PENGARUH KOTORAN SAPI DAN KOTORAN AYAM DALAM PEMBUATAN KOMPOS DI KOTA MAGELANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)
PENGARUH DOSIS KOAGULAN
JENIS POLY ALUMINIUM CHLORIDA (PAC)
TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS WARNA AIR GAMBUT
DI KECAMATAN GAMBUT KABUPATEN BANJAR
KALIMANTAN SELATAN
Moh. Khoirulloh
ABSTRAK
Propinsi Kalimantan Selatan dengan Banjarmasin sebagai Ibukota Propinsinya memiliki
air permukaan berupa air gambut. Berdasarkan hasil Penelitian Ditjen PPM-PLP
menunjukkan, bahwa intensitas warna air gambut di Propinsi Kalimantan Selatan sebesar
753 TCU. Kondisi ini melebihi standar warna yang telah ditetapkan di dalam Permenkes
RI Nomor 416 Tahun 1990, yaitu maksimum yang diperbolehkan untuk air bersih sebesar
50 TCU. Poly Aluminium Chlorida (PAC) merupakan koagulan yang berfungsi untuk
mendapatkan air yang lebih jernih dan mempercepat proses pengendapan. Untuk itu,
penelitian tertarik untuk menguji kemampuan PAC di dalam menurunkan intensitas
warna air gambut perlu dilakukan. Penelitian ini termasuk jenis eksperimental semu
(quasi experimental), yaitu penelitian yang mendekati percobaan sungguhan, tetapi
dengan variabel kontrol terbatas. Air Gambut diberi perlakuan dengan penambahan PAC
dengan variasi dosis dan variasi kecepatan putar pada alat flokulator yaitu 60 rpm, 80
rpm dan 100 rpm pada proses koagulasi dan 20 rpm pada proses flokulasi. Dosis PAC
merupakan variabel bebas yang sekaligus mempengaruhi penurunan intensitas warna air
gambut. Data hasil penelitian dianalisis dengan melihat perbedaan rata-rata variasi dosis
PAC terhadap penurunan intensitas warna air gambut. Sedangkan untuk mengetahui
efektivitas PAC sebagai koagulan, dipergunakan koagulan tawas sebagai pembanding.
Hasil percobaan menunjukkan intensitas warna awal air gambut tanpa perlakuan berkisar
antara 755 TCU. Setelah diberi perlakuan dengan penambahan PAC dengan berbagai
variasi dosis, diperoleh rata-rata penurunan intensitas warna air gambut yang berkisar
antara 9 TCU hingga 495 TCU sedangkan jika menggunakan tawas sebgai koagulan
berada pada kisaran 25 TCU hingga 747 TCU. Secara deskriptif, kondisi ini
menyimpulkan PAC sebagai koagulan memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan
tawas. Selain itu disimpulkan bahwa terdapat perbedaan intensitas warna air gambut
sebelum dan sesudah penambahan Poly Aluminium Chlorida (PAC) lebih baik dilakukan
dengan kecepatan putar alat flokulator 80 rpm. Walaupun demikian, diperlukan penelitian
lanjutan untuk mengetahui efektivitas PAC dengan memberikan perlakuan yang lebih
banyak lagi.
Kata kunci
: Air Gambut, Koagulasi Flokulasi, PAC.
Kepustakaan : 24 ; 1985-2001.
JENIS POLY ALUMINIUM CHLORIDA (PAC)
TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS WARNA AIR GAMBUT
DI KECAMATAN GAMBUT KABUPATEN BANJAR
KALIMANTAN SELATAN
Moh. Khoirulloh
ABSTRAK
Propinsi Kalimantan Selatan dengan Banjarmasin sebagai Ibukota Propinsinya memiliki
air permukaan berupa air gambut. Berdasarkan hasil Penelitian Ditjen PPM-PLP
menunjukkan, bahwa intensitas warna air gambut di Propinsi Kalimantan Selatan sebesar
753 TCU. Kondisi ini melebihi standar warna yang telah ditetapkan di dalam Permenkes
RI Nomor 416 Tahun 1990, yaitu maksimum yang diperbolehkan untuk air bersih sebesar
50 TCU. Poly Aluminium Chlorida (PAC) merupakan koagulan yang berfungsi untuk
mendapatkan air yang lebih jernih dan mempercepat proses pengendapan. Untuk itu,
penelitian tertarik untuk menguji kemampuan PAC di dalam menurunkan intensitas
warna air gambut perlu dilakukan. Penelitian ini termasuk jenis eksperimental semu
(quasi experimental), yaitu penelitian yang mendekati percobaan sungguhan, tetapi
dengan variabel kontrol terbatas. Air Gambut diberi perlakuan dengan penambahan PAC
dengan variasi dosis dan variasi kecepatan putar pada alat flokulator yaitu 60 rpm, 80
rpm dan 100 rpm pada proses koagulasi dan 20 rpm pada proses flokulasi. Dosis PAC
merupakan variabel bebas yang sekaligus mempengaruhi penurunan intensitas warna air
gambut. Data hasil penelitian dianalisis dengan melihat perbedaan rata-rata variasi dosis
PAC terhadap penurunan intensitas warna air gambut. Sedangkan untuk mengetahui
efektivitas PAC sebagai koagulan, dipergunakan koagulan tawas sebagai pembanding.
Hasil percobaan menunjukkan intensitas warna awal air gambut tanpa perlakuan berkisar
antara 755 TCU. Setelah diberi perlakuan dengan penambahan PAC dengan berbagai
variasi dosis, diperoleh rata-rata penurunan intensitas warna air gambut yang berkisar
antara 9 TCU hingga 495 TCU sedangkan jika menggunakan tawas sebgai koagulan
berada pada kisaran 25 TCU hingga 747 TCU. Secara deskriptif, kondisi ini
menyimpulkan PAC sebagai koagulan memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan
tawas. Selain itu disimpulkan bahwa terdapat perbedaan intensitas warna air gambut
sebelum dan sesudah penambahan Poly Aluminium Chlorida (PAC) lebih baik dilakukan
dengan kecepatan putar alat flokulator 80 rpm. Walaupun demikian, diperlukan penelitian
lanjutan untuk mengetahui efektivitas PAC dengan memberikan perlakuan yang lebih
banyak lagi.
Kata kunci
: Air Gambut, Koagulasi Flokulasi, PAC.
Kepustakaan : 24 ; 1985-2001.