T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Jaringan dan Informasi serta Transaksi Elektronik T1 BAB II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ANALISIS PENYALAHGUNAAN JARINGAN ITE DAN TELEKOMUNIKASI

2.1. Tinjauan Pustaka

  Teknologi informasi merupakan salah satu bidang dalam masyarakat yang berkembang dan berubah relatif sangat cepat dan memegang peran yang penting. Teknologi membawa

  keuntungan dan kepentingan yang besar bagi siapapun yang menggunakanya 1 . Seiring berkembangya kejahatan dalam penggunaan teknologi , timbul penyalahgunaan dalam lingkup

  jaringan elektronik dan telekomunikasi.

  Kejahatan yang dalam hal ini disebut penyalahgunaan yang terjadi dalam lingkup komputer di sebut cybercrime. Penjahatnya dapat siapa saja orang umum berpendidikan ataupun orang awam berpendidikan. Alat yang di gunakan sederhana, serta kejahatannya tidak memerlukan suatu keahlian yang khusus. Perbuatan cybercrime merupakan perbuatan ilegal yang terhubung dengan internet. Banyak kategori mengenai cybercrime di Indonesia salah

  satunya illegal contents 2 Contoh illegal contents, yaitu muatan yang melanggar kesusilaan, muatan penghinaan dan pencemaran nama baik.Illegal content menurut pengertiannya menjadi

  kegiatan menyebarkan, mengunggah, menulis hal yang salah atau dilarang dan dapat merugikan orang lain.

  Dalam Undang Undang Nomor 27 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik ayat (1) menyatakan Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan danatau mentransmisikan danatau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik danatau

  1 Budi suhariyanto, Tindak Pidana Teknologi Informasi (cybercrime), Rajawali Pers, Jakarta, 2014, hlm. 9 2 Illegal content adalah tindakan memasukkan data dan atau informasi ke dalam internet yang dianggap tidak benar,

  tidak etis dan melanggar hukum atau mengganggu ketertiban umum.

  Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan. Dari pasal tersebut bisa saja dengan alasan kita menontonkanbadan kita yang tak seharusnya kita lihat (seni fotografi).

  Walaupun pengertian porno masih sangat kabur dan tidak dapat dinterpretasikan dengan jelas. Bunyi dari Pasal 27 ayat (3) Undang-undang Infomasi dan Transaksi Elektronik yang menyatakan Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan danatau mentransmisikan danatau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik danatau dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan danatau pencemaran nama baik. Seiring dengan berkembangnya pemanfaatan Teknologi Informasi, media, dan komunikasi yang telah mengubah perilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara global menyebabkan hubungan dunia menjadi tanpa batas dan menyebabkan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya secara cepat. Teknologi Informasi selain memberikan kontribusi bagi peningkatan kemajuan sekaligus menjadi sarana efektif perbuatan melawan hukum. Terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi lahir suatu hukum baru yang dikenal dengan hukum Cyber atau hukum telematika.

  Permasalahan hukum yang seringkali dihadapi adalah ketika terkait dengan penyampaian informasi, komunikasi, danatau transaksi secara elektronik, khususnya dalam hal pembuktian dan hal yang terkait dengan perbuatan hukum yang dilaksanakan melalui sistem elektronik. Dalam kenyataan kegiatan siber tidak lagi sederhana karena kegiatannya tidak lagi dibatasi oleh suatu negara, yang mudah diakses kapan pun dan dari mana pun. Kerugian dapat terjadi pada orang lain yang tidak pernah melakukan transaksi, misalnya pencurian dana kartu kredit melalui pembelanjaan di Internet. Pembuktian merupakan faktor yang sangat penting. Dampak yang diakibatkannya pun bisa demikian kompleks dan rumit. Dengan demikian, subjek pelakunya harus dikualifikasikan pula sebagai Orang yang telah melakukan perbuatan hukum secara nyata.

2.1.1. Konsep Perbuatan Melawan Hukum

  Unsur-unsur yang harus terpenuhi untuk dapat dipidananya seseorang atas perbuatan pidana yang dilakukan, berdasarkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik adalah bahwa perbuatan tersebut harus dilakukan dengan “Tanpa Hak” atau dilakukan secara “Melawan Hukum”, lebih tepat bahwa konsep dari sifat melawan hukumnya yaitu perbuatan, apabila suatu perbuatan itu memenuhi rumusan dalam Peraturan Perundang-undangan sebagai suatu tindak pidana, maka itu merupakan tanda bahwa perbuatan itu bersifat melawan hukum.

  Perbuatan yang dilarang dalam Undang-undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik terdapat pada Pasal 27-37 akan tetapi dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transasksi Elektronik pada Pasal 31 Ayat 4 adanya perubahan yang sebelumnya “ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara intersepsi sebagaimana yang di maksud pada ayat (3) diatur dengan peraturan pemerintah” setelah perubahan ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara intersepsi sebagaimana yang di maksud pada ayat (3) diatur dengan Undang- undang”. Dalam Pasal 27 ayat (3) adanya unsur-unsur obyektif dan subyektif, secara obyektif adanya perbuatan mendistribusi, mentransmisi dan membuat dapat di aksesnya apabila pengguna telah memenuhi salah satu unsur-unsur obyektif tersebut maka pengguna telah melakukan tindakan melawan hukum yakni “tanpa hak”. Obyek dari 3 unsur obyektif tersebut merupakan informasi elektronik danatau dokumen elektronik yang memuat penghinaan danatau pencemaran nama baik.

  Unsur subyektif dari pasal 27 ayat (3) berupa kesalahan “dengan sengaja”. Unsur sengaja terdapat secara terselubung dalam unsur perbuatan tidak diragukan lagi dengan sengaja adalah Unsur subyektif dari pasal 27 ayat (3) berupa kesalahan “dengan sengaja”. Unsur sengaja terdapat secara terselubung dalam unsur perbuatan tidak diragukan lagi dengan sengaja adalah

  waktu, nilai, jasa, uang, barang, harga diri, martabat dan kerahasiaan informasi yang cenderung lebih besar dibandingkan dengan kejahatan konvensional. Perbuatan tersebut sering dilakukan secara transnasional melintasi batas negara.

2.1.2 Perbuatan Melawan Hukum dalam Informasi dan Transaksi Elektronik dan

  Telekomunikasi

  Cybercrime telah diatur dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik cybercrime sebagai perbuatan yang dilarang dilakukan dengan menggunakan internet yang berbasis pada kecanggihan teknologi komputer dan telekomunikasi, cybercrime memiliki beberapa karakteristik dan memiliki beberapa bentuk model kejahatan. Cybercrime dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian :

  1. Cyberpiracy merupakan penggunaan teknologi komputer untuk mencetak ulang software atau informasi, lalu menditribusikan informasi atau software tersebut lewat teknologi komputer, bisa dibilang sebagai pembajakan software secara ilegal.

  2. Cyberpass merupakan penggunaan teknologi komputer untuk meningkatkan akses pada system computer suatu organisasi atau individu. Dicontohkan hacking, exploit system dan seluruh kegiatan yang berhubungan dengannya.

  3. Cybervandalism merupakan penggunaan teknologi komputer untuk membuat program yang mengganggu proses transmisi elektronik, dan menghancurkan data di sistem komputer. Contohnya, virus, trojan, worm, metode DoS, Http Attack, BruteForce, dan lain-lain.

  3 Adami Chazawi dan Ardi Ferdian, Tindak Pidana Informasi dan Transaksi Elektronik”, Media Nusantara Creativ, Malang, 2015, hlm. 12

  Tindakan cybercrime merupakan prilaku ilegalmelanggar yang secara langsung menyerang sistem keamanan komputer danatau data yang diproses oleh komputer. Memakai jaringan komputer sebagai saranaalat atau komputer sebagai objek, baik untuk memperoleh keuntungan ataupun tidak, dengan merugikan pihak lain.Secara umum terdapat beberapa bentuk kejahatan yang berhubungan erat dengan penggunaan teknologi informasi yang berbasis utama komputer dan jaringan telekomunikasi beberapa praktik kejahatannya. Praktiknya dikelompokan dalam beberapa bentuk.

  Unauthorized Access to Computer System and Service merupakan kejahatan yang dilakukan dengan memasukimenyusup kedalam suatu system jaringan komputer yang secara tidak sah atau tanpa izin dari pemilik system jaringan komputer yang di masukinya.

  Data Forgery merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang tersimpan sebagai scriptless document melaului intenet

  Cyber Espionage yaitu kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan kegiatan mata-mata terhadap pihak lain dengan memasuki system jaringan komputer pihak sasaran

  Cyber Sabotage and Extortion merupakan kejahatan dengan membuat gangguan perusakan atau penghancuran suatu data, progam komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung dengan intenet

  Offense against Intellectual Property yaitu kejahatan yang ditunjukan terhadap hak atas kekayaan intelektual yang dimiliki pihak lain di internet

  Infringements of Privacy merupakan kejahatan yang ditunjukan terhadap informasi seseorang yang merupakan hal sangat pribadi dan rahasia seperti data-data pribadi.

  Illegal Contents yang Merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke Internet tentang sesuatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau mengganggu ketertiban umum. Kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke internet tentang sesuatu hal yang tidak benar, tidak etis dan dapat dianggap melanggar hukum atau mengganggu ketertiban umum. Sebagai contohnya, pemuatan suatu berita bohong atau fitnah yang akan menghancurkan martabat atau harga diri pihak lain, hal-hal yang berhubungan dengan pornografi atau pemuatan suatu informasi yang merupakan rahasia negara, agitasi dan propaganda untuk melawan pemerintahan yang sah dan sebagainya. Perbuatan pelaku berkaitan illegal content dapat dikategorikan sebagai berikut,

  1. Penyebaran informasi elektronik yang bermuatan illegal content.

  2. Membuat dapat diakses informasi elektronik yang bermuatan illegal content.

  3. Memfasilitasi perbuatan penyebaran informasi elektronik, membuat dapat diaksesnya informasi elektronik yang bermuatan illegal content (berkaitan dengan Pasal 34 Undang- undang Informasi dan Transaksi Elektronik).

2.1.3 Jenis-jenis Perbuatan Melawan Hukum Dalam Bidang Administrasi Negara

  Kejahatan jenis ini dilakukan dengan tujuan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang ada di internet. Dokumen-dokumen ini biasanya dimiliki oleh institusi atau lembaga yang memiliki situs berbasis web database. Data Forgery biasanya diawali dengan pencurian data-data penting, baik itu disadari atau tidak oleh si pemilik data tersebut. Menurut pandangan penulis, data forgery bisa digunakan dengan 2 cara,

  Server side pemalsuan yang cara mendapatkan datanya adalah dengan si pelaku membuat sebuah fake website yang sama persis dengan web yang sebenarnya. Cara ini mengandalkan dengan kelengahan dan kesalahan pengguna karena salah ketik.

  Client Side Penggunaan cara ini sebenarnya bisa dibilang jauh lebih mudah dibandingkan dengan server side, karena si pelaku tidak perlu untuk membuat sebuah fake website. Si pelaku hanya memanfaatkan sebuah aplikasi yang sebenarnya legal, hanya saja penggunaannya yang disalahgunakan. Data forgery tidak sesulit kedengarannya, tentunya hal ini sangat merisaukan para pengguna internet, karena pasti memikirkan mengenai keamanan data-datanya di internet.

  Contoh kasus pembobolan tiga bank besar di Indonesia. Kejahatan yang dikategorikan pencurian uang nasabah tersebut dikerjakan melalui penyebaran virus. Pelaku menyebarkan malware untuk memperdaya korbannya. Malware itu disebarkan ke ponsel nasabah melalui iklan-iklan software internet banking palsu yang kerap muncul di sejumlah laman internet. Ketika nasabah mengunduh software palsu malware akan secara otomatis masuk ke ponsel dan memanipulasi tampilan laman internet banking seolah-olah laman tersebut benar- benar berasal dari bank. Begitu virus (malware) itu masuk, pelaku yang mengendalikan. Tampilan di layar dibuat sama seperti program bank. Seolah-olah nasabah sedang berinteraksi dengan program bank, akan tetapi kepadaa pelaku. Ketika pelaku sudah mengendalikan program internet banking nasabah, maka kode rahasia rekening nasabah akan diketahui pelaku. Namun, pelaku tidak menguras rekening nasabah. Pelaku hanya membelokkan arah uang jika nasabah telah melakukan transaksi keuangan. Uang hasil transaksi nasabah itu dikirim ke pihak ketiga yang disebut sebagai "kurir".

2.1.4 Wanprestasi

  1. Wanprestasi Secara Umum Wanprestasi dalam pengertian umum adalah berhubungan erat dengan adanya perkaitan atau perjanjian antara pihak, Baik perkaitan itu di dasarkan perjanjian maupun perjanjian yang bersumber pada Undang-undang.

  2. Wanprestasi Secara Elektronik Wanprestasi dalam elektronik merupakan bentuk tidak mematuhinya sebuah aturan dalam penggunaan jaringan, yang memiliki tujuan positif bagi pengguna, dengan secara jelas pengguna melakukan suatu tindakan melawan hukum, sedangkan apabila pengguna telah menggunakan jaringan maka secara tidak langsung pengguna telah melakukan suatu perjanjian terhadap aturan yang telah dibuat oleh pemerintah dalam menanggulangi ataupun menceggah perbuatan pidana yang dapat merugikan orang lain yaitu masyarakat dan suatu pemerintahan.

2.2 Analisis Kasus

2.2.1 Putusan Pengadilan Nomor 232Pid.B2010PN.Kdl

2.2.1.1.Identitas Para Pihak yang Berperkara

  Putusan ini melibatkan Drs. Prabowo, MM Bin Tjasan Pramono Saputro, berkebangsaan Indonesia, selanjutnya disingkat Prabowo. Terdakwa lahir di Kendal 28 Oktober 1965. Ketika kasus berlangsung, Tedakwa berumur 45 tahun. Terdakwa tinggal di Jl . Bengawan No. 33 Desa Kutosari, Kecamata Kebumen, Kabupaten Kebumen atau Desa Sambungsari, Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal. Tedakwa bekerja sebagai dosen Sekolah Tinggi Ekonomi Putra BangsaDirektur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Kebumen. Terhadap Terdakwa tidak di lakukan penahanan. Dalam persidangan Terdakwa didampingi Penasihat Hukum, yaitu Tamrin Mahatmanto, S.H. , Marwan Ismadi , Budi Danarto, S.H. , Umi Mujiarti , S.H. , dan Kasran, S.H.

2.2.1.2.Pertimbangan Hakim Pengadilan

  Pengadilan Negeri membaca dan mempelajari berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara ini dan telah mendengarkan keterangan Saksi-saksi dan Terdakwa di depan persidangan, mendengarkan pembacaan surat tuntutan pidana (requisitoir) dari Jaksa Penuntut Umum Nomor Reg.Perk-PDM-78KNDLEp.2092010 tanggal 02 Desember 2010 yang pada pokoknya menuntut supaya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kendal yang memeriksa dan mengadili perkara ini dan memutuskan, Menyatakan Terdakwa Prabowo telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan Tindak Pidana tanpa hak telah mendistribusikan danatau mentransmisikan danatau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik danatau dokumen elektronik yang memiliki muatan penghinaan danatau pencemaran nama baik ” sebagaimana diatur dalam Pasal 27 ayat (3) j.o. Pasal 45 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik sesuai dengan Dakwaan.

  Dengan menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Prabowo, dengan pidana penjara selama

  3 (tiga) bulan, subsidair 2 (dua) bulan kurungan.

  Menetapkan supaya barang bukti berupa, 1 (satu) unit handphone merk LG seri KT610 beser ta sim card Nomor 081901359696, 1 (satu) unit hand phone merk Nexian beserta sim card Nomor 0817834643489 dan 081228777183 dikembalikan kepada Saksi Nur Dwi Alfiyanah, 1 (satu) unit handphone merk Nokia seri 6070 beserta sim card Nomor 087837909696 dikembalikan kepada Terdakwa Prabowo.

  Tuntutan pidana dari Jaksa Penuntut Umum tersebut. Terdakwa melalui Penasihat Hukumnya telah mengajukan pembelaan secara tertulis yang dibacakan di persidangan tanggal

  09 Desember 2010, yang pokoknya mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan memberikan putusan, yang menyatakan bahwa dakwaan Jaksa

  Penuntut Umum, baik dalam dakwaan Kesatu, Kedua dan Ketiga tidak terbukti secara sah dan meyakinkan, Membebaskan Terdakwa Prabowo, Membebankan biaya pada negara.

  Menimbang bahwa selanjutnya Terdakwa secara pribadi telah pula mengajukan pembelaan secara tertulis yang dibacakan di persidangan yang pada pokoknya, Terdakwa mohon dinyatakan bebas dari segala tuntutan hukum karena merasa tidak bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana disebutkan dalam dakwaan Jaksa Penuntut Umum.

  Menimbang, bahwa terhadap pembelaan (pledoi) dari Terdakwa dan Penasihat Hukumnya tersebut diatas, Jaksa Penuntut Umum telah mengajukan pula tanggapannya (replikanya) secara lisan yang pada pokoknya tetap pada tuntutannya semula, dan sebaliknya Terdakwa dan Penasihat Hukumnya juga telah mengajukan duplikatnya secara lisan yang pada pokoknya menyatakan tetap pada pembelaannya tersebut.

  Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan di persidangan Pengadilan Negeri Kendal oleh Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Kendal dengan surat dakwaan Nomor Register Perkara PDM-78KNDLEp.2092010 tertanggal 30 September 2010.

2.2.1.3 Dakwaan Jaksa Penuntut Umum

  Bahwa Terdakwa Prabowo, pada hari Rabu tanggal 13 Januari 2010 sekira jam 01.25 Wib serta jam 01. 36 Wib dalam tahun 2010 bertempat di rumah Saksi. Nur tinggal di Dukuh Telogo layang Rt.03 Rw.05 Desa Tegorejo Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal, yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Kendal, “dengan sengaja dan tanpa hak telah mendistribusikan danatau mentransmisikan danatau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik danatau dokumen elektronik yang memiliki muatan penghinaan danatau pencemaran nama baik.

  Pada awalnya antara Terdakwa Prabowo dan Saksi Nur, Berkenalan sejak bulan Okotober 2007 dan berteman selama 2,5 (dua setengah) tahun kemudian. Karena kesibukan masing-masing antara Terdakwa dan Saksi Nur memutuskan untuk tidak berhubungan lagi sampai dengan sekarang. Pada hari Jumat tanggal 01 Januari 2010 sekira pukul 01.57 Wib karena sudah lama Saksi Nur tidak mendapat kabar dari Terdakwa, Saksi Nur mengirimkan pesan singkat, Ucapan selamat tahun baru ke nomor handphone 087837909696 milik Terdakwa namun oleh Terdakwa pesan singkat tersebut tidak dibalas.

  Keesok harinya Saksi Nur mengirim pesan singkat yang isi menanyakan kapan Terdakwa akan menikah ke nomor handphone 087837909696 milik Terdakwa. Namun pesan singkat tersebut tidak dibalas, kamis tanggal 07 Januari 2010 sekira pukul 19.00 Wib Saksi Nur kembali mengirim pesan singkat kepada Terdakwa namun oleh Terdakwa tetap tidak dibalas.

  Tanggal 13 Januari 2010 sekira jam 01.25 Wib Terdakwa menggunakan nomor handphone 087837909696 mengirim pesan singkat ke nomor 081901359696 milik Saksi Nur yang berbunyi “jangan ngaco dan ganggu orang bangsat lonte sekali lonte ya tetap lonte lah, betapa rendah martabatmu ha…..kacian deh” setelah menerima pesan singkat tersebut untuk memastikan siapa pengirimnya Saksi Nur melakukan hubungan telepon kepada Terdakwa ke nomor 087837909696 dan diangkat oleh seorang laki-laki. Kemudian Saksi Nur menutup telephon tersebut langsung ditutup. Pukul 18.41 Wib Terdakwa menggunakan nomor handphone 087837909696 mengirimkan pesan singkat ke nomor 081901359696 yang berkata ”Ya lagi-lagi diganggu bangsat lonte, dengan sikapmu yang seperti itu pasti kamu akan selalu direndahkan orang jadinya kamu tidak akan laku gitu nasehat saya te…….Lonte.” atas perbuatan Terdakwa tersebut mengakibatkan perasaan malu dan sakit hati pada diri Saksi Nur, selain itu Saksi Nur merasa nama baiknya diserang atau di rusak oleh Terdakwa.

  Dakwaan Jaksa Perenuntut Umum berupa, ancaman pidana menurut Pasal 27 ayat (3) j.o. Pasal 45 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi elektronik, Sedangkan dakwaan kedua di atur dan di ancam Pidana menurut Pasal 311 ayat (1) KUH Pidana, Pada dakwaan ketiga perbuatan Terdakwa diancam pidana menurut Pasal 335 ayat (1) ke-2 KUH Pidana.

  Menimbang, bahwa terhadap dakwaan Jaksa Penuntut Umum tersebut, Terdak wa menyatakan telah mengerti dan baik Terdakwa maupun Penasihat Hukumnya menyatakan tidak mengajukan keberatan atau eksepsi.

2.2.1.4 Keterangan Saksi-saksi

  Untuk membuktikan dakwaannya, di muka persidangan Jaksa Penuntut Umum telah mengajukan Saksi-Saksi. Saksi Nur Dewi Alfiyana, SH.M.Kn. Binti Adadi, yang kedua Saksi Sri Nurhayati Binti Slamet Hartono, Pada saksi ketiga M.Kom Bin (Alm) Leksogondo Budiyanto yang memiliki Keahlihan Ahli dibidang Computer. Munurut keterangan saksi ketiga, Bahwa Informasi Elektronik adalah Informasi yang sifatnya digital dalam bentuk elektronik, Dokumen Elektronik sama dengan Informasi Elektronik tapi ini merupakan sekumpulan informasi yang dijadikan satu, menurut pendapat Ahli hal ini bisa dikatakan Informasi Elektronik. Yang dimaksud Informasi Elektronik adalah sebuah informasi yang bersifat elektronis yang terdapat didalam perangkat-perangkat elektronik baik computer maupun perangkat-perangkat lain seperti HP, PDA dan perangkat elektronik lainnya. Sedangkan dokumen Elektronik adalah sama dengan yang mendistribusikan, hanya targetnya beda yaitu keseluruh orang atau banyak orang. Mendistribusikan Informasi Elektronik adalah memberikan satu buah informasi untuk disebarkan kepada orang atau sekelompok. Pengertian dari mentranmisikan adalah mengirimkan, mentranmisi kan dari satu orang ke orang lain belum bisa dikatakan mendistribusikan informasi Untuk membuktikan dakwaannya, di muka persidangan Jaksa Penuntut Umum telah mengajukan Saksi-Saksi. Saksi Nur Dewi Alfiyana, SH.M.Kn. Binti Adadi, yang kedua Saksi Sri Nurhayati Binti Slamet Hartono, Pada saksi ketiga M.Kom Bin (Alm) Leksogondo Budiyanto yang memiliki Keahlihan Ahli dibidang Computer. Munurut keterangan saksi ketiga, Bahwa Informasi Elektronik adalah Informasi yang sifatnya digital dalam bentuk elektronik, Dokumen Elektronik sama dengan Informasi Elektronik tapi ini merupakan sekumpulan informasi yang dijadikan satu, menurut pendapat Ahli hal ini bisa dikatakan Informasi Elektronik. Yang dimaksud Informasi Elektronik adalah sebuah informasi yang bersifat elektronis yang terdapat didalam perangkat-perangkat elektronik baik computer maupun perangkat-perangkat lain seperti HP, PDA dan perangkat elektronik lainnya. Sedangkan dokumen Elektronik adalah sama dengan yang mendistribusikan, hanya targetnya beda yaitu keseluruh orang atau banyak orang. Mendistribusikan Informasi Elektronik adalah memberikan satu buah informasi untuk disebarkan kepada orang atau sekelompok. Pengertian dari mentranmisikan adalah mengirimkan, mentranmisi kan dari satu orang ke orang lain belum bisa dikatakan mendistribusikan informasi

  

  Isi dari informasi Elektronik bisa menyakiti orang lain, dan Informasi Elektronik dalam bentuk sms bisa diakses ke orang lain, tanpa terkecuali dan semua orang bisa. Dengan memperlihatkan barang bukti berupa HP.Merk LG tipe KT610 warna hitam seri No.808KPMZ038483 Imei no.354284-02-038483-2 dengan sim card No 081901359696 milik Saksi korban Nur, HP merk nexian warna hitam dengan nomor 087834643489 serta HP Nokia milik Terdakwa kepada Ahli, Saksi korban, Terdakwa dan Kuasa Hukumnya didepan Majelis Hakim kemudian HP LG tersebut dibuka yang berisi sebuah pesan singkat yang bermasalah dan dibuka HP Nexian ada terdapat rekaman pembicaraan serta membuka sms di HP Nokia milik Terdakwa.

  Penuntut Umum bertanya kepada Ahli, di HP LG milik Saksi korban ada sms dari Terdakwa yang masuk tanggal 13 Januari 2010 jam 01.25 wib isinya“ Jangan ngaco dan ganggu orang bangsat lonte sekali lonte yang tetap lontelah , betapa rendah mar tabatmu haa. . . kacian deh” dan rincian pesan masuk tanggal 13 Januari 2010 jam 01.36 wib yang isinya “Ya lagi - lagi di ganggu bangsat lonte , dengan sikapmu yang seperti itu pasti kamu akan selalu direndahkan orang jadinya km tidak akan laku gitu nasehat saya te . . . Lonte“, menurut pendapat Ahli itu bisa dikatakan mentransmisikan sedangkan mendistribusikan belum dapat karena yang diketahui baru satu perangkat yang mendapatkan pesan tersebut. Bahwa sms tersebut masih asli dan di rekaman HP nexian No. 087834643489 ada pembicaraan, antara penelpon yang mengaku bernama Agus Rozikin dengan yang ditelpon yang bernama Prabowo. Bahwa nomor HP tidak salah bahkan bisa dikatakan tidak mungkin nomor tersebut salah dan pada waktu mengirim pesan singkat tersebut bisa saja terdapat selisih waktu dan system yang berubah pada saat sms diterima oleh si

  penerima. Karena adanya pesan singkat tersebut dari Terdakwa ke Saksi Nur dikirim tanggal 12 Januari 2010 dan diterima tanggal 13 Januari akan tetapi nomor tidak bisa salah. Menurut dunia Informasi bahwa yang bertanggung jawab atas Nomor tersebut adalah pemegang nomor tersebut, di dalam dunia ITE itu adalah nama pemilik. Nomor HP tidak bisa dibuat ganda tapi bisa di copy ke nomor lain dan menurut ilmu yang Ahli pahami, Bahwa provider tidak mengeluarkan dua nomor dan dua nomor bisa dikeluarkan hanya sebagai backup saja. Bahwa seseorang yang menerima sms tidak bisa tahu itu nomor asli atau nomor Copiancloning. Sifat sms tergantung si pengirim atau personal, Bisa bersifat informasi masyarakat dan bersifat personal. Namun apabila HP yang rusak bisa dibuka isinya, akan tetapi tergantung pada tingkat kerusakannya, Apabila memori yang mengalami kerusakan tidak dapat dibuka. Membaca sms tersebut termasuk kategori info media, Dan jika sms dari satu orang ke orang yang lain termasuk mentransmisikan. Menurut ahli, mengirimkan pesan singkat (sms) kepada orang lain termasuk mendistribusikan, dan yang menditribusikan tersebut adalah si penerima sms. Apabila membuka sms orang lain tanpa izin bisa dikenai Pasal dalam Undang-undang ITE.

  Menimbang bahwa terhadap pendapat Ahli tersebut, Terdakwa tidak menanggapi, Menimbang bahwa atas kesempatan yang diberikan, Terdakwa melalui Penasihat Hukumnya mengajukan Saksi yang meringankan (a de charge), yaitu Djatmiko dan Masda Ahuraningsih, yang memberikan keterangan dengan di bawah sumpah. Saksi mengenal Prabowo dan tidak mengenal Nur Bahwa Saksi yakni Djatmiko pernah mendengar pembicaraan antara Terdakwa dengan Bpk. Fahrur rozi di rumah dinas Wakapolres bahwa, dalam pembicaran tersebut Terdakwa masih single dan mau dikenalkan dengan adiknya Bp.Fahrur rozi yang masih single juga dan Bp.Fahrur rozi menelpon adiknya mau dikenalkan dengan Terdakwa dan setelah itu Saksi tidak tahu pembicaraan selanjutnya. Saksi sebagai PNS di Kebumen dan jabatan Saksi Menimbang bahwa terhadap pendapat Ahli tersebut, Terdakwa tidak menanggapi, Menimbang bahwa atas kesempatan yang diberikan, Terdakwa melalui Penasihat Hukumnya mengajukan Saksi yang meringankan (a de charge), yaitu Djatmiko dan Masda Ahuraningsih, yang memberikan keterangan dengan di bawah sumpah. Saksi mengenal Prabowo dan tidak mengenal Nur Bahwa Saksi yakni Djatmiko pernah mendengar pembicaraan antara Terdakwa dengan Bpk. Fahrur rozi di rumah dinas Wakapolres bahwa, dalam pembicaran tersebut Terdakwa masih single dan mau dikenalkan dengan adiknya Bp.Fahrur rozi yang masih single juga dan Bp.Fahrur rozi menelpon adiknya mau dikenalkan dengan Terdakwa dan setelah itu Saksi tidak tahu pembicaraan selanjutnya. Saksi sebagai PNS di Kebumen dan jabatan Saksi

  Pada keterangan saksi kedua yaitu Masda Ahuraningsih mengtakan bahwa antara Terdakwa dengan Saksi korban kenal sejak tahun 2007, Dan yang memperkenal kan diri adalah Saksi korban Nur Dewi Alfiyanah. Terdakwa tidak pernah memperkenalkan diri kepada keluarga korban untuk bisa kenal dengan korban Nur. Saksi Nur datang kerumah Terdakwa 2 kali yaitu tahun 2008 pada hari raya dan akhir tahun 2009, Bahkan pada tahun 2008 Nur datang marah- marah dan sebelum datang Nur menghubungi adik Saksi yaitu Erni melalui telepon seluler, Erni mengatakan akan mengantar Ibunya dan setelah itu tidak ada komunikasi lagi. Saksi mengatakan kepada orang lain bahwa saksi berpacaran dengan terdakwa. Saksi Nur sempat mengirimkan pesan kepada adik Saksi bahwa korban katanya menyesal telah berkenalan dengan Terdakwa dan keluarganya dan hubungan korban dengan Terdakwa sampai disini saja. Saksi Nur Dewi sempat menghubungi melalui telpon seluler kepada Kustinah yang katanya, bahwa korban menyesal telah berhubungan dengan Terdakwa dan keluarga Terdakwa. Dan benar bahwa Saksi Nur pernah menghubungi Saksi dan bertanya “apa sih kriteria cewek yang akan dipilih oleh Terdakwa”, lalu Saksi menjawab “kalau sudah putus ya sudah dan Saksi juga bilang kalau Terdakwa itu sudah tua dan jelek lagi”. Bahwa pihak keluarga pernah ada membicarakan masalah ini secara kekeluargaan, karena Saksi pernah silaturahmi ke rumah korban dan disana Saksi bertemu dengan Kakak Saksi Nur yang bernama Ida, kemudian saksi bertanya Saksi Nur ada tidak. Pada tahun 2008 di saat hari raya, Saksi Nur meminta pertanggung jawaban Pada keterangan saksi kedua yaitu Masda Ahuraningsih mengtakan bahwa antara Terdakwa dengan Saksi korban kenal sejak tahun 2007, Dan yang memperkenal kan diri adalah Saksi korban Nur Dewi Alfiyanah. Terdakwa tidak pernah memperkenalkan diri kepada keluarga korban untuk bisa kenal dengan korban Nur. Saksi Nur datang kerumah Terdakwa 2 kali yaitu tahun 2008 pada hari raya dan akhir tahun 2009, Bahkan pada tahun 2008 Nur datang marah- marah dan sebelum datang Nur menghubungi adik Saksi yaitu Erni melalui telepon seluler, Erni mengatakan akan mengantar Ibunya dan setelah itu tidak ada komunikasi lagi. Saksi mengatakan kepada orang lain bahwa saksi berpacaran dengan terdakwa. Saksi Nur sempat mengirimkan pesan kepada adik Saksi bahwa korban katanya menyesal telah berkenalan dengan Terdakwa dan keluarganya dan hubungan korban dengan Terdakwa sampai disini saja. Saksi Nur Dewi sempat menghubungi melalui telpon seluler kepada Kustinah yang katanya, bahwa korban menyesal telah berhubungan dengan Terdakwa dan keluarga Terdakwa. Dan benar bahwa Saksi Nur pernah menghubungi Saksi dan bertanya “apa sih kriteria cewek yang akan dipilih oleh Terdakwa”, lalu Saksi menjawab “kalau sudah putus ya sudah dan Saksi juga bilang kalau Terdakwa itu sudah tua dan jelek lagi”. Bahwa pihak keluarga pernah ada membicarakan masalah ini secara kekeluargaan, karena Saksi pernah silaturahmi ke rumah korban dan disana Saksi bertemu dengan Kakak Saksi Nur yang bernama Ida, kemudian saksi bertanya Saksi Nur ada tidak. Pada tahun 2008 di saat hari raya, Saksi Nur meminta pertanggung jawaban

  

  Menimbang, bahwa atas keterangan para Saksi tersebut diatas, Terdakwa membenarkannya, Selain itu Terdakwa dan Penasihat Hukumnya mengajukan Ahli yang meringankan bagi Terdakwa, yaitu Aloysius Wisnubroto, SH.M.Hum, yang memberikan pendapat Bahwa Keahlian Saksi adalah di bidang Telematika. Bahwa hubungan antara Undang- undang Informasi dan Transaksi Elektronik dengan KUHP menurut pendapat Saksi tidakan jelas dan ada kriterianya masing-masing antara Undang-undang ITE dengan KUHP. Undang- undang ITE untuk mengatur Informasi dan Transformasi Elektronika, Titik berat dalam Pasal 27 Undang-undang ITE adalah pada perbuatan penyebarannya. Undang-undang ITE posisinya lebih tinggi, karena dalam Undang-undang ITE dampak penyebarannya sangat luas. Dalam Undang- undang ITE terdapat pengertian mengenai dapat diaksesnya informasi, apabila sms lebih bersifat tertentu, karena sms ditujukan kepada pemilik tertentu berbeda dengan Website yang sifatnya umum. Bahwa membuka Sms milik orang lain tidak diperbolehkan, karena bukan haknya untuk membuka sms tersebut. Penyebaran dalam klausul Pasal 27 Undang-undang ITE, Salah satu contohnya adalah seperti terdapat dalam facebook dan blok. Dalam Undang-undang ITE Pasal

  27 tidak mengatur dalam bidang mendistribusikan saja tapi juga mentransmisikan Informasi. Dalam Undang-undang ITE tidak menimbulkan delik baru, karena yang diatur dalam Pasal tersebut adalah delik penyebar luasan bukan penghinaannya, yang dimaksud penyebaran itu secara umum tidak bisa lepas dari kontek keseluruhan.

  Dalam unsur Pasal 310 KUH dan yang menyebarkan informasi adalah Media Elektronik. Sifat putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 50 tahun 2008 bersifat mengikat umum, yakni bahwa yang mengikat pada Undang-undangnya bukan pada personnya. Pasal 310 KUHP,

  Penafsiran secara umum ada beberapa sumber walaupun Pasal-pasal tersebut dicabut tapi masih bisa menggunakannya Pasal tersebut. Menurut Pasal 27 Undang-undang ITE mendistribusikan adalah perbuatan menyebarkan secara luas informasi melalui media elektronik yang disalurkan untuk menghina orang lain misalnya Website dan lain sebagainya, Menurut Pasal 27 Undang- undang ITE, mentransmisikan adalah kegiatan mengirim, menyalurkan melalui media elektronik yang ditujukan untuk menghina orang lain sedangkan yang dimaksud dengan istilah dapat diaksesnya adalah kegiatan untuk membuat dapat diakses oleh orang lain yang ditujukan untuk menghina. HP merupakan perangkat elektronik dan HP bukan semata-mata saran komunikasi tapi juga teknologi informasi. Pesan singkat (SMS) masuk sebagai informasi elektronik, Pesan singkat (SMS) tidak diatur dalam Pasal 27 Undang-undang ITE karena dalam Pasal 27 mengatur tentang kriminalisasi terhadap penyebaran informasi, akan tetapi pengiriman sms termasuk kegiatan mentransmisikan misalnya sms kepada orang lain itu bisa dikatakan mentrasmisikan. Perbedaan informasi elektronik dan dokumen elektronik terletak pada masalah bentuknya saja yang berbeda, karena keduanya termasuk dalam Dokumen Elektronik. Dokumen Elektronik sebagai dunia nyata dialihkan ke dunia elektronik. Pemilik HP dan Nomor HP-nya adalah orang yang bertanggung jawab penuh terhadap hp dan nomornya tersebut, dan tanggung jawabnya bersifat personal. Bahwa informasi elektronik adalah segala informasi yang dibuat atau diproses melalui media elektronik misalnya sms, Email, Facebook dan bisa berupa gambar atau tulisan. Penyebar luasan informasi adalah suatu informasi baru yang berpindah ke orang lain. Menimbang, bahwa atas pendapat Ahli tersebut, Terdakwa tidak menanggapi.

2.2.1.5. Keterangan Terdakwa

  Prabowo diperiksa di persidangan selaku terdakwa yang memberikan keterangan dengan alasan Terdakwa untuk mengirimkan pesan pada Saksi Dewi dengan kata-kata yang tidak

  menyenangkan adalah karena Saksi Nur Dewi Alfiyanah miscall pada saat terdakwa di rumah dinas. Terdakwa di Kebumen hingga Terdakwa merasa terganggu dan risih, padahal sudah Terdakwa jelaskan beberapa kali kepada bahwa hubungan sudah putus dan jangan ganggu Terdakwa lagi. Terdakwa pernah mengangkat telpon dari Saksi Dewi dengan ucapan “Halo” tapi kemudian telpon ditutup oleh Saksi Dewi. Saksi Nur pernah telpon ke Terdakwa, terkadang lewat rumah dinas, kadang pule di HP Terdakwa. Terdakwa meyakinkan bahwa yang menghubungi adalah Dewi. Karena pada saat menelpon, di HP Terdakwa memakai nomor yang lama dan muncul nama Dewi di HP Terdakwa tersebut. Setelah ganti nomor, Terdakwa tahu karena penjelasan masa lalu, dan Terdakwa pernah memberi tanda atau kode nama Nomor HP Nur Dewi Alfiyanah dengan sebutan AB 1, AB 2, NN dan lainnya. Nomor HP 081901359696 itu merupakan Nur Dewi Alfiyanah, dan Nomor 087837909696 itu milik Terdakwa. Saat ditelepon, pada saat itu muncul nama AB 2 dan nomor tersebut nomor Saksi Nur, Terdakwa tidak mengetahui bahwa nomor tersebut milik Saksi Nur, Terdakwa hanya menduga saja karena yang sudah-sudah nadanya begitu. Jenis rayuan tersebut ada yang seronok ada yang halus. Alasan Terdakwa kirim sms dengan isi “Jangan ngaco dan ganggu orang bangsat lonte dan seterusnya ”, karena saksi Nur selalu menelpon Terdakwa dan Terdakwa merasa terganggu, risih kemudian Terdakwa mengirim sms tersebut kepada Saksi Nur.

  Terdakwa mengirim sms tersebut karena Saksi Nur sering merayu-rayu Terdakwa, dan kadangkala datang ke rumah dengan marah-marah, selalu miscall terus dan bahkan lewat ibu Terdakwa serta merayu-rayu dan bahkan sampai memberikan sesuatu untuk ibu Terdakwa dan bahkan sudah berpuluh-puluh kali Saksi Nur mengganggu Terdakwa dan ini yang manjadikan Terdakwa sms seperti itu kepada Saksi Nur, kemauan Nur agar Terdakwa menerima cintanya Terdakwa mengirim sms tersebut karena Saksi Nur sering merayu-rayu Terdakwa, dan kadangkala datang ke rumah dengan marah-marah, selalu miscall terus dan bahkan lewat ibu Terdakwa serta merayu-rayu dan bahkan sampai memberikan sesuatu untuk ibu Terdakwa dan bahkan sudah berpuluh-puluh kali Saksi Nur mengganggu Terdakwa dan ini yang manjadikan Terdakwa sms seperti itu kepada Saksi Nur, kemauan Nur agar Terdakwa menerima cintanya

  Meskipun baru kenal selama 10 hari, Saksi Nur sudah marah marah terhadap Terdakwa dan bahkan baru satu minggu juga pernah bilang kepada Terdakwa kenapa tidak dikenalkan oleh orang tua Terdakwa, maka Terdakwa bisa membaca dan tahu karakter Saksi Nur. Terdakwa pernah dikenalkan oleh kakak Nur dan juga oleh Pak. Fahturrozi, Kapolres Kebumen antara Terdakwa dengan Saksi Nur. Saat dikenalkan, sepengetahuan Terdakwa, Saksi Nur masih kuliah dan belum bekerja. Selama 2,5 tahun kenal dengan Saksi Nur, Terdakwa baru 3 kali bertemu dengan Saksi Nur dan yang pertama bertemu di rumah kakak Saksi Nur, dan yang kedua kali nya Saksi Nur yang pergi ke rumah Terdakwa. Bahwa sebenarnya Terdakwa sudah menjelaskan pada saat lebaran Saksi Nur datang kerumah Terdakwa untuk menyelesaikan masalah hubungan Terdakwa dengan Saksi Nur, bahkan kakaknya Saksi Nur juga pernah memohon maaf kepada Terdakwa tentang perilaku Saksi Nur dan dia bilang bahwa Saksi Nur itu anak ragil sifatnya memang seperti itu.

  Terdakwa mengganti Nomor HP karena sudah tidak kuat digoda oleh Saksi Nur, bahwa Nomor HP Terdakwa yang sering di telpon oleh Saksi Nur adalah 087837909696, Terdakwa mengirim sms dengan kata-kata “lonte” ditujukan pada Saksi Nur. Padahal Terdakwa hanya menduga itu nomor milik Saksi Nur yang Terdakwa beri nama AB 2 karena sebelumnya Saksi Nur merayu-rayu Terdakwa dan Terdakwa akhirnya berkesimpulan bahwa dulu Saksi Nur pernah merayu-rayu Terdakwa seperti itu dan Terdakwa duga itu nomor Saksi Nur, tapi Terdakwa tidak bisa pastikan itu nomor milik Saksi Nur. Setiap orang punya dugaan, dan Terdakwa menduga dengan kuat bahwa nomor HP yang Terdakwa kirim SMS adalah milik Saksi Nur karena nomor HP tersebut sering miscall Terdakwa.

  Terdakwa mengirim sms yang isinya “jangan ngaco dan ganggu orang bangsat lonte sekali lonte ya tetap lonte lah, betapa rendah martabatmu ha…kacian deh“, tersebut pada tanggal

  13 Januari 2010. Sms yang berbunyi “Ya lagi-lagi diganggu bangsat lonte dan seterusnya“, Terdakwa kirim setelah Terdakwa sms yang pertama, Bahwa Terdakwa merasa diganggu oleh Saksi Nur karena Saksi Nur selalu miscall terus berkali-kali. Bahwa Terdakwa sudah tidak kuat diganggu terus selama 2,5 tahun oleh wanita tersebut dan manusia normal pasti akan merasakan hal yang sama. Setelah sms yang terakhir, Saksi Nur tidak menggangu Terdakwa dan ternyata Terdakwa ganti nomor HP pada tahun 2009. Setelah ganti nomor HP, Terdakwa tidak pernah memberitahukan kepada Saksi Nur kalau Terdakwa ganti nomor HP. Saksi Nur tahu nomor HP Terdakwa yang mendapat dari tempat Terdakwa mengajardosen di STIE dan yang memberitahukan Pak Eko dan Bu Eti, bahwa ada 5 Nomor dari Saksi Nur pernah kirim sms kepada Terdakwa bahwa Terdakwa pernah balas sms dari Nur, bahwa Terdakwa tidak pernah sebarkan sms tersebut kepada orang lain karena sms tersebut Terdakwa tujukan untuk Nur. Terdakwa dan keluarga pernah meminta maaf kepada Saksi Nur dan keluarga. Sehubungan sms yang Terdakwa kirimkan kepada Saksi Nur tersebut sekitar pada tanggal 3 atau 4 September 2010.

  Terdakwa berkenalan dengan Saksi Dewi baru 10 hari dan setelah itu Terdakwa putuskan atau Terdakwa sudahi hubungan Terdakwa dengan Saksi Nur dan Terdakwa tidak pernah menyatakan cinta kepada Saksi Dewi, bahwa Terdakwa tidak bisa mencintai Saksi Nur karena Terdakwa sudah tahu karakternya salah satunya contoh Saksi Nur kalau bicara tidak mau mengalah dan dia juga sering telpon Terdakwa ke kantor maupun lewat HP. Sehingga Terdakwa merasa terganggu dan yang menjadikan hubungan Terdakwa dengan Saksi Nur, Terdakwa sudahi saja dan bahkan ibunya Saksi Nur bertanya kepada Terdakwa tentang kepastian dengan

  Saksi Nur padahal Terdakwa baru kenal 10 hari dengan Saksi Dewi. Pada saat Terdakwa menyudahi kontak dengan Saksi Nur, Terdakwa mengatakan kepada Saksi Nur ”hubungan kita sampai disini saja dan hubungan kita tidak jadi ketingkat yang lebih tinggi lagi dan cukup disini saja”. Reaksi dan respon Saksi Nur setelah Terdakwa menyatakan menyudahi hubungan melalui telpon, Saksi Nur menutup telepon dari Terdakwa. Dan reaksi dari keluarga Saksi Nur setelah saudara memutuskan hubungan dengannya adalah Kakaknya yang berprofesi sebagai Polisi (WakaPolres) menghubungi Terdakwa dan mendengar hal tersebut tidak terima, tapi Terdakwa jelaskan karena tidak mungkin hubungan Terdakwa dengan Saksi Nur dilanjutkan karena tidak ada kecocokan dan setelah Terdakwa jelaskan akhirnya kakaknya Saksi Nur menerima dan memahami. Setelah putus Saksi Nur masih merayu-rayu dan mengganggu Terdakwa terus menerus. Saksi Nur sering miscall Terdakwa terus dan setelah miscall Terdakwa angkat dengan dengan Kata “Halo” telepon ditutup begitu seterusnya. Setelah ganti nomor HP, ada 4 nomor lain dari Saksi Nur yang masuk melalui HP Terdakwa setelah Terdakwa ganti nomor baru dan Terdakwa ganti nomor sekitar 1,5 tahun setelah putus dengan Saksi Nur.

  Saksi Nur tahu nomor telpon Terdakwa bukan dari Ibu Terdakwa tetapi dari STIE di Kebumen tempat Terdakwa mengajar. Ibu Terdakwa tidak pernah paksakan Terdakwa untuk mencintai Saksi. Bahwa dari Terdakwa maupun keluarga tidak pernah janji kalau Terdakwa akan menikahi Saksi Nur. Terdakwa mengirimkan sms kepada Saksi Nur dengan isi “Jangan ngaco dan ganggu orang bangsat lonte sekali lonte ya tetap lonte lah, Ya lagi-lagi diganggu bangsat lonte dst ?” Pada tanggal 13 Januari 2010 sekitar jam 01.25 WIB. Nomor HP atau sim card yang Terdakwa gunakan untuk mengirim sms tersebut adalah 087837909696 milik Terdakwa dan dikirim ke nomor 081901359696 yang Terdakwa duga adalah milik Saksi Nur, karena didalam buku telpon Terdakwa tidak ada nama Saksi Nur dan nomor tersebut Terdakwa beri nama NN

  (No name) dan Terdakwa hanya menduga saja itu nomor Saksi Nur karena sebelumnya Saksi Nur apabila sms selalu merayu-rayu Terdakwa dengan nomor itu. Terdakwa menggunakan alat berupa HP merk Nokia dalam mengirimkan pesan singkat kepada Saksi Nur.

  Terdakwa dilaporkan Saksi Nur pada tanggal 18 Januari 2010, Terdakwa dilaporkan bahwa dalam mengirim sms kepada Saksi Nur, Terdakwa tidak sadar karena Terdakwa merasa tertekan seperti merasa terancam. Seandainya sms tersebut tertuju kepada keluarga Terdakwa, Terdakwa merasa sakit hati perasaannya. Secara moral Terdakwa menyesal atas sms tersebut dan Terdakwa tidak akan mengulanginya lagi.

2.2.1.6.Barang Bukti dan Pembuktian

  Kejahatan yang dilakukan oleh terdakwa menggunakan media elektronik berupa 1 (satu) unit handphone merk LG seri KT610 beserta sim card Nomor 081 901 359 696, 1 (satu) unit hand phone merk NEXIAN beserta sim card Nomor 0817834643489 dan 081228777183, 1 (satu) unit hand phone merk Nokia seri 6070 beserta sim card Nomor 087837909696, Barang bukti tersebut telah disita secara sah menurut hukum dan dipergunakan untuk pembuktian dalam peerkara.

  Para Penasihat Hukum Terdakwa pun mengajukan barang bukti surat berupa Putusan Mahkamah Konstitusi No.2PUU-VI I2009, Putusan Mahkamah Konstitusi No.50PUU-VI 2008, Buku “Strategi Penanggulangan Kejahatan Telematika”, tulisan AL. Wisnubroto Penerbit Atmajaya Yogyakarta Press. Berdasarkan keterangan Saksi-Saksi dan Terdakwa di hubungkan dengan Surat bukti dan pendapat ahli di persidangan, telah di peroleh fakta-fakta yuridis yaitu bahwa benar, Saksi Nur dan Terdakwa pernah kenal pada 2,5 tahun yang lalu dan bertemu sebanyak 3 (tiga) kali, benar Terdakwa pernah mengirimkan pesan singkat kepada Saksi Dewi Para Penasihat Hukum Terdakwa pun mengajukan barang bukti surat berupa Putusan Mahkamah Konstitusi No.2PUU-VI I2009, Putusan Mahkamah Konstitusi No.50PUU-VI 2008, Buku “Strategi Penanggulangan Kejahatan Telematika”, tulisan AL. Wisnubroto Penerbit Atmajaya Yogyakarta Press. Berdasarkan keterangan Saksi-Saksi dan Terdakwa di hubungkan dengan Surat bukti dan pendapat ahli di persidangan, telah di peroleh fakta-fakta yuridis yaitu bahwa benar, Saksi Nur dan Terdakwa pernah kenal pada 2,5 tahun yang lalu dan bertemu sebanyak 3 (tiga) kali, benar Terdakwa pernah mengirimkan pesan singkat kepada Saksi Dewi