makalah abc tay

MAKALAH MANAJEMEN BIAYA
“ACTIVITY BASED COSTING”

Disusun Oleh :
Andina Marsanova (01031281419057)
Thara Marizka Nindya (01031181419258)
Yosua Raja Mangapul Sihombing (01031281419119)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI
2017

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah senantiasa memberikan rahmat dan
nikmat yang tiada terkira bagi kami. Sehingga dengan nikmat dan rahmatNya kami mampu
untuk menyelesaikan makalah sebagai tugas kelompok dalam mata kuliah “Manajemen
Biaya” yang di ampuh oleh Ibu Hj. Relasari SE. M.SI, AK.
Terimakasih juga kami sampaikan kepada Ibu yang telah memberikan tugas tersebut
sehingga kami menjadi semakin mengerti tentang mata kuliah “Manajemen Biaya”

khususnya pada materi ”Activity Based Costing ”.
Selanjutnya, terimakasih kepada teman-teman dari kelompok lain yang telah berkenan
mempelajari hasil dari tugas kami.
Sekian dari kami semoga bermanfaat bagi kami dan bagi teman-teman semua.

Indralaya, 31 Maret 2017

Penulis
Kelompok 3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Penggunaan sistem tradisional (istilah yang digunakan untuk pembebanan overhead
pabrik dengan satu cost pool atau satu dasar pembebanan) akan menghasilkan kesalahan
dalam perhitungan biaya, khususnya produk yang memiliki volume tinggi dan biaya tenaga
kerja langsung tinggi akan menyebabkan kelebihan pembebanan biaya. Untuk mengatasi
maalah yang timbul dalam pembebanan, maka dikembangkan metode ABC (Activity Based
Costing) pada perusahaan manufaktur di Amerika Serikat pada tahun 1970-an hingga 1980an. Selama periode tersebut, Consentrium for Advanced Management-Internasional, sekarang
dikenal dengan nama CAM-1, mengembangkan bentuk dasar untuk mempelajari dan

menyusun prinsip-prinsip yang pada akhirnya dikenal dengan nama Activity Based Costing.
ABC (Activity Based Costing) didefinisikan sebagai suatu sistem pendekatan
perhitungan biaya yang dilakukan berdasarkan aktivitas-aktivitas yang ada di perusahaan.
Sistem ini dilakukan dengan dasar pemikiran bahwa penyebab timbulnya biaya adalah
aktivitas yang dilakukan dalam suatu perusahaan, sehingga wajar bila pengalokasian biayabiaya tidak langsung dilakukan berdasarkan aktivitas tersebut (Hongren, 2005).

1.2. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu,
1) Apa yang dimaksud dengan Activity Based Costing (ABC)?
2) Bagaimana konsep dasar dari Sistem ABC?
3) Apa manfaat dan keterbatasan dari Sistem ABC?
4) Bagaimana kelebihan dan kelemahan dari Sistem ABC?
5) Bagaimana tahap-tahap dalam Sistem ABC?

1.3. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1)
2)
3)

4)
5)

Menjelaskan tentang Activity Based Costing.
Menjelaskan tentang konsep dasar Sistem ABC.
Menjelaskan Manfaat dan Keterbatasan dari Sistem ABC.
Menjelaskan tentang kelebihan dan Kelemahan dari Sistem ABC.
Menjelaskan tahap-tahap dalam Sistem ABC.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN ABC
ABC ( Activity Based Costing )

adalah metode penentuan biaya produk yang

pembebanan biaya overhead berdasarkan pada aktivitas yang dilakukan dalam kaitannya
dengan proses produksi.
Activity Based Costing pada dasarnya merupakan penentuan harga pokok produk

yang ditujukan untuk menyajikan informasi harga pokok produk secara cermat untuk
kepentingan manajemen, dengan mengukur secara cermat konsumsi sumber daya dalam
setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk.
Tujuan Activity Based Costing adalah untuk menglokasikan biaya ke transaksi dari
aktivitas yang dilaksanakan dalam suatu organisasi dan kemudian mengalokasikan biaya
tersebut secara tepat ke produk sesuai dengan pemakaian aktivitas setiap produk.
Full costing dan variable costing (konvensional) menitikberatkan penentuan harga
pokok produk pada fase produk saja, sedangkan untuk Activity Based Costing
menitikberatkan penentuan harga pokok produk pada semua fase pembuatan produk yang
terdiri dari :
1) Fase Design dan Pengembangan Produk
 Biaya design (design expenses)
 Biaya pengujian (testing expenses)
2) Fase Produksi
 Unit level activity cost
 Batch level activity cost
 Product sustaining activity cost
 Facility sustaining activity cost
3) Fase Dukungan Logistic
 Biaya iklan (advertising expenses)

 Biaya distribusi (distribution expenses)
 Biaya garansi produk (product guarantee expenses)
2.2. KONSEP DASAR ABC
Anggapan yang mendasari konsep ABC adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan Menimbulkan Biaya

ABC berangkat dengan anggapan bahwa sumber daya pembantu atau sumber
daya tidak langsung menyediakan kemampuan untuk melaksanakan kegiatan, bukan
sekedar menyebabkan timbulnya biaya yang harus dialokasikan.
2) Produk Menyebabkan Timbulnya Permintaan dan Kegiatan
Untuk membuat produk diperlukakn berbagai kegiatan, dan setiap kegiatan
memerlukan sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan tersebut.
Dengan konsep dasar ABC tersebut, biaya merupakan konsumsi sumber daya
(seperti bahan baku, sumber daya manusia, tekhnologi, modal) dihubungkan dengan
kegiatan yang mengkonsumsi sumber daya tersebut. Dengan demikian hanya dengan
mengelola dengan baik kegiatan untuk menghasilkan produk dan jasa, manjemen akan
mampu membawa perusahan unggul dalam persingan jangka panjang. Untuk mampu
mengelola kegiatan perusahaan, manajemen memerlukan informasi biaya yang
mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai kegiatan perusahaan.
Pada awal penggembangannya ABC digunakan dalam perusahaan-perusahaan

manufaktur yang memproduksi berbagai macam produk dengan biaya overhead tinggi.
Dalam merancang ABC, kegiatan untuk memproduksi dan menjual produk dalam
perusahaan yang menghasilkan berbagai macam produk dapat digolongkan ke dalam 4
macam kelompok besar yaitu:
a. Facility Sustaining Activity Cost
Biaya ini berhubungan dengan kegiatan untuk mempertahankan kapasitas
yang dimiliki perusahaan. Biaya depresiasi dan amortisasi, biaya asuransi, biaya gaji
karyawan kunci perusahaan adalah contoh jenis biaya yang termasuk dalam facility
sustainining activity cost. Biaya dibebankan kepada produk atas dasar taksiran unit
produk yang dihasilkan kapasitas activity cost.
b. Product Sustaining Activity Cost
Biaya ini berhubungan dengan penelitian dan pengembangan produk tertentu
dan biaya-biaya untuk mempertahankan produk untuk tetap dapat dipasarkan. Biaya
ini tidak terpengaruh oleh jumlah unit yang diproduksi dan jumlah batch produksi
yang dilaksanakan oleh divisi penjual. Contoh biaya ini adalah biaya desain produk,
desain proses pengolahan produk, pengujian produk, biaya ini dibebankan kepada
produk atas dasar taksiran jumlah unit produk tertentu yang akan dihasilkan selama
umur produk tertentu (product life cycle).
c. Batch Activity Cost


Biaya ini berhubungan dengan jumlah batch produk yang diproduksikan.
Setiap cost yang merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan mesin dan
peralatan sebelum suatu order prosuksi diproses adalah contoh biaya yang termasuk
dalam golongan biaya ini, besar kecilnya biaya ini tergantung dari frekuensi order
produksi yang diolah oleh fungsi produksi. Biaya ini tidak dipengaruhi oleh jumlah
unit produk yang diproduksi dalam setiap order produksi. Pembeli dibebani batch
activity cost berdasarkan jumlah batch actiity cost yang dikeluarkan oleh perusahaan
dalam setiap menerima order dari pembeli.
d. Unit Level Activity Cost
Biaya ini dipengaruhi oleh besar kecilnya jumlah unit produk yang dihasilkan.
Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya energi, biaya angkutan adalah contoh
biaya yang termasuk dalam golongan ini, biaya ini dibebankan kepada produk
berdasarkan jumlah unit produk dikalikan dengan jumlah produk yang sesunguhnya
diperoleh.
2.3. MANFAAT DAN KETERBATASAN SISTEM ABC
Manfaat dari sistem ABC adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.

e.

Pengukuran profitabilitas yang lebih baik
Pembuatan keputusan yang lebih baik
Perbaikan proses (process improvement)
Estimasi biaya
Penentuan biaya kapasitas tak terpakai.

Selain manfaat ABC jga memiliki beberapa keterbatasan. Berikut ini keterbatasanketerbatasan yang terdapat dalam ABC.
a. Alokasi. Tidak semua biaya memeiliki aktivitas atau pemicu konsumsi sumber daya
yang sesuai.
b. Pengabaian Biaya. Biaya produk atau jasa yang diidentifikasi oleh sistem ABC
cenderung tidak memuaskan semua biaya yang terkait dengan produk atau jasa,
seperti: biaya untuk aktivitas pemasaran, riset periklanan, pengembangan dan lainlain.
c. Biaya dan waktu. Salah-satu kendala dalam penerapan ABC adalah besarnya biaya
aplikasi dan lamanya proses implementasi ABC.
2.4. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN SISTEM ABC
Kelebihan sistem ABC adalah sebagai berikut:

a. Biaya produk yang lebih akurat, baik pada industri manufaktur maupun industri jasa

lainnya khususnya jika memiliki proporsi biaya overhead pabrik yang lebih besar.
b. Biaya ABC memberikan perhatian pada semua aktivitas, sehingga semakin banyak
biaya tidak langsung yang dapat ditelusuri pada objek biayanya.
c. Sistem ABC mengakui banyak aktivitas penyebab timbulnya biaya sehingga
manajemen dapat menganalisis aktivitas dan proses produksi tersebut dengan lebih
baik (fokus pada aktivitas yang memiliki nilai tambah) yang pada akhirnya dapat
melakukan efisiensi dan akhirnya menurunkan biaya.
d. Sistem ABC mengakui kompleksitas dari deversitas proses produksi modern yang
banyak berdasarkan transaksi/ transaction based (terutama perusahaan jasa dan
manufaktur berteknologi tinggi) dengan menggunakan banyak pemicu biaya (multiple
cost drivers).
e. Sistem ABC juga memberi perhatian atas biaya variabel yang terdapat dalam biaya
tidak langsung.
f. Sistem ABC cukup fleksibel untuk menelusuri biaya berdasarkan berbagai objek
biaya. Baik itu proses, pelanggan, area tanggung jawab manajerial, dan juga biaya
produk.
Walaupun penerapan sistem ABC memiliki banyak keuntungan, tetapi penerapan
tersebut tidak membuat seluruh biaya akan mudah dibebankan kepada objek biayanya dengan
mudah. Hal ini disebabkan biaya-biaya yang di kelompokkan dalam sustaining level ketika
dialokasikan sering kali juga menggunakan dasar yang bersifat arbiter. Misalnya, biaya

keamanan pabrik merupakan contoh dari sustaining level, ketika membebankan hal tersebut
pada objek biaya yang berupa produk, maka mungkin digunakan pendekatan yang arbiter,
seperti berdasarkan jumlah jam kerja tenaga kerja dengan alasan semakin lama proses
produksi maka membutuhkan jasa keamanan semakin besar.
2.5. TAHAP-TAHAP ABC
Tahap-tahap dalam penerapan ABC adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas
Pengindentifikasian aktivitas-aktivitas menghendaki adanya daftar jenis-jenis pekerjaan
yang terdapat dalam perusahaan yang berkaitan dengan proses produksi.
b. Membebankan biaya ke aktivitas-aktivitas
Setiap kali suatu aktivitas ditetapkan, maka biaya pelaksanaan aktivitas tersebut
ditentukan.
c. Menentukan activity driver

Langkah berikutnya adalah menentukan activity driver untuk masing-masing aktivitas
yang merupakan faktor penyebab pengendali dari aktivitas-aktivitas tersebut.
d. Menentukan tarif
Dalam menentukan tarif ini, total biaya dari setiap aktivitas dibagi dengan total activity
driver yang digunakan untuk aktivitas tersebut.
e. Membebankan biaya ke produk

Langkah selanjutnya adalah mengkalikan tarif yang diperoleh untuk setiap aktivitas
tersebut dengan aktivitas driver yang dikonsumsi oleh tiap-tiap jenis produk yang
diproduksi kemudian membaginya dengan jumlah unit yang diproduksi untuk tiap
produk.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Activity Based Costing (ABC) adalah pendekatan penentuan biaya produk yang
membebankan biaya kepada produk atau jasa berdasarkan konsumsi sumber daya yang
disebabkan karena aktivitas. ABC membantu perusahaan mengurangi distorsi yang
disebabkan oleh sistem penentuan harga pokok tradisional, sehingga dengan ABC dapat
diperoleh biaya produk yang lebih akurat. ABC juga menyediakan pandangan yang jelas
mengenai bagaimana perusahaan membedakan produk, jasa, dan aktivitas yang memberikan
kontribusi dalam jangka panjang.

DAFTAR PUSTAKA

Boer, King. “Indahnya Berbagi Pengetahuan: Activity Based Costing VS Activity Based
Management”. (http://kingboer99.blogspot.co.id/2013/07/activity-based-costing-abcdan.html, diakses pada tanggal 31 Maret 2017)
Mata

Dunia:

Seputar

Ilmu

Pengetahuan.

“Activity

Based

Costing”.

(http://www.matadunia.id/2016/03/makalah-akuntansi-manajemen-activity.html,
diakses pada tanggal 31 Maret 2017)
Putri,

Meidiya.

“Makalah

Activity

Based

Costing”.

(http://meidyarepu3.blogspot.co.id/2014/09/makalah-activity-based-costing.html,
diakses pada tanggal 31 Maret 2017)
Hansen, Don R., dan Maryanne M. Mowen. 2004. Cost Management: Accounting and
Control, Fifth Edition, Ohio: South-Western College Publishing.