TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI PIRING BONUS DI TOKO NURUL ILMU MAUMERE NUSA TENGGARA TIMUR.

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI PIRING BONUS DI TOKO
NURUL ILMU MAUMERE NUSA TENGGARA TIMUR

SKRIPSI

Oleh
Wasita Lianasari
NIM. C72212135

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syari’ah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam Prodi Hukum Ekonomi Syari’ah (Muamalah)
Surabaya
2016

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI PIRING BONUS DI TOKO
NURUL ILMU MAUMERE NUSA TENGGARA TIMUR

SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu
Syariah dan Hukum

Oleh:
Wasita Lianasari
NIM. C72212135

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syari’ah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
Surabaya
2016

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ABSTRAK

Skripsi dengan judul Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Piring
Bonus Di Toko Nurul Ilmu Maumere Nusa Tenggara Timur, ini merupakan
penelitian yang akan menjawab permasalahan, 1) Bagaimana praktek jual beli
piring bonus di Toko Nurul Ilmu Maumere Nusa Tenggara Timur? 2) Bagaimana
tinjauan hukum Islam terhadap jual beli piring bonus di Toko Nurul Ilmu
Maumere Nusa Tenggara Timur?
Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan analisis
teknik kualitatif, yaitu menggambarkan kondisi, situasi, atau fenomena yang
tertuang dalam data yang diperoleh tentang praktik jual beli piring bonus di Toko
Nurul Ilmu Maumere. Kemudian dianalisis dengan menggunakan pola pikir
deduktif, yakni dengan menjelaskan terlebih dahulu berbagai hal mengenai
konsep jual beli. Setelah menjelaskan konsep-konsep akan dihubungkan dengan
kenyataan-kenyataan yang terjadi di lapangan.
Praktek jual beli piring bonus yang terjadi di Toko Nurul Ilmu dilakukan

oleh pemilik toko dan konsumen/pembeli dengan cara pembeli datang ke toko
dan berniat untuk membeli piring. Dari pihak pembeli tidak mengetahui
bahwasannya piring tersebut merupakan piring bonusan yang sebenarnya piring
tersebut merupakan satuan/gandengan dari deterjen Daia, yang mana apabila
setiap pembelian deterjen Daia mendapatkan bonus piring. Pada praktek
transaksi jual beli piring antara pemilik toko dan pembeli sah. Namun, status dari
objek jual beli atau piring tersebut adalah piring bonus yang tidak lepas dari
beberapa syarat yang menyangkut mengenai barang jual beli. Prakteknya barang
yang dijual itu adalah milik pembeli deterjen Daia, bukan milik dari pemilik
toko, maka jual belinya berubah menjadi jual beli batal, karena menjual bukan
barang miliknya. Yang mana arti dari jual beli batal adalah apabila salah satu
atau seluruh rukun dan syarat tidak terpenuhi, atau jual beli yang pada dasarnya
tidak disyariatkan, maka jual beli tersebut menjadi batal. Maka hukum jual beli
piring bonus adalah haram, karena mengandung macam-macam jual beli yang
batal.
Pada akhir penulisan skripsi ini, penulis menyarankan kepada pembeli
untuk lebih cermat dalam memilih toko sembako dan memeriksa terlebih dahulu
barang yang akan dibeli dengan teliti status barang yang akan dibeli. Bagi
penjual atau pemilik toko, berlakulah jujur dalam usaha hendaknya menjual
barang yang tidak bertentangan dengan hukum Agama. Dan jangan mengambil

keuntungan dalam usaha yang tidak sesuai syariat Islam.

DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM .........................................................................................

i

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................

iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI . ...................................................................

iv

ABSTRAK ....................................................................................................


v

KATA PENGANTAR ....................................................................................

vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................

viii

DAFTAR BAGAN ..........................................................................................

x

DAFTAR TRANSLITERASI ........................................................................

xi

BAB I


BAB II

: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .....................................................

1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah ......................................

8

C. Rumusan Masalah ...............................................................

9

D. Kajian Pustaka ....................................................................

9


E. Tujuan Penelitian ................................................................

12

F. Kegunaan Hasil Penelitian .................................................

12

G. Definisi Operasional ...........................................................

13

H.

Metodelogi Penelitian .......................................................

14

I.


Sistematika Pembahasan ....................................................

20

: JUAL BELI DALAM ISLAM
A. Pengertian Jual Beli ...............................................................

22

B. Dasar Hukum Jual Beli ..........................................................

26

C. Rukun dan Syarat Jual Beli ...................................................

30

D. Macam-macam Jual Beli........................................................

41


E. Pengertian Hibah ...................................................................

45

F. Dasar Hukum Hibah ..............................................................

46

G. Rukun dan Syarat Hibah .......................................................

48

H. Pengertian Hadiah ..................................................................

50

v

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


I. Rukun Hadiah ........................................................................

51

J. Dasar Hukum Hadiah ............................................................

51

BAB III : PRAKTEK JUAL BELI PIRING BONUS DI TOKO
NURUL

ILMU

MAUMERE

NUSA

TENGGARA


TIMUR
A. Gambaran Tentang Toko Nurul Ilmu Maumere Nusa
Tenggara Timur ...................................................................

53

B. Gambaran Umum Piring Bonus .........................................

57

C. Praktek Jual Beli Piring Bonus di Toko Nurul Ilmu
Maumere Nusa Tenggara Timur .........................................

59

BAB IV : TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI
PIRING BONUS DI TOKO NURUL ILMU MAUMERE
NUSA TENGGARA TIMUR
A. Tinjauan Praktek Jual Beli Piring Bonus di Toko
Nurul Ilmu Maumere Nusa Tenggara Timur ......................

67

B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Piring
Bonus Di Toko Nurul Ilmu Maumere Nusa Tenggara
Timur ...................................................................................
BAB V

68

: PENUTUP
A. Kesimpulan .........................................................................

75

B. Saran ...................................................................................

76

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk Allah yang sempurna, dan mulia diantara
makhluk penghuni jagat raya lainnya. Allah memberikan akal fikiran kepada
manusia yang tidak sama dengan makhluk penghuni lain, manusia dapat berfikir
dengan akalnya menentukan mana yang baik dan buruk.
Secara kodratnya, manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup
sendirian, ia selalu membutuhkan bantuan diantara yang lain. Allah SWT telah
menjadikan manusia masing-masing saling membutuhkan satu sama lain, supaya
mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan
kepentingan hidup masing-masing, baik dalam jual beli, sewa-menyewa,
bercocok tanam, ataupun perusahaan yang lain-lain, baik dalam urusan
kepentingan sendiri maupun untuk kemaslahatan umum. Dengan demikian
kehidupan masyarakat menjadi teratur dan subur, pertalian yang satu dengan
yang lain pun menjadi teguh.1
Maka dari itu, agama memberi peraturan yang sebaik-baiknya supaya
manusia dapat memenuhi kebutuhannya, sebagai manusia kebutuhan yang
diperlukan tidak cukup hanya keperluan rohani saja, melainkan jasmani yaitu
makan, minum, pakaian, tempat tinggal dan lain-lain. Untuk tercapainya
kebutuhan jasmani, manusia tidak dapat berdiri sendiri, melainkan berhubungan

1

Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo Bandung, cetakan ke-67, 2014), 278

1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

dengan sesamanya dengan kata lain muamalah. Muamalah adalah hubungan
manusia dengan manusia untuk mendapatkan alat-alat yang dibutuhkan
jasmaninya dengan cara yang sebaik-baiknya, sesuai dengan ajaran dan tuntutan
agama.2
Ruang lingkup muamalah dalam kegiatan ekonomi ialah ija@b qa@bul, saling
meridhai, tidak adanya keterpaksaan dari salah satu pihak, hak dan kewajiban,
kejujuran pedagang, penipuan, pemalsuan, penimbunan, dan segala sesuatu yang
bersumber dari indera yang berkaitan dengan peredaran harta dalam kehidupan
bermasyarakat.
Dalam mencapai kemajuan dan tujuan hidup manusia, diperlukan kerja
sama dan kegotong-royongan sebagaimna di tandaskan dalam potongan ayat alQuran firman Allah SWT, Surat Al-Maidah ayat 2:
                
 

Artinya: “Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat
berat siksa-Nya”.3
Maksud dari potongan ayat diatas, tolong-menolonglah kalian sesama
dalam hal yang baik tidak menentang hukum Islam. Dalam dunia muamalah
banyak diantara mereka yang menjalankan muamalah tidak sedikit yang berbuat
curang terhadap sesamanya, hal ini menentang hukum Islam bermuamalah.

2
3

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT. Taja Grafindo Persada, 2005), 2
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Diponegoro, Cet. IV, 2013), 106

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

Manusia dalam bermuamalah harus memperhatikan aturan-aturan yang
telah ditetapkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Untuk mempertahankan
hidupnya manusia diberi kebebasan dalam memenuhi kebutuhannya, namun
kebebasan tersebut tidak berlaku mutlak karena kebebasan itu dibatasi dengan
kebebasan manusia yang lain, sehingga diperlukan saling toleransi agar tidak
terjadi konflik yang menyebabkan manusia akan kehilangan peluang untuk
memenuhi kebutuhannya. sebagaiman firman Allah dalam surat An Nisa’ 29
yang berbunyi :
             
           
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah
kamu membunuh dirimu”.4
Diantara bermuamalah terdapat akad jual beli, Jual beli yang dimaksud
adalah jual beli yang diperbolehkan dalam Islam, baik dari segi jenis barangnya
maupun dari proses transaksi yang dijalankan. Dan hal yang perlu diperhatikan
dalam transaksi jual beli adalah kaidah-kaidah syariah yaitu aqidah, ilmu dan
amal. Dalam bermuamalah akan menghasilkan transaksi antara dua orang atau
lebih dalam memperoleh yang dibutuhkan. Akad akan terjadi apabila adanya
transaksi terjadi, akad menurut segi etimologi adalah ikatan antara dua perkara,
baik ikata secara nyata maupun ikatan maknawi, dari satu segi maupun dari dua

4

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Gema Risalah Press, 1993), 58

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

segi.5 Akad merupakan bukti nyata terjadinya transaksi diantara penjual dan
pembeli, karena didalam pelaksanaan akad terdapat hukum yang guna
melindungi apabila terjadi sengketa atau masalah yang timbul.
Transaksi jual beli merupakan alat untuk memperoleh barang dan jasa
yang diinginkan, adapun masyarakat membutuhkan barang dengan cara membeli,
masyarakat yang bekerja dengan berdagang menjualkan barang-barangnya
kepada pembeli. Jual beli yang membawa kepadanya perbuatan maksiat adalah
dilarang oleh Islam, seperti memperdagangkan babi, arak, makanan dan minuman
yang diharamkan oleh Allah, patung, salib, dan lukisan maka hukumnya haram
dilakukan. Menjualkan barang dan jasa dengan cara yang bathil hukumnya
haram. Ada sebuah ayat yang menjelaskan mengenai transaksi jual beli,
sebagaiman firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 275 yang berbunyi :
             
                
                 
 
Artinya: “Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya
larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),
Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali

5

Rachmat Syafei, Fiqh Muamalah, (Bandung: Pustaka Seti, 2001), 43

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

(mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka;
mereka kekal di dalamnya.”6
Dengan sekian banyak kerja sama dan perhubungan manusia, maka
ekonomi perdagangan termasuk salah satu diantaranya. Bahkan aspek ini sangat
penting

perannya

dalam

mewujudkan

kesejahteraan

dan

kenyamanan

masyarakat. Perdagangan itu sendiri merupakan kegiatan sosial dan ekonomi
dalam aktivitas hidup dan kehidupan manusia dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya sehari-hari sebagai manusia yang berperilaku ekonomi.7
Walaupun demikian sebagaimana manusia dalam perdagangan, bisnis atau
perniagaan tidak boleh lepas dari nilai-nilai keislaman. Dalam leteratur bisnis
juga disebut perdagangan dalam artian sempit, dalam artian luas bisnis
merupakan usaha yang berkaitan dengan dunia ekonomi dan politik.
Dalam menjalankan perdagangan harus memiliki sifat jujur, karena jujur
lebih berharga dibanding sifat lainnya. Kejujuran membawa kalian kepada
keberkahan dan jalan yang lurus.
Orang yang telah terjun dalam kegiatan usaha, sudah seharusnya
mengetahui hak-hak yang didapatkan sehingga dapat mengakibatkan jual beli
itu sah atau tidak (fasid). Hal tersebut dimaksudkan dengan tujuan agar kegiatan
muamalah dapat berjalan dengan sah dan segala pikiran dan tindakannya jauh
dari kerusakan yang tidak dibenarkan. Tidak banyak umat muslimin yang
mempelajari muamalah, mereka telah lalai sehingga tidak mempedulikan jika

6

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Diponegoro, Cet. IV, 2013), 83
Ismail Nawawi, Fiqh Muamalah (Hukum Ekonomi, bisnis dan Sosial), (Jakarta: CV. Dwiputra
Pustaka Jaya, 2010), 128
7

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

mereka memakan barang haram sekalipun semakin hari usahanya akan
meningkat dan mendapatkan keuntungan yang melimpah.8
Para Ulama fiqh telah merumuskan sekian banyak rukun dan syarat
sahnya jual beli yang mereka pahami dari nash al-Quran maupun hadis
Rasulullah SAW. Salah satu syarat jual beli yang harus dipenuhi adalah barang
yang diperjualbelikan adalah milik sendiri (orang yang melakukan akad).
Tidaklah sah orang yang menjual barang orang lain tanpa seizin pemiliknya atau
menjual barang yang hendak menjadi miliknya.9
Sama halnya terjadi transaksi di Toko Nurul Ilmu yang menjualkan piring
bonus. Toko Nurul Ilmu Maumere Nusa Tenggara Timur adalah sebuah toko
sembako yang menjualkan sembilan bahan pokok yang terdiri atas berbagai
bahan-bahan makanan dan minuman secara umum sangat dibutuhkan
masyarakat Indonesia secara umum. Tanpa sembako, kehidupan rakyat
Indonesia bisa terganggu karena sembako merupakan bahan pokok utama seharihari yang harus dijual dipasar. Tidak hanya makanan dan minuman saja yang
dijual, melainkan hingga peralatan mandi dan lain-lain.
Di Toko Nurul Ilmu menjual deterjen yang cukup dikenal masyarakat luas
yaitu deterjen Daia produk dari Wings, dimana perusahaan Wings memberi
promo yang tertera dibungkus deterjen bonus satu piring cantik dengan harga
(Rp. 18.000,00). Sebuah bonus atau hadiah yang tertera dibungkus detergen
merupakan sebuah alat untuk menarik peminat pelanggan atau konsumen untuk
membeli detergen tersebut, sehingga bonus piring yang didapatkan dari
8
9

Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah , Terjemahan, Jilid 12, (Bandung: Al-Ma’arif, 1987), 46
Ibnu Mas’ud dan Zainul Arifin, Fiqh Madzhab Syafi’i 2, 31

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

perusahaan dari setiap pembelian deterjen Daia harus diberikan kepada pembeli
deterjen, karena piring itu merupakan bonus dari deterjen Daia dan merupakan
hak milik dari pembeli deterjen, tapi tidak dilakukan oleh pemilik toko Nurul
Ilmu Maumere Nusa Tenggara Timur, yang dilakukan pemilik toko menyimpan
dan tidak memberikan bonus piring tersebut kepada pembeli deterjen melainkan
piring tersebut dijual kepada beberapa warung makan disekitar pasar. Harga
piring yang dipejualbelikan (Rp. 35.000,00) per lusin (dua belas biji).10 Hal yang
dipikirkan oleh masyarakat bahwasannya bonus piring tersebut harus dimiliki
oleh pembeli detergen tersebut.
Berangkat dari permasalahan ini kemudian memberikan motivasi kepada
penulis berkeinginan untuk membahas dan meneliti permasalahan guna mencari
jawaban mengenai masalah hukumnya yang dihadapi dalam praktek jual beli
piring bonus di toko Nurul Ilmu Maumere Nusa Tenggara Timur.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka dianggap perlu bagi penulis
untuk mengadakan penelitian dengan pembahasan yang lebih jelas mengenai
praktek jual beli piring bonus di toko Nurul Ilmu Maumere Nusa Tenggara
Timur. Oleh karena itu, ditarik suatu permasalahan dengan judul “Tinjauan
Hukum Islam terhadap Jual Beli Piring Bonus di Toko Nurul Ilmu Maumere
Nusa Tenggara Timur”.

10

Siti Asiyah, Wawancara, Maumere, 3 Nopember 2015, Pukul 09:00 WITA

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Melalui latar belakang tersebut diatas, terdapat beberapa permasalahan
yang dapat peneliti identifikasi dalam penulisan penelitian ini, yaitu sebagai
berikut:
1. Status piring bonus.
2. Pihak yang menjual piring bonus.
3. Praktik penjualan piring bonus di toko nurul ilmu Maumere Nusa Tenggara
Timur.
4. Faktor mengapa piring bonus tidak diberikan kepada pembeli.
5. Konsep hukum Islam tentang jual beli piring bonus di Toko Nurul Ilmu
Maumere Nusa Tenggara Timur.
Batasan masalah ini bertujuan memberikan batasan yang paling jelas
dari permasalahan yang ada untuk memudahkan pembaasan. Berdasarkan latar
belakang masalah diatas, maka peneliti memberikan batasan yaitu :
1. Permasalahan praktek penjualan piring bonus di toko nurul ilmu Maumere
Nusa Tenggara Timur.
2. Analisis hukum Islam tentang jual beli piring bonus di Toko Nurul Ilmu
Maumere Nusa Tenggara Timur.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

C. Rumusan Masalah
berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka dapat ditarik
rumusan masalah, sebagai berikut :
1. Bagaimana praktik jual beli piring bonus di Toko Nurul Ilmu
Maumere Nusa Tenggara Timur?
2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap jual beli piring bonus di
Toko Nurul Ilmu Maumere Nusa Tenggara Timur?

D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian/penelitian yang
pernah dilakukan diseputar masalah yang akan diteliti sehingga terlihat jelas
bahwa kajian yang dilakukan ini tidak melakukan pengulangan atau duplikasi
dari kajian/penelitian yang telah ada. Berdasarkan deskripsi tersebut, posisi
penelitian yang akan dilakukan harus dijelaskan.11 Sehingga penelitian/kajian ini
benar-benar tidak ada pengulangan materi secara mutlak.
Setelah ditelususri ada beberapa Penelitian terdahulu yang membahas
jual beli barang temuan, yang ditulis oleh Vittris Susanti, 2012, yaitu dengan
judul “Analisis Hukum Islam terhadap Jual Beli Barang Temuan di Sungai
Kalingapuri Desa Pangkakulon Kecamatan Ujung Pangka Kabupaten Gresik”.
Pada skripsi ini membahas tentang jual beli barang temuan yang ditemukan di
sungai Kalingapuri Desa Pangkakulon Kecamatan Ujungpangka Kabupaten
Gresik. Barang temuan itu milik kapal muatan kemudian tenggelam dan barang

11

Tim Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi, Fakultas Syaria IAIN Sunan Ampel, edisi revisi, Cet III,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

tersebut hanyut. Barang temuan tersebut dijual dengan harga yang ditentukan
sendiri dan berbeda dengan harga di toko lainnya. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa transaksi ini bertentangan dengan hukum Islam karena
transaksi ini tidak memenuhi syarat jual beli yakni objek. Hasil dari penelitian
ini yaitu, menurut analisis hukum Islam jual beli tersebut tidak sah karena
termasuk tindak pencurian begitu pula dengan hukum positif.12
Dalam skripsi lain oleh Ahmad Sathori, 2014, juga membahas tentang
masalah jual beli tanah sengketa dengan skripsi yang berjudul ”Analisis Hukum
Islam dan Hukum Positif terhadap Jual beli Tanah yang Bersengketa (Studi

Kasus Tanah Tambak di Jl. Keputih 67, Sukolilo Surabaya). Dalam skripsi ini
disimpulkan studi kasus jual beli tanah sengketa di Jl. Keputih 67 Sukolilo
Surabaya dianggap tidak sah dan termasuk tindak pencurian, karena prosedurnya
tidak sesuai dengan syariat Islam seperti tidak adanya bukti-bukti transaksi dan
saksi pada saat terjadinya peralihan hak atas tanah.13
Skripsi lain dengan judul “Analisis Hukum Islam terhadap Jual Beli

Handphone (HP) servis yang tidak diambil oleh pemiliknya di Counter Kaafi
Cell dan Anugrah Cell Sidoarjo”, oleh Farikhatul Masito, 2012. Dalam skripsi
ini disimpulkan bahwa praktek jual beli handphone servis yang tidak diambil
oleh pemiliknya di Counter Kaafi Cell dan Anugrah Cell Sidoarjo sama dengan
praktek jual beli pada umumnya, yang membedakan adalah handphone yang

12

Vittri Susanti, “Analisis Hukum Islam terhadap Jual Beli Barang Temuan di Sungai Kalingapuri
desa Pangkahkulon Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik”, (Skripsi – IAIN Sunan Ampel,
Surabaya, 2012), 6
13
Ahmad Sathori, ”Analisis Hukum Islam dan Hukum Positif terhadap Jual Beli Tanah yang
Bersengketa : Studi Kasus Tanah Tambak di Jl. Keputih 67, Sukolilo Surabaya”, (Skripsi – UIN
Sunan Ampel, Surabaya, 2014), 9

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

diperjualbelikan bukan milik penjual (Counter Kaafi Cell dan Anugrah Cell
Sidoarjo) melainkan milik konsumen yang memperbaiki handphonenya di

counter tersebut. Seseorang yang menserviskan handphonenya di Counter Kaafi
Cell dan Anugrah Cell Sidoarjo, setelah handphonenya selesai diperbaiki pemilik
handphone mendapat pemberitahuan bahwa handphonenya sudah bisa diambil,
akan tetapi jika pemilik handphone tidak mengambil handphonenya dalam
waktu yang cukup lama karena beberapa alasan, maka pihak counter menjual

handpone tersebut. Hasil dari penelitian ini, jual beli tersebut hukumnya tidak
sah atau disebut juga dengan bathil, sebab tidak terpenuhinya syarat sah objek
jual beli.14
Dari beberapa penelitian di atas, tentunya berbeda dengan apa yang akan
disusun oleh penulis. Dalam penulisan ini penulis akan membahas tentang
hukum Islam jual beli piring bonus di toko Nurul Ilmu Maumere Nusa Tenggara
Timur kepada warung di pasar, dan tersusun menjadi judul: “Tinjauan Hukum
Islam terhadap Jual Beli Piring Bonus di Toko Nurul Ilmu Maumere Nusa
Tenggara Timur”.

14

Farikhatul Masito, “Analisis Hukum Islam terhadap Jual Beli Handphone (HP) Servis Yang Tidak
Diambil Oleh Pemiliknya di Counter Kaafi Cell dan Anugrah Cell Sidoarjo”, (Skripsi – IAIN Sunan
Ampel, Surabaya, 2012), 77

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

E. Tujuan Penelitian
Penulis dalam meneliti permassalahan ini, dengan tujuan untuk
mengetahui :
1. Praktek jual beli piring bonus di Toko Nurul Ilmu Maumere Nusa
Tenggara Timur.
2. Tinjauan hukum Islam terhadap jual beli piring bonus di Toko Nurul
Ilmu Maumere Nusa Tenggara Timur.

F. Kegunaan Hasil Penelitian
Dengan adanya penelitian ini dapat berguna bagi pembacanya, dan
bermanfaat baik yang bersifat teoritis maupun praktis, sebagai berikut :
1. Kegunaan Secara Teoritis
a. Sebagai pertimbangan bagi studi-studi selanjutnya, pada masalah
tinjauan hukum Islam terhadap jual beli piring bonus dan
menambah bahan pustaka.
b. Sebagai tempat informasi ilmu pengetahuan praktik dari jual beli
piring bonus.
2. Kegunaan Secara Praktis
a. Mengembangkan

penalaran,

membentuk

pola

pikir,

dan

mengetahui kemampuan peneliti dalam menerapkan ilmu yang
telah diperolehnya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

b. Dapat dijadikan pijakan untuk implemenstasikan oleh masyarakat
umum mengenai aspek yang berkaitan dengan manfaat ditinjau
dari hukum Islam.

G. Definisi Operasional
Agar tidak terjadinya kesalahpahaman terhadap judul skripsi “Tinjauan
Hukum Islam terhadap Jual Beli Piring Bonus di Toko Nurul Ilmu Maumere
Nusa Tenggara Timur,” maka perlu dijelaskan arti dari kata judul tersebut,
sebgai berikut :
Hukum Islam

: Segala ketentuan hukum yang berdasarkan
Dalil Qur’an, Hadits, dan pendapat ulama yang
dalam hal ini berkaitan dengan jual beli dan
hadiah.

Jual Beli Piring Bonus

:Jual beli piring bonus merupakan suatu transaksi
kegiatan ekonomi antara penjual dan pembeli
dengan objek piring, yang sebenarnya piring
tersebut didapat dari pemilik toko (penjual)
dengan gratis karena dengan setiap pembelian
detergen Daia.

Toko Nurul Ilmu

: Merupakan suatu badan usaha dagang yang
menjalankan
menjualkan

usahanya

bersifat

barang-barang

yang

tetap

guna

dibutuhkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

masyarakat di Toko Nurul Ilmu Maumere Nusa
Tenggara Timur.

H. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research)
yaitu penelitian yang objeknya mengenai gejala-gejala atau peristiwaperistiwa yang terjadi pada kelompok masyarakat. Sehingga penelitian
ini juga bisa disebut penelitian kasus dengan pendekatan deskriptif
kualitatif. Jenis penelitian ini digunakan untuk meneliti praktek jual
beli piring bonus di Toko Nurul Ilmu Maumere Nusa Tenggara Timur.
2. Waktu dan tempat
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 30 Mei 2016 sampai 30 Juni
2016, bertempat di Toko Nurul Ilmu Maumere Nusa Tenggara Timur.
3. Data yang dikumpulkan
Data adalah bahan keterangan tentang sesuatu objek uraianuraian, bahkan dapat berupa cerita pendek.15 Data yang dapat
dikumpulkan oleh peneliti dalam penelitian ini, diantaranya adalah:
a. Data tentang praktek jual beli piring bonus di Toko Nurul Ilmu
Maumere Nusa Tenggara Timur.
b. Apa yang melatar belakangi tentang jual beli piring bonus di Toko
Nurul Ilmu Maumere Nusa Tenggara Timur.
15

Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial : Format-format Kuantitatif & Kualitatif, (Surabaya:
Airlangga University Press, 2001), 123.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

4. Subjek Penelitian
Subyek penelitian merupakan bagian yang penting dalam sebuah
penelitian. Subyek dipilih oleh peneliti dan dianggap memiliki

kredibilitas untuk menjawab dan memberikan informasi dan data
kepada peneliti yang sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam
penelitian ini. Adapun subyek penelitian ini sebgai berikut :
a. Pihak yang menjualkan pring bonus
b. Pihak yang membeli piring bonus
5. Sumber data
Sumber data yang penulis gunakan untuk dijadikan pedoman
dalam literatur ini meliputi data primer dan sekunder, sebagai berikut :
a. Sumber data primer
Sumber data primer yaitu data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara) yang secara
khusus di kumpulkan oleh peneliti untuk menjawab permasalahan
dalam penelitian. Data ini diperoleh peneliti dari hasil wawancara
dan terjun ke lapangan dengan para pihak yang terlibat dalam
kegiatan jual beli piring bonus. Para pihak yang terlibat antara lain:
1) Pemilik toko Nurul Ilmu yang menjual piring bonus tersebut.
2) Pembeli piring di Toko Nurul Ilmu
b. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti secara
tidak langsung. Data yang digunakan dalam penelitian dikumpulkan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

peneliti yang berupa studi kepustakaan, yaitu dengan cara
mempelajari melalui internet dan buku-buku referensi tentang
penelitian ini. Buku yang digunakan, antara lain:
1) Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqh Muamalat.
2) Helmi Karim, Fiqh Muamalah.
3) M. Ali Hasan, Berbagi Transaksi dalam Islam.
4) Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah.
5) Rachmad Syafei, Fiqih Muamalah.
6) Satria Effendi, Ushul Fiqh.
7) Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Terjemahan, Jilid 12.
8) Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah.
9) Yusuf Qordhawi, Halal dan Haram dalam Islam.
c. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti,
antara lain:
a. Observasi
Metode observasi data pengamatan ini merupakan strategi
pengumpulan data mengenai apa yang mereka lakukan dan
benda-benda apa saja yang mereka buat dan gunakan dalam
kehidupan mereka.16 Dalam teknik ini, peneliti memperoleh data
mengenai praktek jual beli piring bonus di Toko Nurul Ilmu
Maumere Nusa Tenggara Timur.

16

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2001), 58.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

b. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini dimaksudkan agar
mendapatkan informasi dan data lapangan secara langsung dari
responden

yang

dianggap

valid

atau

tidak

dilihat

dari

dokumentasi. Wawancara merupakan sebuah percakapan antara
dua orang atau lebih, yang pertanyaannya diajukan oleh kepada
subjek penelitian unuk dijawab.17 Wawancara yang digunakan
berpedoman pada wawancara terstruktur, sehingga memiliki
pertanyaan yang sudah direncanakan, khususnya kepada pemilik
toko, penjual piring bonus dan pembeli piring bonus di Toko Nurul
Ilmu Maumere Nusa Tenggara Timur.

c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak
langsung ditujukan pada subyek penelitian, namun melalui
dokumen.18 Pengumpulan data dokumen merupakan metode yang
digunakan peneliti untuk menelusuri data historis yang berisi
sejumlah fakta yang berbentuk dokumen, hal ini sebagai
pelengkap data penelitian, data sebagai penunjang dari hasil
wawancara dan observasi.
Dalam teknik ini, peneliti mendapatkan data-data yang
berupa dokumentasi seperti foto, video, rekaman hasil wawancara
17
18

Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), 130.
M. Iqbal Hasan, Metode Penelitian dan Aplikasinya, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), 87

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

dan dokumen-dokumen yang ada sebagai kelengkapan penelitian
ini.
d. Teknik Pengolahan Data
Setelah seluruh data terkumpul perlu adanya pengolahan
data dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Editing, merupakan salah satu upaya untuk memeriksa
kelengkapan data yang dikumpulkan. Teknik ini digunakan
untuk meneliti kembali data-data yang diperoleh.19 Hal
tersebut dilakukan untuk memeriksa kembali data-data
tentang praktek jual beli piring bonus di Toko Nurul Ilmu
Maumere Nusa Tenggara Timur, guna sebagai kelengkapan
data-data dan sumber-sumber studi dokumentasi.
b. Organizing, yaitu mengatur dan menyusun data sumber
dokumentasi sedemikian rupa sehingga dapat memperoleh
gambaran yang sesuai dengan rumusan masalah, serta
mengelompokkan data yang diperoleh.20 Dengan teknik ini,
diharapkan penulis dapat memperoleh gambaran tentang jual
beli piring bonus di Toko Nurul Ilmu Maumere Nusa
Tenggara Timur.
c. Analizing, adalah dengan memberikan analisis lanjutan
terhadap hasil editing dan organizing data yang telah

19

Soeratno, Metode Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: UUP AMP YKPM, 1995),
127.
20
Chalid Narbuko dan Abu Achmadi, Metode Penelitian, (Jakarta: Aksara, 1997), 153

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

diperoleh

dari

sumber-sumber

penelitian,

dengan

menggunakan teori dan dalil-dalil lainnya sehingga diperoleh
kesimpulan.21 Kesimpulan dari hasil data mengenai jual beli
piring bonus di Toko Nurul Ilmu Maumere Nusa Tenggara
Timur dan dapat disesuaikan dengan hukum Islam.
e. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif,
yaitu data yang dihasilkan dari penelitian lebih berkenaan dengan
interpretasi terhadap data yang ditemukan di lapangan.22 Sehingga
teknis analisis data yang digunakan adalah deskriptif. Analisis
deskriptif adalah menggambarkan dan menguraikan secara
menyeluruh mengenai objek yang diteliti.
Dalam pola pikir induktif, yakni memaparkan data-data
kasus yang didapatkan kemudian menjadi kesimpulan yang di
analisis dengan hukum Islam mengenai jual beli piring bonus,
dengan menyatakan keadaan atau fenomena hukum yang terjadi di
Toko Nurul Ilmu Maumere Nusa Tenggara Timur.
Penulis akan menjelaskan terlebih dahulu berbagai hal
mengenai konsep jual beli. Setelah menjelaskan konsep-konsep
akan dihubungkan dengan kenyataan-kenyataan yang terjadi di
lapangan.

21
22

Ibid., 195
Lexi J, Moeloeng, Penelitian Kualitatif, (Bandung: Osdakarya, 2001), 164

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

I. Sistematika Pembahasan
Agar penulisan dalam penelitian ini tidak keluar dari jalur penelitian dan
lebih mudah untuk dipahami serta lebih sistematis dalam penyusunannya, maka
penulis membagi lima bab dalam penulisan pada penelitian ini, sistematika
masing-masing bab sesuai dengan urutan sebagai berikut:
Bab pertama adalah berisi pendahuluan: terdiri dari penulis membahas
latar belakang, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian
pustaka,tujuan penelitian, kegunaan penelitian,

definisi operasional, serta

metode penelitian yang digunakan dalam memperoleh data yang diperlukan dan
sistematika pembahasan.
Bab kedua menjelaskan tentang landasan teori dari penelitian yaitu
tentang konsep jual beli dalam hukum Islam, yang meliputi pengertian jual beli
dalam hukum Islam, dasar hukum jual beli, rukun dan syarat jual beli dan
macam-macam jual beli. Dan juga konsep dari hadiah, yang meliputi pengertian
hadiah dan rukun hadiah.
Bab ketiga, menjelaskan tentang praktek jual beli piring bonus di Toko
Nurul Ilmu Maumere Nusa Tenggara Timur, yang berisi gambaran umum Toko
Nurul Ilmu Maumere Nusa Tenggara Timur, dan praktek jual beli piring bonus
di Toko Nurul Ilmu Maumere Nusa Tenggara Timur, selain itu memuat tentang
latar belakang transaksi jual beli piring bonus di Toko Nurul Ilmu Maumere
Nusa Tenggara Timur.
Bab keempat, menjelaskan tinjauan hukum Islam terhadap jual beli piring
bonus di Toko Nurul Ilmu Maumere Nusa Tenggara Timur, yang berupa

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

tinjauan praktek jual beli piring bonus di Toko Nurul Ilmu Maumere Nusa
Tengara Timur, tinjauan hukum Islam terhadap jual beli piring bonus di Toko
Nurul Ilmu Maumere Nusa Tenggara Timur dan menganalisis status dari piring
bonus apakah itu merupaka hak milik penjual atau hak milik konsumen terakhir.
Bab kelima merupakan akhir dari penelitian yang berisikan tentang
kesimpulan dan saran. Kesimpulan berisi tentang beberapa hal yang berkatan
dengan hasil penelitian sedangkan saran adalah beberapa masukan yang
diberikan oleh peneliti atas hasil penelitian.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
JUAL BELI DALAM ISLAM

A. Pengertian Jual Beli
Allah SWT telah menentukan bahwa manusia tidak mungkin memenuhi
kebutuhannya sendiri, apalagi pada zaman yang semakin modern ini, dimana
manusia membutuhkan bermacam dan berbagai kebutuhan jasmani dan
rohaninya. Kebutuhan tersebut tak hentinya dan senantiasa diperlukan
selama manusia itu hidup, tidak seorangpun dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya sendirian, maka dari itu manusia dituntut untuk berinteraksi
dengan sesamanya dalam menciptakan pertukaran, yakni seseorang
memberikan apa yang dimilikinya untuk memperoleh sesuatu sebagai
pengganti sesuai kebutuhannya dari sesamanya dan begitu sebaliknya.
Secara etimologis, jual beli berarti pertukaran mutlak. Kata al-bai’ ‘jual’
dan asy-syiraa ‘beli’ penggunaannya disamakan antara keduanya. Keduanya
masing-masing mempunyai pengertian lafadz yang sama dan pengertian
berbeda. Dalam syariat Islam, jual beli adalah pertukaran harta tertentu
dengan harta lain berdasarkan keridhaan antara keduanya, atau dengan
pengertian lain memindahkan hak milik dengan hak milik lainnya berdasarkn
persetujuan dan hitungan materi.1

1

Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah Jilid 4, (Jakarta: Pena Pundi Alsara, 2005), 120.

22
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

Jual beli menurut bahasa berasal dari kata al-Ba>i’ yang berarti menjual,
mengganti, dan menukar (sesuatu dengan ya ng lain), dan diambil dari kata
asal ba’a, yab’u, bay’an. Kata al-Ba>i’ dalam bahasa arab terkadang
digunakan untuk kata lawannya, yakni as-Shira’ (beli). Dengan demikian,
kata al-Ba>i’ berarti jual, tapi sekaligus berarti beli.2
Perkataan jual beli sebenarnya terdiri dari dua kata yaitu “jual” dan
“beli”. Sebenarnya kata “jual” dan “beli” mempunyai arti yang satu sama
lainnya bertolak belakang. Kata jual menunjukkan bahawa adanya dua
perbuatan dalam satu peristiwa, yaitu satu pihak menjual dan pihak lainnya
membeli maka dalam hal ini terjadi transaksi jual beli.3
Secara terminologi, terdapat beberapa definisi jual beli yang dikemukakan
para ulama fiqh, sekalipun substansi dan tujuan masing-masing definisi
sama, antara lain:

ِ ‫مبا دلَةُ م ٍال َِِ ٍال علَى سبِي ِل التَر‬
ٍ ‫ اَو نَ ْقل ِم ْل‬,‫اضي‬
ٍ ‫ك بِعِ َو‬
‫ض َعلَى الْ َو ْج ِه الْ َمأْذُ ْو ِن فِْي ِه‬
َ َ َُ
َ َْ َ
ُ ْ
“Jual beli ialah pertukaran harta dengan harta atas dasar saling
merelakan”. Atau, “memindahkan milik dengan ganti yang dapat
dibenarkan”.4
Dalam definisi diatas terdapat kata “harta”, “milik", “dengan”, “ganti”
dan “dapat dibenarkan” (al-ma’dzun fih). yang dimaksud harta dalam
definisi diatas adalah segala yang dimiliki dan bermanfaat, maka
dikecualikan yang bukan milik dan tidak bermanfaat; yang dimaksud milik
2

Ahmad Warson Munawwir, Kamus Arab Indonesia Munawwir, (Surabaya: Pustaka Progessif,
cetakan 14, 1997), 55.
3
M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003),
hal 113
4
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah..., 120.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

agar dapat dibedakan dengan yang bukan milik; yang dimaksud dengan ganti
agar dapat dibedakan dengan hibah (pemberian); sedangkan yang dimaksud
dapat dibenarkan (al-ma’dzun fih) agar dapat dibedakan denga jual beli yang
terlarang.5
Definisi lain yang dikemukakan Hanafiyah yang dikutip oleh Wahbah alZuhaily, jual beli adalah :

ٍ
ٍ ِ ٍ
ٍ ‫ أَو مبا َدلَةُ َشْي ٍئ مرغُو‬,‫ص‬
ٍ ‫ص ْو‬
‫ب فِْي ِه ِِِثْ ِل َعلَى َو ْج ٍه ُم َقيَ ٍد‬
ُ ََْ ‫ُمبَا َدلَةُ َمال َِال َعلَى َو ْجه‬
َُ
ْ َْ
ٍ ‫ص ْو‬
‫ص‬
ُ ََْ

“saling tukar harta dengan harta melalui cara tertentu”. Atau “tukarmenukar sesuatu yang diinginkan dengan yang sepadan melalui cara tertentu
yang bermanfaat”.

Dalam definisi ini terkandung pengertian “cara yang khusus”, yang
dimaksud Hanafiyah dengan kata-kata tersebut adalah melalui ijab dan
kabul, atau juga boleh melalui saling memberikan barang dan harga dari
penjual dan pembeli.di samping itu, harta yang diperjualbelikan harus
bermanfaat bagi manusia, sehingga bangkai, minuman keras, dan darah tidak
termasuk sesuatu yang boleh diperjualbelikan, karena benda-benda itu tidak
bermanfaat bagi muslim. Apabila jenis-jenis barang seperti itu tetap
diperjualbelikan menurut ulama Hanafiyah, jual belinya tidak sah.6
Definisi lain yang dikemukakan dikutip oleh Wahbah al-Zuhaily, jual beli
adalah:

‫ُمبَ َادلَةُ الْ َم ِال بِالْ َم ِال ََْلِْي ًكا َوَََلّ ًكا‬
5

Abdul Rahman Ghazaly, Ghufron Ihsan dan Sapiudin Shidiq, Fiqh Muamalat, (Jakrata: Kencana
Prenada media Group, 2010), 67.
6
Ibid., 68.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

“Saling Menukar harta denga harta dalam bentuk pemindahan milik dan
pemilikan”.7
Dalam definisi tersebut ditekankan kata “milik dan pemilikan” karena
adanya tukar-menukar harta yang sifatnya tidak harus dimiliki seperti sewamenyewa (al-ijarah).8
Adapun makna daribai’ (jual beli) menurut istilah ada beberapa definisi
dan yang paling bagus adalah definisi yang disebutkan oleh Syaikh AlQalyubi yang sebagaimana dikuti oleh Abdul Aziz Muhammad Azzam
bahwa: “akad saling mengganti dengan harta yang berakibat kepada
kepemilikan terhadap satu benda atau manfaat untuk tempo waktu
selamanya dan bukan untuk bertaqarrub kepada Allah SWT”, dengan kata
lain saling mengganti maka tidak termasuk didalmnya hibah, dan yang lain
yang tidak ada saling ganti.9
Lafal al-bai’ (jual ) dan asy-syirâ’ (beli) kadang-kadang digunakan untuk
satu arti yang sama, misalnya dalam firman Allah SAW pada Surah Yusuf
(12) ayat 20:
         

Artinya: dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, Yaitu
beberapa dirham saja, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya kepada
Yusuf.10

7

Wahbah al-Zuhaili, Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, (Bairut: Dar al-Fikr, t.t, Juz V), 302
Ibid.,
9
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2010), 24.
10
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Diponegoro, Cet. IV, 2013),
189
8

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

Dalam ayat ini lafal

ُ‫( َشَرْوه‬membeli) digunakan untuk arti ُ‫( بَاعُ ْوه‬menjual),

ini menunjukkan bahwa kedua lafal tersebut termasuk lafal musytarak untuk
arti yang berlawanan.11
Beberapa pendapat tentang pengertian jual beli di atas dapat disimpulkan
bahwa jual beli adalah kegiatan tukar-menukar barang dengan barang atau
tukar-menukar sejumlah barang dengan sejumlah nilai mata uang tertentu.
Jual beli juga dapat diartikan sebagai kegiatan menukar barang dengan
barang lain dengan cara tertentu (akad) dengan nilai suka sama suka diantara
kedua belah pihak, yang satu menerima benda dan yang pihak lain menerima
sesuai kesepakatan transaksi yang terjadi dibenarkan oleh syara’.

B. Dasar Hukum Jual beli
Jual beli sebagai sarana tolong-menolong antara sesama umat manusia
mempunyai landasan yang kuat dalam al-Qur’an dan sunnah Rasulullah
SAW.12
1. Al-Qur’an
Terdapat beberapa ayat al-Qur’an, yang berbicara mengenai jual
beli, antara lain :

11
12

Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Amzah, 2010), 174.
Abdul Rahman Ghazaly, Ghufron Ihsan dan Sapiudin Shidiq, Fiqh ..., 68.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

a. Surat al-Baqarah ayat 275:
    
Artinya : “Allah telah
mengharamkan riba”.13

menghalalkan

jual

beli

dan

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah menghalalkan jual beli
yang berarti kita manusia berhak melakukan transaksi jual beli
dengan jalan yang hala dan akan diridhahi oleh Allah SWT,
sebaliknya mengharamkan jual beli yang mengandung unsur riba
sebaik-baik manusia mentaati perintah Allah SWT dan Jauhi
larangan-Nya.
b. Surat al-Baqarah ayat 198 :
       
Artinya : “tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki
hasil perniagaan) dari Tuhanmu”.14
Allah menyuruh kita untuk bekerja mencari rezeki untuk
keluarga dengan cara yang halal dan akan mendapatkan ridha-Nya.
c. Surat an-Nisa’ ayat 29 :
         
    