pengenalan bahan kimia

PERCOBAAN II
PENGENALAN BAHAN KIMIA
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan ini yaitu membedakan wujud zat kimia dan menjelaskan
kelarutan garam dalam air
II. TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan percoaan wujudnya, bahan kimia dapat digolongkan
menjadi tigan kelompok padat, cair, dan gas.
1. Bahan kimia yang berbentuk padat
Menurut bentuk dan keadaanya golongan ini dibagi menjadi beberapa
jenis lagi, yaitu :
a. kristal
b. pita (band)
c. pellet
d. potongan-potongan (stick)
e. fusel (remukan)
f. sublimasi
g. butiran (granular)
h. kawat (foil)
i. tablet
j. flake (kepingan atau lempeng)

k. sheet (lembaran)
l. lump (gumpalan)
2. Bahan kimia berbentuk cair
Jenis bahan kimia ada yang berupa larutan yang berupa zat murni.
Kemurnian atau kadarnya dapat dilihat pada label yang tertera pada botol
dan kemasannya, broom, gliserin, dan beberapa jenis minyak tertentu
dapat berupa zat murni atau mendekati murni, sedangkan asam klorida,
asam nitrat, amioniak biasanya berupa larutan dalam air. Beberapa bahan

kimia jenis ini jika tutup botolnya dibuka akan mengeluarkan uap yang
sangat berbahaya, misalnya brom, uap NO2 dari asam nitrat dan eter.
Karena itu pekerjaannnya harus dilakukan di lemari asam.(Harjadi, 1990).
3. Bahan kimia berbentuk gas
Kemasan bahan kimia jenis biasanya berupa bejana besi atau logam
lain yang tahan terhadap tekanan dan tidak korosif. Bahan kimia jenis ini
antara lain oksigen, asetilen, elpiji dan gas SO 2. Oksigen, asetilen dan
elpiji biasanya digunakan untuk keperluan pembakaran, sedangkan SO 2
digunakan untuk kepentingan kromotografi gas.(Harjadi, 1990).
Bahan kimia merupakan segala zat yang meniliki massa, volume, dan
sifat tertentu sehingga dapat diamati dengan panca indera. Bahan kimia

juga dikelompokkan menjadi dua golongan besar, yaitu bahan kimia yang
tersedia di alam dan bahan kimia buatan atau sintetis.(Norman L, 1976).
1. Bahan kimia yang tersedia di alam
Bahan kimia yang tersedia di alam di antaranya bentuk hasil
tambang/mineral seperti emas, perak, besi, timah, sulfur, uranium,
alumunium; minyak bumi beserta derivatnya seperti bensin, solar, minyak
tanah, oli; produk pertanian/perkebunan seperti karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, dan mineral.(Norman L, 1976).
2. Bahan kimia sintetis
Bahan kimia sintetisdikelompokkan menjadi dua golongan yaitu bahan
kimia yang dibuat secara kimiawi dan secara metabolit ( menggunakan
mikroorganisme ).(Norman L, 1976).
Bahan kimia dibuatsecara kimiawi diantaranya PVC, fiber glass,
plastik, aditif makanan ( Pemanis sintetis : sakari, siklamat, aspartam),
pengasam sintetis (asam sitrat,asam asetat), pengawet sintetis ( tartrazine,
metilen blue ), cita rasa sintetis ( vanilin, menthol ), serta bahan kimia
yang digunakan di laboraturium ( asam sulfat, asam klorida, amonium
klorat, perak nitrat, kalium permanganat, natrium thiosulfat dan natrium
hidroksida).(Allinger,1976)
Bahan kimia yang dibuat secara metabolit antara lainasam cuka (hasil

fermentasi dari air kelapa).(Allinger,1976)

3. Manfaat Bahan Kimia
Banyak sekali manfaat dari adanya bahan kimia ini, terutama akan
kehadirannya bahan kimia sintetis. Misalnyadalam kegiatan mencuci,
memproduksi makanan dan minuman digunakan pemanis, pengawet,
pemucat, perenyah, pewarna, pelembut, pengemulsi; pada kegiatan
peternakan seringdigunakan obat-obatan; saat berkebun atau bertani
digunakan pupuk atau pestisida. Di dunia kedokteranpun kehadiran bahan
kimia sangat diperlukan, terutama yang berkenaan dengan obat-obatan.
(Norman L, 1976)
Label yang terdapat pada kemasan bahan kimia berisi tulisan nama
bahan kimia dan keterangan-keterangan tersebut biasanya berupa
singkatan-singkatan yang harus dimengerti betul oleh pembuat reagen agar
dapat menggunakan atau memperlakukan bahan kimia sebaik-baiknya.
Arti dari singkatan-singkatan yang terdpat pada label kemasan bahan
kimia adalah sebgai berikut :
p.p.

: pure analisis yaitu zat murni untuk kepentingan-


kepentingan pekerjaan analisa
G.R.

: Graduated Reagent atau reagen bergaransi

Kg

: kilogram

g

: gram

mg

: milligram

l


: liter

m3

: meter kubik

p.p.m

: part per million (bagian persejuta)

p.p.b

: part per billion (bagian perseribu juta)

BP

: boiling point (titik didih)

BR


: Boiling range (trayek titk didih)

MP

: melting point (titik lebur)

MR

: melting renge (trayek titik lebur)

d,D

: dextroratotatory (putar kanan)

d,l

: dextro levoratatory yaitu campuran zat opsis aktif dimana

susunan yang putar kiri dan putar kanan sama banyaknya.


l,l

: levarotatory (putar kiri)

m

: meta

o

: orto

p

: para

s

: simetrik


sec

: sekunder

tert

: tersier (Arifin, 1995).

III. ALAT DAN BAHAN
A.

Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah beker gelas,
pengaduk, cawan petri, tabung reaksi, pipet dan rak.

B.

Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah KNO3,
Sr(NO3)2, Ba(NO3)2, Na2SO4, Ca2SO4, CuSO4, NaCl, KCl, Na3PO4,

Ca3(PO4)2, MnO2 ─ Mn (IV), KMnO4 ─ Mn (VII), K2Cr2O7 ─ Cr (VI),
Natrium nitrat, Barium Nitrat, dan Kobalt (II) Nitrat.

IV. PROSEDUR KERJA
1.

Menyiapkan alat seperti beker gelas, pengaduk, cawan petri,
tabung reaksi, pipet dan rak dan bahan yang digunakan KNO3, AgNO3,
Ca2SO4,F2SO4, COSO4, NaCl, KCl, MgCl2, Na3PO4, Ca3(PO4)2, KCl,
KMnO4 – Mn (VII), Natrium nitrat, Barium nitrat, yang telah di tentukan.

2.

Sifat kelarutan setelah dilarutkan dalam akuades

3.

Mempelajari warna kation dan larutan senyawa sulfat, klorida,
anion, fosfat, kation transisi, dan hidroksida


4.

Menambahkan 0,5ml larutan NaOH kedalam 1ml larutan yang
tersedia ditabel

5.

Melakukan pengamatan dan mencatat hasil pengamatan.

6.

Menentukan warna kation dan bentuk atau jenisnya

V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
a. Nitrat
Ion

Senyawa


K+
Ba2+
Na+

KNO3
Ba(NO3)2
NaNO3

Warna

Warna

(Larutan)
Putih bening
Putih bening
Putih bening

(Dibakar)
Bening
Coklat
Bening

Warna
(Larutan)
Biru muda
Coklat muda
Ungu

Warna
(Dibakar)
Biru
Coklat
Ungu

Warna
(Larutan)
Putih bening
Putih bening

Warna
(Dibakar)
Oren
Bening

Kelarutan
Larut
Larut
Larut

b. Sulfat
Ion

Senyawa

Cu2+
Fe2+
Co2+

CuSO4
FeSO4
CoSO4

Kelarutan
Larut
Larut
Larut

c. Klorida
Ion

Senyawa

Na+
Cl -

NaCl
KCl

Kelarutan
Larut
Larut

d. Fosfat
Ion

Senyawa

Na+
Ca2+

Na3PO4
Ca3(PO4)2

Warna
(Larutan)
Putih bening
Putih keruh

Warna
(Dibakar)
Putih
Putih

Kelarutn
Larut
Larut

dituangkan ± 2 ml larutan Na3PO4 (aq) kedalam ± 5 ml larutan berikut :
Larutan
KCl
Ba(NO3)2

e. Kation transisi

Pengamatan
Tidak mengalami
perubahan
Larutan berwarna
putih keruh

Rumus Reaksi
Na3PO4+KCl → NaCl+K3(PO4)2
Na3PO4+Ba(NO3)2 →
NaNO3 + Ba3(PO4)2

Senyawa/Status Oksidasi
CuSO4.5H2O-Cu(II)
KMnO4-MN(VII)

Warna
Kebiruan
Ungu

Kelarutan
Larut
Larut

f. Hidroksida

Larutan 0,1 M

Barium nitrat
Ba(NO3)2

0,2 M NaOH

0,2 M HNO3

Pengamatan dan
Rumus

Pengamatan dan
Rumus

Larut, warna keruh

Larut, bening

2NaOH+Ba(NO3)2→

HNO3+Ba(NO3)2→

2NaNO3+Ba(OH)2

Ba(NO3)2+HNO3

B. Pembahasan
Setiap benda mempunyai banyak sifat. Sifat-sifat tersebut dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu sifat kimia dan fisik. Sifat kimia adalah
sifat-sifat yang melibatkan perubahan-perubahan komposisi zat menjadi
zat-zat baru yang lain. Sifat fisik adalah sifat-sifat materi yang dapat
diamati tanpa mengubah zat menjadi baru yang lain, bau, massa jenis, rasa,
kelarutan, kilap titik mencair dan yang lainnya.
Bahan kimia yang ada di lab jumlahnya relatif banyak seperti
halnya jumlah peralatan. Di samping jumlahnya cukup banyak juga bahan
kimia dapat menimbulkan resiko bahaya cukup tinggi, oleh karena itu
dalam pengelolaan lab aspek penyimpanan, penataan dan pemeliharaan
bahan kimia merupakan bagian penting yang harus diperhatikan. Hal
umum yang harus menjadi perhatian di dalam penyimpanan dan penataan
bahan kimia diantaranya meliputi aspek pemisahan (segregation), tingkat
resiko

bahaya

penyimpanan

(multiple
(storage

hazards),
facilities),

pelabelan
wadah

(labeling),

sekunder

fasilitas

(secondary

containment), bahan kadaluarsa (outdate chemicals), inventarisasi
(inventory),

dan

informasi

resiko

bahaya

(hazard

information).

Penyimpanan dan penataan bahan kimia berdasarkan urutan alfabetis
tidaklah tepat, kebutuhan itu hanya diperlukan untuk melakukan proses

pengadministrasian. Pengurutan secara alfabetis akan lebih tepat apabila
bahan kimia sudah dikelompokkan menurut sifat fisis, dan sifat kimianya
terutama tingkat kebahayaannya.
a. Nitrat, dalam kelarutan garam nitrat senyawa KNO3, Ba(NO₃)₂,
NaNO₃

larut dalam akuades. Dan pada semua larutan diperoleh

warna yang sama yaitu bening.
b. Sulfat, dalam kelarutan garam sulfat senyawa FeSO4, CoSO4, dan
CuSO4 larut dalam akuades. Warna pada larutan FeSO4 berwarna
coklat muda, pada CoSO4 larutan berwarna ungu, dan pada CuSO4
dihasilkan larutan berwarna ungu
c. Klorida, dalam kelarutan garam klorida senyawa NaCl dan KCl larut
dalam akuades dan memiliki perubahan warna yang sama yaitu putih
bening.
d. Fosfat, dalam kelarutan garam fosfat senyawa Na3PO4 dan Ca3(PO4)2
adalah terlarut dengan warna bening. Pencampuran 2 ml larutan
Na3PO4 ke dalam masing-masing larutan KCl dan Pb(NO3)2 yang
bervolume masing-masing 5 ml. Pada pencampuran Na3PO4 dengan
masing-masing senyawa KCl dan Pb(NO3)2 hasil yang didapat yaitu
dari bening dan tidak berubah.
e. Kation Transisi, senyawa yang diuji meliputi CuSO4.5H2O-Cu(II),
dan

KMnO4-Mn(VII).

Senyawa

CuSO4.5H2O-Cu(II)

berwarna

kebiruan dan senyawa KMnO4-Mn(VII) berwarna ungu. Dalam
kelarutan garamnya semua terlarut.
f. Hidroksida, dalam kelarutan garamnnya senyawanya terlarut. Barium
nitrat ditambah larutan NaOH warna larutannya berubah keruh.

VI. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:

1. Bahan kimia terbagi atas tiga kelompok yaitu bentuk padat, bentuk
cair dan bentuk gas.
2. Warna dan kelarutan suatu senyawa berbeda-beda tergantung dari
senyawa itu sendiri.
3. Penambahan suatu asam kuat dalam larutan hidroksida dapat
merubah kelarutan dan warna kelarutan tersebut.
4. Hasil pengamatan dari senyawa Nitrat warna yang dihasilkan ada
yang bening dan coklat serta kelarutannya larut dalam akuades.
5. Hasil pengamatan senyawa Sulfat hanya Na2SO4 yang tidak larut
dalam akuades.

DAFTAR PUSTAKA
Allinger, Norman L., et. Al., Organik Chemistry, 2 nd ed., Worth Publisher,
Inc., 1976

Arifin. 1995. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT. Gramedia.
Harjadi. 1990. Ilmu Kimia Dasar. Jakarta: PT. Gramedia.