Membentuk Sikap Sosial Anak Tk MelaluiPermainan Kelompok

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA

Penanggung Jawab
Drs. Sutoyo,M.Pd (Dekan)
Penasehat
Dra. Sri Hartini,M.Pd ( Wakil Dekan)
Pimpinan Redaksi
Drs. A. Roedy Koesdyantho,M.Pd
Dewan Penyunting
Dra. Lydia Ersta K,S.Pd.,M.Pd, Anita Trisiana, S.Pd,MH
Sri Handayani, S.Pd,M.Hum, Ulupi Sitoresmi,SS,
Drs. Sugiaryo,SH.,M.Pd.,MH, Drs. Fadjeri,
CH. Evy Tri Widyahening,SS.,M.Hum

Staf Redaksi
Anang Ruswanto, S.Pd
Sihono

Alamat Redaksi
Jl. Sumpah Pemuda No. 18 Joglo, Kadipiro, Surakarta
Phone./ Fax (0271) 851147


Pengantar Redaksi
Mengawali pergantian tahun dari tahun 2011 ke tahun 2012, memberikan banyak harapan dan
doa semoga di tahun 2012 ini lebih banyak perubahan ke arah yang lebih baik. Harapan
perubahan yang lebih baik ini dimaknai oleh Widya Wacana sebagai perubahan yang terjadi
dalam peningkatan mutu dan peningkatan kwantitas.
Peningkatan mutu dari Widya wacana Volume 8 Nomor 1 Januari 2012 ini diartikan sebagai
makin berbobotnya kualitas tulisan, orginalitas maupun rujukan-rujukan pustaka yang yang
selalu baru. Dari segi kwantitas diharapkan semakin dikenalnya Widya Wacana tidak saja dari
kalangan Universitas Slamet Riyadi Surakarta, tapi juga dari para pencinta dari institusi yang lain
tentunya sumbangan artikel yang masuk makin beragam. Dengan demikian secara selektif
diharapkan artikel yang dimuat mestinya memenuhi atau mendekati sesuai dengan visi dan misi
yang di emban oleh Widya Wacana.
Meskipun harapan untuk menjadi jurnal yang terakreditasi masih dirasa jauh dari harapan,
setidak tidaknya Widya Wacana semakin tergugah untuk menjadi lebih baik.
Redaksi juga masih tetap berharap agar para pecinta Widya Wacana tetap setia untuk
melestarikan keberadan Widya Wacana ini, karena meski sedikit semoga masih berarti.
Selamat Tahun Baru 2012 !!

Januari 2012


Redaksi

Daftar Isi
Vol. 8 Nomor. 1 Januari 2012

He Us of Picture Series Improve The Student's Speaking
Skill on Narative
Ayu Istiana Sari

ISSN : 1907-5928

1 - 16

Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Prestasi Belajar
Mahasiswa Program Studi BK FKIP Unisri Surakarta
Semester Genap Tahun Akademik 2009/2010
Petrus Karle

17 - 33


Improving Student's Writing Skill Through Dialog Journal
Riyani

34 - 48

Introduksi Budaya Pada pengajaran Penerjemahan
Sumardiono

49 - 62

Peran pendidikan Kewarganegaraan di Persekolahan Sebagai Sarana
pendidikan politik Dalam pembinaan Generasi Muda
Pratowo Sejati

63 - 81

Teaching Listening of Oral Narrative Text
Dewi Cahyaningrum


82 - 97

Membentuk Sikap Sosial Anak Tk MelaluiPermainan Kelompok
Lydia Ersta Kusumaningtyas

98 - 110

Lydia Ersta Kusumaningtyas :
Membentuk Sikap Sosial Anak Tk Melalui
Permainan Kelompok
MEMBENTUK SIKAP SOSIAL ANAK TK MELALUI
PERMAINAN KELOMPOK
Oleh :
Lydia Ersta Kusumaningtyas
ABSTRAK :
Sikap sosial adalah :mampu bekerja sama, dapat bersaing secara positif, mampu
berbagi pada yang lain, memiliki hasrat terhadap penerimaan sosial, simpati, empati,
mampu bergantung secara positif pada orang lain, bersikap ramah, tidak mementingkan
diri sendiri, mampu meniru hal-hal positif, dan memiliki sikap kelekatan (attachment
behavior) yang baik.

Kecenderungan-kecenderungan sosial adalah sebagai dasar untuk mengadakan
sikap sosial manusia. Hubungan timbal balik yang saling memperhatikan menandakan
bahwa manusia adalah makhluk sosial.
Vygotsky menekankan pentingnya konteks sosial dalam proses belajar anak
Hubungan atau pergaulan dengan anak-anak lain dalam bermain merupakan faktor
yang penting dalam perkembangan anak, anak harus belajar untuk menyesuaikan diri pada
lingkungannya agar ia dapat diterima sebagai manusia sosial dimasyarakatnya dan hal
tersebut dapat tercipta melalui bermain kelompok.
KATA KUNCI : Sikap Sosial dan Permainan Kelompok
PENDAHULUAN
Pendidikan Taman Kanak-kanak
merupakan Pendidikan Pra Sekolah yang
mempersiapkan anak didik sebelum
memasuki dunia pendidikan dasar,
bertujuan untuk membantu meletakkan
dasar ke arah perkembangan sikap,
pengetahuan, ketrampilan, dan daya cipta
yang diperlukan oleh anak didik dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya
dan untuk

pertumbuhan
dan
perkembangan selanjutnya (Depdikbud,

PKBTK, 1994 : 4).
Usaha untuk mencapai tujuan
tersebut merupakan sesuatu yang tidak
mudah. Seorang anak akan memasuki
Pendidikan Pra Sekolah, dengan hukum
perkembangan anak bahwa setiap individu
memiliki tempo perkembangan yang
berbeda-beda.
Bagi anak yang belum siap fisik
maupun psikisnya dalam memasuki
pendidikan, akan mengalami kesulitan
dalam belajar. Anak yang telah cukup
98

Jurnal Ilmiah Widya Wacana


Lydia Ersta Kusumaningtyas :
Membentuk Sikap Sosial Anak Tk Melalui
Permainan Kelompok
umur namun belum mempunyai
tetap menjaga ketertiban. Kebebasan
keberanian, anak akan merasa takut untuk
tersebut diarahkan pada timbulnya disiplin
sekolah dikarenakan anak tersebut belum
diri sendiri pada anak. Untuk terciptanya
dapat menyesuaikan
diri dengan
suasana bebas yang tertib, anak dikenalkan
lingkungannya.
pada pengertian-pengertian bahwa setiap
Oleh karena itu keberadaan Taman
ada kebebasan, ada tanggung jawab dan
Kanak-kanak sangat dirasakan penting
setiap ada hak, ada kewajiban.
guna mempersiapkan jenjang selanjutnya.
Dengan adanya suasana yang

Sebagai upaya untuk meningkatkan
bebas yang dijiwai pengertian-pengertian
penyesuaian perkembangan sikap sosial
tersebut dan dengan adanya beraneka
anak dalam belajar. Salah satunya adalah
ragam alat/bahan/mainan yang fungsional
dengan cara memberikan pola bermain
untuk perkembangan
jasmaniah,
kelompok. Pola bermain kelompok ini
intelektual, emosional dan sosial, maka
sangat penting jika disampaikan sejak
kegiatan/bermain bebas di Taman Kanakkanak-kanak dengan harapan dapat
kanak memungkinkan anak untuk “belajar
merangsang perkembangan sikap sosial,
sambil bermain”.
sehingga anak dapat berkembang secara
optimal dan wajar.
Perkembangan Sikap Sosial
Pola permainan yang diterapkan

Menurut Hurlock
(2000:239)
di Taman Kanak-kanak adalah "Bermain
pengertian sikap sosial adalah :Mampu
sambil belajar, belajar seraya bermain".
bekerja sama, dapat bersaing secara
Dengan pola bermain kelompok, anak
positif, mampu berbagi pada yang lain,
akan mengenal suatu konsep-konsep yang
memiliki hasrat terhadap penerimaan
masih abstrak dapat menjadi jelas,
sosial,
simpati,
empati,
mampu
sehingga penerimaan konsep tersebut
bergantung secara positif pada orang lain,
menjadi gambaran yang bersifat verbal.
bersikap ramah, tidak mementingkan diri
Untuk

bermain
anak
sendiri, mampu meniru hal-hal positif, dan
membutuhkan tempat, waktu, bermacammemiliki sikap kelekatan (attachment
macam alat/bahan/mainan dan kebebasan.
behavior) yang baik.
Kebebasan yang diberikan dalam
Sikap yang ditunjukkan anak
pelaksanaan bidang pengembangan ini
dapat berbeda tergantung dengan siapa
adalah kebebasan yang tertib. Anak bebas
anak berhadapan. Johnson dalam Bimo
melakukan kegiatan-kegiatan
atau
Walgito (2005:82) mengungkapkan bahwa
bermain menurut pilihannya sendiri, tetapi
anak bersikap dalam suatu kelompok

99
Jurnal Ilmiah Widya Wacana


Lydia Ersta Kusumaningtyas :
Membentuk Sikap Sosial Anak Tk Melalui
Permainan Kelompok
berbeda dengan sikapnya dalam kelompok
sosialnya.
lain. Sikap anak dalam kelompok juga
5) Adanya bimbingan dan pengajaran
berbeda dengan pada waktu anak
dari orang lain, yang biasanya
sendirian. Kehadiran orang lain dapat
menjadi model bagi anak.
menimbulkan reaksi yang berbeda pada
6) Adanya bimbingan dan pengajaran
tiap-tiap anak. Perbedaan ini dapat terjadi
yang secara sengaja diberikan oleh
karena beberapa faktor yaitu : (1)
orang yang dapat dijadikan model
Persiapan anak yang menjadi anggota
bergaul yang baik bagi anak.
kelompok, (2)
Lingkungan tempat
7) Adanya kemampuan berkomunikasi
terjadinya interaksi, dan
(3)
Pola
yang baik yang dimiliki anak.
kepemimpinan yang berlaku.
8) Adanya kemampuan berkomunikasi
Sejak kecil anak telah belajar cara
yang dapat membicarakan topik yang
bersikap sosial sesuai dengan harapan
dapat dimengerti dan menarik bagi
orang-orang paling dekat dengannya, yaitu
orang lain yang menjadi lawan
dengan ibu, ayah, saudara dan anggota
bicaranya.
keluarga yang lain. Apa yang dipelajari
anak dari lingkungan keluarganya turut
Menurut Hurlock (2000:228)
mempengaruhi
pembentukan sikap
untuk menjadi orang yang mampu
sosialnya.
bersosialisasi memerlukan tiga proses.
Dini P. Daeng S (1999:114)
Masing-masing proses terpisah dan sangat
mengungkapkan bahwa ada delapan faktor
berbeda satu sama lain, tetapi saling
yang berpengaruh pada kemampuan
berkaitan. Kegagalan dalam satu proses
bersosialisasi anak yaitu :
akan menurunkan kadar sosialisasinya.
1) Adanya kesempatan untuk bergaul
Ketiga proses sosialisasi tersebut adalah :
dengan orang-orang di sekitarnya
1) Belajar bersikap yang dapat diterima
dari berbagai usia dan latar belakang.
secara sosial
2) Banyak
dan bervariasinya
Untuk dapat bersosialisasi anak tidak
pengalaman dalam bergaul dengan
hanya harus mengetahui sikap yang
orang-orang di lingkungannya.
dapat diterima, tetapi mereka juga
3) Adanya minat dan motivasi untuk
harus menyesuaikan sikapnya dengan
bergaul.
patokan yang dapat diterima.
4) Banyaknya
pengalaman
yang
2) Memainkan peran sosial yang dapat
menyenangkan yang diperoleh
diterima
melalui pergaulan dan aktivitas
Setiap kelompok sosial mempunyai

100
Jurnal Ilmiah Widya Wacana

Lydia Ersta Kusumaningtyas :
Membentuk Sikap Sosial Anak Tk Melalui
Permainan Kelompok
kebiasaan yang telah ditentukan
berperan
dalam mengembangkan
dengan seksama oleh para anggotanya
kemampuan berpikir anak. Vygotsky juga
dan dituntut untuk dipatuhi.
menjelaskan bahwa bentuk-bentuk
3) Perkembangan sikap sosial
aktivitas mental yang tinggi diperoleh dari
Untuk bersosialisasi dengan baik
konteks sosial dan budaya tempat anak
anak-anak harus menyenangi orang
berinteraksi dengan teman-temannya atau
dan kegiatan sosial. Jika mereka dapat orang lain.
melakukannya, mereka akan berhasil
Proses pembelajaran
dalam
dalam penyesuaian sosial dan
kelompok sebaya merupakan proses
diterima sebagai anggota kelompok
pembelajaran
sikap sosial yang
sosial tempat mereka bergaul.
sesungguhnya. Anak-anak belajar caraHelms & Turner dalam (Abu
cara mendekati orang asing, malu-malu
Ahmadi, 2002 : 68) mengungkapkan
atau berani, menjauhkan diri atau
bahwa pola sikap sosial anak dapat dilihat
bersahabat.
Ia belajar bagaimana
dari empat dimensi, yaitu : (1) Anak dapat
memperlakukan teman-temannya, ia
bekerja sama dengan teman, (2) Anak
belajar apa yang disebut dengan bermain
mampu menghargai teman, (3) Anak
jujur.
mampu berbagi kepada teman, (4) Anak
Dasar untuk sosialisasi diletakkan
mampu membantu orang lain.
dengan meningkatnya hubungan antara
Hubungan antara anak dengan
anak dengan teman-teman sebayanya dari
teman sebaya merupakan bagian dari
tahun ke tahun. Anak tidak hanya lebih
interaksi sosial yang dilakukan anak
banyak bermain dengan anak-anak lain
dengan lingkungan
sekolah dan
tetapi juga lebih banyak berbicara.
lingkungan masyarakatnya.
Bonner
Jenis hubungan sosial lebih penting
merumuskan interaksi sosial sebagai
daripada jumlahnya.
Kalau anak
hubungan antara dua atau lebih individu di
menyenangi hubungan dengan orang lain
mana kelakukan individu yang satu
meskipun hanya kadang-kadang saja,
mempengaruhi,
mengubah,
atau
maka sikap terhadap kontak sosial
memperbaiki kelakuan individu yang lain
mendatangkan lebih baik daripada
atau sebaliknya.
hubungan sosial yang sering tetapi sifat
Vygotsky dalam Abu Ahmadi
hubungannya kurang baik. Anak yang
(2002 : 70) menekankan pentingnya
lebih menyukai interaksi dengan manusia
konteks sosial dalam proses belajar anak.
daripada
benda
akan
lebih
Pengalaman interaksi sosial ini sangat
mengembangkan
kecakapan sosial

101
Jurnal Ilmiah Widya Wacana

Lydia Ersta Kusumaningtyas :
Membentuk Sikap Sosial Anak Tk Melalui
Permainan Kelompok
sehingga mereka lebih populer daripada
mengungkapkan perasaan, emosi, minat,
anak yang interaksi sosialnya terbatas.
dan cita-cita. Anak berperan sebagai teman
Manfaat yang diperoleh anak
dan juga sebagai teman bermain. Ini baru
dengan diberikannya kesempatan untuk
dapat tercapai pada saat masa awal kanakberhubungan
sosial akan sangat
kanak menjelang berakhir dan bila
dipengaruhi oleh tingkat kesenangan
pembicaraan yang bersifat mementingkan
hubungan sosial sebelumnya. Yang
diri sendiri berangsur-angsur menjadi
umumnya terjadi dalam periode masa
lebih bersifat sosial.
anak-anak atau pada Sekolah Dasar ini
Dalam memilih teman, anak lebih
adalah bahwa anak lebih menyukai kontak
menyukai teman yang usia dan tingkat
sosial sejenis daripada hubungan sosial
perkembangannya sama. Anak yang lebih
dengan kelompok jenis kelamin yang
muda atau lebih tua dapat menjadi rekan
berlawanan.
tetapi ia bukan teman bermain yang
Bentuk sikap sosial yang paling
memuaskan karena tingkat permainan
penting untuk penyesuaian sosial yang
mereka berbeda.
berhasil tampak dan mulai berkembang
Anak
tidak
banyak
dalam periode awal memasuki pendidikan
mempertimbangkan sifat dari orang-orang
Sekolah Dasar. Dalam tahun-tahun
yang berhubungan dengannya. Beberapa
pertama masa anak-anak
bentuk
sifat yang tidak disenangi pada teman
penyesuaian sosial ini belum sedemikian
bermain, seperti sifat membabi-buta dan
berkembang
sehingga
belum
mengganggu, justru menyenangkan bila
memungkinkan anak selalu untuk berhasil
dimiliki oleh rekan-rekan, dan bahkan ia iri
dalam bergaul dengan teman-temannya.
dan menganggapnya sebagai suatu
Namun periode ini merupakan tahap
“keberanian”. Namun dalam pemilihan
perkembangan yang kritis karena pada
teman bermain dan kemudian pemilihan
masa inilah sikap sosial dan pola sikap
teman baik, sifat individu menjadi sangat
sosial dalam perkembangan pembentukan.
penting. Sifat ini menjadi lebih penting
Akhir masa anak-anak sering
lagi pada anak yang dipilih sebagai teman
disebut sebagai “usia berkelompok”
baik. Karena anak relatif kurang mengerti
karena ditandai dengan adanya minat
tentang perbedaan sosial ekonomi dan
terhadap aktivitas teman-teman dan
apalagi tentang perbedaan ras, maka faktor
meningkatnya keinginan yang kuat untuk
ini tidak penting dalam pemilihan teman.
diterima sebagai anggota suatu kelompok,
dan merasa tidak main tetapi juga saling

102
Jurnal Ilmiah Widya Wacana

Lydia Ersta Kusumaningtyas :
Membentuk Sikap Sosial Anak Tk Melalui
Permainan Kelompok
Proses Sikap Sosial
masyarakat
juga memperoleh
Waktu bayi : proses sosialnya
dorongan, bimbingan motivasi dari
terbatas hanya dengan ibunya, semakin
manusia lain.
besar bayi dapat mengadakan proses sosial
2) Proses pembentukan kesetiaan sosial
dengan orang-orang sekeluarga. Setelah
(formation of social loyalities)
kanak-kanak dapat berhubungan dengan
Dalam proses sosial, dalam diri
teman sebaya, dan seterusnya yang
individu berkembang juga kesetiaan
akhirnya proses sosial manusia sangat
sosial terhadap keluarga, sekolah,
luas. Jadi proses sosial manusia itu selalu
kelompok agama, masyarakat, ada
berkembang.
bangsanya.
Karena
adanya
Menurut Sunarto & B. Agung
komunikasi, partisipasi sosial,
Hartono, (1999:110) perkembangan sikap
kerjasama dengan individu lain,
sosial manusia mempunyai 2 aspek yaitu :
bantuan-bantuan
bimbingan,
Proses belajar sosial (proces of social
perlindungan dari orang lain, dalam
learning) atau proses sosialissi & Proses
diri anak timbul ikatan sosial terhadap
pembentukan kesetiaan sosial (formation
orang lain yang akhirnya menjadi
of social loyalities).
kesetiaan sosial.
Adapun
aspek perkembangan
sikap sosial manusia, meliputi :
Manusia sebagai makhluk sosial
1) Proses belajar sosial (proces of social
Sumaatmaja (2001 : 16) hidup
learning) atau proses sosialissi.
manusia selalu bergantung kepada
Manusia selalu berhubungan dengan
manusia lain, bayi yang lahir sebagai
orang lain karena pada dasarnya ia
makhluk yang lemah tidak berdaya apamempunyai sifat tergantung pada
apa. Ia memerlukan perawatan, asuhan
orang lain, ia tidak dapat memnuhi
dari orang lain, setelah menginjak kanakkebutuhannya
tanpa adanya
kanak tetap membutuhkan uluran tangan
masyarakat. Bayi yang baru lahir
manusia lain untuk mendidik dan
sangat bergantung pada orang lain.
memeliharanya. Waktu masa sekolah juga
Hubungan
manusia
ini juga
masih membutuhkan bimbingan orang
disebabkan oleh adanya kemampuan
lain, setelah dewasa mempunyai
manusia untuk mempelajari bentukkecenderungan untuk menolong dan
bentuk tingkah laku, memanfaatkan
memelihara yang lebih muda dari padanya.
pengalaman dan mengubah tingkah
Cenderung untuk bekerja sama dengan
lakunya. Dalam proses sosialisasi dari
orang lain, pada prinsipnya manusia selalu

103
Jurnal Ilmiah Widya Wacana

Lydia Ersta Kusumaningtyas :
Membentuk Sikap Sosial Anak Tk Melalui
Permainan Kelompok
berhubungan dengan orang dan saling
1) Kecenderungan sosial
ketergantungan.
Sangatlah keliru apabila ada
Abu Ahmadi (2004 : 91) di dalam
orang yang menganggap ia dapat hidup
bukunya “Sosiologi
Pendidikan”
sendiri dan mempunyai kebebasan
menyatakan bahwa : Manusia itu menurut
yang sebebas-bebasnya. Hanya sedikit
pembawaannya adalah makhluk sosial,
manusia yang menyadari bahwa
manusia itu tak dapat tidak pasti hidup
manusia dapat menjadi manusia jika
dalam golongan-golongan.
hidup bersama dengan manusia lain,
Manusia dikatakan selalu hidup
dengan adanya pembawaan sosial
dalam golongan-golongan yang dimaksud
manusia menyebabkan manusia dapat
di sini adalah kelompok, contoh : manusia
berubah dan berkembang, serta
lahir di lingkungan keluarga, keluarga
menyebabkan adanya pendidikan.
adalah suatu kelompok. Ia menjadi
Apabila manusia tidak mau hidup
anggota di dalam kelompok tersebut,
dengan manusia lain dan tak dapat
hidup, bergaul dan dibesarkan dalam
dipengaruhi maka pendidikan tidak
lingkungan kelompok itu juga. Setelah ia
ada gunanya.
bersekolah, ia juga menjadi anggota kelas
2) Rasa harga diri
atau sekolah. Sampai dewasa dan tua tetap
Keinginan untuk kelihatan selalu
menjadi anggota kelompok
atau
ada pada perasaan manusia. Dengan
lingkungan yaitu masyarakat.
berbagai cara yang dilakukan dalam
Pada dasarnya
terjadinya
bekerja dalam belajar maupun dalam
hubungan
sosial antara manusia
bidang yang lain. seseorang berusaha
disebabkan oleh adanya kecenderunganuntuk mendapatkan penghargaan.
kecenderungan naluriah. Kecenderungan
Kaum buruh sering mengadakan aksi
itu menurut Pj. Bouman, (1999 : 16 – 17)
mogok, yang disebabkan karena
adalah : Kecenderungan sosial, rasa harga
kurangnya penghargaan pada kaum
diri, kecenderungan
untuk patuh,
buruh,
mereka dianggap rendah.
kecenderungan meniru, kecenderungan
Seseorang yang selalu disibukkan oleh
bergaul, hasrat tolong menolong &
pekerjaannya yang dicari hanyalah
simpati,
hasrat berjuang,
hasrat
harta benda, dengan kekayaannya
memberitahukan & sifat susah menerima
menjadi congkak kepada orang lain, ia
kesan. Uraian mengenai kecenderungan
mengharapkan
untuk dihargai
sosial, yaitu :
setinggi-tingginya, sebagai orang kaya
raya ia masih membutuhkan bantuan

104
Jurnal Ilmiah Widya Wacana

Lydia Ersta Kusumaningtyas :
Membentuk Sikap Sosial Anak Tk Melalui
Permainan Kelompok
orang lain. Walau sombongnya
dapat mencurahkan isi hati kepada
seseorang
masih mempunyai
orang lain, meminta bantuan orang lain
kecenderungan
sosial
yaitu
untuk mengurangi
keruwetan
mendapatkan penghargaan dari orang
pikirannya, bersuka ria dengan orang
lain.
lain dan sebagianya.
3) Kecenderungan untuk patuh
6) Hasrat tolong menolong dan simpati
Rasa patuh yang dimiliki setiap
Simpati berarti seperasaan dengan
orang sering tidak dirasakan. Orang
orang lain yang menghadapi suatu
memandang
tinggi seseorang,
peristiwa. Peranan ini timbul karena
misalnya terhadap atasannya saja, dan
danya suatu hubungan dengan orang
sebagainya ini menunjukkan adanya
lain kecenderungan tolong menolong
sifat patuh yang dimiliki manusia.
dan simpati ini erat hubungannya.
Keinsyafan
terhadap
agama
Orang melihat orang yang mau bunuh
menyebabkan orang menyembah
diri, karena terdorong rasa simpati ia
Tuhan dan taat menurut perintah-Nya.
berusaha mencegahnya. Hal ini
4) Kecenderungan meniru
disebabkan bukan karena rasa kasihan.
Kecenderungan meniru tampak
Semata-mata tetapi karena ada rasa
jelas dalam kehidupan masyarakat.
simpati.
Anak-anak dalam bermain banyak
7) Hasrat berjuang
meniru perbuatan orang dewasa.,
Hasrat berjuang dapat diwujudkan
proses peniruan ini dalam hubungan
dengan adanya sifat-sifat untuk
kemasyarakatan mempunyai arti untuk
mempertahankan diri dalam hubungan
mempertahankan
adat istiadat,
golongan hasrat berjuang. Ini
kebudayaan secara turun temurun
memperkuat, bilamana ia membela
seperti adat sopan santun.
masyarakat
dengan bertindak
5) Kecenderungan bergaul
bersama-sama terhadap ancaman dari
Rasa senang biasanya timbul dari
luar atau bertindak terhadap orang
pergaulan antara manusia, orang yang
yang membahayakan persatuan dan
cenderung mengasingkan diri karena
ketertiban golongan.
merasa
harga
diri
kurang
Hasarat berjuang juga tampak
mengakibatkan
orang tersebut
pada hasrat berdebat, membantah
mengalami ketegangan-ketegangan
untuk mempertahankan pendapatnya.
serta konflik batin yang berbahaya
8) Hasrat memberitahukan dan sifat
bagi dirinya. Dengan bergaul manusia
susah menerima kesan

105
Jurnal Ilmiah Widya Wacana

Lydia Ersta Kusumaningtyas :
Membentuk Sikap Sosial Anak Tk Melalui
Permainan Kelompok
Hasrat memberitahukan dapat
Jadi yang dimaksud dengan
ditunjukan dengan adanya hasrat
bermain adalah tanggapan yang diulang
menyampaikan
perasaan
dan
dilakukan secara sukarela tanpa adanya
pengetahuan kepada orang lain. Hasrat
tekanan dan paksaan serta tidak ada hasil
memberitahukan dilakukan oleh
akhirnya yang dituju, dan fungsi bermain
seseorang untuk mencari hubungan
adalah mengekspresikan perasaan yang
dengan orang lain. Penyampaian
tidak dapat mereka ungkapkan. Dalam hal
perasaan ini harus diimbangi dengan
ini anak-anak belajar dari aturan-aturan
adanya sifat menerima kesan pada
yang ditetapkan sendiri antara sesama
orang lain yang diajak berkomunikasi.
pemain dan melatih organ-organ jasmani
Dapat juga dilaksanakan dengan
dan rohaninya untuk masa depan.
menggunakan bahasa isyarat dan
a. Jenis Permainan
lambang-lambang.
Permainan digolongkan menjadi
Pola Bermain Kelompok
dua jenis yaitu permainan aktif yang
Menurut pedoman guru (2004 : 2)
terdiri dari bermain bebas dan spontan,
pola bermain adalah cara / metode untuk
bermain konstruktif, serta permainan
menentukan suatu alat/benda yang
dan olah raga. Sedangkan bermain
dianggap dapat untuk bermain sehingga
pasif terdiri dari membaca, menonton
dapat meningkatkan kreativitas anak.
film dan mendengarkan musik. Selain
Hurlock (2002 : 320) menjelaskan
itu jenis permainan yang lain adalah
bahwa kegiatan bermain terdiri atas
permainan
gerak atau fungsi,
tanggapan yang diulang hanya sekedar
permainan destruktif, permainan
untuk kesenangan yang ditimbulkan tanpa
konstruktif peranan/ilusi, permainan
mempertimbangkan hasil akhir dan
reseptif, dan permainan prestasi.
dilakukan secara sukarela tanpa adanya
Berdasarkan tahap perkembangan dan
paksaan atau tekanan dari luar serta bukan
kemampuan jenis bermain dibagi
merupakan kewajiban.
menjadi bermain sosial, bermain
Buhler (dalam Kartini Kartono,
dengan benda, dan bermain sosio1998 : 13) mengatakan bahwa anak-anak
dramatik.
bermain karena melatih fungsi jiwa
b. Teori dan Perkembangan Permainan
raganya untuk mendapatkan kesenangan
Perkembangan
permainan
di dalam perkembangannya dan dengan
menunjukkan kemajuan melalui
permainannya itu anak akan mengalami
proses yang bertahap ke arah berpikir
perkembangan semaksimal mungkin.
logis. Mula-mula anak berpikir secara

106
Jurnal Ilmiah Widya Wacana

Lydia Ersta Kusumaningtyas :
Membentuk Sikap Sosial Anak Tk Melalui
Permainan Kelompok
konkrit, pikirannya terikat pada hal-hal
tingkat perkembangan ke tingkat
yang nyata. Kemudian bersamaan
perkembangan lainnya.
dengan kemajuan perkembangan
Selanjutnya
Hurlock dalam
bahasanya, lambat laun anak dapat
Perkembangan Anak (1998:322)
berpikir secara abstrak, atau menarik
menyebutkan pengaruh bermain bagi
kesimpulan dari apa-apa yang telah
perkembangan anak diantaranya : (1)
ditangkapnya.
Perkembangan fisik, (2) Dorongan
Melalui bermain dengan anakberkomunikasi, (3) Penyaluran bagi
anak lain kecakapan bahasa anak
energi emosional yang terpendam, (4)
bertambah maju. Anak memperoleh
Penyaluran bagi kebutuhan dan
latihan untuk dapat mengerti apa yang
keinginan, (5) Sumber belajar, (6)
diberitahukan kepadanya dan belajar
Rangsangan bagi kreativitas, (7)
berpikir
untuk
menyatukan
Perkembangan wawasan diri, (8)
pikirannya.
Permainan reseptif
Belajar bermasyarakat, (9) Standar
(melihat-lihat buku bergambar dan
moral, (10) Belajar bermain sesuai
buku-buku cerita) memperkaya
peran jenis kelamin,
dan
(11)
perbendaharaan
bahasa
dan
Perkembangan ciri kepribadian yang
memperluas
ruang
lingkup
diinginkan.
pengetahuan anak.
Bermain aktif penting bagi anak
c. Manfaat Bermain
untuk mengembangkan alat dan
Bermain merupakan bagian
seluruh bagian tubuhnya, bermain juga
terpenting dalam kehidupan anak.
berfungsi sebagai penyalur tenaga
Sehingga banyak diakui betapa besar
yang berlebihan, yang terpendam yang
pengaruh bermain bagi perkembangan
akan menyebabkan anak tegang,
anak, seperti Sutton Smith yang
gelisah dan mudah tersinggung.
dikutip Hurlock (1998:322) bahwa
Dengan bermain bersama, anak-anak
“bermain bagi anak terdiri dari empat
akan belajar berkomunikasi dalam arti
mode dasar yang membuat kita
dapat
mengerti
apa yang
mengetahui tentang dunia meniru,
dikomunikasikan anak lain. Dalam
eksplorasi, menguji dan membangun”.
bermain memberi kesempatan untuk
Sepanjang
masa kanak-kanak,
mempelajari berbagai hal, oleh karena
bermain sangat mempengaruhi
itu bermain juga merupakan sumber
penyesuaian pribadi dan sosial anak.
belajar. Dengan bermain anak
Pengaruh ini akan berbeda dari satu
menemukan atau dirangsang untuk

107
Jurnal Ilmiah Widya Wacana

Lydia Ersta Kusumaningtyas :
Membentuk Sikap Sosial Anak Tk Melalui
Permainan Kelompok
menemukan
bahwa merancang
berkembang ototnya, koordinasi
sesuatu yang baru dan berbeda dapat
gerak, motorik kasar, dan motorik
menimbulkan kepuasan sehingga akan
halusnya.
mengalihkan minat kreatifitasnya ke
Memperhatikan berbagai pendapat
situasi di luar dunia bermain.
tentang pengaruh bermain dan manfaat
Mengikuti permainan dengan anggota
bermain pada masa kanak-kanak
kelompok teman sebaya anak bekerja
dengan bermain akan mempengaruhi
sama, jujur, sportif dan disukai teman
dan bermanfaat pada perkembangan
lain.
fisik, emosi, berpikir sosial, moral,
Disamping bermain berpengaruh
kreativitas dan sebagai sumber belajar
di masa kanak-kanak juga bermian
yang menyenangkan.
bermanfaat bagi perkembangan anak,
sesuai dengan pendapat Dimyati
Pengaruh Bermain bagi
(2002:15) sebagai berikut :
Perkembangan Anak
1) Membantu perkembangan berpikir,
Masa kanak-kanak adalah masa
lewat kegiatan bermain daya pikir
bermain dapat melatih fungsi organ tubuh
anak akan terangsang
untuk
serta bersosialisasi dengan lingkungan.
berkembang.
Seperti yang dikemukakan oleh Hurlock
Contoh permainan “Pura-pura”
(2002 : 323) dalam bermain mempunyai
(bermain peran) melalui bermain
beberapa pengaruh terhadap anak antara
peran anak akan banyak tahu tentang
lain : (1) Perkembangan Fisikm
(2)
konsep, besar kecil, naik-turun,
Dorongan Komunikasi, (3) Sumber
penuh-kosong.
belajar, (4) Rangsangan bagi kreativitas,
2) Membantu perkembangan emosi,
(5) Penyaluran bagi energi emosional
bahwa dengan bermain anak akan
yang terpendam, (6) Penyaluran bagi
dapat mengekspresikan perannya
kebutuhan
dan keinginan,
(7)
baik positif maupun negatif.
Perkembangan wawasan diri, (8) Belajar
3) Membantu perkembangan sosial,
bermasyarakat, (9) Perkembangan ciri
dengan bermain dengan teman sebaya
kepribadian yang diinginkan, (10) Belajar
anak akan belajar bergaul, belajar
bermain sesuai dengan peran jenis
bekerja sama, dan memenuhi aturan
kelamin, (11) Standar moral.
permainan yang ada.
Bermain ternyata mempunyai
4) Membantu
pertumbuhan
fisik,
pengaruh bagi anak yaitu untuk
dengan
bermain
anak akan
perkembangan fisiknya, dorongan untuk

108
Jurnal Ilmiah Widya Wacana

Lydia Ersta Kusumaningtyas :
Membentuk Sikap Sosial Anak Tk Melalui
Permainan Kelompok
berkomunikasi, perkembangan wawasan
salah satu upaya mengembangkan
diri,
belajar
bermasyarakat,
kebersamaan sesama teman. Melalui
perkembangan
ciri kepribadian,
bermain anak dapat menyalurkan
penyaluran bagi energi emosional yang
energinya serta mempunyai kesempatan
terpendam, penyaluran bagi kebutuhan
untuk tertawa dan bebas bercanda.
dan keinginan, standar moral dan sebagai
Hubungan atau pergaulan dengan
sumber belajar serta rangsangan dari
anak-anak lain dalam bermain merupakan
kreativitas, sehingga dalam hal ini perlu
faktor yang penting dalam perkembangan
diperhatikan permainan bagi anak sedini
anak, berhubung anak harus belajar untuk
mungkin agar bermanfaat bagi anak
menyesuaikan diri pada lingkungannya
semaksimal mungkin
agar ia dapat diterima sebagai manusia
Pengaruh Pola Bermain Kelompok
sosial dimasyarakatnya. Dalam situasi
Terhadap Pengembangan Sikap Sosial
bermain anak belajar bergaul dengan anakAnak
anak lain yang mempunyai tuntutan dan
Pola bermain kelompok bagi anak
hak yang sama dengan dirinya. Ia belajar
adalah sangat penting, karena dengan
membagi alat/mainan,
bergiliran,
bermain
secara kelompok
akan
bekerjasama, tolong menolong dan belajar
menumbuhkan rasa kebersamaan antar
untuk dapat bediri sendiri. Pada umumnya
teman sebaya. Bermain kelompok sangat
dalam bermain bersama anak mengalami
berpengaruh terhadap perkembangan
pertengkaran-pertengkaran. Pertengkaran
sikap sosial anak karana melalui bermain
atau perselisihan pendapat adalah hal yang
anak akan memperoleh latihan untuk dapat biasa dalam proses penyesuaian diri,
mengerti apa yang diberitahukan
karena tiap anak adalah individu yang
kepadanya dan belajar berpikir untuk
khas.
menyatakan pikirannya.
Kesimpulan
Pengembangan sikap sosial anak
Salah satu faktor terjadinya
hendaknya dipupuk sejak dini mungkin hal pengembangan sikap sosial anak adalah
ini dikarenakan awal perkembangan sikap
adanya permainan secara bersama yang
sosial adalah masa kanak-kanak. Bermain
bermanfaat bagi perkembangan anak.
kelompok dikatakan sebagai timbulnya
Dalam hal ini, yang dimaksudkan dengan
rasa sosial, karena dalam kegiatan bermain permainan yang bermanfaat
bagi
bersama yang menyenangkan anak dapat
perkembangan anak adalah permainan
mengungkapkan gagasan-gagasannya
yang dapat menumbuhkan
dan
sehingga kegiatan bermain dapat dijadikan
mengembangkan sikap sosial.

109
Jurnal Ilmiah Widya Wacana

Lydia Ersta Kusumaningtyas :
Membentuk Sikap Sosial Anak Tk Melalui
Permainan Kelompok
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi, 2002. Psikologi Sosial. Jakarta : Rineka Cipta.
Agus Sugianto, 2006. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Aksara Baru.
Depdikbud, 1994. Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Departemen Pendidikan Nasional, 2004. Pola Permainan di Taman Kanak-kanak. Jakarta :
Departemen Pendidikan Nasional.
Dini P. Daeng S, 1999. Kemampuan Bersosialisasi Anak. Jakarta : Gramedia.
Ernawalan Syaodih, 2003. Bimbingan di Taman Kanak-kanak. Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional.
Hurlock, 1998. Development Psychology, Tata Mc.Graw Hill, New Delhi.
_______, 2000. Perkembangan Anak, Jilid I. Jakarta : Erlangga.
_______, 2002. Perkembangan Anak, Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Kartini Kartono, 1998. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan), Bandung : Alumni.
Masitoh, 2005. Strategi Pembelajaran TK. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1990, Tentang Pendidikan Prasekolah. Jakarta :
Deaprtemen Pendidikan.
Reni Akbar Hawadi, 2001. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta : PT. Gramedia
Widiasarana.
Soerjono Soekanto, 2000. Anak dan Pola Perikelakuannya. Cet. IV. Yogyakarta : Kanisius.
Sunarto & B. Agung Hartono, 1999. Perkembangan Peserta Didik. Cet I. Jakarta : Rineka
Cipta.
Uzer Usman, 2001. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

110
Jurnal Ilmiah Widya Wacana

Dokumen yang terkait

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Upaya Mengembangkan Kemampuan Sikap Sosial Anak Melalui Metode Sosiodrama Pada Anak Kelompok B Di TK Pertiwi Gunung Simo Boyolali.

0 2 10

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN SIKAP SOSIAL ANAK MELALUI METODE SOSIODRAMA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK Upaya Mengembangkan Kemampuan Sikap Sosial Anak Melalui Metode Sosiodrama Pada Anak Kelompok B Di TK Pertiwi Gunung Simo Boyolali.

0 3 17

PENDAHULUAN Upaya Mengembangkan Kemampuan Sikap Sosial Anak Melalui Metode Sosiodrama Pada Anak Kelompok B Di TK Pertiwi Gunung Simo Boyolali.

0 2 7

PENGEMBANGAN KECERDASAN EMOSIONAL MELALUIPERMAINAN BALOK PADA ANAK KELOMPOK A Pengembangan Kecerdasan Emosional Melalui Permainan Balok Pada Anak Kelompok A TK Az Zahra Karangmalang Kabupaten Sragen Tahun 2013/ 2014.

0 1 15

PENGEMBANGAN KECERDASAN EMOSIONAL MELALUIPERMAINAN BALOK PADA ANAK KELOMPOK A Pengembangan Kecerdasan Emosional Melalui Permainan Balok Pada Anak Kelompok A TK Az Zahra Karangmalang Kabupaten Sragen Tahun 2013/ 2014.

0 1 11

PENINGKATAN SIKAP SOSIAL ANAK MELALUI POLA BERMAIN KELOMPOK PADA ANAK KELOMPOK B Peningkatan Sikap Sosial Anak Melalui Pola Bermain Kelompok Pada Anak Kelompok B Di Tk Kartika Iii 52 Klaten Tahun Ajaran 2012 / 2013.

0 1 15

PENDAHULUAN Peningkatan Sikap Sosial Anak Melalui Pola Bermain Kelompok Pada Anak Kelompok B Di Tk Kartika Iii 52 Klaten Tahun Ajaran 2012 / 2013.

0 2 7

PENINGKATAN SIKAP SOSIAL ANAK MELALUI POLA BERMAIN KELOMPOK PADA ANAK KELOMPOK B Peningkatan Sikap Sosial Anak Melalui Pola Bermain Kelompok Pada Anak Kelompok B Di Tk Kartika Iii 52 Klaten Tahun Ajaran 2012 / 2013.

0 1 16

Optimalisasi Kegiatan Bermain Cooperative untuk Meningkatkan Sikap Sosial Anak Kelompok B TK Aisyiyah 50 Surakarta Tahun Ajaran 2014/ 2015.

0 0 19

PENINGKATAN KREATIVITAS SENI MELALUI BERMAIN MEMBENTUK BEBAS TERARAH PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PEDAGOGIA YOGYAKARTA.

0 12 139