ADDENDUM DOKUMEN R. TUNGGU

Lampiran Berita Acara Pemberian Penjelasan Pekerjaan (Aanwizjing)
Nomor
: 05/PAN-RTW/PU/PRLKP/2012
Tanggal
: 09 Agustus 2012

ADDENDUM DOKUMEN
PELELANGAN UMUM DENGAN PASCAKUALIFIKASI
JASA KONSTRUKSI
PEKERJAAN

:

LOKASI
INSTANSI
TA

:
:
:


Bab I.

Rehab Ruang Tunggu, Ruang Pola, Ruang Rapat, Ruang
Kerja KDH, WKDH, dan Sekda
Kota Jambi
Bagian Perlengkapan Setda Kota Jambi
2012

Umum
………………………………………………………………………….. CUKUP JELAS

Bab II.

PENGUMUMAN [PELELANGAN UMUM/PEMILIHAN
LANGSUNG] DENGAN PASCAKUALIFIKASI
............……………………………………………………………….. CUKUP JELAS

Bab III.

INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)

............……………………………………………………………….. CUKUP JELAS

Bab IV.

LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)
POINT A. S/D C.
………………………………………………………………………….. CUKUP JELAS

Semula….
D. Dokumen
Penawaran

1.

Daftar Personil Inti yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan dengan kualifikasi keahlian/jenis keterampilan
Kerja (SKT) : Pelaksana bangunan gedung atau pekerjaan
gedung
N
o


1
2
3
4

2.

Pendidikan

Jabatan
dalam
Proyek

Pengala
man
Kerja
(tahun)

No dan tgl

Sertifikat /
Ijazah

STM
Bangunan
STM
Bangunan
SMU
sederajat
SMU
sederajat

Kep.
Pelaksana

5 th

SKT

Pelaksana


5 th

SKT

Logistik

3 th

Ijazah

Adm

3 th

Ijazah

Daftar Peralatan Utama minimal yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan:


Lampiran Berita Acara Pemberian Penjelasan Pekerjaan (Aanwizjing)
Nomor
: 05/PAN-RTW/PU/PRLKP/2012
Tanggal
: 09 Agustus 2012
N
o
1
2
3
4

3.

Jenis Peralatan

Juml
ah

Alat Pemotong

Granit
Eskapolding
Drum Air

Kapasitas
/ Output
saat ini

Merk
/
Type

Bukti
kepem
ilikan

1
5 set
2
buah

Leng
kap

Peralatan Tukang
Bangunan

Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan -

[diisi, apabila ada bagian pekerjaan yang dapat
disubkontrakkan dan bukan merupakan pekerjaan utama,
kecuali pekerjaan spesialis]
4.

Uji mutu/teknis/fungsi diperlukan untuk:
a. Bahan b. Alat -

[diisi, ―tidak ada‖ apabila tidak diperlukan]

Menjadi….
D. Dokumen

Penawaran

1.

Daftar Personil Inti yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan dengan kualifikasi keahlian/jenis keterampilan
Kerja (SKT) : Pelaksana bangunan gedung atau pekerjaan
gedung.
No

1
2
3
4
5

2.

STM
Bangunan

STM
Bangunan
SMU
Sederajat
SMU
Sederajat
SMU sederajat

Jabatan dalam
Proyek

Pengalam
an Kerja
(tahun)

No dan tgl
Sertifikat / Ijazah

Kep. Pelaksana


5 th

SKT

Pelaksana

5 th

SKT

Draftman

3 th

SKT

Adm

3 th

Ijazah

Logistik

3 th

Ijazah

Daftar Peralatan Utama minimal yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan:
N
o
1
2
3
4

3.

Pendidikan

Jenis Peralatan

Juml
ah

Alat Pemotong
Granit
Eskapolding
Drum Air

Kapasitas
/ Output
saat ini

Merk
/
Type

Bukti
kepem
ilikan

1
5 set
2
buah
Leng
kap

Peralatan Tukang
Bangunan

Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan -

[diisi,

apabila

ada

bagian

pekerjaan

yang

dapat

Lampiran Berita Acara Pemberian Penjelasan Pekerjaan (Aanwizjing)
Nomor
: 05/PAN-RTW/PU/PRLKP/2012
Tanggal
: 09 Agustus 2012

disubkontrakkan dan bukan merupakan pekerjaan utama,
kecuali pekerjaan spesialis]
4.

Uji mutu/teknis/fungsi diperlukan untuk:
c. Bahan d. Alat -

[diisi, ―tidak ada‖ apabila tidak diperlukan]

POINT E. S/D N.
………………………………………………………………………….. CUKUP JELAS

Bab V.

LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)
………………………………………………………………………….. CUKUP JELAS

Bab VI.

BENTUK DOKUMEN PENAWARAN
………………………………………………………………………….. CUKUP JELAS

Bab VII.

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR KUALIFIKASI
………………………………………….. ……………………………...CUKUP JELAS

Bab VIII.

TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI
………………………………………………………………………….. CUKUP JELAS

Bab IX.

BENTUK KONTRAK
………………………………………………………………………….. CUKUP JELAS

Bab X.

SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK (SSUK)
………………………………………………………………………….. CUKUP JELAS

Bab XI.

SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK)
………………………………………………………………………….. CUKUP JELAS

Bab XII.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

SEMULA :
Pasal

1.

PENJELASAN UMUM
1. Lapangan kerja akan di serahkan kepada Kontraktor dalam keadaan seperti
pada waktu pemberian penjelasan pekerjaan ( Aanwizjing ).

Lampiran Berita Acara Pemberian Penjelasan Pekerjaan (Aanwizjing)
Nomor
: 05/PAN-RTW/PU/PRLKP/2012
Tanggal
: 09 Agustus 2012
Sebelum memulai pekerjaan memulai pekerjaan diangap suadah mengetahui
letak batas - batas tanah maupun situasi tanah pada waktu itu.
2. Kontraktor wajib menyelesaikan pekerjaan hingga lengkap yaitu dengan
membuat, menyuruh membuat, memasang dan menyediakan bahan-bahan
bengunan serta alat-alat dan sebagainya yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan tersebut.
3. Setiap pekerjaan yang akan dimulai kontraktor maupun yang sedang
dilaksanakan, kontraktor wajib berhubungan dengan Pengawas Lapangan
untuk menyaksikan sejauh tidak ditentukan lain untuk mengesahkannya.

Pasal

Pasal

4. Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus mengajukan jadwal waktu
pelaksanaan secara terperinci ( Net Work Planning, Bar Chart ).
5. Setiap Permohonan dari Kontraktor maupun pengesahan dari Pengawas
dianggap sah dan berlaku serta mengikat, jika dilakukan secara tertulis.
6. Ketelitian dan kerapian kerja akan dinilai oleh Pengawas, apabila yang
menyangkut penyelesaian dan kerapian pekerjaan ( Finishing Work ).
7. Penimbunan bahan - bahan dilapangan harus memenuhi syarat - syarat teknis
serta dapat dipertanggung jawabkan dan tidak menimbulkan bahaya.
8. Jika terdapat perbedaan antara gambar dengan uraian ini, Kontraktor wajib
menghubungi Pengawas guna mendapat pemecahannya.
9. Jika terdapat perbedaan ukuran pada skala gambar yang terdapat dalam
gambar kerja, skala terbesar yang berlaku.
10. Jika terdapat gambar kerja dan penjelasan yang kurang atau tidak jelas,
Kontraktor boleh melengkapi atas persetujuan dan petunjuk Pengawas.
11. Semua uraian yang dimaksud dalam persyaratan pelaksanaan ini adalah
mengikat dan dinyatakan lebih lanjut mengenai masing - masing bagian dalam
pasal - pasal selanjutnya yang digunakan sebagai dasar atau pedoman
pelaksanaan.
1B. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan adalah :
a. Pekerjaan
: Pembangunan
Gudang
Peralatan
Bagian
Perlengkapan Setda Kota Jambi
b. Lokasi
: Kota Jambi
2. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Gudang Kontraktor / Barak Kerja.

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini kontraktor dapat membuat
kantor kontraktor, barak-barak untuk pekerja dan gudang
penyimpanan bahan (boukeet), yang sebelumnya telah mendapat
persetujuan dari pihak Direksi/Pengawas berikut dengan
konstruksi atau penempatannya. Semua boekeet perlengkapan
pemborong dan sebagainya , pada waktu pekerjaan berakhir
(serah terima ke dua) harus dibongkar.
2. Sarat kerja
a. Kontraktor wajib memasukkan identifikasi tempat kerja bagi semua
pekerjaan yang dilakukan di luar lapangan, sebelum pemasangan peralatan
yang dimiliki serta jadwal kerja.
b. Semua sarana yang digunakan harus benar-benar baik dan memenuhi
persyaratan kerja, sehingga memudahkan dan melancarkan kerja di
lapangan.
c. Penyedian tempat penyimpanan bahan / material dilapangan harus aman
dari segala kerusakan, kehilangandan hal-hal lain yang dapat mengganggu
pekerjaan lain yang sedang berjalan.
3. Pengaturan jam kerja dan pengerahan tenaga kerja.
a. Pemborong harus dapat mengatur sedemikian rupa dalam pengerahan
tenaga kerja, pengaturan jam kerja maupun penempatan bahan hendaknya
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Direksi / Pengawas lapangan.
Khususnya dalam pengawasan tenaga kerja dan peraturan perburuhan yang
berlaku.
b. Kecuali ditentukan lain, Pemborong harus menyediakan akomodasi dan
fasilitas-fasilitas kesehatan lainnya seperti penyediaan kelengkapan PPPK
yang cukup serta pencegahan penyakit menular.
4. Benda - benda bersejarah.
Kontraktor wajib mengamankan sekaligus melaporkan / menyerahkan kepada
pihak yang berwenang jika nantinya menemukan benda-benda bersejarah.
5. Perlindungan terhadap bangunan yang ada.

Lampiran Berita Acara Pemberian Penjelasan Pekerjaan (Aanwizjing)
Nomor
: 05/PAN-RTW/PU/PRLKP/2012
Tanggal
: 09 Agustus 2012
Segala kerusakan yang timbul pada bangunan / konstruksi sekitarnya menjadi
tanggung jawab pemborong untuk memperbaikinya, bila kerusakan tersebut
jelas akibat pelaksanaan pekerjaan.
6. Pembersihan dan penebangan pohon.
Bila dilapangan terdapat pohon - pohon, pagar dan lain sebagainya, pemborong
tidak boleh membasmi, menebang atau merusaknya. Kacuali telah ditentukan
atau sebelumnya telah diberi tanda pada gambar bestek yang menandakan
bahwa pohon-pohon dan pagar harus disingkirkan. Jika ada hal yang
mengharuskan pemborong untuk melakukan penebangan, maka ia hurus
mendapatkan izin dari pemberi tugas.
7. Pencegahan pelanggaran wilayah.
Pemborong harus membatasi daerah operasinya disekitar tempat pekerjaan,
supaya pekerja tidak melanggar wilayah bangunan-banguna lain yang
berdekatan.
Pemborong harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki
wilayahnya.
8. Penjagaan.
Pemborong bertanggung jawab atas penjagaan dan perlindungan terhadap
pekerjaan yang sedang berjalan yang dianggap penting selama pelaksanaan.
9. Papan nama.

Sebelum memulai pekerjaan kontraktor harus memasang papan nama
Proyek dengan ukuran papan yang ditentukan kemudian.
10. Mengadakan pengukuran dan pemasangan bouwplank.
a. Pemeriksaan lapangan.
Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan / pengukuran dan pengecekan
langsung kelapangan guna menentukan dengan pasti kondisi lapangan,
bahan-bahan yang kelak akan dijumpainya dan keadaan lapangan sekarang
yang mungkin nati akan akan mempengaruhi jalannya pekerjaan.
b. Pengukuran dan titik peil bangunan.
 Pemborong harus mengadakan pengukuran yang tepat berkenaan
dengan letak / kedudukan bangunan terhadap titik patok / pedoman
yang telah ditentukan,siku bangunan maupun datar dan tegak bangunan
harus ditentukan dengan memakai alat Waterpass / Theodolit. Hal
tersebut dilaksanakan untuk mendapatkan ketinggian lantai, langitlangit bangunan dan sebagainya dengan hasil yang baik dan siku.
 Untuk mendapatkan titik peil harus disesuaikan dengan notasi-notasi
yang tercantum pada gambar rencana. Apabila terjadi penyimpangan
atau tidak sesuai antara kondisi lapangan dengan lay out, pemborong
harus melaporkan kepada pengawas / perencana.
c. Pemasangan Bouwplank
 Pemborong harus bertanggung jawab atas ketepatan dan kebenaran
kesiapan bouwplank / pengukuran pekerjaan sesuai dengan referensi
ketinggian dan benchmark yang diberikan konsultan pengawas secara
tertulis serta bertanggung jawab atas ketinggian, posisi, dimensi serta
seluruh bagian pekerjaan .
 Bila mana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata terjadi
suatu kesalahan dalam hal tersebut diatas, maka hal tersebut
merupakan tanggung jawab pemborong serta wajib memperbaiki
kesalahan tersebut
 Pengecekan pengukuran atau lainnya oleh pengawas atau wakilnya tidak
menyebabkan tanggung jawab pemborong menjadi berkurang.
Pemborong wajib melindungi semua benchmark dan lain-lain atau
seluruh referensi yang perlu pada pengukuran pekerjaan ini.
 Bahan dan pengukuran
- Tiang bouwplank menggunakan kayu Kelas II ukuran 5/7 dipasang
setiap jarak 2.00M. Sedangkan papan bouwplank dengan ukuran 2/20
Cm dari kayu Kelas II diketam halus dan lurus bagian atasnya dan
dipasang datar.
- Pemasangan bouwplank harus sekeliling bangunan dengan jarak 2,00M
dari as tepi bangunan dengan patok-patok yang kuat, bouwplank tidak
boleh dilepas / dibongakr dan harus berdiri tegak pada tempatnya
sehingga dapat dimanfaatkan hingga pekerjaan mencapai trasram
tembok bawah.

d. Penyediaan air kerja dan daya listrik untuk kerja

Lampiran Berita Acara Pemberian Penjelasan Pekerjaan (Aanwizjing)
Nomor
: 05/PAN-RTW/PU/PRLKP/2012
Tanggal
: 09 Agustus 2012

 Air untuk kerja harus disediakan oleh kontraktor dengan
membuat popa di tapak proyek atau disuplai dari luar. Air harus
bersih bebas dari lumpur, minyak dan bahan – bahan kimia
lainnya
yang
merusak.
Penggunaan
fasilitas
yang
adadiperbolehkan sejauh tidak mengganggu aktivitas pemberi
tugas dan kontraktor wajib mengganti biaya – biaya tambahan
yang diakibatkan pemakaian air tersebut.
 Listrik untuk bekerja harus dapat mempergunakan sambungan
yang ada sekarang, kontraktor diwajibkan mengganti biaya
tambahan yang diakibatkan pemakaian listrik tersebut
 Demikian pula sambungan telepon bila memungkinkan.
Pasal

Pasal

3. UKURAN DAN SATUAN
1. Peil lebih kurang ± 0,00 di tetapkan sesuai dengan peil keadaan tanah.
2. Semua ukuran dalam gambar dan RKS ( bestek ) dinyatakan dalam M (meter),
CM (centi meter) dan MM (mili meter), ukuran diatas peil dinyatakan dengan
tanda + (plus) dan dibawah peil - (minus).
3. Jika dalam gambar bestek terdapat perbedaan ukuran, ukuran tidak jelas atau
kurang, dapat di tanyakan kepada pengawas.
4. Lapangan harus bersih dari sampah - sampah, akar - akar dan lain - lain yang
mengganggu pelaksanaan pekerjaan pembangunan.
4. PEKERJAAN TANAH / URUGAN TANAH
1. Galian Tanah
a. Pekerjaan pasir galian tanah dilaksanakan setelah ukuran dan as bangunan
ditentukan dengantetap
b. Bila pada suatu tempat terdapat kondisi tanah yang jelek, seperti bekas
tanah rawa, rembesan dan sebagainya, maka kontraktor harus
memberitahukan kepada direksi lapangan. Tanah jang jelek harus digali /
dibuang dan diurug kembali dengan pasir urug, semua ini menjadi
tanggungan kontraktor
c. Dalam keadaan tanah yang mudah longsor, kontraktor harus memasang
turap yang telah diperhirungkan kekuatannya. Biaya turap ini menjadi
tanggung jawab kontraktor.
d. Kontraktor wajib menjaga keadaan tanah dasar galian agar tidak
terganggu. Apabila keadaan tanah tersebut terganggu, misalnya karena
kemasukan air sehingga tanah menjadi lembek, kontraktor wajib menggali
dan mengurug kembali dengan pasir sambil dipadatkan.
2. Urugan Tanah
a. Semua bahan urugan harus diperiksa dan disetujui oleh direksi lapangan.
b. Tanah yang dipakai untuk urugan harus bebas dari bahan organis, bahan
lain yang merugikan.
c. Urugan harus dipadatkan lapis demi lapis, sehingga dapat dicapai uatu
lapisan setebal 15 cm tiap lapisan
d. Pemadatan harus dilakukan dengan alat pemadat mesin / vibrator
kompaktor
e. Pasir yang mengandung lumpur lebih dari 20 % sama sekali tidak boleh
dipakai untuk mengurug

Pasal

5. PEKERJAAN PONDASI
A. Pekerjaan persiapan pondasi
a. Pekerjaan urugan pasir alas pondasi biasa dilaksanakan setelah direksi
lapangan memeriksa kondisi tanah dasar pondasi tersebut.
b. Pasir urugan alas dasar pondasi harus bersih dan dipadatkan dengan tebal
padat 5 cm
c. Untuk lantai kerja beton bertulang dipakai adukan semen : pasir : kerikil =
1 : 3 : 5. Permukaan lantai kerja harus rata, dengan tebal minimum 5 cm.
B. Pondasi batu bata
a. Pasangan batu bata dengan perbandingan 1Pc : 3 Ps yang berkwalitas baik
dan mutu harus mendapat persetujun Pengawas
b. Batu bata dipasang sesuai bentuk dan ukuran pondasi yang tertera dalam
gambar

Lampiran Berita Acara Pemberian Penjelasan Pekerjaan (Aanwizjing)
Nomor
: 05/PAN-RTW/PU/PRLKP/2012
Tanggal
: 09 Agustus 2012
c. Antara pondasi batu bata dan sloof beton harus diberi angkur baja tulangan
diameter minimum 8 mm, panjang 40 cm, tiap jarak 1m
C. Pondasi beton bertulang
a. Minimum 2 x 24 jam sebelum pengecoran , kontraktor wajib
memberitahukan kepada direksi lapangan secar tertulis untuk mendapat
persetujuan. Bagian yang akan dicor tersebut harus dalam keadaan selesai
dan rapi.

b. Cetakan boleh memakai papan, tetapi kontraktor tetap harus
menjamin bahwa cetakan tidak akan mengalami perubahan bentuk
selama pengecoran berlangsung.
c. Selama pelaksanaan pekerjaan pondasi kontraktor diwajibkan
memperhitungkan dampak negatif yang mungkin muncul akibat
pekerjaan ini dan mencari pengatasannya dengan baik
d. Selesai ketentuan diatas, berlaku pula peraturan-peraturan pekerjaan
beton beton bertulang
e. Rencana pondasi agar disesuaikan dengan hasil Soil Test
f. Untuk semua pekerjaan pondasi beton bertulang campuran beton dibuat
dengan perbandingan 1Pc : 2 Ps : 3Krl.
g. Rencana pondasi harus disetujui terlebih dahulu oleh pengawas atau
pemberi tugas.
D. Bahan
a. Cement Portland
Cement Portland yang dipakai harus dari jenis I menurut peraturan Semen
Indonesia 1972 (NI – 8) atau British Standard No. 12 tahun 1965.
Semen harus sampai ditempat pekerjaan dalam kondisi baik serta dalam
kantong – kantong semen asli pabrik. Merk semen PC dianjurkan buatan
dalam negeri seperti Semen Gresik, Tiga Roda, Nusantara, Semen Padang
dan lain – lain, dengan peraturan Pengawas. Semen harus disimpan dalam
gudang kedap air, berventilasi baik diatas lantai beralaskan papan.
Kantong – kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis.
Penyimpanan selalu terpisah untuk setiap pengiriman. Pemilihan salah satu
Merk Semen adalah mengikat untuk penyelesian seluruh proyek.

b. Agregat (Pasir, kerikil atau batu pecah)
Agregat halus dan kasar , dapat dipakai agregat alami atau batu pecah dan
memenuhi syarat PBI 1971 (NI – 2) pasal 3.3.3.4 dan 3.5 agregat tidak
boleh mengandung bahan yang dapat merusak beton dan ketahanan
tulangan terhadap karat.
Untuk itu kontraktor harus mengajukan contoh – contoh yang memenuhi
syarat dari berbagai sumber (tempat pengambilan) antara lain tidak boleh
menggunakan air laut. Agregat harus disimpan ditempat yang terpisah
dalam tumpukan yang tidak boleh lebih dari 1 (satu) meter, permukaan
yang bersih, padat serta kering dan harus dicegah dari pengotoran.
c. A i r
Air untuk campuran dan pemeliharaan beton harus dari air yang bersih dan
tidak mengandung zat – zat yang dapat merusak beton.
Air tersebut harus memenuhi persyaratan menurut PBI 1971 (NI – 2) pasal
3.6
d. Besi bertulang
- Besi bertulang yang dipakai harus dari besi mutu U-24 menurut PBI 1971
atau Japanese Standard Class SR 24 atau Britisth Standard No. 785 –
1938. Bila baja tulangan oleh pengawas diragukan kwalitasnya, harus
diperiksa dilaboratorium (Lembaga Penelitian Bahan-bahan yang diakuai)
atas biaya kontraktor.
- Ukuran besi harus sebagaimana tersebut dalam gambar, penggantian
dengan diameter lain, hanya diperkenankan atas persetujuan tertulis
pengawas
Apabila penggantian disetujui maka luas penampang yang diperlukan
tidak boleh kurang dari yang tertulis dalam gambar. Segala biaya yang
diakibatkan oleh penggantian tulangan dari yang tercantum digambar
menjadi tanggung jawab kontraktor
- Semua besi tulangan harus disimpan ditempat yang bebas dari lembab
dan dipisahkan sesuai dengan diameternya
Semua besi tulangan harus dilindungi terhadap segala macam kotoran
serta sejauh mungkin dilindungi tterhadap karat
E. Syarat – syarat pelaksanaan
a. Syarat – syarat umum beton bertulang ini mengikuti sepenuhnya peraturan
beton bertulang Indonesia 1971 (NI – 2)
b. Konstruksi beton bertulang harus mencapai wajib kebersihan halaman dan
bagian – bagian pekerjaan minimal 5 m keliling bangunan
Konstruksi beton bertulang harus mencapai mutu beton K-225 dengan besi
tulangan U-24 atau sesuai dengan petunjuk dari pengawas

Lampiran Berita Acara Pemberian Penjelasan Pekerjaan (Aanwizjing)
Nomor
: 05/PAN-RTW/PU/PRLKP/2012
Tanggal
: 09 Agustus 2012
c. Pekerjaan pondasi dilakukan dengan penggalian tanah dengan kedalaman
sesuai dengan gambar kerja, bekas galian dibuang ketempat yang telah
ditentukan.
d. Konstruksi beton dibuat sesuai ukuran – ukuran termasuk besi tulangan
yang tertera dalam gambar kerja pelaksanaan dan detail struktur beton.
Apabila terdapt perbedaan ukuran pada gambar kerja, kontraktor
diwajibkan untuk memberitahukan dengan secara tertulis kepada
pengawas untuk mendapat persetujuannya sebelum melaksanakan
pekerjaan tersebut.
e. Pemetian / acuan harus dipasang sedemikian rupa, baik rangka – rangka,
penguat penyokong, penyangga dan konstruksi – konstruksi lainnya sehingga
kuat dan tidak berubah bentuknya pada waktu pengecoran
f. Tulangan dan sengkang tidak boleh melekat pada acuan atau tumpuan lain,
untuk itu dibuat ganjalan dari pokok peton dengan syarat tebal dan
pemasangan sesuai dengan PBI 1971
g. Pembongkaran acuan / pemetian hanya dapat dilakukan 21 hari setelah
pengecoran dan mendapat izin tertulis dari pengawas.
h. Untuk membuat tulangan untuk batang – batang yang lurus atau
dibengkokkan, sambungan – sambungan, kaitan – kaitan dan pembuatan
sengkang disesuaikan dengan persyaratan yang tercantum dalam PBI 1971
i. Tulangan dipasang sedemikian rupa agar tidak mengalami perubahan
bentuk selama berlangsungnya pengecoran dan toleransi pembuatan dan
pemasangan tulangan disesuaikan dengan persyaratan PBI 1971.
j. Persiapan pengecoran
- Sebelum pengecoran dilakukan, kontraktor wajib melapor kepada
pengawas untuk memeriksa dan mendapat persetujuannya secara tertulis
untuk dapat memulai pengecoran
- Setelah pengawas memeriksa segala sesuatunya termasuk bahan, alat
dan tenaga maka akan memutuskan dapat dimulai atau tidaknya
pengecoran
k. Pengecoran.

Pasal

Pengadukan, pengangkutan dan pemadatan pengecoran dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan di dalam PBI 1971 pasal 6.1 sampai dengan pasal
6.6 dan terutama harus diperhatikan :
- Pelaksanaan penakaran campuran beton , harus dengan kotak – kotak
takaran yang sama bentuknya
- Pengadukan beton harus dilaksanakan dengan menggunakan mesin
pengaduk (beton molen) yang masih bkerja baik dan pemadatan dalam
pemetian dilakukan dengan menggunakan mesin penggetar (Vibrator)
l. Perawatan beton
Permukaan beton harus dilindungi dari pengeringan yang terlalu cepat dan
tidak merata, antara lain dengan dibungkus atau ditutup dengan karung
goni yang dibasahi air terus menerus selama 14 (empat belas) hari.
6. PEKERJAAN BESI DAN BEKESTING
1. Besi beton harus berkwalitas baik dan betul - betul bulat serta diameternya
sesuai dengan gambar.( bukan banci)
2. Pemotongan dan pembengkokan dari besi beton dalam keadaan dingin dan
dibentuk sesuai dengan gambar konstruksi. Tidak dibenarkan untuk
meluruskan kembali dari besi beton yang telah dibengkokkan tersebut.
3. Pemasangan besi beton harus seteliti mungkin sesuai dimensi yang dalam
gambar konstruksi, diikat kuat dengan kawat beton dan dengan kait-kait,
dapat tegak lurus dengan dudukan deking (beton tahu) dan disetujui oleh
Pengawas. Sambungan besi beton hanya boleh dilakukan pada daerah /
tempat tertentu dan disambung dengan las atau cara lain yang sudah
mendapat persetujuan Pengawas.

Pasal

4. Bekesting beton dapat berupa kayu, besi atau bahan lain yang layak dari segi
kwalitas untuk digunakan dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan / izin
pengawas/
7. PEKERJAAN BETON BERTULANG
1. Pekerjaan beton yang harus dilaksanakan adalah beton yang dinyatakan dalam
gambar kerja.
2. Pekerjaan beton bertulang dengan campuran 1Pc : 2Ps : 3Krl adalah untuk :
a. Kolom - kolom ring balok dan sloof
b. Balok pinggang dan balok diatas lubang jendela / pintu yang lebarnya
lebih dari 1 meter
3. Pekerjaan beton bertulang campuran 1Pc : 1½Ps : 2½Krl adalah untuk beton
kedap air.
4. Pengecoran harus dilaksanakan atas persetujuan Pengawas, setelah diadakan
pemeriksaan pembesian .
5. Pengecoran harus dilaksanakan sebaik mungkin dengan menggunakan alat
penggetar ( Vibrator ) untuk menjamin beton cukup kuat, padat dan harus

Lampiran Berita Acara Pemberian Penjelasan Pekerjaan (Aanwizjing)
Nomor
: 05/PAN-RTW/PU/PRLKP/2012
Tanggal
: 09 Agustus 2012
dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos, sarang - sarang
koral yang dapat memperlemah konstruksi beton.
6. Apabila pengecoran akan dihentikan dan akan diteruskan pada berikutnya
maka tempat pemberhentian tersebut harus disetujui oleh Pengawas.
7. Selama proses pengerasan, beton tidak dibenarkan untuk dibebani, demikian
juga untuk bagian konstruksi lain.
8. Pengecoran beton harus dilaksanakan sebaik mungkin dan menggunakan alat
penggetar (vibrator), pekerjaan dapat dilaksanakan setelah mendapat
persetujuan pengawas
9. Segala sesuatu pekerjaan harus menurut ketentuan PBI 1971.
Pasal

8. PEKERJAAN PASANGAN BATA TRASRAM
1. Semua dinding dari pasangan batu bata dilaksanakan dengan campuran 1Pc :
2Ps dimulai dari pasangan lapisan keempat (± 20Cm) diatas sloof balok.
2. Semua pasangan batu kedap air (trasram) dengan campuran 1Pc : 2Ps untuk
dinding sekeliling bangunan, mulai dari pondasi sampai ke balok lantai.
3. Pelaksanaan pasangan harus rapi, cermat dan baik sesuai dengan ketentuan
untuk pasangan batu tebal ½ batu maupun 1 batu.

Pasal

9. PEKERJAAN DINDING
1. Sebelum pengiriman batu bata, kontraktor harus memberikan contoh batu
bata untuk mendapat persetujuan Direksi. Bilamana pada pngiriman batu bata
tidak sama dengan contohnya / terdapat penyimpangan, maka batu bata akan
ditolak
2. Dinding dari pasangan batu merah dengan perbandingan 1Pc : 4 Ps yang
berkwalitas baik dan mutu harus mendapat persetujun Pengawas.
3. Sebelum batu bata dipasang harus irendam terlebih dahulu sampai gelembung
udara tidak terlihat lagi. Batu bata yang di[pasang harus utuh, kecuali untuk
las-lasan
4. Untuk semua dinding mulai dari permukaan sloof sampai setinggi 20 cm diatas
pemukaan lantai dalam ruangan digunakan adupan 1Pc : 2Ps. Demikian juga
untuk dinding yang selalu berhubungan dengan air seperti kamar mandi dan
WC mulai permukaan sloof sampai setinggi 1,5 m digunakan adukan 1Pc : 2Ps.
Adukan untuk pasangan lain 1Pc : 5Ps.

5. Bidang dinding bata ½ batu yang luasnya lebih dari 8 m² harus
ditambahkan kolom dan balok penguat kolom praktis dengan ukuran 11
x 5 cm dengan tulangan pokok 4 buah diameter 8 mm, beugel diameter
6 – 20 cm
6. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan
beton (kolom, balok, lisplank beton dan lain-lain)harus diberi stek-stek besi
beton diameter 8 mm, jarak 100 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan
baik / dicor bersamaan pengecoran beton dan bagian yang tertanam dalam
pasangan bata sekurang – kurangnya 20 cm kecuali ditentukan lain.
7. Ditempat yang akan terdapat pintu, jendela, lubang ventilasi dan lain-lain,
pasangan bata hendaknya ditinggl dan sampai rangka kosen selesai dan
dipasang dsitempat yang tepat dan benar
8. Lubang – lubang untuk listrik / pipa :
a. Dimana diperlukan pasangan pipa / alat-alat yang ditanam pada dinding,
maka harus dibuat pahatan.
b. Pemasangan pipa listrik / air dilakukan sebelum dindinding diplester.
9. Pasangan batu bata untuk dinding harus dilaksanakan dengan baik, rapi, halus
dan tidak melengkung (bergelombang).
Pasal

10.

PEKERJAAN PLESTERAN
1. Persiapan dinding yang akan diplester. Bahan yang digunakan adalah pasir
pasang dan semen portland, semua bahan plesteran harus diaduk dengan
mesin / tangan sesuai persyaratan Direksi, semen yang masih baik saja yang
boleh dipakai.
2. Syarat adukan
Kontraktor harus membuat dolak dengan ukuran sesuai persyaratan Direksi
untuk ukuran pasir, semen dan split.
a. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, batu bata yang akan diplester
terlebih dahulu dissiram air sampai merata semua. Batu bata yang akan
diplester selalu basah begitu juga plesteran yang akan di aci
b. Kontraktor harus membuat membuat contoh plesteran dari setiap macam
plesteran sesuai yang diminta Direksi, sehingga jenis / macam pekerjaan
dapat dicapai
c. Semua plesteran yang berhubungan dengan air seperti kamar mandi / WC,
pantry dibuat plesteran trasraam dengan adukan 1Pc : 2 Ps setinggi 150
cm dari peil lantai
d. Dinding bata diatas plafond yang tidak terlihat diberaben
e. Plesteran dinding sudah dapat dimulai apabila atap telah terpasang

Lampiran Berita Acara Pemberian Penjelasan Pekerjaan (Aanwizjing)
Nomor
: 05/PAN-RTW/PU/PRLKP/2012
Tanggal
: 09 Agustus 2012
3. Sudut – sudut plesteran
Semua sudut horizontal, luar maupun dalam serta garis tegaknya dalam
pekerjaan plesteran harus dilaksanakan secara sempurna tegak dan siku,
sudut luar hendaknya dibuat gak bulat.
Pasal

11.

PEKERJAAN LANTAI
1. Ketentuan Umum
a. Bahan lantai yang dipasang harus telah diseleksi dengan baik, bentuk dan
ukuran masing – masing unit sama, baik sikunya, sama warnanya, tidak ada
bagian yang gompal, retak atau cacat lainnya dan telah mendapat
persetujuan Direksi.
b. Setelah terpasang jarak antara maing – masing unit harus sama dan
membentuk garis lurus yang saling tegak lurus. Bidang permukaan lantai
harus rata, waterpass, tidak ada bagian yang bergelombang dan semua unit
terpasangb dengan adukan yang padat tanpa rongga.
c. Pemotongan unit hanya diperbolehkan dengan mesin potong dan dihaluskan
dengan gurinda.
d. Selama masa pengerasan 3 x 24 jam setelh bahan lantai dipasang, bidang
lantai tidak boleh dipergunakan, diinjak atau diberi beban apapun.
e. Bahan yang dapat merusak unit lantai seperti minyak residu, teak oli dan
lain-lain harus dijauhkan dari permukaan lantai
f. Dalam melaksankan pekerjaan ini, bekas adukan harus segera dibersihkan
dari lantai yang terpasang
g. Sebelum pemasangan dimulai, kontraktor harus mmberikan contoh kepada
Direksi untuk mendapat persetujuan
2. Pekerjaan pasir urug.
a. Lapisan pasir urug digunakan dibawah lantai pada lantai dasar dengan
ketblan minimum 10 cm dipadatkan, ditimbris dan disiram dengan ir.
b. Lapisan pasir harus bersih dari kotoran tanah , tatal – tatal kayu dan lain –
lain
c. Lapisan pasir urug dapat dikerjakan setelah penyemprotan obat anti rayap
selesai dikerjakn dan telah mendapat persetujuan Direksi lapangan.
3. Pekerjaan rabat beton
a. Rabat betonterbuat dari beton dengan mutu baik, dengan campuran
adukan 1Pc : 3Ps : 5 Krl dengan atau tanpa tulangan susut, tebal minimum
6 cm
b. Rabat beton tersebut sebagai landasan pasangan lantai keramik pada lantai
dasar.
c. Sebagai landasan rabat beton, diberi lapisan pasir urug

4. Pekerjaan lantai keramik.
a. Keramik yang digunakan adalah keramik buatan dalam negeri dan ukuran
sesuai dengan gambar
b. Warna dan motif akan ditntukan kemudian oleh Direksi dan Perencana
c. Perekat yang digunakan adalah adukan 1Pc : 3 Ps, tebal 2cm.
d. Setelah 3 x 24 jam pemasangan Keramik selesai, siar – siar diisi dengan
adukan semen air hingga benar – benar penuh. Pengisian siar harus
dilakukan dengan rapi
e. Siar – siar air semen harus dibersihkan segera secara hati – hati dengan
mempergunakan sikat kuningan serta larutan air keras yang tepat
ukurannya.
Pasal

12.

PEKERJAAN KAP / ATAP
1. Kuda - kuda
1. Macam-macam bahan rangka baja ringan pabrikasi yang digunakan baja
canal dan reng dengan bahan baja Zincalume canal type tebal 0.75 mm
dan reng type tebal 0.50 mm pabrikasi.
2. Perlindungan semua rangka baja yang akan dipasang harus dari mutu
terbaik dan telah melalui proses pengujuian digunakan untuk kuda-kuda
dan rangka atap.
3. Pengikat-pengikat berupa binabold, sesuai keadaan dilapangan, bila
terjadi penyimpangan gambar maka pemborong harus mengajukan
gambar kerja untuk disetujui konsultan pengawas.
a.
1.

Pelaksanaan
Penyimpanan

Lampiran Berita Acara Pemberian Penjelasan Pekerjaan (Aanwizjing)
Nomor
: 05/PAN-RTW/PU/PRLKP/2012
Tanggal
: 09 Agustus 2012
Baja ringan disimpan di tempat yang disediakan lepas dari tanah dan
kelembaban, diatur menurut ukuran dan jenis.
2. Perletakan
Perletakan sewaktu penyimpanan harus diusahakan agar tidak
terjadi kelengkungan karena berat sendiri.
3. Pengerjaan
Pengerjaan harus dilakukan pada tempat kerja yang disediakan
untuk keperluan ini. Pengerjaan ditempatkan sepasang hanya
dibolehkan seizin konsutltan pengawas. Semua kuda-kuda / reng
harus dibuat menurut konstruksi dalam gambar. Semua rangkaian
kuda-kuda / reng harus diatas ring balok beton.
2. A t a p
a. Semua penutup atap harus bebas dari cacat dan sebelum dipasang
contohnya harus diperlihatkan kepada Pengawas
b. Pemasangan atap harus rapi dan menurut gambar, sambungan harus rapat
dan tidak bercelah.
c. Atap dipakai Genteng Metal Roof
Pasal

13.

PEKERJAAN TALANG
1. Talang datar
Talang datar adalah talang kantong dibuat dari seng BJLS 40, dipasang dengan
penggantung rangka besi strip 5 x 50 mm. Sebelum dipasang, kemiringan
talang harus diperhitungkan vaik – baik gr air dapat mengalir dengan
sempurna.
Sambungan – sambungan talang harus dengan lipatan (minimal 2 x lipatan)
dan dipatri agar tidak bocor. Harus diperhatikan pula arah mengalirnya air
dan lipatan sambungan agar tidak terjadi genangan – genangan air. Sebelum
dipasang besi penyangga talang harus dimeni terlebih dahulu dengan meni
zinc chromate.
2. Talang jurai dan pertemuan tap dengan sopi – sopi. Pekerjaan ini mengikuti
persyaratan ad. 1 dibawah talang dipasang rangka dan papa.tebal 3cm
3. Saringan talang
a. Saringan talang yang dipergunakan adalah saringan dari PVC dengan bentuk
dan ukuran yang sesuai
b. Pada pelat beton saringan harus ditanam dengan baik. Ujung talang tegak
sambungan dengan beton dilngkapi ok GIP yang diberi sayap pelat besi
dilas dan dicor dengan pengawasan yang baik
4. Pipa talang tegak
Pipa talang tegak air hujan tebuat dari pipa PVC kelas AW, ukuran sesuai
dengan gambar, lengkap dengan klem dari besi strip 5 x 50 cm yang ditanam
cukup kuat pada dinding / kolom beton, besi strip harus demeni dan dicat

Pasal

14.

PEKERJAAN PLAFOND
1. Bahan - bahan yang dipakai untuk plafond langit - langit harus berkwalitas
baik dan tidak retak maupun pecah. sebelum dipasangkan terlebih dahulu
harus mendapat persetujuan dari Pengawas.
2. Kayu rangka plafond harus kuat dan lurus dengan ukuran 6 X 12 Cm. Untuk
bagian pinggir serta jarak tertentu dipasang kayu ukuran 4 X 6 Cm. Sisi /
bidang kayu bagian bawah harus diserut rata dan lurus.
3. Sisi pinggir / lis plafond dipergunakan list proffil ukuran / type sesuai dengan
gambar kerja.
5. Rangka plafond harus dikaitkan dengan besi pengait 12 MM atau dari kayu
yang cukup kuat yakni :
Bagian tengah kepala nok atau gording yang berada pada jarak 1/3 dari kaki
kuda - kuda (dari ring balok).
6 Bidang rangka plafond yang harus dikaitkan tersebut tidak boleh kurang dari
luas 4 M² bidang plafond.
7.

Lubang – lubang bekas paku dan seluruh permukaan plafond harus diplamir dengan plamir kayu
diamplas rata dan halus sehingga pengecatan dapat berhail dengan sempurna

8. Rangka plafond harus di teer atau diawetkan dengan minyak residu dan bagian
-bagian kayu yang melekat atau dipasang pada tembok, sebelum dipasangkan
harus dimenie terlebih dahulu dengan menie 2 kali.
Pasal

15.

PEKERJAAN KUZEN, PINTU & JENDELA
1. K o z e n
a. Semua kozen pintu dan jendela terbuat dari kayu yang berkwalitas baik,
tanpa cacat dan diserut dengan rapi serta halus.
b. Ukuran kozen adalah 6 X 12 Cm bersih setelah dibentuk.
c. Kozen - kozen sebelum dimenie harus diperiksa oleh Pengawas. Bidang
yang menyentuh pasangan harus dimenie 2 kali.

Lampiran Berita Acara Pemberian Penjelasan Pekerjaan (Aanwizjing)
Nomor
: 05/PAN-RTW/PU/PRLKP/2012
Tanggal
: 09 Agustus 2012
d. Pada bidang yang terlihat tidak boleh ada lubang bekas penyekatan,
penunjang dan penyiku.
e. Pasangan kozen harus benar - benar sempurna siku serta waterpass.
Setelah kozen-kozen dipasang harus dilindungi dari benturan - benturan.
f. Semua kozen harus diberi anker besi bulat minimum Ø 8mm. Setiap pintu
kozen paling sedikit dipasang 4 buah angker sedangkan jendela 4 buah
angker.
g. Semua kozen pintu harus diberi nook dari besi bulat Ø 12mm dua buah
dan diberi gigi pahatan. Dook harus masuk dalam kayu kozen sekurang kurangnya sedalam 3 Cm serta kedalam beton ( Neut ) 8 Cm.
2. Daun pintu dan jendela.
a. Daun pintu terbuat dari papan panil (pakai bossing) dari kayu berkwalitas
baik tanpa cacat dan harus cukup kering.
b. Tebal daun pintu adalah 3,5 Cm bersih setelah dibentuk.
c. Jendela dari pasangan jendela panil kaca dengan ukuran bingkai tebal 3
Cm lebar 7 Cm.
d. Pemasangan / penyetelan daun jendela harus baik dan sempurna, celah
sponing merata ialah 2mm tidak berlobang / melengkung.
Pasal

16.

PEKERJAAN PENGGANTUNG & PENGUNCI
1. Kunci yang dipakai adalah kunci satu slag dan dua slag type dan merk akan
ditentukan kemudian
2. Penggantung dan pengunci harus dipasang dengan baik, rapi dan sempurna.
3. Engsel untuk daun pintu menggunakan engsel nylon ukuran 3 x 4 “ terpasang 3
(tiga) buah untuk tiap daun pintu merk ditentukan kemudian
4. Semua alat - alat penggantung dan pengunci untuk daun pintu dan jendela
dipergunakan produksi dalam negeri yang berkwalitas baik.
5. Sebelum dipasang, contohnya harus diperlihatkan terlebih dahulu kepada
Pengawas.

Pasal

17.

PEKERJAAN KACA
1. Mengadakan bahan, alat pemotong , pembersih / penggosok tepi dan tenaga
kerja untuk pemasangan kaca.
2. Pemasangan kaca pada kozen pintu / jendela. kaca yang dipakai adalah kaca
dengan kwalitas baik dan produksi dalam negeri.
2. Potongan kaca harus disesuaikan sekoneng rangka, minimal 10 mm masuk
kedalam alur kaca pada kosen.
3. Setelah kaca terpasang, tidak diperknankan memberi tanda – tanda dengan
memberikan kapur, tanda harus dibuat dari potongan kertas yang direkatkan
dengan menggunakan lem aci
4. Untuk memasang kaca pada kozen, daun jendela agar tidak menimbulkan
suara pada waktu menerim getaran diberi dempul, dipergunakan dempul yang
berkwalitas baik dan produksi dalam negeri.
6. Pembersihan akhir dari kaca menggunakan kain katun yang lunak dengan
menggunakan cairan pmbersih kaca .
7. Kaca yang akan dipasang semua tepi bekas potongan harus digosok hingga
tidak tajam. Kaca yang dipasang harus tertanam rapi dan kokoh pada rangka,
terutama sudut - sudutnya.
8. Setelah selesai dipasang kaca harus dibersihkan, yang retak atau yang pecah,
maupun yang tergores / cacat harus diganti.
9. Tebal kaca 5 mm.

Pasal

18.

PEKERJAAN SANITER
1. Ketentuan umum
a. Peralatan saniter yang dipasang harus telah diseleksi dengan baik dan teliti,
serta disetujui Direksi
b. Pemasangan secara lengkap sesuai dengan bestek dan menurut petunjuk
pemasangan dari pabrik, sehingga dapat berfungsi dengan sempurna.
c. Penambahan peralatan yang dibutuhkan untuk kesempurnaan pemasangan
menjadi tanggung jawab kontraktor.
d. Apabila tidak disebutkan dalam gambar atau ulasan ini, warna ditentukan
kemudian
2. Urinoar
Urinoar yang digunakan adalah standar lengkap
3. Kloset duduk yang digunakan adalah standar
4. Washtafel yang digunakan adalah standar

Pasal

19.

PEKERJAAN PLUMBING
1. Termasuk dalam pekerjaan plambing ini ialah :

a. Pengadaan dan pemasangan instalasi pipa air bersih

Lampiran Berita Acara Pemberian Penjelasan Pekerjaan (Aanwizjing)
Nomor
: 05/PAN-RTW/PU/PRLKP/2012
Tanggal
: 09 Agustus 2012

b. Pengadaan dan pemasangan pipa pembuangan air kotor dan air
kakus, lengkap dengan septik tank, bak rembesan dan bak – bak
kontrol.
c. Penyambungan air bersih dan air kotor dengan semua peralatan
saniter
2. Pipa air bersih
Pipa yang digunakan adalah pipa GIP klas medium,pipa PVC dengan
perlengkapan sambungan – sambungan yang sesuai ukurannya baik
mutunya
3. Pipa air kotor
Pipa yang digunakan adalah pipa PVC kelas AW merk ditentukan
kemudian dengan perlengkapan sambungan yang sesuai.
4. Lem yang digunakan untuk penyambungan pipa PVC adalah solvent
semen
5. Tata cara pemasangan / pelaksanaan
a. Pemasangan pipa didalam tanah yang dipasang sejajar gedung minimal
mempunyai jarak dari pondasi
b. Apabila pipa – pipa tersebut menembus pondasi atau dinding, maka pipa
harus diberi pelindung / sleeves dengan ukuran 2 standar lebih besar.
Antara pipa dan sleeves tersebut harus iisi dengan flexible sealing material
c. Pemadatan / penimbunan pipa harus dilakukan tanpa merussak pipa
d. Pemasangan pipa di dalam bangunan harus dilengkapi penyangga,
penggantung atau klem dari besi yang memadai. Tambahan penggantung
dan penyangga harus dilakukan pada setiap perubahan arah dan dimana
terdapat konsentrasi beban karena adanya valve, fitting, sambungan
fixtures dan lain- lain. Pipa tidak boleh digantung memaki kawat, tali, kabel
atau kayu.

Pasal

20.

PELAKSANAAN PENGUJIAN

1. Pengujian sistim air bersih silakukan dua tahap :
a. Pertama sebelum penyambungan dengan peralatan saniter, pengujian
kebocoran pipa dengan uji tekanan
b. Pengujian fungsi setelah setelah penyambungan dengan peralatn saniter.
Sebelum dilakukan uji tekanan pipa harus dibilas. Pengujian dilakukan
dengan memberi tekanan sebesar 6 kg.cm² untuk seluruh sistem pemipaan
air bersih. Hasil pemasangan pipa dinyatakan baik apabila selma minimal 30
menit jarum manomter menunjukkan angk yang konstan.

2. Pengujian sistem air kotor didalam bangunan dilakukan sebagi berikut :
a. Sebelum pengujian dilakukan , diadakan pembilasan pipa.
b. Pengujian dilakukan lantai per lantai. Setiap bukaan ditutup rapat kecuali
bukaan paling atas yang kemudian diisi dengan air pengujian tekanan tidak
kurang dari 10 m kolom air dan tidak lebih dari 30 m kolom air dengan lama
pengujian minimal 30 menit.
c. Pemasangan pipa dianggap baik apabila selama waktu pengujian tekanan air
pada bukaan pipa teratas tidak turun.
d. Untuk pengujian ini salah satu bagian sistim pemipaan dipasang sambungan
pipa sehingga tingginya kurang lebih 30 cm iatas permukaan lantai, setelah
selesai pengujian pipa ini dipotong menurut kbutuhan
3. Pengujian sitim air kotor di luar bangunan
Pengujian dilakukan dengan cara menutup lubang bak kontrol. Setiap jalur pipa
diantara dua lubang kontrol ditest dengan mengisi ir tekan dengan tekanan 3 m
kolom air
4. Pengujian saniter
Pengujian saniter yang dipasang diuji pakah dapat berfungsi dengan baik
Pasal

21.

PEKERJAAN PENGECATAN
1. Semua bagian / bidang yang akan dicat harus terlebih dahulu digosok dengan
amplas, kemudian baru dicat 1 (satu) kali.
2. Bidang - bidang yang telah dicat harus dilindungi dari kotoran - kotoran lain
yang dapat merusak dan menurunkan mutu dari cat tersebut.
3. Warna -warna dari cat akan ditentukan kemudian oleh Pemberi Tugas dan
Pengawas.

Pasal

22.

PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1. Untuk pekerjaan ini sejauh tidak ditentukan lain, dipergunakan dasar atau
pedoman dan ketentuan / Peraturan umum mengenai instalasi listrik maupun
ketegangan ( AVE & VDE ) berlaku pula standar / referensi sebagai berikut :

Lampiran Berita Acara Pemberian Penjelasan Pekerjaan (Aanwizjing)
Nomor
: 05/PAN-RTW/PU/PRLKP/2012
Tanggal
: 09 Agustus 2012
a. Peraturan Umum Instalasi Listrik ( PUTL ) tahun 1997.
b. Peraturan menteri PU dan tenaga listrik No. 023/PRI/1987 tentang
peraturan instalasi listrik.
c. Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh PLN distribusi setempat.
Peraturan / persyaratan yang dikeluarkan oleh dinas keselamatan kerja
(Depnaker)
d. Peraturan / persyaratan dari pabrik pembuat peralatan yang digunakan.
e. Instalasi Sprinkler otomatif.
f. Juga jadi pedoman standar yang dikeluarkan oleh Association Of German
Standart, Japan Industrial Standart (JIS) dan International Electrotecnical
Commicion (EIC) sepanjang tidak bertentangan dengan PUIL 1987
2. Kecuali peraturan umum kontraktor / instalator wajib mentaati ketentuan ketentuan yang dikeluarkan oleh PLN setempat yang berlaku, termasuk segala
perubahan maupun tambahannya.
3. Untuk pekerjaan ini diperlukan instalasi listrik penerangan dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Semua instalasi listrik harus dihilangkan dari pandangan ( ditanam dalam
tembok / dipasang pada langit - langit ).
b. Kabel - kabel yang terletak dalam tembok dimasukkan kedalam pipa union
/ paralon tidak bercelah.
c. Pasangan Fixture adalah sebagai berikut :
Sachelar / Swich dipaang setinggi 150 Cm dari atas lantai atau selama
tidak ditentukan kemudian.
d. Jumlah titik lampu, sachelar dan stop kontak harus disesuaikan dengan
gambar.
4. Pengujian instalasi listrik.
a. Semua instalasi listrik harus dihilangkan dari pandangan ( ditanam dalam
tembok / dipasang pada langit - langit ).

Sebelum serah terima, seluruh instalasi dan perlengkapan harus
sudah di uji dengan hasil yang baik, aman dan handal.
b. Pemborong bertanggung jawab atas pengadaan alat dan tenaga untuk
pengujian yang akan dilakukan.
c. Pengujian harus disaksikan dan disetujui oleh perencana dan pengawas.
Pemberitahuan pelaksanaan pengujian kepada perencana dan pengawas
paling lambat 2 (dua) hari sebelumnya.
d. Perencana dan Pengawas berhak memerintahkan kepada pemborong untuk
melaksanakan pengujian disetiap saat apabila diperlukan aatau pekerjaan
sudah dapat diuji.
e. Pengujian yang harus dilaksanakan :
- Pengujian tahanan isolasi.
- Pengujian instalasi secara keseluruhan.
- Pengujian tahanan pertahanan.
Bilamana terdapat hasil pengujian yang tidak baik, pemborong harus
segera memperbaiki.
f. Bila mana pengujian mendapat hasil yang tidak baik setelah 3 (tiga) kali
perbaikan, maka pemborong berkewajiban membongkarnya dan memulai
pekerjaan tersebut dari awal kembali dengan biaya menjadi tanggung
jawab pemborong
g. Pemborong / Instalator harus melakukan pengujian ( testing ) dari instalasi
listrik pada beban penuh selama 3 X 24 jam secara terus menerus, semua
biaya yang timbul akibat pengujian ini menjadi tanggung jawab kontraktor.
Pasal

23.

PEKERJAAN PEMBERSIHAN
Pembersihan sisa pekerjaan dilaksanakan secara bertahap, selantai demi selantai
untuk memudahkan pekerjaan selanjutnya. Setelah semua pekerjaan
pembangunan selesai Kontraktor wajib membersihkan bekas sisa pekerjaan
maupun lingkungan pekerjaan.

Pasal

24.

DOKUMENTASI
Guna melengkapi laporan, Kontraktor wajib membuat photo - photo pada saat 0 %
(nol persen), 50 % (lima puluh persen) dan 100 % (seratus persen), untuk setiap
item pekerjaan. Photo - photo tersebut disusun rapi bersama laporan harian dan
diserahkan kepada Pengawas untuk dijadikan Dokumen.

Pasal

25.

HAL - HAL LAIN PERATURAN PENUTUP
1. Kontraktor diwajibkan membuat papan nama Proyek yang ukuran dan isinya
akan diberitahu kemudian.

Lampiran Berita Acara Pemberian Penjelasan Pekerjaan (Aanwizjing)
Nomor
: 05/PAN-RTW/PU/PRLKP/2012
Tanggal
: 09 Agustus 2012
2. Hal-hal lain mengenai perubahan konstruksi dapat diselesaikan antara
Kontraktor, Direksi Lapangan / Pengawas dan harus mnedapat persetujuan
dari Pemimpin Proyek / Bagian Proyek.
3. Mengenai segala perizinan sehubungan dengan pekerjaan yang akan
dilaksanakan merupakan beban kontraktor.

MENJADI :
Pasal 1.
PENJELASAN UMUM
1.

Lapangan kerja akan di serahkan kepada kontraktor dalam keadaan seperti
waktu pemberian penjelasan dan sebelum memulai pekerjaan di anggap
mengetahui benar letak, batas-batas tanah maupun situasi tanah pada waktu itu.
2. Kontraktor wajib menyelesaikan pekerjaan hingga lengkap yaitu dengan
membuat, memasang, menyediakan bahan-bahan bangunan, alat-alat dan
sebagainya yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan tersebut.
3. Setiap pekerjaan yang akan di mulai kontraktor maupun yang sedang di
laksanakan kontraktor wajib berhubungan dengan pengawas untuk menyaksikan
sejauh tidak di tentukan lain untuk mengesahkanya.
4. Setiap permohonan dari kontraktor maupun pengesahan dari pengawas di
anggap sah dan berlaku serta mengikat jika dilakukan secara tertulis.
5. Ketelitian dan kerapihan kerja akan di nilai oleh pengawas apabila yang
menyangkut penyelesaian dan kerapihan pekerjaan ( finishing Work ).
6. Penimbunan bahan-bahan di lapangan harus memenuhi syarat-syarat tehnis serta
dapat di pertanggungjawabkan dan tidak menimbulkan bahaya.
7. Jika terjadi perbedaan antara gambar dengan uraian ini, kontraktor wajib
menghubungi pengawas guna mendapatkan pemecahanya .
8. Jika terjadi perbedaan ukuran pada atau gambar maka yang terdapat dalam
gambar skala terbesar yang berlaku.
9. Jika terdapat gambar kerja dan penjelasanya yang kurang atau tidak jelas,
Kontraktor boleh melengkapi atas persetujuan dan petunjuk Pengawas.
10. Semua ukuran yang di maksud dalam persyaratan pelaksanaan ini adalah
mengikat dan di nyatakan lebih lanjut mengenai masing-masing bagian dalam
pasal-pasal selanjutnya yang di gunakan sebagai dasar atau pedoman pelaksanaan.
Pasal 2.
URAIAN PEKERJAAN
Pekerjaan yang akan dilaksanakan :
Kegiatan
: Rehabilitasi Sedang/Berat Rumah Gedung Kantor
Pekerjaan
: Belanja Modal Rehab Ruang Tunggu, Ruang Rapat, Ruang Kerja Kepala
Lokasi

:

Daerah Wakil Kepala Daerah dan Sekda Kota Jambi
Kota Jambi

Lampiran Berita Acara Pemberian Penjelasan Pekerjaan (Aanwizjing)
Nomor
: 05/PAN-RTW/PU/PRLKP/2012
Tanggal
: 09 Agustus 2012

Pasal 3.
JENIS DAN MUTU BAHAN
Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri.
Pasal 4.
GAMBAR-GAMBAR
Gambar—gambar dijilid bersatu atau terpisah dari RKS ini, yang terdiri dari :
a. Gambar Denah, Tampak dan Potongan
b. Gambar Detail Konstruksi
c. Gambar Datail Khusus
d. DLL
Pasal 5.
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN
1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Dokumen Lelang
ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini, termasuk segala
perubahan dan tambahannya.
a. Perpres No. 54 Tahun 2010 beserta petunjuk teknis dan lampirannya.
b. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan Di indonesia atau
allegemen Voorwarden Voor de uitvoering bij aaneming van openbare werken (
AV ) 1941
c. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknis dari Dewan
Teknis Pembangunan Indonesia.
d. Peraturan Muatan Indonesia.
e. Peraturan Umum dari dinas keselamatan kerja Departemen Tenaga Kerja
f. Peraturan Umum tentang pelaksanaan Instalasi Listrik ( PUIL ) 1979 dan PLN
setempat.
g. Peraturan Umum tentang pelaksanaan instalasi air minum serta instalasi
pembuatan dari perusahaan air minum
h. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI 1961)
i. Peraturan Batu Merah sebagai bahan bangunan
j. Peraturan semen Portland Indonesia NI No. 08
k. Peraturan beton bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971)
l. Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh jawatan/instansi pemerintah
setempat, yang bersangkutan dengan permasalahan pembangunan.
2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam pasal 1 tersebut diatas berlaku dan mengikat
pula :
a. Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh
pemberi tugas termasuk juga gambar-gambar detail yang dilaksanakan oleh
Kontraktor dan sudah disahkan/disetujui Direksi.
b.