Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Cinta yang Mengubahkan: Resital Vokal T1 852008013 BAB II

BAB II
KAJIAN REPERTOAR

Resital ini akan menampilkan 12 komposisi dari periode Renaisance,
Barok, Klasik, Romantik, dan Modern. Paparan berikut akan menjelaskan analisis
historis, struktural, dan teknik dari masing-masing komposisi, sesuai dengan
urutan penyajian resital.
A. “Dichterliebe“
1. Analisis Historis
”Dichterliebe“ merupakan suatu Puisi Cinta, yang dirangkai dalam
bentuk Song Cycle karya Robert Schuman (1810-1856), Op.48. Teks yang
keseluruhannya terdiri dari 16 lagu ini berasal dari Lyrisches Intermezzo
karya Heinrich Heine, yang dibuat pada 1822-1823. Tiga lagu pertama
dari ”Dichterliebe“ yang dipilih untuk dinyanyikan adalah ”Im
Wunderschőnen Monat Mai“, "Aus meinen Thränen spriessen“, dan "Die
Rose, die Lilie, die Taube die Sonne“.
Robert Schumann lahir di Zwickau pada 8 Juni 1810 dan
meninggal di Bonn pada 29 Juli 1856 pada umur 46 tahun. Ia adalah pianis
dan komponis Jerman pada era Romantik yang terpenting dan seorang
kritikus musik yang terkenal dalam sejarah. Ketika berusia 7 tahun ia
sudah mulai belajar piano.


Selang tahun 1830-1834 ia belajar dari

violis, gitaris, dan komponis bernama Niccolo Paganini. Pada tahun 1840
menikah dengan Clara Wieck, yang merupakan pianis terkenal.
Karya-karya yang terkenal adalah Symphonic Studi (1837),
Kinderszenen

(Pemandangan

masa

kanak-kanak)

Op.15

(1838),

Waldzenenm (Pemandangan Hutan), dan Phantasiestrucke (Fantasia).


2. Analisis Struktural
Berikut ini tiga lagu pertama yang dipilih untuk dinyanyikan :
a. "Im Wunderschőnen Monat Mai“

1

Lagu pertama ini menceritakan tentang keindahan dan kerinduan
akan cinta yang dirasakan pada bulan Mei. Berikut ini syair dan
terjemahannya :
Im wunderschőnen monat mai, als alle Knospen sprangen
Dalam bulan Mei yang indah, ketika tunas-tunas bersemi
da ist in meinem Herzen, die Liebe aufgegangen
cinta telah bersemi di dalam hatiku
Im wunderchőnen monat mai, als alle Vogel sangen
Dalam bulan Mei yang indah, ketika burung-burung bernyanyi
da hab ich ihr gestanden, mein Sehnen und Verlangen
Aku berkata kepadamu, kaulah harapanku dan kerinduanku
Tabel 2.1. Analisis Struktural ”Im Wunderschőnen Monat Mai“
Birama


Keterangan

5/2– 13/1

Pola A

1/2- 5

Introduksi

5/2-7/1

Motif-1, piano.

7/2 – 9/1

Pengulangan motif-1

9/2 – 11/1


Motif-2,crescendo.

11/2 – 13/1

Pengulangan motif-2, crescendo lalu
decrescendo di akhir.

13/2 - 16

Interlude

16 - 27

Pola A

16/2 – 18/1

Motif-1, piano.

18/2 – 20/1


Pengulangan motif-1

20/2 – 22/1

Motif-2,crescendo.

22/2 – 24/1

Pengulangan motif-2, crescendo lalu
decrescendo di akhir.

24 - 27

Ending, crescendo lalu decrescendo di
akhir dan melambat.

"Im Wunderschőnen Monat Mai“ terdiri dari 27 birama, dengan
pola musiknya A-A, sesuai dengan teksnya yang terdiri dari dua bait


2

puisi (satu bait terdiri dari dua baris). Komposisi dengan sukat 2/4 dan
nada dasar E minor ini dinyanyikan dalam tempo lambat (langsam)
MM ± 60.

Gambar 2.1. Motif-1 ”Im Wunderschőnen Monat Mai”

Gambar 2.2. Motif-2 ”Im Wunderschőnen Monat Mai”
Motif-1 terdapat pada birama 5-7, dinyanyikan secara lembut.
Kemudian motif-1 diulang pada birama 7-9. Pada birama 9-11 terdapat
motif-2, yang kemudian mengeras di birama 10. Motif-2 diulang pada
birama 11-13, yang melembut di birama 13. Pada bar 16 dinyanyikan
lembut, bar 20-22 mengeras, dan di akhir lagu pada bar 24 melembut
dan melambat.
b. ”Aus Mainen Thränen spriessen“
Lagu ini menggambarkan bahwa ketika cinta datang, maka bunga
akan bersemi dan burung Nightingale akan bernyanyi. Berikut ini syair
dan terjemahannya :
Aus meinen Thränen spriessen, viel bluhende Blumen hervor

Sejumlah bunga bersemi dari air mataku
Und meine Seufzer werden, ein Nachtingallencor
Dan burung Nightingale bernyanyi dari desahan nafasku
Und wenn du mich lieb hast Kindchen, schenk ich dir die Blumen all
Jika engkau mencintaiku, aku akan memilihnya untukmu
Und vor deinem Fenster soll klingen, das Lied der Nachtingall
Dan burung Nightingale akan bernyanyi di jendelamu

3

Tabel 2.2. Analisis Struktural ”Aus Mainen Thränen spriessen“
Birama

Keterangan

1 - 17

Pola A-A-B-A'

1-4


Pola A

5-8

Ulangan pola A

9 - 12

Pola B

13 - 17

Pola A'

Gambar 2.3. Pola A “Aus Mainen Thränen spriessen“

Gambar 2.4. Pola B “Aus Mainen Thränen spriessen“
”Aus Mainen Thränen spriessen“ terdiri dari 17 birama, dengan
pola musiknya A-A-B-A'. Pola A dimulai dari birama 1-4, diulang pada

birama 5-8. Pola B dari birama 9-12, dan pola A' yang merupakan
variasi dari pola A, terdapat pada birama 13-17. Komposisi yang
bersukat 2/4 dan bernada dasar G mayor ini dinyanyikan dengan tempo
yang tidak terlalu cepat, dinamika lembut dan sangat lembut, dan di
akhir lagu melambat dan lembut.
c. ”Die Rose, die Lilie, die Taube die Sonne“
Lagu ini menceritakan tentang cintanya yang melebihi dari
keindahan bunga Mawar, bunga Lili, matahari dan burung merpati.
Berikut ini syair dan terjemahannya :

4

Die Rose die Lilie, die Taube die Sonne,
Bunga mawar, bunga Lili, Matahari dan burung merpati
die liebt ich einst alle in Liebeswonne
Aku mencintainya dengan segenap hatiku
Ich lieb sie nicht mehr, ich liebe alleine
Tetapi, tidak lebih aku mencintainya
die Klaine die Feine, die Reine die Eine, Sie selber aller Liebe Wonne
Oh manisku, gembalaku, cantikku, dalam hatinya, hatiku tenang

Ist Rose und Lilie und Taube und Sonne
Bunga mawar, bunga Lili, matahari, dan burung merpati
Ich liebe alleine die Kleine, die Feine, Die Reine die Eine.
Aku mencintaimu, oh manisku, gembalaku, cantikku
Tabel 2.3. Analisis Struktural ”Die Rose die Lilie, die Taube die Sonne”
Birama
1 - 22

Keterangan
Pola A - A' – B

1- 4

Pola A

5-8

Pola A'

9 – 17


Pola B

”Die Rose, die Lilie, die Taube die Sonne“ ini terdiri dari 22
birama dengan pola musiknya A - A' - B. Pola A dimulai dari birama 14, pola A' dari birama 5-8, pola B dari birama 9-17. Komposisi yang
bersukat 2/4 dan bernada dasar C mayor ini dinyanyikan dengan agak
keras (mf) dan dengan tempo yang sedang. Adanya notasi yang banyak
bernilai seperenambelas-an, maka menjadikan seolah-olah bertempo
cepat. Juga terdapat ritard pada birama 11-12, kembali menjadi a tempo
di birama 13, dan terdapat ritard pada birama 16.

Ketiga lagu di atas terlihat bahwa melodi lebih ekspresif dan liris.
Karakter ini muncul disebabkan karena melodi merupakan media untuk
mengekspresikan syair yang puitis. Juga, ketiga lagu di atas lebih bebas
struktur frasanya, struktur harmoni lebih luas, dan dinamikanya lebih
bergerak, dari pianissimo, piano hingga mezzo forte.

5

3. Analisis Teknik
a. ”Im Wunderschőnen Monat Mai”
Komposisi

ini

dinyanyikan

dengan

penuh

perasaan

dan

penghayatan, dengan volume yang tidak terlalu keras dan dalam tempo
yang lambat.
b. ”Aus Mainen Thränen spriessen”
Komposisi ini dinyanyikan dengan tempo yang tidak terlalu cepat,
dengan dinamika lembut hingga sangat lembut, dan di bagian akhir
melambat.
c. ”Die Rose, die Lilie, die Taube die Sonne”
Komposisi ini dinyanyikan dengan agak keras (mf) dan dengan
tempo yang sedang. Tetapi, oleh karena notasinya banyak yang bernilai
seperenambelasan, maka menjadikan seolah-olah bertempo cepat.
Frasering diatur dengan cara mengatur pernafasan sesuai dengan makna
dari kalimat teks yang ada.
B. “Wie Melodien zieht es Mir“
1. Analisis Historis
”Wie Melodien zieht es Mir“ merupakan lieder op. 105 no.1 (dari 5
lagu), yang sangat terkenal karya Johannes Brahms (1833-1897), yang
dibuat pada 1886, pada era Romantik. Keempat lagu lainnya adalah Op.
105/2 ”Immer leiser”, Op. 105/3 ”Klage”, Op. 105/4 ”Auf dem Kirchhofe”
dan Op. 105/2 ”Verrat”.
Johannes Brahms (1833-1897) lahir di Hamburg, Jerman pada 7 Mei
1833 dan meninggal di Vienna, Austria 3 April 1897 pada usia 64 tahun.
Ia adalah seorang pianis dan komponis yang menulis simphoni, concerto,
musik kamar, piano sonata dan komposisi paduan suara pada era
Romantik. Ia mulai belajar piano pada usia 7 tahun. Karya pertamanya
yang melibatkan orkes adalah Concerto Piano No.1 in D minor (1858).
Setelah pindah ke Wina, pada 1876 ia menyelesaikan dan memainkan

6

karyanya berjudul Simfoni No.1 in C minor. Salah satu karya lainnya yang
terkenal ialah “Brahms Lullaby“ (Wiegenlied Op.49 No.4)
2. Analisis Struktural
”Wie Melodien zieht es Mir“ ini menceritakan tentang kehidupan
yang diibaratkan seperti sebuah melodi dan bunga yang mekar. Berikut ini
syair dan terjemahannya :
Wie Melodien zieht es, mir leise durch den Sinn
Seperti melodi yang bergerak lembut di pikiranku
Wie Fruhlings blumen bluht es, und schwebt wie Duft dahin
Yang berkembang seperti bunga di musim semi,
dan harum berhembus perlahan
Doch kommt das wort und fast es, und fuhrt es vor das Aug
Tapi saat perkataan datang dan menangkapnya,
dan membawanya ke mataku
Wie Nebelgrau erblast es, und schwindet wie ein Hauch
Seperti kabut abu-abu yang memagarinya, dan hilang seperti nafas
Und dennoch ruht im Reime, verborgen wohl ein Duft
Dan meskipun demikian tetap dalam sajak, yang harum tersembunyi
Den mild aus stillem Keime, ein Feuchtes Auge ruft
Yang ringan dari tunas yang tertidur, yang keluar oleh noda air mata
Tabel 2.4. Analisis Struktural ”Wie Melodien zieht es Mir“
Birama

Keterangan

1 – 46

Pola A–A'–A''

1 – 13

Pola A

14 – 28

Pola A'

29 – 43

Pola A''

44 – 46

Ending

Gambar 2.5. Pola ritme motif-1 “Wie Melodien zieht es Mir“

7

Gambar 2.6. Pola ritme motif-2 “Wie Melodien zieht es Mir“
”Wie Melodien zieht es Mir“ terdiri dari 46 birama, dengan pola
musiknya A-A'-A''. Pola A pada birama 1-13, terdiri dari pola ritme motif1 ( birama 1–5/2) dan motif-2 (birama 5/4-9/1). Pola A' pada birama 14-28
terdiri dari pola ritme motif-1 (birama 14-18/2) dan motif-2 ( birama 18/422/1), dan pola A'' pada birama 29-43, terdiri dari pola ritme motif-1
(birama 29–33/2) dan motif-2 (birama 33/4-37/1). Sedangkan birama 4446 merupakan ending musik.

3. Analisis Teknik
Komposisi yang bersukat 4/4 dan bernada dasar C mayor ini
dinyanyikan secara legato, lembut dan manis, tempo sedang, serta dengan
pengucapan pengkalimatan yang jelas.
C. Rec. ”Frondi tenere” ( aria : ”Ombra mai fu” )
1. Analisis Historis
”Recitative Frondi tenere” dan ”aria Ombra mai fu” ini merupakan
bagian dari opera ”Xerxes” (Serse) karya G.F. Handel (1685-1759) pada
era Barok. Pada opera ini diawali dengan recitative yang pendek (terdiri 9
birama), yang kemudian dilanjutkan dengan aria sepanjang 52 birama.
Opera Serse (Xerxes) merupakan opera seria yang terdiri 3 babak, yang
ditampilkan pertama kali di London pada 15 April 1738. ”Ombra mai fu”
ditampilkan pada awal opera, dinyanyikan oleh Raja Serse, seorang raja
dari Persia, yang bernyanyi kepada suatu pohon dan mengungkapkan
keindahannya yang luar biasa itu.

8

George Frederic Handel lahir di Halle, Jerman, pada 23 Pebruari
1685 dan meninggal di London Inggris pada 14 April 1759. Ia merupakan
komponis besar pada era Barok, yang berkarir di London dan menjadi
terkenal oleh karena karya oratorio, opera, dan organ concertonya. Ia
pernah belajar musik di Hale, Hamburg, dan Italia, sebelum menetap di
London dan mahir bermain pipe organ dan hapsichord. Karya oratorio
terkenalnya adalah Messiah (1742).

2. Analisis Struktural
Komposisi ini mengungkapkan tentang keindahan pohon plane,
yang kuat dan rindang. Berikut ini syair dan terjemahannya:
Frondi tenere, e belle del mio platano amato
Betapa lembut dan indah daun-daun pohon plane-ku yang tercinta
Per voi risplenda il fato
Biarlah senyuman kematian ada padamu
Tuoni lampi, e procelle non v‟oltraggino mai la cara pace
Biarlah badai, kilat, angin ribut tidak pernah mengganggu kedamaianmu
Ne giunga a profanarvi austro rapace.
Demikian juga hembusan angin tidak menjadikan layu.
Ombra mai fu di vegetabile
Perlindungan tak kan pernah ada pada tanaman
Cara ed amabile, soave piu
tersayang, tercinta dan termanis.
Tabel 2.5. Analisis Struktural ”Frondi tenere dan Ombra mai fu”
Birama
1–9
10 – 61
10 – 24/1

Keterangan
Recitative, in D mayor, 4/4
Aria, in G mayor, ¾, Intro-A-B-C-Ending
Intro

24/2 – 35 /2

Pola A

35/3 – 45/2

Pola B

45/3 – 55

Pola C

56 – 61

Ending

9

Bagian recitative dari ”Frondi tenere” terdiri dari 9 birama, dengan
nada dasar do=D dan bersukat 4/4. Walaupun demikian, bagian ini dapat
dinyanyikan dengan mengabaikan nilai dari sukatnya dan nilai tiap
notasinya.
Bagian aria terdiri dari 52 birama, dengan nada dasar do=G dan
bersukat 3/4 dan dinyanyikan dengan dinamika piano hingga forte.
Strukturnya adalah Intro-A-B-C-Ending, sesuai dengan teksnya yang
diulang-ulang, yaitu Ombra mai fu di vegetabile cara ed amabile, soave
piu. Bagian intro dimulai dari birama 10-24/1, pola A dari birama 24/2-35,
pola B dari birama 35/3-45/2, pola C dari birama 45/3-55, dan ending dari
birama 55-61. Dinyanyikan dengan melodi yang indah dengan tempo
largetto.

3. Analisis Teknik
Bagian recitative dinyanyikan tidak harus mengikuti nilai nada yang
tertulis, tetapi lebih bebas, seperti orang yang sedang berbicara. Sedangkan
pada bagian aria, dinyanyikan dengan indah dengan tempo larghetto,
dinamika berubah-ubah dari piano menuju forte, yang ditandai dengan
crescendo dan decresendo di beberapa bagian. Untuk mencapai nada G5,
nafas dan teknik perlu dipersiapkan dengan baik, sehingga mencapai pitch
yang tepat dan tajam.
D. ”Après Un Rêve”
1. Analisis Historis
”Après un rêve” (Op.7 No1) merupakan salah satu dari 3 ”Trois
melodies”, yaitu lagu untuk solo voice dan piano karya Gabriel Faure yang
dibuat antara 1870 dan 1878. Sedangkan dua lagu lainnya adalah ”Hymne”
(Op.7 No.2) dan ”Barcarolle” (Op.7 No.3). Teks Après un rêve diambil
dari sebuah puisi Italia yang tidak diketahui penciptanya, yang kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa Perancis oleh Romain Bussine.

10

Gabriel Urbain Faure yang lahir di Pamiers, Prancis pada 12 Mei
1845 dan meninggal pada 4 Nopember 1924, merupakan seorang
komponis Perancis. Ia belajar dan menjadi organis di Eglise de la
Madeleine. Karyanya yang terbesar adalah opera Penelope dan orkestra
Masques et Bergamasques. Ia juga menulis musik kamar, dua piano
kuartet, dua piano kuintet, dua sonata cello, dua sonata biola dan lagu
untuk solo vocal. Lagu solo vokal yang terkenal adalah ”Clair de lune”,
”Apres un reve”, ”Les roses d‟lspahan”, dan ”En priere”. Sedangkan
song cycle-nya adalah ”La Bonne Chanson”, yang berasal dari puisi karya
Verlaine.

2. Analisis Struktural
”Apres un reve” menceritakan tentang mimpi di malam hari, yang
terpesona akan kecantikan dan keindahan sang kekasih. Berikut ini syair
dan terjemahannya :
Dans un sommeil que charmait ton image
Terlena pesona tentang dirimu
Je revais le bonheur, ardent mirage
Aku bermimpi tentang kebahagiaan, membakar khayalan
Tes yeux etaient plus doux, tavoix pure et sonore
Matamu lembut, suaramu murni dan menggema
Tu rayonnais comme un ciel, eclaire par l‟aurore
Kau bersinar seperti fajar di langit
Tu m‟appelais et je quittais la terre
Kau memanggilku dan aku meninggalkan bumi
Pour m‟enfuir avec toi vers la lumiere
Untuk terbang bersamamu menuju cahaya
Les cieux pour nous entr‟ouvraient leurs nues
Pada kita, awan surgawi akan terbuka
Splendeurs inconnues lueurs divines entrevues, Helas!
Untuk menyatakan rahasia keindahan, kilau dari kemurnian, Alas!
Helas triste reveil des songes
kesedihan membangunkan dari mimpi-mimpi ini
Je t„appelle, o nuit, rendsmoi tes men songes
Aku memanggilmu, oh malam kembalikan padaku
Reviens, reviens radieuse, reviens o nuit mysterieuse
Kembalilah cahaya, kembalilah malam yang penuh misteri

11

Tabel 2.6. Analisis Struktural ”Après un rêve”
Birama

Keterangan

1 – 15

Pola A

16 – 30

Pola A'

30 – 48

Pola B

”Après un rêve” terdiri dari 48 birama, dengan pola musiknya A-A'B. Pola A dimulai dari birama 1-15, pola A' dari birama 16-30, dan pola B
dari birama 30-48. Komposisi yang bersukat 3/4 dan bernada dasar D
minor ini dinyanyikan dengan dinamika dari pianissimo hingga forte.
Dengan banyaknya not tuplet (triol), maka komposisi ini dapat
dinyanyikan dengan rubato.

3. Analisis Teknik
”Après un rêve” dinyanyikan dengan indah dan menarik, tempo
andantino. Perubahan dinamika yang sering terjadi melalui crescendo dan
decrescendo , serta dari pianissimo hingga forte, membuat terkesan lebih
hidup. Adanya not tuplet (triol), maka komposisi ini dapat dinyanyikan
dengan rubato, agar lebih indah dan hidup. Pengucapan dengan bahasa
Prancis harus lebih jelas dan tepat.
E. ”Cintaku Jauh di Pulau”
1. Analisis Historis
"Cintaku Jauh di Pulau“ merupakan lagu seriosa Indonesia karya
komponis FX Soetopo (1937-2006). Teks lagu ini diambil dari puisi karya
Chairil Anwar (1922-1949), yang diciptakannya pada tahun 1946.
FX Soetopo lahir di Jombang, Jawa Timur, pada 26 April 1937 dan
meninggal di Tangerang, Banten, pada 17 Februari 2006 (usia 68 tahun).
Ia pertama kali bergelut di dunia musik saat masuk Sekolah Menengah
Musik Indonesia di Yogyakarta pada 1957. Ia menciptakan lagu pertama

12

kali pada 1951 saat aktif di kepramukaan. Selain mengajar di Institut Seni
Indonesia di Yogyakarta sejak 2001, ia juga berdinas di TNI Angkatan
Darat dengan pangkat terakhir Kolonel dan pernah bertugas di Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Direktur Kesenian.
Karya komposisinya antara lain : Mars Wajib Belajar 9 tahun (1992),
SKJ Usia SD‟96 (1996), Hymne ASEAN (1998), Hymne dan Mars Kodam
Trikora (1991), dan Mars Paswalpres (1993)

2. Analisis Struktural
Teks lagu “Cintaku Jauh di Pulau“ diambil dari puisi karya Chairil
Anwar, sebagai berikut :

Cintaku jauh di pulau
Gadis manis sekarang iseng sendiri
Perahu melancar, bulan memancar
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar
angin membantu, laut terang
tapi terasa aku tidak „kan sampai padanya
Di air yang tenang, di angin mendayu
Di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertahta sambil berkata :
”Tujukan perahu ke pangkuanku saja.“
Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh!
Perahu yang bersama ‟kan merapuh
Mengapa ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?
Manisku jauh di pulau
Kalau ‟ku mati, ia mati iseng sendiri

13

Tabel 2.7. Analisis Struktural ”Cintaku Jauh di Pulau“
Birama

Keterangan

1 – 102

Intro-A-Interlude-B-C-A'

1 – 13

Introduksi

13/2 – 42

Pola A

42/2 – 52

Interlude

52/2 – 70

Pola B

71 – 88

Pola C

88/2 – 98

Pola A'

98/1 – 102

Ending

“Cintaku Jauh di Pulau“ terdiri dari 102 birama, dengan pola
musiknya Intro-A-Interlude-B-C-A'-ending. Intro dimulai dari birama 113, pola A dari birama 13-42, interlude dari birama 42-52, pola B dari
birama 52-70, pola C dari birama 71-88. A' dari birama 88-98, dan ending
dari birama 98-102.
Tema utamanya terdapat dalam kalimat “Cintaku Jauh di Pulau“
(birama 13-16) dan “Manisku jauh di pulau“ (birama 88-91), sebagai
berikut:

Gambar 2.7. Tema utama “Cintaku Jauh Di Pulau“
Komposisi yang bernada dasar C minor dan bersukat 2/4 ini
dinyanyikan dengan penuh ekspresi. Hal ini dapat dilihat dari adanya
perubahan tempo dan dinamika, yaitu andante (tempo sedang, seperti
orang berjalan), kemudian berubah piu mosso ( menjadi lebih cepat dan
bergairah) pada birama 42, con anima (dengan semangat) pada birama 52,
poco a poco cresc. (sedikit demi sedikit mengeras), parlando (berkata)
pada birama 70, a tempo (kembali ke tempo awal) pada birama 88, serta

14

dari perubahan dari piano sampai mezzo forte di beberapa bagian.
Komposisi ini mempunyai nada terendah pada As4 dan nada tertinggi pada
Es5.

3. Analisis Teknik
“Cintaku Jauh di Pulau“ pada umumnya dinyanyikan dengan tempo
andante dan dengan penuh ekspresi. Hal ini ditandai dengan adanya
perubahan tempo dari tempo sedang menjadi lebih cepat, bergairah, dan
semangat di tengah lagu, dan kembali ke tempo semula di bagian akhir,
serta adanya perubahan dinamika dari piano sampai mezzo forte.
F. ”Non posso disperar”
1. Analisis Historis
”Non posso disperar” merupakan karya komponis Italia Sergio De
Luca, yang lahir di Naples pada 1684 di era Renaisance. Pada 1688 ia
pergi ke Roma menjadi pelayan di Kedutaan Spanyol. Pada 1708 ia
tercatat sebagai bagian dari “maestri di cappella”.
Komposisi ini merupakan bagian aria dari opera Eraclea, karya
Giovanni Battista Bononcini, yang dibuat pada tahun 1692. Aria ini
dinyanyikan oleh raja Roma bernama Romulus yang sedang jatuh cinta
kepada Eraclea dan sangat berharap Eraclea mau belajar menerima
cintanya. Tetapi cintanya ditolak. Lalu ia berkata kepada Eraclea, ”Engkau
telah mengatakan bahwa engkau tidak mencintaiku, sekarang aku tidak
bisa berharap apa-apa”.

2. Analisis Struktural
”Non posso disperar” dinyanyikan oleh raja Romulus yang sedang
jatuh cinta kepada Eraclea, namun ditolak. Berikut ini syair dan
terjemahannya:

15

Non posso disperar, Sei troppo cara alcore
Tidak akan putus asa, Engkau yang sangat tercinta di hatiku
Il solo sperare, d‟aver a gioire
Hanyalah suatu harapan, memperoleh kebahagiaan
M‟e un dolce languire, m‟e un caro dolor
Bagiku, kekasih rinduku, bagiku, kekasih yang menyakitkan
Tabel 2.8. Analisis Struktural ”Non posso disperar”
Birama
1 – 59

Keterangan
Pola : A-B-A

1 – 23/1

Pola A

23/2 – 37/1

Pola B

37/2 – 59

Pola A

Gambar 2.8. Tema utama pola A “Non Posso Disperar”

Gambar 2.9. Tema utama pola B “Non Posso Disperar”
”Non posso disperar” terdiri dari 59 birama, dengan pola musiknya
A-B-A. Pola A dimulai dari birama 1-22, dengan tema utamanya pada
kalimat ”Non posso disperar” di birama 1 dan dengan ekspresi a piacere
(senang). Pada bagian ini juga banyak dijumpai tanda staccato (nada
pendek terputus) dan aksen. Pola B dari birama 23-37, dengan tema
utamanya terdapat pada kalimat”Il solo sperare” di birama 23, dengan
ekspresi dolce e legato assai (sangat halus, manis, dan menyambung).
Lalu kembali ke pola A dari birama 37-59, dengan ekspresi a piacere
(senang). Komposisi yang bernada dasar E minor dan bersukat 4/4 ini

16

secara keseluruhan dinyanyikan dengan tempo Andante Grazioso (lambat,
indah dan menarik), dengan rentang dinamika dari pianissimo hingga
forte.

3. Analisis Teknik
”Non posso disperar” ini dinyanyikan dengan tempo lambat, tetapi
indah dan menarik, dengan dinamika dari pianissimo hingga forte. Dimulai
dengan ekspresi a piacere (senang) pada pola A, yang mana banyak
dijumpai tanda staccato (nada pendek terputus) dan aksen; kemudian
berubah menjadi dolce e legato assai (sangat halus, manis, dan
menyambung) pada pola B, dan kembali menjadi a piacere (senang) pada
pola A.
G. ”Dalla Sua Pace”
1. Analisis Historis
”Dalla sua pace” merupakan aria dari opera ”Don Giovanni”
(1787), karya W.A. Mozart, yang dipertunjukkan pertama kali di Estates
Theatre di Praha pada 29 Oktober 1787. Opera ini terdiri dari dua
bagian/babak, musik oleh Mozart dan libretto oleh Lorenzo da Ponte.
Peran yang dimainkan dalam opera ini adalah : Don Giovanni, seorang
pria kaya (bariton); Donna Anna, tunangannya (sopran); Don Ottavio
(tenor), Il Commendatore (bass), Donna Elvira, nyonya dari Burgos yang
ditinggalkan Don Giovanni (sopran), Leporello, hamba Don Giovanni
(bass), Masetto (bass) dan Zerlina, istri Masetto (sopran). Dalla sua pace
(Untuk Ketenangannya) dinyanyikan pada pertengahan babak pertama
oleh Don Ottavio, yang mengungkapkan ketulusan cinta dan juga
kegundahan hatinya kepada Donna Anna tunangannya.
Wolfgang Amadeus Mozart yang lahir di Salzburg pada 27 Januari
1756 dan meninggal di Wina Austria pada 5 Desember 1791 ini
merupakan komponis pada era Klasik yang terpenting dan paling terkenal
dalam sejarah. Dari Wina, Mozart merantau ke Italia, lalu kembali ke

17

Wina, dan pada 1778 pergi ke Paris, terciptalah ”Paris Symphony” (no.31).
Pada 1782 ia menyelesaikan opera ”Die Entfuhrung aus dem Serail” yang
meraih sukses besar.
Mozart telah membuat lebih dari 600 karya sepanjang hidupnya,
yang terdiri dari musik symphony, concerto, chamber, opera, violin
sonata, minuet, dan choral music. Ia mampu memainkan harpsichord pada
umur empat tahun dan menulis komposisinya yang pertama saat berumur
lima tahun. Karya terkenal lainnya adalah opera ”Die Zauberflote” (The
Magic Flute), ”The Finale of Symphony No.41”,” The Mass in C minor”,
”Le Nozze di Figaro”, dan ”Ave Verum corpus”.
2. Analisis Struktural
”Dalla

sua

pace”

dinyanyikan

oleh

Don

Ottavio,

yang

mengungkapkan ketulusan cinta dan juga kegundahan hatinya kepada
Donna Anna tunangannya. Berikut ini syair dan terjemahannya :

Dalla sua pace la mia di pende,
Dialah orang yang berharga bagiku
quel chea lei piace, vita mi rende
Hidup tanpa kesenangan, tapi yang ada hanyalah
Quel che lein cresce, morte mida,
dukacita yang menyedihkan, menyiksa hatiku
Sella so spira, sospiro anchio, ema quell‟ira,
ketika dia mengeluh, desahanku bangkit, dan senang akan matinya
Quel piantoe mio, e non hobene, sella non l‟ha
Dengan ditinggalkannya, adalah bagian dari sikasaan yang menyakitkan
Tabel 2.9. Analisis Struktural ”Dalla sua pace”
Birama

Keterangan

1 – 74

Pola : A-B-A-C

1 – 17

Pola A

18 – 36

Pola B

37 – 52/1

Pola A

52/2 – 74

Pola C

18

”Dalla sua pace” terdiri dari 74 birama, dengan pola musiknya A-BA-C. Pola A dimulai dari birama 1-17, dengan tonalitas G mayor. Pola B
dimulai dari birama 18-36, seolah-olah terdapat pergantian tonalitas
menjadi Bes mayor pada birama 18-28, dan kemudian berubah lagi
menjadi D mayor pada birama 29-35. Selanjutnya, kembali ke pola A dari
birama 37-52/1, dan pola C dari birama 52/2-74. Komposisi yang bernada
dasar G mayor dan bersukat 2/4 ini dinyanyikan dengan perubahan
dinamika dari piano hingga forte.

3. Analisis Teknik
”Dalla sua pace” dinyanyikan dengan vokal yang ringan, penuh
perasaan dan dalam tempo sedang. Untuk menjangkau nada G5 perlu
dipersiapkan nafas dan teknik yang benar, sehingga mencapai nadanya
dengan tepat dan tajam.
H. ”Amarilli, Mia Bella”
1. Analisis Historis
”Amarilli, Mia Bella” merupakan lagu Italia yang indah untuk solo
vokal karya komponis Giulio Cacini (1545-1618), pada era Renaisance.
Giulio Caccini (1545-1618) adalah seorang komponis, guru, dan penyanyi
dari Italia pada zaman Renaisance akhir sampai Barok awal dan juga ayah
dari komponis Francesca Caccini. Di Roma, ia belajar lute, viol, harpa, dan
puncaknya menjadi seorang penyanyi. Ia menulis musik untuk opera
Euridice (1600-1602), dan Intermedio (1589). Karya yang lainnya adalah
Le nouve musiche (1602) yang merupakan koleksi lagu-lagu dan solo
madrigals (lagu dari puisi pendek tentang cinta). Di dalamnya terdapat
lagu yang paling terkenalnya, yaitu ”Amarilli, mia bella”.
2. Analisis Struktural
Kata ”Amarilli” dari judul ”Amarilli, Mia Bella” atau ”Amarilli, my
beautiful one” sering diartikan sebagai seorang penggembala wanita di

19

suatu desa di Italia. Sehingga isi dari komposisi ini adalah tentang cinta;
kekaguman yang begitu dalam akan kecantikan Amarilli, dengan penuh
percaya dan tanpa adanya keraguan sedikitpun untuk mencintai Amarilli.
Berikut ini syair dan artinya:

Amarilli, mia bella,
Amarilli, seorang yang kusayangi,
non credi, o del mio cor Dolce desio
apakah engkau tidak percaya, oh pujaan hatiku
Desser tu l‟amor mio?
Bahwa engkaulah cintaku?
Credilo pur, e se timor t‟assale
Percayalah ini : ketika kegelapan melandamu
Prendi questo mio strale
Ambillah anak panahku, aku mendoakanmu
Aprimi il petto e vedrai scritto il core
Bukalah dadaku dan lihatlah apa yang tertulis di hatiku
Amarilli, Amarilli, Amarilli e il mio amore
Amarilli, kaulah kekasihku.
Tabel 2.10. Analisis Struktural ”Amarilli, Mia Bella”
Birama

Keterangan

1 – 50

Pola : A-B-B-C

1 – 10

Pola A

11 – 27

Pola B

28 – 44

Pola B

44 – 50

Pola C

”Amarilli, Mia Bella” ini terdiri dari 50 birama, dengan pola
musiknya A-B-B-C. Pola A dimulai dari birama 1-10, pola B dari birama
11-27 dan 28-44 dan pola C dari birama 44-50. Dalam komposisi yang
bernada dasar Bes Mayor, bersukat 2/4, dan bertanda tempo moderato ini,
terdapat teknik mordente pada birama 9 dan 31, dan gruppeto pada birama
21, 23, 33, 38, 40, 43, dan 47. Rentang dinamika dari pianissimo hinga
forte.

20

3. Analisis Teknik
Komposisi yang bernada dasar Bes Mayor, bersukat 2/4, dan
bertanda tempo moderato (tempo 54-63) ini, dinyanyikan dengan ”bel
canto” atau menyanyi yang indah, yakni menyanyikan dengan tekanan
suara yang lembut, legato atau menyambung tidak terputus disertai dengan
pemenggalan frasa kalimat yang baik serta diperindah dengan memakai
teknik mordente dan gruppeto. Dengan adanya rentang dinamika dari
pianissimo hinga forte serta adanya tanda crescendo dan decrescendo di
beberapa tempat, menjadikan semakin indah untuk dinyanyikan.
I. ”Bist du bei mir”
1. Analisis Historis
”Bist du bei mir” ini merupakan suatu aria yang ditemukan dari
notebook Anna Magdalena Bach, yang kemudian disusun oleh Gottfried
Heinrich Stolzel, dan dikumpulkan oleh J.S.Bach ke dalam BWV 508.
Biasanya dinyanyikan pada acara pernikahan, pemakaman, dan sesekali di
pelayanan gerejawi.
Johann Sebastian Bach adalah seorang komponis Jerman yang lahir
pada 31 Maret 1685 di Eisenach, Jerman dan meninggal pada 28 Juli 1750
di Leipzig, Jerman, pada era Barok. Ia mempunyai dua istri, Maria Barbara
Bach (1707-1720) dan Anna Magdalena Bach (1721-1750). Ia menggubah
musik untuk alat musik organ, harpsichod, clavicord, dan orkestra.
Pada 1950 diluncurkan sebuah katalog tematik yang disebut Bach
Werke Verzeichnis (BWV) yang berisi kumpulan karya-karya JS Bach
yang disusun dan diurutkan sedemikain rupa, sehingga menjadi sebuah
katalog. BWV 1-224 berisi kantata, BWV 225-249 berisi karya choral
yang panjang, termasuk di dalamnya ”Passions”; BWV 250-524 berisi
beberapa choral dan lagu-lagu rohani, termasuk di dalamnya ”Bist du bei
mir”. BWV 525-748 berisi karya-karya organ, BWV 772-994 berisi karyakarya keyboard. BWV 995-1000 berisi musik lute, BWV 1001-1040 berisi

21

musik kamar, BWV 1041-1071 berisi musik orkestra dan BWV 1072-1126
berisi canon dan fugue.

2. Analisis Struktural
Teks dari ”Bist du bei mir” merupakan puisi pendek dengan 31 kata
dalam bahasa Jerman, yang lembut dan bersifat perenungan. Berikut ini
syair dan terjemahannya:
Bist du bei mir, geh ich mit Freuden
Jika Engkau bersamaku, aku akan pergi dengan sukacita
Zum Sterben und zu meiner Ruh
menuju kematian dan di peristirahatanku yang terakhir
Ach, wie vergnugt war so mein Ende
Batapa bahagianya, betapa lembutnya kematianku
Es druckten deine lieben Hande
Jika Engkau bersamaku, di mana pun aku berada
Mir die getreuen Augen zu
Seiring dengan mata imanku yang tertutup perlahan
Tabel 2.11. Analisis Struktural ”Bist du bei mir”
Birama

Keterangan

1 – 45

Pola : A-A'-B-B'-A'

1–9

Pola A

10 – 18

Pola A'

19 – 27

Pola B

28 – 36

Pola B'

37 – 45

Pola A'

”Bist du bei mir” terdiri dari 45 birama, dengan pola musiknya AA'-B-B'-A'. Pola A dimulai dari birama 1-9. Pola A' dari birama 10-18,
yang mana teksnya merupakan repetisi (pengulangan) dari pola A, tetapi
melodinya berbeda. Pola B dari birama 19-27, pola B' dari birama 28-36,
yang mana teksnya merupakan repetisi (pengulangan) dari pola B. Lalu
pada birama 37-45 kembali ke pola A'.

22

Komposisi yang bernada dasar Es mayor dan bersukat 3/4,
berdinamika hanya dari piano hingga mezzo forte, serta adanya tanda
crescendo dan decrescendo di beberapa tempat.

3. Analisis Teknik
”Bist du bei mir” ini dinyanyikan dengan ringan, lembut, dan
bertempo moderato, serta bersifat perenungan. Pengucapan teks berbahasa
Jerman harus jelas dan pencapaian nada As5 harus tepat.
J. ”Jadikan Indah Dunia”
1. Analisis Historis
”Jadikan Indah Dunia” merupakan lagu ciptaan dari Paulus Dwi
Hananto, seorang dosen seni musik di Fakultas Seni Pertunjukan,
Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Lagu ini secara khusus dibuat
dalam rangka Pesparawi Nasional 2015 di Ambon, untuk Lagu Pilihan
Terikat kategori Solo Remaja Putera. Lirik lagu ini dibuat oleh Aurellia
Candida Doretha.
Paulus Dwi Hananto, S.Sn.,M.Sn. lahir di Nganjuk 5 Pebruari 1967.
Pendidikan musiknya diawali dengan kuliah di Institut Seni Indonesia
(ISI) Yogyakarta, dengan mayor gitar, dan lulus sebagai Sarjana Seni pada
1998. Pada 2001 ia mulai mengajar sebagai dosen mayor gitar di FSP
UKSW Salatiga. Pada 2005 meneruskan pendidikannya untuk mencapai
gelar magister (S2) pada minat Penciptaan Seni, di Institut Seni Indonesia
(ISI) Surakarta, dan lulus pada 2007. Beberapa karya yang telah
diciptakannya adalah : Setulus Hatiku MemujiMu (kategori Solo Vokal
Remaja Putra – Pesparawi Nasional 2012 di Kendari), Kristus Mulya
(kategori Paduan Suara Pria - Pesparawi Nasional 2012 di Kendari),
Ngusak-asik (solo gitar - tradisional bali), dan aransemen lagu Si Patokaan
(PSD Campuran)

23

2. Analisis Struktural
”Jadikan Indah Dunia” menceritakan tentang ajakan untuk hidup
dalam kasih Tuhan dengan cara hidup rukun dan damai, sehingga dunia ini
menjadi indah. Teksnya adalah sebagai berikut :
O sungguh alangkah indahnya bila hidup rukun bersama
O sungguh alangkah senangnya bila hidup dalam damai
Kawan sadarilah bahwa kita semua diciptakan berbeda
Mari kita wujudkan perbedaan itu sbagai kekayaan
Jadikan kasih sbagai pengikat asa
Sehati dan sepikir di dalam Tuhan
Mari tumbuh bersama dalam kasihNya
Berbagi suka, berbagi duka raih cita bersama
Tebarkan cinta pada semua, jadikanlah indah dunia
Coda:
Sungguh indah, amat indah hidup dalam kasih Tuhan
Sungguh indah, amat indah kasih Tuhan smakin nyata
Tabel 2.12. Analisis Struktural “Jadikan Indah Dunia“
Birama

Keterangan

1 – 55

Pola : A-B-C-A-B-D

1 – 4/3

Intro

4/4 – 14

Pola A

15 – 22

Pola B

23 – 42

Pola C

43 – 46

Interlude

4/4 – 14

Pola A

15 – 22

Pola B

47 – 55

Pola C : coda

Komposisi ini terdiri dari 55 birama, dengan pola musik A-B-C-AB-D. Pada pola A (birama 1-14), diawali dengan intro musik 4 birama
yang mengalami perubahan sukat 4/4 dan 3/4. Kemudian saat masuk
bagian teks, terdapat perubahan tanda sukat 4/4 dan 2/4. Pola B (birama

24

15-22) bertanda sukat 3/4. Pada pola C (birama 23-42) juga terdapat
perubahan sukat 3/4 dan 4/4. Setelah interlude musik pada birama 43-46,
lalu kembali ke bagian awal pola A dan pola B, dan akhirnya menuju
coda, yaitu pola D (birama 47-55), yang merupakan suatu kesimpulan dari
komposisi ini.

3. Analisis Teknik
Secara keseluruhan, komposisi ini dinyanyikan dengan tempo
moderato espressivo (tempo sedang dan penuh perasaan). Pencapaian nada
F5 harus dilakukan dengan tepat, dan pada bagian akhir lagu dinyanyikan
dengan lebih ditahan dan lembut.
K. “Comfort ye my people” dan “Ev‟ry valley”
1. Analisis Historis
Komposisi ini merupakan 2 lagu awal (setelah simfony) pada babak
pertama dari oratorio Messiah karya G.F. Handel (1685-1759) di era
Barok. Dalam oratorio Messiah ini, struktur musiknya terdiri dari chorus
dan solo singing. Hanya ada 2 bagian yang murni instrumental, yaitu
bagian overture dan Pifa. Ada pula bagian duet atau kombinasi solo dan
chorus. Solo biasanya terdiri dari kombinasi aria dan recitative, seperti
pada kedua lagu ini.

2. Analisis Struktural
a. ”Comfort ye my people”
Teks “Comfort ye my people” ini berasal dari Alkitab, yaitu
Yesaya 40 : 1-3 (Versi King James), yang menceritakan tentang seruan
nabi Yesaya yang menyampaikan suara Tuhan tentang adanya
keselamatan untuk bangsa yang di dalam pembuangan. Teks dan
terjemahannya adalah sebagai berikut :
1)

Comfort ye, comfort ye, my people, saith your God,
Hiburkanlah, hiburkanlah umatKu, demikian firman Allahmu,

25

2)

Speak ye comfortably to Jerualem, and cry unto her,
Tenangkanlah hati Yerusalem dan serukanlah kepadanya,
that her warfare is accomplished, that her iniquity is pardoned:
bahwa perhambaannya sudah berakhir, kesalahannya telah diampuni
for she hath received of the Lord‟s hand double for all her sins.
sebab ia telah menerima hukuman dari tangan Tuhan, karena segala
dosanya
3)

The voice of him that crieth in the wilderness
Ada suara yang berseru-seru, persiapkanlah di padang gurun
prepare ye the way of the Lord,
jalan untuk Tuhan
make straight in the desert a highway for our God
luruskanlah di padang belantara, jalan raya bagi Allah kita
Tabel 2.13. Analisis Struktural “Comfort ye my people“
Birama

Keterangan

1 – 29

Aria

1–3

Intro

4 – 13

Pola A

14 – 19/2

Pola B

19/4 – 29

Pola C

30 – 37

Recitative

“Comfort ye my people” mempunyai jumlah birama 37 birama.
Terdiri dari dua bagian, yaitu aria dan recitative. Bagian aria (birama
1-29) mempunyai pola musik Intro-A-B-C. Dimulai dari intro (birama
1-3), pola A (birama 4-13), pola B (birama 14-19/2),dan pola C
(birama19/4-29). Bagian recitative terdapat pada birama 30-37 yang
dinyanyikan tidak harus sesuai dengan nilai nada yang tertulis. Dalam
komposisi yang bersukat 4/4, bernada dasar E mayor, dan bertempo
larghetto e piano ini, terdapat istilah ad libitum yang berarti bernyanyi
sesuai keinginan penyanyi (birama 8), dan di birama 12,13,26 juga
terdapat tanda ornamentasi [tr]/trill, yang merupakan salah satu ciri dari

26

komposisi di era barok; serta beberapa not yang dinyanyikan secara
appoggiatura (birama 20, 34, 35, dan 37).
b. ” Ev‟ry valley”
Teks lagu ”Ev‟ry valley” berasal dari Alkitab, yaitu Yesaya 40 : 4
(Versi King James). Berikut ini teks dan terjemahannya :
Ev‟ry valley shall be exalted,
Setiap lembah harus ditutup
and every mountain and hill shall be made low:
dan setiap gunung dan bukit diratakan
and the crooked shall be made straight,
tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata
and the rough places plain.
dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran
Tabel 2.14. Analisis Struktural ”Ev‟ry valley”
Birama

Keterangan

1 – 84

Intro-A-B-Ending

1–9

Intro

10 – 43

Pola A

44 – 76

Pola B

76 – 84

Ending

”Ev‟ry valley” yang terdiri dari 84 birama ini, merupakan aria
untuk tenor, yang mana mengarah menuju Adven (masa penantian).
Suaranya diilustrasikan dengan menyanyi secara melismatis (satu suku
kata atau huruf dinyanyikan dengan not yang panjang dan bervariasi),
seperti terlihat di kata ”exalted”(birama 1-19, 21-24, 47-51, 56-58) dan
pada kata ”plain” yang dilukiskan dengan not yang panjang (birama
30-32, 36-39 ). Juga pada kata ”crooked” (berbukit) dilukiskan dengan
not yang bervariasi naik dan turun.
Komposisi yang bernada dasar E mayor, bersukat 4/4, dan
bertempo andante ini mempunyai pola musik A-B, dimulai dengan

27

intro sepanjang 9 birama, pola A pada birama 10-43, pola B pada
birama 44-76, dan diakhiri dengan ending pada birama 76-84. Pada
birama 74 terdapat tempo yang berubah menjadi adagio (lambat) dan
triler pada birama 75, yang menjadi cadence untuk mengakhiri lagu ini.

3. Analisis Teknik
a. “Comfort ye my people”
“Comfort ye my people” secara keseluruhan dinyanyikan dengan
tempo lambat dan lembut. Kemampuan dan kreativitas penyaji diuji
saat adanya tanda ornamentasi ad libitum (bernyanyi sesuai keinginan
penyanyi), [tr]/trill, dan beberapa not yang dinyanyikan secara
appoggiatura. Pada bagian recitative, dinyanyikan bebas seperti orang
berbicara, tidak harus sesuai dengan nilai nada yang tertulis.
b. ”Ev‟ry valley”
”Ev‟ry valley” dinyanyikan dengan tempo andante, berkesan
tegas dengan adanya not seperenambelasan dan teks yang melismatis.
Untuk bagian melismatis, diperlukan pernafasan yang panjang dan
konstan, serta menahan rongga diafragma agar tetap kuat.

28