Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Penjualan (Studi Kasus Pada Toko Elektronik ERA) T1 682004058 BAB II

(1)

5

Bab 2

Tinjauan Pustaka

2.1

Penelitian Terdahulu

Penelitian dengan judul “Perancangan dan Pembuatan Sistem Informasi Penjualan, Pembelian dan Stok Gudang di Toko Bahan Bangunan Sinar Jaya” mengatakan dengan adanya aplikasi tersebut dapat mengurangi resiko kehilangan data, pegawai tidak perlu mencatat kembali transaksi yang ada, dan telah mampu menyimpan data-data transaksi penjualan, pembelian, stok barang, pengiriman, penggajian dan juga dapat menghasilkan laporan penjualan, laporan pembelian, laporan stok, laporan penggajian dan laporan laba rugi penjualan secara otomatis (Handoyo, 2008).

Penelitian lainnya dengan judul “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi PT. Maju Bersama (Studi Kasus: Penjualan dan Piutang Usaha)”. Penelitian ini menyatakan untuk menganalisis kelemahan dan kebutuhan sistem informasi akuntansi penjualan dan piutang usaha PT. Maju Bersama untuk diberikan usulan perbaikan berupa rancangan sistem informasi akuntansi yang dapat memenuhi kebutuhan bisnis perusahaan. Penelitian dilakukan dengan cara studi lapangan berupa investigasi karyawan serta analisis proses bisnis dan dokumen perusahaan terkait. Sedangkan analisis dan perancangan sistem informasi dilakukan dengan pendekatan berorientasi objek dimana semuanya digambarkan dengan notasi UML (Darudiato, 2007).


(2)

6

Hal yang membedakan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah dibuat menggunakan sistem yang bukan hanya ditujukan untuk pembelian dan penjualan, dengan sistem yang baru maka pemakai aplikasi dapat menggunakan sistem yang didalamnya terdapat pelaporan hutang dan piutang.

2.2

Pengertian Sistem

Kata sistem mempunyai beberapa pengertian, tergantung dari sudut pandang mana kata tersebut didefinisikan. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu:

1. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen-elemen atau kelompoknya, yang dalam hal ini sistem itu didefinisikan sebagai “suatu jaringan kerja dari prosedur–prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu aturan tertentu”.

2. Pendekatan sistem sebagai jaringan kerja dari prosedur, yang lebih menekankan urutan operasi di dalam sistem. Prosedur

(procedure) didefinisikan sebagai “urutan operasi kerja (tulis -menulis), yang biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi bisnis yang terjadi” (Neushl, 1971).

Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen-elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Dengan demikian di dalam suatu sistem, komponen-komponen ini tidak dapat berdiri sendiri-sendiri, tetapi


(3)

7

sebaliknya, saling berhubungan hingga membentuk satu kesatuan sehingga tujuan sistem itu dapat tercapai (Nugroho, 2001).

2.1.1 Karakteristik Sistem

Sistem mempunyai beberapa karakteristik atau sifat-sifat tertentu, antara lain:

1. Komponen Sistem (Component)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang saling bekerja sama membentuk suatu komponen sistem atau bagian-bagian dari sistem.

2. Batasan Sistem (Boundary)

Merupakan daerah yang membatasi suatu sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan kerjanya.

3. Subsistem

Bagian-bagian dari sistem yang beraktivitas dan berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan

4. Lingkungan Luar Sistem (Environment)

Suatu sistem yang ada diluar batas sistem dan dipengaruhi oleh operasi lain

5. Penghubung Sistem (Interface)

Media penghubung antar subsistem yang memungkinkan berbagai sumber daya mengalir dari suatu subsistem ke subsistem yang lainnya.

6. Masukan Sistem (Input)

Masukan yang berupa perawatan dan sinyal, supaya sistem dapat saling berinteraksi.


(4)

8

Hasil yang diolah dan diklasifisikan menjadi keluaran yang berguna

8. Pengolahan Sistem (Process)

Suatu bagian yang akan mengubah masukan menjadi keluaran

9. Sasaran Sistem (Object)

Tujuan yang ingin dicapai oleh sistem (Kusrini, 2007). 2.1.2 Klasifikasi Sistem

Sistem diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Sistem tertutup dan sistem terbuka

Sistem tertutup adalah sistem yang tidak terpengaruh oleh lingkungan luar atau otomatis, sedangkan sistem terbuka adalah sistem berhubungan dan terpengaruh oleh lingkungan luar.

2. Sistem abstrak dan sistem fisik

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, sedangkan sistem fisik adalah sistem yang ada secara fisik

3. Sistem tertentu dan sistem tak tentu

Sistem tertentu adalah suatu sistem yang operasinya dapat diprediksi secara tepat, sedangkan sistem tak tentu adalah sistem dengan perilaku ke depan yang tidak dapat diprediksi. 4. Sistem alamiah dan sistem buatan manusia

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, sedangkan sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia (Kusrini, 2007).


(5)

9

2.3

Informasi

Informasi adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendukung sumber informasi. Data belum memiliki nilai sedangkan informasi sudah memiliki nilai. Informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih besar dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya (Nugroho, 2001).

2.3.1 Kualitas Informasi

Informasi yang berkualitas memiliki 3 kriteria, yaitu: 1. Tepat waktu (timeliness)

Informasi yang dating pada penerima tidak boleh terlambat. Di dalam pengambilan keputusan, informasi yang sudah usang tidak lagi bernilai

2. Akurat (accurate)

Informasi harus bebas dari kesalahan, tidak bias ataupun menyesatkan. Akurat juga berarti bahwa informasi itu harus dapat dengan jelas mencerminkan maksudnya.

3. Relevan (relevance)

Informasi yang disampaikan harus mempunyai keterkaitan dengan masalah yang akan dibahas dengan informasi tersebut. Informasi harus bermanfaat bagi pemakainya. (Kusrini, 2007).


(6)

10

2.4

Sistem Informasi

Sistem informasi didefinisikan sebagai berikut : “ Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.” (Kadir, 2003).

Sedangkan definisi umum sistem informasi adalah : Sebuah sistem yang terdiri atas rangkaian subsistem informasi terhadap pengolahan data untuk menghasilkan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan.

2.4.1 Komponen Sistem Informasi

Komponen-komponen yang terdapat dalam sistem informasi antara lain adalah : Prosedur, adalah sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkit keluaran. Perangkat keras (hardware), mencakup berbagai peranti fisik seperti komputer dan printer. Perangkat lunak (software) atau program, yaitu sekumpulan intruksi yang memungkinkan perangkat keras memproses data. Basisdata (database), yaitu sekumpulan tabel, hubungan dan lain-lain yang berkaitan dengan penyimpanan data. Jaringan komputer dan komunikasi data, yaitu sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses sejumlah pemakai. Orang, yaitu semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan, pemrosesan dan penggunaan keluaran sistem informasi (Kusrini, 2007).


(7)

11

2.5

Piutang

Piutang merupakan klaim terhadap pihak lain, apakah klaim tersebut berupa uang, barang atau jasa, untuk maksud akuntansi istilah dipergunakan dalam arti yang sempit yaitu merupakan klaim yang diharapkan akan diselesaikan dengan uang (Hadibroto, 1982).

2.5.1 Klasifikasi Piutang

Pada umumnya piutang bersumber dari kegiatan operasi normal perusahaan yaitu penjualan kredit atas barang dan jasa kepada pelanggan, tetapi selain itu masih banyak sumber-sumber yang dapat menimbulkan piutang.

Klasifikasi piutang terdiri atas: 1. Piutang dagang

a. Wesel tagih (notes receivables)

Wesel tagih ini didukung oleh suatu janji formal tertulis untuk membayar.

b. Piutang usaha (accounts receivables)

Merupakan piutang dagang yang tidak dijamin. Piutang dagang merupakan suatu perluasan kredit jangka pendek kepada pelanggan. Pembayaran-pembayarannya biasanya jatuh tempo dalam tiga puluh sampai Sembilan puluh hari.

2. Piutang bukan dagang

Piutang bukan dagang ini meliputi seluruh tipe piutang lainnya dan mempunyai beberapa transaksi yaitu:

a. Penjualan surat berharga atau pemilik selain barang dan jasa

b. Uang muka kepada pemegang saham, para direktur, pejabat, karyawan dan perusahaan-perusahaan affiliasi.


(8)

12

c. Setoran-setoran kepada kreditur, perusahaan kebutuhan umum dan instansi-instansi lainnya.

d. Pembayaran dimuka pembelian-pembelian

e. Setoran-setoran untuk menjamin pelaksanaan kontrak atau pembayaran biaya.

f. Tuntutan atas kerugian atau kerusakan. g. Saham yang masih harus disetor. h. Piutang deviden dan bunga.

Piutang dagang umumnya didukung dengan persetujuan-persetujuan formal dan tertulis. Piutang bukan dagang harus diikhtisarkan dalam perkiraan-perkiraan yang berjudul sesuai dan dilaporkan secara terpisah dalam laporan keuangan (Smith, dan Skousen, 1992).

2.6 Hutang

Hutang adalah uang atau jasa yang dipinjamkan oleh pihak lain, merupakan kewajiban resmi dari sebuah usaha yang timbal balik dari perjanjian tertulis maupun lisan (Siegel dan Shim, 1994).

2.6.1 Kelompok Hutang

Berdasarkan jangka waktunya hutang dikelompokkan menjadi:

1. Hutang lancar, adalah hutang yang diharapkan akan dibayar dalam jangka waktu 1 tahun atau 1 siklus operasi normal perusahaan dan dengan aktiva lancar.

2. Hutang jangka panjang, adalah hutang yang masa pelunasannya lebih dari 1 tahun (Siegel dan Shim, 1994).


(9)

13

Berdasarkan keperluannya, hutang dapat dikelompokkan menjadi:

1. Hutang modal kerja, yaitu hutang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerjanya. Kriteria dari modal kerja yaitu kebutuhan yang habis dalam satu siklus usahanya. 2. Hutang investasi, yaitu hutang yang digunakan untuk pembelian barang-barang modal yang tidak habis dalam satu siklus usaha (Siegel dan Shim, 1994).

2.6.2 Hutang Bermasalah

Yang dimaksud dengan hutang bermasalah terjadi akibat dari pemberian pinjaman atau pinjaman kas, investasi dalam efek hutang-piutang yang sebelumnya telah diterbitkan, atau pembelian barang dan jasa kredit. Hutang tersebut dapat dikatakan bermasalah apabila debitur tidak dapat mengadakan pelunasan sesuai dengan perjanjian saat transaksi yang dikarenakan kondisi keuangan debitur tersebut sedang mengalami kesulitan.

Ada tiga macam kategori hutang bermasalah yaitu:

1. Kredit kurang lancar, adalah pinjaman yang masih dikembalikan tetapi pengembalian tersebut sifatnya tidaklah rutin atau tepat pada saat jatuh tempo pembayaran.

2. Pinjaman yang diragukan, adalah hutang yang tidak lagi sekedar tidak lancar, tetapi kemampuan untuk melakukan pembayaran diragukan oleh kreditur.

3. Pinjaman yang benar-benar macet, adalah pinjaman dimana yang sudah benar-benar tidak dapat lagi dikembalikan (Darmadji, 2001).


(10)

14

2.7

Pembelian

Pembelian adalah suatu kegiatan yang meliputi penentuan barang-barang apa yang akan dibeli, bila, berapa banyak, dimana dan bagaimana suatu barang akan dibeli serta dengan harga berapa barang tersebut dapat dibeli (Mockijat, 1998).

2.8

Penjualan

Penjualan adalah interaksi antar individu, saling bertatap muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain (Nickels, 1994).


(1)

9

2.3

Informasi

Informasi adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendukung sumber informasi. Data belum memiliki nilai sedangkan informasi sudah memiliki nilai. Informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih besar dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya (Nugroho, 2001).

2.3.1 Kualitas Informasi

Informasi yang berkualitas memiliki 3 kriteria, yaitu: 1. Tepat waktu (timeliness)

Informasi yang dating pada penerima tidak boleh terlambat. Di dalam pengambilan keputusan, informasi yang sudah usang tidak lagi bernilai

2. Akurat (accurate)

Informasi harus bebas dari kesalahan, tidak bias ataupun menyesatkan. Akurat juga berarti bahwa informasi itu harus dapat dengan jelas mencerminkan maksudnya.

3. Relevan (relevance)

Informasi yang disampaikan harus mempunyai keterkaitan dengan masalah yang akan dibahas dengan informasi tersebut. Informasi harus bermanfaat bagi pemakainya. (Kusrini, 2007).


(2)

10

2.4

Sistem Informasi

Sistem informasi didefinisikan sebagai berikut : “ Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.” (Kadir, 2003).

Sedangkan definisi umum sistem informasi adalah : Sebuah sistem yang terdiri atas rangkaian subsistem informasi terhadap pengolahan data untuk menghasilkan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan.

2.4.1 Komponen Sistem Informasi

Komponen-komponen yang terdapat dalam sistem informasi antara lain adalah : Prosedur, adalah sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkit keluaran. Perangkat keras (hardware), mencakup berbagai peranti fisik seperti komputer dan printer. Perangkat lunak (software) atau program, yaitu sekumpulan intruksi yang memungkinkan perangkat keras memproses data. Basisdata (database), yaitu sekumpulan tabel, hubungan dan lain-lain yang berkaitan dengan penyimpanan data. Jaringan komputer dan komunikasi data, yaitu sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses sejumlah pemakai. Orang, yaitu semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan, pemrosesan dan penggunaan keluaran sistem informasi (Kusrini, 2007).


(3)

11

2.5

Piutang

Piutang merupakan klaim terhadap pihak lain, apakah klaim tersebut berupa uang, barang atau jasa, untuk maksud akuntansi istilah dipergunakan dalam arti yang sempit yaitu merupakan klaim yang diharapkan akan diselesaikan dengan uang (Hadibroto, 1982). 2.5.1 Klasifikasi Piutang

Pada umumnya piutang bersumber dari kegiatan operasi normal perusahaan yaitu penjualan kredit atas barang dan jasa kepada pelanggan, tetapi selain itu masih banyak sumber-sumber yang dapat menimbulkan piutang.

Klasifikasi piutang terdiri atas: 1. Piutang dagang

a. Wesel tagih (notes receivables)

Wesel tagih ini didukung oleh suatu janji formal tertulis untuk membayar.

b. Piutang usaha (accounts receivables)

Merupakan piutang dagang yang tidak dijamin. Piutang dagang merupakan suatu perluasan kredit jangka pendek kepada pelanggan. Pembayaran-pembayarannya biasanya jatuh tempo dalam tiga puluh sampai Sembilan puluh hari.

2. Piutang bukan dagang

Piutang bukan dagang ini meliputi seluruh tipe piutang lainnya dan mempunyai beberapa transaksi yaitu:

a. Penjualan surat berharga atau pemilik selain barang dan jasa

b. Uang muka kepada pemegang saham, para direktur, pejabat, karyawan dan perusahaan-perusahaan affiliasi.


(4)

12

c. Setoran-setoran kepada kreditur, perusahaan kebutuhan umum dan instansi-instansi lainnya.

d. Pembayaran dimuka pembelian-pembelian

e. Setoran-setoran untuk menjamin pelaksanaan kontrak atau pembayaran biaya.

f. Tuntutan atas kerugian atau kerusakan. g. Saham yang masih harus disetor. h. Piutang deviden dan bunga.

Piutang dagang umumnya didukung dengan persetujuan-persetujuan formal dan tertulis. Piutang bukan dagang harus diikhtisarkan dalam perkiraan-perkiraan yang berjudul sesuai dan dilaporkan secara terpisah dalam laporan keuangan (Smith, dan Skousen, 1992).

2.6 Hutang

Hutang adalah uang atau jasa yang dipinjamkan oleh pihak lain, merupakan kewajiban resmi dari sebuah usaha yang timbal balik dari perjanjian tertulis maupun lisan (Siegel dan Shim, 1994).

2.6.1 Kelompok Hutang

Berdasarkan jangka waktunya hutang dikelompokkan menjadi:

1. Hutang lancar, adalah hutang yang diharapkan akan dibayar dalam jangka waktu 1 tahun atau 1 siklus operasi normal perusahaan dan dengan aktiva lancar.

2. Hutang jangka panjang, adalah hutang yang masa pelunasannya lebih dari 1 tahun (Siegel dan Shim, 1994).


(5)

13

Berdasarkan keperluannya, hutang dapat dikelompokkan menjadi:

1. Hutang modal kerja, yaitu hutang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerjanya. Kriteria dari modal kerja yaitu kebutuhan yang habis dalam satu siklus usahanya. 2. Hutang investasi, yaitu hutang yang digunakan untuk pembelian barang-barang modal yang tidak habis dalam satu siklus usaha (Siegel dan Shim, 1994).

2.6.2 Hutang Bermasalah

Yang dimaksud dengan hutang bermasalah terjadi akibat dari pemberian pinjaman atau pinjaman kas, investasi dalam efek hutang-piutang yang sebelumnya telah diterbitkan, atau pembelian barang dan jasa kredit. Hutang tersebut dapat dikatakan bermasalah apabila debitur tidak dapat mengadakan pelunasan sesuai dengan perjanjian saat transaksi yang dikarenakan kondisi keuangan debitur tersebut sedang mengalami kesulitan.

Ada tiga macam kategori hutang bermasalah yaitu:

1. Kredit kurang lancar, adalah pinjaman yang masih dikembalikan tetapi pengembalian tersebut sifatnya tidaklah rutin atau tepat pada saat jatuh tempo pembayaran.

2. Pinjaman yang diragukan, adalah hutang yang tidak lagi sekedar tidak lancar, tetapi kemampuan untuk melakukan pembayaran diragukan oleh kreditur.

3. Pinjaman yang benar-benar macet, adalah pinjaman dimana yang sudah benar-benar tidak dapat lagi dikembalikan (Darmadji, 2001).


(6)

14

2.7

Pembelian

Pembelian adalah suatu kegiatan yang meliputi penentuan barang-barang apa yang akan dibeli, bila, berapa banyak, dimana dan bagaimana suatu barang akan dibeli serta dengan harga berapa barang tersebut dapat dibeli (Mockijat, 1998).

2.8

Penjualan

Penjualan adalah interaksi antar individu, saling bertatap muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain (Nickels, 1994).


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Sistem Informasi Manajemen Aset (Studi Kasus : UKSW) T1 682006043 BAB II

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis dan Desain Sistem Informasi Persediaan Barang (Studi Kasus: Toko Besi dan Bangunan Sederhana di Morotai) T1 682007035 BAB II

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Penjualan (Studi Kasus Pada Toko Elektronik ERA)

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Penjualan (Studi Kasus Pada Toko Elektronik ERA) T1 682004058 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Penjualan (Studi Kasus Pada Toko Elektronik ERA) T1 682004058 BAB IV

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Penjualan (Studi Kasus Pada Toko Elektronik ERA) T1 682004058 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Informasi Pencatatan Penjualan Kain T0 552012001 BAB II

0 0 5

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Berbasis Web pada CV Kasih Karunia T1 BAB II

0 0 3

T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Jaringan dan Informasi serta Transaksi Elektronik T1 BAB III

0 0 3

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Jaringan dan Informasi serta Transaksi Elektronik T1 BAB II

0 1 52