BIAYA BAHAN BAKU DAN BIAYA TENAGA KERJA (1)
1. Pengertian
BIAYA BAHAN BAKU
( RAW MATERIAL COST )
Bahan baku (raw material) adalah bahan yang digunakan dalam membuat produk dimana bahan
tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya (atau merupakan bagian terbesar dari
bentuk barang ).
Biaya bahan baku (raw material cost) adalah seluruh biaya untuk memperoleh sampai dengan
bahan siap untuk digunakan yang meliputi harga bahan, ongklos angkut, penyimpanan dan lainlain.
2. Biaya yang diperhitungkan dalam harga pokok bahan yang dibeli
Unsur harga pokok bahan yang dibeli adalah semua biaya untuk memperoleh bahan
baku dan untuk menempatkan dalam keadaan siap pakai. Harga beli dan biaya angkut
merupakan unsur yang mudah diperhitungkan sebagai harga pokok bahan baku sedangkan
biaya pesan, biaya penerimaan, pembongkaran, pemeriksaan, asuransi, pergudangan dan biaya
akuntansi biaya merupakan unsur yang sulit diperhitungkan sehingga pada prakteknya harga
pokok bahan baku yang dicatat sebesar harga beli menurut faktur dari pemasok sebagai
akibatnya biaya penyiapan bahan baku diperhitungkan dalam biaya overhead pabrik.
3. Penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi
3.A. Metode pencatatan bahan baku
Ada macam metode pencatatan bahan baku, yaitu:
3.A.1 Metode Fisik (Fhysical Inventory Method )
Dalam metode ini hanya tambahan persediaan bahan saja yang dicatat sedang
mutasi berkurangnya bahan tidak dicatat untuk mengetahui bahan baku yang diperoleh ,
harus menghitung persediaan bahan baku digudang pada akhir periode akuntansi. Harga
pokok persediaan awal ditambah Harga pokok pembelian dikurang Harga pokok
persediaan akhir yang ada digudang merupakan biaya bahan baku yang dipakai selama
periode akuntansi.
3.A.2. Metode Mutasi Persediaan ( Perpetual Inventory Method)
Dalam metode ini setiap mutasi dicatat dalam kartu persediaan . Pembelian
dicatat dalam kolom Beli di kartu persediaan ,pemakaian dicatat dalam kolom pakai di
kartu persediaan dan jumlah bahan yang tersedian digudang dapat dilihat dalam kolom
sisa di kartu persediaan.
3.B. Metode Penilaian Bahan Baku
Ada beberapa metode penilaian terhadap bahan baku diantaranya :
3.B.1. Pertama Masuk Pertama Keluar (Fifo)
Metode ini didasarkan anggapan bahwa bahan yang pertama kali dipakai
dibebani dengan harga perolehan persatuan dari bahan yang pertama kali masuk
kegudang bahan,atau harga perolehan bahan persatuan yang pertama kali masuk kegudang
bahan akan digunakan untuk menentukan harga perolehan persatuan bahan yang pertama
kali disusul harga perolehan per satuan bahan yang dipakai pertama kali ,disusul harga
perolehan persatuan yang masuk berikutnya.
3.B.2. Metode Rata-Rata (Weighted Average Method)
Pada metode ini dengan pencatatan fisik menghitung rata-rata harga perolehan
persatuan bahan sebagai berikut:
(X1 x P1) + (X2 x P2) +.......+(Xn x Pn)
Harga perolehan Rata =
rata persatuan
X1 + X2 + .......+ Xn
Didalam kartu kartu persediaan dengan metode ini setiap terjadi tambahan bahan dan ada
bahan yang dipakai memiliki harga perolehan persatuan bahan yang paling baru.
3.B.3. Metode Terakhir Masuk , Pertama Keluar (Lifo)
Metode ini berdasarkan anggapaan bahwa bahan yang pertama kali dipakai
dibebani dengan harga perolehan persatuan bahan dari yang terakhir masuk ,disusul
dengan harga perolehan bahan persatuan yang masuk sebelumnya dan seterusnya.
3.B.4. Metode Persediaan Dasar
Metode ini didasarkan atas anggapan bahwa persediaan minimum atas bahan
harus dimiliki perusahaan pada setiap saat agar kegiatan kontinyu. Pada umumnya
metode persediaan dasar menggunakan metode Lifo .
4. Analisis Selisih Bahan Baku ( Raw material variance)
Dalam memgendalikan dan mengawasi biaya banyak perusahaaan menggunakan Biaya
standar (standard cost) yaitu menetapkan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan per satuan
produk , jadi perusahaan akan membuat perencanaan biaya dan pada akhir periode akan
diketahui biaya yang sebenarnya terjadi dan biasanya jarang sekali pengeluaran sesungguhnya
sama dengan standar dan perbedaan ini disebut selisih (Variances).
Selisih Bahan Baku = Biaya Bahan Baku Sesungguhnya - Biaya Bahan Baku Standar
Selisih bahan baku ini dapat dianalisis dalam:
A) Selisih Harga Bahan (raw material price – variance)
Selisih harga bahan disebabkan karena pengeluaran untuk biaya bahan harga persatuannya
tidak sama dengan standar
Selisih Harga = - Harga Bahan Standar - Harga bahan - x Jumlah sesungguhnya
per satuan
sesungguhnya
dibeli/digunakan
per satuan -
B) Selisih Pemakaian Bahan
Perbedaan yang disebabkan oleh karena pemakaian bahan menurut standar tidak sama
dengan sesungguhnya.
Selisih Pemakaian =
Bahan
Pemakaian bahan - Pemakaian bahan
standar
sesungguhnya
x Harga bahan standar
persatuan bahan
*** CONTOH SOAL BIAYA BAHAN BAKU ***
PT. ALAM RAYA adalah perusahaan manufaktur yang berlokasi di Jakarta, data
persediaan bahan baku (raw material inventory) yang ada dalam catatan perusahaan adalah
sebagai berikut :
Persediaan Tanggal 1 Januari 1999 = 200 Kg @ Rp 100,00
Pembelian
Tanggal
12 Jan 1999
26 Jan 1999
31 Jan 1999
Jumlah
(Kg)
400
500
100
Harga /
Kg
Rp 120
Rp 90
Rp 110
Pemakaian
Tanggal
Jumlah
16 Jan 1995
500
28 Jan 1995
300
Catatan:
29 Jan 1999 Dikembalikan ke suplier sebanyak 100 Kg berasal dari pembelian tanggal 26
jan 1999
30 Jan 1999 Diterima oleh gudang bahan sebanyak 50 Kg dari bahan yang diminta tanggal 28
januari dan berasal dari persediaan awal
Perhitungan fisik 31 Jan 1999 sebanyak 350 Kg
Dari data diatas saudara diminta menghitung bahan baku yang dipakai (raw material used) bulan
Jan 1999 dengan metode pencatatan fisik maupun Perpetual serta metode penilaian persediaan :
a. Metode FIFO
b.Metode LIFO
c.Metode Average
JAWABAN : *** CONTOH SOAL BIAYA BAHAN BAKU ***
A. 1. metode Fisik Fifo
Persediaan (inventory)Per 1 Jan 1999 (awal = 200 Kg x Rp 100 )
Pembelian Bahan (raw material purchase) :
Tgl 12/1/1999
= 400 x Rp 120
= Rp 48.000
20/1/1999
= 500 x Rp 90
= Rp 45.000
31/1/1999
= 100 x Rp 110
= Rp 11.000
Pembelian kotor (gross purchase)
Rp104.000
Pengembalian pembelian 100 x Rp 90
=
9.000
Pembelian bersih (net purchase) sebanyak 900 Kg
Rp 20. 000
Rp 95.000
Harga perolehan Bahan siap pakai (raw material available to use)1.100 Kg Rp 115.000
Persediaan Bahan per 31 Jan 1999
100 x Rp 110 = Rp 11.000
250 x Rp 90 = Rp 22.500
Rp 33.500
Harga perolehan bahan yang dipakai (raw material used)
Rp 81.500
A.2. Perpetual Fifo
KARTU PERSEDIAAN BAHAN
PT. Alam raya
Satuan :
EOQ :
Tanggal
1 jan 99
12 jan 99
Nama Bahan :
Kode
:
Nomor
:
Masuk / Beli
Kuanti
tas
Biaya
satuan
Jumlah
(Rp)
400
120
48.000
16 Jan 99
26 Jan 99
500
90
Biaya
Satuan
Jumlah
(Rp)
200
300
100
120
20.000
36.000
100
200
120
90
12.000
18.000
(50
90
4.500)
45.000
28 Jan 99
29 Jan 99
30 Jan 99
31 Jan 99
Keluar / Pakai
Kuan
titas
(100
90
9.000)
100
110
11.000
Minimum :
Maksimum :
Pesan
:
Sisa
Kuantit
as
200
200
400
Biaya
satuan
100
100
120
Jumlah
(Rp)
20.000
20.000
48.000
100
100
500
120
120
90
12.000
12.000
45.000
300
200
250
250
100
90
90
90
90
110
27.000
18.000
22.500
22.500
11.000
B.1. Fisik Lifo
Persediaan (inventory) per 1 januari 1999 (awal = 200 Kg x Rp 100)
Pembelian bahan (raw material purchase) :
= Rp 20.000
Tanggal 12/1/1999
26/1/1999
31/1/1999
= 400 Kg x Rp 120
= 500 Kg x Rp 90
= 100 Kg x Rp 110
= Rp 48.000
= Rp 45.000
= Rp 11.000
1.000 Kg
Pengembalian pembelian 100 Kg x Rp 90
104.000
=
9.000
Pembelian bersih(net purchase)
= 900 Kg
Rp 95.000
Harga perolehan bahan siap pakai (raw material available to use) (1.100 Kg)Rp 115.000
Persediaan Bahan per 31 Januari 1999
200 x Rp 100 = Rp 20.000
150 x Rp 120 = Rp 18.000
Rp 38.000
Harga perolehan bahan baku yang dipakai 750 kg
B. 2. Perpetual Lifo
KARTU PERSEDIAAN BAHAN
PT. Alam raya
Satuan :
EOQ :
Tanggal
1 jan 99
12 jan 99
Nama Bahan :
Kode
:
Nomor
:
Masuk / Beli
Kuanti
tas
biaya
satuan
Jumlah
(Rp)
400
120
48.000
16 jan 99
26 Jan 99
500
90
29 jan 99
(100
90
31 Jan 99
100
110
Keluar / Pakai
Kuan
titas
Biaya
Satuan
Jumlah
(Rp)
400
100
120
100
48.000
10.000
300
90
27.000
(50
90
4.500)
9.000)
30 Jam 99
11.000
Kuantit
as
200
200
400
Biaya
satuan
100
100
120
Jumlah
(Rp)
20.000
20.000
48.000
100
100
500
100
200
100
100
100
150
100
150
100
100
100
90
100
90
100
90
100
90
100
90
110
10.000
10.000
45.000
10.000
18.000
10.000
9.000
10.000
13.500
10.000
13.500
11.000
C.1. Fisik rata-rata (Average)
Persediaan
pembelian
Pembelian
Pembelian
bahan
bahan
bahan
bahan
per 1 jan 99
per 12/1/99
per 26/1/99
per 31/1/99
=
=
=
=
200 Kg
400 Kg
500 Kg
100 Kg
x Rp 100
x Rp 120
x Rp 90
x Rp 110
77.000
Minimum :
Maksimum :
Pesan
:
Sisa
45.000
28 jan 99
Rp
=
=
=
=
Rp
Rp
Rp
Rp
20.000
48.000
45.000
11.000
Pengembalian Pembelian 29/1/99
= (100Kg) x Rp 90 =
Rp( 9.000)
1.100 kg a)*Rp 104,545
Persediaan bahan per 31 jan. 1999 =350 Kg x Rp 104,545 =
Rp 115.000
Rp 36.591
Harga perolehan bahan yang dipakai = 750 Kg x Rp 104,545 =
*) = Rp 115.000 : 1.100 Kg = Rp 104,545
Rp 78.409
2.b. Perpetual rata-rata
KARTU PERSEDIAAN BAHAN
PT. Alam raya
Satuan :
EOQ :
Tanggal
1 jan 99
12 jan 99
16 Jan 99
26 Jan 99
28 Jan 99
29 Jan 99
30 jan 99
31 jan 99
Nama Bahan :
Kode
:
Nomor
:
Masuk / Beli
Kuanti
tas
biaya
satuan
Jumlah
(Rp)
400
120
48.000
500
90
45.000
(100
90
9.000)
100
110
11.000
Keluar / Pakai
Kuan
titas
Biaya
Satuan
Jumlah
(Rp)
500
113,333
56.667
300
93,888
28.166
(50
93,888
4.594)
KASUS 1
Minimum :
Maksimum :
Pesan
:
Sisa
Kuantit
as
200
600
100
600
300
200
250
350
Biaya
satuan
100
113,333
113,333
93,888
93.888
95.835
95,444
99,603
Jumlah
(Rp)
20.000
68.000
11.333
56.333
28.167
19.167
23.861
34.861
PT. “ PESONA AWANI” adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang
pembuatan minuman kaleng. Berikut ini adalah data-data pembelian ( purchasing ) dan pemakaian bahan
baku bulan Mei 1999 :
Persediaan ( inventory ) tanggal 1 Mei 1999 300 kg @ Rp. 200,00
Pembelian :
Tanggal
4 Mei 1999
15 Mei 1999
20 Mei 1999
Jumlah (kg)
500
400
1.100
Harga / kg
Rp. 230
Rp. 250
Rp. 220
Pemakaian
Tanggal
13 Mei 1999
16 Mei 1999
25 Mei 1999
Jumlah
600
400
900
Keterangan Lain:
28 Mei 1999 dikembalikan ke supplier sebanyak 150 Kg dari pembelian tanggal 20 Mei 1999
30 Mei 1999 dikembalikan oleh produksi ke gudang bahan yang diminta tgl 25 Mei 1999 sebanyak
100 Kg
Perhitungan fisik bahan baku per 31 mei 1999 sebanyak 350 Kg
Data -data produksi yang lain adalah :
a. Biaya Tenaga Kerja ( direct labor cost ) Rp 1.200.000
b. Biaya overhead pabrik ( FOH ) Rp 1.800.000
Diminta :
1. Hitunglah nilai persediaan akhir bahan baku (ending raw material inventory) dan berapakah nilai
bahan baku yang dipakai ( raw material used ) dengan menggunakan metode pencatatan fisik
maupun perpetual dan dengan menggunakan metode penilaian:
a. MPKP (FIFO)
b. MTKP (LIFO)
c. Rata-rata (Average)
2. Berapakah Harga Pokok Produksi ( production cost / cost of goods manufactured )PT. Pesona Awani
pada bulan Mei 1999 dengan masing-masing metode pada poin 1 diatas.
KASUS 2
PT. Pesona adalah perusahaan manufaktur yang berlokasi di Jakarta, data persediaan bahan
baku (raw material inventory) yang ada dalam catatan perusahaan adalah sebagai berikut :
Persediaan (inventory) Tanggal 1 Januari 1999 = 200 Kg @ Rp 100,00
Pembelian
Tanggal
12 Jan 1999
26 Jan 1999
31 Jan 1999
Jumlah (Kg)
400
500
100
Pemakaian
Tanggal
16 Jan 1999
28 Jan 1999
Jumlah
500
300
Harga / Kg
Rp 120
Rp 90
Rp 110
Catatan:
29 Jan 1999 Dikembalikan ke suplier sebanyak 100 Kg berasal dari pembelian tanggal 26 jan 1999
30 Jan 1999 Diterima oleh gudang bahan sebanyak 50 Kg dari bahan yang diminta tanggal 28 januari
dan berasal dari persediaan awal (beginning inventory)
Perhitungan fisik 31 Jan 1999 sebanyak 350 Kg
Dari data diatas saudara diminta menghitung bahan baku yang dipakai (raw material used) bulan Jan
1999 dengan metode pencatatan fisik maupun Perpetual serta metode penilaian persediaan :
a. Metode FIFO
b.Metode LIFO
c.Metode Average
KASUS 3
PT. “PESONA MENTARI” adalah perusahaan manufaktur, perusahaan ini bergerak dalam pembuatan
obat-obatan. Data bahan baku yang ada dalam catatan gudang untuk bahan baku AD bulan April 1999
adalah sebagai berikut :
Tanggal
1 Mei 1999
3 Mei 1999
5 Mei 1999
9 Mei 1999
15 Mei 1999
22 Mei 1999
29 Mei 1999
Keterangan
Persediaan awal
Pembelian
Pemakaian
Pembelian
Pemakaian
Pembelian
Pemakaian
Jumlah Kuantitas
11.000
5.000
6.000
8.000
10.000
12.000
11.000
Harga Pokok / Unit
Rp. 200,00
Rp. 220,00
Rp. 215,00
Rp. 210,00
-
Keterangan lain yang dimiliki oleh perusahaan adalah :
a) Perusahaan menggunakan metode persediaan pasar dalam penentuan nilai persediaan dan persediaan
bahan AD yang ditentukan perusahaan sebagai persediaan dasar 8.000 unit dengan harga per unit Rp.
200,00.
b) Dari hasil perhitungan phisik 30 April 1999 sebesar 9.000 unit.
Diminta : Hitung bahan baku AD yang dipakai dengan menggunakan metode :
a. Metode Phisik
b. Metode Perpetual
BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG
( DIRECT LABOR COST )
I. Pengertian
Biaya tenaga kerja (direct labor cost) adalah semua balas jasa yang diberikan oleh perusahaan
kepada semua karyawan , elemen biaya tenaga kerja yang merupakan biaya produksi adalah
biaya tenaga kerja untuk karyawan di pabrik.
II. Program Gaji dan Upah Intensif
Tujuan program insentif adalah meningkatkan produktifitas karyawan yang berarti
meningkatkan penghasilan karyawan yang produktifitasnya tinggi sekaligus menekan biaya
produksi satuan.
a. Sistem premi bonus berdasarkan jam kerja
1. Premi Sistem Halsey
Dihitung dengan rumus :
G = T (JS + 1/2 JH)
2. Premi Sistem Rowan
Dihitung dengan rumus :
G = ( 1 + JH/JSt) (JS x T)
3. Premi Sistem Bart
Dihitung dengan rumus :
G = ( JSt x JS ) T
Dimana :
G = Jumlah gaji atau upah
T = Tarif upah per Jam
JS = Jam sesungguhnya
JH = Jam dihemat, sebesar Jst - JS
JSt = Jam standar
b. Sistem Premi Bonus Berdasar Satuan Hasil
Sistem ini dikenal dengan istilah : Payment By Result Schames (PBR Schemes) dihitung
dengan menggunakan rumus :
G = JP x T
Dimana: G = Gaji atau Upah
JP = Jumlah produk yang dihasilkan
T = Tarif upah per buah (satuan Produk)
Sistem ini meliputi :
1. Straight Piece-Work
Pada sistem ini apabila standar waktu yang sudah ditentukan dapat menghasilkan
jumlah produk yang melebihi standar jumlah produk yang dihasilkan akan memperoleh premi
tertentu dalam presentase yang jumlahnya sama. sedangkan apabila hasil produksi besarnya
sama atau berada dibawah standar jumlah produksi yang dihasilkan tidak memperoleh premi.
2. Sistem Taylor
Pada sistem ini apabila dalam waktu standar karyawan dapat menghasilkan produk
yang melebihi hasil standar diberikan upah diatas tarif upah standar,karyawan yang
menghasilkan jumlah produk sama dengan hasil standar diberikan upah sama dengan upah
standar, Karyawan yang hasilnya dibawah hasil standar hanya diberikan upah dibawah tarif upah
standar.
3.Selisih Upah Langsung (direct labo variance)
Selisih upah langsung adalah perbedaan antara upah langsung standar dengan uapah
langsung yang dibayarkan sesungguhnya .
Jumlah selisih upah langsung dicari sebagai berikut:
Upah Langsung Sesungguhnya
Upah Langsung Standar
xxx
xxx -
Selisih Upah Langsung
xxx
Sebab-sebab adanya Selisih Upah Langsung
3.a. Selisih Tarif Upah
selisih ini disebabkan oleh perbedaan
sesungguhnya yang dikomsumsi
Selisih upah dicari sebagai berikut:
antara tarif
Selisih Tarif Upah = (Tarif Standar - Tarif Sesungguhnya) X
perjam kerja
perjam kerja
menurut standar dengan tarif
Jam kerja sesungguh
nya dikomsumsi
3.b. Selisih Penggunaan Jam Kerja /Selisih Efisiensi
Selisih antara jam kerja yang digunakan seharusnya (menurut standar) dengan jam kerja
digunakan sesungguhnya bisa dicari sebagai berikut :
Selisih Efisiensi = (Jam Kerja Standar - Jam kerja sesungguhnya)X Tarif standar per jam
KASUS 1
PT. PESONA BUMI ALAMI Adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam
bidang industri perkayuan. dalam menghitung gaji untuk karyawannya menggunakan program
gaji dan upah intensif .
Berikut ini data-data karyawan PT. Pesona Bumi Alami .
Nama
Jam Kerja Nama
Jam kerja
Bagus S
18
Desi R
17
Eva K
17
Dini P
18
Tina S
19
Santi S
19
Heny F
20
Andry F
16
Rosa G
15
Sani M
20
Standart waktu pekerjaan No. 009 untuk setiap 12 Produk = 20 jam, Tarif upah perjam Rp 750.
Diminta :
Hitung upah masing-masing karyawan dan berapa upah rata-rata perjam dengan menggunakan :
a. Premi Sistem Halsey
b. Premi Sistem Rowan
c. Premi Sistem Bart
KASUS 2
PT PESONA SAMUDRA BAHARI Adalah sebuah perusahaan yang produksinya
melaluui 4 departemen produuksi dan beroperasi sesuai pesanan dari pelanggan .
Berikut ini data data yang diambil dari perusahaan untuk bulan April 1999
Keterangan
Departemen produksi
I
II
III
IV
Jam kerja standart persatuan
2 jam
1 jam
4 jam
3 jam
Tarif upah standart perjam kerja langsung
Rp 700
Rp 750
Rp 650
Rp 800
Pesanan yang dikerjakan
No. 001 sebanyak
No. 002 sebanyak
No. 003 sebanyak
No. 004 sebanyak
No. 005 sebanyak
500 unit dikerjakan di dept I,II,III,IV
300 unit dikerjakan di dept I , II , dan IV
450 unit dikerjakan di dept II,III, dan IV
400 unit dikerjakan di dept I,II,Dan III
100 unit dikerjakan di dept I,III, dan IV
Data jumlah jam kerja langsung sesungguhnya dan jumlah upah langsung untuk tiap
departemen adalah sebagai berikut :
Departemen
Dept I
Dept II
Dept III
Dept IV
Jumlah jam kerja
langsung sesungguhnya
2.500 jam
1.600 jam
5.900 jam
4.000 jam
Diminta :
A. Hitunglah Selisih Upah Langsung
B. Hitunglah Tarif Upah Langsung
Jumlah upah
langsung
1.850.000
1.200.000
3.900.000
3.100.000
BIAYA BAHAN BAKU
( RAW MATERIAL COST )
KASUS 1
PT. “ PESONA AWANI” adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang
pembuatan minuman kaleng. Berikut ini adalah data-data pembelian ( purchasing ) dan pemakaian bahan
baku bulan Mei 1999 :
Persediaan ( inventory )tanggal 1 Mei 1999 300 kg @ Rp. 200,00
Pembelian :
Tanggal
4 Mei 1999
15 Mei 1999
20 Mei 1999
Jumlah (kg)
500
400
1.100
Harga / kg
Rp. 230
Rp. 250
Rp. 220
Pemakaian
Tanggal
13 Mei 1999
16 Mei 1999
25 Mei 1999
Jumlah
600
400
900
Keterangan Lain:
28 Mei 1999 dikembalikan ke supplier sebanyak 150 Kg dari pembelian tanggal 20 Mei 1999
30 Mei 1999 dikembalikan oleh produksi ke gudang bahan yang diminta tgl 25 Mei 1999 sebanyak
100 Kg
Perhitungan fisik bahan baku per 31 mei 1999 sebanyak 350 Kg
Data -data produksi yang lain adalah :
a. Biaya Tenaga Kerja ( direct labor cost ) Rp 1.200.000
b. Biaya overhead pabrik ( FOH ) Rp 1.800.000
Diminta :
3. Hitunglah nilai persediaan akhir bahan baku dan berapakah nilai bahan baku yang dipakai
( raw material used ) dengan menggunakan metode pencatatan fisik maupun perpetual dan dengan
menggunakan metode penilaian:
a. MPKP (FIFO)
b. MTKP (LIFO)
c. Rata-rata (Average)
4. Berapakah Harga Pokok Produksi ( production cost / cost of goods manufactured )PT. Pesona Awani
pada bulan Mei 1999 dengan masing-masing metode pada poin 1 diatas.
JAWABAN KASUS 1
A. Metode FIFO (MPKP) fisik :
Persediaan (inventory) per 1 mei 1999 300 x Rp 200
=
Pembelian bahan (raw material purchasing) :
Tanggal 04/05/99
500 x 230
=
15/05/99
400 x 250
=
20/05/99 1100 x 220
=
Pembelian kotor (gross purchase)
Pengembalian pembelian (purchase return) =150 x Rp 220
Pembelian bersih (net purchase) 1850
Rp
60.000
Rp 115.000
Rp 100.000
Rp 242.000
Rp 457.000
(Rp 33.000)
Rp 424.000
Harga pokok bahan siap pakai (raw material available to use)
Persediaan (inventory) bahan per 31 mei 1999
350 kg x 220
Rp 484.000
Harga perolehan bahan yang dipakai (raw material used)
Rp.407.000
Rp
77.000
KARTU PERSEDIAAN
PT PESONA AWANI
Tanggal
Masuk/beli
Keluar/pakai
Biaya
Satuan
230
Jumlah
(Rp)
115.000
kuantitas
01/05/99
04/05/99
kuantita
s
500
13/05/99
-
-
-
15/05/99
400
250
100.000
16/05/99
-
-
-
20/05/99
1100
220
242.000
25/05/99
-
-
-
28/05/99
30/05/99
Jumlah
(150
1850
220
-
33.000)
424.000
Sisa
-
Biaya
Satuan
-
Jumlah
(Rp)
-
300
300
-
200
230
-
60.000
69.000
-
200
200
-
230
250
-
46.000
50.000
-
200
700
(100
1800
250
220
220
50.000
154.000
22.000)
407.000
kuantita
s
300
300
500
Biaya
Satuan
200
200
230
Jumlah
(Rp)
60.000
60.000
115.000
200
200
400
230
230
250
46.000
46.000
100.000
200
200
1100
250
250
220
50.000
50.000
242.000
400
250
350
220
220
220
88.000
55.000
77.000
B.
Metode LIFO (MTKP) fisik :
Persediaan (inventory)per 1 mei 1999
300 x Rp 200
=
Pembelian bahan (raw material purchasing):
Tanggal 04/05/99
500 x 230
=
Rp 115.000
15/05/99
400 x 250
=
Rp 100.000
20/05/99 1100 x 220
=
Rp 242.000
Pembelian kotor (gross purchase)
Rp 457.000
Pengembalian pembelian (purchase return) = 150 x Rp 220
(Rp 33.000)
Pembelian bersih (net purchase) 1850
Rp. 60.000
Harga pokok bahan siap pakai (raw material available to use)
Persediaan (inventory)bahan per 31 mei 1999
300 kg x 200
= Rp 60.000
50 kg x 230
= Rp 11.500
Rp 484.000
Rp 424.000
Rp 71.500
Harga perolehan bahan yang dipakai (raw material used)
Rp 412.500
KARTU PERSEDIAAN
PT PESONA AWANI
Tanggal
Masuk/beli
Keluar/pakai
Biaya
Satuan
230
Jumlah
(Rp)
115.000
kuantitas
01/05/99
04/05/99
kuantita
s
500
13/05/99
-
-
-
15/05/99
400
250
16/05/99
-
20/05/99
Sisa
-
Biaya
Satuan
-
Jumlah
(Rp)
-
Kuantita
s
300
300
500
Biaya
Satuan
200
200
230
Jumlah
(Rp)
60.000
60.000
115.000
100.000
500
100
-
230
200
-
115.000
20.000
-
200
200
400
200
200
250
40.000
40.000
100.000
-
-
400
250
100.000
200
200
40.000
1100
220
242.000
-
-
-
900
220
198.000
33.000)
-
-
-
-
(100
220
22.000)
200
1100
200
200
200
50
200
150
200
220
200
220
200
220
200
220
40.000
242.000
40.000
44.000
40.000
11.000
40.000
33.000
25/05/99
-
-
-
28/05/99
(150
220
30/05/99
-
-
Jumlah
1850
424.000
1800
C. Metode rata-rata bergerak (average) fisik :
411.000
Persediaan (inventory) per 1 mei 1999
300 x Rp 200
Pembelian bahan (raw material purchasing) :
Tanggal 04/05/99
500 x 230
=
15/05/99
400 x 250
=
20/05/99
1100 x 220
=
Pembelian kotor (gross purchase)
Pengembalian pembelian (purchase return) = (150) x Rp 220
Pembelian bersih (net purchase) 1850
=
Rp 60.000
Rp 115.000
Rp 100.000
Rp 242.000
Rp 457.000
(Rp 33.000)
Rp 424.000
Harga pokok bahan siap pakai (raw material available to use) = 2150 * 225,1
Persediaan (inventory) bahan per 31 mei 1999
350 kg x 225,12
Rp 484.000
Harga perolehan bahan yang dipakai (raw material used)
1800 x 225,12
* Rp 484.000 : 2150 = Rp 225,12 / kg.
Rp 405.216
Rp
78.792
KARTU PERSEDIAAN
PT PESONA AWANI
Tanggal
Masuk/beli
Keluar/pakai
Biaya
Satuan
230
250
Jumlah
(Rp)
115.000
100.000
kuantitas
01/05/99
04/05/99
13/05/99
15/05/99
kuantita
s
500
400
16/05/99
20/05/99
25/05/99
28/05/99
30/05/99
1100
(150
-
220
220
-
Jumlah
1850
600
-
Biaya
Satuan
218,75
-
Jumlah
(Rp)
131.250
-
Kuantita
s
300
800
200
600
Biaya
Satuan
200
218,75
218,75
239,58
Jumlah
(Rp)
60.000
175.000
43.750
143.750
242.000
33.000)
-
400
900
(100
239,58
223,01
223,01
200
1300
400
250
350
239,58
223,01
223,01
224,82
224,3
47.916
289.916
89.204
56.204
78.505
424.000
1800
95.832
200.709
22.301
)
405.490
2. Harga pokok produksi : HPP =
Metode phisik :
FIFO = 407.000 + 1.200.000
LIFO = 412.500 + 1.200.000
Rata2 = 405.216 + 1.200.000
Metode perpetual :
Sisa
BBB + BTK + BOP
+ 1.800.000 = Rp 3.407.000
+ 1.800.000 = Rp 3.412.500
+ 1.800.000 = Rp 3.405.216
FIFO = 407.000 + 1.200.000 + 1.800.000 = Rp 3.407.000
LIFO = 411.000 + 1.200.000 + 1.800.000 = Rp 3.411.000
Rata = 405.490 + 1.200.000 + 1.800.000 = Rp 3.405..490
KASUS 2
PT. Pesona adalah perusahaan manufaktur yang berlokasi di Jakarta, data persediaan bahan
baku (raw material inventory) yang ada dalam catatan perusahaan adalah sebagai berikut :
Persediaan (inventory) Tanggal 1 Januari 1999 = 200 Kg @ Rp 100,00
Pembelian
Tanggal
12 Jan 1999
26 Jan 1999
31 Jan 1999
Jumlah (Kg)
400
500
100
Pemakaian
Tanggal
16 Jan 1999
28 Jan 1999
Jumlah
500
300
Harga / Kg
Rp 120
Rp 90
Rp 110
Catatan:
29 Jan 1999 Dikembalikan ke suplier sebanyak 100 Kg berasal dari pembelian tanggal 26 jan 1999
30 Jan 1999 Diterima oleh gudang bahan sebanyak 50 Kg dari bahan yang diminta tanggal 28 januari
dan berasal dari persediaan awal (beginning inventory)
Perhitungan fisik 31 Jan 1999 sebanyak 350 Kg
Dari data diatas saudara diminta menghitung bahan baku yang dipakai (raw material used) bulan Jan
1999 dengan metode pencatatan fisik maupun Perpetual serta metode penilaian persediaan :
a. Metode FIFO
b.Metode LIFO
c.Metode Average
JAWABAN KASUS 2
A. Alokasi tanggal 20 mei 1999.
Jenis
Kuantitas
bahan
baku
Unit (1)
% (2)
A
200
20
B
300
30
C
200
20
D
300
30
Jumlah
1000
100
Tanggal 25 mei 1999.
Jenis
Bahan
Baku
A
B
D
Jumlah
Kuantitas
Unit
(1)
250
200
200
650
Alokasi biaya
angkut
(2 x 50.000) (3)
Harga pokok
Bahan baku
(4)
10.000
15.000
10.000
15.000
50.000
110.000
165.000
110.000
165.000
550.000
Alokasi biaya
Angkut
(2 x 36.000) (3)
Harga pokok
Bahan baku
(4)
13.680
11.160
11.160
36.000
138.680
121.160
131.160
391.000
%
(2)
38
31
31
100
Tanggal 28 mei 1999
Karena pembelian hanya 1 jenis bahan baku maka tanpa alokasi :
(300 unit x 525) + 20.000 = 177.500
C.
Tanggal
20 Mei 1999
25 Mei 1999
28 Mei 1999
Nilai persediaan
A
110.000
138.680
248.680
B
165.000
121.160
286.160
C
110.000
177.500
287.500
D
165.000
131.160
296.160
KASUS 3
PT. “PESONA MENTARI” adalah perusahaan manufaktur, perusahaan ini bergerak dalam
pembuatan obat-obatan. Data bahan baku yang ada dalam catatan gudang untuk bahan baku AD bulan
April 1999 adalah sebagai berikut :
Tanggal
1 Mei 1999
3 Mei 1999
5 Mei 1999
9 Mei 1999
15 Mei 1999
22 Mei 1999
29 Mei 1999
Keterangan
Persediaan awal
Pembelian
Pemakaian
Pembelian
Pemakaian
Pembelian
Pemakaian
Jumlah Kuantitas
11.000
5.000
6.000
8.000
10.000
12.000
11.000
Harga Pokok / Unit
Rp. 200,00
Rp. 220,00
Rp. 215,00
Rp. 210,00
-
Keterangan lain yang dimiliki oleh perusahaan adalah :
c) Perusahaan menggunakan metode persediaan pasar dalam penentuan nilai persediaan dan persediaan
bahan AD yang ditentukan perusahaan sebagai persediaan dasar 8.000 unit dengan harga per unit Rp.
200,00.
d) Dari hasil perhitungan phisik 30 April 1999 sebesar 9.000 unit.
Diminta : Hitung bahan baku AD yang dipakai dengan menggunakan metode :
a. Metode Phisik
b. Metode Perpetual
JAWABAN KASUS 3
a. Metode perpetual :
Keterangan
Persediaan dasar
Kelebihan persediaan
Jumlah persed awal
Pembelian 03/04/99
Jumlah
Pemakaian 05/04/99 (6000 unit)
jumlah
pembelian 09/04/99
Jumlah
Pemakaian 15/04/99 (10.000 unit)
jumlah
Pembelian 22/04/99
Jumlah
Pemakaian 29/04/99
Persediaan akhir
persediaan dasar
Diatas persediaan dasar
Jumlah persediaan akhir
kuantitas
8.000
3.000
11.000
5.000
16.000
5.000
1.000
10.000
8.000
18.000
8.000
2.000
8.000
12.000
20.000
11.000
8.000
1.000
9.000
HP/unit
200
210
220
220
210
215
215
210
210
210
jumlah
1.600.000
630.000
2.230.000
1.100.000
3.330.000
1.100.000
210.000
2.020.000
1.720.000
3.740.000
1.720.000
420.000
1.600.000
2.520.000
4.120.000
2.310.000
200
210
1.600.000
210.000
1.810.000
HP / unit
200
210
jumlah
1.600.000
630.000
2.230.000
5.000
8.000
12.000
25.000
36.000
220
215
210
1.100.000
1.720.000
2.520.000
5.340.000
7.570.000
8.000
1.000
9.000
27.000
200
210
1.600.000
210.000
1.810.000
5.760.000
b. Metode fhisik
Keterangan
Persediaan dasar
Kelebihan persediaan diatas persed dasar
Jumlah persed awal
Pembelian :
03/04/99
09/04/99
22/04/99
jumlah persediaan
Tersedia dipakai
Persediaan akhir
Persediaan dasar
Diatas persediaan dasar
harga pokok bahan baku dipakai
kuantitas
8.000
3.000
11.000
BIAYA TENAGA KERJA
( LABOR COST )
KASUS 1
PT. PESONA BUMI ALAMI Adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang
industri perkayuan. dalam menghitung gaji untuk karyawannya menggunakan program gaji dan upah
intensif .
Berikut ini data-data karyawan PT. Pesona Bumi Alami .
Nama
Jam Kerja Nama
Jam kerja
Bagus S
18
Desi R
17
Eva K
17
Dini P
18
Tina S
19
Santi S
19
Heny F
20
Andry F
16
Rosa G
15
Sani M
20
Standart waktu pekerjaan No. 009 untuk setiap 12 Produk = 20 jam, Tarif upah perjam Rp 750.
Diminta :
Hitung upah masing-masing karyawan dan berapa upah rata-rata perjam dengan menggunakan :
a. Premi Sistem Halsey
b. Premi Sistem Rowan
a. Premi Sistem Bart
BIAYA TENAGA KERJA
JAWABAN KASUS 1
PT PESONA BUMI ALAMI
a. Premi sistem Helsey G = T (Js + ½ JH)
G = jumlah gaji atau upah
JH = jam dihemat Jst – Js
T = tarif upah per jam
Jst = jam standart
Js = jam sesungguhnya
Nama
Bagus S
Eva K
Tina S
Heny F
Rosa G
Desi R
Dini P
Santi S
Andry F
Sani M
gaji
750 (18 + ½ (20 – 18) = 14.250
750 (17 + ½ (20 – 17) = 13.875
750 (19 + ½ (20 – 19) = 14.625
750 (20 + ½ (20 – 20) = 15.000
750 (15 + ½ (20 – 15) = 13.125
750 (17 + ½ (20 – 17) = 13.875
750 (18 + ½ (20 – 18) = 14.250
750 (19 + ½ (20 – 19) = 14.625
750 (16 + ½ (20 – 16) = 13.500
750 (20 + ½ (20 – 20) = 15.000
gaji rata-rata
14.250 : 18 = Rp 792
13.875 : 17 =
816
14.625 : 19 =
769
15.000 : 20 =
750
13.125 : 15 =
875
13.875 : 17 =
816
14.250 : 18 =
792
14.625 : 19 =
769
13.500 : 16 =
844
15.000 : 20 =
750
Sistem Premi Rowan :
G = (1 + JH/Jst) (JS x T)
Nama
Bagus S
Eva K
Tina S
Heny F
Rosa G
Desi R
Dini P
Santi S
Andry F
Sani M
gaji
2/20) (18 x 750) = 14.850
3/20) (17 x 750) = 14.662,
1/20) (19 x 750) = 14.962,5
0/20) (20 x 750) = 15.000
5/20) (15 x 750) = 14.062,5
3/20) (17 x 750) = 14.662,5
2/20) (18 x 750) = 14.850
1/20) (19 x 750) = 14.962,5
4/20) (16 x 750) = 14.400
0/20) (20 x 750) = 15.000
(1 +
(1 +
(1 +
(1 +
(1 +
(1 +
(1 +
(1 +
(1 +
(1 +
Sistem premi bart
Nama
Bagus S
Eva K
Tina S
Heny F
Rosa G
Desi R
Dini P
gaji
( (20 x 18)) x 750
( (20 x 17)) x 750
( (20 x 19)) x 750
( (20 x 20)) x 750
( (20 x 15)) x 750
( (20 x 17)) x 750
( (20 x 18)) x 750
=
=
=
=
=
=
=
14.230
13.829
14.620
15.000
12.990
13.829
14.230
gaji rata-rata
14.850 : 18 = 825
14.662,5 : 17 = 862,5
14.962,5 : 19 = 787,5
15.000 : 20 = 750
14.062,5 : 15 = 937,5
14.662,5 : 17 = 862,5
14.850 : 18 = 825
14.962,5 : 19 = 787,5
14.400 : 16 = 900
15.000 : 20 = 750
gaji rata-rata
14.230 : 18 = 790,5
13.829 : 17 = 813,5
14.620 : 19 = 769,5
15.000 : 20 = 750
12.990 : 15 = 866
13.829 : 17 = 813,5
14.230 : 18 = 790,55
Santi S
Andry F
Sani M
( (20 x 19)) x 750 = 14.620
( (20 x 16)) x 750 = 13.416
( (20 x 20)) x 750 = 15.000
14.620 : 19 = 769,5
13.416 : 16 = 838,5
15.000 : 20 = 750
KASUS 2
PT PESONA SAMUDRA BAHARI adalah sebuah perusahaan yang produksinya
melalui 4 departemen produksi dan beroperasi sesuai pesanan dari pelanggan .
Berikut ini data data yang diambil dari perusahaan untuk bulan April 1999
Keterangan
Jam kerja standart persatuan
Tarif upah standart perjam kerja langsung
I
2 jam
Rp 700
Departemen produksi
II
III
1 jam
4 jam
Rp 750
Rp 650
IV
3 jam
Rp 800
Pesanan yang dikerjakan
No. 001 sebanyak
No. 002 sebanyak
No. 003 sebanyak
No. 004 sebanyak
No. 005 sebanyak
500 unit dikerjakan di dept I,II,III,IV
300 unit dikerjakan di dept I , II , dan IV
450 unit dikerjakan di dept II,III, dan IV
400 unit dikerjakan di dept I,II,Dan III
100 unit dikerjakan di dept I,III, dan IV
Data jumlah jam kerja langsung sesungguhnya (actual direct labor hours) dan jumlah upah langsung
(direct labor cost) untuk tiap departemen adalah sebagai berikut:
Departemen
Dept I
Dept II
Dept III
Dept IV
Jumlah jam kerja
langsung sesungguhnya
2.500 jam
1.600 jam
5.900 jam
4.000 jam
Jumlah upah
langsung
1.850.000
1.200.000
3.900.000
3.100.000
Diminta :
A. Hitunglah Selisih Upah Langsung (direct labor variance).
B. Hitunglah Tarif Upah Langsung (direct labor rate).
JAWABAN KASUS 2
Keterangan
Pesanan yang dikerjakan
No.001
No.002
No.003
No.004
No.005
jam kerja langsung standar per
satuan produk
jam kerja langsung standar
selisih efisiensi upah
langsung (dlm jam)
tarif upah langsung standar
Dept
I
II
III
500
300
---400
100
1300
500
300
450
400
----1650
500
---450
400
100
1450
IV Jumlah
500
300
450
---100
1350
2 jam
2.600 jam
1 jam
1.650 jam
4 jam
3 jam
5.800 jam 4.050 jam
100 jam
Rp 700
70.000
(laba)
50 jam
Rp 750
37.500
(laba)
100 jam
50 jam
Rp 650 Rp 800
65.000
40.000
(rugi)
(laba)
82.500
(laba)
a. selisih tarif upah langsung
Keterangan
I
Jam kerja langsung sesungguhnya
2.500
Tarif upah langsung standar
Rp 700
1.750.000
jumlah upah langsung
sesungguhnya
1.850.000
100.000
(rugi)
Dept
II
III
1.600
5.900
Rp 750
Rp 650
1.200.000 3.835.000
IV
4.000
Rp 800
3.200.000
1.200.000 3.900.000
(0)
65.000
(rugi)
(laba)
3.100.000
100.000
(rugi)
Jumlah
65.000
BIAYA BAHAN BAKU
( RAW MATERIAL COST )
Bahan baku (raw material) adalah bahan yang digunakan dalam membuat produk dimana bahan
tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya (atau merupakan bagian terbesar dari
bentuk barang ).
Biaya bahan baku (raw material cost) adalah seluruh biaya untuk memperoleh sampai dengan
bahan siap untuk digunakan yang meliputi harga bahan, ongklos angkut, penyimpanan dan lainlain.
2. Biaya yang diperhitungkan dalam harga pokok bahan yang dibeli
Unsur harga pokok bahan yang dibeli adalah semua biaya untuk memperoleh bahan
baku dan untuk menempatkan dalam keadaan siap pakai. Harga beli dan biaya angkut
merupakan unsur yang mudah diperhitungkan sebagai harga pokok bahan baku sedangkan
biaya pesan, biaya penerimaan, pembongkaran, pemeriksaan, asuransi, pergudangan dan biaya
akuntansi biaya merupakan unsur yang sulit diperhitungkan sehingga pada prakteknya harga
pokok bahan baku yang dicatat sebesar harga beli menurut faktur dari pemasok sebagai
akibatnya biaya penyiapan bahan baku diperhitungkan dalam biaya overhead pabrik.
3. Penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi
3.A. Metode pencatatan bahan baku
Ada macam metode pencatatan bahan baku, yaitu:
3.A.1 Metode Fisik (Fhysical Inventory Method )
Dalam metode ini hanya tambahan persediaan bahan saja yang dicatat sedang
mutasi berkurangnya bahan tidak dicatat untuk mengetahui bahan baku yang diperoleh ,
harus menghitung persediaan bahan baku digudang pada akhir periode akuntansi. Harga
pokok persediaan awal ditambah Harga pokok pembelian dikurang Harga pokok
persediaan akhir yang ada digudang merupakan biaya bahan baku yang dipakai selama
periode akuntansi.
3.A.2. Metode Mutasi Persediaan ( Perpetual Inventory Method)
Dalam metode ini setiap mutasi dicatat dalam kartu persediaan . Pembelian
dicatat dalam kolom Beli di kartu persediaan ,pemakaian dicatat dalam kolom pakai di
kartu persediaan dan jumlah bahan yang tersedian digudang dapat dilihat dalam kolom
sisa di kartu persediaan.
3.B. Metode Penilaian Bahan Baku
Ada beberapa metode penilaian terhadap bahan baku diantaranya :
3.B.1. Pertama Masuk Pertama Keluar (Fifo)
Metode ini didasarkan anggapan bahwa bahan yang pertama kali dipakai
dibebani dengan harga perolehan persatuan dari bahan yang pertama kali masuk
kegudang bahan,atau harga perolehan bahan persatuan yang pertama kali masuk kegudang
bahan akan digunakan untuk menentukan harga perolehan persatuan bahan yang pertama
kali disusul harga perolehan per satuan bahan yang dipakai pertama kali ,disusul harga
perolehan persatuan yang masuk berikutnya.
3.B.2. Metode Rata-Rata (Weighted Average Method)
Pada metode ini dengan pencatatan fisik menghitung rata-rata harga perolehan
persatuan bahan sebagai berikut:
(X1 x P1) + (X2 x P2) +.......+(Xn x Pn)
Harga perolehan Rata =
rata persatuan
X1 + X2 + .......+ Xn
Didalam kartu kartu persediaan dengan metode ini setiap terjadi tambahan bahan dan ada
bahan yang dipakai memiliki harga perolehan persatuan bahan yang paling baru.
3.B.3. Metode Terakhir Masuk , Pertama Keluar (Lifo)
Metode ini berdasarkan anggapaan bahwa bahan yang pertama kali dipakai
dibebani dengan harga perolehan persatuan bahan dari yang terakhir masuk ,disusul
dengan harga perolehan bahan persatuan yang masuk sebelumnya dan seterusnya.
3.B.4. Metode Persediaan Dasar
Metode ini didasarkan atas anggapan bahwa persediaan minimum atas bahan
harus dimiliki perusahaan pada setiap saat agar kegiatan kontinyu. Pada umumnya
metode persediaan dasar menggunakan metode Lifo .
4. Analisis Selisih Bahan Baku ( Raw material variance)
Dalam memgendalikan dan mengawasi biaya banyak perusahaaan menggunakan Biaya
standar (standard cost) yaitu menetapkan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan per satuan
produk , jadi perusahaan akan membuat perencanaan biaya dan pada akhir periode akan
diketahui biaya yang sebenarnya terjadi dan biasanya jarang sekali pengeluaran sesungguhnya
sama dengan standar dan perbedaan ini disebut selisih (Variances).
Selisih Bahan Baku = Biaya Bahan Baku Sesungguhnya - Biaya Bahan Baku Standar
Selisih bahan baku ini dapat dianalisis dalam:
A) Selisih Harga Bahan (raw material price – variance)
Selisih harga bahan disebabkan karena pengeluaran untuk biaya bahan harga persatuannya
tidak sama dengan standar
Selisih Harga = - Harga Bahan Standar - Harga bahan - x Jumlah sesungguhnya
per satuan
sesungguhnya
dibeli/digunakan
per satuan -
B) Selisih Pemakaian Bahan
Perbedaan yang disebabkan oleh karena pemakaian bahan menurut standar tidak sama
dengan sesungguhnya.
Selisih Pemakaian =
Bahan
Pemakaian bahan - Pemakaian bahan
standar
sesungguhnya
x Harga bahan standar
persatuan bahan
*** CONTOH SOAL BIAYA BAHAN BAKU ***
PT. ALAM RAYA adalah perusahaan manufaktur yang berlokasi di Jakarta, data
persediaan bahan baku (raw material inventory) yang ada dalam catatan perusahaan adalah
sebagai berikut :
Persediaan Tanggal 1 Januari 1999 = 200 Kg @ Rp 100,00
Pembelian
Tanggal
12 Jan 1999
26 Jan 1999
31 Jan 1999
Jumlah
(Kg)
400
500
100
Harga /
Kg
Rp 120
Rp 90
Rp 110
Pemakaian
Tanggal
Jumlah
16 Jan 1995
500
28 Jan 1995
300
Catatan:
29 Jan 1999 Dikembalikan ke suplier sebanyak 100 Kg berasal dari pembelian tanggal 26
jan 1999
30 Jan 1999 Diterima oleh gudang bahan sebanyak 50 Kg dari bahan yang diminta tanggal 28
januari dan berasal dari persediaan awal
Perhitungan fisik 31 Jan 1999 sebanyak 350 Kg
Dari data diatas saudara diminta menghitung bahan baku yang dipakai (raw material used) bulan
Jan 1999 dengan metode pencatatan fisik maupun Perpetual serta metode penilaian persediaan :
a. Metode FIFO
b.Metode LIFO
c.Metode Average
JAWABAN : *** CONTOH SOAL BIAYA BAHAN BAKU ***
A. 1. metode Fisik Fifo
Persediaan (inventory)Per 1 Jan 1999 (awal = 200 Kg x Rp 100 )
Pembelian Bahan (raw material purchase) :
Tgl 12/1/1999
= 400 x Rp 120
= Rp 48.000
20/1/1999
= 500 x Rp 90
= Rp 45.000
31/1/1999
= 100 x Rp 110
= Rp 11.000
Pembelian kotor (gross purchase)
Rp104.000
Pengembalian pembelian 100 x Rp 90
=
9.000
Pembelian bersih (net purchase) sebanyak 900 Kg
Rp 20. 000
Rp 95.000
Harga perolehan Bahan siap pakai (raw material available to use)1.100 Kg Rp 115.000
Persediaan Bahan per 31 Jan 1999
100 x Rp 110 = Rp 11.000
250 x Rp 90 = Rp 22.500
Rp 33.500
Harga perolehan bahan yang dipakai (raw material used)
Rp 81.500
A.2. Perpetual Fifo
KARTU PERSEDIAAN BAHAN
PT. Alam raya
Satuan :
EOQ :
Tanggal
1 jan 99
12 jan 99
Nama Bahan :
Kode
:
Nomor
:
Masuk / Beli
Kuanti
tas
Biaya
satuan
Jumlah
(Rp)
400
120
48.000
16 Jan 99
26 Jan 99
500
90
Biaya
Satuan
Jumlah
(Rp)
200
300
100
120
20.000
36.000
100
200
120
90
12.000
18.000
(50
90
4.500)
45.000
28 Jan 99
29 Jan 99
30 Jan 99
31 Jan 99
Keluar / Pakai
Kuan
titas
(100
90
9.000)
100
110
11.000
Minimum :
Maksimum :
Pesan
:
Sisa
Kuantit
as
200
200
400
Biaya
satuan
100
100
120
Jumlah
(Rp)
20.000
20.000
48.000
100
100
500
120
120
90
12.000
12.000
45.000
300
200
250
250
100
90
90
90
90
110
27.000
18.000
22.500
22.500
11.000
B.1. Fisik Lifo
Persediaan (inventory) per 1 januari 1999 (awal = 200 Kg x Rp 100)
Pembelian bahan (raw material purchase) :
= Rp 20.000
Tanggal 12/1/1999
26/1/1999
31/1/1999
= 400 Kg x Rp 120
= 500 Kg x Rp 90
= 100 Kg x Rp 110
= Rp 48.000
= Rp 45.000
= Rp 11.000
1.000 Kg
Pengembalian pembelian 100 Kg x Rp 90
104.000
=
9.000
Pembelian bersih(net purchase)
= 900 Kg
Rp 95.000
Harga perolehan bahan siap pakai (raw material available to use) (1.100 Kg)Rp 115.000
Persediaan Bahan per 31 Januari 1999
200 x Rp 100 = Rp 20.000
150 x Rp 120 = Rp 18.000
Rp 38.000
Harga perolehan bahan baku yang dipakai 750 kg
B. 2. Perpetual Lifo
KARTU PERSEDIAAN BAHAN
PT. Alam raya
Satuan :
EOQ :
Tanggal
1 jan 99
12 jan 99
Nama Bahan :
Kode
:
Nomor
:
Masuk / Beli
Kuanti
tas
biaya
satuan
Jumlah
(Rp)
400
120
48.000
16 jan 99
26 Jan 99
500
90
29 jan 99
(100
90
31 Jan 99
100
110
Keluar / Pakai
Kuan
titas
Biaya
Satuan
Jumlah
(Rp)
400
100
120
100
48.000
10.000
300
90
27.000
(50
90
4.500)
9.000)
30 Jam 99
11.000
Kuantit
as
200
200
400
Biaya
satuan
100
100
120
Jumlah
(Rp)
20.000
20.000
48.000
100
100
500
100
200
100
100
100
150
100
150
100
100
100
90
100
90
100
90
100
90
100
90
110
10.000
10.000
45.000
10.000
18.000
10.000
9.000
10.000
13.500
10.000
13.500
11.000
C.1. Fisik rata-rata (Average)
Persediaan
pembelian
Pembelian
Pembelian
bahan
bahan
bahan
bahan
per 1 jan 99
per 12/1/99
per 26/1/99
per 31/1/99
=
=
=
=
200 Kg
400 Kg
500 Kg
100 Kg
x Rp 100
x Rp 120
x Rp 90
x Rp 110
77.000
Minimum :
Maksimum :
Pesan
:
Sisa
45.000
28 jan 99
Rp
=
=
=
=
Rp
Rp
Rp
Rp
20.000
48.000
45.000
11.000
Pengembalian Pembelian 29/1/99
= (100Kg) x Rp 90 =
Rp( 9.000)
1.100 kg a)*Rp 104,545
Persediaan bahan per 31 jan. 1999 =350 Kg x Rp 104,545 =
Rp 115.000
Rp 36.591
Harga perolehan bahan yang dipakai = 750 Kg x Rp 104,545 =
*) = Rp 115.000 : 1.100 Kg = Rp 104,545
Rp 78.409
2.b. Perpetual rata-rata
KARTU PERSEDIAAN BAHAN
PT. Alam raya
Satuan :
EOQ :
Tanggal
1 jan 99
12 jan 99
16 Jan 99
26 Jan 99
28 Jan 99
29 Jan 99
30 jan 99
31 jan 99
Nama Bahan :
Kode
:
Nomor
:
Masuk / Beli
Kuanti
tas
biaya
satuan
Jumlah
(Rp)
400
120
48.000
500
90
45.000
(100
90
9.000)
100
110
11.000
Keluar / Pakai
Kuan
titas
Biaya
Satuan
Jumlah
(Rp)
500
113,333
56.667
300
93,888
28.166
(50
93,888
4.594)
KASUS 1
Minimum :
Maksimum :
Pesan
:
Sisa
Kuantit
as
200
600
100
600
300
200
250
350
Biaya
satuan
100
113,333
113,333
93,888
93.888
95.835
95,444
99,603
Jumlah
(Rp)
20.000
68.000
11.333
56.333
28.167
19.167
23.861
34.861
PT. “ PESONA AWANI” adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang
pembuatan minuman kaleng. Berikut ini adalah data-data pembelian ( purchasing ) dan pemakaian bahan
baku bulan Mei 1999 :
Persediaan ( inventory ) tanggal 1 Mei 1999 300 kg @ Rp. 200,00
Pembelian :
Tanggal
4 Mei 1999
15 Mei 1999
20 Mei 1999
Jumlah (kg)
500
400
1.100
Harga / kg
Rp. 230
Rp. 250
Rp. 220
Pemakaian
Tanggal
13 Mei 1999
16 Mei 1999
25 Mei 1999
Jumlah
600
400
900
Keterangan Lain:
28 Mei 1999 dikembalikan ke supplier sebanyak 150 Kg dari pembelian tanggal 20 Mei 1999
30 Mei 1999 dikembalikan oleh produksi ke gudang bahan yang diminta tgl 25 Mei 1999 sebanyak
100 Kg
Perhitungan fisik bahan baku per 31 mei 1999 sebanyak 350 Kg
Data -data produksi yang lain adalah :
a. Biaya Tenaga Kerja ( direct labor cost ) Rp 1.200.000
b. Biaya overhead pabrik ( FOH ) Rp 1.800.000
Diminta :
1. Hitunglah nilai persediaan akhir bahan baku (ending raw material inventory) dan berapakah nilai
bahan baku yang dipakai ( raw material used ) dengan menggunakan metode pencatatan fisik
maupun perpetual dan dengan menggunakan metode penilaian:
a. MPKP (FIFO)
b. MTKP (LIFO)
c. Rata-rata (Average)
2. Berapakah Harga Pokok Produksi ( production cost / cost of goods manufactured )PT. Pesona Awani
pada bulan Mei 1999 dengan masing-masing metode pada poin 1 diatas.
KASUS 2
PT. Pesona adalah perusahaan manufaktur yang berlokasi di Jakarta, data persediaan bahan
baku (raw material inventory) yang ada dalam catatan perusahaan adalah sebagai berikut :
Persediaan (inventory) Tanggal 1 Januari 1999 = 200 Kg @ Rp 100,00
Pembelian
Tanggal
12 Jan 1999
26 Jan 1999
31 Jan 1999
Jumlah (Kg)
400
500
100
Pemakaian
Tanggal
16 Jan 1999
28 Jan 1999
Jumlah
500
300
Harga / Kg
Rp 120
Rp 90
Rp 110
Catatan:
29 Jan 1999 Dikembalikan ke suplier sebanyak 100 Kg berasal dari pembelian tanggal 26 jan 1999
30 Jan 1999 Diterima oleh gudang bahan sebanyak 50 Kg dari bahan yang diminta tanggal 28 januari
dan berasal dari persediaan awal (beginning inventory)
Perhitungan fisik 31 Jan 1999 sebanyak 350 Kg
Dari data diatas saudara diminta menghitung bahan baku yang dipakai (raw material used) bulan Jan
1999 dengan metode pencatatan fisik maupun Perpetual serta metode penilaian persediaan :
a. Metode FIFO
b.Metode LIFO
c.Metode Average
KASUS 3
PT. “PESONA MENTARI” adalah perusahaan manufaktur, perusahaan ini bergerak dalam pembuatan
obat-obatan. Data bahan baku yang ada dalam catatan gudang untuk bahan baku AD bulan April 1999
adalah sebagai berikut :
Tanggal
1 Mei 1999
3 Mei 1999
5 Mei 1999
9 Mei 1999
15 Mei 1999
22 Mei 1999
29 Mei 1999
Keterangan
Persediaan awal
Pembelian
Pemakaian
Pembelian
Pemakaian
Pembelian
Pemakaian
Jumlah Kuantitas
11.000
5.000
6.000
8.000
10.000
12.000
11.000
Harga Pokok / Unit
Rp. 200,00
Rp. 220,00
Rp. 215,00
Rp. 210,00
-
Keterangan lain yang dimiliki oleh perusahaan adalah :
a) Perusahaan menggunakan metode persediaan pasar dalam penentuan nilai persediaan dan persediaan
bahan AD yang ditentukan perusahaan sebagai persediaan dasar 8.000 unit dengan harga per unit Rp.
200,00.
b) Dari hasil perhitungan phisik 30 April 1999 sebesar 9.000 unit.
Diminta : Hitung bahan baku AD yang dipakai dengan menggunakan metode :
a. Metode Phisik
b. Metode Perpetual
BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG
( DIRECT LABOR COST )
I. Pengertian
Biaya tenaga kerja (direct labor cost) adalah semua balas jasa yang diberikan oleh perusahaan
kepada semua karyawan , elemen biaya tenaga kerja yang merupakan biaya produksi adalah
biaya tenaga kerja untuk karyawan di pabrik.
II. Program Gaji dan Upah Intensif
Tujuan program insentif adalah meningkatkan produktifitas karyawan yang berarti
meningkatkan penghasilan karyawan yang produktifitasnya tinggi sekaligus menekan biaya
produksi satuan.
a. Sistem premi bonus berdasarkan jam kerja
1. Premi Sistem Halsey
Dihitung dengan rumus :
G = T (JS + 1/2 JH)
2. Premi Sistem Rowan
Dihitung dengan rumus :
G = ( 1 + JH/JSt) (JS x T)
3. Premi Sistem Bart
Dihitung dengan rumus :
G = ( JSt x JS ) T
Dimana :
G = Jumlah gaji atau upah
T = Tarif upah per Jam
JS = Jam sesungguhnya
JH = Jam dihemat, sebesar Jst - JS
JSt = Jam standar
b. Sistem Premi Bonus Berdasar Satuan Hasil
Sistem ini dikenal dengan istilah : Payment By Result Schames (PBR Schemes) dihitung
dengan menggunakan rumus :
G = JP x T
Dimana: G = Gaji atau Upah
JP = Jumlah produk yang dihasilkan
T = Tarif upah per buah (satuan Produk)
Sistem ini meliputi :
1. Straight Piece-Work
Pada sistem ini apabila standar waktu yang sudah ditentukan dapat menghasilkan
jumlah produk yang melebihi standar jumlah produk yang dihasilkan akan memperoleh premi
tertentu dalam presentase yang jumlahnya sama. sedangkan apabila hasil produksi besarnya
sama atau berada dibawah standar jumlah produksi yang dihasilkan tidak memperoleh premi.
2. Sistem Taylor
Pada sistem ini apabila dalam waktu standar karyawan dapat menghasilkan produk
yang melebihi hasil standar diberikan upah diatas tarif upah standar,karyawan yang
menghasilkan jumlah produk sama dengan hasil standar diberikan upah sama dengan upah
standar, Karyawan yang hasilnya dibawah hasil standar hanya diberikan upah dibawah tarif upah
standar.
3.Selisih Upah Langsung (direct labo variance)
Selisih upah langsung adalah perbedaan antara upah langsung standar dengan uapah
langsung yang dibayarkan sesungguhnya .
Jumlah selisih upah langsung dicari sebagai berikut:
Upah Langsung Sesungguhnya
Upah Langsung Standar
xxx
xxx -
Selisih Upah Langsung
xxx
Sebab-sebab adanya Selisih Upah Langsung
3.a. Selisih Tarif Upah
selisih ini disebabkan oleh perbedaan
sesungguhnya yang dikomsumsi
Selisih upah dicari sebagai berikut:
antara tarif
Selisih Tarif Upah = (Tarif Standar - Tarif Sesungguhnya) X
perjam kerja
perjam kerja
menurut standar dengan tarif
Jam kerja sesungguh
nya dikomsumsi
3.b. Selisih Penggunaan Jam Kerja /Selisih Efisiensi
Selisih antara jam kerja yang digunakan seharusnya (menurut standar) dengan jam kerja
digunakan sesungguhnya bisa dicari sebagai berikut :
Selisih Efisiensi = (Jam Kerja Standar - Jam kerja sesungguhnya)X Tarif standar per jam
KASUS 1
PT. PESONA BUMI ALAMI Adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam
bidang industri perkayuan. dalam menghitung gaji untuk karyawannya menggunakan program
gaji dan upah intensif .
Berikut ini data-data karyawan PT. Pesona Bumi Alami .
Nama
Jam Kerja Nama
Jam kerja
Bagus S
18
Desi R
17
Eva K
17
Dini P
18
Tina S
19
Santi S
19
Heny F
20
Andry F
16
Rosa G
15
Sani M
20
Standart waktu pekerjaan No. 009 untuk setiap 12 Produk = 20 jam, Tarif upah perjam Rp 750.
Diminta :
Hitung upah masing-masing karyawan dan berapa upah rata-rata perjam dengan menggunakan :
a. Premi Sistem Halsey
b. Premi Sistem Rowan
c. Premi Sistem Bart
KASUS 2
PT PESONA SAMUDRA BAHARI Adalah sebuah perusahaan yang produksinya
melaluui 4 departemen produuksi dan beroperasi sesuai pesanan dari pelanggan .
Berikut ini data data yang diambil dari perusahaan untuk bulan April 1999
Keterangan
Departemen produksi
I
II
III
IV
Jam kerja standart persatuan
2 jam
1 jam
4 jam
3 jam
Tarif upah standart perjam kerja langsung
Rp 700
Rp 750
Rp 650
Rp 800
Pesanan yang dikerjakan
No. 001 sebanyak
No. 002 sebanyak
No. 003 sebanyak
No. 004 sebanyak
No. 005 sebanyak
500 unit dikerjakan di dept I,II,III,IV
300 unit dikerjakan di dept I , II , dan IV
450 unit dikerjakan di dept II,III, dan IV
400 unit dikerjakan di dept I,II,Dan III
100 unit dikerjakan di dept I,III, dan IV
Data jumlah jam kerja langsung sesungguhnya dan jumlah upah langsung untuk tiap
departemen adalah sebagai berikut :
Departemen
Dept I
Dept II
Dept III
Dept IV
Jumlah jam kerja
langsung sesungguhnya
2.500 jam
1.600 jam
5.900 jam
4.000 jam
Diminta :
A. Hitunglah Selisih Upah Langsung
B. Hitunglah Tarif Upah Langsung
Jumlah upah
langsung
1.850.000
1.200.000
3.900.000
3.100.000
BIAYA BAHAN BAKU
( RAW MATERIAL COST )
KASUS 1
PT. “ PESONA AWANI” adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang
pembuatan minuman kaleng. Berikut ini adalah data-data pembelian ( purchasing ) dan pemakaian bahan
baku bulan Mei 1999 :
Persediaan ( inventory )tanggal 1 Mei 1999 300 kg @ Rp. 200,00
Pembelian :
Tanggal
4 Mei 1999
15 Mei 1999
20 Mei 1999
Jumlah (kg)
500
400
1.100
Harga / kg
Rp. 230
Rp. 250
Rp. 220
Pemakaian
Tanggal
13 Mei 1999
16 Mei 1999
25 Mei 1999
Jumlah
600
400
900
Keterangan Lain:
28 Mei 1999 dikembalikan ke supplier sebanyak 150 Kg dari pembelian tanggal 20 Mei 1999
30 Mei 1999 dikembalikan oleh produksi ke gudang bahan yang diminta tgl 25 Mei 1999 sebanyak
100 Kg
Perhitungan fisik bahan baku per 31 mei 1999 sebanyak 350 Kg
Data -data produksi yang lain adalah :
a. Biaya Tenaga Kerja ( direct labor cost ) Rp 1.200.000
b. Biaya overhead pabrik ( FOH ) Rp 1.800.000
Diminta :
3. Hitunglah nilai persediaan akhir bahan baku dan berapakah nilai bahan baku yang dipakai
( raw material used ) dengan menggunakan metode pencatatan fisik maupun perpetual dan dengan
menggunakan metode penilaian:
a. MPKP (FIFO)
b. MTKP (LIFO)
c. Rata-rata (Average)
4. Berapakah Harga Pokok Produksi ( production cost / cost of goods manufactured )PT. Pesona Awani
pada bulan Mei 1999 dengan masing-masing metode pada poin 1 diatas.
JAWABAN KASUS 1
A. Metode FIFO (MPKP) fisik :
Persediaan (inventory) per 1 mei 1999 300 x Rp 200
=
Pembelian bahan (raw material purchasing) :
Tanggal 04/05/99
500 x 230
=
15/05/99
400 x 250
=
20/05/99 1100 x 220
=
Pembelian kotor (gross purchase)
Pengembalian pembelian (purchase return) =150 x Rp 220
Pembelian bersih (net purchase) 1850
Rp
60.000
Rp 115.000
Rp 100.000
Rp 242.000
Rp 457.000
(Rp 33.000)
Rp 424.000
Harga pokok bahan siap pakai (raw material available to use)
Persediaan (inventory) bahan per 31 mei 1999
350 kg x 220
Rp 484.000
Harga perolehan bahan yang dipakai (raw material used)
Rp.407.000
Rp
77.000
KARTU PERSEDIAAN
PT PESONA AWANI
Tanggal
Masuk/beli
Keluar/pakai
Biaya
Satuan
230
Jumlah
(Rp)
115.000
kuantitas
01/05/99
04/05/99
kuantita
s
500
13/05/99
-
-
-
15/05/99
400
250
100.000
16/05/99
-
-
-
20/05/99
1100
220
242.000
25/05/99
-
-
-
28/05/99
30/05/99
Jumlah
(150
1850
220
-
33.000)
424.000
Sisa
-
Biaya
Satuan
-
Jumlah
(Rp)
-
300
300
-
200
230
-
60.000
69.000
-
200
200
-
230
250
-
46.000
50.000
-
200
700
(100
1800
250
220
220
50.000
154.000
22.000)
407.000
kuantita
s
300
300
500
Biaya
Satuan
200
200
230
Jumlah
(Rp)
60.000
60.000
115.000
200
200
400
230
230
250
46.000
46.000
100.000
200
200
1100
250
250
220
50.000
50.000
242.000
400
250
350
220
220
220
88.000
55.000
77.000
B.
Metode LIFO (MTKP) fisik :
Persediaan (inventory)per 1 mei 1999
300 x Rp 200
=
Pembelian bahan (raw material purchasing):
Tanggal 04/05/99
500 x 230
=
Rp 115.000
15/05/99
400 x 250
=
Rp 100.000
20/05/99 1100 x 220
=
Rp 242.000
Pembelian kotor (gross purchase)
Rp 457.000
Pengembalian pembelian (purchase return) = 150 x Rp 220
(Rp 33.000)
Pembelian bersih (net purchase) 1850
Rp. 60.000
Harga pokok bahan siap pakai (raw material available to use)
Persediaan (inventory)bahan per 31 mei 1999
300 kg x 200
= Rp 60.000
50 kg x 230
= Rp 11.500
Rp 484.000
Rp 424.000
Rp 71.500
Harga perolehan bahan yang dipakai (raw material used)
Rp 412.500
KARTU PERSEDIAAN
PT PESONA AWANI
Tanggal
Masuk/beli
Keluar/pakai
Biaya
Satuan
230
Jumlah
(Rp)
115.000
kuantitas
01/05/99
04/05/99
kuantita
s
500
13/05/99
-
-
-
15/05/99
400
250
16/05/99
-
20/05/99
Sisa
-
Biaya
Satuan
-
Jumlah
(Rp)
-
Kuantita
s
300
300
500
Biaya
Satuan
200
200
230
Jumlah
(Rp)
60.000
60.000
115.000
100.000
500
100
-
230
200
-
115.000
20.000
-
200
200
400
200
200
250
40.000
40.000
100.000
-
-
400
250
100.000
200
200
40.000
1100
220
242.000
-
-
-
900
220
198.000
33.000)
-
-
-
-
(100
220
22.000)
200
1100
200
200
200
50
200
150
200
220
200
220
200
220
200
220
40.000
242.000
40.000
44.000
40.000
11.000
40.000
33.000
25/05/99
-
-
-
28/05/99
(150
220
30/05/99
-
-
Jumlah
1850
424.000
1800
C. Metode rata-rata bergerak (average) fisik :
411.000
Persediaan (inventory) per 1 mei 1999
300 x Rp 200
Pembelian bahan (raw material purchasing) :
Tanggal 04/05/99
500 x 230
=
15/05/99
400 x 250
=
20/05/99
1100 x 220
=
Pembelian kotor (gross purchase)
Pengembalian pembelian (purchase return) = (150) x Rp 220
Pembelian bersih (net purchase) 1850
=
Rp 60.000
Rp 115.000
Rp 100.000
Rp 242.000
Rp 457.000
(Rp 33.000)
Rp 424.000
Harga pokok bahan siap pakai (raw material available to use) = 2150 * 225,1
Persediaan (inventory) bahan per 31 mei 1999
350 kg x 225,12
Rp 484.000
Harga perolehan bahan yang dipakai (raw material used)
1800 x 225,12
* Rp 484.000 : 2150 = Rp 225,12 / kg.
Rp 405.216
Rp
78.792
KARTU PERSEDIAAN
PT PESONA AWANI
Tanggal
Masuk/beli
Keluar/pakai
Biaya
Satuan
230
250
Jumlah
(Rp)
115.000
100.000
kuantitas
01/05/99
04/05/99
13/05/99
15/05/99
kuantita
s
500
400
16/05/99
20/05/99
25/05/99
28/05/99
30/05/99
1100
(150
-
220
220
-
Jumlah
1850
600
-
Biaya
Satuan
218,75
-
Jumlah
(Rp)
131.250
-
Kuantita
s
300
800
200
600
Biaya
Satuan
200
218,75
218,75
239,58
Jumlah
(Rp)
60.000
175.000
43.750
143.750
242.000
33.000)
-
400
900
(100
239,58
223,01
223,01
200
1300
400
250
350
239,58
223,01
223,01
224,82
224,3
47.916
289.916
89.204
56.204
78.505
424.000
1800
95.832
200.709
22.301
)
405.490
2. Harga pokok produksi : HPP =
Metode phisik :
FIFO = 407.000 + 1.200.000
LIFO = 412.500 + 1.200.000
Rata2 = 405.216 + 1.200.000
Metode perpetual :
Sisa
BBB + BTK + BOP
+ 1.800.000 = Rp 3.407.000
+ 1.800.000 = Rp 3.412.500
+ 1.800.000 = Rp 3.405.216
FIFO = 407.000 + 1.200.000 + 1.800.000 = Rp 3.407.000
LIFO = 411.000 + 1.200.000 + 1.800.000 = Rp 3.411.000
Rata = 405.490 + 1.200.000 + 1.800.000 = Rp 3.405..490
KASUS 2
PT. Pesona adalah perusahaan manufaktur yang berlokasi di Jakarta, data persediaan bahan
baku (raw material inventory) yang ada dalam catatan perusahaan adalah sebagai berikut :
Persediaan (inventory) Tanggal 1 Januari 1999 = 200 Kg @ Rp 100,00
Pembelian
Tanggal
12 Jan 1999
26 Jan 1999
31 Jan 1999
Jumlah (Kg)
400
500
100
Pemakaian
Tanggal
16 Jan 1999
28 Jan 1999
Jumlah
500
300
Harga / Kg
Rp 120
Rp 90
Rp 110
Catatan:
29 Jan 1999 Dikembalikan ke suplier sebanyak 100 Kg berasal dari pembelian tanggal 26 jan 1999
30 Jan 1999 Diterima oleh gudang bahan sebanyak 50 Kg dari bahan yang diminta tanggal 28 januari
dan berasal dari persediaan awal (beginning inventory)
Perhitungan fisik 31 Jan 1999 sebanyak 350 Kg
Dari data diatas saudara diminta menghitung bahan baku yang dipakai (raw material used) bulan Jan
1999 dengan metode pencatatan fisik maupun Perpetual serta metode penilaian persediaan :
a. Metode FIFO
b.Metode LIFO
c.Metode Average
JAWABAN KASUS 2
A. Alokasi tanggal 20 mei 1999.
Jenis
Kuantitas
bahan
baku
Unit (1)
% (2)
A
200
20
B
300
30
C
200
20
D
300
30
Jumlah
1000
100
Tanggal 25 mei 1999.
Jenis
Bahan
Baku
A
B
D
Jumlah
Kuantitas
Unit
(1)
250
200
200
650
Alokasi biaya
angkut
(2 x 50.000) (3)
Harga pokok
Bahan baku
(4)
10.000
15.000
10.000
15.000
50.000
110.000
165.000
110.000
165.000
550.000
Alokasi biaya
Angkut
(2 x 36.000) (3)
Harga pokok
Bahan baku
(4)
13.680
11.160
11.160
36.000
138.680
121.160
131.160
391.000
%
(2)
38
31
31
100
Tanggal 28 mei 1999
Karena pembelian hanya 1 jenis bahan baku maka tanpa alokasi :
(300 unit x 525) + 20.000 = 177.500
C.
Tanggal
20 Mei 1999
25 Mei 1999
28 Mei 1999
Nilai persediaan
A
110.000
138.680
248.680
B
165.000
121.160
286.160
C
110.000
177.500
287.500
D
165.000
131.160
296.160
KASUS 3
PT. “PESONA MENTARI” adalah perusahaan manufaktur, perusahaan ini bergerak dalam
pembuatan obat-obatan. Data bahan baku yang ada dalam catatan gudang untuk bahan baku AD bulan
April 1999 adalah sebagai berikut :
Tanggal
1 Mei 1999
3 Mei 1999
5 Mei 1999
9 Mei 1999
15 Mei 1999
22 Mei 1999
29 Mei 1999
Keterangan
Persediaan awal
Pembelian
Pemakaian
Pembelian
Pemakaian
Pembelian
Pemakaian
Jumlah Kuantitas
11.000
5.000
6.000
8.000
10.000
12.000
11.000
Harga Pokok / Unit
Rp. 200,00
Rp. 220,00
Rp. 215,00
Rp. 210,00
-
Keterangan lain yang dimiliki oleh perusahaan adalah :
c) Perusahaan menggunakan metode persediaan pasar dalam penentuan nilai persediaan dan persediaan
bahan AD yang ditentukan perusahaan sebagai persediaan dasar 8.000 unit dengan harga per unit Rp.
200,00.
d) Dari hasil perhitungan phisik 30 April 1999 sebesar 9.000 unit.
Diminta : Hitung bahan baku AD yang dipakai dengan menggunakan metode :
a. Metode Phisik
b. Metode Perpetual
JAWABAN KASUS 3
a. Metode perpetual :
Keterangan
Persediaan dasar
Kelebihan persediaan
Jumlah persed awal
Pembelian 03/04/99
Jumlah
Pemakaian 05/04/99 (6000 unit)
jumlah
pembelian 09/04/99
Jumlah
Pemakaian 15/04/99 (10.000 unit)
jumlah
Pembelian 22/04/99
Jumlah
Pemakaian 29/04/99
Persediaan akhir
persediaan dasar
Diatas persediaan dasar
Jumlah persediaan akhir
kuantitas
8.000
3.000
11.000
5.000
16.000
5.000
1.000
10.000
8.000
18.000
8.000
2.000
8.000
12.000
20.000
11.000
8.000
1.000
9.000
HP/unit
200
210
220
220
210
215
215
210
210
210
jumlah
1.600.000
630.000
2.230.000
1.100.000
3.330.000
1.100.000
210.000
2.020.000
1.720.000
3.740.000
1.720.000
420.000
1.600.000
2.520.000
4.120.000
2.310.000
200
210
1.600.000
210.000
1.810.000
HP / unit
200
210
jumlah
1.600.000
630.000
2.230.000
5.000
8.000
12.000
25.000
36.000
220
215
210
1.100.000
1.720.000
2.520.000
5.340.000
7.570.000
8.000
1.000
9.000
27.000
200
210
1.600.000
210.000
1.810.000
5.760.000
b. Metode fhisik
Keterangan
Persediaan dasar
Kelebihan persediaan diatas persed dasar
Jumlah persed awal
Pembelian :
03/04/99
09/04/99
22/04/99
jumlah persediaan
Tersedia dipakai
Persediaan akhir
Persediaan dasar
Diatas persediaan dasar
harga pokok bahan baku dipakai
kuantitas
8.000
3.000
11.000
BIAYA TENAGA KERJA
( LABOR COST )
KASUS 1
PT. PESONA BUMI ALAMI Adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang
industri perkayuan. dalam menghitung gaji untuk karyawannya menggunakan program gaji dan upah
intensif .
Berikut ini data-data karyawan PT. Pesona Bumi Alami .
Nama
Jam Kerja Nama
Jam kerja
Bagus S
18
Desi R
17
Eva K
17
Dini P
18
Tina S
19
Santi S
19
Heny F
20
Andry F
16
Rosa G
15
Sani M
20
Standart waktu pekerjaan No. 009 untuk setiap 12 Produk = 20 jam, Tarif upah perjam Rp 750.
Diminta :
Hitung upah masing-masing karyawan dan berapa upah rata-rata perjam dengan menggunakan :
a. Premi Sistem Halsey
b. Premi Sistem Rowan
a. Premi Sistem Bart
BIAYA TENAGA KERJA
JAWABAN KASUS 1
PT PESONA BUMI ALAMI
a. Premi sistem Helsey G = T (Js + ½ JH)
G = jumlah gaji atau upah
JH = jam dihemat Jst – Js
T = tarif upah per jam
Jst = jam standart
Js = jam sesungguhnya
Nama
Bagus S
Eva K
Tina S
Heny F
Rosa G
Desi R
Dini P
Santi S
Andry F
Sani M
gaji
750 (18 + ½ (20 – 18) = 14.250
750 (17 + ½ (20 – 17) = 13.875
750 (19 + ½ (20 – 19) = 14.625
750 (20 + ½ (20 – 20) = 15.000
750 (15 + ½ (20 – 15) = 13.125
750 (17 + ½ (20 – 17) = 13.875
750 (18 + ½ (20 – 18) = 14.250
750 (19 + ½ (20 – 19) = 14.625
750 (16 + ½ (20 – 16) = 13.500
750 (20 + ½ (20 – 20) = 15.000
gaji rata-rata
14.250 : 18 = Rp 792
13.875 : 17 =
816
14.625 : 19 =
769
15.000 : 20 =
750
13.125 : 15 =
875
13.875 : 17 =
816
14.250 : 18 =
792
14.625 : 19 =
769
13.500 : 16 =
844
15.000 : 20 =
750
Sistem Premi Rowan :
G = (1 + JH/Jst) (JS x T)
Nama
Bagus S
Eva K
Tina S
Heny F
Rosa G
Desi R
Dini P
Santi S
Andry F
Sani M
gaji
2/20) (18 x 750) = 14.850
3/20) (17 x 750) = 14.662,
1/20) (19 x 750) = 14.962,5
0/20) (20 x 750) = 15.000
5/20) (15 x 750) = 14.062,5
3/20) (17 x 750) = 14.662,5
2/20) (18 x 750) = 14.850
1/20) (19 x 750) = 14.962,5
4/20) (16 x 750) = 14.400
0/20) (20 x 750) = 15.000
(1 +
(1 +
(1 +
(1 +
(1 +
(1 +
(1 +
(1 +
(1 +
(1 +
Sistem premi bart
Nama
Bagus S
Eva K
Tina S
Heny F
Rosa G
Desi R
Dini P
gaji
( (20 x 18)) x 750
( (20 x 17)) x 750
( (20 x 19)) x 750
( (20 x 20)) x 750
( (20 x 15)) x 750
( (20 x 17)) x 750
( (20 x 18)) x 750
=
=
=
=
=
=
=
14.230
13.829
14.620
15.000
12.990
13.829
14.230
gaji rata-rata
14.850 : 18 = 825
14.662,5 : 17 = 862,5
14.962,5 : 19 = 787,5
15.000 : 20 = 750
14.062,5 : 15 = 937,5
14.662,5 : 17 = 862,5
14.850 : 18 = 825
14.962,5 : 19 = 787,5
14.400 : 16 = 900
15.000 : 20 = 750
gaji rata-rata
14.230 : 18 = 790,5
13.829 : 17 = 813,5
14.620 : 19 = 769,5
15.000 : 20 = 750
12.990 : 15 = 866
13.829 : 17 = 813,5
14.230 : 18 = 790,55
Santi S
Andry F
Sani M
( (20 x 19)) x 750 = 14.620
( (20 x 16)) x 750 = 13.416
( (20 x 20)) x 750 = 15.000
14.620 : 19 = 769,5
13.416 : 16 = 838,5
15.000 : 20 = 750
KASUS 2
PT PESONA SAMUDRA BAHARI adalah sebuah perusahaan yang produksinya
melalui 4 departemen produksi dan beroperasi sesuai pesanan dari pelanggan .
Berikut ini data data yang diambil dari perusahaan untuk bulan April 1999
Keterangan
Jam kerja standart persatuan
Tarif upah standart perjam kerja langsung
I
2 jam
Rp 700
Departemen produksi
II
III
1 jam
4 jam
Rp 750
Rp 650
IV
3 jam
Rp 800
Pesanan yang dikerjakan
No. 001 sebanyak
No. 002 sebanyak
No. 003 sebanyak
No. 004 sebanyak
No. 005 sebanyak
500 unit dikerjakan di dept I,II,III,IV
300 unit dikerjakan di dept I , II , dan IV
450 unit dikerjakan di dept II,III, dan IV
400 unit dikerjakan di dept I,II,Dan III
100 unit dikerjakan di dept I,III, dan IV
Data jumlah jam kerja langsung sesungguhnya (actual direct labor hours) dan jumlah upah langsung
(direct labor cost) untuk tiap departemen adalah sebagai berikut:
Departemen
Dept I
Dept II
Dept III
Dept IV
Jumlah jam kerja
langsung sesungguhnya
2.500 jam
1.600 jam
5.900 jam
4.000 jam
Jumlah upah
langsung
1.850.000
1.200.000
3.900.000
3.100.000
Diminta :
A. Hitunglah Selisih Upah Langsung (direct labor variance).
B. Hitunglah Tarif Upah Langsung (direct labor rate).
JAWABAN KASUS 2
Keterangan
Pesanan yang dikerjakan
No.001
No.002
No.003
No.004
No.005
jam kerja langsung standar per
satuan produk
jam kerja langsung standar
selisih efisiensi upah
langsung (dlm jam)
tarif upah langsung standar
Dept
I
II
III
500
300
---400
100
1300
500
300
450
400
----1650
500
---450
400
100
1450
IV Jumlah
500
300
450
---100
1350
2 jam
2.600 jam
1 jam
1.650 jam
4 jam
3 jam
5.800 jam 4.050 jam
100 jam
Rp 700
70.000
(laba)
50 jam
Rp 750
37.500
(laba)
100 jam
50 jam
Rp 650 Rp 800
65.000
40.000
(rugi)
(laba)
82.500
(laba)
a. selisih tarif upah langsung
Keterangan
I
Jam kerja langsung sesungguhnya
2.500
Tarif upah langsung standar
Rp 700
1.750.000
jumlah upah langsung
sesungguhnya
1.850.000
100.000
(rugi)
Dept
II
III
1.600
5.900
Rp 750
Rp 650
1.200.000 3.835.000
IV
4.000
Rp 800
3.200.000
1.200.000 3.900.000
(0)
65.000
(rugi)
(laba)
3.100.000
100.000
(rugi)
Jumlah
65.000