PERBUP NO 09 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN INSEMINASI BUATAN DI KAB PACITAN

BUPATI PACITAN

zyxwvutsrponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRPONMLKJ

PERATURAN BUPATI PACITAN
NOMOR i T A H U N 2011
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN K E G I A T A N INSEMINASI BUATAN
j
D I KABUPATEN PACITAN
DENGAN R A H M A T T U I I A N YANG M A H A ESA
I

Menimbang :

Mengingat

:

BUPATI PACITAN, jifI


I
bahwa guna kelancaran dan tertib administrasi pelaksanaan Inseminasi Buatan
di ICabupaten Pacitan, perlu adanya pengaturan pelaksanaan kegiatan
Inseminasi Buatan;
b. jifYWUTSRPONMLKIHGEDCBA
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut pada huruf a di atas,
maka perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Petunjuk Pelaksanaan
Kegiatan Inseminasi Buatan Di Kabupaten Pacitan.
a.

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah beberapa kali telah diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 tahun 2008;
2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Petemakan dan Kesehatan
Hewan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1977 tentang Usaha Petemakan;
4. Peraturan Pemenntah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi, dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah;
6. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 20 Tahun 2007 tentang Organisasi
Dinas Daerah Kabupaten Pacitan.
I

MEMUTUSKAN

triI

i

Menetapkan :

PERATURAN
BUPATI
TENTANG
PETUNJUK
PELAKSANAAN
K E G I A T A N INSEMINASI BUATAN D I K A B U P A T E N PACITAN.
;

i

BABl
KETENTUAN U M U M
Pasal 1

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan;
1. Daerah adalah Kabupaten Pacitan;

t

t
\
\

\

• '2.
3.
4.

5.

Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Pacitan;
Kepala Daerah adalah Bupati Pacitan;
Dinas adalah Dinas Tanaman Pangan dan Petemakan Kabupaten Pacitan;
Inseminasi Buatan adalah pemasukan mani beku ke dalam alat reproduksi temak betina dengan
menggunakan alat khusus dengan tujuan agar temak tersebut bunting;
6. Satuan Pelayanan Inseminasi Buatan yang selanjutnya disingkat SPIB adalah satuan kerja yang
bertugas untuk mengkoordlnir kegiatan Inseminasi Buatan ;
7. Inseminator adalah oreing yang telah dididik dan lulus dalam latihan ketrampilan khusus imtuk
melakukan inseminasi buatan (IB);
8. Petugas PKB (Pemeriksa Kebuntingan) adalah petugas yang telah dilatih untuk melaksanakan
pemeriksaan kebuntingan terhadap temak;
9. Petugas ATR (Asisten Teknik Reproduksi) adalah Petugas yang telah dilatih untuk menangani
gangguan reproduksi temak;
10. Petugas handling Semen Beku, adalah petugas yang bertanggungjawab atas penyimpanan,
perawatan dan distribusi semen beku serta melakidcanpengujian kualitas semen beku;
11. Semen beku adalah mani yang berasal dari pejantan unggul yang telah diproses dan dibekukan
dalam zat kimia dengan suhu yang sangat dingin, namun spermanya masih hidup; triI


BAB I I
; ORGANISASI INSEMINASI B U A T A N tjifUTPNICBA
i

i tidVI
]

i

Pasal 2

(1) Penyelenggaraan Inseminasi Buatan (IB) dilaksanakan oleh Dinas, pelaksanaan sehari-harinya
dilakukan oleh Satuan Pelayanan Inseminasi Buatan (SP-IB) terdiri dari :
a. SP-IB I I / Kabupaten yaitu sistem organisasi Inseminasi Buatan di Kabupaten Pacitan
sebagai pusat pengendali dan koordinasi dalam lingkup Dinas;
b. SP-IB Wilayah yaitu sistem organisasi Inseminasi Buatan yang merupakan koordinasi dari
beberapa wilayah kecamatan;
c. SP-IB Lokasi adalah Satuan Pelayanan Inseminasi Buatan Lokasi (SP-IB Lokasi) yang
meliputi satu wilayah kecamatan yang terdiri dari beberapa inseminator (SPT-IB/Pos IB) dan
dikoordinir oleh petugas teknis petemakan setempat.

(2) Pembentukan SPT-IB / Pos IB sebagaimana dimaksud ayat ( I ) huruf c didasarkan pada populasi
calon akseptor dan radius jangkauan yang terdiri dari 2 sampai 5 Desa
(3) Struktur Organisasi Inseminasi Buatan sebagaimana tersebut dalam Lampiran Peraturan ini
1

!

Pasal 3

I

(1) Satuan pelayanan IB sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (1) huruf a di tingkat Kabupaten
mempunyai Tugas:

a. Menyusun program tentang Inseminasi Buatan;
b. Menetapkan wilayah dan lokasi Inseminasi Buatan;
c. Mengatur distribusi semen beku dan nitrogen cair kepada inseminator;
d. Mengatur wilayah kerja inseminator, petugas Pemeriksa Kebuntingan (PKB) dan petugas
Asisten Teknik Reproduksi (ATR); dan
e. Melaksanakan Evaluasi dan pelaporan.

(2) Wilayah sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (1) huruf b meliputi beberapa wilayah Kecamatan
yang dikoordinir oleh 1 (satu) orang petugas ATR dan dibantu sekurang-kurangnya 2 (dua) orang
petugas PKB.
!
(3) Lokasi meliputi satu wilayah kecamatan yang terdiri dari beberapa inseminator dan dikoordinir
oleh petugas teknis petemakan setempat.
i
>

1

j
!
I
I

jifI

Pasal tidVI
4

(1) SPIB Lokasi sebagaimana dimaksud pasal 3 ayat (3) di atas terdiri dari;
a. Petugas teknis petemakan; dan
b. Inseminator.
'
(2) Petugas teknis petemakan mempunyai tugas:
a. Melaksanakan kegiatan dan mengkordimr inseminator di Kecamalan wilayah kerjanya;
b. Melakukan pembinaan kepada kelompok petemak peserta Inseminasi Buatan bersama dengan
inseminator dan penyuluh; dan
c. Membuat laporan perkcmbangan temak di wilayah keijanya.
(3) Inseminator mempunyai tugas:
a. Melaksanakan pelayanan Inseminasi Buatan di wilayah keijanya;
b. Memberikan penyuluhan dan motivasi kepada petemak;
c. Melaksanakan identifikasi petemak; dan
d. Melaksanakan recording dan melaporkan hasil kegiatan di wilayah kerjanya.
I

;

Pasal 5


J

Kelompok Petemak Peserta Inseminasi Buatan (KPPIB) mempunyai fungsi:
a. Memperlancar kegiatan Inseminasi Buatan di desa; dan
b. Melaporkan keadaan temak anggota baik yang berhubungan dengan reproduksi, peningkatan
mutu maupun produksi temak kepada petugas.

BAB H I
!

PETUGAS INSEMINASI BUATAN

<

Pasal 6

(1) Inseminator wajib mengikuti pendidikan kctrampilan khusus Inseminator dan mendapatkan
sertifikat sebagai Inseminator yang dikeluarkan oleh lembaga berwenang yang ditetapkan oleh
Direktorat Jendral Petemakan;
(2) Untuk melaksanakan Inseminasi Buatan, Inseminator harus memiliki SIMI

(Surat Izin
Melaksanakan Inseminasi) yang dikeluarkan oleh Dinas Petemakan Propinsi Jawa Timur sesuai
ketentuan dari Direktorat Jendral Petemakan.
(3) SIMI dinyatakan tidak berlaku lagi apabila:
a. Masa berlakunya sudah habis;
b. Inseminator mengundurkan diri; dan/atau
c. Dicabut oleh Direktorat Jendral Petemakan dan/atau Dinas Petemakan Propinsi Jawa Timur
atas usulan Dinas Tanaman Pangan dan Petemakan Kabupaten Pacitan.
(4) Apabila 3 (tiga) bulan berturut-turut Inseminator tidak melaporkan hasil kegiatannya, maka
Kepala Dinas berwenang memberikan sangsi berupa peringatan, penghentian fasilitas Inseminasi
Buatan, skorsing dan/ atau sanksi lain yang ditetapkan kemudian;
(5) Apabila Inseminator tidak aktlf selama lebih dari 1 (satu) tahun tanpa ada keterangan yang jelas,
maka Kepala Dinas dapat mengusulkan pencabutan SIMI petugas yang bersangkutan kepada
Dinas Petemakan Propinsi Jawa Timur. jifI
1
1
BAB I V
i P E L A Y A N A N INSEMINASI B U A T A N
I


;

Pasal 7

Sistem pelayanan Inseminasi Buatan terdiri dari:
a. Pelayanan Aktif yaitu petugas mendatangl petemak;

I zyxwvutsrponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRPONMLKJIHGEDCBA

b. Pelayanan Semi A k t i f yailu petemak mendatangi pos pelaporan; dan/atau
c. Pelayanan Pasif yaitu petemak mendatangi petugas.
Pasal 8
(1) Petugas Inseminasi Buatan melaksanakan IB kepada sapl betina atas permintaan yang diajukan
pemilik sapi;

(2) Atas pelayanan Inseminasi Buatan tersebut di atas, petugas berhak mendapatkan imbal jasa dari
petemak;

(3) Besamya imbal jasa pelayanan inseminasi buatan ditentukan berdasarkan kesepakatan antara
petugas dengan gapoktan/ kelompok tani/pemilik temak triI
r

i
BABV
PENYEDIAAN PERLENGKAPAN I B DAN SEMEN B E K U
'

Pasal 9

(1) Perlengkapan yang dipergunakan untuk pelayanan IB bersifat khusus dan hams memenuhi
standar sesuai dengan ketentuan dari Direktorat Jendral Petemakan;
(2) Sarana tersebut dapat berasal dari pengadaan Pemerintah maupun diusahakan sendiri oleh
petugas secara swadaya.
!

Pasal 10

(1) Semen beku yang dipergunakan untuk Inseminasi Buatan hams memenuhi Standar Nasional
Indonesia (SNI);
|
(2) Semen beku yang dipergunakan untuk pelayanan Inseminasi Buatan berasal dari produksi Balai
Inseminasi Buatan dan Impor yang distribusinya untuk seluruh Propinsi Jawa Timur diatur oleh
Dinas Petemakan Propinsi Jawa Timur;
(3) Pengadaan semen beku pada ayat (2) di atas untuk Kabupaten Pacitan diatur oleh SPIB
Kabupaten Pacitan;
\
(4) Operasional distribusi semen beku untuk pelayanan inseminasi buatan dilaksanakan oleh KPRI
Genah Makmur Kabupaten Pacitan yang telah memiliki Kerjasama Operasional (KSO) dengan
KPRI Rukun Wargo Dinas Petemakan Propinsi Jawa Timur selaku pengelola distribusi di tingkat
Propinsi;
'
Pasal 11
t

(1) Penanganan semen beku dilakukan oleh petugas handling semen beku;
(2) Petugas handling semen beku mempunyai tugas:
a. Melakukan penyimpanan, pemeliharaan dan distribusi semen beku;
b. Melakukan pengujian kualitas semen beku; dan
c. Membuat laporan semen beku kepada koordinator SPIB Kabupaten.

!
;

BAB V I
EVALUASI DAN PELAPORAN

<

Pasal12

(1) Pasca pelaksanaan Inseminasi Buatan dilakukan evaluasi berupa pemeriksaan kebuntingan dan
penanganan gangguan reproduksi;
(2) Pelaksanaan pemeriksaan kebuntingan dilaksanakan oleh petugas PKB dan penanganan gangguan
reproduksi oleh petugas ATR;
(3) Petugas PKB memiliki tugas antara lain:

1

'

a. Melaksanakan kegiatan pemeriksaan kebuntingan;
b. Melaksanakan recording dan pelaporan; dan
c. Monitoring dan supervisi kegiatan petugas Inseminasi Buatan
(4) Petugas ATR memiliki tugas antara Iain:
a. Pelakukan kegiatan pemeriksaan ganguan reproduksi;
b. Membimbing dan mengawast aktifitas petugas PKB dan inseminator;
c. Mengidentifikasi jenis gangguan reproduksi dan melaporkan kepada dokter hewan xmtuk
diadakan tindakan medis selanjutnya; dan
d. Melakukan evaluasi dan pelaporan Inseminasi BuatantidVI
di wilayahnya.
(5) Petugas Inseminasi Buatan wajib membuat recording dan melaporkan hasil kegiatannya kepada
Dinas;
;
(6) Dinas menyusun laporan untuk disampaikan ke Propinsi dan Pusat. jifI

i
BAB V I I
K E T E N T U A N P E R A L I H A N D A N PENUTUP
r

I

Pasal13

I

!

Dengan berlakunya Peraturan ini, maka Peraturan Bupati Pacitan Nomor 33 Tahun 2008 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 11 Tahun 2002 tentang
Pemeriksaan Kesehatan Hewan dan Inseminasi Buatan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 14
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya
akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas jifYWUTSRPONMLKIHGEDCBA

j

Pasal 15 triI

t

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

'

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Pacitan

.!
f
f

Ditetapkan di Pacitan
Pada tanggal,
?
-3-2011
BUPATI P A C I T A ^ iI

I
INDARXATO
i

i

i

i
i
I

)
I

!
I
i

(
!

. •-

-

'
,

f



1

Pasal 15

(

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Pacitan

Peraturan ini dengan

Ditetapkan di Pacitan
Pada tanggal,

8

-

3-2011

BUPATI PACITAN
Cap.tid
INDARTATO

Diundangkan di Pacitan
Pada tanggal 8 Maret2011
SEKRETARIS DAERAH

Ir. M U L Y O N O. M M .
Pembina Utama Madya
NIP. 19571017 198303 1 014
BERITA DAERAH KABUPATEN PACITAN T A H U N 2011 NOMOR 9

jifYWUTSRPONMLKIHGEDCBA
1 zyxwvutsrponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRPONMLKJIHGEDCBA

]

LAMPIRAN
;

:

PERATURAN B U P A T I PACITAN
NOMOR
: g
T A H U N 2011
T A N G G A L ;tidVI
V .
t - 2011

STRUKTUR ORGANISASI INSEMINASI B U A T A N K A B U P A T E N PACITAN
KEPALA DINAS

z

KABID PETERNAKAN
KORDINATOR SP-IB

Perencanaan
Distribusi
Monitoring

SP-IB WILAYAH
(PETUGAS ATR) tjifUTPNICBA

f
PETUGAS PKB

SP-IB LOKASI
(PETUGAS TEKNIS
KECAM ATAN)

Pelaporan

MASYARAKAT
KETERANGAN:
Kepala Dinas
Kabid Petemakan/
Koordinator SPIB
Inseminator
SPIB- Lokasi
Petugas ATR
Petugas PKB
KPPIB

: Penanggung jawab
: Mengkoordinasi kegiatan, perencanaan, distribusi dan monitoring pelaksanaan
IB ;
: Petugas Pelayanan IB di lapanganPetugas Teknis Kec/
; petugas petemakan di kecamatan yang mengkoordinis kegiatan IB tingkat
kecamatan.
: Petugas yang menangani gangguan reproduksi
: petugas yang menangani pemeriksaan kebuntingan
: Kelompok Petemak Peserta Inseminasi Buatart
'

BUPATI PACITAN

INDARTATO