Analisis Dan Evaluasi Pengendalian Inter

Analisis Dan Evaluasi Pengendalian Intern
Dalam Sistem Informasi Akuntansi Terkomputerisasi
Pada PT Transavia Otomasi Pratama

Ahmad Rivai
Jl. Masjid Al Ittihad RT.001/01 No. 25D
Kelapa Dua, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
ahmadu85@gmail.com
ABSTRAK
Pengendalian intern terhadap sebuah sistem informasi merupakan hal yang
penting dan bersifat strategis. Oleh karena itu pemahaman dan kesadaran akan hal
ini sangat perlu diperhatikan oleh seganap pemilik serta pengguna aplikasi.
Dengan pengendalian intern yang memadai maka diharapkan akan menjamin
bahwa informasi yang dihasilkan memang bermutu dan sesuai dengan apa yang
diharapkan. Sebagai sebuah perusahaan yang berkomitmen untuk melakukan
filosofi continous improvement, PT Transavia Otomasi Pratama telah berbenah
untuk memperbaiki sistem informasi perusahaan dengan mengimplementasikan
program berbasis ERP yang bernama Navision. Untuk melakukan analisis
terhadap pengendalian intern ini maka telah dirinci mengenai keberadaan
pengendalian intern dari masing-masing subsistem pada pengendalian aplikasi,
yaitu boundary control, input control, processing control dan output control.

Sedangkan untuk mengevaluasi pengendalian intern ini maka digunakan alat
bantu berupa matriks pengendalian dan risiko.
Kata kunci : Pengendalian Aplikasi, Audit Aplikasi, Matriks Risiko dan
Pengendalian
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Perkembangan cara penyampaian informasi yang dikenal dengan istilah
teknologi informasi atau Information Technology (IT) ini bisa dikatakan telah
merasuki ke segala bidang kehidupan. Dengan dukungan IT membuat organisasi
ataupun individu dalam kancah dunia bisnis merasa memiliki keunggulan
kompetitif. Menyadari kenyataan tersebut, PT Transavia Otomasi Pratama (TOP)
merasa perlu berkomitmen untuk memperbaiki sistem informasi yang ada menuju
sistem informasi yang dapat meningkatkan daya saing dan dapat menciptakan
efektivitas dan efisiensi dalam proses bisnis. Sebagai langkah nyata dari
komitmen tersebut maka manajemen memutuskan untuk berinvestasi pada

aplikasi Navision Bussiness Solution yang merupakan paket dari ERP (Enterprise
Resource Planning).
Perhatian selanjutnya adalah bahwa perlu adanya sistem pengendalian
intern yang memadai dalam lingkup aplikasi Navision. Aspek pengendalian ini

merupakan aspek yang strategis dalam suatu sistem informasi. Oleh karena itu di
tengah implementasi sebuah sistem yang baru maka sangat diperlukan untuk
melaksanakan analisis dan evaluasi mengenai pengendalian intern. Dengan
adanya analisis dan evaluasi pengendalian intern ini maka akan dapat diharapkan
bahwa informasi yang akan dihasilkan adalah informasi yang berkualitas.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis dan evaluasi terhadap
implementasi sistem aplikasi Navision yang baru diimplementasikan, terutama
sekali dilihat dari sistem pengendalian intern persfektif teknis. Dengan
serangkaian analisis dan evaluasi, penelitian ini diharapkan akan menjadi sebuah
gambaran mengenai kelayakan mengenai keberlanjutan sistem aplikasi Navision
di PT Transavia Otomasi Pratama
TINJAUAN PUSTAKA
Pengendalian khusus atau pengendalian aplikasi (application controls)
ialah kontrol internal komputer yang berlaku khusus untuk aplikasi komputerisasi
tertentu pada suatu organisasi (Gundodinyoto, 2007, hal 371). Pengendalian
aplikasi sering disebut pengendalian perspektif teknis atau dapat didefinisikan
sebagai pengendalian yang langsung terkait dengan transaksi pada suatu aplikasi
tertentu. Pada dasarnya pengendalian aplikasi terdiri dari pengendalian masukan
(input control), pengendalian proses (process control), dan pengendalian keluaran

(output control). Beberapa text-book menyebutkan juga tentang pengendalian
database (database control), pengendalian komunikasi (communication control),
dan boundary control (aspek ini terutama diperkenalkan oleh Weber).
Tabel 1. Kategori Pengendalian Aplikasi
Kategori Pengendalian
1. Boundary Control
2. Input Controls

3. Process Controls









Jenis-Jenis Pengendalian
Otoritas akses ke sistem aplikasi

Identitas dan otentisitas pengguna
Otoritas dan validasi masukan
Transmisi dan konversi data
Penanganan kesalahan
Pemeliharaan ketepatan data
Pengujian terprogram atas batasan dan
memadainya pengolahan

Kategori Pengendalian
4. Output Controls

5. Database Control
6. Communication Control











Jenis-Jenis Pengendalian
Rekonsiliasi keluaran
Penelaahan dan pengujian hasil
pengolahan
Distribusi keluaran
Record retention
Akses
Integritas data
Pengendalian kegagalan unjuk kerja
Gangguan komunikasi

(Sumber : Diolah dari Weber dan Miklos A. Vasarhelyi dan Thomas W. Lin.)

Boundary Controls
Yang dimaksud boundary adalah interface antara para pengguna (users)
dengan sistem berbasis teknologi informasi. Tujuan utama boundary controls
adalah antara lain : (a) untuk mengenal identitas dan otentik (authentic)/tidaknya

user sistem, artinya suatu sistem yang didesain dengan baik seharusnya dapat
mengidentifikasi dengan tepat siapa user tersebut, dan apakah identitas yang
dipakainya otentik; (b) untuk menjaga agar sumberdaya sistem informasi
digunakan oleh user dengan cara yang ditetapkan. Sebagai contoh, jika mahasiswa
menghidupkan mesin pada ruang praktek komputer di kampus, lazimnya pertama
kali komputer minta nomor identitas mesin dan password pemakai. Kedua hal
tersebut dapat disebut sebagai salah satu contoh boundary controls.
Pengendalian Input
Input merupakan salah satu tahap dalam sistem komputerisasi yang paling
krusial dan mengandung risiko Pengendalian masukan (input control) dirancang
dengan tujuan untuk mendapat keyakinan bahwa data transaksi input adalah valid,
lengkap, serta bebas dari kesalahan dan penyalahgunaan. Input controls ini
merupakan pengendalian aplikasi yang penting, karena input yang salah akan
menyebabkan output juga keliru. Jika yang masuk sampah, sampah pula yang
keluar (GIGO)
Pengendalian Proses
Pengendalian proses (processing controls) ialah pengendalian intern untuk
mendeteksi jangan sampai data (khususnya data yang sesungguhnya sudah di
valid) menjadi error karena adannya kesalahan proses. Tujuan pengendalian
pengolahan adalah untuk mecegah agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan selama

proses pengolahan data.
Pengendalian proses merupakan bentuk pengendalian yang diterapkan
setelah data berada pada sistem aplikasi komputer. Menurut IAI (SA341,Par.08)

pengendalian ini didesain untuk memberi keyakinan yang mamadai bahwa: (a)
transaksi, termasuk transaksi yang dipicu melalui sistem, diolah semestinya oleh
komputer, (b) transaksi tidak hilang, ditambah, digandakan, atau diubah tidak
semestinya, dan (c) kekeliruan pengolahan dapat diidentifikasi dan dikoreksi
secara tepat waktu.
Pengendalian Hasil Keluaran
Pengendalian keluaran merupakan pengendalian yang dilakukan umtuk
menjaga output sistem agar akurat lengkap, dan digunakan sebagaimana mestinya.
Pengendalian keluaran (output controls) ini didesain agar output/informasi
disajikan secara akurat, lengkap, mutakhir, dan didistribusikan kepada orangorang yang berhak secara cepat waktu dan tepat waktu.
Metode pengendalian bersifat preventive objective misalnya ialah perlunya
disediakan tabel/matriks pelaporan : jenis laporan, periode pelaporan, dan siapa
pengguna, serta check-list konfirmasi tanda terima oleh penggunanya, prosedur
permintaan laporan rutin/on-demand, atau permintaan laporan baru. Pengendalian
bersifat detencion objective misalnya ialah cek antar program pelaporan, perlunya
dibuat nilai-nilai subtotal dan grand-total yang dapat diperbandingkan untuk

mengevaluasi keakurasian laporan, judul dan kolom-kolom laporan perlu didesain
dengan sungguh-sungguh. Pengendalain intern yang bersifat corrective objective
misalnya ialah prosedur prosedur klaim ketidakpuasaan pelayanan, tersedianya
help-desk dan contack person, persetujuaan dengan users mengenai service level
yang disepakati.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini secara langsung akan diarahkan pada evaluasi sistem
aplikasi melalui sebuah tipe audit sistem aplikasi. Yang dimaksud sistem aplikasi
di sini adalah Navision Bussiness Solution, yang telah diimplementasikan dalam
objek penelitian. Sedangkan tipe audit yang digunakan adalah postimplementation
audit. Tipe audit seperti ini diharapkan akan membantu organisasi untuk
mempelajari aplikasi sistem yang sedang dijalankan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengendalian Aplikasi Navision
Boundary Controls
 Ruang Lingkup Sistem
 Pemilik Aplikasi
Secara organisasi perusahaan maka seharusnya yang berperan sebagai
pemilik aplikasi adalah general manager. Tetapi berdasarkan keadaan
sekarang maka peran pemilik aplikasi berada di bawah manajer finance

& accounting. Seperti keterangan sebelumnya, keadaan ini berdasarkan

implementasi yang baru dijalankan oleh departemen finance &
accounting.

 Administrator Aplikasi
Administrator aplikasi ini dilakukan oleh seorang senior accounting
yang tidak terlibat dalam penggunaan aplikasi.
 Pengguna Aplikasi
Dari sejumlah 9 orang yang berada dalam departemen finance &
accounting, aplikasi Navision terinstall pada 6 komputer user, masingmasing 1 pada manajer, 2 pada bagian penerimaan, 2 pada bagian
pembayaran dan 1 pada bagian pajak dan penagihan.
 Authorization Control
Dalam hal verifikasi terhadap identitas dan otentisitas orang yang akan
mengakses system maka implementasinya adalah melalui Access
Controls dan Audit Trail.



Dalam teknik Access Control ini digunakan mekanisme password dalam

masuk ke sistem, di mana masing-masing user yang telah diberikan
wewenang untuk menggunakan aplikasi telah diberikan identitas dan
password.
Subsistem dan keterkaitannya
Memang disadari bahwa implementasi Navision belumlah optimal. Ini
memang dapat dimaklumi bahwa belum adanya kesiapan oleh departemen
lain. Oleh karena itu, implementasi Navision baru sebatas pada modul
Financial Management.
Di dalam modul Financial Management ini terdapat beberapa sub modul,
yaitu General Ledger, Receivable, Payable. Hanya saja walaupun sudah ada
masing-masing kewenangan user tetapi belum adanya pembatasan
kewenangan terhadap masuk ke dalam sub modul yang lain. Artinya setiap
user dapat mengakses ke semua sub modul tanpa adanya pembatasan yang
diberikan.

Input Controls
Sistem pengolahan transaksi yang diterapkan adalah On-line Real Time,
dengan begitu pengendalian yang diperlukan adalah :
a. Pengendalian yang bersifat Prevention Objective
Cara yang sudah diterapkan adalah dengan mengirimkan user mengikuti

pelatihan terhadap implementasi aplikasi. Hanya saja dalam kenyataannya belum
ada sebuah pedoman tertulis atau manual book sebagai pedoman user.

b. Pengendalian Bersifat Detection Objective
Pengendalian yang bersifat detective objective ini dilakukan berbarengan pada
saat validasi input. Apabila input yang dimasukkan belum terdapat saldo nol,
artinya jumlah debet dan kredit belum sama, maka akan muncul kotak dialog yang
menyatakan bahwa data belum dapat diproses.
c. Pengendalian Bersifat Correction Objective

 Bila terjadi kesalahan bersifat keying error (salah rekam, bukan dari
dokumen sumber) maka akan ada proses reversal untuk yang tidak terkait
dengan database customer dan vendor. Namun bila yang berkaitan dengan
database customer dan vendor harus ada proses unapply terlebih dahulu
sebelum dilakukan reversal.
 Bila terjadi kesalahan bersifat source error, artinya kesalahan dari
dokumen input maka akan dimintakan konfirmasi terhadap dokumen
sumber kepada pihak yang terkait..

Processing Controls
Pengendalian proses ini ditujukan agar dapat mendeteksi jangan sampai
terjadi data yang error karena terjadi salah proses. Melihat kenyataannya bahwa
Navision ini merupakan suatu program jadi maka yang menjadi aspek penekanan
pada pengendalian proses ini bukan terletak pada review logika program, tetapi
lebih diarahkan pada pengujian kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi selama
proses pengolahan data. Adapun teknik-teknik yang digunakan dalam pengecekan
kesalahan-kesalahan pengolahan data adalah :
a. Overflow Check
Ada kalanya terdapat kesalahan yang terjadi karena hasil perhitungan adalah
terlalu besar atau terlalu kecil sehngga tidak mampu disimpan dalam memory
computer. Untuk itu akan dicoba melakukan testing dengan memasukkan suatu
akun dengan jumlah yang besar dan satu akun lagi dengan jumlah yang kecil.
apabila kita melakukan penginputan dengan nilai yang terlalu besar ataupun
terlalu kecil maka akan muncul peringatan dari sistem bahwasanya sistem aplikasi
Navision hanya dapat menerima nilai dengan 15 digit saja sedangkan desimalnya
tergantung dari settingan awal, biasanya 2 atau 3 digit saja.
b. Zero Balancing Check
Pengujian jenis ini dilakukan dengan melihat nilai selisih antara dua jumlah.
Bila menghasilkan nilai 0 (nol) maka telah betul pengolahan datanya. Maksud
nilai nol tersebut adalah bahwa sisi debit dan kredit adalah telah balance.
Sehingga memang sesuai dengan ketentuan akuntansi. Bahwa sistem aplikasi
Navision tidak dapat memproses apabila dari sisi debit dan kredit masih terdapat
selisih. Ini berarti sesuai dengan prinsip akuntansi.

c. Teknik Lock out
Teknik ini sangat diperlukan sekali guna mencegah pemutakhiran data secara
serentak oleh beberapa pemakai secara bersamaan (concurency). Sistem aplikasi
Navision memiliki pengendalian Lock out yang dapat memastikan bahwasanya
tidak ada pemrosesan ganda untuk suatu transaksi. Pengendalian ini sangat
membantu sekali karena penggunaan aplikasi Navision oleh beberapa user.
d. Control Total Check
Pada tahap pengolahan data, control total check digunakan sebagai pendeteksi
mengenai kelengkapan dan kebenaran proses pengolahan data. Untuk itu harus
dapat dibandingkan dengan hasil cetak diprinter. Dengan melakukan beberapa cek
terhadap beberapa laporan yang dihasilkan, maka hasil laporan adalah sesuai
dengan format awal dan data yang diinput.
e. Matching check
Maksud pengendalian ini adalah memastikan bahwa input yang dientry harus
match dengan kode yang sama dalam master file. Pengendalian ini dapat
mendeteksi kesalahan bila kode yang dimasukan adalah tidak terdapat dalam
master file. Bahwa apabila kita salah dalam memasukan kode tipe akun maka
akan muncul warning bahwasanya tipe akun yang dimasukan salah. Ini sangat
mungkin terjadi ditengah banyaknya data yang harus diinput dan ada date line
tertentu. Walaupun kesalahan ini dapat dihindari dengan mendropdown tombol
pilihan, tetapi itu tidak efektif dan membuang waktu.
f. Crossfooting Check
Pengujian crossfooting dilakukan dengan menjumlah nilai kesamping/bawah.
Total nilai masing-masing sisi tersebut dicocokan dan harus sama. Pengecekan
seperti ini sangat penting dilakukan untuk memastikan bahwasanya laporan yang
dihasilkan adalah benar dan relevan. Dengan melakukan hitungan manual maka
bila kita ambil contoh untuk menghitung jumlah Amount dan hasilnya adalah
telah benar.
Output Controls
Pengendalian keluaran ini dilakukan untuk menjamin agar
output/informasi yang disajikan adalah akurat, lengkap, mutakhir dan
didistribusikan kepada orang-orang yang berhak. Untuk mencapai hal-hal tersebut
maka digunakan beberapa metode yang cocok, diantaranya adalah :
a. Preventif dalam Output Controls
Metode preventif dalam output controls ini dilakukan dengan pembuatan
matriks pelaporan.

Tabel 2. Manajemen Laporan
No.

Jenis Laporan

Periode

Pembuat

Pengguna

1

Jurnal Penjualan

Bulanan

Accounting
Staf

Supervisor
Accounting

2

Jurnal Pembelian

Bulanan

A/P Staff

Supervisor
A/P

3

A/R Aging

Mingguan

A/R Staff

Finance
Manager

4

A/P Aging

Mingguan

A/P Staff

Finance
Manager

5

G/A Reimbursement

Mingguan

Acccounting
Staf

Supervisor
A/P

6

Laporan Keuangan per 3 3 bulan
bulan

Supervisor
Accounting

Finance
Manager,
Direksi

7

Laporan Keuangan akhir 1 tahun
tahun

Supervisor
Accounting

Finance
Manager,
Direksi

8

General Ledger

Accounting
Staff

Finance
Manager

1 tahun

b. Detection dalam Output Controls
Dalam pengendalian seperti ini diperlukan pengecekan antar program
pelaporan. Misalnya saja untuk mengecek kebenaran nilai dari A/R maka kita
harus mengecek pada nilai laporan detail agging customer dan summary agging
customer serta mencocokannya dengan nilai A/R pada Neraca.
c. Corrective dalam Output Controls
Bila memang terjadi kecurigaan kesalahan dalam laporan maka melakukan
Audit Trail adalah cara yang terbaik. Di samping itu, berdasarkan pengalaman
maka perlu juga dilihat mengenai desain laporan yang ada. Terkadang hanya
karena kurang lebar dalam format suatu angka maka menyebabkan kesalahan
pada nilai yang seharusnya.

Matriks Penilaian Risiko dan Pengendalian
Matriks penilaian risiko merupakan sebuah metode analisis dengan
menghitung aspek tingkat risiko (dampak) dan tingkat keterjadian risiko.
Sedangkan pada matriks pengendalian merupakan metode analisis desain
(rancangan) dan tingkat efektivitas pengendalian intern. Kedua matriks tersebut
masing-masing dapat dinyatakan dengan nilai : L (low) diberi nilai -1, M
(medium) diberi nilai 2, H (high) diberi nilai -3.
Sedangkan dalam penetapan tingkat efektivitas antara risiko dengan
pengendalian dapat dinyatakan sebagai berikut :
 Jika jumlah penilaian risiko dan pengendalian 0 maka tingkat
pengendalian dan risiko adalah standar. Artinya setiap risiko yang terjadi
dapat ditanggulangi.
 Jika jumlah penilaian risiko dan pengendalian positif maka tingkat
pengendalian dan risiko adalah baik. Tetapi perlu menjadi catatan
tersendiri bahwa jika nilai pengendalian terlalu tinggi dibanding risiko
maka kemungkinan akan terjadi kelebihan pengendalian
yang
menyebabkan terjadinya pemborosan dalam operasional.
 Jika jumlah penilaian risiko dan pengendalian negatif maka tingkat
pengendalian dan risiko adalah buruk.
.Dalam pembahasan kita sekarang, peran matriks penilaian risiko dan
pengendalian bisa dikatakan sebagai kunci dari evaluasi pada penilaian
pengendalian intern aplikasi. Dalam matriks penilaian risiko dan pengendalian
juga akan dibahas secara rinci pada masing-masing kategori pengendalian
aplikasi. Adapun secara detail mengenai matriks penilaian risiko dan
pengendalian yang nantinya akan dibuat adalah sebagai berikut :
1
2
3
4
5

Matriks Penilaian Risiko dan Pengendalian Manajemen Keamanan akan
ditampilkan pada tabel 3.
Matriks Penilaian Risiko dan Pengendalian Batasan akan ditampilkan pada
tabel 4.
Matriks Penilaian Risiko dan Pengendalian Masukan akan ditampilkan
pada tabel 5.
Matriks Penilaian Risiko dan Pengendalian Proses akan ditampilkan pada
tabel 6.
Matriks Penilaian Risiko dan Pengendalian Keluaran akan ditampilkan
pada tabel 7.

1).

Penilaian Risiko dan Pengendalian atas Pengendalian Manajemen Keamanan ( Security Management Controls )
Tabel 3. Matriks Penilaian Risiko dan Pengendalian Manajemen Keamanan

Nilai
No

Risiko

Dampak

Keterjadian

Nilai
Pengendalian Efektivitas

Desain

Risiko

Skor
Pengendalian

1.

Unauthorized -1
intrusion

-1

-1

Login akses 2
(Password
dan
Username),
identitas
karyawan
beserta foto,
dan penjaga

2

4

3

2.

Polusi

-1

-2

Larangan
1
membawa
makanan dan
minuman,
penutup
hardware
yang tahan
air dan udara

1

1

-1

-2

Nilai
No

Risiko

Dampak

Keterjadian

Nilai
Pengendalian Efektivitas

Desain

Risiko

3.

Kebakaran

-1

-1

-1

Skor
Pengendalian

Sistem dry- 3
pipe
automatic
sprinkler,
alarm
dan
tabung
kebakaran,
prosedur
kebersihan,
kabel
dan
penghantar
listrik
dilapisi
dengan
bahan yang
tidak mudah
terbakar

2

6

5

Nilai
No

Risiko

Dampak

Keterjadian

Nilai
Pengendalian Efektivitas

Desain

Skor

Risiko

Pengendalian

4.

Kerusakan
karena air

-2

-2

-2

2
Power
utama,
semua
material aset
sistem
informasi
diletakkan di
tempat yang
tinggi

1

2

0

5.

Energy
variations

-2

-1

-2

Stabilizer
dan UPS

2

3

6

4

6.

Virus

-3

-3

-6

Program anti 2
virus
dan
scan
virus
secara rutin

1

2

-4

Jumlah

-14 Jumlah

21

7

2).

Penilaian Risiko dan Pengendalian atas Pengendalian Batasan (Boundary Controls)
Tabel 4. Matriks Penilaian Risiko dan Pengendalian Batasan

Nilai
No

Risiko

Dampak

Keterjadian

Nilai
Pengendalian Efektivitas

Desain

Risiko

1.

Unauthorized -2
intrusion

Jumlah

-1

Skor
Pengendalian

-2

Login akses, 2
Encryption
invisible
password,
Otorisasi
dan
management
user

-2

Jumlah

1

2

0

2

0

3).

Penilaian Risiko dan Pengendalian atas Pengendalian Masukan (Input Controls)
Tabel 5. Matriks Penilaian Risiko dan Pengendalian Masukan

Nilai
No

Resiko

Dampak

Keterjadian

Nilai
Pengendalian Efektivitas

Desain

Resiko

Skor
Pengendalian

1.

Unauthorized -3
intrusion

-1

-3

Otorisasi dan 1
pensetujuan

1

1

-2

2.

Kesalahan
entry data

-2

-1

-2

Mendesign
3
tampilan
layar dengan
baik

3

9

7

3.

Kesalahan
yang
terlewatkan

-3

-2

-6

3
Error
message dan
menu
konfirmasi

3

9

3

4.

Kehilangan
dokumen
sumber

-2

-1

-2

Arsip
dokumen
sumber

3

9

7

-13

Jumlah

28

15

Jumlah

3

4).

Penilaian Risiko dan Pengendalian atas Pengendalian Proses (Process Control)
Tabel 6. Matriks Penilaian Risiko dan Pengendalian Proses

Nilai
No

Resiko

Dampak

Keterjadian

Nilai
Pengendalian Efektivitas

Desain

Resiko

1.

Kehilangan
data
sebelum
terjadi
kegagalan

Jumlah

-2

-1

Skor
Pengendalian

-2

Rollback dan 3
laporan
pendukung

-2

Jumlah

3

9

6

9

7

5).

Penilaian Risiko dan Pengendalian atas Pengendalian Keluaran (Output Controls)
Tabel 7. Matriks Penilaian Risiko dan Pengendalian Keluaran
Nilai

No

Resiko

Dampak

Keterjadian

Nilai

Pengendalian Efektivitas

Desain

Skor
Pengendalian

Resiko
1.

Pengeluaran
laporan yang
salah

-2

-1

-2

Sistem
pengawasan
catatan,
prosedur
permintaan
laporan

2

3

6

4

2.

Unauthorized
intrusion

-2

-1

-2

Otorisasi,
2
dan contact
person pada
laporan

1

2

0

3.

Laporan yang
tidak jelas

-2

-2

-4

Judul, nomor 3
urut,
halaman,
tanggal,
waktu
dan
periode
laporan

3

9

5

No

Resiko

Dampak

Keterjadian

Pengendalian Efektivitas

Desain

Nilai

Nilai

Skor

Pengendalian

Resiko
4.
Jumlah

Penumpukan
arsip laporan

-3

-3

-9

Scanning

-17

Jumlah

3

3

9

0

26

9

Berdasarkan matriks risiko dan pengendalian di atas maka kita dapat
memberikan penilaian sebagai berikut :
1. Pada pengendalian manajemen keamanan memiliki nilai penilaian risiko dan
pengendalian 7 maka pengendalian yang diterapkan adalah baik.
2. Pada pengendalian batasan memiliki nilai penilaian risiko dan pengendalian
0 maka tingkat pengendalian dan resiko adalah standar. Ini berarti setiap
risiko yang terjadi dapat ditanggulangi.
3. Pada pengendalian masukan memiliki nilai penilaian risiko dan
pengendalian 15 maka pengendalian yang diterapkan adalah baik.
4. Pada pengendalian proses memiliki nilai penilaian risiko dan pengendalian
7 maka pengendalian yang diterapkan adalah baik.
5. Pada pengendalian keluaran memiliki nilai penilaian risiko dan pengendalian
9 maka pengendalian yang diterapkan adalah baik.
Secara keseluruhan kita dapat menilai bahwa pengendalian intern terhadap
sistem akuntansi TOP adalah baik. Artinya pengendalian intern yang telah diterapkan
selama ini adalah sudah cukup memadai. Walaupun demikian, tetapi dengan seiring
waktu dan perubahan yang terjadi maka perlu adanya evaluasi periodik guna
mengakomodasi keadaan dan risiko yang mungkin terjadi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Setelah dilakukan analisis dan evaluasi terhadap pengendalian intern Navision
maka kita dapat melihat bahwa pengendalian intern yang ada telah cukup memadai.
Hasil pernyataan tersebut di dapat dari penilaian risiko dan pengendalian manajemen
keamanan memiliki nilai 7 maka pengendalian yang diterapkan adalah baik. Pada
pengendalian batasan memiliki nilai penilaian risiko dan pengendalian 0 maka tingkat
pengendalian dan risiko adalah standar. Ini berarti setiap risiko yang terjadi dapat
ditanggulangi. Pada pengendalian masukan memiliki nilai penilaian risiko dan
pengendalian 15 maka pengendalian yang diterapkan adalah baik. Pada pengendalian
proses memiliki nilai penilaian risiko dan pengendalian 7 maka pengendalian yang
diterapkan adalah baik. Dan pada pengendalian keluaran memiliki nilai penilaian risiko
dan pengendalian 9 maka pengendalian yang diterapkan adalah baik.
Saran
Dengan berjalannya implementasi Navision ini maka keberadaan aspek teknis
juga harus diperhatikan. Salah satu aspek yang strategis adalah aspek pengendalian
intern dari sistem informasi, dalam hal ini adalah pengendalian intern dalam aplikasi
sistem Navision. Perlu menjadi catatan tersendiri bahwa sesungguhnya aplikasi
Navision ini memiliki potensi yang besar dalam membantu proses bisnis ke arah proses
bisnis yang lebih efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Berbagai Makalah Sistem Informasi : Konferensi Nasional Sistem
Informasi 2007 (KNSI 2007). Informatika. Bandung.
Boynton, William C., Raymond Johnson, Walter G. Kell. 2002. Modern Auditing.
Erlangga. Jakarta.
Firdaus, Doni Waluya. 2003. Peranan Audit Sitem Informasi Akuntansi Berbasis
Kompueter Dalam Penyajian Financial Report. Majalah Ilmiah Unikom.
http://jurnal.unikom.ac.id. Diakses tanggal 10 Juni 2009.
Gundodiyoto, Sanyoto. 2007. Audit Sistem Informasi + Pendekatan Cobit. Mitra
Wacana Media. Jakarta
Krismiaji. 2005. Sistem Informasi Akuntansi (Edisi Kedua). UPP AMP YKPN.
Yogyakarta.
Kusrini. 2004. Tinjauan Umum Mengenai Audit
http://p3m.amikom.ac.id Diakses tanggal 20 Juli 2009.

Sistem

Informasi.

Muchtar, A.M. 1999. Audit Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori dan
Praktek Aplikasi Bisnis (Edisi ke-1). Andi Offset. Yogyakarta
Purnowo , Edi. 2004. Aspek-Aspek EDP Audit Pengendalian Internal Pada
Komputerisasi. Andi Offset. Yogyakarta.
Sasongko, Budi. Pengendalian Intern dalam SIA Terkomputerisasi : General
Control. http://www.akuntan.org. Diakses tanggal 26 Mei 2009.
Soeparlin, Soetojo. 1996. Sistem Informasi Akuntansi. Gunadarma. Jakarta.
Supriyati. 2004. Peranan Teknologi Informasi Dalam Audit Sistem Informasi
Komputerisasi
Akuntansi.
Majalah
Ilmiah
Unikom,
Vol.
6.
http://jurnal.unikom.ac.id/ed9/04-Supriyati.pdf. Diakses tanggal 18 Agustus
2009.
Warren, Edelson, Parker. 1994. Handbook of IT Auditing. WG&L. Newyork.
Wilkinson, Joseph W. 2004. Audit Sitem Informasi (Edisi Kedua). Erlangga.
Jakarta.0
Winarno, Wing Wahyu. 2006. Sistem Informasi Akuntansi. UPP STIM YKPN.
Yogyakarta.
Wirapranata, Permada. 2009. Audit Sistem Informasi. Tugas Makalah. Program Studi
Magister Manajemen Universitas Gajah Mada. Yogyakarta

http://groups.yahoo.com/group/IASII/, Milis Ikatan Audit Sitem Informasi Indonesia,
diakses tanggal 26 September 2009.
http://theakuntan.com/, diakses tanggal 16 Agustus 2009.
http://www.iasii.or.id/, diakses tanggal 10 Oktober 2009.
http://sisteminformasi.wordpress.com/, diakses tanggal 14 September 2009.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

Dominating Set Dan Total Dominating Set Dari Graf-Graf Khusus

5 80 24

Integrated Food Therapy Minuman Fungsional Nutrafosin Pada Penyandang Diabetes Mellitus (Dm) Tipe 2 Dan Dislipidemia

5 149 3