Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rentenir dan Ibu Rumah Tangga Pedagang di Pancuran Salatiga T1 222010026 BAB IV

IV.

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

Gambaran Obyek Penelitian
Lokasi Pemukiman
Kampung Pancuran yang secara adminstratif berada di wilayah Kelurahan
Kutowinangun Kecamatan Tingkir. Kampung ini di kelilingi oleh pasar yaitu
Pasar Blauran, Pasar Raya 2 dan Pasar Shopping yang berada dekat dengan pusat
kota. Suatu lokasi yang mudah dijangkau oleh siapapun karena dekat dengan
Terminal Tamansari sebagai tempat mangkalnya angkutan umum dari semua jalur
angkutan di Salatiga.

Kondisi Pemukiman
Kampung yang terdiri dari 18 rukun tetangga (RT) yang tergabung dalam
satu lingkup rukun warga (RW) yaitu RW 4. Kampung Pancuran terdiri dari
banyak rumah yang berderet-deret bahkan berdampingan dengan rumah tetangga.
Bentuk rumah dan luasnyapun rata-rata sama yang terkadang setiap rumah
ditinggali oleh dua sampai tiga kepala keluarga. Beberapa rumah tersebut tidak
memiliki fasilitas kamar mandi dan toilet sehingga masih banyak warga yang
mengandalkan sumur umum ataupun “mbelik” untuk mencuci ataupun mandi

secara bersama-sama dengan tetangga. Bagi keluarga yang mampu dan memiliki
fasilitas sendiri biasanya menggunakan sumber air dari PDAM.

21

Kehidupan Sosial
Rata-rata warga kampung Pancuran bekerja sebagai pedagang. Pekerjaan
tersebut dijalankan oleh para istri karena suami bekerja sebagai buruh yang
gajinya tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan, baik itu kebutuhan sosial,
kebutuhan sehari-hari ataupun kebutuhan sekolah anak-anak mereka. Di kampung
ini juga menjalankan kegiatan arisan, baik itu arisan ibu-ibu ataupun arisan bapakbapak yang rutin di laksanakan satu bulan sekali. Tujuan di bangunnya kegiatan
arisan adalah untuk menciptakan keakraban dan gotong royong antar warga dalam
setiap RT-nya. Selain untuk menciptakan keakraban dan gotong royong, kegiatan
arisan yang diikuti oleh Ibu Barokah juga digunakan sebagai tempat untuk
melakukan simpan-pinjam namun dengan dana yang terbatas yang berasal dari
kas ataupun tabungan dari warga yang uangnya di putarkan kembali1.
Di lingkungan tempat tinggal informan tersebut, ibu rumah tangga
mengikuti 2 jenis acara arisan yaitu PKK dan dasawisma. Dalam kegiatan tersebut
diadakan kegiatan simpan-pinjam dan seluruh anggotanya dapat meminjam dana
tersebut namun dengan jumlah yang terbatas. Kegiatan tersebut berlangsung satu

bulan sekali yang bertempat di rumah ibu RT. Dana simpan pinjam berasal dari
uang tabungan para ibu rumah tangga. Di dalam kegiatan PKK tersebut terdapat 2
jenis tabungan, yakni tabungan wajib yang di bayarkan setiap kali pertemuan
namun tidak semua ibu rumah tangga harus mengisi tabungan tersebut. Tabungan
berikutnya adalah tabungan harian, setiap harinya akan ada pengurus arisan yang
mengambil uang para ibu rumah tangga di rumah masing-masing. Jumlah uang

1

Wawancara pada hari Sabtu, 9 Februari 2014 jam 11:00 WIB

22

yang ditabungkan sesuai dengan kemampuan ibu rumah tangga masing-masing.
Rata-rata uang yang terkumpul untuk dipinjamkan sekitar Rp 5.000.000.
Terkadang jumlah tersebut belum mampu untuk mencukupi pinjaman seluruh
warga yang butuh dana lebih karena adanya batasan pada besaran pinjaman pada
setiap anggota.
Jumlah maksimal uang yang dapat dipinjam setiap warga sebesar Rp
500.000, sedangkan jumlah pinjaman minimal sebesar Rp 50.000. Sedangkan

arisan yang kedua masuk kedalam kegiatan dasawisma. Dalam kegiatan tersebut
juga ada simpan pinjam untuk ibu rumah tangga, namun ibu rumah tangga hanya
menabung pada saat kegiatan tersebut berlangsung, biasanya tempat perkumpulan
ini berpindah-pindah ke rumah warga. Sehingga semua anggota akan
mendapatkan giliran sebagai tuan rumah kegiatan dasawisma. Uang yang akan
tersedia untuk disimpan pinjamkan rata-rata sekitar Rp 2.000.000. Anggotanya
dapat mengajukan pinjaman maksimal sebesar Rp 300.000 sedangkan jumlah
minimal pinjaman sebesar Rp 50.000. Jumlah pinjaman yang diajukan ibu rumah
tangga baik di kegiatan PKK ataupun dasawisma disesuaikan dengan kemauan si
peminjam namun bergantung pada kemampuan setiap peminjam agar tidak terjadi
keterlambatan ataupun tidakmelunasi pada saat masa pelunasan. Ibu Barokah
biasa meminjam di kegiatan tersebut untuk menambah modal usaha dagang dan
juga untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari2.

2

Wawancara pada hari Senin, 5 Mei 2014 jam 10:15 WIB

23


Tabel 1 Dana Arisan Yang Dikelola Untuk Dipinjamkan ke Anggota Arisan
Nama

Jumlah Uang

Bunga Pinjaman

Kegiatan
PKK

Rp 5.000.000

10 % per 3 bulan atau 40%

Maksimal

Minimal

Jatuh Tempo


peminjaman

peminjaman

Pelunasan

Rp 500.000

Rp 50.000

3 bulan

Rp 300.000

Rp 50.000

3 bulan

per tahun
Dasawisma


Rp 2.000.000

10%per 3 bulan atau 40%
per tahun

Sumber : data primer yang diolah dari wawancara dengan informan, 2014

Praktek Rentenir
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa rentenir telah lama
beroperasi

di

kampung

Pancuran

dan


pasar

Blauran

dan

semakin

berkembang.Menurut Ibu Barokah berkembangnya rentenir tersebut diiringi
dengan semakin bertambahnya jumlah rentenir yang beroperasi di pasar Blauran
karena ini merupakan peluang kerja bagi mereka yang memiliki uang lebih
sehingga mereka berpikir dengan memutarkan uang tersebut maka rentenir akan
memiliki penghasilan dari bunga yang ditetapkan pada setiap nasabahnya3.
Menurut sepengetahuan Ibu Saginah, saat ini jumlah rentenir yang beroperasi di
pasar Blauran sekitar 50 orang dan yang beroperasi masuk ke dalam kampung
Pancuran sekitar 5 orang4. Selain karena bertambahnya jumlah rentenir, semakin
berkembangnya usaha ini juga karena rentenir yang sebelumnya telah lama
beroperasi memiliki dana yang lebih banyak lagi dari sebelumnya sehingga para

3

4

Wawancara pada hari Senin, 5 Mei 2014 jam 10:35 WIB
Wawancara pada hari Minggu, 18 Mei 2014 jam 10:20 WIB

24

rentenir mampu menyalurkan banyak uang untuk semua pedagang ibu rumah
tangga yang membutuhkan dana tersebut.
Buktinya telah ada informan yang menjadi nasabah rentenir sejak 30 tahun
yang lalu, yakni Ibu Sarti5. Tidak semua pedagang menjadi nasabah satu rentenir
yang sama, mereka lebih suka meminjam kepada rentenir yang telah lama ia
kenal. Ibu Tasminah yang juga nasabah dari rentenir mengaku mengenal rentenir
daari sesama pedagang6. Sehingga dalam proses meminjam tersebut nasabah dan
rentenir sudah sama-sama memiliki rasa saling percaya. Kepercayaan tersebut
menyebabkan rentenir dari Ibu Barokah tidak menggunakan unsur paksaan saat
meminjam ataupun mengembalikan uang pinjaman. Setiap nasabah sudah sadar
akan kewajiban hutangnya dan rentenirpun terkadang memahami kondisi usaha
dagang nasabahnya, sehingga saat usaha dagangan sepi rentenir memberikan
kelonggaran waktu7.

Kondisi sepi tersebut biasa dialami Ibu Barokah yang disebabkan karena
tanggal tua sehingga pembeli yang biasanya setiap hari makan dengan membeli
lauk ataupun sayur di tempat informan mengurangi konsumsinya atau bahkan
tidak membeli sama sekali8. Selain karena faktor waktu tersebut biasanya
penjualan Ibu Saginah sepi karena jenis dagangan yang ia sediakan tidak sesuai
dengan yang diinginkan oleh pembeli9. Sebaliknya penjualan akan menjadi ramai
ketika informan memiliki banyak jenis dagangan sehingga akan menarik minat

5

Wawancara pada Sabtu, 8 Februari 2014 jam 19:30 WIB
Wawancara pada Minggu, 9 Februari 2014 jam 13:00 WIB
7
Wawancara pada hari Minggu, 9 Februari 2014 jam 11:25 WIB
6

8
9

Wawancara pada hari Senin, 5 Mei 2014 jam 10:40 WIB

Wawancara pada hari Senin, 5 Mei 2014 jam 12:40 WIB

25

pembeli untuk membeli barang dagangannya sesuai kebutuhan pembeli. Selain
itu, penjualan Ibu Barokah akan ramai karena adanya perayaan yang berlangsung
di sekitar tempat informan berjualan, yakni karnaval ataupun pada saat tanggal
muda dan hari libur sehingga biasanya banyak ibu rumah tangga, remaja, anakanak bersantai di lapaknya dengan membeli makanan dan minuman yang ia jual10.
Ibu Saginah tidak hanya bergantung pada satu rentenir, ia telah menjadi
nasabah tetap pada empat rentenir. Setiap kali Ibu Saginah butuh dana, ia hanya
akan berinteraksi dengan salah satu dari rentenir tersebut agar angsuran hutang
tidak berat. Namun disaat mendesak ia sering meminjam lebih dari satu rentenir
namun tetap berkutat pada empat rentenir tersebut11. Hal ini disebabkan karena
informan masih memiliki tanggungan hutang pada 1 rentenir sehingga ia harus
meminjam dana pada rentenir yang lain.
Rentenir biasa beroperasi di pasar-pasar mulai jam 9 pagi sampai jam 4
sore untuk menawarkan hutang ataupun mengambil uang angsuran setiap
nasabahnya. Rentenir biasa mengunjungi Ibu Tri pada jam 1 siang12. Tidak ada
komunikasi yang berarti antara keduanya, rentenir hanya biasa mengucap salam
dan bertanya “laris apa sepi bu?”. Jika nasabah merasa dagangannya laris maka ia

akan langsung memberikan uang angsuran hutangnya untuk hari itu. Jika
dagangan sepi maka rentenir akan memberikan tambahan waktu satu hari untuk
membayar angsuran yang telat tersebut. Setelah itu rentenir langsung pergi
dengan mencatat pada buku tagihannya mengenai angsuran ataupun tunggakan
pembayaran nasabahnya.
10

Wawancara pada hari Senin, 5 Mei 2014 jam 10:45 WIB
Wawancarapada hari Minggu, 9 Februari 2014 jam 09:00 WIB
12
Wawancara pada hari Sabtu, 15 Maret 2014 jam 10:00 WIB
11

26

Mekanisme Peminjaman ‘Ala’ Rentenir
Sistem yang dijalankan oleh para rentenir mengenai syarat dan bunga
pinjaman rata-rata sama. Syarat yang diberikan kepada nasabah hanya fotokopi
kartu tanda penduduk (KTP) dan tanpa survey terlebih dahulu, namun tidak
adanya survey tersebut karena rentenir dan informan telah saling mengenal.
Rentenir akan langsung memberikan dananya kepada nasabah. Sedangkan bunga
yang diterapkan oleh semua rentenir yang menjadi nasabah tetapnya adalah
sekitar 20% per bulan berdasarkan jumlah pinjaman yang diajukan. Sebagai
contoh rincian pembayaran utang yang pernah di lakukan oleh Ibu Barokah yang
telah menjadi nasabah rentenir selama 6 tahun. Ia meminjam uang sebesar Rp
500.000 pada rentenir langganannya (hanya berlangganan pada 1 rentenir) dan
diberi waktu selama 30 hari untuk mengembalikan uang tersebut beserta
bunganya. Dengan angsuran per hari sebesar Rp 20.000 sehingga dalam 30 hari ia
akan menyisakan pendapatannya untuk melunasi hutang tersebut. Sehingga Rp
20.000 x 30 hari = Rp 600.000. Dengan jumlah pinjaman tersebut, rentenir akan
menerima bunga sebesar Rp 100.000. Namun sistem yang dijalankan oleh rentenir
tersebut berbeda dengan rentenir lainnya. Ia menerapkan sistem berdasarkan pada
berapa kali nasabah tersebut membayar. Singkatnya Ibu Barokah membayar
sebanyak 30 kali, lebih dari 30 hari tidak apa-apa karena rentenir memberikan
kelonggaran waktu. Tenggang waktu yang diberikan untuk setiap kekosongan
angsuran adalah 7 hari. Sehingga dalam 30 kali angsuran tersebut nasabah diberi
waktu 37 hari untuk melunasi13.

13

Wawancara pada hari Minggu, 9 Februari 2014 jam 11:30 WIB

27

Berbeda dengan sistem yang dijalankan oleh rentenir yang menjadi
langganan ibu Sarti, bila ia meminjam uang sebesar Rp 500.000 maka ia akan
menerima uang sebesar jumlah yang ia ajukan, tanpa ada potongan biaya lain-lain.
Dengan jumlah tersebut, informan di beri waktu selama 24 hari dengan beban
bunga pinjaman sebesar 20% per bulan atau 240% per tahun. Setiap harinya
informan harus menyisihkan pendapatannya sebesar Rp 25.000 untuk membayar
angsuran hutang. Sehingga Rp 25.000 x 24 hari = Rp 600.000. Dengan dana
tersebut rentenir akan menerima bunga pinjaman sebagai pendapatannya sebesar
Rp 100.000. Sistem yang di jalankan oleh rentenir langganan ibu Sarti adalah taat
pada aturan yang disepakati bersama. Yakni waktu pelunasan harus tepat sesuai
dengan perjanjian dan jumlah dana yang dipinjam. Dalam hal ini adalah selama
24 hari, tanpa ada tambahan waktu pelunasan. Jika dalam satu hari Ibu Sarti tidak
menyetor uang angsuran maka pada hari berikutnya ia harus membayar angsuran
pada hari itu dan tunggakan pembayaran hari sebelumnya. Rentenir tidak
menerapkan denda pada setiap keterlambatan tersebut, yang penting bagi rentenir
tersebut, angsuran nasabahnya harus lunas dalam jangka waktu yang telah
disepakati bersama14.

14

Wawancara pada hari Sabtu, 8 Februari 2014 jam 19:38 WIB

28

Tabel 2 Mekanisme Pengembalian Dana Rentenir dari Informan Ibu Barokah dan Ibu Sarti
Nama

Jumlah

Bunga

Jatuh

Kelonggaran

Nasabah

Pinjaman

Pinjaman

Tempo

Pelunasan

Angsuran

Pelunasan
Barokah

Rp 500.000

20% per bulan

30

hari

atau 240% per

(harian)

Denda

Jumlah

Keuntungan

Keterlamb

Total

Rentenir

atan
7 hari

Rp 20.000

-

Rp 600.000

Rp 100.000

-

Rp 600.000

Rp 100.000

per hari

tahun
Sarti

Rp 500.000

20% per bulan

24

hari

atau 240% per

(harian)

-

Rp 25.000
per hari

tahun
Keterangan : rentenir setiap informan berbeda
Sumber : data primer yang diolah dari wawancara dengan informan, 2014

29

Setiap rentenir membatasi jumlah pinjaman setiap nasabahnya. Karena
dana yang digunakan adalah dana pribadi dan dana tersebut di bagi-bagikan ke
nasabah yang lain. Rentenir dari Ibu Saginah hanya memberikan pinjaman
maksimal Rp 1.000.000 untuk nasabahnya15. Rentenir tidak menerapkan denda
setiap keterlambatan pembayaran karena rentenir tetap ingin menjaga kepercayaan
dan tidak ingin nasabahnya pindah ke rentenir lain akibat penerapan denda.

Penilaian Ibu Rumah Tangga Pedagang terhadap Rentenir
Berdasarkan literature yang telah ada, selama ini rentenir telah dianggap
sebagai perbankan bagi masyarakat miskin karena rentenir mampu menyalurkan
dananya untuk semua nasabahnya yang rata-rata tidak mampu untuk mengakses
dana ke lembaga formal (perbankan, kopersai) saat keadaan mendesak (Seibel.
2005).
Selanjutnya dari penelitian lapangan yang telah didapat, banyak pedagang
yang salah satunya Ibu Saginah lebih memilih untuk meminjam kepada rentenir
daripada lembaga lain karena rumitnya syarat yang harus diikuti16. Walaupun
bunga yang diterapkan oleh rentenir lebih tinggi (rata-rata 20% per bulan atau
240% per tahun) daripada lembaga lain dan juga jangka waktu pengembalian
sangat singkat. Selain itu persyaratan dan proses dari rentenir sangat fleksibel,
hanya dengan fotocopy KTP saja. Tanpa harus mengisi formulir, tanpa survey
danbahkan tanpa barang jaminan layaknya meminjam pada koperasi. Hal inilah

15
16

Wawancarapada hari Minggu, 9 Februari 2014 jam 09:05 WIB
Wawancara pada hari Minggu, 9 Februari 2014 jam 09:10 WIB

30

yang menjadi daya tarik utama bagi Ibu Sarti untuk lebih setia meminjam kepada
rentenir17.
Banyaknya hal yang menjadi pertimbangan ibu rumah tangga pedagang
untuk lebih memilih meminjam ke rentenir menyebabkan rentenir semakin
menjamur di sekeliling mereka. Rasa saling percaya, rasa saling mengenal dan
juga keadaan mendesak yang memaksa mereka untuk terus bergantung pada dana
rentenir menyebabkan ibu rumah tangga pedagang tidak pernah mencoba untuk
keluar dari belenggu rentenir.

Dampak Positif Kredit Rentenir Terhadap Usaha Dagang Ibu Rumah
Tangga Pedagang
Sebagai seorang pedagang kecil yang minim akan modal untuk kelancaran
usaha dagangnya, ibu rumah tangga tersebut akan memilih untuk meminjam ke
rentenir sebagai alternatif utama karena mekanismenya yang fleksibel sehingga
tidak membingungkan ibu rumah tangga pedagang yang membutuhkan dana
cepat. Berikut adalah beberapa dampak positif yang dirasa oleh ibu rumah tangga
pedagang setelah meminjam dana pada rentenir.

Menambah Modal
Setiap informan memulai usaha dagangnya dengan menggunakan dana
pribadinya. Namun modal tersebut tidak selalu dapat berputar dengan baik hingga
menyebabkan semakin menipisnya modal pribadi mereka. Karena berdagang

17

Wawancara pada hari Sabtu, 8 Februari 2014 jam 19:40 WIB

31

merupakan pekerjaan utama yang digunakan sebagai tumpuan hidup keluarga
mereka.
Dengan menipisnya modal tersebut, Ibu Tasminah memilih untuk
meminjam kepada rentenir agar usaha dagangnya tidak macet. Di saat mendesak
seperti itu, informan akan meminjam ke rentenir yang setiap hari beroperasi di
pasar tempat informan berjualan untuk menawarkan jasanya. Tanpa proses yang
rumit dan lama, informan akan langsung menerima dana yang dibutuhkan.
Cairnya dana tersebut akan digunakan oleh Ibu Tasminah untuk menambah modal
agar usaha dagangnya tetap berjalan seperti biasa18.
Selain karena menipisnya modal utama yang digunakan, Ibu Tri akan
memutuskan untuk meminjam karena barang dagangannya tidak habis karena
kondisi penjualan sepi ataupun barang rusak dan busak dan tidak dapat di jual
kembali19.

Memperluas Usaha
Dengan meningkatnya modal yang dimiliki, Ibu Barokah dapat
menjalankan kembali usaha dagangnya dan ia dapat menambah jenis dan jumlah
dagangannya. Kini usaha dagangnya telah meluas yang tercermin dari jenis dan
jumlah barang dagangannya yang lebih banyak dibanding saat sebelum ia
memiliki banyak modal. Bahkan dengan semakin berkembangnya usaha tersebut,

18
19

Wawancara pada hari Minggu, 9 Februari 2014 jam 13:05 WIB
Wawancara pada hari Sabtu, 8 Februari 2014 jam 19:10 WIB

32

Ibu Barokah mampu memperbaiki lapak yang ia gunakan sebagai tempat
berjualan20.

Memperbaiki Kesulitan Keuangan Ibu Rumah Tangga Pedagang
Sebagai seorang pedagang kecil yang hanya memiliki pendapatan rendah
dan tidak menentu setiap harinya menyebabkan mereka berada pada posisi yang
terhimpit, diantara harus terus berjualan untuk terus menghasilkan uang untuk
modal kembali dan juga pada posisi tidak memiliki uang namun harus tetap
berjualan untuk melanjutkan kehidupan. Sehingga pada saat kondisi seperti ini,
Ibu Saginah akan memutuskan untuk melakukan kredit dengan rentenir agar terus
dapat menjalankan usahanya21. Dengan cairnya kredit tersebut, masalah keuangan
informan telah terselesaikan walaupun akhirnya informan terbebani oleh
tanggungan hutang. Rentenir berperan dalam kondisi tersebut, dananya sangat
membantu para nasabahnya.

Meningkatkan Konsumsi
Dalam keadaan mendesak yakni pilihan untuk terus berjualan atau tidak
karena terbatasnya modal yang dimiliki, maka Ibu Tri akan berusaha untuk
mencari pinjaman uang. Baik itu meminjam rentenir ataupun pada kegiatan arisan
yang diikuti oleh informan di lingkungan tempat tinggalnya22. Tapi Ibu Tri akan
lebih memilih untuk meminjam ke rentenir karena rentenir dapat mencairkan
dananya kapan saja dan dimana saja. Dengan adanya dana tersebut maka Ibu
20

Wawancara pada hari Sabtu, 8 Maret 2014 jam 15:00 WIB
Wawancara pada hari Minggu, 9 Maret 2014 jam 09:40 WIB
22
Wawancara pada hari Senin, 5 Mei 2014 jam 13:00 WIB
21

33

Triakan memiliki dana yang lebih banyak dari sebelumnya untuk menambah
modal usaha dagangnya. Dengan bertambahnya modal tersebut, informan mampu
menambah varian dagangannya, sehinggapendapatan Ibu Tri akan lebih banyak
dari pendapatan sebelumnya dalam waktu singkat (perkiraan jangka pendek
adalah 1 – 2 tahun setelah meminjam pada rentenir)23. Dengan peningkatan
pendapatan tersebut, informan mampu meningkatkan konsumsi usaha dagang
yang tercermin dengan peningkatan penggunaan input produksi yang berasal dari
laba yang diperoleh.

Dampak Negatif Kredit Rentenir Terhadap Usaha Dagang Ibu Rumah
Tangga Pedagang
Ibu rumah tangga pedagang yang meminjam dana ke rentenir tidak hanya
merasakan dampak positif pada usaha dagangnya. Mereka juga merasakan
dampak negatif dari meminjam dana ke rentenir yakni sebagai berikut.

Beban Bunga Tinggi
Rentenir sebagai pengendali utama dalam proses penawaran dan pencairan
dana yang diajukan oleh ibu rumah tangga pedagang. Sebagai ibu rumah tangga
pedagang yang memiliki modal minim, mereka akan langsung memutuskan untuk
meminjam kepada rentenir disaat kondisi yang mendesak, seperti kehabisan
modal karena dagangannya tidak laku dan tidak dapat dijual kembali. Di saat
seperti inilah rentenir sangat berperan dalam memberikan bantuan dalam bentuk

23

Wawancarapada hari Senin, 5 Mei 2014 jam 10:50 WIB

34

pinjaman uang. Tanpa ada pertimbangan lama biasanya Ibu Tasinah akan
langsung menyetujui persyaratan untuk mendapatkan uang dari rentenir. Rentenir
akan memberikan beban bunga pinjaman sebesar 20% per bulan atau 240% per
tahun pada setiap dana yang ia pinjamkan ke nasabahnya tanpa dapat dinego24.
Ibu rumah tangga pedagang yang menjadi nasabah langganan pada setiap rentenir
hanya dapat menyetujui perjanjian tersebut karena mereka berada diposisi
terdesak sehingga bunga berapapun akan mereka terima demi kelancaran usaha
dagangnya. Sehingga informan merasa bahwa ia di eksploitasi oleh kekuasaan
yang dipegang oleh rentenir tersebut tanpa dapat menegosiasikan besaran bunga
yang ditanggung oleh informan untuk setiap dana yang ia pinjam.
Meminjam uang kepada rentenir sebenarnya membantu usaha dagang
informan agar tetap dapat berjalan dengan baik dan mampu meningkatkan
pendapatan informan. Namun kebaikan tersebut juga menimbulkan hal negatif
yakni informan harus dibebani beban bunga yang tinggi sedangkan jangka waktu
pengembalian sangat singkat yakni selama 24 sampai 30 hari berdasarkan
peraturan yang telah ditetapkan oleh rentenir dan juga setiap harinya informan
harus membayar sehingga informan tersebut merasa dikejar-kejar oleh rentenir
dan harus membayar tepat waktu. Ibu Tasminah hanya mampu pasrah dengan
ketentuan tersebut karena ia juga membutuhkan dana tersebut untuk meredam
krisis keuangannya. Hal ini tetap ia lakukan karena hanya rentenir yang dapat
memberikan pinjaman dana dimasa-masa sulit yang ia alami25. Sehingga
terkadang informan bimbang antara mau meminjam uang ke rentenir atau tidak
24
25

Wawancara pada hari Minggu, 9 Februari 2014 jam 13:10 WIB
Wawancarapada hari Jumat, 23 Mei 2014 jam 16:05

35

meminjam. Jika ia tidak meminjam uang maka tentu saja usaha dagangnya akan
terhenti yang akhirnya ia tidak akan memiliki penghasilan. Namun jika meminjam
uang maka informan akan terbebani oleh dua hal tersebut yakni bunga tinggi dan
jangka waktu pengembalian yang singkat.

Jumlah Produksi di Masa Mendatang Menurun
Ibu rumah tangga yang terbiasa berinteraksi dengan rentenir karena
membutuhkan uang untuk usaha dagang tidak hanya berlangsung dalam jangka
pendek saja. Namun kegiatan ini telah berlangsung lama didalam perjalanan usaha
dagang Ibu Sarti, yakni sekitar kurang lebih 30 tahun sejak informan mulai
berjualan26. Dalam jangka panjang (lebih dari 2 tahun) setelah meminjam dana
dari rentenir tersebut, Ibu Barokah merasa bahwa semakin lama pendapatannya
adalah tetap dan mungkin hanya meningkat pada sesekali waktu saja sehingga
jumlah dana yang digunakan untuk modal kembali usaha dagangnya juga sama27.
Selain itu menurut Ibu Saginah pendapatannya setelah dalam masa jangka panjang
meminjam dana dari rentenir, dirasa bahwa pendapatannya sama karena
menurutnya jumlah pengeluaran dan pemasukan yang ia miliki tidak pernah sama
ataupun tersisa untuk disimpan. Ini disebabkan karena dari hari ke hari harga
bahan pokok untuk berjualan mengalami peningkatan harga, hal ini tidak
sebanding dengan jumlah penerimaan yang ia terima28. Besarnya pendapatan yang
ia dapatkan juga bergantung pada kondisi penjualannya sehari-hari. Pendapatan
yang tidak sama jumlahlah setiap harinya harus tetap digunakan untuk membayar
26

Wawancara pada hari Sabtu, 8 Februari 2014 jam 20:00 WIB
Wawancarapada hari Senin, 5 Mei 2014 jam 11:00 WIB
28
Wawancarapada hari Senin, 5 Mei 2014 jam 13:00 WIB
27

36

angsuran yang jumlahnya sama setiap harinya dan juga untuk modal kembali.
Sehingga semakin lama modalnya akan semakin berkurang dan mengurangi
jumlah produksinya.

Pendapatan Merosot
Rentenir sebagai pengendali utama dalam kegiatan pinjam meminjam ini
selain menentukan bunga yang yang dibebankan kepada nasabahnya, juga
memiliki kendali utama dalam penentuan jatuh tempo pelunasan bagi nasabahnya.
Seperti halnya yang terjadi pada Ibu Tasminah, ia akan meminjam dana ke
rentenir saat ia dalam keadaan mendesak seperti barang dagangan yang tidak
habis terjual sehingga modal yang ia gunakan untuk berjualan tidak kembali
sepenuhnya. Sehingga uang untuk modal kembali keesokan harinya hanya sedikit.
Hal ini ia lakukan untuk kelancaran usaha dagangnya29. Sebagai pedagang kecil
yang memiliki usaha kecil dengan modal yang minim, ia hanya dapat
mengandalkan uang pinjaman untuk menutup kekurangan modalnya, baik itu
meminjam ke rentenir ataupun didalam kegiatan arisan yang ia ikuti di
kampungnya. Karena rentenir yang memiliki kendali utama dalam penentuan
peraturan peminjaman, informan tidak berani menego waktu pengembalian
pinjaman dan bunga yang dibebankan pada dirinya.
Menurut pengalaman yang Ibu Tasminah alami ketika ia meminjam dana
ke rentenir, ia akan diberi waktu untuk pelunasan hutangnya dengan dua pilihan.
Pilihan pertama, rentenir akan memberikan waktu pengembalian hutang dan

29

Wawancara pada hari Minggu, 9 Februari 2014 jam 13:05 WIB

37

bunganya selama 24 hari, pilihan kedua adalah selama 30 hari. Jangka waktu
terssebut diterapkan rentenir untuk pinjaman sebesar Rp 200.000 dengan bunga
20% per bulan atau 240% per tahun. Dengan rincian, jika meminjam sebesaar Rp
200.000 dengan jangka waktu pengembalian selama 24 hari maka setiap harinya
informan harus menyisihkan pendapatannyasebesar Rp 10.000. Sedangkan untuk
jangka waktu pengembalian 30 hari, informan akan menyisihkan pendapatannya
sebesar Rp 8.000. Dengan jangka waktu tersebut rentenir akan mendapat bunga
sebagai pendapatannya sebesar Rp 40.000. Biasanya Ibu Tasminah akan
mengambil hutangnya dengan jangka waktu pengembalian selama 30 hari agar ia
tidak merasa berat untuk mengangsurnya.
Rata-rata pendapatan bersih Ibu Tasminah sebesar Rp 50.000, jumlah
tersebut sudah dikurangkan untuk modal belanja keesokan harinya. Maka selama
30 hari informan harus menyisihkan pendapatannya sebesar Rp 8.000. Dengan
sisa pendapatannya tersebut dirasa jumlah itu kurang untuk mencukupi kebutuhan
hidupnya dan juga kebutuhan lain yang tidak terduga seperti kebutuhan sosial
(menjenguk orang sakit ataupun lelayu). Menurutnya waktu pengembalian
tersebut terlalu singkat jika ia mengingat kembali jumlah beban yang ia tanggung
setiap harinya. Terkadang Ibu Tasminah juga tidak dapat membayar setiap hari,
sehingga terkadang ia harus membayar dua kali lipat pada keesokan harinya.
Dengan pendapatan yang minim dan tidak pernah sama setiap harinya informan
merasa

kesulitan

dalam

mengangsur

hutangnya

sehingga

seringkali

pendapatannya dibawah Rp 50.000 harus dikurangi oleh angsuran hutangnya.
Dengan jangka waktu pengembalian yang terlalu singkat menyebabkan informan

38

harus pintar-pintar dalam mengelompokkan penerimaan yang ia terima. Ketika
usaha dagangnya sepi, penerimaannya (revenue) akan ikut menurun karena barang
dagangannya tidak terjual habis sehingga modal yang digunakan tidak kembali
sepenuhnya, begitu juga dengan laba yang didapat akan lebih sedikit
dibandingkan saat dagangannya habis terjual. Jika keadaan tersebut berlangsung
setiap hari maka modal yang digunakan untuk berjualan akan semakin berkurang
sehingga pendapatannya juga semakin merosot.

39

Gambar 1Bagan Dampak Positif – Negatif Adanya Dana Rentenir Terhadap Usaha Dagang Ibu Rumah Tangga Pedagang
Ibu Rumah Butuh dana
Tangga

berhutang

Mengembangkan usaha dagang
dengan menambah modal

Bank (tidak terjangkau)
Rentenir (terjangkau)

Menimbulkan dampak bagi usaha dagang

pinjam
Dana rentenir

Dampak positif

Dampak negatif

• Menambah modal

• Beban bunga tinggi

• Memperluas usaha

• Jumlah Produksi di Masa Mendatang

•Memperbaiki Kesulitan KeuanganIbu

Menurun

Rumah Tangga Pedagang

•Pendapatan merosot

• Meningkatkan konsumsi
Dampak positif < Dampak negatif

Ibu rumah tangga pedagang merugi

KUR
Mencari dana dari sumber
lain

Sumber : data primer yang diolah dari wawancara dengan informan, 2014
40

Arisan

Ibu rumah
tangga pedagang
masih dalam
kondisi miskin

Upaya Ibu Rumah Tangga Pedagang Mengurangi Ketergantungan pada
Rentenir
Ibu rumah tangga pedagang yang mengandalkan dana dari rentenir sebagai
sumber pinjaman utama untuk menambah modal usaha dagang, ternyata tidak hanya
mengandalkan dana itu saja. Ibu rumah tangga pedagang juga mengandalkan dana
yang bersumber dari kegiatan PKK dan dasawisma yang menjalankan arisan satu
bulan sekali dilingkungan tempat tinggalnya. Dana tersebut dimanfaatkan untuk
menambah modal ataupun menutup kekurangan modal usaha dagangnya. Namun hal
tersebut hanya dapat dimanfaatkan oleh ibu rumah tangga yang ikut dalam kegiatan
tersebut, bagi ibu rumah tangga pedagang yang tidak mengikuti kegiatan PKK dan
dasawisma dikampungnya tidak akan diperbolehkan untuk mengajukan pinjaman
hutang. Menurut Ibu Barokah, ibu rumah tangga yang tidak mengikuti kegiatan
tersebut akan dikucilkan dari dari lingkungannya sehingga intensitas bersosialisasinya
diantara warga sangat minim. Selain itu mereka juga tidak akan diikutsertakan dalam
setiap kegiatan yang berlangsung di kampungnya, seperti lelayu, acara pernikahan
ataupun kegiatan sosialisasi untuk berbagi informasi dari pihak Kelurahan30. Namun
setiap sikap yang ditunjukkan oleh setiap warga bergantung pada sikap ibu rumah
tangga yang tidak mengikuti kegiatan PKK dan dasawisma, semua itu kembali pada
diri masing-masing.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, ternyata muncul fakta baru yakni
selain mengandalkan dana pinjaman dari rentenir dan arisan, ibu rumah tangga
30

Wawancarapada hari Jumat, 23 Mei 2014 jam 10:08

41

pedagang juga mendapatkan pinjaman dana dari bank berupa KUR (kredit usaha
rakyat). KUR inilah yang digunakan sebagai alternatif lain untuk mendapatkan dana
yang digunakan untuk menambah modal usaha dagang yang dijalankan oleh Ibu
Saginah31. Berdasarkan pengalamannya, informan sangat mudah untuk mendapatkan
kredit tersebut, karena syarat yang ia kumpulkan hanyalah fotokopi KTP dan fotokopi
KK tanpa ada survey dari pihak bank. Ia pun tidak mengetahui dengan benar apa saja
prosedur yang harus ia lewati untuk mendapatkan dana KUR tersebut. Ia berpikir
bahwa proses cairnya dana KUR tersebut karena ia telah mengenal pegawai bank
tempat ia mendapatkan KUR tersebut. Ibu Saginah mendapatkan bantuan KUR dari
bank BRI Blauran cabang Nanggulan yang kantornya berada di pasar Blauran, tepat
didepan informan berjualan buah selama ini. Berdasarkan informasi yang ia ketahui,
pedagang di pasar Blauran yang juga mendapatkan KUR dari bank tersebut juga tidak
melalui tahap survey baik itu survey keuangan ataupun survey keproduktifan usaha
yang dijalankan setiap nasabahnya.
Ibu Saginah mendapatkan dana KUR pada tanggal 25 Juli 2013 sebesar Rp
2.000.000, jangka waktu pengembalian yang ia ambil adalah selama 12 bulan dengan
beban bunga sebesar 12,3% per tahun. Maka setiap bulan informan akan membayar
angsuran KUR dengan angsuran pokok sebesar Rp 166.700 dan beban bunga sebesar
Rp 20.500. Sehingga setiap bulannya ia harus membayar angsuran sebesar Rp
187.200 pada jatuh tempo yang telah ditetapkan oleh pihak bank dan diharapkan
nasabah tidak telat dalam mengangsur hutangnya. Di awal pencairan dana KUR, Ibu
31

Wawancarapada hari Minggu, 18 Mei 2014 jam 10:20

42

Saginah tidak terbebani oleh biaya administrasi sehingga ia menerima uang bersih
sebesar Rp 2.000.00032.
Walaupun Ibu Saginah mendapat KUR, ia tetap meminjam dana ke rentenir
karena menurutnya dana KUR belum mampu untuk menutupi kekurangan modal
usaha dagangnya. Besarnya dana KUR yang dapat cair disesuaikan dengan
kelangsungan usaha dagang yang dijalankannya33.

Tabel 3 Mekanisme Pengembalian Dana KUR
Nasabah

Pinjaman

Jatuh

Adm

Tempo
Saginah

Rp 2.000.000

Angsuran

Bunga

Pokok

12 bulan

-

Rp 166.700

12.3% per tahun

per bulan

atau Rp 20.500
per bulan

Sumber : data primer yang diolah dari wawancara dengan informan, 2014

Namun hal ini berbeda dengan yang dilakukan oleh Ibu Barokah. Jika ia
butuh dana untuk menambah modal usaha dagangnya, ia akan tetap mengandalkan
dana dari rentenir. Ibu Barokah lebih memilih untukmeminjam uang rentenir dengan

32
33

Wawancara pada hari Jumat, 23 Mei 2014 jam 13:00
Wawancara pada hari Minggu, 18 Mei 2014 jam 10:30

43

nominal yang lebih besar dari sebelumnya karena ia tidak dapat mengajukan KUR
layaknya Ibu Saginah34.
Dengan pengalaman meminjam dana ke rentenir selama 4 tahun terakhir ini,
Ibu Saginah menyadari bahwa ada dampak positif dan juga dampak negatif yang
saling tarik menarik yang mempengaruhi keputusan informan saat memutuskan untuk
berhutang, karena informan berhutang juga untuk kelangsungan usaha dagang yang
dijalankan. Ibu Saginah merasa dengan dana yang ia pinjam tersebut, ia dapat
menambah modal sehingga barang yang dijualpun semakin banyak dengan begini
maka penghasilannyapun semakin meningkat jika dibandingkan dengan sebelum
meminjam dana. Namun hal itu juga bergantung pada jenis dan jumlah dagangan
yang ia sediakan. Namun informan juga merasakan dampak negatif meminjam dana
rentenir yang berpengaruh pada usaha dagangnya. Yakni, ia harus mampu
mengangsur hutangnya setiap hari sedangkan penghasilannya tidak tentu jumlahnya
setiap harinya. Dengan kedua hal yang ia alami, Ibu Saginah menyadari bahwa
sebenarnya selama ia meminjam dana ke rentenir, ia hanya merasakan dampak
negatifnya saja yakni, setiap harinya ia terbebani oleh angsuran pokok dan juga bunga
pinjaman yang telah ditetapkan. Sehingga penghasilan informan semakin merosot
dalam jangka panjang karena ia selalu mengandalkan dana rentenir yang sebenarnya
hanya dapat memberikan manfaat dalam jangka pendek saja. Walaupun ia menyadari
hal tersebut, informan hanya mampu mengulanginya lagi karena tidak ada pilihan lain
yang dapat ia lakukan untuk mendapatkan dana pinjaman. Sebagai pedagang kecil
34

Wawancarapada hari Jumat, 23 Mei 2014 jam 10:15

44

yang minim akan modal, hanya mampu “buka tutup lubang” saja untuk terus dapat
menjalankan usaha dagangnya.
Banyaknya sumber modal yang dapat diakses oleh ibu rumah tangga
pedagang menyebabkan mereka selalu bergantung pada uang tersebut. Dengan
mempertimbangkan dampak positif-negatifdari meminjam uang yang berasal dari
rentenir dan arisan, ibu rumah tangga pedagang sebenarnya lebih memilih untuk
meminjam uang sebagai tambahan modal dikegiatan arisan karena beban bunga
hutang hanya sebesar 10% per 3 bulan atau 40% per tahun dengan jangka waktu
pengembalian selama 3 bulan atau 3 kali angsuran setiap bulan saat kegiatan arisan
tersebut berlangsung. Namun didalam kegiatan yang diikuti oleh Ibu Barokah
tersebut, setiap anggotanya tidak dapat mengajukan pinjaman kapan saja karena
setiap bulannya sudah ditentukan siapa saja yang mendapat jatah untuk meminjam
uang tersebut. Penentuan tersebut telah dijadwalkan dan disepakati oleh semua
anggota arisan yang diundi secara acak dengan menggunakan kertas undian35. Jadi
setiap bulannya sudah di tentukan siapa saja yang wajib meminjam uang dan semua
anggota arisan wajib meminjam uang tersebut. Jika ada anggota arisan yang tidak
membutuhkan uang tersebut saat namanya keluar sebagai peminjam maka uang
tersebut dapat dipinjamkan ke anggota lain yang belum mendapatkan jatah hutangan
yang harusnya nama anggota tersebut keluar dibulan depan. Namun hutangan tersebut
juga dapat dipinjamkan ke anggota lain yang namanya sudah keluar sebagai
peminjam dibulan sebelumnya dengan syarat nama peminjam utama (yang mendapat
35

Wawancara pada hari Jumat, 23 Mei 2014 jam 10:20

45

jatah hutangan pada bulan tersebut) bersedia untuk bertanggung jawab atas pinjaman
hutang atas namanya. Dalam hal ini tanggung jawab yang dimaksud adalah peminjam
utama bersedia mengejar-ngejar peminjam uang agar membayar tepat waktu saat
kegiatan arisan tersebut berlangsung sampai masa pelunasan itu datang yakni pada
bulan ketiga sejak ia berhutang. Berdasarkan prosesnyapun meminjam uang diarisan
lebih flexible daripada meminjam uang direntenir namun besarnya pinjaman diarisan
dibatasi yakni Rp 500.000 di PKK dan Rp 300.000 di dasawisma.
Dari kedua sumber modal tersebut ternyata informan lebih memilih untuk
meminjam uang dikegiatan arisan walaupun adanya batasan tersebut. Namun jika
informan mempertimbangkan besarnya angsuran dan juga dampaknya terhadap usaha
dagang mereka, informan akan lebih memilih berhutang diarisan karena didalam
arisan informan akan membayar angsuran 1 bulan sekali. Sehingga pendapatan per
hari selama berjualan akan terasa manfaatnya oleh informan. Namun jika informan
meminjam direntenir, tiap harinya informan harus membayar angsuran yang lebih
besar jumlahnya jika dibandingkan dengan angsuran berhutang pada arisan.
Jika informan meminjam uang arisan sebesar Rp 200.000 dengan bunga 10%
maka setiap bulannya informan akan membayar angsuran sebesar Rp 73.400 setiap
bulan selama 3 bulan ke depan. Maka setiap harinya informan harus menyisihkan
pendapatannya sebesar Rp 2.450 per hari agar dalam 1 bulan ia dapat mengangsur
hutangnya. Dibandingkan dengan meminjam uang direntenir sebesar Rp 200.000
dengan bunga sebesar 20% per bulan atau 240% per tahun dan jangka waktu

46

pengembalian selama 30 hari maka setiap harinya informan harus membayar
angsuran sebesar Rp 8.000.

Tabel 4 Perbandingan Meminjam Dana pada Rentenir dan Arisan
Sumber

Jumlah

Dana

Pinjaman

Rentenir

Rp 200.000

Bunga

Jatuh Tempo

Angsuran

Pelunasan
20% per bulan atau 240% per

30 hari

Rp 8.000/ hari

3 bulan

Rp 73.400/ bulan

tahun
Arisan

Rp 200.000

10% per 3 bulan atau 40%
per tahun

atau Rp 2.450/hari

Sumber : data primer yang diolah dari wawancara dengan informan, 2014

Dengan melihat perbandingan tersebut, ibu rumah tangga pedagang tetap saja
tidak dapat keluar dari keluar dari belenggu rentenir karena ibu rumah tangga
pedagang tersebut hanya memiliki modal dan penghasilan yang minim sehingga
mereka selalu membutuhkan tambahan modal untuk dapat melanjutkan usaha
dagangnya. Rentenir tetap akan menjadi andalan ibu rumah tangga pedagang sebagai
sumber modal karena rentenir dapat memberikan pinjaman uang lebih banyak
daripada arisan. Rentenir dapat memberikan pinjaman sebesar Rp 1.000.000 namun
diarisan hanya dapat memberikan pinjaman sebesar Rp 500.000 sedangkan pinjaman
yang dibutuhkan oleh ibu rumah tangga pedagang terkadang melebihi jumlah
tersebut.

47

Dengan mempertimbangkan semua hal yang telah dijelaskan diatas, ibu
rumah tangga pedagang ternyata lebih mengandalkan dana dari rentenir karena dalam
jangka pendek dana tersebut mampu meningkatkan penghasilannya dan dapat
membantu untuk membiayai kebutuhan rumah tangga dan menambah modal usaha
dagangnya. Ibu rumah tangga pedagang cenderung lebih memikirkan kemajuan usaha
dagangnya dalam jangka pendek, bagaimana ia dapat terus berjualan dengan modal
yang ia miliki dan mendapatkan laba sebanyak-banyaknya dengan mengandalkan
uang pinjaman dari rentenir yang kapan saja dapat mencairkan dananya saat informan
kekurangan modal.

48

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Modal Sosial terhadap Keberlangsungan Usaha Pedagang Burjo di Salatiga T1 352009006 BAB IV

0 1 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perempuan dalam Menopang Keberlanjutan Hidup Rumah Tangga di Kelurahan Kumpulrejo Kota Salatiga T1 352010003 BAB IV

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Tayangan Sinetron Ustad Fotocopy Terhadap Perilaku Sosial Ibu Rumah Tangga T1 362009019 BAB IV

0 1 37

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kekerasan Dalam Rumah Tangga Pada Ibu Hamil dan Dampaknya Pada Ibu dan Perkembangan Anak di Timor Tengah Selatan T1 462009016 BAB IV

0 1 225

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sekolah Guru B di Salatiga T1 152008006 BAB IV

0 0 45

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rentenir dan Ibu Rumah Tangga Pedagang di Pancuran Salatiga

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rentenir dan Ibu Rumah Tangga Pedagang di Pancuran Salatiga T1 222010026 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rentenir dan Ibu Rumah Tangga Pedagang di Pancuran Salatiga T1 222010026 BAB II

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rentenir dan Ibu Rumah Tangga Pedagang di Pancuran Salatiga T1 222010026 BAB V

0 0 3

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Pengelolaan Parkir di Salatiga T1 BAB IV

0 1 20