Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dalam Vinegar Apel dan Sodium Hipoklorit terhadap Jumlah Candida albicans

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Basis gigi tiruan merupakan bagian dari gigi tiruan yang berada di atas linggir
sisa yang bersandar pada jaringan lunak rongga mulut, sekaligus berperan sebagai
tempat melekatnya anasir gigi tiruan dan sebagai pendukung jaringan lunak di sekitar
gigi.1-4 Basis gigi tiruan dapat terbuat dari bahan logam atau non-logam. Basis gigi
tiruan yang terbuat dari bahan logam contohnya emas, aluminium, stainless steel, dan
kobalt-kromium, sementara basis gigi tiruan dari bahan non-logam dapat dibuat dari
resin. Resin dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat termalnya, yaitu resin
termoplastik dan resin termoset.3-5 Berbeda dengan resin termoplastik, resin termoset
merupakan resin yang hanya dapat dibentuk sekali dan tidak dapat dilunakkan lagi,
contohnya amino resin, fenol-formaldehid, silikon dan resin akrilik polimerisasi
panas (RAPP).6,7
Resin akrilik polimerisasi panas pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Walter
Wright pada tahun 1937 sebagai bahan basis gigi tiruan. Sejak tahun 1946 banyak
dipergunakan oleh praktisi dokter gigi untuk membuat basis gigi tiruan yaitu sekitar
98% karena memiliki beberapa keuntungan, seperti nilai estetis yang baik,

biokompatibel, tidak larut dalam cairan mulut meskipun dapat menyerap air, warna
dapat dibuat mirip dengan gingiva, mudah dimanipulasi, dapat direparasi, dan harga
yang relatif murah.8-12 Meskipun demikian, RAPP ini juga memiliki kerugian yaitu
porositas dan kekasaran permukaan yang cukup tinggi, sehingga permukaan basis gigi
tiruan yang kasar karena tidak dipoles seperti bagian yang menghadap ke jaringan
mukosa akan lebih mudah untuk melekat sisa makanan dan apabila tidak dibersihkan
setiap hari maka dapat menjadi tempat akumulasi plak, kalkulus dan berkembangnya
spesies mikroba.11-14 Akumulasi plak dapat bertindak sebagai pembawa infeksi dan
prasyarat melekatkan berbagai jenis jamur ke permukaan basis gigi tiruan RAPP

Universitas Sumatera Utara

2
sehingga jamur berkolonisasi ke mukosa rongga mulut dan berkembang menjadi
penyakit denture stomatitis.15-17
Denture stomatitis adalah penyakit yang paling sering diderita oleh pemakai
gigi tiruan lepasan. Menurut Dwiatmoko S, dkk. (2011), 35-50% pemakai gigi tiruan
penuh lepasan dan 10-70% pemakai gigi tiruan sebagian lepasan menderita denture
stomatitis.13 Denture stomatitis memiliki etiologi multifaktorial, termasuk faktor lokal
yaitu jamur Candida albicans yang dilaporkan oleh Mota ACLG, dkk (2015) dan de

Castro RD, dkk. (2015) sebagai agen etiologi utama.15-22 Kebersihan gigi tiruan yang
buruk, gigi tiruan yang kurang pas, faktor sistemik, penggunaan antibiotik
sembarangan, serta memakai gigi tiruan di malam hari menyebabkan penurunan laju
aliran saliva di bawah permukaan gigi tiruan tersebut dapat menjadi faktor
predisposisi terjangkitnya denture stomatitis.13,16-18 Perawatan denture stomatitis
dapat dilakukan dengan menginstruksikan pasien untuk melepaskan gigi tiruan setiap
malam hari selama 8 jam, menggunakan agen antijamur serta menjaga kebersihan
rongga mulut dan gigi tiruannya.15-18,20-25
Pembersihan gigi tiruan dapat dilakukan dengan metode mekanis, kemis atau
kombinasi keduanya.17,20 Metode mekanis yang paling umum digunakan adalah
menyikat gigi tiruan dengan sikat gigi dan air, pasta gigi atau sabun cair atau
menggunakan alat ultrasonik, namun metode ini kurang cocok untuk perawatan gigi
tiruan RAPP jika dilakukan penyikatan yang terlalu keras atau terlalu sering dapat
merusak permukaan menjadi kasar karena basis gigi tiruan RAPP memiliki ketahanan
abrasif yang relatif buruk. Pembersihan gigi tiruan metode kemis dilakukan dengan
cara merendam gigi tiruan dalam larutan bahan pembersih kimia.17,20,24-26 Beberapa
bahan pembersih kimia yang disarankan untuk desinfeksi basis RAPP antara lain
bahan yang mengandung alkalin hipoklorit, alkalin peroksida, enzim (protease dan
mutanase), asam (fosfat dan benzoat), desinfektan (klorheksidin diglukonat dan
sodium hipoklorit).24-29

Dalam pemilihan bahan pembersih gigi tiruan sebagai agen desinfektan, salah
satu yang harus diperhatikan ialah kompatibilitasnya dengan jaringan mulut serta
terhadap sifat fisis, mekanis, atau kemis dari basis gigi tiruan RAPP tersebut.14,16

Universitas Sumatera Utara

3
Persyaratan bahan pembersih gigi tiruan yang ideal umumnya memiliki
karakteristik tidak toksik, mudah dihilangkan dan tidak meninggalkan bahan yang
bersifat mengiritasi, mempunyai kemampuan menghancurkan atau melarutkan
seluruh tumpukan deposit bahan organik dan anorganik seperti kalkulus, tidak
merusak bahan-bahan dalam pembuatan basis, anasir gigi tiruan, dan soft liners, tidak
merusak pakaian dan bahan lainnya apabila tidak sengaja tertumpah, stabil dalam
penyimpanan jangka panjang, harga relatif murah serta bersifat bakterisida dan
fungisida.20,22,24-27 Namun, pada beberapa bahan pembersih kimia terdapat zat tertentu
dari larutan yang dapat berpenetrasi ke dalam basis dan tidak dapat dibersihkan
secara tuntas dengan cara pencucian sehingga dapat menyebabkan terjadinya
perubahan warna dan merusak basis gigi tiruan.14,20
Saat ini, telah banyak diperdagangkan bahan pembersih kimia yang dapat
menghambat pertumbuhan mikroorganisme terutama Candida albicans, salah satu

diantaranya adalah sodium hipoklorit (NaOCl) yang menjadi gold standar larutan
bahan pembersih gigi tiruan dan paling umum digunakan selama lebih dari 100 tahun
karena telah memenuhi banyak persyaratan sebagai bahan pembersih gigi tiruan yang
ideal.19,23,30-32 Bernabe, dkk. (2004) melaporkan bahwa tidak ada pengurangan jumlah
Candida albicans dengan menggunakan 0,5% sodium hipoklorit dan sabun kelapa
sebagai agen antimikroba.17 Menurut da Silva PMB, dkk. (2010) dalam penelitiannya
yang berjudul analisis secara mikroskopis terhadap biofilm Candida albicans pada
permukaan RAPP setelah perendaman dalam klorheksidin glukonat dan sodium
hipoklorit. Hasilnya menunjukkan bahwa sodium hipoklorit 1% dan 2% lebih efektif
menghilangkan seluruh biofilm Candida albicans pada permukaan RAPP jika
dibandingkan dengan klorheksidin 4%.32 Sodium hipoklorit ini memiliki kekurangan
seperti bau dan rasa tidak sedap, dapat meningkatkan kekasaran dan menurunkan
kekerasan serta apabila terus menggunakannya dapat menyebabkan perubahan warna
pada basis gigi tiruan RAPP.17-20,23,25-27,31
Seiring dengan tumbuhnya kesadaran akan dampak buruk berbagai bahan
pembersih kimia, maka saat ini telah banyak dilakukan penelitian untuk menemukan
bahan pembersih gigi tiruan alternatif sebagai pilihan lain dari bahan pembersih yang

Universitas Sumatera Utara


4
sudah ada.17,21 Banyak penelitian diarahkan kepada pemanfaatan bahan pembersih
alami yang mengandung sifat desinfektan untuk dijadikan sebagai bahan pembersih
gigi tiruan alternatif, salah satu diantaranya adalah vinegar. Vinegar adalah larutan
asam asetat yang dihasilkan melalui dua tahap proses fermentasi, yaitu proses
fermentasi gula atau pati menjadi etanol oleh khamir, kemudian difermentasi kembali
dengan proses oksidasi etanol menjadi vinegar. Vinegar banyak digunakan dalam
industri pengolahan makanan, industri farmasi, dan industri kimia.20 Beberapa jenis
vinegar diberi nama berdasarkan bahan baku yang digunakan seperti vinegar murni,
vinegar beras, vinegar anggur, vinegar apel, dan lain-lain.33-36
Vinegar yang paling sering tersedia di dapur rumah tangga penduduk
Indonesia adalah vinegar apel yang dapat dibuat sendiri dari sari buah apel yang telah
mengalami fermentasi alkohol dengan menggunakan kulit, biji, maupun daging buah
apel itu sendiri.17,33,36 Vinegar apel juga mudah ditemukan di pasaran dengan harga
relatif murah, yaitu dengan konsentrasi asam asetat sekitar 5% sampai 6%.16,24,37
Vinegar apel juga memiliki potensi antimikroba terutama sifat anti-Candida. Berbeda
dengan sodium hipoklorit, penggunaan vinegar tidak meninggalkan bau dan rasa
tidak sedap serta tidak menyebabkan perubahan warna pada basis RAPP.15-17,20
Menurut Ostrosky EA, dkk. (2008) bahwa kandungan asam asetat dalam
vinegar akan menunjukkan mekanisme kerja yang dapat menyebabkan potensi

hidrogen menjadi berkurang untuk memfasilitasi terjadinya difusi asam, sehingga
dapat melintasi membran plasma dari sel jamur dan terjadi apoptosis sel.16,38
Sementara, menurut Suskovic Hs, dkk. (2010) terjadi pengaruh penghambatan oleh
asam asetat terhadap enzim 14α-lanosterol-demethylase yang terlibat dalam
pembentukan ergosterol yang sangat penting untuk mempertahankan integritas
membran plasma jamur.16 Selain memiliki kandungan utama asam asetat,16,22,24
vinegar apel juga memiliki kandungan kimia lainnya seperti asam malat, asam
hidroklorida, asam amino, senyawa fitokimia, senyawa polifenol yang berasal dari
buah apel, bahan baku vinegar ini.15,21,25,26,37,39 Sebagian besar bahan baku alami yang
digunakan untuk memproduksi vinegar adalah buah-buahan, seperti anggur, apel, dan
lain-lain. Apel sering digunakan sebagai bahan baku alami karena banyak tumbuh di

Universitas Sumatera Utara

5
Indonesia, mudah didapat dengan harga yang relatif murah, dan memiliki berbagai
manfaat tanpa efek samping yang merugikan. Apel memiliki sifat antibakteri dan
antifungi karena memiliki kandungan tanin berkonsentrasi tinggi dan katekin.20,36,40
Sifat antifungi tanin diketahui dari kemampuannya dalam mengganggu struktur
membran sel dan menghambat proses reproduksi vegetatif Candida albicans. Tanin

dapat menghambat biosintesis ergosterol yang merupakan sterol utama dalam
membran sel Candida. Sterol ini bertanggung jawab atas fluiditas dan permeabilitas
membran, sehingga jika sterol tidak terbentuk maka membran sel Candida akan
terganggu fungsinya.40 Pada kulit apel juga terdapat kandungan flavonoid turunan
senyawa polifenol seperti kuersetin, phloridzin, asam klorogenik dan katekin. Katekin
merupakan golongan flavonoid yang memiliki peran sebagai agen antifungi.21,37,41
Studi in vivo dan in vitro menunjukkan bahwa flavonoid memiliki aktivitas
antimikroba yaitu dengan mendenaturasi ikatan protein sehingga membran sel
Candida albicans menjadi lisis. Akibatnya sel tersebut masuk ke dalam inti sel
sehingga jamur tidak berkembang.31,36,40,41
Penelitian awal yang dilakukan Basson, dkk. (1992) telah menunjukkan
adanya efektivitas vinegar murni sebagai agen desinfeksi untuk pembersih gigi tiruan
dalam membunuh mikroorganisme.17,20 Selanjutnya Pinto TM,dkk. (2008) melakukan
penelitian dengan merendam gigi tiruan penuh dalam red wine vinegar 10% dan
dalam NaCl 0,9% yang digunakan sebagai kontrol negatif, kemudian dilakukan
perendaman setiap malam selama 8 jam dalam kurun waktu 45 hari dan jumlah jamur
Candida dianalisis. Hasilnya menunjukkan terjadi pengurangan yang signifikan pada
jumlah kasus denture stomatitis yaitu 70,8% dari 55 populasi pemakai gigi tiruan
penuh yang diteliti dengan perendaman menggunakan red wine vinegar 10% jika
dibandingkan NaCl 0,9%, terutama pada pasien denture stomatitis.17,20 Penelitian

Silva FC, dkk. (2008) menunjukkan bahwa vinegar alkohol murni dapat menghambat
perlekatan mikroorganisme ke permukaan resin akrilik, termasuk Candida albicans.16
Hasil penelitian Jafari AA, dkk. (2012) melaporkan bahwa perendaman gigi tiruan
selama 8 jam dengan white vinegar 10% sebanding dengan sodium hipoklorit 1%
yang efektif untuk menghilangkan 100% sel Candida albicans dan white vinegar 5%

Universitas Sumatera Utara

6
yang efektif menghilangkan 99% sel Candida albicans yang melekat ke permukaan
gigi tiruan.20 Penelitian de Castro, dkk. (2015) secara in vitro telah menunjukkan
bahwa vinegar alkohol 10% dapat mencegah perlekatan Candida albicans ke
permukaan basis gigi tiruan RAPP serta memiliki efek fungistatik dan fungisida
dengan aksi fungisida yaitu setelah 120 menit perendaman.16 Penelitian Mota ACLG,
dkk. (2015) melaporkan bahwa vinegar apel 4% menunjukan efek fungisida terhadap
Candida spp. karena memiliki kandungan asam malat yang bersifat bakterisida dan
fungisida sebanding dengan nistatin, sehingga dapat menjadi pilihan perawatan
alternatif untuk pasien denture stomatitis.15

1.2 Permasalahan

Resin akrilik polimerisasi panas telah banyak dipergunakan sejak tahun 1946
oleh praktisi dokter gigi yaitu sekitar 98% karena memiliki beberapa kelebihan.
Meskipun demikian, RAPP ini juga memiliki kekurangan yaitu porositas dan
kekasaran permukaan yang cukup tinggi, permukaan basis gigi tiruan yang kasar
karena tidak dipoles seperti bagian yang menghadap ke jaringan akan lebih mudah
untuk melekat sisa makanan dan apabila tidak dibersihkan setiap hari maka dapat
menjadi tempat akumulasi plak. Akumulasi plak dapat bertindak sebagai pembawa
infeksi sehingga dapat berkolonisasi ke mukosa rongga mulut dan berkembang
menjadi penyakit denture stomatitis. Perawatan denture stomatitis salah satunya
dengan menginstruksikan pasien untuk menjaga kebersihan rongga mulut dan gigi
tiruannya. Pembersihan gigi tiruan dapat dilakukan dengan metode mekanis, kemis
atau kombinasi keduanya. Saat ini, telah banyak diperdagangkan bahan pembersih
kimia salah satunya sodium hipoklorit, namun larutan ini memiliki kekurangan
seperti bau dan rasa yang tidak sedap, perubahan warna, dan apabila terus
menggunakannya dapat menyebabkan kekasaran pada permukaan basis gigi tiruan
RAPP sehingga banyak dilakukan penelitian untuk menemukan bahan pembersih gigi
tiruan alternatif, salah satunya vinegar. Vinegar mudah ditemukan di pasaran dengan
konsentrasi asam asetat yang sudah ditentukan yaitu 5% sampai 6,23% dengan harga
yang relatif murah, dan memiliki potensi antimikroba, terutama sifat anti-Candida.


Universitas Sumatera Utara

7
Apel memiliki sifat antifungi karena memiliki kandungan kimia turunan senyawa
polifenol yaitu tanin berkonsentrasi tinggi dan katekin. Penelitian Pinto TM, dkk.
(2008) merendam gigi tiruan penuh dalam red wine vinegar 10% dan NaCl 0,9%
sebagai kontrol setiap malam selama 8 jam dan hasilnya terjadi pengurangan yang
signifikan pada jumlah kasus denture stomatitis yaitu 70,8% dari 55 populasi
pemakai gigi tiruan penuh yang diteliti. Penelitian Jafari AA, dkk. (2012) melaporkan
bahwa perendaman gigi tiruan dalam white vinegar 10% sebanding dengan sodium
hipoklorit 1% yang efektif untuk menghilangkan 100% sel Candida albicans dan
white vinegar 5% menghilangkan 99% sel Candida albicans yang melekat ke
permukaan gigi tiruan. Penelitian Mota ACLG, dkk. (2015) melaporkan bahwa
vinegar apel 4% menunjukan efek fungisida terhadap Candida spp. karena memiliki
kandungan asam malat yang bersifat bakterisida dan fungisida sebanding dengan
nistatin, sehingga dapat menjadi pilihan perawatan alternatif untuk pasien denture
stomatitis. Dari uraian diatas timbul pemikiran untuk memanfaatkan vinegar sebagai
salah satu pembersih gigi tiruan alternatif, khususnya di daerah kota Medan distribusi
produk vinegar yang paling banyak dijual di pasaran adalah jenis vinegar apel dengan
konsentrasi 5% dan 6,23%. Hingga saat ini, belum ada penelitian yang dilakukan

untuk melihat pengaruh perendaman basis gigi tiruan RAPP dalam vinegar apel 5%
dan 6,23%. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin meneliti apakah ada pengaruh
perendaman basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas dalam vinegar apel dan
sodium hipoklorit terhadap jumlah Candida albicans.

1.3 Rumusan Masalah
1. Berapa jumlah Candida albicans setelah dilakukan perendaman basis gigi
tiruan RAPP dalam vinegar apel 5%, vinegar apel 6,23%, sodium hipoklorit 1%, dan
NaCl 0,9% selama 8 jam?
2. Apakah ada pengaruh perendaman basis gigi tiruan RAPP dalam vinegar
apel 5%, vinegar apel 6,23%, sodium hipoklorit 1%, dan NaCl 0,9% selama 8 jam
terhadap jumlah Candida albicans?

Universitas Sumatera Utara

8
3. Apakah ada perbedaan pengaruh antara perendaman basis gigi tiruan RAPP
dalam vinegar apel 5%, vinegar apel 6,23%, dan sodium hipoklorit 1% selama 8 jam
terhadap jumlah Candida albicans?

1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui jumlah Candida albicans setelah dilakukan perendaman
basis gigi tiruan RAPP dalam larutan vinegar apel 5%, vinegar apel 6,23%, sodium
hipoklorit 1%, dan NaCl 0,9% selama 8 jam.
2. Untuk mengetahui pengaruh perendaman basis gigi tiruan RAPP dalam
vinegar apel 5%, vinegar apel 6,23%, sodium hipoklorit 1%, dan NaCl 0,9% selama 8
jam terhadap jumlah Candida albicans.
3. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara perendaman basis gigi tiruan
RAPP dalam vinegar apel 5% vinegar apel 6,23%, dan sodium hipoklorit 1% selama
8 jam terhadap jumlah Candida albicans.

1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
1. Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi perkembangan ilmu
pengetahuan Kedokteran Gigi khususnya dibidang Prostodonsia.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan atau
kontribusi untuk penelitian selanjutnya.

1.5.2 Manfaat Praktis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada dokter
gigi mengenai efektifitas vinegar apel dalam menghambat jumlah Candida albicans
dibandingkan sodium hipoklorit.
2. Sebagai bahan masukan bagi industri yang memproduksi bahan pembersih
gigi tiruan agar dapat meningkatkan dan memanfatkan bahan-bahan alami seperti
vinegar apel untuk bahan pembersih gigi tiruan.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dalam Ekstrak Daun Sirsak Dan Klorheksidin Terhadap Jumlah Candida albicans

9 46 85

Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dalam Vinegar Apel dan Sodium Hipoklorit terhadap Jumlah Candida albicans

1 54 107

Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dalam Vinegar Apel dan Sodium Hipoklorit terhadap Jumlah Candida albicans

0 1 16

Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dalam Vinegar Apel dan Sodium Hipoklorit terhadap Jumlah Candida albicans

0 0 2

Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dalam Vinegar Apel dan Sodium Hipoklorit terhadap Jumlah Candida albicans

0 0 30

Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dalam Vinegar Apel dan Sodium Hipoklorit terhadap Jumlah Candida albicans

1 6 6

Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dalam Vinegar Apel dan Sodium Hipoklorit terhadap Jumlah Candida albicans

0 1 8

Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dalam Ekstrak Daun Sirsak Dan Klorheksidin Terhadap Jumlah Candida albicans

0 1 14

Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dalam Ekstrak Daun Sirsak Dan Klorheksidin Terhadap Jumlah Candida albicans

0 0 2

Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dalam Ekstrak Daun Sirsak Dan Klorheksidin Terhadap Jumlah Candida albicans

1 1 7