MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL INKUIRI BERBANTUAN AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI MODEL TERPADU MADANI PALU | Yusuf S. | JSTT 6938 23157 1 PB

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA
MELALUI MODEL INKUIRI BERBANTUAN AUDIO VISUAL
PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI MODEL TERPADU MADANI PALU
Muh. Yusuf S.1, Amiruddin Hatibe dan Amram Rede2
1
2

(Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Tadulako)
(Staf Pengajar Program Studi Magister Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Tadulako)

Abstract
This article was derived from classroom action research report which entitled Improving
Activity Science and Learning Outcome Through Inquiry Model supported by Audio Visual ad
Class VI of SD Negeri Model Terpadu Madani Palu. The focus of the learning was transfer and
transformation of electrical energy. The instruments to collect the data were pre-test, observation
sheet for teacher and students activities, and post-test. The result of a research shown that there is
any improvement of students activity with 65,47% achievement in cycle I and 82,89% achievement
in cycle II. For the learning outcome, the classical mastery learning reach 83,33% in cycle I and
reach 91,67% in cycle II. Those achievements are the accumulation of two times meeting in every
cycle. Therefore, we can conclude that inquiry learning model with audio visual aided could
improve activity and science learning outcome of Class VI students of SD Negeri Model Terpadu

Madani Madani Palu.
Keywords: Learning Outcome, Inquiry Model, Audio Visual
Penyampaian pelajaran IPA di SD
Negeri Model Terpadu Madani selama ini
telah diupayakan agar memperoleh hasil,
guna menumbuhkan minat siswa terhadap
proses pembelajaran sains. Berkaitan dengan
hal itu, guru hanya terdorong menyampaikan
pelajaran IPA secara singkat, baik melalui
diagram atau gambar kemudian dilengkapi
dengan keterangan singkat, akibatnya siswa
hanya diajar menghafal dan tidak dimotivasi
untuk mengemukakan ide-ide pemikiran yang
dimiliki dengan benar. Proses pelaksanaan
pembelajaran IPA masih jarang menggunakan
pendekatan saintifik. Akibatnya, masih ada
siswa yang memperoleh nilai ulangan IPA
yang rendah, yaitu antara (60-70%) dan
ketuntasan klasikan rata-rata hanya mencapai
65-70, sedangkan kriteria ketuntasan minimal

(KKM) untuk mata pelajaran IPA kelas VI
SD Negeri Model Terpadu Madani adalah
minimal 77.
Berdasarkan
hasil
observasi,
wawancara terbuka dengan siswa, dan diskusi
dengan sesama guru pada awal tahun ajaran
baru 2014/2015 ditemukan penyebab

rendahnya penguasaan konsep yang tercermin
dari hasil belajar dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran yaitu adanya anggapan bahwa
IPA hanya pelajaran hafalan yang tidak
penting. Dalam konteks ini, masih ditemukan
banyaknya konsep yang harus dihafal tanpa
tahu kegunaannya. Maka, pembelajaran IPA
terkesan
bersifat
abstrak.

Kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan di kelas
cenderung monoton, kurang menarik, dan
kurang bervariasi.
Kegiatan pembelajaran selama ini
pada hakikatnya terkesan belum menyajikan
masalah kepada siswa. Hal tersebut terlihat
dari belum adanya bimbingan kepada siswa
dalam membuat hipotesis. Akibatnya, guru
tidak terbiasa membimbing siswa membuat
langkah-langkah percobaan sendiri dan belum
memberikan bimbingan kepada siswa untuk
membuat
kesimpulan
berdasarkan
pemahaman siswa yang diarahkan oleh guru.
Kondisi tersebut menjadikan pembelajaran
kurang membuka kesempatan kepada siswa
untuk menggali potensi intelektual dalam
memecahkan

masalah
pada
konteks

34

35 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 4 Nomor 2, April 2015 hlm 34-40

pelajaran IPA.
Meminimalisir permasalahan tersebut
di atas, perlu diupayakan penerapan model
dan media pembelajaran yang inovatif, yaitu
model pembelajaran dimana siswa belajar
mengkonstruksi ide pokok belajar mandiri
menemukan bersama kelompoknya, serta
pembelajaran multi arah, bukan hanya dengan
guru tetapi dengan sumber-sumber balajar
yang lain. Salah satu model pembelajaran
yang inovatif adalah model inkuiri dan media
yang tepat adalah audio visual.

Upaya
yang
dilakukan
dalam
pembelajaran IPA untuk mempermudah siswa
memahami konsep, yaitu dengan alat bantu
berupa media audio visual yang mempunyai
unsur suara dan unsur gambar. Berkaitan
dengan hal itu, Basuki dan Farida (2001)
mengemukakan bahwa media audio visual
seperti film ataupun video, dapat membantu
mengatasi hambatan yang ada dalam
pembelajaran.
Media
tersebut
dapat
digunakan untuk merangsang diskusi antara
guru dengan siswa dan antara siswa dengan
siswa, dapat membantu menemukan gagasan
untuk mengawali kegitan kelompok, serta

dapat dipakai sebagai sumber kegiatan
mandiri untuk melengkapi atau memperkaya
pengetahuan yang dipelajari di kelas.
Mulyasa ( 2007) mengemukakan
bahwa
model
pembelajaran
inkuiri
merupakan model pembelajaran yang
mempersiapkan siswa pada situasi untuk
melakukan eksperimen sendiri secara luas
agar melihat apa yang terjadi, ingin
melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaanpertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri,
serta menghubungkan penemuan yang satu
dengan penemuan yang lain, membandingkan
apa yang ditemukannya dengan yang
ditemukan siswa lain. Inkuiri merupakan
proses yang bervariasi dan meliputi kegiatankegiatan
mengobservasi,
merumuskan

pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku
dan sumber-sumber informasi lain secara
kritis, merencanakan penyelidikan atau
investigasi, mereview apa yang telah

ISSN: 2089-8630

diketahui, melaksakan percobaan atau
eksperimen dengan menggunakan alat untuk
memperoleh
data,
menganalisis,dan
menginterpretasi data, serta membuat prediksi
dan mengkomunikasikan hasilnya (Amri dan
Ahmadi, 2010).
Berkaitan
dengan
penggunaan
pembelajaran audio visual, Hamdani (2010)
menyatakan bahwa audio visual menjadikan

penyajian bahan ajar kepada siswa semakin
lengkap dan optimal sehingga dalam batasbatas tertentu dapat menggantikan peran dan
tugas guru. Penyajian materi dapat diganti
oleh media, dan guru dapat beralih menjadi
fasilitator
belajar,
yaitu
memberikan
kemudahan bagi siswa untuk belajar. Media
audio visual diharapkan dapat menjadikan
proses pembelajaran terkondisi lebih menarik,
menyenangkan serta dapat meningkatkan
sikap, motivasi belajar, dan partisipasi siswa
dalam belajar IPA, sehingga kualitas
pembelajaran di kelas menjadi lebih baik.
Upaya-upaya tersebut di atas dapat
berhasil jika didukung oleh partisipasi guru
dan siswa dalam berinteraksi secara terbuka
selama proses pembelajaran berlangsung.
Sriyono (1992) menyebutkan aktivitas adalah

segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara
jasmani atau rohani. Aktivitas siswa
merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi
selama proses belajar mengajar. Kegiatankegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang
mengarah pada proses belajar seperti
bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan
tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru
dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta
bertanggung jawab terhadap tugas yang
diberikan.
Berdasarkan latar belakang di atas,
dirumuskan permasalahan yaitu: (1) apakah
model inkuiri berbantuan audio visual dapat
meningkatkan
aktivitas
siswa
dalam
mengikuti pelajaran IPA kelas VI SD Negeri
Model Terpadu Madani?; (2) apakah model
inkuiri berbantuan audio visual dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dalam
mengikuti pelajaran IPA kelas VI SD Negeri

Muh. Yusuf S, dkk. Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA melalui Model Inkuiri Berbantuan ……………36

Model
Terpadu
Madani.
Menjawab
permasalahan tersebut dilakukan penelitian
tindakan kelas yang berjudul “Meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar IPA melalui model
inkuiri berbantuan audio visual pada siswa
kelas VI SD Negeri Model Terpadu Madani”.
METODE
Penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (classroom action research)
mengikuti desain penelitian Kemmis dan
Mc.Taggart dalam Wiriaatmadja (2008).
Penelitian dilaksanakan di kelas VI SD

Negeri Model Terpadu Madani tahun
pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 24
siswa. Prosedur penelitian tindakan ini terdiri
dari 2 siklus dengan setiap siklus terdiri dari
empat tahapan yaitu: persiapan, implementasi,
pemantauan dan evaluasi, analisis dan
refleksi.
Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini menggunakan teknik tes dan
nontes. Metode tes dalam penilitian ini
digunakan untuk mengukur kemampuan dasar
prestasi belajar siswa. Pengumpulan data
berupa lembar kerja kelompok dan tes
evaluasi. Tes evaluasi diberikan secara
individu untuk mengetahui kemampuan
kognitif siswa. Tes ini dilaksanakan pada

setiap akhir pembelajaran siklus I dan siklus
II. Data yang diperoleh diolah dalam bentuk
tabulasi dan grafik yang menunjukkan hasil
penelitian kemudian dianalisis terhadap
peningkatan kemampuan hasil dan aktivitas
belajar siswa.
Tingkat keberhasilan penelitian dapat
diukur dengan indikator penilaian kualitatif
diuraikan sebagai berikut: Jika hasil aktivitas
siswa dan guru dalam kegiatan proses
pembelajaran IPA tergolong baik atau sangat
baik, maka proses pembelajaran dapat
dikatakan berhasil. Sebaliknya, jika proses
pembelajaran tersebut tidak tergolong baik
atau sangat baik maka proses pembelajaran
belum
tercapai.
Sedangkan
Indikator
penilaian kuantitatif terdiri dari dua bagian,
yaitu: (1) jika daya serap individu mencapai
nilai KKM ≥ 77 dan (2) ketuntasan belajar
klasikal (KBK) dikatakan berhasil jika
mencapai 85%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar dari pratindakan, siklus I,
dan siklus II, secara rinci dipaparkan pada
Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Belajar Siswa
Hasil Penelitian
No.
Perolehan
Pratindakan
Siklus I
1. Jumlah Skor
1.620,00
2.004,98
2. Daya Serap Klasikal
67,50%
83,54%
3. Jumlah yang Tuntas
10
20
4. Ketuntasan Klasikal (%)
41,67%
83,33%
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel
1 di atas, dapat dijelaskan perolehan hasil
belajar yaitu:
pratindakan jumlah skor
perolehan secara klasikal 1.620,00 dengan
daya serap klasikal 67, 50%, jumlah siswa
yang tuntas 10 orang (yang tidak tuntas 14
orang), dan pencapaian ketuntasan klasikal
berdasarkan persentase mencapai 41,67%

Siklus II
2.159,98
90,00%
22 orang
91,67%

(yang tidak tuntas 58,33%). Siklus I
akumulasi hasil pertemuan 1 dan 2 yaitu:
jumlah skor perolehan secara klasikal
mencapai 2.004,98 dengan daya serap
klasikal 83, 54%, jumlah siswa yang tuntas 20
orang (yang tidak tuntas 4 orang), dan
pencapaian ketuntasan klasikal berdasarkan
persentase mencapai 83,33%. Siklus II

37 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 4 Nomor 2, April 2015 hlm 34-40

akumulasi hasil pertemuan 1 dan 2 yaitu:
jumlah skor perolehan secara klasikal
2.159,98, daya serap klasikal 90,00, jumlah
siswa yang tuntas 22 orang, dan ketuntasan
klasikal mencapai 91,67%.

No.
1.
2.
3.
4.

ISSN: 2089-8630

Hasil Observasi Aktivitas guru dan
Aktivitas Siswa
Hasil Observasi aktivitas guru dan
siswa pada siklus I, dan siklus II, secara rinci
dipaparkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil penilaian Aktivitas Guru dan Siswa
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
Aktivitas
Siklus I
Siklus II
Siklus I
Siklus II
1
2
1
2
1
2
1
2
57.71 68.00 74.86 84.29
Jumlah
30
37
34
40
2.40
2.83 3.12
3.51
Rata-rata
3,0
3,7
3,4
4,0
Persentase
75
92,5
85
100 60.12 70.83 77.98 87.80
C
B
B
SB
Kriteria
B
SB
SB
SB

Berdasarkan hasil analisis terhadap
penilaian aktivitas guru, indikator pada
masing-masing
aspek
dengan
empat
deskriptor penilaian dengan skor tertinggi 4
dan terendah 1 dengan jumlah skor ideal 40,
diperoleh rata-rata jumlah skor pada tiap
pertemuan yaitu selama 2 kali pertemuan
pada siklus I dan II hasil akumulasi perolehan
nilai pada siklus I tersebut rata-rata hasil
penilaian 3,35 dengan persentase keberhasilan
83,75% (berada pada kategori baik). Siklus II
rata-rata aktivitas guru mencapai 3,7 dengan
persentase keberhasilan 92,5% (berada pada
kategori sangat baik). Hasil penilaian aktivitas
siswa pada siklus I yang dilakumulasi dari
pertemuan 1 dan 2 yaitu rata-rata 2,65 dengan
persentase keberhasilan 65,47% (berada pada
kategori cukup). Siklus II rata-rata 3,32
dengan persentase keberhasilan 82,89%
(berada pada kategori baik).
Pembahasan
Penelitian
ini
merupakan
implementasi pembelajaran untuk menjawab
hipotesis penelitian dengan perolehan ratarata nilai dan ketuntasan klasikal mengalami
peningkatan dari pratindakan, siklus I dan
siklus II. Berpijak dari fenomena hasil
observasi dan wawancara terbuka dengan
siswa, dan diskusi dengan sesama guru pada

awal Tahun Ajaran 2014/2015 tentang
penyebab rendahnya penguasaan konsep yang
tercermin dari hasil belajar dan aktivitas siswa
dalam pembelajaran, ditemukan banyaknya
konsep yang harus dihafal tanpa tahu
kegunaannya, pembelajaran IPA terkesan
bersifat abstrak, cenderung monoton, kurang
menarik, kurang bervariasi, guru terkesan
belum mampu menyajikan masalah kepada
siswa, dan guru belum membimbing siswa
dalam proses membuat hipotesis. Guru belum
terbiasa membimbing siswa membuat
langkah-langkah percobaan sendiri, dan
belum
membimbing
siswa
membuat
kesimpulan. Berkaitan dengan permasalahan
ini, Sutikno dan Isa (2010) menyatakan
bahwa dalam pembelajaran sains, guru harus
membimbing siswa terutama siswa yang
belum pernah mempunyai pengalaman belajar
dengan kegiatan-kegiatan inkuiri.
Sebelum pembelajaran menggunakan
model pembelajaran inkuiri berbantuan audio
visual, hanya 41,67% siswa yang mencapai
KKM IPA (77%) ketuntasan individu dari 24
siswa yang mengikuti tes awal pratindakan.
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
perkembangan siswa sangat berpengaruh
terhadap
kemampuannya
menangkap
informasi yang diberikan. Hal ini sejalan
dengan apa yang dikemukakan oleh Nasution
(2004) pada tingkat perkembangan 0-11

Muh. Yusuf S, dkk. Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA melalui Model Inkuiri Berbantuan ……………38

tahun, segala tindakan bergantung melalui
pengalaman
inderawi,
melihat
dan
meresapkan apa yang terjadi, tetapi belum
mempunyai cara untuk mengategorikan
pengalaman itu, pada tahap perkembangan
berikutnya anak mampu menggunakan intuisi
dan selanjutnya mampu menyiapkan kata-kata
serta menggunakannya, memahami hubungan
fungsional, cara berfikir masih konkret, dan
individu mengembangkan pikiran formalnya.
Mereka bisa mencapai logika dan rasio serta
dapat menggunakan abstraksi.
Pembelajaran bagi siswa akan optimal
jika melibatkan siswa secara totalitas dengan
melibatkan media audio visual sehingga dapat
mencapai pengalaman belajar yang idel dan
bermakna. Hasil belajar yang diperoleh dari
siklus I mengalami peningkatan dan pada
siklus II mencapai kriteria ketuntasan yang
ditetapkan. Hasil penelitian ini sangat relevan
dengan hasil penelitian berkaitan dengan
penggunaan media audio visual yang
dilakukan oleh Merta, dkk. (2015)
menyimpulkan bahwa media visual mampu
memenuhi apa yang dibutuhkan siswa selama
guru selalu berupaya untuk merancang
pembelajaran yang bermakna agar dapat
meningkatkan hasil belajar IPA.
Guru memotivasi siswa untuk belajar,
memberikan permasalahan yang berkaitan
dengan materi, membawa siswa ke dalam
situasi belajar yang sebenarnya atau
memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan
topik
permasalahan
serta
melakukan
bimbingan bagi siswa untuk membuat
hipotesis yang relevan, selama pembelajaran
menggunakan model inkuiri berbantuan audio
visual. Pembelajaran lebih didominasi oleh
siswa.
Pada
indikator
keterampilan
mengelolah kelas, guru mengkoordinir siswa
untuk masuk dalam kelompoknya sehingga
siswa tidak bertanya-tanya keanggotaanya
dalam kelompok, guru membimbing masingmasing kelompok dalam menentukan
langkah-langkah percobaan.
Pembelajaran pada penelitian ini
melakukan pemecahan permasalahan, dengan

mengkondisikan pembelajaran yang fokus
menggunakan model pembelajaran inkuiri
berbantuan audio visual. Penggunaan media
audio visual memiliki dampak positif
terhadap pembelajaran dan pengajaran yang
berlangsung dan dapat mengubah paradigma
bahwa IPA adalah pelajaran dengan konsep
hafalan yang tidak penting menjadi
pembelajaran yang sangat penting dan dapat
menciptakan generasi yang penuh karya dan
daya cipta. Hal ini relevan dengan hasil
penelitian
Ode
(2014)
terhadap
kecenderungan pemakaian tipe audio visual
yang terdapat pada literatur dalam mengajar
dan
pembelajaran.
Hasil
penelitian
menyatakan bahwa audio visual berdampak
positif terhadap pembelajaran dan pengajaran
yang berlangsung di sekolah.
Pembelajaran dengan menggunakan
model
pembelajaran
inkuiri
dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memahami
konsep
rangkaian
listrik,
melakukan percobaan tentang perpindahan
dan perubahan energi listrik, berdasarkan
keterampilan prosedural dan intelektual dalam
memecahkan masalah melalui prosedur kerja
yang terstruktur dan mendapat bimbingan
serta arahan yang optimal dari guru. Sejalan
dengan apa yang dikemuakan oleh Amri dan
Ahmadi (2010) bahwa inkuiri merupakan
proses yang bervariasi dan meliputi kegiatankegiatan salah satunya adalah melaksakan
percobaan
atau
eksperimen
dengan
menggunakan alat untuk memperoleh data,
menganalisis, dan menginterpretasi data, serta
membuat prediksi dan mengkomunikasikan
hasilnya.
Berdasarkan hasil pembelajaran yang
dilakukan selama proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran inkuiri
berbantuan media audio visual, siswa
memiliki antusias yang tinggi untuk
meningkatkan
pemahaman
konsepnya
terhadap materi pembelajaran. Sejalan dengan
pernyataan Trianto (2007) bahwa guru dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan atau menerapkan ide-ide sendiri,

39 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 4 Nomor 2, April 2015 hlm 34-40

dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara
sadar menggunakan strategi mereka sendiri
untuk belajar. Model pembelajaran inkuiri
menjadikan proses pembelajaran lebih
prosedural dan terstruktur dengan baik untuk
melatih keterampilan inkuiri siswa dalam
memecahkan masalah belajarnya.
Pembelajaran
yang
dilakukan
didukung oleh penggunaan media audio
visual yang menampilkan gambar proyeksi
secara jelas dan menarik perhatian, tampilan
yang disajikan secara berulang-ulang serta
dapat diputar kembali sesuai bagian yang
belum dipahami oleh siswa dan dapat
meminimalisir penggunaan waktu yang
banyak.
Sejalan
dengan
apa
yang
dikemukakan oleh bahwa Hamdani (2010)
bahwa media audio visual akan menjadikan
penyajian bahan ajar kepada siswa semakin
lengkap
dan optimal, dalam batas-batas
tertentu dapat menggantikan peran dan tugas
guru karena penyajian materi bisa diganti oleh
media, dan guru menjadi fasilitator belajar
dan memberikan kemudahan bagi para siswa
untuk belajar.
Pencapaian hasil belajar siswa secara
optimal selain dipengaruhi oleh penggunaan
media pembelajaran yang sesuai dan
penggunaan media audio visual, pencapaian
hasil belajar juga dipengaruhi oleh totalitas
guru dalam melakukan setiap tahapan
pembelajaran sesuai prosedur tahapan yang
ditetapkan. Setiap aktivitas yang dilakukan
guru diharapkan dapat memberikan kontribusi
terhadap pemahaman konsep dan perubahan
perilaku menjadi lebih baik. Sejalan dengan
apa yang dikemukakan oleh Aunnurahman
(2011) bahwa keaktifan siswa dalam belajar
merupakan persoalan penting dan mendasar
yang harus dipahami, didasari dan
dikembangkan oleh setiap guru di dalam
proses pembelajaran. Keaktifan belajar
ditandai oleh adanya keterlibatan secara
optimal baik intelektual, emosional, dan fisik
jika dibutuhkan. Keterlibatan siswa dalam
proses pembelajaran memiliki intensitas
keaktifan yang tinggi. Siswa tidak hanya aktif

ISSN: 2089-8630

mendengar, mengamati, dan mengikuti, tetapi
terlibat langsung di dalam melaksanakan
percobaan, peragaan dan mendemonstrasikan
sesuatu. Dengan keterlibatan langsung, siswa
aktif mengalami dan melakukan proses
belajar sendiri.
Berkenaan dengan pernyataan yang
dijelaskan di atas, dalam kaitannya dengan
penelitian ini dapat dijelaskan bahwa selama
pembelajaran berlangsung siswa terlibat aktif
dalam pengamatannya menggunakan indera
penglihatan, dan pendengarannya sehingga
siswa antusias bertanya tentang hal-hal yang
belum jelas dari objek yang dilihat dan
didengar
sebagai
bentuk
keterlibatan
intektualnya. Selain itu, secara emosional
siswa sangat antusias memberikan berbagai
interprestasi terhadap apa yang dimatinya
berkaitan dengan pengalamannya dalam
kehidupan sehari-hari tentang rangkaian
listrik dan pemanfaatannya dalam kehidupan
sehari-hari. Keberhasilan siswa baik dalam
aktivitas maupun hasil belajar merupakan
efek keterlibatan siswa berpartisipasi secara
aktif dari awal sampai akhir pembelajaran.
Keterlaksanaan ini menunjukkan bahwa
partisipasi siswa sangat berperan penting
dalam pencapaian hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran yang dilakukan pada
penelitian ini menjawab hipotesis penelitian,
yaitu penggunaan model pembelajaran inkuiri
berbantuan audio visual dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar IPA kelas VI SDN
Model Terpadu Madani Palu.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa terjadi peningkatan
aktivitas guru dan siswa serta hasil belajar
siswa dari siklus I sampai siklus II.
Peningkatan hasil belajar dibuktikan dari hasil
pencapaian daya serap nilai rata-rata, dan
ketuntasan
klasikal
yang
mengalami
peningkatan
secara
signifikan
dari

Muh. Yusuf S, dkk. Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA melalui Model Inkuiri Berbantuan ……………40

pratindakan, siklus I dan siklus II. Hasil ini
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang
dilakukan menggunakan model pembelajaran
inkuiri berbantuan audio visual dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA
pada siswa kelas VI SD Negeri Model
Terpadu Madani Palu.
UCAPAN TERIMA KASIH
Syukur alhamdulillah kehadirat Allah
SWT, atas karunia dan ridha-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan artikel
ini. Penulis mengucapkan terima kasih yang
setinggi-tingginya kepada Dr. H. Amiruddin
Hatibe, M.Si dan Dr. Amram Rede, M.Pd atas
bimbingan dan arahannya, serta kepada Prof.
Dr. H. Andi Tanra Tellu, MS., Dr. Kasmudin
Mustapa, M.Pd. dan Dr. Jusman Mansyur,
M.Si. atas saran dan masukannya.
DAFTAR RUJUKAN
Amri, S. dan Ahmadi, I. K. 2010. Proses
Pembelajaran.
Jakarta:
Prestasi
Pustakaraya.
Aunnurahman.
2011.
Belajar
dan
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Basuki dan Farida. 2001. Media Pengajaran.
Bandung: CV Maulana.
Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Bandung: Pustaka Setia.
Merta, K., W. Lasmawan, I. W. dan Suastra.
2015.
Pengaruh
Pendekatan
Pembelajaran Kontekstual Berbantuan
Media Visual Terhadap Motivasi
Berprestasi dan Hasil Belajar IPA
pada Siswa Kelas I Gugus II
Kecamatan
Abang
Kabupaten
Karangasem. E- Journal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha Program Studi Pendidikan
Dasar. Vol. 5 Tahun 2015. Hal. 1-12.

Mulyasa, E. 2007. Standar Kompetensi dan
Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja
Rosdakari.
Nasution, S. 2004. Pendidikan IPA di SD.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Ode, O. 2014. Impact of Audio Visual (AVS)
Resources on Teaching and Learning
in Some Selected Private Secondary
Schools in Makurdi. International
Journal of Research in Humanities,
Arts and Literature, Vol. 2 Hal. 195202.
Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar
dalam CBSA. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Sutikno, W. dan A. Isa. 2010. Keefektifan
Pembelajaran Berbantuan Multimedia
Menggunakan
Metode
Inkuiri
Terbimbing untuk Meningkatkan
Minat dan Pemahaman Siswa. Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia. Vol. 6
(2010), Hal. 58-62.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran
Inovatif Berorientasi Konstruktivisme.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Wiriaatmadja, R. 2008. Metode Penelitian
Tindakan Kelas untuk Meningkatkan
Kinerja Guru dan Dosen. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.

Dokumen yang terkait

Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar melalui Model Pembelajaran Terpadu Siswa Kelas IV SD Negeri 4 Bumi Jawa

0 16 142

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VA SDN GISIKDRONO 03 SEMARANG

0 17 254

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V Peningkatan Kreativitas Dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Pada Siswa Kelas V SD Negeri Poleng I Tahun Ajaran 2015/2016.

0 2 10

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V Peningkatan Kreativitas Dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Pada Siswa Kelas V SD Negeri Poleng I Tahun Ajaran 2015/2016.

0 2 18

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMP NEGERI MODEL TERPADU MADANI PALU | Samara | Katalogis 6653 22138 1 PB

0 0 10

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI MELALUI KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR IPA DI KELAS IV SDN MODEL TERPADU MADANI PALU | Maroangi | Mitra Sains 4134 13286 1 PB

0 0 8

Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Sumber Belajar Lingkungan Pada Kelompok B TK Negeri Model Terpadu Madani Palu | ka | Bungamputi 2361 7061 1 PB

0 0 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI SAINS KELAS VI SDN 1 BIROMARU | Cicilia | JSTT 6940 23165 1 PB

0 0 8

this PDF file MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN MULTIMEDIA DI KELAS III SDN MODEL TERPADU MADANI | Tomodu | Mitra Sains 1 PB

0 0 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 168 PEKANBARU

0 0 15