support.pajak.go.id - Rinci Aturan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERATURAN DIREKTUR .JENDERAL PAJAK
NOMOR PER- 21/PJ/2012
TENTANG
TATA CARA PERMOHONAN DAN PENETAPAN MASA MANFAAT
YANG SESUNGGUHNYA ATAS HARTA BERWUJUD YANG DIMILIKI
DAN DIGUNAKAN DALAM BIDANG USAHA TERTENTU
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2B Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 249/PMK.03/2008 tentang Penyusutan
atas Pengeluaran Untuk Memperoleh Harta Berwujud yang
Dimiliki dan Digunakan dalam Bidang Usaha Tertentu
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 126/PMK.011/2012, perlu menetapkan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak tentang Tata Cara Permohonan dan Penetapan
Masa Manfaat yang Sesungguhnya atas Harta Berwujud Yang
Dimiliki dan Digunakan dalam Bidang Usaha Tertentu;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983

Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3263) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 133, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4893);
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249/PMK.03/2008 tentang
Penyusutan atas Pengeluaran Untuk Memperoleh Harta
Berwujud yang Dimiliki dan Digunakan dalam Bidang Usaha
Tertentu sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 126/PMK.011/2012;

.

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENT.A_NG TATA CARA
PERMOHONAN DAN PENETAPAN MASA MANFAAT YANG
SESUNGGUIINYA ATAS HARTA BERWUJUD YANG DIMILIKI DAN
DIGUNAKAN DALAM BIDANG USAHA TERTENTU.

Pasal 1

Untuk keperluan penyusutan, harta berwujud sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor
249/PMK.03/2008 tentang Penyusutan atas Pengeluaran Untuk
Memperoleh Harta Berwujud yang Dimiliki dan Digunakan dalam
Bidang Usaha Tertentu sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126/PMK.011/2012 untuk:
a. bidang usaha kehutanan, dikelompokkan dalam Kelompok 4;
b. bidang... voi

eV

-2 -

b. bidang usaha perkebunan tanaman keras, dikelompokkan
dalam Kelompok 4;
c. bidang usaha pclernakan, dikelompokkan dalam Kelompok 2;
sesuai dengan masa manfaat sebagaimana dimaksud dalam Pasal
11 ayat (6) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan sebagaimana teiah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008.

Pasal 2
(1) Dalam hal Wajib Pajak dapat menunjukkan masa manfaat
yang sesungguhnya dan suatu harta berwujud yang dimiliki
dan digunakan dalam bidang usaha tertentu tidak dapat
dimasukkan ke dalam kelompok harta berwujud sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1, Wajib Pajak harus mengajukan
permohonan tertulis untuk penetapan kelompok harta
berwujud sesuai dengan masa manfaat yang sesungguhnya.
(2) Permohonan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diajukan kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Kepala
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak yang membawahi
Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar.
(3) Permohonan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus disampaikan sebelum dimulainya penyusutan dengan
menggunakan format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran
I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur Jenderal Pajak ini.
(4) Permohonan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilampiri dengan:
a. penjelasan terperinci mengenai harta berwujud;

b. kajian mengenai perkiraan umur harta berwujud/masa
manfaat ekonomis; dan
c. surat kuasa khusus dalam hal permohonan disampaikan
oleh kuasa Wajib Pajak.
Pasal 3
(1) Atas permohonan tertulis Wajib Pajak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1) Kepala Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)
melakukan penelitian.
(2) Dalam hal permohonan Wajib Pajak belum lengkap, Kepala
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak menyampaikan surat
permintaan kelengkapan dengan menggunakan format
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal
Pajak ini.
(3) Dalam hal Wajib Pajak tidak dapat memenuhi kelengkapan
yang diminta sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sampai
dengan batas waktu yang ditentukan, permohonan Wajib Pajak
tidak dapat dipertimbangkan.
(4) Kepala..0


-3-

(4) Kepala Kantor Wilayah. Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) atas nama Direktur Jenderal
Pajak harus meniberikan keputusan atas permohon.an Wajib
Pajak paling lama 1 (satu.) bulan sejak permohonan tertulis dan
la.mpirannya sebagaim.ana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4)
diterima secara lengkap dengan menggunakan format
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal
Pajak ini.
(5) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
telah terlampaui dan Kepala Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)
belum memberikan suatu keputusan, permohonan Wajib Pajak
dianggap dikabulkan.
Pasal 4
Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini mulai beriaku pada tanggal
ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumu.man
Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 24 Oktober 2012
KTUR JENDERAL PAJAK,

RAH MANY
1954111.1 198112 1 001

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

LAMPIRAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR PER- 21/PJ/2012
TENTANG
TATA CARA PERMOHONAN DAN PENETAPAN MASA MANFAAT

YANG SESUNGGUHNYA ATAS HARTA BERWUJUD YANG DIMILIKI
DAN DIGUNAKAN DALAM BIDANG USAHA TERTENTU

LAMPIRAN I
Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor : PER-21 /PJ /2012
Tentang : Tata Cara Permohonan dan
Penetapan Masa Manfaat yang
Sesungguhnya atas Harta
Berwujud yang Dimiliki dan
Digunakan dalam Bidang Usaha
Tertentu