07.MAKALAH TERPADU WAI SELABUNG

I.7

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

SURVEI TERPADU GEOLOGI, GEOKIMIA, DAN GEOFISIKA DAERAH PANAS BUMI
WAI SELABUNG, KABUPATEN OKU SELATAN, PROVINSI SUMATERA SELATAN

Mochamad Nur Hadi, Arif Munandar, Dedi Kusnadi, Ahmad Zarkasyi, Dendi Suryakusuma, Wiwid
Joni, Asep Sugianto
Kelompok Penyelidikan Panas Bumi,
Pusat Sumber Daya Geologi

SARI

”Semakin meningkatnya kebutuhan akan energi mendorong pemerintah untuk mengupayakan penamba-

han energi baru sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan. Penyelidikan terpadu geologi, geokimia,
dan geoisika ini dimaksudkan sebagai salah satu upaya pemerintah untuk mengupayakan peningkatan
kebutuhan energi listrik di daerah Sumatera Selatan khususnya di daerah Wai Selabung, Kabupaten Ogan
Kemiring Ulu Selatan, Provinsi Sumatera Selatan.
Tatanan tektonik daerah penyelidikan termasuk ke dalam jalur magmatik Sumatera bagian Selatan dengan lingkungan vulkanik. Secara geologi, batuan di daerah Wai Selabung didominasi oleh batuan Vulkanik

dan Sedimen Tersier. Pembentukan sistem panas bumi di daerah Wai Selabung dipengaruhi oleh aktivitas
vulkanik dan tektonik yang searah dengan pola sesar Sumatera.

Keberadaan panas bumi daerah ini dicirikan dengan munculnya manifestasi berupa air panas dengan
temperatur 92 °C, pH netral, dan alterasi batuan dengan tipe alterasi argilik. Fluida panas bertipe klorida - bikarbonat berada pada zona immature water. Temperatur reservoir diambil melalui perhitungan
geotermometer Na-K (176°C), termasuk entalpi sedang.
Tahanan jenis DC AB/2 1000 m memperlihatkan sebaran yang relatif rendah mengisi bagian tengah ke
arah barat sekitar Teluk Agung, anomali rendah pada gaya berat terindikasi sebagai zona depresi yang
mengikuti sesar besar Sumatera. Anomali geomagnet juga memperlihatkan pola yang sama berupa kelurusan berarah baratlaut-tenggara.
Sumber panas berasal dari batuan vulkanik Kuarter yang berumur Plistosen. Batuan penudung terbentuk
sebagai hasil proses alterasi mineral lempung yang tersebar di sekitar air panas hingga kedalaman 1500 m.
Permeabilitas batuan reservoir terbentuk pada produk Vulkanik Tua yang didukung data Magnetotelluric
dengan nilai tahanan jenis sedang pada kedalaman 1500 m diduga sebagai top reservoir.

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Kompilasi terpadu memperlihatkan daerah prospek berada di bagian barat daya daerah survei dengan
luas sekitar 27 km2 yang termasuk kedalam kelas cadangan terduga sekitar 70 Mwe, dan di bagian barat

dengan luas 15 km2 sebagai potensi sumber daya hipotetis sebesar 64 MWe.



Kata Kunci : Panas Bumi, Wai Selabung, Potensi, Prospek

PENDAHULUAN
Kebutuhan listrik di Indonesia merupakan
salah satu prioritas pemerintah dalam program diversifikasi energi. Pemanfaatan energi
panas bumi secara langsung untuk tenaga
listrik diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
tenaga listrik di Indonesia yang diperkirakan
terus meningkat. Salah satu alternatif dalam
pengembangan energi listrik adalah melalui
panas bumi, disamping energi lainnya yang
terbarukan seperti matahari, angin dan mikro
hidro. Pemilihan daerah Wai Selabung, Kabupaten OKU Selatan Sumatera Selatan (Gambar 1)
sebagai salah satu pertimbangan akan pemanfaatan energi panas bumi adalah berdasarkan
data manifestasi yang ada, melalui program
survei terpadu oleh Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral tahun 2011. Survei
ini dilakukan dengan menggunakan metode
geologi, geokimia, dan geofisika (gayaberat,
geomagnet, geolistrik dan magnetotelurik).

Hasil Penyelidikan
Geologi
Wai Selabung secara tatanan tektoniknya
berada pada busur magmatik Sumatera dan

I.7

tepat pada salah satu segmen sesar Sumatera
bagian selatan. Daerah Danau Ranau merupakan penciri tatanan tektonik tersebut, dimana
pembentukannya merupakan akibat proses
vulkanisme dan tektonisme yang membentuk
suatu Kaldera besar dengan material piroklastik yang tersebar luas di sekitarnya. Posisi Wai
Selabung sekitar 20 km di bagian utara Danau
Ranau. Secara umum batuan penyusun di
daerah penyelidikan di dominasi oleh batuan

vulkanik pada bagian barat daya dan batuan
sedimen klastik yang berumur Tersier di timur
lautnya.
Urutan stratigrafi batuan dikelompokkan
menjadi Satuan Lava Akar Jangkang, Satuan
Batupasir, Lava Asadimana, Lava Pematang
Gong, Breksi Tua, Aliran piroklastik Ranau
(terelaskan), Aliran piroklastik Sapatuhu, Jatuhan piroklastik Ranau, Lava Laai, Lava Bengkok,
Lava Pandan, Lava Gedang, Lava Perean, Lava
Tebatgayat, Aluvium (Gambar 2 ).
Batuan sedimen klastik berupa serpih dan
batupasir merupakan batuan dasar di daerah
ini yang kemudian ditindih oleh batuan vulkanik
muda berumur Kuarter Awal produk Danau
Ranau. Di sisi Barat terbentuk batuan vulkanik
dengan komposisi andesit – basaltis yang
menindih produk piroklastik Danau Ranau dan
diduga berperan dalam pembentukan sistem

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011


BUKU 1 : BIDANG ENERGI

panas bumi di daerah Wai Selabung. Batuan
termuda yang diperoleh dari analisis umur batuan dengan metode jejak belah pada lava basalt
produk Tebat Gayat diperoleh kisaran umur 0,4
± 0,2 juta tahun yang lalu atau pada Kala Plistosen (Laboratorium PSG, 2011).
Pola struktur didominasi oleh arah barat laut
– tenggara ditunjukkan oleh sesar Asadimana,
sesar Kayumanis, sesar Telukagung, sesar
Kotadalam, dan sesar WaeSelabung yang
mengisi bagian tengah dari depresi Selabung.
Sesar tersebut terpotong oleh sesar dengan
arah barat daya – timur laut seperti sesar
Pematanggong dan sesar Gistong. Sesar Gistong diperkirakan sebagai kontrol struktur
yang memfasilitasi munculnya air panas Lubuk
Suban dan sesar dengan arah utara – selatan
seperti sesar Pematangbuluh, sesar Perean,
sesar Sinarmarga, dan sesar Akarjangkang. Sesar tersebut mengikuti pola Sunda
yang terbentuk pada Eosen dan diperkirakan

merupakan sesar tua. Sesar akarjangkang
diperkirakan merupakan salah satu sesar yang
mengontrol munculnya air panas Wai Selabung.
Disamping pola tersebut terbentuk bentukan depresi kawah di Bukit Gedang. Analisis
Fracture and Fault Density menunjukkan nilai
anomali tinggi disekitar air panas pada perpotongan sesar Kotadalam dan Wai Selabung
Manifestasi panas bumi yang ada di sekitar
lokasi penyelidikan terdiri dari pemunculan
mata air panas di Sungai Wai Selabung (2 kelompok), di anak sungai Wai Selabung (2 kelompok),
manifestasi lainnya berupa alterasi yang muncul di dekat air panas Suban (pinggir sungai Wai
Selabung).

Air panas Wai Selabung1
Manifestasi panas bumi ditemukan di anak
Sungai Wai Selabung berupa air panas pada
koordinat UTM zona 48 S (369107 mT, 9479937
mS) dengan temperatur 92,5°C pada temperatur
udara sekitar 25,43°C, pH 9,43, debit 0,1 lt/det,
tidak berasa dan berbau, muncul pada celah
batuan vulkanik berupa lava andesit basaltis

yang telah teralterasi. Mata air panas relatif
jernih, tawar, terdapat sinter karbonat.

Air panas Wai Selabung2
Manifestasi panas bumi ditemukan di anak
Sungai Wai Selabung 40 m dari Wai Selabung
1 berupa air panas pada koordinat UTM zona
48 S (369171 mT, 9479959 mS) dengan temperatur 89,3°C pada temperatur udara sekitar
29,9°C, pH 9,47, debit 0,05 lt/det, tidak berasa
dan berbau, muncul pada celah batuan vulkanik
berupa lava andesit basaltis yang telah teralterasi. Mata air panas relatif jernih, tawar, terdapat
sinter karbonat.

Air panas Wai Selabung3
Manifestasi panas bumi ditemukan di anak
Sungai Wai Selabung 100 m dari Wai Selabung
2 berupa air panas pada koordinat UTM zona 48
S (369256 mT, 9480060 mS) dengan temperatur
40,2°C pada temperatur udara sekitar 30,1°C,
pH 8,38, debit 0,1 lt/det, tidak berasa dan berbau, muncul pada celah batuan vulkanik berupa

aliran piroklastik. Mata air panas relatif jernih,
tawar, terdapat sinter karbonat.

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

I.7

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Air panas Lubuk Suban
Manifestasi panas bumi ditemukan di Sungai
Wai Selabung berupa air panas pada koordinat
UTM zona 48 S (369055 mT, 9481615 mS) dengan temperatur 68,1°C pada temperatur udara
sekitar 27,0°C, pH 8,92, debit 0,5 lt/det, tidak
berasa dan berbau, muncul pada celah batuan
vulkanik berupa lava basaltis. Mata air panas
relatif jernih, tawar, terdapat sinter karbonat.

Air panas Selabung Damping
Manifestasi panas bumi ditemukan di Sungai

Wai Selabung berupa air panas pada koordinat
UTM zona 48 S (367959 mT, 9479453 mS) dengan temperatur 44,4°C pada temperatur udara
sekitar 25,1°C, pH 8,19, debit 0,1 lt/det, tidak
berasa dan berbau, muncul pada celah batuan
vulkanik berupa aliran piroklastik. Mata air
panas relatif jernih, tawar, terdapat sinter karbonat.

Alterasi Lubuk Suban
Lokasi alterasi batuan berada di pinggir sungai
Wai Selabung dengan jarak sekitar 20 m dari
air panas Lubuk Suban (369.036 mT, 9.481.651
mU). Kenampakan fisik alterasi berupa mineral lempung dengan warna abu-abu kebiruan
sampai keputih-putihan yang kelilingi endapan
oksida besi kemerahan dengan luas sekitar
0,5 x 0,5 m 2. Alterasi batuan menunjukkan
beberapa mineral seperti haloysit, montmorilonit, piropilit, klorite dan paligorskit yang
terbentuk pada zona argilik – argilik lanjut.

I.7


Geokimia
Hasil analisis air panas (gambar 3) pada diagram segi tiga Cl-SO4-HCO3, air panas bertipe
klorida bikarbonat atau klorida sulfat dan juga
tipe bikarbonat. Mata air panas dengan temperatur relatif rendah (air panas Selabung 3,
Selabung Damping) termasuk ke dalam tipe
bikarbonat, sementara mata air panas dengan
temperatur lebih tinggi termasuk ke dalam tipe
klorida sulfat ataupun klorida bikarbonat. Plot
pada diagram Na-K-Mg menunjukkan bahwa
air panas Wai Selabung 1 dan Wai Selabung 3
berada pada partial equilibrium yang mengindikasikan bahwa reaksi antara fluida dengan
batuan reservoir telah mencapai kesetimbangan sebagian. Air panas yang lain berada pada
daerah immature water, lebih mengindikasikan
bahwa air panas tersebut telah tercampur dengan air dingin di permukaan dengan proporsi
yang tinggi. Hasil analisis air panas daerah
Wai Selabung pada diagram Cl-Li-B menunjukkan bahwa air panas tersebut terbentuk
pada lingkungan vulkanik. Untuk air panas Wai
Selabung 2 diperkirakan selama perjalanannya
mengalami kontak dengan batuan sedimen
sehingga cenderung mendekati sudut B.

Plotting hasil analisis isotop pada grafik δD terhadap δ18O (gambar 3), memperlihatkan bahwa
air panas Wai Selabung 2 dan Wai Selabung
3 terletak sangat dekat pada garis Meteoric
Water Line (MWL), menunjukkan bahwa mata
air panas tersebut sangat dipengaruhi oleh air
meteorik atau air permukaan. Sementara air
panas Wai Selabung 1, Lubuk Suban, Selabung
Damping, menunjukkan adanya pengayaan
oksigen menjauhi garis MWL, sebagai indikasi
mata air panas berhubungan dengan adanya

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

interaksi antara fluida panas pada sistem panas
bumi dengan batuan yang menyebabkan terjadinya pengkayaan 18O.
Konsentrasi Hg tanah setelah dikoreksi oleh
nilai konsentrasi H2O -, bervariasi dari nilai
terendah 8 ppb (BT1), sampai dengan 312 ppb
(TB7). Variasi Hg tanah memberikan nilai background 140 ppb, nilai treshold 189 ppb, dan
nilai rata-rata 92 ppb. Peta distribusi nilai Hg
tanah (gambar 3.2.9), memperlihatkan anomali relatif tinggi >150ppb terletak di sebelah
selatan daerah penyelidikan yaitu di sekitar Tal
Pelekat, yang berasosiasi dengan lava Tebat
Gayat, sedangkan Hg 100-150 ppb berada
sebelah barat lokasi mata air panas atau di
daerah Selabung Damping, sementara Hg 150 ohm-m umumnya
mengisi bagian timur dan tengah area penyelidikan, sedangkan bagian barat dan sekitar
mata air panas Wai Selabung dan Lubuk Suban
terisi tahanan jenis relatif rendah 250 ohm-m). Tahanan jenis rendah 2%), lokasi air
panas dan alterasi serta batas struktur geologi,
anomali rendah gaya berat dan magnet serta
nilai tahanan jenis rendah dari magnetotellurik
(