MAKSI Newsletter Edisi VII
MAKSI Newsletter
Edisi VII | Juli 2017
MAKSI
NEWSLETTER
Pelepasan Wisudawan
Periode Juli 2017
Magister
akuntansi
(MAKSI)
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
(FEB) Universitas Gadjah Mada
(UGM) melaksanakan pelepasan
wisudawan periode Juli 2017 pada
19 Juli 2017 bertempat di Wisma
Kagama, Universitas Gadjah Mada.
Kegiatan ini dibuka oleh Wakil
Dekan Bidang Keuangan, Aset dan
Sumber Daya Manusia, FEB UGM,
Kusdhianto Setiawan, Sivilekonom,
Ph.D., dan dihadiri oleh Ketua
Program Studi Magister Akuntansi,
FEB UGM Prof. Dr. Abdul Halim,
M.B.A., dan Koordinator Bidang
Keuangan dan Umum, Yulia
Arisnani, Ph.D.
Wisuda periode ini akan diikuti oleh
50 wisudawan dari MAKSI FEB
UGM. Adapun predikat wisudawan
terbaik diraih oleh tiga orang
wisudawan dengan IPK 3,86 yang
terdiri dari Maria Ulfah, Dina Puspa
Sari, dan Diah Agustina Prihastiwi.
Selain meraih predikat sebagai
wisudawan dengan IPK tertinggi,
Dina juga merupakan wisudawan
dengan masa studi terpendek
selama 1 tahun 5 bulan. Sedangkan
gelar wisudawan termuda diraih
oleh Widowati Diah Permatasari
dalam usia 23 tahun 6 bulan.
Prof. Dr. Abdul Halim, M.B.A dalam
pidato
sambutannya
menyampaikan ucapan selamat
dan
sukses
kepada
para
wisudawan.
Dengan
dilaksanakannya
kegiatan
pelepasan wisudawan, maka tugas
dan kewajiban mendidik Magister
Akuntansi telah selesai dan para
wisudawan dikembalikan kepada
keluarga dan instansi dimana para
wisudawan mengabdi. Sambutan
juga disampaikan oleh wisudawan
dengan IPK tertinggi atas nama
Maria Ulfah.
Maria
Ulfah
membagikan
pengalaman semala berkuliah di
Maksi FEB UGM. Menurutnya,
berkuliah di Maksi FEB UGM
merupakan pengalaman yang
sangat berkesan karena selain
mendapatkan
ilmu,
para
mahasiswa juga dapat belajar
langsung dari pakar dan ahli di
bidang Ilmu Akuntansi dan
merupakan pengalaman berharga
dalam hidupnya.
Minimnya sumber daya alam di kota Banjarmasin
mendorong pemerintah kota Banjarmasin untuk lebih kreatif
dalam meningkatkan pendapatan asli daerahnya. Hal
tersebut yang melatarbelakangi dilaksanakannya pelatihan
Optimalisasi Potensi Pajak dan Retribusi Daerah Untuk
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kegiatan
pelatihan tersebut dilaksanakan oleh Program Studi
Magister Akuntansi (Maksi), Fakultas Ekonomika dan Bisnis
(FEB), Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk Pemerintah
Kota Banjarmasin pada 6-7 Juli 2017 bertempat di kampus
FEB UGM.
Selama 2 hari para peserta belajar mengenai; Pajak dan
Retribusi Daerah, Penghitungan Potensi Pajak Hotel,
Restoran, Parkir, Reklame, Mineral Bukan Logam dan
Batuan, Pajak Bumi dan Bangunan, Pasar, Tempat Rekreasi
serta Manajemen Kas. Salah satu potensi pendapatan asli
daerah yang terdapat di Kota Banjarmasin adalah pajak dari
hasil sarang burung walet. Mengingat belum terdapat aturan
pada bidang tersebut, peserta memanfaatkan pelatihan ini
untuk melakukan konsultasi mengenai aturan dan dasar
pengenaan pajak pada hasil sarang burung wallet yang kini
marak terdapat di Kota Banjarmasin.
Pelatihan Pelatihan Penyusunan
Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah Berbasis Akrual
Walapun penggunaan dana telah dilaksanaan dengan baik
tanpa penyimpangan, sebuah laporan keuangan pemerintah
tidak akan sesuai dengan standar jika para penyusun laporan
keuangan tidak memahami penyusunan laporan keuangan
berbasis akrual.
Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan tolak
ukur akuntabilitas laporan keuangan suatu instansi
pemeritah. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) menjadi
salah satu indikator keberhasilan instansi pemerintah
dalam mempertanggungjawabkan penggunaan dana di
instansinya. Untuk mendapatkan opini WTP, para pegawai
keuangan di suatu instansi pemerintah harus bekerja keras
dan paham betul mengenai penggunaan dana dan
pertanggungjawabannya.
Basis Akrual merupakan pencatatan pendapatan dan
pengeluaran kas pada saat terjadinya kegiatan tersebut,
bukan pencatatan pada saat pendapatan tersebut diterima
atau pengeluaran tersebut dibayarkan (cash basis).
Akuntansi berbasis akrual memberikan gambaran yang lebih
akurat atas kondisi keuangan suatu organisasi daripada
akuntansi berbasis kas dimana pada akuntansi berbasis kas,
pencatatan penerimaan dan belanja dicatat setelah terjadi
transaksi kas.
Untuk meningkatkan kemampuan para pegawai dalam
penyusunan laporan keuangan berbasis akrual, diperlukan
pelatihan yang dapat mengakomodir kebutuhan tersebut.
Latar belakang di atas yang mendorong Badan Keuangan
Daerah Pemerintah Kota Banjarmasin (Bakeuda) Kota
Banjarmasin untuk bekerjasama dengan Program Studi
Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB),
Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam melaksanakan
kegiatan Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Berbasis Akrual Berdasarkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013. Pelatihan
yang dilaksanakan di kampus Maksi FEB UGM Yogyakarta
pada 19-20 Juli 2017 diikuti oleh 15 orang pegawai dari
Bakeuda Kota Banjarmasin dari berbagai jabatan.
Ketua Program Studi Maksi FEB UGM, Prof. Dr. Abdul Halim.
M.B.A dalam pidato sambutannya menyampaikan bahwa
akuntansi berbasis akrual telah ditetapkan oleh pemerintah
sejak tahun 2010, namun hingga tahun 2017 masih banyak
pegawai keuangan yang belum memahami benar sistem
tersebut. Kurangnya pemahaman pegawai keuangan
terhadap akuntansi berbasis akrual dapat menurunkan
kualitas laporan keuangan sehingga berpengaruh terhadap
opini BPK. Dengan adanya pelatihan ini, para pegawai
keuangan khususnya dari Bakeuda Pemerintah Kota
Banjarmasin diharapkan akan lebih memahami akuntansi
berbasis akrual dan dapat mempertahankan opini BPK pada
WTP.
Pelatihan
Penatausahaan dan
Pengelolaan Barang
Milik Daerah DPKAD
Kabupaten Keerom
Sebuah
pepatah
mengatakan
Tu tutlah il u sa pai ke egeri Ci a
merupakan dorongan bagi setiap orang
untuk selalu belajar bahkan hingga ke
tempat yang jauh sekalipun. Hal
tersebut yang mendorong para
pegawai
Dinas
Keuangan
dan
Pengelolaan Aset Daerah Kabupaten
Keerom, Provinsi Papua, untuk
mengikuti pelatihan di Program Studi
Magister
Akuntansi,
Fakultas
Ekonomika dan Bisnis (FEB), Universitas
Gadjah Mada (UGM).
Jarak yang cukup jauh dari Papua ke
Yogyakarta tidak menjadi halangan bagi
para
pegawai
tersebut
untuk
meningkatkan kapabilitasnya di bidang
penatausahaan
dan
pengelolaan
barang milik daerah. Rombongan dari
DPKAD Kabupaten Keerom, Provinsi
Papua dipimpin oleh Kepala Bidang
Aset, Alexander Simat.
Dalam pidato sambutannya Alexander
Simat menyampaikan, sebagai pegawai
negeri
pihaknya
memiliki
tanggungjawab kepada negara dan
tanggungjawab
moral
kepada
masyarakat dalam mengelola asset
milik pemerintah daerah. Hal tersebut
yang melatarbelakangi para peserta
untuk
mengikuti
pelatihan
Penatausahaan
dan
Pengelolaan
Barang Milik Daerah di Maksi FEB UGM
pada 17-19 Juli 2017.
Selama 3 hari, para peserta belajar
mengenai penatausahaan barang milik
daerah seperti; wewenang, tugas dan
fungsi pengelola barang milik daerah
serta pengengelolaan barang milik
daerah mulai dari perencanaan hingga
penghapusan dan pemindahtanganan
barang milik daerah.
Peserta juga belajar mengenai
akuntansi aset dan barang milik daerah
untuk
mewujudkan
akuntabilitas
laporan keuangan daerah. Laporan
keuangan daerah yang akuntanbel akan
mendapatkan opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) dari Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK). Opini
tersebut merupakan salah satu
indikator kesuksesan sebuah instansi
pemerintah dalam mengelola laporan
keuangannya.
Edisi VII | Juli 2017
MAKSI
NEWSLETTER
Pelepasan Wisudawan
Periode Juli 2017
Magister
akuntansi
(MAKSI)
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
(FEB) Universitas Gadjah Mada
(UGM) melaksanakan pelepasan
wisudawan periode Juli 2017 pada
19 Juli 2017 bertempat di Wisma
Kagama, Universitas Gadjah Mada.
Kegiatan ini dibuka oleh Wakil
Dekan Bidang Keuangan, Aset dan
Sumber Daya Manusia, FEB UGM,
Kusdhianto Setiawan, Sivilekonom,
Ph.D., dan dihadiri oleh Ketua
Program Studi Magister Akuntansi,
FEB UGM Prof. Dr. Abdul Halim,
M.B.A., dan Koordinator Bidang
Keuangan dan Umum, Yulia
Arisnani, Ph.D.
Wisuda periode ini akan diikuti oleh
50 wisudawan dari MAKSI FEB
UGM. Adapun predikat wisudawan
terbaik diraih oleh tiga orang
wisudawan dengan IPK 3,86 yang
terdiri dari Maria Ulfah, Dina Puspa
Sari, dan Diah Agustina Prihastiwi.
Selain meraih predikat sebagai
wisudawan dengan IPK tertinggi,
Dina juga merupakan wisudawan
dengan masa studi terpendek
selama 1 tahun 5 bulan. Sedangkan
gelar wisudawan termuda diraih
oleh Widowati Diah Permatasari
dalam usia 23 tahun 6 bulan.
Prof. Dr. Abdul Halim, M.B.A dalam
pidato
sambutannya
menyampaikan ucapan selamat
dan
sukses
kepada
para
wisudawan.
Dengan
dilaksanakannya
kegiatan
pelepasan wisudawan, maka tugas
dan kewajiban mendidik Magister
Akuntansi telah selesai dan para
wisudawan dikembalikan kepada
keluarga dan instansi dimana para
wisudawan mengabdi. Sambutan
juga disampaikan oleh wisudawan
dengan IPK tertinggi atas nama
Maria Ulfah.
Maria
Ulfah
membagikan
pengalaman semala berkuliah di
Maksi FEB UGM. Menurutnya,
berkuliah di Maksi FEB UGM
merupakan pengalaman yang
sangat berkesan karena selain
mendapatkan
ilmu,
para
mahasiswa juga dapat belajar
langsung dari pakar dan ahli di
bidang Ilmu Akuntansi dan
merupakan pengalaman berharga
dalam hidupnya.
Minimnya sumber daya alam di kota Banjarmasin
mendorong pemerintah kota Banjarmasin untuk lebih kreatif
dalam meningkatkan pendapatan asli daerahnya. Hal
tersebut yang melatarbelakangi dilaksanakannya pelatihan
Optimalisasi Potensi Pajak dan Retribusi Daerah Untuk
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kegiatan
pelatihan tersebut dilaksanakan oleh Program Studi
Magister Akuntansi (Maksi), Fakultas Ekonomika dan Bisnis
(FEB), Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk Pemerintah
Kota Banjarmasin pada 6-7 Juli 2017 bertempat di kampus
FEB UGM.
Selama 2 hari para peserta belajar mengenai; Pajak dan
Retribusi Daerah, Penghitungan Potensi Pajak Hotel,
Restoran, Parkir, Reklame, Mineral Bukan Logam dan
Batuan, Pajak Bumi dan Bangunan, Pasar, Tempat Rekreasi
serta Manajemen Kas. Salah satu potensi pendapatan asli
daerah yang terdapat di Kota Banjarmasin adalah pajak dari
hasil sarang burung walet. Mengingat belum terdapat aturan
pada bidang tersebut, peserta memanfaatkan pelatihan ini
untuk melakukan konsultasi mengenai aturan dan dasar
pengenaan pajak pada hasil sarang burung wallet yang kini
marak terdapat di Kota Banjarmasin.
Pelatihan Pelatihan Penyusunan
Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah Berbasis Akrual
Walapun penggunaan dana telah dilaksanaan dengan baik
tanpa penyimpangan, sebuah laporan keuangan pemerintah
tidak akan sesuai dengan standar jika para penyusun laporan
keuangan tidak memahami penyusunan laporan keuangan
berbasis akrual.
Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan tolak
ukur akuntabilitas laporan keuangan suatu instansi
pemeritah. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) menjadi
salah satu indikator keberhasilan instansi pemerintah
dalam mempertanggungjawabkan penggunaan dana di
instansinya. Untuk mendapatkan opini WTP, para pegawai
keuangan di suatu instansi pemerintah harus bekerja keras
dan paham betul mengenai penggunaan dana dan
pertanggungjawabannya.
Basis Akrual merupakan pencatatan pendapatan dan
pengeluaran kas pada saat terjadinya kegiatan tersebut,
bukan pencatatan pada saat pendapatan tersebut diterima
atau pengeluaran tersebut dibayarkan (cash basis).
Akuntansi berbasis akrual memberikan gambaran yang lebih
akurat atas kondisi keuangan suatu organisasi daripada
akuntansi berbasis kas dimana pada akuntansi berbasis kas,
pencatatan penerimaan dan belanja dicatat setelah terjadi
transaksi kas.
Untuk meningkatkan kemampuan para pegawai dalam
penyusunan laporan keuangan berbasis akrual, diperlukan
pelatihan yang dapat mengakomodir kebutuhan tersebut.
Latar belakang di atas yang mendorong Badan Keuangan
Daerah Pemerintah Kota Banjarmasin (Bakeuda) Kota
Banjarmasin untuk bekerjasama dengan Program Studi
Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB),
Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam melaksanakan
kegiatan Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Berbasis Akrual Berdasarkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013. Pelatihan
yang dilaksanakan di kampus Maksi FEB UGM Yogyakarta
pada 19-20 Juli 2017 diikuti oleh 15 orang pegawai dari
Bakeuda Kota Banjarmasin dari berbagai jabatan.
Ketua Program Studi Maksi FEB UGM, Prof. Dr. Abdul Halim.
M.B.A dalam pidato sambutannya menyampaikan bahwa
akuntansi berbasis akrual telah ditetapkan oleh pemerintah
sejak tahun 2010, namun hingga tahun 2017 masih banyak
pegawai keuangan yang belum memahami benar sistem
tersebut. Kurangnya pemahaman pegawai keuangan
terhadap akuntansi berbasis akrual dapat menurunkan
kualitas laporan keuangan sehingga berpengaruh terhadap
opini BPK. Dengan adanya pelatihan ini, para pegawai
keuangan khususnya dari Bakeuda Pemerintah Kota
Banjarmasin diharapkan akan lebih memahami akuntansi
berbasis akrual dan dapat mempertahankan opini BPK pada
WTP.
Pelatihan
Penatausahaan dan
Pengelolaan Barang
Milik Daerah DPKAD
Kabupaten Keerom
Sebuah
pepatah
mengatakan
Tu tutlah il u sa pai ke egeri Ci a
merupakan dorongan bagi setiap orang
untuk selalu belajar bahkan hingga ke
tempat yang jauh sekalipun. Hal
tersebut yang mendorong para
pegawai
Dinas
Keuangan
dan
Pengelolaan Aset Daerah Kabupaten
Keerom, Provinsi Papua, untuk
mengikuti pelatihan di Program Studi
Magister
Akuntansi,
Fakultas
Ekonomika dan Bisnis (FEB), Universitas
Gadjah Mada (UGM).
Jarak yang cukup jauh dari Papua ke
Yogyakarta tidak menjadi halangan bagi
para
pegawai
tersebut
untuk
meningkatkan kapabilitasnya di bidang
penatausahaan
dan
pengelolaan
barang milik daerah. Rombongan dari
DPKAD Kabupaten Keerom, Provinsi
Papua dipimpin oleh Kepala Bidang
Aset, Alexander Simat.
Dalam pidato sambutannya Alexander
Simat menyampaikan, sebagai pegawai
negeri
pihaknya
memiliki
tanggungjawab kepada negara dan
tanggungjawab
moral
kepada
masyarakat dalam mengelola asset
milik pemerintah daerah. Hal tersebut
yang melatarbelakangi para peserta
untuk
mengikuti
pelatihan
Penatausahaan
dan
Pengelolaan
Barang Milik Daerah di Maksi FEB UGM
pada 17-19 Juli 2017.
Selama 3 hari, para peserta belajar
mengenai penatausahaan barang milik
daerah seperti; wewenang, tugas dan
fungsi pengelola barang milik daerah
serta pengengelolaan barang milik
daerah mulai dari perencanaan hingga
penghapusan dan pemindahtanganan
barang milik daerah.
Peserta juga belajar mengenai
akuntansi aset dan barang milik daerah
untuk
mewujudkan
akuntabilitas
laporan keuangan daerah. Laporan
keuangan daerah yang akuntanbel akan
mendapatkan opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) dari Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK). Opini
tersebut merupakan salah satu
indikator kesuksesan sebuah instansi
pemerintah dalam mengelola laporan
keuangannya.