BAB 2 BIAYA BAHAN BAKU & TENAGA KERJA Pert3&4 .ppt

(1)

BAB II

BAB II

BIAYA BAHAN BAKU dan BIAYA

BIAYA BAHAN BAKU dan BIAYA

TENAGA KERJA

TENAGA KERJA

A. BIAYA BAHAN BAKU A. BIAYA BAHAN BAKU

- Biaya bahan merupakan salah satu elemen penting dari biaya - Biaya bahan merupakan salah satu elemen penting dari biaya

produksi. Masalah yang dihadapi manajemen yang produksi. Masalah yang dihadapi manajemen yang

berhubungan dengan bahan, yaitu keterlambatan tersedianya berhubungan dengan bahan, yaitu keterlambatan tersedianya bahan yang tersedia mengakibatkan proses kegiatan produksi bahan yang tersedia mengakibatkan proses kegiatan produksi tidak lancar, dan persediaan bahan baku yang terlalu berlebih tidak lancar, dan persediaan bahan baku yang terlalu berlebih

juga merupakan pemborosan karena memerlukan biaya juga merupakan pemborosan karena memerlukan biaya

penyimpanan serta pemborosan modal kerja yang tertanam penyimpanan serta pemborosan modal kerja yang tertanam

didalam persediaan bahan. didalam persediaan bahan.


(2)

- Bahan baku merupakan bahan yang menjadi bagian dari produk Bahan baku merupakan bahan yang menjadi bagian dari produk jadi dan dapat diidentifikasi ke produk jadi.

jadi dan dapat diidentifikasi ke produk jadi.

- Dari segi akuntansi:Dari segi akuntansi:

* pada tahap pengadaan dan penyimpanan bahan

* pada tahap pengadaan dan penyimpanan bahan baku baku timbul masalah mengenai penentuan harga pokok bahan yang

timbul masalah mengenai penentuan harga pokok bahan yang

dibeli

dibeli

* pada saat bahan dipakai timbul masalah

* pada saat bahan dipakai timbul masalah penentuan harga pokok bahan yang dipakai

penentuan harga pokok bahan yang dipakai

- Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari :

diperoleh dari :

* pembelian lokal

* pembelian lokal

* impor

* impor

* dari pengolahan sendiri

* dari pengolahan sendiri

Pengetahuan tentang sistem pembelian penting, untuk

Pengetahuan tentang sistem pembelian penting, untuk

memperoleh gambaran unsur-unsur biaya yang membentuk

memperoleh gambaran unsur-unsur biaya yang membentuk

Harga Pokok BB yang dibeli.


(3)

Sistem Pembelian Bahan Baku

Sistem Pembelian Bahan Baku

(Pembelian Lokal)

(Pembelian Lokal)

 Bagian yang terkait :Bagian yang terkait : 1. Bagian produksi 1. Bagian produksi 2. Bagian gudang 2. Bagian gudang 3. Bagian pembelian 3. Bagian pembelian

4. Bagian penerimaan barang 4. Bagian penerimaan barang 5. Bagian akuntansi

5. Bagian akuntansi 

 Dokumen sumber dan dokumen pendukung :Dokumen sumber dan dokumen pendukung :

1. Surat permintaan pembelian 1. Surat permintaan pembelian 2. Surat order pembelian

2. Surat order pembelian

3. Laporan penerimaan barang 3. Laporan penerimaan barang 4. Faktur dari penjual


(4)

 Jaringan prosedur :Jaringan prosedur :

1. Prosedur permintaan pembelian 1. Prosedur permintaan pembelian 2. Prosedur order pembelian

2. Prosedur order pembelian 3. Prosedur penerimaan barang 3. Prosedur penerimaan barang

4. Prosedur pencataan penerimaan bahan baku

4. Prosedur pencataan penerimaan bahan baku digudang

digudang

5. Prosedur pencatatan utang. 5. Prosedur pencatatan utang.

 Biaya yang diperhitungkan dalam Harga pokok bahan baku Biaya yang diperhitungkan dalam Harga pokok bahan baku

yang dibeli yang dibeli

- Unsur harga pokok BB yang dibeli : semua biaya yang - Unsur harga pokok BB yang dibeli : semua biaya yang

terjadi untuk memperoleh bahan baku dan terjadi untuk memperoleh bahan baku dan untuk menempatkannya dalam keadan siap

untuk menempatkannya dalam keadan siap untuk untuk diolah (jadi tidak hanya yang tertera

diolah (jadi tidak hanya yang tertera dalam faktur dalam faktur pembelian saja)


(5)

- Dalam menentukan harga pokok bahan baku yang dibeli - Dalam menentukan harga pokok bahan baku yang dibeli

terdapat unsur-unsur yang mudah atupun sulit diperhitungkan terdapat unsur-unsur yang mudah atupun sulit diperhitungkan

diperhitungkan diperhitungkan

- Unsur yang mudah diperhitungkan : harga beli dan biaya - Unsur yang mudah diperhitungkan : harga beli dan biaya angkutan

angkutan

- Unsur yang sulit diperhitungkan : biaya pesan (order cost), - Unsur yang sulit diperhitungkan : biaya pesan (order cost), biaya penerimaan, pembongkaran, pemeriksaan, asuransi, biaya penerimaan, pembongkaran, pemeriksaan, asuransi,

pergudangan dan biaya akuntansi bahan baku. pergudangan dan biaya akuntansi bahan baku.

- Pada kenyataannya harga pokok bahan baku hanya dicatat - Pada kenyataannya harga pokok bahan baku hanya dicatat sebesar harga beli menurut faktur dari pemasok, karena sebesar harga beli menurut faktur dari pemasok, karena

pembagian biaya pembelian kepada masing-masing jenis pembagian biaya pembelian kepada masing-masing jenis

bahan baku memerlukan biaya yang terkadang lebih besar bahan baku memerlukan biaya yang terkadang lebih besar daripada manfaat ketelitian perhitungan harga pokok yang daripada manfaat ketelitian perhitungan harga pokok yang

diperoleh. diperoleh.

akibatnya, biaya-biaya yang dikeluarkan dalam memperoleh akibatnya, biaya-biaya yang dikeluarkan dalam memperoleh BB dan menjadikan BB dalam keadaan siap diolah umumnya BB dan menjadikan BB dalam keadaan siap diolah umumnya

diperhitungkan sebagai BOP. diperhitungkan sebagai BOP.


(6)

- Jika dalam pembelian bahan baku diperoleh potongan tunai Jika dalam pembelian bahan baku diperoleh potongan tunai

(cash discount) maka diperlakukan sebagai pengurangan (cash discount) maka diperlakukan sebagai pengurangan

terhadap harga pokok bahan baku yang dibeli terhadap harga pokok bahan baku yang dibeli

- Biaya angkutan yang ditanggung perusahaan menimbulkan Biaya angkutan yang ditanggung perusahaan menimbulkan

permaslahan pengalokasian biaya tersebut kepada permaslahan pengalokasian biaya tersebut kepada

masing-masing jenis bahan baku yang diangkut. Perlakuan terhadap masing jenis bahan baku yang diangkut. Perlakuan terhadap

biaya angkut dibedakan menjadi : biaya angkut dibedakan menjadi :

1. Biaya angkutan diperlakukan sebagai tambahan

1. Biaya angkutan diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli

harga pokok bahan baku yang dibeli

2. Biaya angkutan tidak diperlakukan sebagai

2. Biaya angkutan tidak diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli,

tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli, tetapi diperlakukan sebagai unsur BOP


(7)

1. Biaya angkutan diperlakukan sebagai tambahan

1. Biaya angkutan diperlakukan sebagai tambahan

harga pokok bahan baku yang dibeli

harga pokok bahan baku yang dibeli

- maka alokasi biaya angkutan kepada masing-masing jenis bahan maka alokasi biaya angkutan kepada masing-masing jenis bahan

baku yang dibeli dapat didasarkan pada : baku yang dibeli dapat didasarkan pada :

a.

a. Perbandingan kuantitas tiap jenis bahan baku yang dibeliPerbandingan kuantitas tiap jenis bahan baku yang dibeli

 dapat dilakukan jika bahan baku tersebut mempunyai dapat dilakukan jika bahan baku tersebut mempunyai satuan ukuran yang sama atau satuan ukuranny

satuan ukuran yang sama atau satuan ukurannya a dapat disamakandapat disamakan

 contoh : Perusahaan membeli 4 macam BB dengan contoh : Perusahaan membeli 4 macam BB dengan

jumlah harga dalam faktur sebesar Rp. 1.000,-jumlah harga dalam faktur sebesar Rp. 1.000,-

Biaya angkutan Biaya angkutan keseluruhan Rp. 400,-. keseluruhan Rp. 400,-.

Kuantitas masing-masing jenis BB dalam Kuantitas masing-masing jenis BB dalam

faktur adalah : BB A= 200, BB B= 50, faktur adalah : BB A= 200, BB B= 50,


(8)

Tabel : alokasi biaya angkutan atas dasar perbandingan Tabel : alokasi biaya angkutan atas dasar perbandingan

kuantitas tiap jenis BB yang dibeli kuantitas tiap jenis BB yang dibeli

Jenis Bahan Baku

Jenis Bahan Baku

Berat

Berat Biaya Alokasi Biaya Alokasi Angkutan

Angkutan

Kg

Kg %% RpRp

A

A 200200 21,0521,05 84,2084,20 B

B 5050 5,265,26 21,0421,04 C

C 300300 31,5831,58 126,32126,32 D

D 400400 42,1142,11 168,44168,44 950


(9)

b.

b. Perbandingan harga faktur tiap jenis bahan baku yang dibeliPerbandingan harga faktur tiap jenis bahan baku yang dibeli

 contoh : (sama dengan diatas) Jika biaya angkutan contoh : (sama dengan diatas) Jika biaya angkutan tersebut dibagikan atas dasar perbandingan

tersebut dibagikan atas dasar perbandingan harga harga faktur tiap-tiap jenis BB tersebut, maka

faktur tiap-tiap jenis BB tersebut, maka harga pokok tiap jenis harga pokok tiap jenis bahan baku akan

bahan baku akan dibebani dengan tambahan angkutan sebesar dibebani dengan tambahan angkutan sebesar ::

400 : 950 = 0,421400 : 950 = 0,421

Jenis bahan baku

Jenis bahan baku Harga FakturHarga Faktur Pembagian Biaya Pembagian Biaya Angkutan

Angkutan Harga Pokok Harga Pokok Bahan BakuBahan Baku Rp.

Rp. Rp.Rp. Rp.Rp. A

A 200200 84,284,2 284,2284,2 B

B 5050 21,0521,05 71,0571,05 C

C 300300 126,3126,3 426,3426,3 D

D 400400 168,4168,4 568,4568,4 950


(10)

c.

c.

Biaya angkutan diperhitungkan dalam harga

Biaya angkutan diperhitungkan dalam harga

pokok bahan baku yang dibeli berdasarkan tarif

pokok bahan baku yang dibeli berdasarkan tarif

- Penghitungan tarif dilakukan dengan menaksir biaya angkutan - Penghitungan tarif dilakukan dengan menaksir biaya angkutan

yang akan dikeluarkan dalam tahun anggaran tertentu yang akan dikeluarkan dalam tahun anggaran tertentu

Taksiran biaya tersebut kemudian dibagi dengan dasar yang Taksiran biaya tersebut kemudian dibagi dengan dasar yang akan digunakan untuk mengalokasikan biaya angkutan

akan digunakan untuk mengalokasikan biaya angkutan

tersebut. Pada saat terjadi pembelian bahan baku, harga faktur tersebut. Pada saat terjadi pembelian bahan baku, harga faktur

bahan baku harus ditambah dengan biaya angkutan sebesar bahan baku harus ditambah dengan biaya angkutan sebesar

tarif yang telah ditebtukan. tarif yang telah ditebtukan.

Biaya angkutan yang sesungguhnya dikeluarkan dicatat dalam Biaya angkutan yang sesungguhnya dikeluarkan dicatat dalam rekening Biaya Angkutan.


(11)

- Jurnal untuk mencatat pembebanan biaya angkutan atas dasar Jurnal untuk mencatat pembebanan biaya angkutan atas dasar

tarif dan biaya angkutan yang sesungguhnya terjadi : tarif dan biaya angkutan yang sesungguhnya terjadi :

1) pembebanan biaya angkutan kepada bahan baku 1) pembebanan biaya angkutan kepada bahan baku

yang dibeli atas dasar tarif yang ditentukan dimuka:yang dibeli atas dasar tarif yang ditentukan dimuka:

Persediaan BBPersediaan BB xxxxxx

(tarif biaya angkutan x dasar pembebanan)(tarif biaya angkutan x dasar pembebanan)

Biaya angkutan

Biaya angkutan xxxxxx

2) pencatatan biaya angkutan yang sesungguhnya 2) pencatatan biaya angkutan yang sesungguhnya

dikeluarkan :dikeluarkan :

Biaya angkutanBiaya angkutan xxxxxx Kas


(12)

3) Selisih biaya angkutan yang dibebankan atas dasar 3) Selisih biaya angkutan yang dibebankan atas dasar

tarif dengan biaya angkutan yang sesungguhnyatarif dengan biaya angkutan yang sesungguhnya

(pada akhir periode), jika :(pada akhir periode), jika :

- jumlahnya material, maka selisih tersebut - jumlahnya material, maka selisih tersebut dibagikan ke rekening Persediaan BB, Persediaan

dibagikan ke rekening Persediaan BB, Persediaan BDP, Persediaan Produk jadi dan HPP

BDP, Persediaan Produk jadi dan HPP

- jumlahnya tidak material , selisih tersebut ditutup - jumlahnya tidak material , selisih tersebut ditutup langsung ke rekening HPP

langsung ke rekening HPP Persediaan BB

Persediaan BB xxxxxx

Persediaan BDP

Persediaan BDP xxxxxx

Persediaan Produk Jadi

Persediaan Produk Jadi xxxxxx HPP

HPP xxxxxx

( Biaya angkutan sesungguhnya lebih besar dari biaya

( Biaya angkutan sesungguhnya lebih besar dari biaya

angkutan yang dibebankan atas dasar tarif)

angkutan yang dibebankan atas dasar tarif)

Biaya Angkutan


(13)

- Contoh :Contoh :

Dalam tahun 2007 diperkirakan akan dikeluarkan Dalam tahun 2007 diperkirakan akan dikeluarkan biaya angkutan sebesar Rp. 4.000.000,- dan jumlah biaya angkutan sebesar Rp. 4.000.000,- dan jumlah bahan baku yang diangkut diperkirakan sebanyak bahan baku yang diangkut diperkirakan sebanyak 20.000kg. Tarif biaya angkutan untuk tahun 2007 20.000kg. Tarif biaya angkutan untuk tahun 2007 sebesar Rp. 200,- per kg BB yang diangkut. Biaya sebesar Rp. 200,- per kg BB yang diangkut. Biaya angkutan yang sesungguhnya dibayar dalam tahun

angkutan yang sesungguhnya dibayar dalam tahun 2007 2007 :Rp. 4.200.000,-. Selama tahun 2007 jumlah

:Rp. 4.200.000,-. Selama tahun 2007 jumlah bahan baku bahan baku yang dibeli dan alokasi biaya angkutan

yang dibeli dan alokasi biaya angkutan atas dasar tarif :atas dasar tarif :

Jenis bahan

Jenis bahan

Baku

Baku KgKg Berat Harga Berat Harga Faktur (Rp)Faktur (Rp)

Biaya Angkutan

Biaya Angkutan

yang Dibebankan

yang Dibebankan

atas Dasar Tarif

atas Dasar Tarif

Harga Pokok

Harga Pokok

Bahan Baku

Bahan Baku

A

A 7.0007.000 8.000.0008.000.000 1.400.0001.400.000 9.400.0009.400.000 B

B 5.0005.000 3.000.0003.000.000 1.000.0001.000.000 4.000.0004.000.000 C

C 3.0003.000 1.500.0001.500.000 600.000600.000 2.100.0002.100.000 D

D 5.0005.000 3.500.0003.500.000 1.000.0001.000.000 4.500.0004.500.000 16.000.000


(14)

 Jurnal pembelian BB :Jurnal pembelian BB :

Persediaan BB

Persediaan BB 16.000.00016.000.000 Utang Dagang

Utang Dagang 16.000.00016.000.000

 Jurnal pembebanan biaya angkutan atas dasar tarif :Jurnal pembebanan biaya angkutan atas dasar tarif :

Persediaan BB

Persediaan BB 4.000.000 4.000.000 Biaya Angkutan

Biaya Angkutan 4.000.000 4.000.000

 Jurnal pencatatan biaya angkutan yang sesungguhnya terjadi :Jurnal pencatatan biaya angkutan yang sesungguhnya terjadi :

Biaya angkutan

Biaya angkutan 4.200.000 4.200.000 Kas

Kas 4.200.0004.200.000

 Jurnal penutupan saldo rekening biaya angkutan ke rekening HPP :Jurnal penutupan saldo rekening biaya angkutan ke rekening HPP :

HPP

HPP 200.000 200.000 Biaya Angkutan


(15)

2. Biaya angkutan tidak diperlakukan sebagai2. Biaya angkutan tidak diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli,

tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli, tetapi tetapi diperlakukan sebagai unsur BOP

diperlakukan sebagai unsur BOP

 Dalam cara ini, biaya angkut tidak diperhitungkan sebagai Dalam cara ini, biaya angkut tidak diperhitungkan sebagai

tambahan HPokok BB yang dibeli tetapi doperhitungkan tambahan HPokok BB yang dibeli tetapi doperhitungkan sebagai unsur BOP.

sebagai unsur BOP.

 Caranya : pada awal tahun anggaran, jumlah biaya angkutan Caranya : pada awal tahun anggaran, jumlah biaya angkutan

yang akan dikeluarkan selama satu tahun ditaksir, selanjutnya yang akan dikeluarkan selama satu tahun ditaksir, selanjutnya diperhitungkan sebagai unsur BOP dalam penentuan tarif

diperhitungkan sebagai unsur BOP dalam penentuan tarif BOP. Biaya angkutan yang sesungguhnya dikeluarkan BOP. Biaya angkutan yang sesungguhnya dikeluarkan kemudian dicatat disebelah debet rekening BOP

kemudian dicatat disebelah debet rekening BOP sesungguhnya.


(16)

Biaya Unit Organisasi yang Terkait dalam

Biaya Unit Organisasi yang Terkait dalam

perolehan Bahan Baku

perolehan Bahan Baku

 Jika biaya pembelian diperhitungkan sebagai harga pokok Jika biaya pembelian diperhitungkan sebagai harga pokok

bahan baku, maka biaya-biaya yang dikeluarkan oleh bahan baku, maka biaya-biaya yang dikeluarkan oleh

bagian-bagian yang terkait dalam pembelian bahan baku, yaitu bagian yang terkait dalam pembelian bahan baku, yaitu

bagian pembelian, bagian gudang dan akuntansi persediaan bagian pembelian, bagian gudang dan akuntansi persediaan

harus diperhitungkan (dimana pada saat bahan baku yang harus diperhitungkan (dimana pada saat bahan baku yang

dibeli diterima gudang sebagian besar biaya-biaya yang dibeli diterima gudang sebagian besar biaya-biaya yang

terkait dalam pembelian belum diperhitungkan). Sehingga terkait dalam pembelian belum diperhitungkan). Sehingga

sulit dalam memperhitungkanbiaya pembelian yang sulit dalam memperhitungkanbiaya pembelian yang

sesungguhnya yang ahrus dibebankan pada harga pokok BB sesungguhnya yang ahrus dibebankan pada harga pokok BB

yang dibeli. yang dibeli.


(17)

 Dalam mengatasi masalah pembebanan biaya-biaya yang Dalam mengatasi masalah pembebanan biaya-biaya yang

dikeluarkan oleh bagian yang terkait dalam pembelian BB untuk dikeluarkan oleh bagian yang terkait dalam pembelian BB untuk

menentukan harga pokok BB yang sesunguhnya adalah dengan menentukan harga pokok BB yang sesunguhnya adalah dengan membuat “tarif biaya pembelian kepada setiap jenis bahan baku membuat “tarif biaya pembelian kepada setiap jenis bahan baku

yang dibeli” yang dibeli”

 Cara menghitung biaya pembelian dibebankan kepada BB yang Cara menghitung biaya pembelian dibebankan kepada BB yang

dibeli atas dasar tarif : dibeli atas dasar tarif :

1. Jumlah biaya tiap bagian yang terkait dalam transaksi

1. Jumlah biaya tiap bagian yang terkait dalam transaksi pembelian bahan baku diperkirakan selama satu

pembelian bahan baku diperkirakan selama satu tahun tahun anggaran

anggaran

2. Ditentukan dasar pembebanan biaya tiap-tiap bagian

2. Ditentukan dasar pembebanan biaya tiap-tiap bagian bagian tersebut dan ditaksir berapa jumlahnya dalam

bagian tersebut dan ditaksir berapa jumlahnya dalam dalam dalam tahun anggaran

tahun anggaran

3. Ditentukan tarif pembebanan biaya tiap-tiap bagian

3. Ditentukan tarif pembebanan biaya tiap-tiap bagian tersebut dengan cara membagi tiap bagian dengan

tersebut dengan cara membagi tiap bagian dengan dasar dasar pembebanan


(18)

Bagian

Bagian Dasar PembebananDasar Pembebanan Tarif Pembebanan Biaya Tarif Pembebanan Biaya Pembelian Pembelian » Pembelian » Pembelian » Penerimaan » Penerimaan » Gudang » Gudang » Akuntansi » Akuntansi PersediaanPersediaan

» Jumlah frekuensi » Jumlah frekuensi

pembelian /pembelian /

volume pembelian volume pembelian » Jumlah macam » Jumlah macam

bahan yg diterima bahan yg diterima » Jumlah bahan, » Jumlah bahan,

kuantitas / nilaikuantitas / nilai

rupiahrupiah

» Jumlah frekuensi » Jumlah frekuensi

pembelianpembelian

» tarif per transaksi » tarif per transaksi

lian / tarif setiap jumlahlian / tarif setiap jumlah

harga faktur pembelianharga faktur pembelian » Tarif per macam bahan » Tarif per macam bahan

yang diterimayang diterima

» Tarif per macam bahan » Tarif per macam bahan

per meter kubik / perper meter kubik / per

nilai rupiah BB yangnilai rupiah BB yang

disimpan digudangdisimpan digudang » Tarif per transaksi » Tarif per transaksi

pembelianpembelian

Dasar pembebanan Biaya Pembelian Tiap bagian Dasar pembebanan Biaya Pembelian Tiap bagian

yang terkait yang terkait


(19)

Jurnal pembebanan biaya pembelian kepada

Jurnal pembebanan biaya pembelian kepada

harga pokok BB atas dasar tarif :

harga pokok BB atas dasar tarif :

Persediaan

Persediaan Rp. xxx Rp. xxx

Biaya Bagian Pembelian yang Dibebankan Rp. xxxBiaya Bagian Pembelian yang Dibebankan Rp. xxx

Biaya Bagian Penerimaan yang DibebankanBiaya Bagian Penerimaan yang Dibebankan xxx xxx

Biaya Bagian Gudang yang DibebankanBiaya Bagian Gudang yang Dibebankan xxx xxx

Biaya Bagian Akuntansi Persediaan yg Dibebankan xxx Biaya Bagian Akuntansi Persediaan yg Dibebankan xxx

 Biaya-biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh bagian yang Biaya-biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh bagian yang

terkait pembelian BB didebitkan dalam rekening masing-masing terkait pembelian BB didebitkan dalam rekening masing-masing

biaya yang dibebankan biaya yang dibebankan

 Selisih dalam rekening-rekening biaya masing-masing bagian yang Selisih dalam rekening-rekening biaya masing-masing bagian yang

dibebankan dibagikan ke rekening Persediaan BB, Persediaan dibebankan dibagikan ke rekening Persediaan BB, Persediaan

BDP, Persediaan Produk Jadi, dan HPP BDP, Persediaan Produk Jadi, dan HPP


(20)

Unsur Biaya Dalam Harga Pokok BB yang

Unsur Biaya Dalam Harga Pokok BB yang

Diimpor

Diimpor

 Unsur Harga pokok BB lokal berbeda dengan Bb yang Unsur Harga pokok BB lokal berbeda dengan Bb yang

diimpor diimpor

 Biaya-biaya yang menjadi tangungan pembeli dipengaruhi Biaya-biaya yang menjadi tangungan pembeli dipengaruhi

oleh harga barang yang disetujui oleh pembeli dan penjual oleh harga barang yang disetujui oleh pembeli dan penjual

 Syarat harga BB yang diimpor :Syarat harga BB yang diimpor :

- FAS (Free alongside ship) - FAS (Free alongside ship) - FOB (Free on Board)

- FOB (Free on Board)

- C & F (Cost and Freight) - C & F (Cost and Freight)

- C.I & F (Cost, Insurance and Freight) - C.I & F (Cost, Insurance and Freight)


(21)

 Pada harga C & F : pembeli menanggung biaya asuransiPada harga C & F : pembeli menanggung biaya asuransi

laut dan penjual menanggung biayalaut dan penjual menanggung biaya

angkutan lautnyaangkutan lautnya

 Pada harga C.I & F : pembeli hanya menanggung biayaPada harga C.I & F : pembeli hanya menanggung biaya

biaya untuk mengeluarkan BB daribiaya untuk mengeluarkan BB dari

pelabuhan pembeli dan biaya-pelabuhan pembeli dan

biaya lain sampai barang diterimabiaya lain sampai barang diterima

digudang pembeli, sedangkandigudang pembeli, sedangkan

biaya angkutan laut besertabiaya angkutan laut beserta

asuransi laut diperhitungkan dalamasuransi laut diperhitungkan dalam


(22)

Harga FOB

Harga FOB Rp. xxxRp. xxx

Angkutan laut (ocean freigt)

Angkutan laut (ocean freigt) xxx xxx Harga C&F

Harga C&F Rp. xxxRp. xxx

Biaya asuransi (marine insurance)

Biaya asuransi (marine insurance) xxx xxx Harga C.I & F

Harga C.I & F Rp. xxxRp. xxx Biaya-biaya Bank

Biaya-biaya Bank xxx xxx

Bea masuk & biaya pabean lainnya

Bea masuk & biaya pabean lainnya xxx xxx Pajak Penjualan Impor

Pajak Penjualan Impor xxx xxx Biaya Gudang

Biaya Gudang xxx xxx

Biaya expedisi muatan kapal laut (E.M.K.L) xxx Biaya expedisi muatan kapal laut (E.M.K.L) xxx Biaya transport lokal

Biaya transport lokal xxx xxx Harga Pokok baku


(23)

Metode Pencatatan Biaya Bahan Baku

Metode Pencatatan Biaya Bahan Baku

 2 metode pencatatan biaya BB yang dipakai dalam produksi:2 metode pencatatan biaya BB yang dipakai dalam produksi:

1. Metode mutasi persediaan (pepertual inventory 1. Metode mutasi persediaan (pepertual inventory

method)method)

2. Metode persediaan fisik (Phisycal inventory 2. Metode persediaan fisik (Phisycal inventory

method)method)

 Metode mutasi persediaan : setiap mutasi persediaanMetode mutasi persediaan : setiap mutasi persediaan

dicatat dalam kartu persediaandicatat dalam kartu persediaan

Metode ini cocok untuk digunakan oleh perusahaan yang harga Metode ini cocok untuk digunakan oleh perusahaan yang harga

pokok produksinya dikumpulkan dengan metode harga pokok pokok produksinya dikumpulkan dengan metode harga pokok

pesanan pesanan


(24)

 Metode persediaan fisik : hanya tambahan persediaan BB Metode persediaan fisik : hanya tambahan persediaan BB

dari pembelian saja yang dicatat dalam kartu dari pembelian saja yang dicatat dalam kartu persediaan, mutasi berkurangnya BB karena persediaan, mutasi berkurangnya BB karena

pemakaian tidak dicatat. Biaya BB yang dipakai pemakaian tidak dicatat. Biaya BB yang dipakai dalam proses produksi dihitung dengan cara

dalam proses produksi dihitung dengan cara menghitung sisa persediaan BB yang ada

menghitung sisa persediaan BB yang ada digudang pada akhir periode akuntansi.

digudang pada akhir periode akuntansi.

Metode persediaan fisik cocok digunakan dalam : penentuan

Metode persediaan fisik cocok digunakan dalam : penentuan BB dalam perusahaan yang harga pokok produksinya

BB dalam perusahaan yang harga pokok produksinya dikumpulkan dengn metode harga pokok proses.

dikumpulkan dengn metode harga pokok proses.

Biaya BB yang dipakai dalam produksi selama 1 peiode : Biaya BB yang dipakai dalam produksi selama 1 peiode :

HP persediaan BB awal periode + HP BB yang dibeli HP persediaan BB awal periode + HP BB yang dibeli

selama 1 periode – HP persediaan BB akhir periode selama 1 periode – HP persediaan BB akhir periode


(25)

Penentuan Harga Pokok BB yang Dipakai

Penentuan Harga Pokok BB yang Dipakai

dalam Produksi

dalam Produksi

 Dalam menentukan HP BB yang dipakai dalam produksi Dalam menentukan HP BB yang dipakai dalam produksi

terkadang timbul masalah, karena harga beli BB dalam satu terkadang timbul masalah, karena harga beli BB dalam satu

periode akuntansi seringkali berbeda (mengalami fluktuasi harga), periode akuntansi seringkali berbeda (mengalami fluktuasi harga),

sehingga persediaan BB yang ada digudang mempunyai harga sehingga persediaan BB yang ada digudang mempunyai harga

pokok per satuan yang berbeda-beda, meskipun jenisnya sama. pokok per satuan yang berbeda-beda, meskipun jenisnya sama.

 Metode penentuan HP BB yang dipakai dalam produksi (material Metode penentuan HP BB yang dipakai dalam produksi (material

costing methods) a.l: costing methods) a.l:

1. Metode identifikasi khusus 1. Metode identifikasi khusus

2. Metode MPKP 2. Metode MPKP 3. Metode MTKP 3. Metode MTKP

4. Metode rata-rata bergerak 4. Metode rata-rata bergerak

5. Metode biaya standar 5. Metode biaya standar

6. Metode rata-rata harga pokok BB pada akhir bulan 6. Metode rata-rata harga pokok BB pada akhir bulan


(26)

#

#

Masalah-masalah Khusus yang berhubungan dengan

Masalah-masalah Khusus yang berhubungan dengan

Bahan Baku

Bahan Baku

#

#

 Masalah-masalah yang berhubungan dengan bahan baku, jika Masalah-masalah yang berhubungan dengan bahan baku, jika

dalam proses produksi terjadi : dalam proses produksi terjadi :

a. sisa bahan (scrap materials)

a. sisa bahan (scrap materials)

b. produk cacat (detective goods)

b. produk cacat (detective goods)

c. produk rusak (spoiled goods)

c. produk rusak (spoiled goods)

a.

a.

sisa bahan (scrap materials)

sisa bahan (scrap materials)

Sisa bahan : sisa dari bahan baku yang tidak bisa Sisa bahan : sisa dari bahan baku yang tidak bisa

dihindari dihindari


(27)

Masalah jika terdapat sisa bahan dalam proses

Masalah jika terdapat sisa bahan dalam proses

produksi adalah : memperlakukan hasil penjualan sisa

produksi adalah : memperlakukan hasil penjualan sisa

bahan, yang dapat diperlakukan sebagai :

bahan, yang dapat diperlakukan sebagai :

1) pengurang biaya BB yang dipakai dalam

1) pengurang biaya BB yang dipakai dalam

pesanan yang menghasilkan sisa bahan

pesanan yang menghasilkan sisa bahan

tersebut

tersebut

2) pengurang terhadap BOP yang

2) pengurang terhadap BOP yang

sesungguhnya terjadi

sesungguhnya terjadi

3) Penghasilan diluar usaha (Other income)


(28)

1)

1) Hasil penjualan sisa bahan diperlakukan sebagaiHasil penjualan sisa bahan diperlakukan sebagai pengurang biaya BB yang dipakai dalam pesanan

pengurang biaya BB yang dipakai dalam pesanan yang yang menghasilkan sisa bahan tersebut

menghasilkan sisa bahan tersebut

 Sisa bahan dapat diidentifikasikan dengan pesanan jika terjadi Sisa bahan dapat diidentifikasikan dengan pesanan jika terjadi

karena karakteristik proses pengolahan pesanan tertentu. karena karakteristik proses pengolahan pesanan tertentu.

 Jurnal (saat penjualan sisa bahan) :Jurnal (saat penjualan sisa bahan) :

Kas / Piutang Dagang

Kas / Piutang Dagang Rp. xxxRp. xxx BDP-Biaya BBB

BDP-Biaya BBB Rp. xxx Rp. xxx

 Hasil penjualan sisa bahan dicatat dalam kartu harga pokok Hasil penjualan sisa bahan dicatat dalam kartu harga pokok

pesanan (bersangkutan dengan Biaya BB) sebagai pengurang pesanan (bersangkutan dengan Biaya BB) sebagai pengurang

Biaya BB pesanan tersebut Biaya BB pesanan tersebut


(29)

2)

2) Hasil penjualan sisa bahan diperlakukan Hasil penjualan sisa bahan diperlakukan sebagai pengurang terhadap BOP

sebagai pengurang terhadap BOP

yang sesungguhnya terjadi

yang sesungguhnya terjadi

 Hasil penjualan sisa bahan dapat diperlakukan sebagai Hasil penjualan sisa bahan dapat diperlakukan sebagai

pengurang BOP yang sesungguhnya terjadi, jika : pengurang BOP yang sesungguhnya terjadi, jika :

• sisa bahan tidak dapat diidentifikasikan dengan sisa bahan tidak dapat diidentifikasikan dengan pesanan tertentu

pesanan tertentu

• • sisa bahan merupakan hal yang biasa dalam tejadi sisa bahan merupakan hal yang biasa dalam tejadi dalam dalam proses pengerjaan produk

proses pengerjaan produk

 Jurnal (saat penjualan sisa produk) :Jurnal (saat penjualan sisa produk) :

Kas / Piutang Dagang

Kas / Piutang Dagang Rp. xxxRp. xxx


(30)

3) Hasil penjualan sisa bahan diperlakukan

3) Hasil penjualan sisa bahan diperlakukan

sebagai Penghasilan diluar usaha (Other income)

sebagai Penghasilan diluar usaha (Other income)

 Hasil penjualan sisa bahan dapat diperlakukan sebagai Hasil penjualan sisa bahan dapat diperlakukan sebagai

penghasilan diluar usaha dan disajikan dalam laporan rugi laba penghasilan diluar usaha dan disajikan dalam laporan rugi laba

dalam kelompok Penghasilan Diluar Usaha (tidak sebagai dalam kelompok Penghasilan Diluar Usaha (tidak sebagai

pengurang biaya produksi) pengurang biaya produksi)

 Jurnal (saat penjualan sisa produk) :Jurnal (saat penjualan sisa produk) :

Kas/ Piutang Dagang

Kas/ Piutang Dagang Rp. xxxRp. xxx


(31)

 Pencatatan Sisa BahanPencatatan Sisa Bahan

 Pengawasan terhadap persediaan sisa bahan sangat diperlukan apabila Pengawasan terhadap persediaan sisa bahan sangat diperlukan apabila

jumlah dan nilai sisa bahan relatif tinggi

jumlah dan nilai sisa bahan relatif tinggi

 Mutasi persediaan sisa bahan yang ada digudang harus dicatat oleh Mutasi persediaan sisa bahan yang ada digudang harus dicatat oleh

pemegang kartu persediaan dibagian Akuntansi

pemegang kartu persediaan dibagian Akuntansi

 2 Cara pencatatan persediaan sisa bahan :2 Cara pencatatan persediaan sisa bahan :

1. Bagian Akuntansi Persediaan menyelenggarakan catatan 1. Bagian Akuntansi Persediaan menyelenggarakan catatan mutasi persediaan sisa bahan dalam Kartu

mutasi persediaan sisa bahan dalam Kartu Persediaan. Persediaan.

Pada saat sisa bahan ditransfer dari Bagian dari Pada saat sisa bahan ditransfer dari Bagian dari bagian Produksi ke Bagian Gudang, Bagian Akuntansi

bagian Produksi ke Bagian Gudang, Bagian Akuntansi Persediaan menerima laporan sisa bahan dari Bagian

Persediaan menerima laporan sisa bahan dari Bagian Gudang, Gudang, dan mencatat kuantitas sisa bahan tersebut

dan mencatat kuantitas sisa bahan tersebut tanpa nilai tanpa nilai rupiahnya ke dalam Kartu Persediaan.

rupiahnya ke dalam Kartu Persediaan.

Pada saat persediaan sisa bahan dijual, dibuat jurnal Pada saat persediaan sisa bahan dijual, dibuat jurnal seperti uaraian diatas.

seperti uaraian diatas.

2. Bagian Akuntansi Persediaan tidak hanya menyelenggarakan 2. Bagian Akuntansi Persediaan tidak hanya menyelenggarakan pencatatan mutasi persediaan bahan dalam kuantitasnya

pencatatan mutasi persediaan bahan dalam kuantitasnya saja, tetapi saja, tetapi juga nilai rupiahnya.


(32)

2. Jika Bagian Akuntansi Persediaan tidak hanya 2. Jika Bagian Akuntansi Persediaan tidak hanya

menyelenggarakan pencatatan mutasi persediaan bahan menyelenggarakan pencatatan mutasi persediaan bahan

dalam kuantitasnya saja, tetapi juga nilai rupiahnya, maka dalam kuantitasnya saja, tetapi juga nilai rupiahnya, maka pencatatan persediaan sisa bahan dan penjualannya dapat pencatatan persediaan sisa bahan dan penjualannya dapat

dilakukan dengan 2 metode : dilakukan dengan 2 metode : a) Metode I

a) Metode I

» Pada saat penyerahan persediaan sisa bahan dari

» Pada saat penyerahan persediaan sisa bahan dari bagian produksi ke bagian gudang :

bagian produksi ke bagian gudang :

Persediaan Sisa Bahan Persediaan Sisa Bahan Rp.xxx Rp.xxx Hasil Penjualan Sisa Bahan

Hasil Penjualan Sisa Bahan Rp.xxx Rp.xxx

(Jurnal yang dikredit tergantung perlakuan (Jurnal yang dikredit tergantung perlakuan

terhadap hasil penjualan sisa bahan sesuai uraian terhadap hasil penjualan sisa bahan sesuai uraian diatas, yaitu rekening BDP-BBB atau BOP

diatas, yaitu rekening BDP-BBB atau BOP sesungguhnya)


(33)

» Jurnal penjualan sisa bahan : » Jurnal penjualan sisa bahan :

Kas / Piutang Dagang

Kas / Piutang Dagang Rp.xxxRp.xxx

Persediaan Sisa BahanPersediaan Sisa Bahan Rp.xxxRp.xxx » Jurnal penyesuaian (untuk sisa bahan yang belum laku):

» Jurnal penyesuaian (untuk sisa bahan yang belum laku): Hasil Penjualan Sisa Bahan

Hasil Penjualan Sisa Bahan Rp.xxxRp.xxx

Penghasilan yang belum direalisasikanPenghasilan yang belum direalisasikan Rp.xxxRp.xxx » Jurnal penyesuaian jika terjadi perbedaan antara taksiran » Jurnal penyesuaian jika terjadi perbedaan antara taksiran

harga jual sisa bahan dengan harga jual sesungguhnya :harga jual sisa bahan dengan harga jual sesungguhnya : Persediaan Sisa Bahan

Persediaan Sisa Bahan Rp.xxxRp.xxx


(34)

Contoh : Contoh :

 Bagian produksi menyerahkan 50 kg sisa bahan ke Bagian Bagian produksi menyerahkan 50 kg sisa bahan ke Bagian

gudang. Jika ditaksir dapat dijual Rp. 1.000,- per kg. Sisa gudang. Jika ditaksir dapat dijual Rp. 1.000,- per kg. Sisa

bahan tersebut sampai akhir periode akuntansi laku terjual 20 bahan tersebut sampai akhir periode akuntansi laku terjual 20

kg dengan harga jual Rp. kg dengan harga jual Rp.

Buatlah jurnal :Buatlah jurnal :

- untuk mencatat penyerahan sisa bahan dari bagian - untuk mencatat penyerahan sisa bahan dari bagian

produksi ke bagian gudangproduksi ke bagian gudang -

- Jurnal untuk mencatat penjualan sisa bahan Jurnal untuk mencatat penjualan sisa bahan

- Jurnal penyesuaian untuk mencatat sisa bahan yang - Jurnal penyesuaian untuk mencatat sisa bahan yang

belum laku belum laku

- Jurnal penyesuaian untuk mencatat selisih antara - Jurnal penyesuaian untuk mencatat selisih antara

harga taksiran dengan harga jual sesungguhnya sisaharga taksiran dengan harga jual sesungguhnya sisa


(35)

» Jurnal untuk mencatat penyerahan sisa bahan dari bagian produksi ke bagian » Jurnal untuk mencatat penyerahan sisa bahan dari bagian produksi ke bagian

gudang : gudang :

Persediaan Sisa Bahan

Persediaan Sisa Bahan Rp. 50.000 Rp. 50.000 Hasil Penjualan Sisa Bahan

Hasil Penjualan Sisa Bahan Rp. 50.000 Rp. 50.000 » Jurnal untuk mencatat penjualan sisa bahan :

» Jurnal untuk mencatat penjualan sisa bahan : Kas / Piutang Dagang

Kas / Piutang Dagang Rp. 30.000 Rp. 30.000 Persediaan Sisa Bahan

Persediaan Sisa Bahan Rp. 30.000 Rp. 30.000 » Jurnal penyesuaian untuk mencatat sisa bahan yang belum laku :

» Jurnal penyesuaian untuk mencatat sisa bahan yang belum laku : Hasil Penjualan Sisa Bahan

Hasil Penjualan Sisa Bahan Rp. 30.000 Rp. 30.000

Penghasilan yang Belum Direalisasikan Rp. 30.000Penghasilan yang Belum Direalisasikan Rp. 30.000

» Jurnal penyesuaian untuk mencatat selisih antara harga taksiran dengan harga » Jurnal penyesuaian untuk mencatat selisih antara harga taksiran dengan harga

jual sesungguhnya sisa bahan dari bagian produksi ke bagian gudang : jual sesungguhnya sisa bahan dari bagian produksi ke bagian gudang :

Persediaan Sisa Bahan

Persediaan Sisa Bahan Rp. 10.000 Rp. 10.000


(36)

b) Metode II

b) Metode II

» Jurnal penyerahan persediaan sisa bahan dari Bagian » Jurnal penyerahan persediaan sisa bahan dari Bagian

Produksi ke Bagian Gudang :Produksi ke Bagian Gudang : Persediaan Sisa Bahan

Persediaan Sisa Bahan Rp.xxxRp.xxx

Penghasilan yang Belum DirealisasikanPenghasilan yang Belum Direalisasikan Rp.xxxRp.xxx » Jurnal penjualan sisa bahan :

» Jurnal penjualan sisa bahan : Kas/ Piutang Dagang

Kas/ Piutang Dagang Rp.xxxRp.xxx

Hasil Penjualan Sisa BahanHasil Penjualan Sisa Bahan Rp.xxxRp.xxx Penghasilan yang Belum Direalisasikan

Penghasilan yang Belum Direalisasikan Rp.xxxRp.xxx

Persediaan BahanPersediaan Bahan Rp.xxxRp.xxx

(Jika pada akhir periode terdapat sisa bahan yang belum laku (Jika pada akhir periode terdapat sisa bahan yang belum laku dijual, atau terdapat selisih harga jual maka tidak perlu dibuat dijual, atau terdapat selisih harga jual maka tidak perlu dibuat jurnal penyesuaian).


(37)

Contoh sama dengan diatas : Contoh sama dengan diatas :

» Jurnal untuk mencatat penyerahan sisa bahan dari bagian produksi ke bagian » Jurnal untuk mencatat penyerahan sisa bahan dari bagian produksi ke bagian

gudang : gudang :

Persediaan Sisa Bahan

Persediaan Sisa Bahan Rp. 50.000 Rp. 50.000 Hasil Penjualan Sisa Bahan

Hasil Penjualan Sisa Bahan Rp. 50.000 Rp. 50.000 » Jurnal untuk mencatat penjualan sisa bahan :

» Jurnal untuk mencatat penjualan sisa bahan : Kas / Piutang Dagang

Kas / Piutang Dagang Rp. 30.000 Rp. 30.000 Hasil Penjualan Sisa Bahan

Hasil Penjualan Sisa Bahan Rp. 30.000 Rp. 30.000 Penghasilan yang belum direalisasikan

Penghasilan yang belum direalisasikan Rp. 20.000 Rp. 20.000


(38)

b)

b)

Produk Cacat (Detective Goods)

Produk Cacat (Detective Goods)

 Produk cacat adalah : produk yang tidak memenuhi standar Produk cacat adalah : produk yang tidak memenuhi standar

mutu yang telah ditentukan, tetapi dengan mengeluarkan biaya mutu yang telah ditentukan, tetapi dengan mengeluarkan biaya

pengerjaan kembali untuk memperbaikinya, maka produk pengerjaan kembali untuk memperbaikinya, maka produk

tersebut secara ekonomis dapat disempurnakan kembali tersebut secara ekonomis dapat disempurnakan kembali

menjadi produk yang baik. menjadi produk yang baik.

 Masalah yang timbul mengenai produk cacat adalah : Masalah yang timbul mengenai produk cacat adalah :

bagaimana memperlakukan biaya tambahan untuk bagaimana memperlakukan biaya tambahan untuk pengerjaan kembali (rework cocts) produk cacat


(39)

 Terhadap biaya pengerjan kembali produk cacat adalah :Terhadap biaya pengerjan kembali produk cacat adalah :

1) Biaya pengerjaan kembali produk cacat 1) Biaya pengerjaan kembali produk cacat dibebankan sebagai tambahan biaya produksi

dibebankan sebagai tambahan biaya produksi pesanan pesanan yang bersangkutan, jika produk cacat

yang bersangkutan, jika produk cacat tersebut bukan tersebut bukan merupakan hal yang biasa terjadi

merupakan hal yang biasa terjadi dalam proses produksi dalam proses produksi tetapi akrena karakteristik

tetapi akrena karakteristik pengerjaan pesanan tertentu.pengerjaan pesanan tertentu.

2) Biaya pengerjaan kembali dapat dibebankan 2) Biaya pengerjaan kembali dapat dibebankan kepada kepada seluruh produksi dengan cara

seluruh produksi dengan cara memperhitungkan biaya memperhitungkan biaya pengerjaan kembali

pengerjaan kembali tersebut kedalam tarif BOP, jika tersebut kedalam tarif BOP, jika produk cacat

produk cacat tersebut merupakan hal yang biasa terjadi tersebut merupakan hal yang biasa terjadi dalam

dalam proses pengerjaan produk. (Biaya pengerjaan proses pengerjaan produk. (Biaya pengerjaan kembali produk cacat yangsesungguhnya terjadi

kembali produk cacat yangsesungguhnya terjadi didebitkan ke dalam rekening BOP Sesungguhnya. didebitkan ke dalam rekening BOP Sesungguhnya.


(40)

1) 1) Pencatatan Biaya Pengerjaan kembali Produk Pencatatan Biaya Pengerjaan kembali Produk

Cacat, Jika Biaya Tersebut Dibebankan kepada Cacat, Jika Biaya Tersebut Dibebankan kepada Pesanan Tertentu

Pesanan Tertentu

#

# PT ABC menerima pesanan 50 satuan Produk N. Biaya PT ABC menerima pesanan 50 satuan Produk N. Biaya

produksi yang dikeluarkan Rp. 25.000, BTKL Rp. 10.000 dan produksi yang dikeluarkan Rp. 25.000, BTKL Rp. 10.000 dan

BOP yang dibebankan atas dasar tarif 150% dari BTKL. BOP yang dibebankan atas dasar tarif 150% dari BTKL.

Setelah selesai berproduksi ternyata terdapat 8 satuan produk Setelah selesai berproduksi ternyata terdapat 8 satuan produk

cacat yang secara ekonomis masih dapat diperbaiki, dengan cacat yang secara ekonomis masih dapat diperbaiki, dengan

mengeluarkan BTKL Rp. 2.000 dan BOP pada tarif yang biasa mengeluarkan BTKL Rp. 2.000 dan BOP pada tarif yang biasa

dipakai. dipakai.

Buatlah Jurnal pencatatan produksi pesanan dan biaya Buatlah Jurnal pencatatan produksi pesanan dan biaya

pengerjaan kembali produk cacat tersebut! pengerjaan kembali produk cacat tersebut!


(41)

 1. Jurnal pencatatan biaya produksi 50 satuan produk N :1. Jurnal pencatatan biaya produksi 50 satuan produk N :

BDP-BBB

BDP-BBB Rp. 25.000Rp. 25.000 BDP-BTKL

BDP-BTKL 10.000 10.000 BDP-BOP

BDP-BOP 15.000 15.000

Persediaan BBPersediaan BB Rp. 25.000 Rp. 25.000

Gaji dan UpahGaji dan Upah 10.000 10.000

BOP yang DibebankanBOP yang Dibebankan 15.000 15.000

 Jurnal pencatatan biaya pengerjaan kembali produk cacat (jika biaya Jurnal pencatatan biaya pengerjaan kembali produk cacat (jika biaya

tersebut dibebankan sebagai tambahan biaya produksi pesanan yang

tersebut dibebankan sebagai tambahan biaya produksi pesanan yang

bersangkutan) :

bersangkutan) :

BDP-BTK

BDP-BTK Rp. 2.000Rp. 2.000 BDP-BOP

BDP-BOP 3.000 3.000

Gaji dan UpahGaji dan Upah Rp. 2.000 Rp. 2.000

BOP yang DibebankanBOP yang Dibebankan 3.000 3.000

 Jurnal Pencatatan Harga Pokok Produk Selesai :Jurnal Pencatatan Harga Pokok Produk Selesai :

Persediaan Produk Jadi

Persediaan Produk Jadi Rp. 55.000Rp. 55.000

BDP-BBBBDP-BBB Rp. 25.000 Rp. 25.000

BDP-BTKLBDP-BTKL 12.000 12.000


(42)

 1) Pencatatan Biaya Pengerjaan kembali Produk1) Pencatatan Biaya Pengerjaan kembali Produk

Cacat, Jika Biaya Tersebut Dibebankan kepada Produksi Cacat, Jika Biaya Tersebut Dibebankan kepada Produksi Secara Keseluruhan

Secara Keseluruhan

# Didalam proses proses produksi PT ABC selalu terjadi produk # Didalam proses proses produksi PT ABC selalu terjadi produk

cacat yang secara ekonomis dapat diperbaiki dengan cara cacat yang secara ekonomis dapat diperbaiki dengan cara mengeluarkan biaya pengerjaan kembali. Sehingga dalam mengeluarkan biaya pengerjaan kembali. Sehingga dalam

menentukan tarif BOP didalam anggaran diperhitungkan taksiran menentukan tarif BOP didalam anggaran diperhitungkan taksiran

biaya pengerjaan kembali produk cacat yang akan dikeluarkan biaya pengerjaan kembali produk cacat yang akan dikeluarkan

selama periode anggaran. PT ABC dalam satu epriode anggaran selama periode anggaran. PT ABC dalam satu epriode anggaran

menerima 100 satuan produk X, tarif BOP ditentukan sebesar menerima 100 satuan produk X, tarif BOP ditentukan sebesar

120% dari BTKL. Biaya produksi yang dikeluarkan untuk 120% dari BTKL. Biaya produksi yang dikeluarkan untuk

mengolah produk tersebut : BBB 150.000, BTKL Rp. 210.000,-. mengolah produk tersebut : BBB 150.000, BTKL Rp. 210.000,-.

Setelah selesai berproduksi ternyata terdapat 10 satuan produk Setelah selesai berproduksi ternyata terdapat 10 satuan produk

cacat, yang membutuhkan biaya pengerjaan kembali yang terdiri cacat, yang membutuhkan biaya pengerjaan kembali yang terdiri

dari : BTKL 20.000 dan BOP pada tarif yang dipakai. Buatlah dari : BTKL 20.000 dan BOP pada tarif yang dipakai. Buatlah

Jurnal pencatatan produksi pesanan dan biaya pengerjaan kembali Jurnal pencatatan produksi pesanan dan biaya pengerjaan kembali

produk cacat tersebut! produk cacat tersebut!


(43)

 1. Jurnal pencatatan biaya produksi 100 satuan produk X :1. Jurnal pencatatan biaya produksi 100 satuan produk X :

BDP-BBB

BDP-BBB Rp. 150.000Rp. 150.000 BDP-BTKL

BDP-BTKL 210.000 210.000 BDP-BOP

BDP-BOP 252.000 252.000

Persediaan BBPersediaan BB Rp. 150.000 Rp. 150.000

Gaji dan UpahGaji dan Upah 210.000 210.000

BOP yang DibebankanBOP yang Dibebankan 252.000 252.000

 Jurnal pencatatan biaya pengerjaan kembali produk cacat (jika biaya Jurnal pencatatan biaya pengerjaan kembali produk cacat (jika biaya

tersebut dibebankan sebagai tambahan biaya produksi pesanan yang

tersebut dibebankan sebagai tambahan biaya produksi pesanan yang

bersangkutan) :

bersangkutan) :

BDP-BTK

BDP-BTK Rp. 20.000Rp. 20.000 BDP-BOP

BDP-BOP 24.000 24.000

Gaji dan UpahGaji dan Upah Rp. 20.000 Rp. 20.000

BOP yang DibebankanBOP yang Dibebankan 24.000 24.000

 Jurnal Pencatatan Harga Pokok Produk Selesai :Jurnal Pencatatan Harga Pokok Produk Selesai :

Persediaan Produk Jadi

Persediaan Produk Jadi Rp. 612.000Rp. 612.000

BDP-BBBBDP-BBB Rp. 150.000 Rp. 150.000

BDP-BTKLBDP-BTKL 210.000 210.000


(44)

b)

b)

Produk Rusak (Spoiled Goods)

Produk Rusak (Spoiled Goods)

 Adalah : produk yang tidak memenuhi standar mutu yang Adalah : produk yang tidak memenuhi standar mutu yang

telah ditetapkan, yang secara ekonomis tidak dapat

telah ditetapkan, yang secara ekonomis tidak dapat diperbaiki menjadi produk yang baik

diperbaiki menjadi produk yang baik

 Perbedaan dengan sisa bahan : produk rusak merupakan Perbedaan dengan sisa bahan : produk rusak merupakan produk produk

yang telah menyerap biaya bahan, biaya tenaga

yang telah menyerap biaya bahan, biaya tenaga kerja dan BOP, kerja dan BOP, sedangkan sisa bahan merupakan bahan

sedangkan sisa bahan merupakan bahan yang mengalami yang mengalami kerusakan dalam proses produksi


(45)

Perlakuan terhadap produk rusak tergantung dari sifat dan Perlakuan terhadap produk rusak tergantung dari sifat dan sebab terjadinya :

sebab terjadinya :

1) Harga pokok produk rusak dibebankan sebagai tambahan 1) Harga pokok produk rusak dibebankan sebagai tambahan

harga pokok produk yang baik dalam pesanan yang harga pokok produk yang baik dalam pesanan yang

bersangkutan, jika produk rusak terjadi karena sulitnya bersangkutan, jika produk rusak terjadi karena sulitnya

pengerjaan pesanan tertentu atau faktor luar biasa lain. pengerjaan pesanan tertentu atau faktor luar biasa lain.

Jika produk rusak masih laku dijual maka hasil penjualannya Jika produk rusak masih laku dijual maka hasil penjualannya

diperlakukan sebagai pengurang biaya produksi pesanan yang diperlakukan sebagai pengurang biaya produksi pesanan yang

menghasilkan produk rusak tersebut. menghasilkan produk rusak tersebut.


(46)

2) Kerugian yang timbul karena Produk rusak dibebankan kepada 2) Kerugian yang timbul karena Produk rusak dibebankan kepada

produksi secara keseluruhan dengan cara memperhitungkan kerugian produksi secara keseluruhan dengan cara memperhitungkan kerugian tersebut dalam tarif BOP, jika produk rusak tersebut merupakan hal tersebut dalam tarif BOP, jika produk rusak tersebut merupakan hal yang normal terjadi dalam proses pengolahan produk.

yang normal terjadi dalam proses pengolahan produk.

Sehingga unsur-unsur dalam anggaran BOP yang akan digunakan Sehingga unsur-unsur dalam anggaran BOP yang akan digunakan untuk menentukan tarif BOP :

untuk menentukan tarif BOP : Biaya Bahan Penolong

Biaya Bahan Penolong Rp xxxRp xxx BTKTL

BTKTL xxxxxx

Biaya Reparasi dan Pemeliharaan

Biaya Reparasi dan Pemeliharaan xxx xxx Biaya Asuransi

Biaya Asuransi xxx xxx BOP lain

BOP lain xxx xxx

Rugi Produk Rusak (TR-H Pokok Prod. Rusak)

Rugi Produk Rusak (TR-H Pokok Prod. Rusak) xxx xxx BOP yang Dianggarkan

BOP yang Dianggarkan Rp xxxRp xxx `


(47)

Rumus Tarif BOP : Rumus Tarif BOP :

BOP yang dianggarkan BOP yang dianggarkan

Dasar PembebananDasar Pembebanan

Jika terjadi produk rusak, maka kerugian yang sesungguhnya Jika terjadi produk rusak, maka kerugian yang sesungguhnya

terjadi didebitkan dalam rekening BOP sesungguhnya. terjadi didebitkan dalam rekening BOP sesungguhnya.


(48)

1. Pencatatan Produk Rusak (Jika Produk Rusak Dibebankan

1. Pencatatan Produk Rusak (Jika Produk Rusak Dibebankan

kepada Pesanan Tertentu)

kepada Pesanan Tertentu)

 PT ABC pada bulan Desember 200x menerima pesanan (perusahaan PT ABC pada bulan Desember 200x menerima pesanan (perusahaan

berproduksi atas dasar pesanan) pembuatan 500 unit produk X. Pesanan berproduksi atas dasar pesanan) pembuatan 500 unit produk X. Pesanan

tersebut merupakan pesanan yang membutuhkan keepatan spesifikasi yang tersebut merupakan pesanan yang membutuhkan keepatan spesifikasi yang telah ditentukan pemesan, sehingga produk rusak yang terjadi dibebankan telah ditentukan pemesan, sehingga produk rusak yang terjadi dibebankan

kepada pesanan tersebut) kepada pesanan tersebut)

Dalam memenuhi pesan tersebut PT ABC memproduksi 515 satuan produk Dalam memenuhi pesan tersebut PT ABC memproduksi 515 satuan produk

X dengan biaya produksi yang terdiri dari : BBB Rp. 160.000, BTKL X dengan biaya produksi yang terdiri dari : BBB Rp. 160.000, BTKL

250.000, BOP dibebankan atas dasar tarif sebesar 200% dari BTKL. Setelah 250.000, BOP dibebankan atas dasar tarif sebesar 200% dari BTKL. Setelah

produksi selesai ternyata terdapat 15 unit produk yang rusak (secara produksi selesai ternyata terdapat 15 unit produk yang rusak (secara

ekonomis tidak dapat diperbaiki), dan diperkirakan jika dijual akan laku ekonomis tidak dapat diperbaiki), dan diperkirakan jika dijual akan laku

sebesar RP. 250,- per unit. sebesar RP. 250,- per unit.

Buatlah jurnal : Buatlah jurnal :

- untuk mencatat biaya produksi - untuk mencatat biaya produksi

- untuk mencatat produk rusak jika laku terjual dan

- untuk mencatat produk rusak jika laku terjual dan pengurangan produksi yang bersangkutan

pengurangan produksi yang bersangkutan - untuk mencatat harga pokok produk jadi - untuk mencatat harga pokok produk jadi


(49)

 Jurnal untuk mencatat biaya produksi (515 unit Produk X) :Jurnal untuk mencatat biaya produksi (515 unit Produk X) :

BDP-BBBBDP-BBB Rp. 160.000Rp. 160.000 BDP-BTKLBDP-BTKL 250.000 250.000 BDP-BOPBDP-BOP 500.000 500.000

Persediaan BBPersediaan BB Rp. 160.000 Rp. 160.000

Gaji dan UpahGaji dan Upah 250.000 250.000

BOP yang DibebankanBOP yang Dibebankan 500.000 500.000

Jika 15 unit produk X tidak rusak, maka harga pokok Produk X adalah Rp. Jika 15 unit produk X tidak rusak, maka harga pokok Produk X adalah Rp.

1.767 per unit (910.000 : 515). 1.767 per unit (910.000 : 515).

Harga pokok produk rusak dibebankan dibebankan kepada produk X yang Harga pokok produk rusak dibebankan dibebankan kepada produk X yang

baik, sehingga Harga Pokok Produk X yang baik adalah Rp. 1.820 baik, sehingga Harga Pokok Produk X yang baik adalah Rp. 1.820

(910.000 : 500) (910.000 : 500) 

 Jurnal untuk mencatat produk rusak jika laku terjual dan pengurangan Jurnal untuk mencatat produk rusak jika laku terjual dan pengurangan

produksi yang bersangkutan: produksi yang bersangkutan:

(Hasil penjualan produk rusak dikurangkan dari biaya produksi yang (Hasil penjualan produk rusak dikurangkan dari biaya produksi yang

seluruhnya telah dibebankan kepada produk yang baik. seluruhnya telah dibebankan kepada produk yang baik.

Persediaan Produk Rusak (15xRp250)

Persediaan Produk Rusak (15xRp250) Rp. 3.750Rp. 3.750

BDP-BBBBDP-BBB Rp. 660 Rp. 660 BDP-BTKLBDP-BTKL 1.029 1.029


(50)

Pembagian nilai jual produk rusak :Pembagian nilai jual produk rusak :

Elemen Harga

Elemen Harga

Pokok Produk

Pokok Produk Total Biaya Total Biaya

Produksi

Produksi Biaya per Unit Biaya per Unit

(515 unit)

(515 unit) Harga Pokok Harga Pokok

Produk Rusak (15

Produk Rusak (15

unit) unit) BBB BBB BTKL BTKL BOP BOP 160.000 160.000 250.000 250.000 500.000 500.000 311 311 485 485 971 971 4.665 4.665 7.275 7.275 14.565 14.565 Jumlah

Jumlah 910.000910.000 1.7671.767 26.50526.505

Nilai Jual produk rusak Rp. 3.750Nilai Jual produk rusak Rp. 3.750

= = 14%= = 14% Harga Pokok produk rusak Rp. 26.505

Harga Pokok produk rusak Rp. 26.505

 Pembagian nilai jual produk rusak :Pembagian nilai jual produk rusak :

BDP-BBB 14,15% x Rp. 4.665 = Rp. 660BDP-BBB 14,15% x Rp. 4.665 = Rp. 660

BDP-BTKL 14,15% x Rp. 7.275 = 1.029BDP-BTKL 14,15% x Rp. 7.275 = 1.029 BDP-BOP 14,15% x Rp. 14.565 = 2.061BDP-BOP 14,15% x Rp. 14.565 = 2.061


(51)

3.750,-

 Jurnal Pencatatan Harga Pokok Produk Selesai :Jurnal Pencatatan Harga Pokok Produk Selesai :

Persediaan Produk JadiPersediaan Produk Jadi p. 906.250p. 906.250

BDP-BBBBDP-BBB Rp. 159.340 Rp. 159.340

BDP-BTKLBDP-BTKL 248.971 248.971


(52)

1. Pencatatan Produk Rusak (Jika Kerugian Produk Rusak

1. Pencatatan Produk Rusak (Jika Kerugian Produk Rusak

Dibebankan kepada Seluruh Produk)

Dibebankan kepada Seluruh Produk)

 PT ABC berproduksi atas dasar pesanan. Kerugian karena adanya produk PT ABC berproduksi atas dasar pesanan. Kerugian karena adanya produk

rusak sudah diperhitungkan dalam penentuan tarif BOP pada awal tahun, rusak sudah diperhitungkan dalam penentuan tarif BOP pada awal tahun,

karena produk rusak merupakan hal yang biasa terjadi dalam proses karena produk rusak merupakan hal yang biasa terjadi dalam proses

pengolahan produk. Tarif BOP sebesar 140% dari BTKL pengolahan produk. Tarif BOP sebesar 140% dari BTKL

Pada bulan Desember 200x, perusahaan memperoleh pesanan Produk X Pada bulan Desember 200x, perusahaan memperoleh pesanan Produk X

sebanyak 10.000 unit. Biaya produksi yang dikeluarkan untuk mengerjakan sebanyak 10.000 unit. Biaya produksi yang dikeluarkan untuk mengerjakan pesanan adalah ; BBB Rp. 200.000,- BTKL 320.000,- dan BOP. Perusahaan pesanan adalah ; BBB Rp. 200.000,- BTKL 320.000,- dan BOP. Perusahaan memproduksi sebanyak 10.500 unit, dan setelah selesai berproduksi ternyata memproduksi sebanyak 10.500 unit, dan setelah selesai berproduksi ternyata sebanyak 500 unit merupakan produk rusak dan jika dijual masih dapat laku sebanyak 500 unit merupakan produk rusak dan jika dijual masih dapat laku

Rp. 50 per unit. Rp. 50 per unit. Buatlah jurnal : Buatlah jurnal :

- untuk mencatat biaya produksi - untuk mencatat biaya produksi

- untuk mencatat produk rusak jika laku terjual dan

- untuk mencatat produk rusak jika laku terjual dan pengurangan produksi yang bersangkutan

pengurangan produksi yang bersangkutan - untuk mencatat harga pokok produk jadi - untuk mencatat harga pokok produk jadi


(53)

 Jurnal untuk mencatat biaya produksi (10.500 unit Produk X) :Jurnal untuk mencatat biaya produksi (10.500 unit Produk X) : BDP-BBB

BDP-BBB Rp. 200.000Rp. 200.000 BDP-BTKL

BDP-BTKL 320.000 320.000 BDP-BOP

BDP-BOP 448.000 448.000

Persediaan BBPersediaan BB Rp. 200.000 Rp. 200.000

Gaji dan UpahGaji dan Upah 320.000 320.000

BOP yang DibebankanBOP yang Dibebankan 448.000 448.000

Dalam tarif BOP telah diperhitungkan kerugian produk rusak, maka berarti

Dalam tarif BOP telah diperhitungkan kerugian produk rusak, maka berarti

seluruh produk yang diproduksi akan dibebani dengan kerugian adanya

seluruh produk yang diproduksi akan dibebani dengan kerugian adanya

produk rusak. (Sehingga kerugian yang sesungguhnya yang timbul dari

produk rusak. (Sehingga kerugian yang sesungguhnya yang timbul dari

produk rusak didebitkan di rekening BOP Sesungguhnya).

produk rusak didebitkan di rekening BOP Sesungguhnya).

Perhitungan karena adanya produk rusak :

Perhitungan karena adanya produk rusak :

Nilai jual produk rusak

Nilai jual produk rusak 500 x Rp. 50 = Rp. 25.000 500 x Rp. 50 = Rp. 25.000 Nilai pokok produk rusak

Nilai pokok produk rusak 500 x Rp. 92 = 46.000 500 x Rp. 92 = 46.000 Kerugian produk rusak


(54)

Pembagian nilai jual produk rusak Pembagian nilai jual produk rusak

Elemen Harga

Elemen Harga

Pokok

Pokok Biaya Total

Biaya Total Biaya per UnitBiaya per Unit (10.500 unit) (10.500 unit) BBB BBB BTKL BTKL BOP BOP Rp. 200.000 Rp. 200.000 320.000 320.000 448.000 448.000 19 19 30 30 43 43 Jumlah

Jumlah 968.000968.000 9292

 Jurnal pencatatan produk rusak dan kerugiannya :Jurnal pencatatan produk rusak dan kerugiannya :

Persediaan Produk Rusak Rp. 25.000

Persediaan Produk Rusak Rp. 25.000

BOP Sesungguhnya 21.000

BOP Sesungguhnya 21.000

BDP-BBB

BDP-BBB Rp. 9.500Rp. 9.500 BDP-BTKL

BDP-BTKL 15.000 15.000 BDP-BOP


(55)

 Jurnal Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi :Jurnal Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi :

Persediaan Produk JadiPersediaan Produk Jadi p. 920.000p. 920.000

BDP-BBBBDP-BBB Rp. 190.000 Rp. 190.000

BDP-BTKLBDP-BTKL 300.000 300.000


(56)

B. BIAYA TENAGA KERJA

B. BIAYA TENAGA KERJA

 Biaya Tenaga Kerja :Biaya Tenaga Kerja :

* merupakan salah satu biaya konversi (untuk

* merupakan salah satu biaya konversi (untuk mengubah BB menjadi produk jadi

mengubah BB menjadi produk jadi * merupakan BOP

* merupakan BOP

 BTK : BTK :

* adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan

* adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga manusia tersebut

tenaga manusia tersebut

* merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan

* merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk


(57)

 Komponen BTK meliputi : Komponen BTK meliputi :

* gaji dan upah reguler :merupakan kompensasi * gaji dan upah reguler :merupakan kompensasi

reguler yang diberikan perusahaan kepada reguler yang diberikan perusahaan kepada karyawan atas usaha fisik stau mental yang

karyawan atas usaha fisik stau mental yang telah dikerahkannya.

telah dikerahkannya.

* Insentif : merupakan penghargaan (reward) atas * Insentif : merupakan penghargaan (reward) atas

kinerja dan peningkatan produktivitas tenaga kinerja dan peningkatan produktivitas tenaga

kerja berupa kompensasi tambahan yang kerja berupa kompensasi tambahan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan, diberikan oleh perusahaan kepada karyawan,

baik individu ataupum kelompok. Sehingga baik individu ataupum kelompok. Sehingga

tujuan adanya insentif adalah untuk merangsang

tujuan adanya insentif adalah untuk merangsang karyawan karyawan agar bekerja lebih produktif.

agar bekerja lebih produktif.

* Tunjangan : merupakan kompensasi tambahan yang * Tunjangan : merupakan kompensasi tambahan yang

diberikan oelh perusahaan kepada karyawan, diberikan oelh perusahaan kepada karyawan,

seperti : tunjangan pensiun, tunjangan seperti : tunjangan pensiun, tunjangan

kesehatan, premi lembur, bonus, dll. kesehatan, premi lembur, bonus, dll.


(58)

Penggolongan Kegiatan dan Biaya Tenaga

Penggolongan Kegiatan dan Biaya Tenaga

Kerja

Kerja

 Kegiatan tenaga kerja dalam perusahaan manufaktur Kegiatan tenaga kerja dalam perusahaan manufaktur

digolongkan menjadi :

digolongkan menjadi :

1. Penggolongan menurut fungsi pokok dalam

1. Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan

organisasi perusahaan

2. Penggolongan menurut kegiatan

2. Penggolongan menurut kegiatan

departemen dalam perusahaan

departemen dalam perusahaan

3. Penggolongan menurut jenis pekerjaannya

3. Penggolongan menurut jenis pekerjaannya

4. Penggolongan menurut hubungannya dengan produk


(59)

1.

1. Penggolongan menurut fungsi pokokPenggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan

dalam organisasi perusahaan

 Fungsi pokok dalam organisasi manufaktur ada tiga, yaitu Fungsi pokok dalam organisasi manufaktur ada tiga, yaitu

fungsi produksi, pemasaran dan administrasi, sehingga harus fungsi produksi, pemasaran dan administrasi, sehingga harus digolongkan dan dibedakan antara tenaga kerja pabrik dan digolongkan dan dibedakan antara tenaga kerja pabrik dan tenaga kerja non pabrik.

tenaga kerja non pabrik.

 Penggolongan ditujukan untuk membedakan BTK yang Penggolongan ditujukan untuk membedakan BTK yang

merupakan unsur Harga Pokok Produk, dan BTK non pabrik merupakan unsur Harga Pokok Produk, dan BTK non pabrik yang merupakan unsur biaya usaha / bukan merupakan unsur yang merupakan unsur biaya usaha / bukan merupakan unsur Harga Pokok Produksi.

Harga Pokok Produksi.

 BTK dibedakan digolongkan menjadi :BTK dibedakan digolongkan menjadi :

a. BTK Produksi a. BTK Produksi b. BTK Pemasaran b. BTK Pemasaran

c. BTK administrasi dan umum c. BTK administrasi dan umum


(60)

 Contoh penggolongan BTK berdasarkan fungsi pokok Contoh penggolongan BTK berdasarkan fungsi pokok

perusahaan : perusahaan :

1) BTK Produksi : 1) BTK Produksi :

Gaji karyawan pabrik Gaji karyawan pabrik

Biaya kesejahteraan karyawan pabrik Biaya kesejahteraan karyawan pabrik Upah lembur karyawan pabrik

Upah lembur karyawan pabrik Upah mandor pabrik

Upah mandor pabrik Gaji manajer pabrik Gaji manajer pabrik 2) BTK pemasaran 2) BTK pemasaran

Upah karyawan pemasaran Upah karyawan pemasaran

Biaya kesejahteraan karyawan pemasaran Biaya kesejahteraan karyawan pemasaran Biaya komisi pramuniaga

Biaya komisi pramuniaga Gaji manajer pemasaran Gaji manajer pemasaran

3) BTK administrasi dan umum : 3) BTK administrasi dan umum : Gaji karyawan Bagian Akuntansi Gaji karyawan Bagian Akuntansi `

` Gaji karaywan Bagian Bagian PersonaliaGaji karaywan Bagian Bagian Personalia Gaji karyawan Bagian Sekretariat

Gaji karyawan Bagian Sekretariat

Biaya kesejahteraan karyawan Bagian akuntansi Biaya kesejahteraan karyawan Bagian akuntansi Biaya kesejahteraan karyawan Bagian personalia Biaya kesejahteraan karyawan Bagian personalia Biaya kesejahteraan karyawan Bagian Sekretariat Biaya kesejahteraan karyawan Bagian Sekretariat


(61)

2. Penggolongan menurut kegiatan

2. Penggolongan menurut kegiatan

departemen-departemen dalam perusahaan

departemen-departemen dalam perusahaan

 Tujuan : memudahkan pengendalian terhadap BTK yang Tujuan : memudahkan pengendalian terhadap BTK yang

terjadi dalam tiap departemen yang terjadi dalam tiap departemen yang

dibentuk.

dibentuk.

 Contoh : Suatu departemen produksi dalam suatu Contoh : Suatu departemen produksi dalam suatu

perusahaan terdiri dari 3 bagian yaitu perusahaan terdiri dari 3 bagian yaitu

Bagian Pulp,

Bagian Pulp, Bagian Kertas dan Bagian Bagian Kertas dan Bagian

Penyempurnaan. Penggolongannya adalah :

Penyempurnaan. Penggolongannya adalah :

- TK yang bekerja dalam departemen produksi - TK yang bekerja dalam departemen produksi

digolongkan sesuai dengan bagian-bagian yang

digolongkan sesuai dengan bagian-bagian yang

dibentuk, yaitu TK yang bekerja di tiap bagian

dibentuk, yaitu TK yang bekerja di tiap bagian

- TK yang bekerja didepartemen non produksi juga - TK yang bekerja didepartemen non produksi juga

digolongkan kedalam departemen tempat mereka

digolongkan kedalam departemen tempat mereka

bekerja (sehingga dapat digolongkan menjadi biaya TK

bekerja (sehingga dapat digolongkan menjadi biaya TK

bagian administrasi dan umum, BTK bagian Akuntansi,

bagian administrasi dan umum, BTK bagian Akuntansi,

BTK bagian Personalia, dll).


(62)

3. Penggolongan menurut jenis pekerjaannya

3. Penggolongan menurut jenis pekerjaannya

 Tujuan : sebagai dasar penetapan deferensiasi upah Tujuan : sebagai dasar penetapan deferensiasi upah

standar kerja. standar kerja.

 Tenaga kerja dapat digolongkan berdasarkan sifat Tenaga kerja dapat digolongkan berdasarkan sifat

pekerjaannya didalam suatu departemen. pekerjaannya didalam suatu departemen.

 Contoh : Penggolongan TK dalam suatu Departemen Contoh : Penggolongan TK dalam suatu Departemen

Produksi adalah ; Produksi adalah ;

- operator, BTK digolongkan : upah operator - operator, BTK digolongkan : upah operator - mandor, BTK digolongkan : upah mandor - mandor, BTK digolongkan : upah mandor

- penyelia (susperitendent), BTK digolongkan: upah - penyelia (susperitendent), BTK digolongkan: upah

penyelia penyelia


(63)

4. Penggolongan menurut hubungannya dengan

4. Penggolongan menurut hubungannya dengan

produk

produk

 Penggolongan TK berdasarkan produk :Penggolongan TK berdasarkan produk :

* TL

* TL : digolongkan BTKL dan dibebankan : digolongkan BTKL dan dibebankan langsung ke sebagai unsur biaya

langsung ke sebagai unsur biaya produksi.

produksi. * TKL

* TKL : digolongkan BTKTL dan merupakan : digolongkan BTKTL dan merupakan unsur

unsur BOP, pembebanan pada produk tidak BOP, pembebanan pada produk tidak secara langsung tetapi melalui tarif BOP

secara langsung tetapi melalui tarif BOP yang ditentukan di muka.


(64)

Akuntansi Biaya Tenaga Kerja Akuntansi Biaya Tenaga Kerja 

 BTK digolongkan menjadi :BTK digolongkan menjadi :

1. Gaji dan upah reguler 1. Gaji dan upah reguler 2. Premi Lembur

2. Premi Lembur

3. Biaya-biaya yang berhubungan dengan TK (Labor 3. Biaya-biaya yang berhubungan dengan TK (Labor Related Costs).


(65)

1. Gaji dan Upah

1. Gaji dan Upah

 Gaji dan upah reguler :merupakan kompensasi Gaji dan upah reguler :merupakan kompensasi

reguler yang diberikan perusahaan reguler yang diberikan perusahaan kepada

kepada karyawan atas usaha fisik stau karyawan atas usaha fisik stau mental yang

mental yang telah dikerahkannya telah dikerahkannya (meliputi gaji dan upah bruto

(meliputi gaji dan upah bruto dikurangi dikurangi dengan potongan-potongan seperti

dengan potongan-potongan seperti biaya biaya asuransi kesehatan, PPh karyawan, biaya

asuransi kesehatan, PPh karyawan, biaya asuransi hari tua).


(66)

 Dalam perusahaan yang menggunakan metode:Dalam perusahaan yang menggunakan metode:

 Harga Pokok Pesanan :Harga Pokok Pesanan :

 dokumen pokok untuk mengumpulkan waktu dokumen pokok untuk mengumpulkan waktu kerja karyawan adalah;

kerja karyawan adalah;

- Kartu Hadir (Clock Card), untuk mencatat jam - Kartu Hadir (Clock Card), untuk mencatat jam hadir karyawan

hadir karyawan

- Kartu Jam Kerja (Job Time Ticket), untuk - Kartu Jam Kerja (Job Time Ticket), untuk mencatat pemakaian waktu hadir karywan

mencatat pemakaian waktu hadir karywan pabrik pabrik dalam mengerjakan berbagai pekerjaan

dalam mengerjakan berbagai pekerjaan atau produk. atau produk.

 Harga Pokok Proses :Harga Pokok Proses :

 dokumen pokok adalah Kartu Hadir karena dokumen pokok adalah Kartu Hadir karena

pekerjaan atau pembuatan produk sama dari

pekerjaan atau pembuatan produk sama dari waktu waktu kewaktu, sehingga tidak membutuhkan

kewaktu, sehingga tidak membutuhkan Kartu Jam Kartu Jam Hadir.


(67)

4 Tahap pencatatan gaji dan upah :

4 Tahap pencatatan gaji dan upah :

 Tahap 1Tahap 1 : :

Bagian pembuatan daftar gaji dan upah membuat daftar gaji Bagian pembuatan daftar gaji dan upah membuat daftar gaji dan upah berdasarkan kartu hadir karyawan (baik karyawan dan upah berdasarkan kartu hadir karyawan (baik karyawan

produksi, pemasaran maupun administrasi dan umum). produksi, pemasaran maupun administrasi dan umum).

Berdasarkan daftar gaji dan upah dibuat rekapitulasi gaji dan Berdasarkan daftar gaji dan upah dibuat rekapitulasi gaji dan upah untuk mengelompokkan gaji dan upah menjadi :

upah untuk mengelompokkan gaji dan upah menjadi : - gaji dan upah karyawan pabrik, dirinci berdasarkan - gaji dan upah karyawan pabrik, dirinci berdasarkan hubungannya dengan produk:

hubungannya dengan produk:

 upah karyawan langsungupah karyawan langsung

 upah karyawan tak langsungupah karyawan tak langsung

- gaji dan upah karyawan administrasi dan umum - gaji dan upah karyawan administrasi dan umum - gaji dan upah karyawan pemasaran


(68)

#

# Berdasarkan rekapitulasi gaji dan upah, ayat jurnal yang Berdasarkan rekapitulasi gaji dan upah, ayat jurnal yang dibuat oleh Bagian Akuntansi :

dibuat oleh Bagian Akuntansi : BDP-BTK

BDP-BTK Rp.xxxRp.xxx

BOP

BOP xxx xxx

BAU

BAU xxx xxx

Biaya Pemasaran

Biaya Pemasaran xxx xxx Gaji dan Upah

Gaji dan Upah Rp.xxx Rp.xxx

 Idle Time Cost : BTK yang dibayarkan pada saat Idle Time Cost : BTK yang dibayarkan pada saat

karyawan menunggu pekerjaan. karyawan menunggu pekerjaan.

(sehingga biaya yang dikeluarkan pada (sehingga biaya yang dikeluarkan pada saat TK menganggur tergolong dalam saat TK menganggur tergolong dalam BOP).


(69)

 TahapTahap 2 : 2 :

Berdasarkan daftar gaji dan upah maka Bagian Keuangan Berdasarkan daftar gaji dan upah maka Bagian Keuangan

membuat bukti kas keluar dan cek untuk mengambil uang di membuat bukti kas keluar dan cek untuk mengambil uang di

Bank. Bank.

Ayat jurnal yang dibuat oleh Bagian Akuntansi berdasarkan Ayat jurnal yang dibuat oleh Bagian Akuntansi berdasarkan

daftar gaji dan upah : daftar gaji dan upah :

Gaji dan Upah

Gaji dan Upah Rp.xxxRp.xxx

Utang PPh karyawanUtang PPh karyawan Rp.xxx Rp.xxx


(70)

 Tahap 3Tahap 3 : :

Setelah mencairkan cek maka uangnya dimasukkan ke amplop Setelah mencairkan cek maka uangnya dimasukkan ke amplop

gaji dan upah tiap karyawan, kemudian oleh juru bayar gaji dan upah tiap karyawan, kemudian oleh juru bayar

dibagikan kepada karyawan dengan menandatangani daftar dibagikan kepada karyawan dengan menandatangani daftar

gaji dan upah (bukti telah mengambil upah), yang merupakan gaji dan upah (bukti telah mengambil upah), yang merupakan bukti gaji telah diambil dan merupakan dasar pencatatan oleh bukti gaji telah diambil dan merupakan dasar pencatatan oleh

bagian Akuntansi : bagian Akuntansi :

Utang gaji dan UpahUtang gaji dan Upah Rp.xxxRp.xxx Kas

Kas Rp.xxx Rp.xxx

 Tahap 4Tahap 4 : :

Bagian Akuntansi mencatat penyetoran PPh karyawan ke Kas Bagian Akuntansi mencatat penyetoran PPh karyawan ke Kas

Negara : Negara :

Utang PPh Karyawan

Utang PPh Karyawan Rp.xxxRp.xxx Kas


(71)

Contoh :Contoh :

 PT ABC memiliki 2 karyawan bernama Tn X dan Ny Y. Daftar gaji dan PT ABC memiliki 2 karyawan bernama Tn X dan Ny Y. Daftar gaji dan

upah dibuat berdasarkan Kartu hadir minggu pertama selama bulan Juni

upah dibuat berdasarkan Kartu hadir minggu pertama selama bulan Juni

20xx. Menurut Kartu hadir :

20xx. Menurut Kartu hadir :

- Tn X bekerja selama selama 1 minggu sebanyak 36 jam, dengan

- Tn X bekerja selama selama 1 minggu sebanyak 36 jam, dengan

upah Rp. 200,-/jamupah Rp. 200,-/jam

- Ny Y bekerja sebanyak 36 jam dengan tarif upah Rp. 100,-/jam

- Ny Y bekerja sebanyak 36 jam dengan tarif upah Rp. 100,-/jam

Berdasarkan Kartu jam Kerja, maka penggunaan jam masing-masing Berdasarkan Kartu jam Kerja, maka penggunaan jam masing-masing karyawan :

karyawan :

Penggunaan Waktu KerjaPenggunaan Waktu Kerja Tn X Tn X Tn Y Tn Y

Untuk pesanan no 54Untuk pesanan no 54 10 jam 10 jam 15 jam 15 jam

Untuk pesanan no 80Untuk pesanan no 80 19 jam 19 jam 15 jam 15 jam Untuk menunggu persiapan pekerjaan 7 jam

Untuk menunggu persiapan pekerjaan 7 jam 6 jam 6 jam Buatlah :

Buatlah :

- Distribusi Upah TKL

- Distribusi Upah TKL

- Buat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi

- Buat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi

tersebut!


(72)

Jawaban : Jawaban :

 Distribusi upah TKL :Distribusi upah TKL :

Upah karyawan = (36jam x Rp. 200) + (36 jam x Rp. 100)

Upah karyawan = (36jam x Rp. 200) + (36 jam x Rp. 100)

= Rp. 7.200 + Rp. 3.600 = Rp. 10.800,-= Rp. 7.200 + Rp. 3.600 = Rp. 10.800,-Didistribusikan :

Didistribusikan :

DistribusiDistribusi BTKBTK Tn X Ny.Y Tn X Ny.Y

Dibebankan sebagai BTKL :Dibebankan sebagai BTKL : Pesanan no 54

Pesanan no 54 Rp. 2.000 Rp. 2.000 Rp. 1.500 Rp. 1.500 Pesanan no 80

Pesanan no 80 3.800 3.800 1.500 1.500

Dibebankan sebagai BOPDibebankan sebagai BOP 1.400 1.400 600 600

Jumlah upah minggu 1 (Juni’XX) 7.200Jumlah upah minggu 1 (Juni’XX) 7.200 3.600 3.600

PPh yang dipotong oleh perusahaanPPh yang dipotong oleh perusahaan

10% dari upah minggu 1 (Juni’XX) 72010% dari upah minggu 1 (Juni’XX) 720 360 360

Jumlah upah bersih yang diterima Jumlah upah bersih yang diterima


(73)

 Jurnal yang dibuat oleh Bagian Akuntansi :Jurnal yang dibuat oleh Bagian Akuntansi :

 Jurnal Distribusi gaji dan upah (berdasarkan rekapitulasi gaji dan upah :Jurnal Distribusi gaji dan upah (berdasarkan rekapitulasi gaji dan upah :

BDP-BTKBDP-BTK Rp. 8.800Rp. 8.800

BOPBOP 2.000 2.000 Gaji dan Upah

Gaji dan Upah Rp. 10.800 Rp. 10.800

 Berdasarkan BKK :Berdasarkan BKK :

Gaji dan UpahGaji dan Upah Rp. 10.800Rp. 10.800 Utang PPh Karyawan

Utang PPh Karyawan Rp. 1.080 Rp. 1.080 Utang Gaji dan upah

Utang Gaji dan upah 9.720 9.720

 Berdasar daftar gaji dan upah yang telah ditandatangani karyawan :Berdasar daftar gaji dan upah yang telah ditandatangani karyawan :

Utang Gaji dan Upah Utang Gaji dan Upah Rp. 9.720 Rp. 9.720 Kas

Kas Rp. 9.720 Rp. 9.720

 Setoran PPh karyawan ke kas negara :Setoran PPh karyawan ke kas negara :

Utang PPh KaryawanUtang PPh Karyawan Rp. 1.080 Rp. 1.080 Kas


(1)

3 Premi Lembur

3 Premi Lembur

 Cara : tergantung alasan-alasan terjadinya lembur, Cara : tergantung alasan-alasan terjadinya lembur, dapat ditambahkan pada upah TKL dan

dapat ditambahkan pada upah TKL dan

dibebankan pada pekerjaan atau departemen

dibebankan pada pekerjaan atau departemen

tempat terjadinya lembur tersebut, jika pabrik telah

tempat terjadinya lembur tersebut, jika pabrik telah

bekerja pada kapasitas penuh dan pemesan

bekerja pada kapasitas penuh dan pemesan

bersedia menerima beban tambahan karena lembut

bersedia menerima beban tambahan karena lembut

tersebut.

tersebut.

 Perlakuan terhadap premi lembur :Perlakuan terhadap premi lembur : * sebagai unsur BOP, atau

* sebagai unsur BOP, atau

* dikeluarkan dari Harga Pokok Produk dan

* dikeluarkan dari Harga Pokok Produk dan dianggap sebagai biaya periode (period

dianggap sebagai biaya periode (period expenses), jika lembur tersebut terjadi karena

expenses), jika lembur tersebut terjadi karena ketidakefisienan atau pemborosan wakti kerja.


(2)

»

» Misalnya :Misalnya :

Dalam suatu perusahaan yang berhak menerima

Dalam suatu perusahaan yang berhak menerima

uang lembur dan premi lembur adalah jika

uang lembur dan premi lembur adalah jika

bekerrja lebih dari 40 jam dalam satu minggu.

bekerrja lebih dari 40 jam dalam satu minggu.

Dalam satu minggu seorang karyawan bekerja Dalam satu minggu seorang karyawan bekerja selama 45 jam dengan tarif upah (dalam kerja

selama 45 jam dengan tarif upah (dalam kerja

biasa dan lembur) Rp. 500,- per jam. Premi lembur

biasa dan lembur) Rp. 500,- per jam. Premi lembur

dihitung sebesar 40% dari tarif upah, maka :

dihitung sebesar 40% dari tarif upah, maka :

Jam biasa 40 x Rp. 500

Jam biasa 40 x Rp. 500 = Rp. 20.000,-= Rp. 20.000,-Lembur 5 x Rp. 500

Lembur 5 x Rp. 500 = 2.500,-= 2.500,-Premi lembur 5 x 200

Premi lembur 5 x 200= 1.000,-= 1.000,-Jumlah upah karyawan/minggu


(3)

23.500,-

Biaya-biaya yang berhubungan

Biaya-biaya yang berhubungan

dengan TK (Labor Related Cost)

dengan TK (Labor Related Cost)

 Biaya-biaya yang berhubungan dengan Tenaga kerja :Biaya-biaya yang berhubungan dengan Tenaga kerja :

1. Setup Time 1. Setup Time

2. Waktu menganggur (Idle Time) 2. Waktu menganggur (Idle Time)


(4)

1. Setup Time

1. Setup Time

 Adalah : waktu yang dibutuhkan sebelum suatu Adalah : waktu yang dibutuhkan sebelum suatu pabrik

pabrik memulai produksi memulai produksi

 Setup Costs / biaya pemula poduksi : biaya- biaya Setup Costs / biaya pemula poduksi : biaya- biaya yang

yang dikeluarkan untuk memulai produksi, dikeluarkan untuk memulai produksi, terdiri dari

terdiri dari pengeluran-pengeluaran untuk pengeluran-pengeluaran untuk menbuat rancang

menbuat rancang bangun, layout mesin dan bangun, layout mesin dan peralatan, latihan bagi

peralatan, latihan bagi karyawan serta karyawan serta kerugian-kerugian yang timbul

kerugian-kerugian yang timbul akibat belum akibat belum adanya pengalaman.

adanya pengalaman.

 Biaya pemula produksi dapat diperlakukan dengan Biaya pemula produksi dapat diperlakukan dengan 3 cara :

3 cara :

a. Dimasukkan dalam kelompok BTKL

a. Dimasukkan dalam kelompok BTKL

b. Dimasukkan sebagai unsur BOP

b. Dimasukkan sebagai unsur BOP

c. Dibebankan kepada pesanan yang bersangkutan.


(5)

a.

a.

Dimasukkan dalam kelompok BTKL

Dimasukkan dalam kelompok BTKL

Jika biaya pemula produksi dapat diidentifikasikan

Jika biaya pemula produksi dapat diidentifikasikan

pada pesanan tertentu.

pada pesanan tertentu.

Dimasukkan kelompok BTKL dan dibebankan

Dimasukkan kelompok BTKL dan dibebankan

langsung pada rekening BDP.

langsung pada rekening BDP.

b.

b.

Dimasukkan sebagai unsur BOP

Dimasukkan sebagai unsur BOP

Dimasukkan unsur BOP, jurnal :Dimasukkan unsur BOP, jurnal :

BOP sesungguhnya

BOP sesungguhnya Rp.xxxRp.xxx

Kas

Kas Rp.xxxRp.xxx

Utang Dagang

Utang Dagang xxx

xxx

Persediaan

Persediaan xxx xxx

c. Dibebankan kepada pesanan yang

c. Dibebankan kepada pesanan yang

bersangkutan

bersangkutan

Dimasukkan kelompok sendiri yang terpisah dari

Dimasukkan kelompok sendiri yang terpisah dari


(6)

2. Waktu menganggur (Idle Time)

2. Waktu menganggur (Idle Time)

 Biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk Biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk karyawan sewaktu menganggur karena adanya

karyawan sewaktu menganggur karena adanya

hambatan-hambatan, kerusakan mesin atau

hambatan-hambatan, kerusakan mesin atau

kekurangan pekerjaan dalam suatu proses produksi

kekurangan pekerjaan dalam suatu proses produksi

dikelompokkan sebagai : unsur BOP

dikelompokkan sebagai : unsur BOP

 Contoh : Dalam suatu perusahaan seorang Contoh : Dalam suatu perusahaan seorang

karyawan harus bekerja 48 jam per minggu dengan

karyawan harus bekerja 48 jam per minggu dengan

upah Rp. 1.000,-/jam. Dari waktu yang

upah Rp. 1.000,-/jam. Dari waktu yang

ditentukan 8 jam merupakan waktu menganggur

ditentukan 8 jam merupakan waktu menganggur

dan sisanya untuk mengerjakan pesanan tertentu.

dan sisanya untuk mengerjakan pesanan tertentu.

Jurnal :

Jurnal :

BDP-BTKL

BDP-BTKL Rp. 40.000Rp. 40.000 BOP Sesungguhnya

BOP Sesungguhnya 8.000 8.000 Gaji dan Upah