dan
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan menyatakan
guru adalah pendidik profesional.
Dalam UU No.14/2005
Pasal 7 menyatakan bahwa profesi
guru dan profesi dosen merupakan
bidang pekerjaan khusus yang
dilaksanakan berdasarkan prinsip
profesionalisme.
Dari
beberapa
prinsip profesionalisme ada salah
satu yang perlu dicermati yaitu
bahwa pendidik harus memiliki
kompetensi yang diperlukan sesuai
dengan bidang tugasnya. Untuk

mengmbangkan kompetensi guru ada
beberapa hal yang harus dilakukan.

PENDAHULUAN
Kinerja
guru
yang
profesional seharusnya dimiliki oleh
setiap pendidik karena melalui
kondisi tersebut dapat diperoleh
pendidikan yang mampu membentuk
manusia
berkualitas.
Untuk
mewujudkannya dapat dilakukan
dengan ketersediaan pendidik yang
berkualitas. Berbagai upaya sudah
dilakukan
untuk
menghasilkan

pendidik yang memiliki kinerja
berkualitas. Salah satu upaya tersebut
berasal dari pemerintah dengan
menetapkan perogram sertifikasi
guru yang diatur oleh UndangUndang RI Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Undang-undang RI Nomor 14 Tahun
Alamat Korespondensi:
Sri Handayani
Program Studi S1 Pendidikan Ekonomi FE UM
Email: sri.handayani.fe@um.ac.id

183

JPE-Volume 10, Nomor 2, 2017

Salah satu langkah yaitu dengan
melakukan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). PTK dapat langsung
dimanfaatkan untuk meningkatkan

atau
memperbaiki
kualitas
pembelajaran di dalam kelas guru
yang
bersangkutan.
Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) tersebut
memiliki
tujuan
yaitu
untuk
memperbaiki atau meningkatkan
praktik
pembelajaran
secara
berkesinambungan
yang
pada
dasarnya melekat penunaian misi

profesional
kependidikan
yang
diemban oleh guru. Dengan kata lain,
tujuan utama PTK adalah untuk
perbaikan dan peningkatan layanan
profesional guru. Di samping itu,
sebagai tujuan PTK adalah untuk
meningkatkan budaya meneliti bagi
guru.
Sebagai seorang guru dalam
melakukan proses belajar mengajar
juga tentunya ada kendala atau
masalah yang dihadapi. Upaya yang
dapat dilakukan dalam mengatasi
permasalahan
proses
kegiatan
mengajar dapat dilakukan dengan
melakukan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK). Dengan melakukan
penelitian tindakan guru dapat segera
mengidentifikasi penyebab faktor –
faktor yang dapat menimbulkan
permasalahan dan segera dapat
menemukan solusi dari tindakan
yang diterapkan. Di kabupaten
malang dengan luas area yang sangat
luas dan guru yang relatif cukup
banyak tentunya sangat potensial
untuk melakukan penelitian tindakan
kelas. Tujuan utama dari kegiatan ini
adalah
untuk
meningkatkan

kemampuan guru – guru Ekonomi
dalam bidang Penelitian terutama
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dalam proses pembelajaran di

Kabupaten Malang. Manfaat yang
diharapkan dari kegiatan ini adalah:
(1) Bisa membuat laporan-laporan
PTK yang dapat dijadikan bahan
panduan bagi para pendidik (guru)
untuk
meningkatkan
kulitas
pembelajaran. Selain itu hasil-hasil
PTK yang dilaporkan dapat dijadikan
sebagai bahan artikel ilmiah atau
makalah untuk berbagai kepentingan
antara lain disajikan dalam forum
ilmiah dan dimuat di jurnal ilmiah,
(2)
Menumbuhkembangkan
kebiasaan, budaya, dan atau tradisi
meneliti dan menulis artikel ilmiah di
kalangan pendidik. Hal ini ikut
mendukung professionalisme dan

karir pendidik, (3) Mewujudkan
kerja sama, kaloborasi, dan atau
sinergi antarpendidik dalam satu
sekolah atau beberapa sekolah untuk
bersama-sama memecahkan masalah
dalam
pembelajaran
dan
meningkatkan mutu pembelajaran,
(4)
Meningkatkan
kemampuan
pendidik dalam upaya menjabarkan
kurikulum
atau
program
pembelajaran sesuai dengan tuntutan
dan konteks lokal, sekolah, dan
kelas. Hal ini turut memperkuat
relevansi

pembelajaran
bagi
kebutuhan
peserta
didik,
(5)
Memupuk
dan
meningkatkan
keterlibatan,
kegairahan,
ketertarikan,
kenyamanan,
dan
kesenangan siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran di kelas. Di
samping itu, hasil belajar siswa pun

184


JPE-Volume 10, Nomor 2, 2017

dapat meningkat, (6) Mendorong
terwujudnya proses pembelajaran
yang menarik, menantang, nyaman,
menyenangkan, serta melibatkan
siswa karena strategi, metode, teknik,
dan atau media yang digunakan
dalam
pembelajaran
demikian
bervariasi
dan
dipilih
secara
sungguh-sungguh.
Berdasarkan paparan di atas
maka perlu dilakukan penelitian
dengan judul “Peningkatan Kinerja
Guru Melalui Kegiatan Pelatihan

Penyusunan Proposal Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) bagi Guru –
guru Ekonomi di Kabupaten
Malang”.
KAJIAN TEORI
Kinerja Guru Ekonomi
Kinerja
guru
itu
berhubungan dengan perilaku guru
yaitu berbagai aktivitas guru dalam
proses instruksional yang berkaitan
dengan tanggungjawab dan tugas
guru. Menurut Uzer (1995: 72)
mengelompokkan tiga tugas pokok
guru yang harus tampak dalam
kinerjanya yaitu tugas dalam bidang
profesi, tugas kemanusiaan dan tugas
dalam
bidang
kemasyarakatan.
Ketiga tugas pokok tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, tugas dalam bidang
profesi meliputi mendidik, mengajar
dan melatih. Mendidik berarti
meneruskan dan mengembangkan
nilai-nilai hidup. Mengajar berarti
meneruskan dan engembangkan ilmu
pengetahuan
dan
teknologi.
Sedangkan
melatih
berarti

185

mengembangkan
keterampilanketerampilan pada siswa.
Kedua, tugas guru pada
bidang kemanusiaan meliputi bahwa
guru di sekolah harus dapat
menjadikan dirinya sebagai orang tua
kedua. Ia harus mampu menarik
simpati sehingga ia menjadi idola
para siswanya. Pelajaran apapun
yang diberikannya hendaknya dapat
menjadikan motivasi bagi siswa
dalam belajar.
Ketiga, tugas guru dalam
bidang
kemasyarakatan
adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa
menuju
kepada
pembentukan
manusia
Indonesia
seutuhnya
berdasarkan Pancasila.
Kinerja dalam pengertiannya
disebut juga sebagai prestasi kerja
atau dalam bahasa inggris disebut
dengan performance. Kinerja adalah
hasil atau tingkat keberhasilan
seseorang secara keseluruhan selama
periode
tertentu
di
dalam
melaksanakan tugas dibandingkan
dengan
berbagai
kemungkinan,
seperti standar hasil kerja, target atau
sasaran atau kriteria yang telah
ditentukan terlebih dahulu dan telah
disepakati bersama.
Oleh karena itu, untuk
memperoleh kinerja yang baik,
seseorang
harus
mempunyai
keinginan
yang
tinggi
untuk
mengerjakan
serta
mengetahui
pekerjaannya. Tanpa mengetahui
ketiga faktor ini kinerja yang baik
tidak akan tercapai. Dengan kata
lain,
kinerja
individu
dapat
ditingkatkan apabila ada kesesuaian
antara pekerjaan dan kemampu-

JPE-Volume 10, Nomor 2, 2017

an. Kinerja individu dipengaruhi oleh
kepuasan kerja. Kepuasan kerja itu
sendiri adalah perasaan individu
terhadap pekerjaannya.
Menurut Robert L. Mathis
dan John H. Jackson (2001) faktorfaktor yang mempengaruhi kinerja
individu tenaga kerja, yaitu: (1)
Kemampuan mereka; (2) Motivasi;
(3) Dukungan yang diterima; (4)
Keberadaan pekerjaan yang mereka
lakukan, dan (5) Hubungan mereka
dengan organisasi.
Berdasarkaan pengertian di
atas, dapat disimpulkan bahwa
kinerja merupakan kualitas dan
kuantitas dari suatu hasil kerja
(output) individu maupun kelompok
dalam suatu aktivitas tertentu yang
diakibatkan oleh kemampuan alami
atau kemampuan yang diperoleh dari
proses belajar serta keinginan untuk
berprestasi.
Merujuk pada uraian diatas,
konsep kinerja yang dimaksudkan
dalam penelitian ini adalah kinerja
profesional
guru.
Guru
yang
memiliki kinerja yang baik sering
disebut
sebagai
guru
yang
profesional (Supriadi, 2001).
Landy dan Farr (1983)
menyebutkan aspek-aspek kinerja
sebagai berikut: (1) Kualitas Kerja:
merujuk kepada mutu pekerjaan
seseorang. Baik buruknya kinerja
seseorang dapat dinilai melalui
kualitas pekerjaan yang dilakukan
orang tersebut. Semakin baik kualitas
kerja seseorang, semakin baik pula
kinerja orang tersebut; dan begitu
pula sebaliknya; (2) Kuantitas Kerja:
merujuk kepada jumlah pekerjaan

yang mampu diselesaikan seseorang
dalam rentang waktu tertentu.
Artinya, semakin banyak pekerjaan
yang mampu diselesaikan dalam
rentang waktu tertentu menunjukkan
bahwa kinerja orang tersebut ‘baik’.
Sebaliknya, semakin sedikit jumlah
pekerjaan yang mampu diselesaikan
menunjukkan bahwa kinerja orang
tersebut ‘kurang’; (3) Kerja sama:
merujuk kepada kemampuan untuk
melibatkan diri dan orang lain dalam
suatu pekerjaan. Semakin seseorang
itu memiliki kemampuan untuk
menjalin
kerjasama
dengan
pimpinan, kolega dan bawahannya
dalam suatu pekerjaan, menunjukkan
bahwa orang tersebut memiliki
kinerja yang baik; (4) Memiliki
pengetahuan tentang pekerjaannya:
tinggi-rendahnya kinerja seseorang
dapat dinilai dari pengetahuaannya
tentang
pekerjaan
yang
dilakukannya.
Semakin
baik
pengetahuan
seseorang
tentang
pekerjaan
yang
dilakukannya,
semakin baik pula kinerja orang
tersebut; (5) Keterandalan: seseorang
yang memiliki keterandalan yang
tinggi
dalam
melaksanakan
pekerjaan
yang
dipercayakan
kepadanya, sungguh-sungguh dapat
diandalakan
kinerjanya;
(6)
Kehadiran dan ketepatan waktu:
kinerja seseorang dapat juga diukur
berdasarkan tingkat kehadiran dan
ketepatan
waktu
dating
dan
menyelesaikan
pekerjaan
yang
dipercayakan kepadanaya. Orang
yang sering terlambat, apalagi tidaka
masuk kerja, tidak mungkin memiliki
tingkat
kinerja
tinggi;
(7)

186

JPE-Volume 10, Nomor 2, 2017

Pengetahuan tentang kebijakan dan
tujuan organisasi: orang yang
memiliki
pengetahuan
dan
pemahaman yang jelas tentang
kebijakan dan tujuan organisasi dapat
memiliki tingkat kinerja yang tinggi,
karena
dapat
melakukan
pekerjaannya secara maksimal untuk
mewujudkan tujuan organisasi yang
telah ditetapkan; (8) Prakarsa dan
pertimbangan: kinerja seseorang
dapat juga ditandai oleh prakarsa dan
pertimbangan yang tinggi. Seseorang
yang
memiliki
prakarsa
dan
pertimbangan yang baik atas setiap
pekerjaan yang dilakukan biasanya
memiliki kinerja yang baik. (9)
Pengawasan:
seseorang
yang
memiliki kinerja yang baik selalu
dapat melaksanakan tugasnya dengan
baik, walaupun tanpa pengawasan.
Penilaian kinerja seseorang
dalam setiap organisasi merupakan
komponen yang sangat penting.
Karena hal tersebut tidak hanya
berkaitan langsung dengan penitian
karier seseorang, tetapi terlebih juga
karena
dalam
kehidupan
berorganisasi setiap orang ingin
mendapatkan perlakuan yang adil
(Siagian, 1994). Penilaian kinerja
bermanfaat
untuk
mengetahui
perkembangan
dan
kemajuan
organisasi sesuai dengan standarstandar yang telah ditetapkan dan
sekaligus menjadi umpan balik bagi
pekerja untuk mengetahui kelebihan
dan kelemahannya, sehingga dapat
memperbaiki diri dan meningkatkan
kinerjanya.
Menurut Siagian (1997), ada
enam
hal penting yang harus

187

dipahami dalam penilaian kinerja,
yaitu: (a) kegunaan hasil penilaian
kinerja; (b) unsur-unsur penilaian
kinerja; (c) teknik penilaian kinerja
masa lalu; (d) kiat pelaksanaan
penilaian kinerja yang berorientasi ke
masa depan; (e) implikasi proses
penilaian; dan (f) umpan balik bagi
satuan kerja yang mengelola sumber
daya manusia dalam organisasi.
Konsep Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) atau Classroom Action
Research memiliki banyak manfaat
bagi dunia pendidikan di Indonesia.
Ada banyak hal yang menjadi
alasannya. Di antaranya bahwa,
hasil-hasil dari PTK dapat langsung
dimanfaatkan untuk meningkatkan
atau
memperbaiki
kualitas
pembelajaran di dalam kelas guru
yang bersangkutan.
Tujuan utama PTK adalah
untuk mengubah perilaku pengajaran, perilaku murid-murid di
kelas, dan/ atau mengubah kerangka
kerja melaksanakan pembelajaran
kelas.
Jadi,
PTK
lazimnya
dimaksudkan untuk mengembangkan
keterampilan atau pendekatan baru
pembelajaran dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan
langsung di ruang kelas. PTK
berfungsi
sebagai
alat
untuk
meningkatkan kualitas pelaksanaan
pembelajaran kelas. Menurut Cohen
& Manion di ruangan kelas, PTK
dapat berfungsi sebagai:
a) alat untuk mengatasi masalahmasalah yang didiagnosis dalam
situasi pembelajaran di kelas

JPE-Volume 10, Nomor 2, 2017

b) alat pelatihan dalam-jabatan,
membekali
guru
dengan
keterampilan dan metode baru
dan
mendorong
timbulnya
kesadaran-diri,
khususnya
melalui pengajaran sejawat
c) alat untuk memasukkan ke
dalam sistem yang ada (secara
alami) pendekatan tambahan
atau inovatif
d) alat
untuk
meningkatkan
komunikasi yang biasanya buruk
antara guru dan peneliti
e) alat
untuk
menyediakan
alternatif bagi pendekatan yang
subjektif,
impresionistik
terhadap pemecahan masalah
kelas.
Manfaat
Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) Bagi Siswa,
Guru, Sekolah dan Teori Pendidikan
antara lain:
Tujuan
PTK
adalah
memperbaiki
kualitas
proses
pembelajaran dengan sasaran akhir
memperbaiki hasil belajar siswa,
sehingga PTK mempunyai manfaat
yang
sangat
besar
dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran
di kelas. Dengan adanya pelaksanaan
PTK, kesalahan dan kesulitan dalam
proses pembelajaran (baik strategi,
teknik, konsep, dan lain-lain) akan
dengan cepat dapat dianalisis dan
didiagnosis, sehingga kesalahan dan
kesulitan tersebut tidak akan
berlarut-larut. Jika kesalahan yang
terjadi dapat segera diperbaiki, maka
pembelajaran
akan
mudah
dilaksanakan, menarik, dan hasil
belajar siswa diharapkan akan
meningkat.

Ini menunjukkan adanya
hubungan timbal balik antara
pembelajaran dan perbaikan hasil
belajar siswa. Keduanya akan dapat
terwujud, jika guru memiliki
kemampuan dan kemauan untuk
melakukan PTK. Selain PTK dapat
meningkatkan hasil belajar siswa,
PTK yang dilakukan oleh guru dapat
menjadi model bagi siswa dalam
meningkatkan prestasinya. Guru
yang selalu melakukan PTK yang
inovatif dan kreatif akan memiliki
sikap kritis dan reflektif terhadap
hasil belajar yang dicapai siswa.
Sikap kristis inilah yang akan
dijadikan model bagi siswa untuk
terus merefleksi diri sebagaimana
yang dilakukan oleh gurunya.
Adapun Manfaat PTK bagi
siswa secara terperinci yaitu :
a) Peningkatan atau perbaikan
kinerja siswa di sekolah
b) Peningkatan atau perbaikan
masalah-masalah
pendidikan
anak di sekolah
c) Peningkatan dan perbaikan
kualitas
dalam
penerapan
kurikulum dan pengembangan
kompetensi siswa di sekolah
d) Memupuk dan meningkatkan
keterlibatan,
kegairahan,
ketertarikan,
kenyamanan,
kesenangan dalam diri siswa
untuk
mengikuti
proses
pembelajaran di kelas. Di
samping itu, hasil belajar siswa
pun dapat meningkat
e) Memberikan bekal kecakapan
berfikir
ilmiah
melalui
keterlibatan
siswa
dalam

188

JPE-Volume 10, Nomor 2, 2017

kegiatan penelitian tindakan
kelas yang dilakukan oleh guru
Langkah-Langkah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
antara lain:
a) mengidentifikasi
dan
merumuskan masalah;
b) menganalisis masalah;
c) merumuskan hipotesis tindakan;
d) membuat rencana tindakan dan
pemantauannya;
e) melaksanakan tindakan dan
mengamatinya;
f) mengolah dan menafsirkan data;
dan
g) melaporkan.
METODE
Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif, dengan tujuan
agar dapat memperoleh pemahaman
dan penafsiran mendalam tentang
makna dari fenomena yang ada di
lapangan. Pendekatan kualitatif
adalah suatu proses penelitian dan
pemahaman yang berdasarkan pada
metodologi yang menyelidiki suatu
fenomena sosial dan masalah
manusia. Pada pendekatan ini,
peneliti membuat suatu gambaran
kompleks,
meneliti
kata-kata,
laporan terinci dari pandangan
responden, dan melakukan studi pada
situasi yang alami (Creswell,
1998:15).
Sedangkan sifat atau kategori
dalam penelitian ini merupakan
penelitian evaluasi menggunakan
metodologi studi kasus (case
studies). Studi kasus bertujuan untuk:
(1) menghasilkan deskripsi detail
dari
suatu
fenomena;
(2)

189

mengembangkan
penjelasanpenjelasan yang dapat diberikan dari
suatu
studi
kasus
itu;
(3)
mengevalusi fenomena-fenomena.
Penelitian studi kasus adalah
studi yang mengeksplorasi suatu
masalah dengan batasan terperinci,
memiliki pengambilan data yang
mendalam,
dan
menyertakan
berbagai
sumber
informasi.
Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan
tempat, dan kasus yang dipelajari
berupa program, peristiwa, aktivitas,
atau individu.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam
penelitian ini adalah SMA Negeri di
Kabupaten Malang yang diwadahi
oleh Organisasi Profesi Guru yaitu
MGMP (Musyawarah Guru Mata
Pelajaran) Ekonomi. Dalam kegiatan
ini bertempat di SMAN 1 Kepanjen
Kabupaten Malang.
Sumber Data
Informan
Sumber data dalam penelitian
ini berasal dari para informan yakni
para Guru ekonomi SMA Negeri dan
Swasta di Kabupaten Malang yang
tergabung sebagai anggota MGMP
Kabupaten Malang. Dengan jumlah
populasi 35 orang. Populasi tersebut
sebagai informan awal dalam
rangkaian penelitian, sedangkan
tahap berikutnya dari populasi
tersebut diambil informan yang
mewakili sebagai informan kunci
dalam tahap penelitian selanjutnya,
yang diperoleh melalui survey awal
tersebut
(melalui
pemberian

JPE-Volume 10, Nomor 2, 2017

instrument) dan tahap penelitian
yang kedua (melalui pemberian
instrument).
Dari data tersebut ditentukan
lima (5) orang informan sebagai
informan kunci dari hasil survey
awal dan pemberian kuesioner pada
tahap penelitian awal, yang terdiri
dari 35 orang guru ekonomi yang ada
di Kabupaten Malang. Kriteria
penentuan informan berdasarkan
senioritas, lama mengajar ekonomi,
tingkat pendidikan, dan pengalaman
tambahan selama menjadi guru baik
sebelum sertifikasi maupun sesudah
sertifikasi.
Dokumen
Selain itu data dalam
penelitian ini diperoleh melalui
dokumen,yaitu
dokumen
yang
diperoleh melalui guru berupa
proposal PTK dan dokumentasi
dalam proses wawancara dan
pengamatan.
Metode Pengumpulan Data
Observasi
Dalam
penelitian
ini
observasi
adalah
metode
pengumpulan data yang digunakan
untuk menghimpun data penelitian
melalui
pengamatan
dan
penginderaan.
Suatu
kegiatan
pengamatan baru dikategorikan
sebagai kegiatan pengumpulan data
penelitian apabila memiliki kriteria
sebagai berikut:
a) Pengamatan digunakan dalam
penelitian
dan
telah
direncanakan secara serius

b) Pengamatan harus berkaitan
dengan tujuan penelitian yang
telah ditetapkan
c) Pengamatan dicatat secara
sistematis dan dihubugkan
dengan proposisi umum dan
bukan dipaparkan sebagai
suatu yang hanya menarik
perhatian
d) Pengamatan dapat dicek dan
dikontrol
mengenai
keabsahannya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam melakukan observasi:
a) Hal-hal apa yang hendak
diamati
b) Bagaimana
mencatat
pengamatan
c) Alat bantu pengamatan
d) Bagaimana mengatur jarak
pengamat dan objek yang
diamati
Kuesioner
Dalam penelitian ini kuesioner digunakan untuk menggali
persepsi guru ekonomi di Kota
Malang tentang Kinerja Guru
terutama yang berkaitan dengan
melakukan
penelitian
dalam
penyusunan Proposal PTK.
Wawancara
Dalam
penelitian
ini
digunakan
metode
wawancara
mendalam (in depth interview), yakni
proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara Tanya
jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan informan atau
orang yang diwawancarai.

190

JPE-Volume 10, Nomor 2, 2017

Dokumentasi
Pada
intinya
metode
dokumentasi adalah metode yang
digunakan untuk menelusuri data
historis. Dalam penelitian ini adalah
data sekunder yang berasal dari
literatur terkait tentang kinerja guru
dalam kegiatan penelitian.
Tahap Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini beberapa
tahapan dalam proses pengumpulan
data yaitu: (a) survey/ observasi awal
yang dilaksanakan pada bulan
Februari - Maret 2017, dengan
menggunakan kuesioner yang berisi
LANGKAH 1

Rekaman suara

latar belakang guru ekonomi SMA
Negeri Kabupaten Malang, sekaligus
pengenalan
peneliti
terhadap
lapangan, (b) Penyebaran kuesioner,
April 2017, untuk Kinerja Guru
terutama yang berkaitan dengan
melakukan
penelitian
dalam
penyusunan Proposal PTK, (c)
wawancara kepada 5 informan kunci,
dilaksankan pada bulan Mei – Juni
2017 untuk menggali lebih dalam
tentang persepsi guru pada pada
menumbuhkan
jiwa
penelitian
melalui
kegiatan
penyusunan
proposal Penelitian Tindakan Kelas
(PTK).
Transkrip (Teks)

LANGKAH 2

Identifikasi ide pemaparan dalam transkrip
(persepsi guru tentang peningkatan jiwa meneliti)

LANGKAH 3

Identifikasi komponen-komponen Proposal PTK:

LANGKAH 4

LANGKAH 5

Membandingkan antara hasil dalam langkah (2) dengan
langkah (3)

Menyimpulkan, interpretasi dari persepsi dengan data
yang sudah diperloleh

Gambar 1 Langkah Analisis Data

Pada dasarnya analisis data
kualitatif menurut Bogdan dan
Biklen adalah upaya yang dilakukan
dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilahmilahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensintesiskannya, mencari
dan menemukan pola, menemukan
apa yang penting dan apa yang
dipelajari, dan memutuskan apa yang
dapat diceritakan kepada orang lain.

191

Pengecekan Keabsahan Data
Pengecekan
keabsahan
terhadap penelitian perlu dilakukan
dalam upaya memperoleh kredibilitas hasil penelitian antara lain;
➢ Perpanjangan waktu pengamatan
Perpanjangan penelitian bermakna
penambahan
waktu
keikutsertaan
di
lapangan
penelitian
sampai
dengan
kejenuhan pengumpulan data
benar-benar terpenuhi.

JPE-Volume 10, Nomor 2, 2017

➢ Triangulasi
Triangulasi merupakan upaya
untuk melihat fenomena dari
berbagai
sudut,
melakukan
verifikasi
temuan
dengan
menggunakan berbagai sumber
informasi dan teknik.
➢ Member check
Member
check
adalah
pengecekan kebenaran data
dengan cara mengembalikan
data tersebut kepada sumber data
untuk diperiksa kebenaranya.
Member check dapat dilakukan
setelah data rekaman di transkrip
atau setelah draf laporan
penelitian ini terselesaikan.
Member check dimaksudkan
untuk koreksi penambahan atau
pengurangan data, sehingga
keterbukaan dalam analisis data
sangat diperlukan.
➢ Audit trail
Audit
trail
merupakan
pemeriksaan
terhadap
kesesusaian temuan penelitian
dengan data lapangan, melalui
pelacakan terhadap catatancatatan
laporan,
metode
pengumpulan data, dan teknik
analisisnya. Audit trail dalam
penelitian ini terbuka bagi siapa
saja.
➢ Expert opinion
Expert opinion dalam validasi
yang dilakukan dengan cara
meminta tanggapan dari para
ahli dan praktisi. Dalam konteks
ini,
peneliti
menempatkan
pembimbing tesis sebagai ahli.
Untuk
keperluan
validasi,
peneliti
akan
melakukan

wawancara
mendalam
dan
diskusi dengan Pembimbing
tesis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Meningkatkan kompetensi
menyusun proposal penelitian
tindakan kelas (PTK) guru – guru
ekonomi di kabupaten malang
Melalui hasil pengambilan
data memang sebagian besar dari
angket yang disebar sebanyak 35
angket bagi guru tentang persepsi
penyusunan proposal tindakan kelas
(PTK) diperoleh hasil bahwa
mayoritas (80%) guru – guru masih
belum pernah melakukan kegiatan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Jika ditelusuri lagi ternyata masih
banyak guru yang mengalami
kesulitan penyusunan Proposal PTK.
Hal ini semakin diperparah dengan
adanya beban mengajar guru yang
terlalu banyak karena aktifitas guru
terforsir untuk kegiatan proses
pembelajaran di dalam kelas. Hasil
penelitian tersebut serupa dengan
penelitian yang dilakukan oleh
(Mediatati.2015)
dengan
judul
“Peningkatan Kompetensi Menyusun
Proposal Penelitian Tindakan Kelas
Melalui Model Pelatihan Partisipatif
dengan Pendampingan Intensif Bagi
Guru -guru di SMP Negeri 2 Ampel
Kabupaten Booyolali. Dari penelitian
tersebut bahwa guru-guru mengalami
kesulitan dalam menyusun proposal
PTK sehingga melalui pelatihan dan
pendampingan intensif maka adanya
peningkatan kompetensi guru dalam
menyusun proposal PTK dari siklus
1 dan siklus 2. Oleh karena itu

192

JPE-Volume 10, Nomor 2, 2017

sebagai seorang guru harus berupaya
meningkatkan kompetensi guru agar
kualitas
pembelajaran
dapat
meningkat.
Upaya-upaya guru untuk
meningkatkan
profesionalismenya
tersebut pada akhirnya memerlukan
adanya dukungan dari semua pihak
yang terkait agar benar-benar
terwujud. Mengenai kompetensi, di
Indonesia telah ditetapkan sembilan
kompetensi yang harus dimiliki oleh
guru sebagai instructional leader,
yaitu:
a) memiliki
kepribadian
ideal
sebagai guru
b) penguasaan landasan pendidikan
c) menguasai bahan pengajaran
d) kemampuan menyusun program
pengajaran
e) kemampuan menilai hasil dan
proses belajar mengajar
f) kemampuan menyelenggarakan
program bimbingan
g) kemampuan menyelenggarakan
administrasi sekolah
h) kemampuan
bekerja
sama
dengan teman sejawat dan
masyarakat; dan
i) kemampuan menyelenggarakan
penelitian
sederhana
untuk
keperluan pengajaran.
Sebagai pendidik, guru
harus professional sebagaimana
ditetapkan dalam Undang-undang
Sitem Pendiidkan Nasional bab IX
pasal
39
ayat
2:
Pendidik
merupakan
tenaga
profesional
yang
bertugas
merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran,
melakukan

193

pembimbingan dan pelatihan, serta
melakukan
penelitian
dan
pengabdian
kepada
mayarakat,
terutama bagi pendidikan pada
perguruan tinggi. Ketentuan ini
mencakup tipe macam kegiatan yang
harus dilaksanakan oeh guru yaitu
pengajaran,
penelitan,
dan
pengabdian masyarakat. Beban ini
tidak ada bedanya dengan beban bagi
dosen. Tiga macam kegiatan tersebut
secara hierarki melambangkan tiga
upaya berjenjang dan meluas
gerakannya.
Pengajaran
melambangkan pelaksanaan tugas
rutin, penelitian melambangkan
upaya pengembangan profesi, sedang
pengabdian
melambangkan
pemberian kontribusi sosial kepada
masyarakat akibat prestasi yang
dicapai tersebut.
Kemampuan-kemampuan
yang selama ini harus dikuasai guru
juga
akan
lebih
dituntut
aktualisasinya.
Misalkan
kemampuannya dalam :
• Merencanakan pembelajaran dan
merumuskan tujuan.
• Mengelola kegiatan individu.
• Menggunakan multi metode dan
memanfaatkan media.
• Berkomunikasi interaktif dengan
baik.
• Memotifasi dan memberikan
respons.
• Melibatkan
siswa
dalam
beraktifiktas.
• Mengadakan
penyesuaian
dengan kondisi siswa.
• Melaksanakan dan mengelola
pembelajaran.

JPE-Volume 10, Nomor 2, 2017



Memperbaiki dan mengevaluasi
pembelajaran.
• Menguasai materi pelajaran
• Memberikan
bimbingan,
berinteraksi dengan sejawat dan
bertanggung jawab.
• Mampu melaksanakan penelitian
Sesuai dengan kompetensi
yang harus dipenuhi seorang guru
menjadi guru yang profesional. Oleh
karena itu seorang guru selayaknya
harus mampu melakukan penelitian.
Seperti
yang
dikemukakan
sebelumnya bahwa dengan memiliki
kemampuan meneliti maka seorang
guru akan mampu melakukan tugas

mendidik secara profesional karena
lebih memahami dan mampu
menyelesaikan permasalahan yang
berkaitan
dengan
proses
pembelajaran.
Efektifitas penyusunan proposal
PTK bagi guru – guru Ekonomi di
Kabupaten
Malang
melalui
kegiatan pelatihan dan bimbingan
intensif.
Melalui kegiatan observasi
dan wawancara yang dilakukan pada
5 orang guru yang menjadi informan
kunci dalam penelitian ini diperoleh
hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Efektifitas Penyusunan Proposal PTK sebeum dan sesudah
Pelatihan dan Pembimbingan Intensif
No

Indikator

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Judul
Latar Belakang Masalah
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Kajian Pustaka
Metode Penelitian
Jadwal Penelitian
Daftar Pustaka
Penggunaan Bahasa
Rata-rata Skor

Berdasarkan tabel 1 di atas
dapat diketahui bahwa dengan
adanya pelatihan dan pendampingan
intensif ada peningkatan skor yang
diperoleh
pada
indikator
penyusunan proposal PTK yang
sebelum dilakukan pelatihan dan
pendampingan
intensif
hanya
sebesar 72,5% menjadi 92% sesudah
diberikan pelatihan dan pendam-

Kondisi
Sebelum Sesudah
73%
100%
80%
95%
60%
80%
65%
80%
75%
100%
65%
90%
72%
95%
75%
90%
80%
95%
80%
95%
72,5%
92%

pingan
intensif
yaitu
ada
peningkatan
sebanyak
19,5%.
Melalui peningkatan skor tersebut
dapat dikatakan pelatihan dan
pendampingan intensif efektif untuk
meningkatkan kemampuan guru
dalam menyusun proposal PTK. Hal
ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Slameto (2016)
dengan judul Penyusunan Proposal

194

JPE-Volume 10, Nomor 2, 2017

Penelitian Tindakan Kelas yang
menghasilkan temuan bahwa 65%
peneliti
sudah
melaksanakan
kegiatan PTK, namun hanya 35%
saja masih kurang pengumpulan dan
analisis data, pembahasan, membuat
kesimpulan dan saran yang disajkan
dalam laporan penelitian.
Penelitian yang sejenis juga
dilakukan oleh Osnal (2016) dengan
judul Upaya Meningkatkan Motivasi
dan
Kompetensi
Guru
Kelas 4, Kelas 5, Dan Kelas 6
Dalam Menyusun Proposal PTK
Melalui Bimbingan Kelompok di
KKG
Gugus
6
Kecamatan
Sumbermalang
Kabupaten
Situbondo Semester 2 Tahun
Pelajaran
2015/2016
yang
menghasilkan
temuan
strategi
bimbingan
kelompok
dapat
meningkatkan
motivasi
dan
kompetensi guru-guru kelas 4, kelas
5,
kelas
6 di Gugus 6 dalam menyusun
proposal Penelitian Tindakan Kelas.
PENUTUP
Dari beberapa uraian yang
sudah dipaparkan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Mayoritas (80%) guru – guru
masih belum pernah melakukan
kegiatan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Jika ditelusuri lagi
ternyata masih banyak guru yang

195

mengalami
kesulitan
penyusunan Proposal PTK.
2. Melalui
peningkatan
skor
tersebut
dapat
dikatakan
pelatihan dan pendampingan
intensif
efektif
untuk
meningkatkan kemampuan guru
dalam menyusun proposal PTK
karena ada peningkatan 19,5%
(72,5% sebelum dan 92%
sesudah).
Saran yang diberikan dalam
kegiatan ini yaitu:
1. Bagi guru ekonomi SMA/MA
seharusnya dapat mengaplikasikan penelitian tindakan kelas
dalam proses pembelajaran
sesuai dengan temuan pada saat
proses pembelajaran di kelas.
2. Guru – guru dapat mengupgrade
ilmu ekonomi yang terbaru
sesuai dengan bidang keilmuan
masing-masing dengan cara
terlibat aktif dalam kegiatan
pengabdian yang dilakukan oleh
civitas perguruan tinggi.
3. Kegiatan
pengabdian
yang
dilakukan sehendaknya dapat
dikembangkan menjadi kegiatan
penelitian
kelompok
yang
melibatkan dosen-dosen dan
guru-guru
secara
bersama
dengan mengangkat isu/masalah
yang up to date.

JPE-Volume 10, Nomor 2, 2017

DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu,S. (1999). Penelitian
Praktis
Untuk
Perbaikan
Pembelajaran. Jakarta: Dirjen
Dikti Proyek Pendidikan Guru
SD
David Hopkins. (1993) A Teacher’s
Guide to Classroom Research.
Philadelphia. Open University
Press.

Suyanto.
(1997).
Pedoman
Penelitian Tindakan Kelas.
Yogyakarta : Depdikbud
Tim

Pelatihan Proyek PGSM,
(1999). Penelitian Tindakan
Kelas. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan

Amat Jaedun. 2008. Prinsip-prinsip
Penelitian Tindakan.Makalah
Pelatihan PTK Bagi Guru Di
Propinsi
DIY.
Lembaga
Penelitian UNY.

Elliot,
J.
(1982)
Developing
Hypothesis about Classrooms
from
Teachers
Practical
Constructs: an Account of the
Work of the Ford Teaching
Project. Dalam The Action
Research Reader. Geelong,
Victoria: Deakin University.

Ani

Kardi,
Soeparman
da
Mohamad
Nur.
(2000)
Pengajaran
Langsung.
Surabaya : Universitas Negeri
Surabaya, University Press

Departemen Pendidikan Nasional.
2004. Pedoman Penyusunan
Usulan Penelitian Tindakan
Kelas Tahun Anggaran 2004.

Kemmis, s. & McTaggart, R. (1983)
The Action Research Planner.
3rd ed. Victoria, Australia:
Deakin University.

Departemen Pendidikan Nasional.
2008. Pedoman Block Grant
Penelitian
Tindakan
Kelas.Tahun 2008.

Prabowo, (2000). Profil Pendidikan
Profesional. Yogyakarta : Andi
Offiset

Edi

Raka

Joni. (1998). Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: PCP
PGSM Dikjen Dikti.

Soedarsono,
(1997).
Pedoman
Pelaksanaan
Penelitian
Tindakan Kelas. Yogyakarta:
Dirjen
dikti
BP3
GSD
Yogyakarta

Widayati. 2008. Penelitian
Tindakan
Kelas.
Jurnal
Pendidikan
Akuntansi
Indonesia. Vol. VI. No. 1.
Tahun 2008.

Prajitno.
2008.
Metode
Penelitian Dalam Penelitian
Tindakan Kelas. Makalah
Pelatihan PTK Bagi Guru Di
Propinsi
DIY.
Lembaga
Penelitian UNY. 2008.

Ishariwi.
2008.Identifikasi
dan
Formulasi masalah Dalam
Penelitian Tindakan. Makalah
Pelatihan PTK Bagi Guru Di
Propinsi
DIY.
Lembaga
Penelitian UNY. 2008.

196

JPE-Volume 10, Nomor 2, 2017

Sukanti.
2008.
Meningkatkan
Kompetensi Guru Melalui
Pelaksanaan
Penelitian
Tindakan
Kelas.Jurnal
Pendidikan
Akuntansi
Indonesia. Vol. VI. No. 1.
Tahun 2008.

Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan Ekonomi &
Bisnis Fakultas Keguruan
dan
Ilmu
Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Slameto.

Rahmawati, Diana. ___. Penelitian
Tindakan Kelas. Makalah tidak
diterbitkan
http://suriyatihalim.blogspot.co.id/20
10/02/upaya-meningkatkanprofesionalisme-guru.html
Mediatati, Nani. 2015. Peningkatan
Kompetensi
Menyusun
Proposal
Penelitian
Tindakan Kelas Melalui
Model Pelatihan Partisipatif
Dengan
Pendampingan Intensif Bagi
Guru Guru Di SMP Negeri
2
Ampel
Kabupaten
Boyolali.

197

____.
Penyusunan
Proposal
Penelitian
Tindakan Kelas. Artikel
tidak diterbitkan

Osnal. 2016. Upaya Meningkatkan
Motivasi Dan Kompetensi
Guru
Kelas 4, Kelas 5, Dan Kelas
6
Dalam
Menyusun
Proposal
Ptk
Melalui
Bimbingan
Kelompok Di KKG Gugus 6
Kecamatan Sumbermalang
Kabupaten
Situbondo
Semester 2 Tahun Pelajaran
2015/2016. Artikel tidak
diterbitkan