80Laporan Keuangan PT BCP Tbk 31 Maret 2011

PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Tanggal 31 Maret 2011 - Tidak Diaudit
(Dengan Angka Perbandingan Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2010 - Diaudit)

PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
DAFTAR ISI
Halaman

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI - Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada
Tanggal 31 Maret 2011 - Tidak Diaudit
(Dengan Angka Perbandingan Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2010 - Diaudit)
Neraca Konsolidasi

1-2

Laporan Laba-Rugi Konsolidasi

3-4


Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi

5

Laporan Arus Kas Konsolidasi

6

Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi

7 - 42

PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASI
Per 31 Maret 2011 (Tidak diaudit) dan 31 Desember 2010 (Diaudit)
(Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
Catatan

31 Maret 2011


31 Desember 2010

ASET
Kas dan setara kas

2d,c; 3

1.677.675.389

917.504.791

Piutang usaha - pihak ketiga

2e; 4

10.766.808.618

9.274.543.963


Piutang lain-lain - pihak ketiga

5

451.829.696

407.129.696

Piutang usaha

Persediaan

2f; 6

75.326.213.753

74.376.685.054

Tanah belum dikembangkan


2g; 7

89.962.451.500

89.962.451.500

Uang muka pembelian tanah

2f; 8

5.037.300.000

3.972.700.000

9

615.311.112

183.289.321


Pajak dibayar dimuka

2l; 14a

633.559.233

549.208.952

Aset tetap - bersih
(setelah dikurangi - akumulasi penyusutan per 31
Maret 2011 dan 31 Desember 2010, masingmasing
sebesar
Rp4.273.335.668,
dan
Rp3.950.568.599)

2h; 10

12.355.309.546


12.061.911.498

11.803.000

11.803.000

196.838.261.848

191.717.227.775

Uang muka dan biaya bayar dimuka

Aset lain-lain
Uang jaminan
JUMLAH ASET

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan

1


PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASI - (Lanjutan)
Per 31 Maret 2011 (Tidak diaudit) dan 31 Desember 2010 (Diaudit)
(Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
Catatan

31 Maret 2011

31 Desember 2010

KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Hutang usaha

11

2.101.177.195

1.958.921.457


Hutang lain-lain

12a,b

1.174.365.886

396.370.587

Hutang pajak

2l, 14b

325.351.149

511.027.447

3.060.765.569

2.642.191.501


24.166.664

42.291.664

16.594.967.142

14.239.517.275

717.396.097

916.371.744

18,26

15.420.195.817

15.624.748.824

2n; 13,27


2.000.000.000

-

2m; 19

1.710.081.773

1.725.094.973

76.200.000

86.200.000

43.204.667.292

38.142.735.472

20,21


120.106.400.000

120.106.400.000

22

2.448.091.267
31.075.825.661

2.518.591.267
30.946.026.033

153.630.316.928

153.571.017.300

3.277.627

3.475.003

Jumlah Ekuitas

153.633.594.555

153.574.492.303

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS

196.838.261.848

191.717.227.775

Biaya masih harus dibayar

15,25,28a

Pendapatan diterima dimuka

28c

Uang muka penjualan
Hutang pembiayaan

2k; 16
2j;17,10,26

Hutang bank
Hutang hubungan istimewa
Kewajiban imbalan pasca kerja
Uang jaminan

12c

Jumlah Kewajiban
EKUITAS
Modal saham
Modal dasar Perseroan sebanyak 2.000.000.000
lembar saham biasa dan 245.000.000 lembar
saham waran, nominal per saham Rp.100
(seratus Rupiah), modal saham ditempatkan dan
disetor penuh pada 31 Maret 2011 dan 31
Desember 2010 sebanyak 1.200.000.000 lembar
saham biasa dan 1.064.000 saham waran
Agio saham
Saldo laba
Jumlah Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan kepada
Pemilik Entitas Induk
Kepentingan non Pengendali

1c

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan

2

PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASI
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Maret 2010 (Tidak Konsolidasi)
(Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
Catatan

31 Maret 2011
(tiga bulan)

31 Maret 2010
(tiga bulan)

PENJUALAN BERSIH

2k; 23

10.838.786.365

17.168.218.182

BEBAN POKOK PENJUALAN

2k; 24

6.261.009.337

10.386.955.323

4.577.777.028

6.781.262.859

336.531.271
2.702.743.151

15.749.500
3.370.035.329

Jumlah - Beban usaha

3.039.274.422

3.385.784.829

LABA USAHA

1.538.502.606

3.395.478.030

447.084.348
(1.256.698.584)

417.603.336
(1.122.673.745)

Jumlah - Beban Lain-lain

(809.614.236)

(705.070.409)

LABA SEBELUM PAJAK

728.888.370

2.690.407.621

2l; 14c, 23

(541.939.318)

(858.410.909)

2l; 14c,26

(57.346.800)

(26.361.061)

Jumlah - Beban pajak penghasilan

(599.286.118)

(884.771.970)

LABA - BERSIH SEBELUM HAK MINORITAS

129.602.252

1.805.635.651

LABA KOTOR
BEBAN USAHA
Pemasaran
Umum dan administrasi

2k; 25

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Pendapatan lain-lain
Beban lain-lain

2k; 26,17,18

PENDAPATAN / (BEBAN) PAJAK
Pajak Penghasilan final atas Pengalihan hak
atas tanah dan bangunan (PHATB)
Pajak penghasilan non final

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN :
Kerugian selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
TOTAL PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN
PERIODE BERJALAN SETELAH PAJAK

248.762
129.851.014

Lihat catatan ata laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan
3

1.805.635.651

PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASI
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Maret 2010 (Tidak Konsolidasi)
(Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
LABA (RUGI) YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA :
Pemilik entitas induk
Kepentingan non pengendali

JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF YANG DAPAT
DIATRIBUSIKAN KEPADA
Pemilik entitas induk
Kepentingan non pengendali

129.602.252
197.376
129.799.628

1.805.635.651
1.805.635.651

129.653.638
197.376
129.851.014

1.805.635.651
1.805.635.651

LABA BERSIH PER LEMBAR SAHAM

2p

0,11

1,50

LABA BERSIH PER SAHAM DILUSIAN

2p

0,10

1,33

Lihat catatan ata laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan
4

PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Tidak diaudit) dan 31 Desember 2010 (Diaudit)
(Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
Modal Saham

Saldo per 31 Desember 2009
Laba - bersih tiga bulan periode yang
berakhir pada 31 Maret 2010
Saldo per 31 Maret 2010
Saldo laba ditentukan penggunaanya
Pelaksanaan waran (Catatan 21 )
Agio saham atas pelaksanan waran
Penggunaan dana Agio saham
Laba - bersih sembilan bulan periode
berakhir pada 31 Desember 2010
Saldo per 31 Desember 2010
Penyesuaian Kepentingan non
pengendali sesuai PSAK No. 1
Saldo per 31 Desember 2010
yang disesuaikan
Penggunaan dana Agio saham
Laba - bersih tiga bulan periode yang
berakhir pada 31 Maret 2011
Rugi - bagian kepentingan non pengendali
Saldo per 31 Maret 2011

Saldo Laba
Ditentukan
Tidak ditentukan
penggunaannya
penggunaannya

Agio Saham

Kepentigan
non
Pengendali

Jumlah
Ekuitas

120.000.000.000

2.540.951.267

-

12.301.898.786

-

134.842.850.053

-

-

-

1.805.635.651

-

1.805.635.651

120.000.000.000

2.540.951.267

-

14.107.534.437

-

136.648.485.704

-

-

10.000.000

(10.000.000)

-

-

106.400.000

-

-

-

-

106.400.000

-

10.640.000

-

-

-

10.640.000

(33.000.000)

-

-

-

(33.000.000)

-

-

-

16.838.491.596

-

16.838.491.596

120.106.400.000

2.518.591.267

10.000.000

30.936.026.033

-

153.571.017.300

-

-

-

-

3.475.003

3.475.003

120.106.400.000

2.518.591.267

10.000.000

30.936.026.033

3.475.003

153.574.492.303

-

(70.500.000)

-

-

-

(70.500.000)

-

-

-

129.799.628
-

(197.376)

129.799.628
(197.376)

120.106.400.000

2.448.091.267

10.000.000

31.065.825.661

3.277.627

153.633.594.555

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan
5

PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI
Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Maret 2010 (Tidak Konsolidasi)
(Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
31 Meret 2011
31 Maret 2010
(tiga bulan)
(tiga bulan)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan dari pelanggan
Penerimaan dari pelanggan
Pendapatan lain-lain
Pembayaran untuk :
Perolehan tanah, pemasok dan kontraktor
Beban gaji dan tunjangan
Beban usaha diluar beban gaji
Penerimaan dari (pembayaran untuk) :
Pendapatan bunga
Pendapatan lain-lain
Beban bunga
Beban lain-lain
Beban pajak
Arus kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk)
aktivitas operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Perolehan aset tetap
Penjualan aset tetap
Arus kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk)
aktivitas investasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan / (penambahan) Piutang lain-lain
Penambahan / (pembayaran) hutang bank
Penambahan / (pembayaran) hutang pembiayaan
Penambahan / (pembayaran) hutang lain-lain dan uang jaminan
Penambahan / (pembayaran) hutang hubungan istimewa
Penggunaan dana agio saham
Pemilik entitas induk
Kepentingan non pengendali
Arus kas diperoleh dari (digunakan untuk)
aktivitas pendanaan
KENAIKAN / (PENURUNAN) KAS DAN BANK
Kas dan setara kas awal tahun - Perusahaan
Kas dan setara kas awal tahun - Anak Perusahaan
SALDO AKHIR KAS DAN SETARA KAS

12.485.988.053
267.465.382

33.538.607.003
120.206.801

(8.162.882.298)
(1.488.482.862)
(821.997.290)

(36.974.979.584)
(1.315.761.033)
(4.378.946.664)

2.280.090.984

(9.010.873.477)

5.284.667
5.324.196
(894.062.196)
(362.546.388)
(867.912.697)

114.639.960
40.950.000
(787.461.511)
(335.212.235)
(2.029.835.415)

166.178.566

(12.007.792.677)

(1.327.469.117)
170.800.000

(1.045.453.450)
-

(1.156.669.117)

(1.045.453.450)

(44.700.000)
(204.553.007)
(198.975.647)
273.957.403
2.000.000.000
(70.500.000)
(4.521.924)
(45.676)

(439.657.934)
222.363.131
(252.057.926)
(296.424.100)
920.989.607
-

1.750.661.149

155.212.778

760.170.598
896.031.136
21.473.655

(12.898.033.349)
20.951.613.722
-

1.677.675.389

8.053.580.373

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
6

PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Tidak diaudit) dan 31 Desember 2010 (Diaudit)
(Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
1. UMUM
a. Pendirian Perseroan
PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 2 tanggal 3 Mei 2000 yang dibuat dihadapan
Abdullah Ashal, S.H., notaris di Jakarta, Akta tersebut telah disahkan dengan Keputusan Menteri Hukum dan Perundang-undangan
Republik Indonesia No. C-19932.HT.01.01.TH 2000 tanggal 7 September 2000, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai UU
No. 3 tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan dengan No. TDP. 090517039407 di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya
Jakarta Pusat nomor: 2105/BH.09.05/X/2001 tanggal 25 Oktober 2001, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
pada tanggal 1 Februari 2002 No.10, Tambahan Berita Negara RI No. 1101/2002.
Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan dan terakhir berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum
Pemegang Saham PT. Bumi Citra Permai, Tbk. No. 9 tanggal 6 Mei 2009, dibuat dihadapan Notaris Robert Purba, S.H., notaris di
Jakarta, tentang perubahan status Perseroan dari tertutup menjadi Perseroan Terbuka, pengeluaran saham dalam simpanan
Perseroan sebanyak-banyaknya 500.000.000 (lima ratus juta) lembar saham dengan nominal saham Rp.100,- (seratus Rupiah)
melalui Penawaran Umum Saham Perdana kepada masyarakat (Penawaran Umum), penerbitan waran sebanyak-banyaknya
245.000.000 (dua ratus empat puluh lima juta) lembar Waran dengan nominal Rp.100,- (seratus Rupiah) yang telah memperoleh
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia nomor: AHU.21310.AH.01.02. Tahun 2009, tanggal 18
Mei 2009.
Pada tanggal 24 Juni 2010 dalam Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dengan Akta No. 27 dari
Notaris Syarifah Chozie, S.H., M.H., notaris di Jakarta, telah mendapat persetujuan transaksi dengan pihak affilasi berdasarkan
Peraturan IX.E.1 Lampiran Keputusan BAPEPAM No. Kep-412/PL/2009 tanggal 25 November 2009. Transaksi material unsur
benturan kepentingan (pihak affiliasi) yaitu Penjualan 2 unit Rumah toko (Ruko) di Blok A.11 (Catatan 23 ), dan transaksi pembelian
Tanah milik pihak affiliasi yang terletak di desa Peusar seluas 84.710 m², tanah tersebut telah Sertifikat Hak Milik (Catatan 6 ).

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, maksud dan tujuan dari Perusahaan adalah mengadakan usaha dibidang real
estate, pembangunan, perdagangan, pertambangan, jasa, pengangkutan, percetakan dan pertanian. Untuk mencapai maksud dan
tujuan tersebut diatas, Perusahaan dapat melaksanakan usaha sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan usaha real estate dengan segala aktivitas dan kegiatan yang berkaitan dengan usaha ini, termasuk pula

pembebasan tanah (land clearing), developer, pematangan, pemetakan/pengkaplingan dan penjualan tanah, baik tanah untuk
tanah untuk industri maupun perumahan,
2. Menyelenggarakan usaha kontraktor guna memborong segala macam pekerjaan bangunan dan pekerjaan umum,
3. Menyelenggarakan usaha perdagangan umum baik atas perhitungan sendiri maupun atas tanggungan pihak lain.
Perusahaan berkantor pusat di Jl. Kramat Raya No.32-34, Senen, Jakarta Pusat 10450 dan mempunyai lokasi Kawasan Industri di
Tangerang dengan usaha Kawasan untuk industri dan pembangunan pergudangan industri, rumah kantor (ruko) dan perumahan
(Three In One ) di Desa Peusar dan Budimulya, Kecamatan Panongan, Tigaraksa - Cikupa, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
Perusahaan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 2003.

7

PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Tidak diaudit) dan 31 Desember 2010 (Diaudit)
(Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
1. UMUM (Lanjutan)
b. Komisaris, direksi dan karyawan
Sesuai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 8 November 2010 dengan Akta No. 7 Notaris Syarifah
Chozie, Sh., MH., notaris di Jakarta, menyetujui pengunduran diri Tn. Lim Victory Halim sebagai Komisaris, dan berdasarkan Akta
No.9 tanggal 6 Mei 2009 dari Notaris Robert Purba SH., Notaris di Jakarta, dengan susunan anggota Dewan Direksi dan Komisaris
pada periode 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 sebagai berikut ;
31 Desember 2010

31 Maret 2011

Dewan Komisaris :
Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris Independen

: Tahir Ferdian
: Kwek Kie Jen
: Agoestiar Zoebier

Dewan Komisaris :
Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris Independen

: Tahir Ferdian
: Kwek Kie Jen
: Agoestiar Zoebier

Dewan Direksi :
Direktur Utama
Direktur
Direktur
Direktur

:
:
:
:

Dewan Direksi :
Direktur Utama
Direktur
Direktur
Direktur

: Annie Halim
: Edward Halim
: Rudi Wijaya
: Charly Widjaja

Dewan Komite Audit
Ketua
Anggota
Anggota

: Agoestiar Zoebier
: Suhendra
: Kumalasari Witjaksana

Annie Halim
Edward Halim
Rudi Wijaya
Charly Widjaja

Pembentukan dewan komite audit berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 24 Juni 2010, dengan Akta No.26, Notaris
Syarifah Chozie, Sh., MH., notaris di Jakarta.
Berdasarkan Surat Penunjukan No. 007/HR-BCP/X/2008 tanggal 13 Oktober 2008, Perseroan telah menunjuk dan mengangkat :
Sekretaris Perusahaan

: Yusly

Jumlah karyawan tetap Perusahaan untuk periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010,
adalah 79 orang 76 orang (tidak diaudit).
c. Anak Perusahaan
Berdasarkan Akta Pendirian Perseroan PT Millenium Power (Anak Perusahaan ) dengan Akta No. 1 tanggal 3 Mei 2010 dari Notaris Agung
Aribowo, S.H., C.N., notaris di Jakarta, Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-26060.AH.01.01.Tahun 2010 tertanggal 21 Mei 2010.
Dalam Anggaran Dasar Perseroan dalam pasal 4 Modal dasar Perseroan sebesar Rp.1.000.000.000, terbagi atas 1.000 lembar saham dengan
nominal Rp.1.000.000 per saham, dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh 50% sebanyak 500 lembar saham, dan
Perusahaan (PT Bumi Citra Permai, Tbk) menempatkan dan telah menyetor penuh sebesar Rp.495.000.000, dengan kepemilikan 99%.

8

PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Tidak diaudit) dan 31 Desember 2010 (Diaudit)
(Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
1. UMUM (Lanjutan)
c. Anak Perusahaan (lanjutan)
PT Millenium Power (Anak Perusahaan ) telah memperoleh Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)-Menengah No. 4507/1.824.51 tanggal 21
Juni 2010, dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) No.09.05.1.51.65696 tanggal 1 Juli 2010 dari Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah, dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta, dengan Kegiatan usaha pokok "aktivitas dan kegiatan yang berkaitan dengan penyediaan
tenaga listrik terutama bagi kepentingan di Kawasan Industri Millenium-Cikupa Tangerang.
Perusahaan berkantor di MNC Tower Lantai 20, Jl. Kebon Sirih no.17-19, Kelurahan Kebon Sirih, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, sesuai
Surat Keterangan Domisili Perusahaan No. 262/-1.824/2010 tanggal 4 Mei 2010 dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sampai tanggal neraca
Anak Perusahaan (PT MP) belum menjalankan usaha operasional secara komersial.
Berikut ini Jumlah Aset pada Anak Perusahaan pada periode yang berakhir 31 Maret 2011 :
% Kepemilikan
Jumlah Aset

99,00%

Jumlah Aset
328.112.765

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
Suatu ikhtisar kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh Perusahaan dan Anak Perusahaan, yang mempengaruhi penentuan posisi
keuangan dan hasil usahanya, dijelaskan dibawah ini:
a. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan, dimana sesuai, Peraturan Badan
Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” yang terdapat dalam Lampiran
Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan perubahannya, Keputusan Ketua Bapepam-LK No.
KEP-554/BL/2010 tanggal 30 Desember 2010. Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep nilai historis dan atas dasar akrual,
kecuali dinyatakan secara khusus, serta Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Konsolidasi untuk Perusahaan
Publik Industri Real Estat.
Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasi ini adalah biaya perolehan (historical cost ), laporan keuangan konsolidasi disusun
dengan metode akrual, kecuali dinyatakan secara khusus. Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode
langsung dengan mengelompokkan arus kas atas dasar kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas,
kas dan setara kas mencakup kas, bank dan investasi jangka pendek yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi ini adalah rupiah Rp).
b. Prinsip-prinsip konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi menggabung laporan keuangan Perusahaan dengan entitas lain yang dikendalikan (Anak
Perusahaan) yang disusun sampai dengan tanggal 31 Desember setiap tahun. Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan
mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan keuangan dan operasional Anak Perusahaan atau pengendalian juga
dianggap ada jika prosentase kepemilikan Perusahaan baik langsung atau tidak dalam perusahaan anak melebihi 50% hak suara.
Hak pemegang saham minoritas dinyatakan sebesar bagian minoritas dari biaya perolehan historis aset bersih. Hak minoritas akan
disesuaikan untuk bagian minoritas dari perubahan ekuitas.

9

PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Tidak diaudit) dan 31 Desember 2010 (Diaudit)
(Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
b. Prinsip-prinsip konsolidasi (lanjutan)
Pada saat akuisisi, selisih antara biaya perolehan investasi dengan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan kewajiban Anak
Perusahaan yang teridentifikasi dibukukan sebagian sebagai Goodwill dan diamorisasi dengan menggunakan metode garis lurus
selama 5 (lima) tahun untuk Goodwill positif dan 20 (dua puluh) tahun Goodwill negatif.
Seluruh transaksi antar perusahaan, saldo, penghasilan dan beban dieliminasi pada saat konsolidasi.
c. Transaksi dalam mata uang asing
Perusahaan menyelenggarakan pembukuan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke
mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban
moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut.
Keuntungan dan kerugian dari selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan penjabaran aset dan kewajiban
moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi konsolidasi.
Kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 masing-masing adalah USD 1,00 =
Rp8.709, dan USD 1,00 = Rp8.991.
d. Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas konsolidasi mencakup Kas, Bank serta Deposito yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak
tanggal penempatannya dan tidak di jaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya. Bank dan Deposito yang dibatasi penggunaanya
dan di jaminkan akan diklasifikasi sebagai aset tidak lancar lainnya.
e. Piutang usaha
Pada saat pengakuan awal piutang usaha diukur sebesar nilai wajar dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi penyisihan penurunan nilai.
Cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk ketika terdapat bukti obyektif bahwa Perusahaan tidak akan dapat menagih semua
piutang sesuai dengan persyaratan awal piutang. Kesulitan keuangan yang signifikan pada debitur, probabilitas bahwa debitur akan
dinyatakan pailit atau reorganisasi keuangan, dan wanprestasi atau tunggakan dalam pembayaran dianggap indikator bahwa
piutang usaha telah turun nilainya. Jumlah cadangan tersebut adalah selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus
kas masa depan, yang didiskontokan pada suku bunga efektif awal.
Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui penggunaan akun cadangan, dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan
laba rugi. Ketika piutang usaha dapat ditagih, piutang tersebut dihapuskan terhadaptidak akun cadangan. Penerimaan kemudian
atas jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap laporan laba rugi.
f. Persediaan
Persediaan tanah dalam pengembangan dan bangunan dalam pengembangan/unit real estat disajikan dineraca sebesar nilai yang
lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value ).
Biaya pengembangan proyek real estat :
Harga perolehan unit real estate meliputi seluruh biaya yang berhubungan langsung dengan aktivitas pengembangan real estat dan
biaya proyek tidak langsung yang dialokasikan dan dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat. Biaya pengembangan real
estat yang dikapitalisasi sebagai harga perolehan unit real estat sebagai berikut :

10

PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Tidak diaudit) dan 31 Desember 2010 (Diaudit)
(Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
f. Persediaan (lanjutan)
1. Biaya praperolehan tanah :

Mencakup biaya sebelum perolehan tanah atau sampai perusahaan memperoleh izin perolehan tanah dari Pemerintah. Biaya
praperolehann tanah meliputi biaya pengurusan izin, konsultasi hukum, studi kelayakan, gaji karyawan, analisis dampak
lingkungan dan imbalan untuk ahli pertanahan.
2. Biaya perolehan tanah :

Biaya perolehan tanah mencakup biaya pembelian area tanah, termasuk semua biaya yang secara langsung mengakibatkan
tanah tersebut siap digunakan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Biaya perolehan tanah meliputi biaya perolehan,
biaya gambar topografi, master plan, pengurusan dokumen, bea balik nama, komisi perantara, imbalan jasa profesioanl dan
pematangan tanah.
3. Biaya yang secara langsung berhubungan dengan proyek :

Meliputi biaya-biaya sebagai berikut, gaji pekerja lapangan, bahan bangunan, penyusutan sarana dan peralatan proyek,
penyewaan sarana dan peralatan proyek, perancangan dan bantuan teknis, jasa profesional, pengikatan jual beli dan
pengurusan perjanjian jual beli.
4. Biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan real estate :

Meliputi biaya-biaya sebagai berikut, asuransi, perancangan dan bantuan teknis yang tidak secara langsung berhubungan
proyek, overhead konstruksi, pembangunan infrastruktur umum, jasa profesional dan biaya pinjaman.
5. Biaya pinjaman

Biaya yang telah dikapitalisasi keproyek pengembangan real estat dialokasikan ke setiap unit real estat berdasarkan luas areal
atau metode lain yang sesuai dengan kondisi proyek pengembangan real estat. Alokasi biaya yang telah dilakukan atas unit real
estat harus dikaji kembali pada setiap akhir periode pelaporan sampai proyek selesai secar substansial.

g. Tanah yang belum dikembangkan
Tanah yang belum dikembangkan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the
lower of cost or net realizable value) .
Biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan, yang terdiri dari biaya pra-perolehan dan perolehan tanah. Harga perolehan
tanah yang belum dikembangkan akan dipindahkan ke tanah dalam pengembangan pada saat pengembangan tanah akan dimulai.
h. Aset tetap
Sebelum tanggal 1 Januari 2008, Aset tetap Perusahaan dan Anak Perusahaan dinyatakan sebesar harga perolehan setelah
dikurangi akumulasi penyusutan. Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No.16 (revisi 2007), ”Aset Tetap”,
yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), ”Aset Tetap dan Aset Lain-Lain” dan PSAK No. 17 (1994), ”Akuntansi Penyusutan”
dimana Perusahaan telah memilih model biaya. Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap
laporan keuangan konsolidasi.

11

PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Tidak diaudit) dan 31 Desember 2010 (Diaudit)
(Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
h. Aset tetap (lanjutan)
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi penurunan nilai. Biaya perolehan
termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat
inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi tersebut diakui ke dalam jumlah tercatat (”carrying amount ”) aset tetap sebagai
suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria
pengakuan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya.
Semua aset tetap konsolidasi kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method ),
berdasarkan taksiran masa manfaat sebagai berikut :
Jenis Aset Tetap
Bangunan
Perabot dan peralatan Kantor
Kendaraan
Alat-alat berat

Estimasi Masa Manfaat
10 tahun
2 - 4 tahun
4 - 8 tahun
4 - 8 tahun

:
:
:
:

Jumlah tercatat aset tetap konsolidasi dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis di
masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba rugi konsolidasi yang timbul dari penghentian aset
(dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi
konsolidasi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan direview, dan jika sesuai dengan keadaan,
disesuaikan secara prospektif.
Akumulasi biaya konstruksi bangunan dan pabrik, serta pemasangan mesin dikapitalisasi sebagai aset dalam penyelesaian. Biaya
tersebut direklasifikasi ke akun aset tetap pada saat proses konstruksi atau pemasangan selesai dan aset tersebut siap digunakan.
Penyusutan mulai dibebankan pada tanggal yang sama.
i. Penurunan Nilai Aset
Sesuai dengan PSAK 48 tentang “Penurunan Nilai Aset”, manajemen menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset
pada tanggal neraca dan kemungkinan penyesuaian ke nilai wajar apabila terdapat keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai aset
tersebut tidak dapat diperoleh kembali.
Jumlah aset yang dapat diperoleh kembali dihitung berdasarkan nilai pakai atau harga jual bersih, mana yang lebih tinggi. Apabila
aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan
konsolidasi, keuntungan atau kerugian yang dihasilkan diakui dalam laporan perhitungan laba rugi konsolidasi.

12

PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Tidak diaudit) dan 31 Desember 2010 (Diaudit)
(Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
j. Pembiayaan Sewa
Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan SAK 30 (Revisi 2007), “Sewa”, yang menggantikan SAK 30 (1990),
“Akuntansi Sewa”. Menurut SAK revisi ini, suatu sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait
dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Pada awal masa sewa, lessee mengakui sewa pembiayaan
sebagai aset dan kewajiban dalam neraca sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum,
jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban
keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban. Beban keuangan harus dialokasikan ke setiap periode selama masa
sewa.
Aset sewa yang digunakan oleh lessee sesuai dengan sewa pembiayaan disusutkan secara konsisten dengan menggunakan
metode yang sama dengan aset yang disusutkan yang dimiliki secara langsung atau disusutkan secara penuh selama jangka waktu
yang lebih pendek antara masa sewa dan masa manfaat, jika tidak terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee akan
mendapatkan kepemilikan pada akhir masa sewa.
Suatu sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset
diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus selama masa sewa.
Penerapan dari SAK revisi ini tidak mempunyai dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasi.
k. Pengakuan Pendapatan
Pendapatan dari penjualan real estat diakui berdasarkan PSAK No. 44 “Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat ”,
berdasarkan pernyataan tersebut maka :
1. Pendapatan dari penjualan bangunan rumah, rumah toko (ruko ) dan bangunan sejenis lainnya beserta kavling tanahnya diakui

dengan metode akrual penuh karena telah memenuhi seluruh kriteria berikut ini.
• Proses penjualan telah selesai
• Harga jual akan tertagih
• Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli di masa yang akan datang;
dan
• Penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara
substansi adalah penjualan dan penjual tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan unit bangunan tersebut.
Dengan kata lain, pembangunan telah diselesaikan dan siap digunakan.
2. Pendapatan dari penjualan kavling tanah tanpa bangunan, diakui dengan metode akrual penuh karena pada saat pengikatan jual

beli, seluruh kriteria berikut ini telah terpenuhi:
• Jumlah pembayaran oleh pembeli sekurang-kurangnya telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati dan jumlah
tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli;
• Harga jual akan tertagih;

Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli di masa yang akan datang;
• Proses pengembangan tanah telah selesai sehingga penjual tidak berkewajiban lagi untuk menyelesaikan kaveling tanah
yang dijual, seperti kewajiban untuk mematangkan kaveling tanah atau kewajiban untuk membangun fasilitas – fasilitas pokok
yang dijanjikan oleh atau yang menjadi kewajiban penjual, sesuai dengan pengikatan jual beli atau ketentuan peraturan
perundang – undangan; dan
• Hanya kaveling tanah saja yang dijual, tanpa diwajibkan keterlibatan penjual dalam pendirian bangunan di atas kaveling tanah
tersebut.

13

PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Tidak diaudit) dan 31 Desember 2010 (Diaudit)
(Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
k. Pengakuan Pendapatan (lanjutan)
Apabila suatu transaksi real estat tidak memenuhi kriteria pengakuan dengan metode akrual penuh, pengakuan penjualan
ditangguhkan dan transaksi tersebut diakui dengan metode deposit, dengan prosedur pengakuan sebagai berikut :
1. Penjual tidak mengakui pendapatan atas transaksi penjualan unit real estat, penerimaan pembayaran dari pelanggan dibukukan

sebagai uang muka.
2. Piutang dari penjualan transaksi unit real estat tidak diakui
3. Unit real estat tersebut tetap dicatat sebagai aktiva penjual, demikian juga dengan kewajiban yang terkait dengan unit real estat

tersebut, walau kewajiban tersebut telah dialihkan kepada pelanggan.
Beban pokok penjualan tanah dan bangunan, ditentukan berdasarkan metode rata-rata, meliputi semua biaya konstruksi yang
terjadi dan beban pokok tanah. Beban pokok tanah meliputi biaya perolehan tanah ditambah beban lain untuk pengembangan
tanah.
Pendapatan atas jasa dan pemeliharaan diakui pada saat jasa diberikan. Semua beban diakui pada saat terjadinya dan sesuai
dengan masa manfaatnya.
l. Pajak Penghasilan
1. Pajak penghasilan final

Sesuai dengan peraturan perundangan perpajakan, pendapatan yang telah dikenakan pajak penghasilan final tidak lagi
dilaporkan sebagai pendapatan kena pajak, dan semua beban pendapatan yang telah dikenakan pajak penghasilan final tidak
boleh dikurangkan. Di lain pihak, baik pendapatan maupun beban tersebut dipakai dalam perhitungan laba rugi menurut
akuntansi. Oleh karena itu, tidak terdapat perbedaan temporer sehingga tidak diakui adanya aset atau kewajiban pajak
tangguhan.
Apabila nilai tercatat aset atau kewajiban yang berhubungan dengan pajak penghasilan final berbeda dari dasar pengenaan
pajaknya maka perbedaan tersebut tidak diakui sebagai aset atau kewajiban pajak tangguhan.
Beban pajak atas pendapatan yang dikenakan pajak penghasilan final diakui secara proporsional dengan jumlah pendapatan
menurut akuntansi yang diakui pada tahun berjalan.
Selisih antara jumlah pajak penghasilan final terhutang dengan pajak kini pada perhitungan laba rugi diakui sebagai pajak
dibayar dimuka dan pajak yang masih harus dibayar.
Jumlah tambahan pokok dan denda pajak yang ditetapkan dengan Surat Ketetapan Pajak (SKP) diakui sebagai beban lain-lain
pada periode berjalan, kecuali apabila diajukan keberatan atau banding, jumlah tambahan pokok dan denda pajak tersebut
ditangguhkan pembebanannya sampai keputusan atas keberatan atau banding tersebut telah ditetapkan.

2. Pajak penghasilan tidak final

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak
yang berlaku.

14

PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Tidak diaudit) dan 31 Desember 2010 (Diaudit)
(Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
l. Pajak Penghasilan (lanjutan)
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah
tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak
tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer
yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa
datang. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum dikompensasikan (jika ada) juga diakui sebagai
aset pajak tangguhan sepanjang besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasi.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal
neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau
dikreditkan langsung ke ekuitas.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban
pajak kini.
m. Imbalan Pasca Kerja
Sejak tahun 2004, Perusahaan menerapkan PSAK No.24 (Revisi 2004) “Imbalan Kerja”. Tidak terdapat perubahan jumlah cadangan
imbalan kerja Perusahaan untuk tahun 2003 sehubungan dengan penerapan PSAK No.24 (Revisi 2004) sehingga laporan
keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2003 tidak disajikan kembali.
Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji, bonus dan iuran jaminan sosial. Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar
jumlah yang tak-terdiskonto sebagai kewajiban pada neracadan sebagai beban pada laba rugi tahun berjalan, setelah dikurangi
dengan jumlah yang telah dibayar.
Imbalan pasca-kerja merupakan manfaat pasti yang dibentuk tanpa pendanaan khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah
penghasilan karyawan saat pensiun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini cadangan imbalan
pasti, beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit. Beban jasa kini, beban bunga dan
dampak kurtailmen atau penyelesaian (jika ada) diakui pada laba rugi tahun berjalan. Beban jasa lalu yang telah menjadi hak
karyawan langsung diakui pada tahun berjalan, sedangkan keuntungan atau kerugian aktuarial (jika ada) bagi karyawan yang masih
aktif bekerja diamortisasi selama jangka waktu rata – rata sisa masa kerja karyawan.
n. Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7, pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
digambarkan sebagai berikut:
1. Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries ), mengendalikan atau dikendalikan oleh atau berada
dibawah pengendalian bersama dengan perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries, dan fellow
subsidiaries);
2. Perusahaan Asosiasi (associated company );
3. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara diperusahaan
yang berpengaruh secara signifikan dan keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksud dengan anggota keluarga
dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan
perusahaan pelapor);

15

PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Tidak diaudit) dan 31 Desember 2010 (Diaudit)
(Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
4. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan
mengendalikan kegiatan perusahaan yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta
anggota keluarga dekat dari orang-orang tersebut; dan
5. Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh
setiap orang yang diuraikan dalam butir 3 dan 4 atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan
tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sesuai dengan perusahaan
pelapor.
Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa yaitu seluruh transaksi yang dilakukan dengan pihak yang
mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga, persyaratan dan kondisi normal
sebagaimana dilakukan dengan pihak luar hubungan istimewa, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
o. Aset dan Kewajiban Keuangan
Aset Keuangan
Aset keuangan dikelompokkan menjadi 4 kategori, yaitu (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (ii)
pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo serta (iv) aset keuangan yang tersedia
untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset
keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.
1 Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset keuangan yang ditujukan untuk
diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli
kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif
diklasifikasikan sebagai aset diperdagangkan kecuali telah ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
2 Pinjaman yang diberikan dan piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan
tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai
wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode
suku bunga efektif.
3 Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo
Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah
ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dimana manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki
aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, selain :
i. Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi;
ii. Investasi yang ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan
iii. Investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan
selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

16

PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Tidak diaudit) dan 31 Desember 2010 (Diaudit)
(Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
o. Aset dan Kewajiban Keuangan (lanjutan)
4 Aset keuangan tersedia untuk dijual
Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki selama
periode tertentu, dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang
tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki
hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan
selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana laba atau rugi diakui pada laporan perubahan ekuitas kecuali untuk kerugian
penurunan nilai dan laba rugi dari selisih kurs hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk
dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba rugi yang sebelumnya diakui pada bagian ekuitas akan diakui pada laporan laba
rugi. Sedangkan pendapatan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian akibat
perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi.

Kewajiban Keuangan
Kewajiban keuangan dikelompokkan ke dalam kategori, yaitu (i) kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi dan (ii) kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
1 Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Nilai wajar kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah kewajiban keuangan yang
ditujukan untuk diperdagangkan. Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk
tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek terkini.
Derivatif diklasifikasikan sebagai kewajiban diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
2 Kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi
Kewajiban keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba
rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Estimasi Nilai Wajar
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada
tanggal neraca. Investasi pada efek ekuitas yang nilai wajarnya tidak tesedia dicatat sebagai harga perolehan.
Nilai wajar untuk instrumen keuangan lain yang tidak diperdagangkan di pasar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian
tertentu. Perusahaan menggunakan metode discounted cashflow dengan menggunakan asumsi-asumsi berdasarkan kondisi pasar
yang ada pada saat tanggal neraca untuk menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan lainnya.
p. Laba bersih per saham
Sesuai dengan PSAK No.56 “Laba Per Saham” laba/(rugi) per saham dasar dihitung dengan membagi laba/ rugi) bersih dengan
jumlah rata – rata tertimbang saham yang beredar selama tahun yang bersangkutan.
Jumlah rata–rata tertimbang saham adalah sebesar 1.201.064.000 saham untuk periode 31 Maret 2011, dan 1.200.405.763 saham
untuk periode 31 Desember 2010.
Tidak ada efek berpotensi saham dilutif, sehingga tidak terdapat laba/(rugi) bersih per saham dilutif yang disajikan.

17

PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Tidak diaudit) dan 31 Desember 2010 (Diaudit)
(Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
q. Investasi Dalam Saham
Penyertaan dalam perusahaan asosiasi dengan kepemilikan antara 20% sampai 50%, dibukukan dengan metode ekuitas, dimana
biaya perolehan penyertaan ditambah atau dikurang dengan bagian perusahaan atas laba / (rugi) bersih Perusahaan asosiasi sejak
perolehan. Dividen akan dibukukan sebagai pengurang investasi.
r. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk
membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi
pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan.
Karena terdapat ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, nilai aset, kewajiban, pendapatan dan beban sebenarnya
yang akan dilaporkan di masa mendatang kemungkinan berbeda dari estimasi tersebut.

18

PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Tidak diaudit) dan 31 Desember 2010 (Diaudit)
(Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
3. KAS DAN SETARA KAS
31 Maret 2011

Akun ini terdiri dari :
Kas (rupiah)
Perusahaan
Anak Perusahaan
Jumlah - kas

31 Desember 2010

81.363.283
16.216.055
97.579.338

79.774.022
20.693.655
100.467.677

1.070.998.509
125.848.398
132.615.440
234.531.939
4.338.883
1.971.708
1.385.000
-

305.318.768
124.595.809
132.147.010
123.715.642
118.899.286
2.074.708
1.405.000
-

Bank
Rupiah
Perusahaan
PT Bank Central Asia, Tbk.
PT BPR. Danatama Indonesia
PT Bank Capital Indonesia, Tbk.
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk.
PT Bank CIMB Niaga, Tbk.
PT Bank Ekonomi Raharja
Bank Jabar, Banten
PT Bank Danamon Indonesia, Tbk.
Anak Perusahaan
PT Bank Central Asia, Tbk.
Amerika Serikat Dollar
PT Bank Central Asia, Tbk (AS$.886, AS$.901, per 31 Mar 2011 dan 31 Des 2010)
Jumlah - bank

690.000

780.000

7.716.174
1.580.096.051

8.100.891
817.037.114

Jumlah - Kas dan setara kas

1.677.675.389

917.504.791

4. PIUTANG USAHA
31 Maret 2011

Akun ini merupakan piutang usaha kepada pihak ketiga, yang
terdiri dari :
a. Piutang cicilan
PT Power Steel Indonesia
Troy Hartono Sabini
Tn. Junus
PT Sunjin Blue Thread
PT Mega Foamindo Jaya
PT Cheong Ma Tech (Mr. Park Won Sup)
PT Tiga Delapan Sentosa
PT ARS Indonesia
PT ARS Asia
PT Abdi Tunggal Putra (PT Mure International)
Dwi Santoso
Lain-lain
Jumlah - piutang cicilan
19

31 Desember 2010

4.978.683.500
1.402.593.500
693.000.000
606.669.202
600.969.600
347.886.000
409.648.000
550.125.000
293.625.000
239.907.700

4.978.683.500
831.600.000
606.665.400
400.646.400
347.886.000
550.125.000
293.625.000
196.297.200
114.106.300
400.518.150

10.123.107.502

8.720.152.950

PT BUMI CITRA PERMAI, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 (Tidak diaudit) dan 31 Desember 2010 (Diaudit)
(Dinya