Perbub No.15 Tahun 2011 ttg Pedoman TB

BUPATI BULUNGAN
SALINAN
PERATURAN BUPATI BULUNGAN
NOMOR 15 TAHUN 2011
TENTANG
PEDOMAN TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
BUPATI BULUNGAN,
Menimbang

: a. bahwa dalam rangka meningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya
aparatur sesuai kebutuhan organisasi, dipandang perlu memberikan
kesempatan bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Bulungan untuk mengikuti pendidikan formal yang lebih tinggi,
baik program Diploma, Sarjana, Pasca Sarjana dalam bentuk tugas belajar;
b. bahwa untuk memberikan kepastian hukum bagi Pegawai Negeri Sipil di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bulungan yang akan meningkatkan
pengetahuan dan wawasannya pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi
dengan tugas belajar, maka perlu membuat Pedoman Tugas Belajar bagi
Pegawai Negeri Sipil;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Tugas
Belajar bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Bulungan;

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-undang
Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di
Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 9, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 1820) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun
1959 Nomor 72);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041), sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan
Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3839);
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4844);
5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4586);

1

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai

Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor
4015) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54
tahun 2003 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun
2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4332);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat
Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 196, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4017) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang
Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik
indonesia Nomor 4193);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan
Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Tahun
2000 Nomor 197, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4018) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam Jabatan Struktural

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 33 Tambahan
Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 4194 );
10. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang
Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2009 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang
Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, Dan Pemberhentian Pegawai
Negeri Sipil Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 164);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4593);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135);
15. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 21 Tahun 2010
tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun
2010;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 1 Tahun 2008 tentang
Penerbitan Lembaran Daerah dan Berita Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Bulungan Tahun 2008 Nomor 1);
17. Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 2 Tahun 2008 tentang
Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten
Bulungan (Lembaran Daerah Kabupaten Bulungan Tahun 2008 Nomor 2);

2

18. Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Organisasi Pemerintah Kabupaten Bulungan (Lembaran Daerah Kabupaten
Bulungan Tahun 2008 Nomor 3);

19. Peraturan Bupati Bulungan Nomor 11 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata
Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bulungan (Lembaran
Daerah Kabupaten Bulungan Tahun 2009 Nomor 11), sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Bupati Bulungan Nomor 21 Tahun 2010 tentang
Perubahan Lampiran Peraturan Bupati Bulungan Nomor 11 Tahun 2009
tentang Pedoman Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Bulungan (Berita Daerah Kabupaten Bulungan Tahun 2010 Nomor 32);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :

PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI
NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Bulungan.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah.
3. Bupati adalah Bupati Bulungan.

4. Badan Kepegawaian Daerah selanjutnya disingkat BKD adalah BKD
Kabupaten Bulungan yang merupakan unsur penunjang Pemerintah Daerah
yang bertugas merumuskan kebijakan dan pelayanan teknis bidang
kepegawaian di Kabupaten Bulungan.
5. Tim Seleksi Pengembangan Aparatur selanjutnya disebut Tim Seleksi adalah
Tim yang bertugas memverifikasi usulan, persyaratan, menguji dan
merekomendasikan PNS yang akan mengikuti tugas belajar dalam rangka
pengembangan sumberdaya aparatur di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Bulungan.
6. Pegawai Negeri Sipil selanjutnya disingkat PNS adalah Pegawai Negeri Sipil
di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bulungan.
7. Tugas Belajar adalah pemberian tugas untuk mengikuti pendidikan kepada
PNS yang berpotensi dan memenuhi syarat untuk melanjutkan pendidikan
formal yang lebih tinggi.
8. Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang,
yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan
tinggi.
9. Perguruan Tinggi adalah Penyelenggara Pendidikan Tinggi Negeri dan atau
Perguruan Tinggi Swasta baik di Dalam Negeri maupun di Luar Negeri
termasuk Perguruan Tinggi Kedinasan dan Perguruan Tinggi Negeri yang

berstatus Badan Hukum Milik Negara.
10. Program Studi adalah jurusan pendidikan yang diikuti/ditempuh oleh PNS
untuk tugas belajar sesuai kebutuhan Pemerintah Daerah.
11. Sponsor adalah Lembaga atau Negara yang membiayai pelaksanaan tugas
belajar.
12. Seleksi Administrasi adalah seleksi pemeriksaan berkas yang diberlakukan
kepada PNS calon tugas belajar.

3

BAB II
TUJUAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR
Pasal 2
Pemberian tugas belajar bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
pembentukan sikap profesionalisme aparatur dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas
pemerintahan dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
Pasal 3
(1)

Pemberian tugas belajar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dikoordinasikan oleh BKD.


(2)

Dalam rangka pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) BKD mempunyai tugas :
a. Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan seleksi administratif calon PNS tugas
belajar dan pendayagunaan pasca tugas belajar.
b. Melaksanakan pembekalan, perencanaan pembiayaan, monitoring dan evaluasi serta
pelaporan pengelolaan tugas belajar.
c. Mengevaluasi perkembangan PNS tugas belajar dan juga menyampaikan hasilnya
kepada Kepala Unit Satuan Kerja / Atasan Langsung Pegawai Tugas Belajar, untuk
digunakan sebagai dasar penilaian kinerja atau DP-3.
BAB III
PERTIMBANGAN PENUNJUKAN TUGAS BELAJAR
Pasal 4

Penunjukan PNS tugas belajar didasarkan pada :
a. Kebutuhan riil Pemerintah Daerah terhadap program studi yang bersangkutan.
b. Kemampuan intelektualitas (kecerdasannya), loyalitas, kinerja, dedikasi dan tanggung jawab
PNS yang bersangkutan.
c. Kemampuan keuangan yang bersumber dari Pemerintah Daerah dan/atau Sponsor dalam

dan luar negeri.
BAB IV
PERSYARATAN UMUM
Pasal 5
Syarat-syarat umum untuk mendapatkan tugas belajar adalah sebagai berikut :
a. Berstatus PNS aktif;
b. Direkomendasikan oleh Kepala Satuan Kerja;
c. Sehat jasmani dan rohani;
d. Semua unsur penilaian DP3 dalam 2 (dua) tahun terakhir minimal bernilai baik;
e. Belum pernah mendapatkan hukuman disiplin tingkat sedang atau berat dalam 2 (dua)
tahun terakhir yang dinyatakan secara tertulis oleh Kepala Satuan Kerja;
f.

Program Studi yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan unit kerja dan bidang tugas PNS
bersangkutan;

g. Perguruan Tinggi yang dituju berstatus Negeri, kecuali program dan jurusan tersebut tidak
tersedia, maka diperbolehkan ke Perguruan Tinggi Swasta yang memiliki Akreditasi A;
h. Belum berstatus sebagai mahasiswa;
i.


Bersedia ditempatkan kembali setelah menyelesaikan tugas belajar di tempat tugas semula
atau pada jabatan tertentu sesuai dengan kompetensinya.

j.

Program study yang diikuti sesuai dengan ilmu dasar/jurusan yang dimiliki untuk
memperdalam/meningkatkan profesionalisme.

4

BAB V
PERSYARATAN KHUSUS
Bagian Kesatu
Program Diploma III
Pasal 6
Persyaratan tugas belajar program Diploma III (D.III) sebagai berikut :
a. Pendidikan Terakhir Minimal SLTA atau sederajat;
b. Usia maksimal 30 Tahun, kecuali bagi PNS yang mengikuti program penyetaraan pendidikan
usia maksimal 35 Tahun;
c. Pangkat / Golongan Ruang minimal Pengatur Muda Tingkat I / (II/b);
d. Nilai Ijazah rata-rata minimal 6,5 (enam koma lima) atau nilai IPK minimal 2,75 (dua koma
tujuh lima);
e. Melampirkan brosur atau keterangan tentang pendidikan yang dituju lengkap dengan
jurusan, klasifikasi pendidikan dan besarnya biaya pendidikan;
f.

Melampirkan fotocopy SK pangkat dan jabatan (jika memiliki jabatan) terakhir;

g. Fotocopy Ijazah dan Transkrip Nilai;
h. Fotocopy DP3 2 (dua) tahun terakhir;
i.

Membuat dan menandatangani Surat Pernyataan secara tertulis dan bermaterai Rp.6.000,tentang :
1. Kesediaan mentaati aturan tugas belajar dan mengganti biaya apabila melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan tugas belajar;
2. Kesanggupan untuk tidak menuntut biaya tambahan diluar anggaran pendidikan tugas
belajar yang telah disediakan;
3. Tidak melakukan perpindahan perguruan tinggi/program/jurusan sebagaimana yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Bagian Kedua
Program Diploma IV / Strata 1
Pasal 7

Persyaratan tugas belajar program Diploma IV (D.IV) / Strata 1 (S.1) sebagai berikut :
a. Pendidikan Terakhir Minimal SLTA atau sederajat ;
b.

Usia maksimal 35 Tahun, kecuali bagi PNS yang mengikuti program penyetaraan pendidikan
usia maksimal 55 Tahun;

c.

Pangkat / Golongan Ruang minimal Pengatur Muda Tingkat I / (II/b);

d.

Nilai Ijazah rata-rata minimal 6,5 (enam koma lima) atau nilai IPK minimal 2,75 (dua koma
tujuh lima);

e.

Melampirkan brosur atau keterangan tentang pendidikan yang dituju lengkap dengan
jurusan, klasifikasi pendidikan dan besarnya biaya pendidikan;

f.

Melampirkan fotocopy SK pangkat dan jabatan (jika memiliki jabatan) terakhir;

g.

Fotocopy Ijazah dan Transkrip Nilai;

h.

Fotocopy DP3 2 (dua) tahun terakhir;

i.

Membuat dan menandatangani Surat Pernyataan secara tertulis dan bermaterai Rp. 6.000,tentang :
1. Kesediaan mentaati aturan tugas belajar dan mengganti biaya apabila melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan tugas belajar;
2. Kesanggupan untuk tidak menuntut biaya tambahan diluar anggaran pendidikan tugas
belajar yang telah disediakan;

5

Bagian Ketiga
Program Strata 2 / Dokter Spesialis
Pasal 8
Persyaratan tugas belajar program Strata 2 (S.2) / Dokter Spesialis (PPDS), sebagai berikut :
a.

Pendidikan Terakhir Minimal Strata 1 (S.1);

b.

Usia maksimal 40 tahun untuk Program Strata 2 (S-2) umum dan Usia maksimal 35 Tahun
untuk Program Strata 2 (S-2) Dokter Spesialis ;

c.

Pangkat /Golongan Ruang minimal Penata Muda Tingkat I / (III/b);

d.

Nilai IPK minimal 2,75 (dua koma tujuh lima);

e.

Melampirkan brosur atau keterangan tentang pendidikan yang dituju lengkap dengan
jurusan, klasifikasi pendidikan dan besarnya biaya pendidikan;

f.

Melampirkan fotocopy SK pangkat dan jabatan (jika memiliki jabatan) terakhir;

g.

Fotocopy Ijazah dan Transkrip Nilai;

h.

Fotocopy DP3 2 (dua) tahun terakhir;

i.

Membuat makalah yang memuat visi dan misi Tugas Belajar dan mempresentasikan
kepada Tim Seleksi;

j.

Membuat dan menandatangani Surat Pernyataan secara tertulis dan bermaterai Rp.6.000,tentang :
1. Kesediaan mentaati aturan tugas belajar dan mengganti biaya apabila melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan tugas belajar;
2. Kesanggupan untuk tidak menuntut biaya tambahan diluar anggaran pendidikan tugas
belajar yang telah disediakan.
Bagian Keempat
Program Strata 3
Pasal 9

Persyaratan tugas belajar program Strata 3 (S.3) sebagai berikut :
a.

Pendidikan Terakhir Minimal Strata 2 (S.2)

b.

Usia maksimal 45 tahun;

c.

Pangkat /Golongan Ruang minimal Penata / (III/c);

d.

Nilai IPK minimal 3,25 (tiga koma dua puluh lima);

e.

Melampirkan brosur atau keterangan tentang pendidikan yang dituju lengkap dengan
jurusan, klasifikasi pendidikan dan besarnya biaya pendidikan;

f.

Melampirkan fotocopy SK pangkat dan jabatan (jika memiliki jabatan) terakhir;

g.

Fotocopy Ijazah dan Transkrip Nilai;

h.

Fotocopy DP3 2 (dua) tahun terakhir;

i.

Membuat makalah yang memuat visi dan misi Tugas Belajar dan mempresentasikan
kepada Tim Seleksi;

j.

Membuat dan menandatangani Surat Pernyataan secara tertulis dan bermaterai Rp.6.000,tentang :
1. Kesediaan mentaati aturan tugas belajar dan mengganti biaya apabila melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan tugas belajar;
2. Kesanggupan untuk tidak menuntut biaya tambahan diluar anggaran pendidikan tugas
belajar yang telah disediakan;
3. Bersedia menjadi tenaga Fungsional Widyaswara atau peneliti apabila dibutuhkan.

6

BAB VI
JANGKA WAKTU PENYELESAIAN PENDIDIKAN
Pasal 10
(1)

Jangka waktu penyelesaian pendidikan adalah :
a.
b.
c.
d.

Untuk jenjang Diploma III (D.III) maksimum pendidikan selama 3 tahun 6 bulan;
Untuk jenjang Diploma IV (D.IV) maksimum pendidikan selama 4 tahun 6 bulan;
Untuk Strata 1 (S.1) maksimum pendidikan selama 5 tahun;
Untuk Strata 1 (S.1) lanjutan dari Diploma III diberikan waktu pendidikan paling lama 2
tahun 6 bulan;
e. Untuk jenjang Strata 2 (S.2) Ilmu Sosial maksimum pendidikan selama 2 tahun dan
Untuk jenjang Strata 2 (S.2) Ilmu Eksakta maksimum pendidikan selama 3 tahun;
f. Untuk jenjang dokter spesialis (PPDS) maksimum pendidikan selama 5 tahun;
g. Untuk jenjang Strata 3 (S.3) Ilmu Sosial maksimum pendidikan selama 3,6 tahun dan
Untuk jenjang Strata 3 (S.3) Ilmu Eksakta maksimum pendidikan selama 4 tahun.
(2)

Jangka waktu penyelesaian pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berubah, apabila Perguruan Tinggi menetapkan kebijakan khusus tentang penambahan
atau pengurangan waktu pendidikan.
BAB VII
PROSEDUR DAN PROSES PENGAJUAN TUGAS BELAJAR
Pasal 11

(1)

PNS yang akan menempuh tugas belajar mengajukan permohonan tugas belajar kepada
Kepala Satuan Kerja dengan melengkapi persyaratan yang ditentukan.

(2)

Apabila permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetujui maka Kepala Satuan
Kerja segera memberikan rekomendasi kepada yang bersangkutan dan meneruskan
permohonan dimaksud kepada Bupati melalui Kepala BKD.

(3)

Apabila permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak disetujui, maka Kepala
Satuan Kerja harus memberikan penjelasan dan alasan-alasan yang jelas.
BKD menginventarisir dan memeriksa kelengkapan berkas persyaratan permohonan tugas
belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) untuk disampaikan kepada Tim
Seleksi beserta dengan data penunjang lainnya.
Berdasarkan persetujuan dan rekomendasi dari Tim Seleksi, maka PNS yang bersangkutan
ditugaskan untuk mengikuti seleksi akademis pada Perguruan Tinggi yang dituju.
Hasil seleksi akademis pada Perguruan Tinggi yang dituju sebagaimana dimaksud ayat (5)
selanjutnya dilaporkan oleh PNS yang bersangkutan paling lambat 1 (satu) bulan setelah
pengumuman kepada Bupati melalui Kepala BKD dengan membawa bukti lulus.
Berdasarkan hasil seleksi akademis sebagaimana dimaksud pada ayat (6), maka Bupati
menetapkan Keputusan Bupati tentang Penunjukan PNS untuk mengikuti tugas belajar.

(4)

(5)
(6)

(7)

BAB VIII
PEMBIAYAAN
Pasal 12
Pembiayaan untuk pelaksanaan Tugas Belajar PNS dapat bersumber dari Pemerintah Daerah
dan/atau Sponsor dalam dan luar negeri.
Pasal 13
(1)

Besarnya biaya pendidikan tugas belajar PNS yang diberikan oleh Pemerintah Daerah
disesuaikan dengan kemampuan keuangan dan standarisasi daerah yang berlaku.

(2)

Pembayaran biaya pendidikan tugas belajar dengan sumber dana dari Pemerintah Daerah
ditetapkan dengan Keputusan Bupati sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

7

(3)

Tugas belajar yang merupakan kerjasama pendidikan dan pembiayaan antara Pemerintah
Daerah dengan Sponsor, maka besaran pembiayaannya disesuaikan dengan kesepakatan
kedua belah pihak, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(4)

Pembayaran biaya pendidikan tugas belajar dengan sumber dana dari sponsor dilakukan
dan diatur oleh sponsor yang bersangkutan.
BAB IX
HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN PNS TUGAS BELAJAR
Bagian Kesatu
Hak PNS Tugas Belajar
Pasal 14

(1)
(2)

PNS Tugas Belajar selama mengikuti pendidikan, tetap diberikan hak-hak kepegawaiannya
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Disamping hak-hak kepegawaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepada PNS
Tugas Belajar diberikan bantuan biaya pendidikan yang besarnya disesuaikan dengan
kemampuan keuangan daerah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Bagian Kedua
Kewajiban PNS Tugas Belajar
Pasal 15

(1)

PNS Tugas Belajar dibebaskan dari jabatan dan tugas pekerjaan sehari-hari.

(2)

PNS Tugas Belajar wajib melaporkan secara berkala setiap semester perkembangan
studinya yang diketahui pihak Perguruan Tinggi kepada Bupati melalui BKD dengan
melampirkan Kartu Hasil Studi (KHS) setiap semester.

(3)

PNS Tugas Belajar wajib melaporkan secara berkala setiap akhir tahun berjalan berkenaan
dengan pertanggungjawaban penggunaan dana pendidikan tugas belajar yang
diterimanya.

(4)

PNS Tugas Belajar yang telah menyelesaikan pendidikannya wajib membuat laporan
secara tertulis kepada Bupati melalui BKD selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak PNS
yang bersangkutan menyelesaikan pendidikannya dengan melampirkan salinan ijazah dan
transkrip nilai yang dilegalisir, skripsi/tesis/desertasi serta surat pengembalian /
keterangan dari Perguruan Tinggi bersangkutan kepada Bupati.

(5)

PNS Tugas Belajar yang telah menyelesaikan pendidikannya, wajib bekerja kembali dan
menyumbangkan ilmunya kepada Pemerintah Daerah dan bersedia untuk tidak
berhenti/mengundurkan diri sebagai PNS, meminta mutasi (alih tugas) dari Kabupaten
Bulungan minimal selama :
a.
b.
c.
d.
e.

Diploma III (D.III)
Strata 1 (S.1)
Strata 2 (S.2)
Dokter Spesialis (PPDS)
Strata 3 (S.3)

: 7 Tahun;
: 10 Tahun;
: 10 Tahun;
: 10 Tahun;
: 10 Tahun.
Bagian Ketiga
Larangan PNS Tugas Belajar
Pasal 16

(1)

PNS Tugas Belajar dilarang :
a.
b.
c.

Melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan
kepegawaian yang berlaku;
Mengulur waktu penyelesaian tugas belajar;
Berhenti/mengundurkan diri dalam masa proses Tugas Belajar;

dibidang

8

d.
e.
(2)

Melanggar etika dan tata tertib akademis; dan
Merubah program studi, jurusan maupun Perguruan Tinggi yang dituju sesuai dengan
rekomendasi dari Tim Seleksi dan Keputusan Bupati.

Bagi PNS yang telah menyelesaikan Tugas Belajar dilarang untuk berhenti/mengundurkan
diri sebagai PNS sebelum melaksanakan tugas pengabdian minimal 10 Tahun.
BAB X
SANKSI
Pasal 17

(1)

Bagi PNS Tugas Belajar yang tidak dapat menyelesaikan pendidikan tepat waktu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) dikenakan sanksi Penghentian
pemberian biaya tugas belajar, kecuali ada kebijakan khusus Perguruan Tinggi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2), diberikan kesempatan untuk
menyelesaikan tugas belajar atas biaya sendiri sesuai rekomendasi Perguruan Tinggi yang
bersangkutan.

(2)

Bagi PNS Tugas Belajar yang melanggar ketentuan dalam Pasal 15 dan Pasal 16,
dikenakan sanksi berupa :
a.

Pencabutan dari status tugas belajar;

b.

Mengembalikan biaya pendidikan 2 (dua) kali biaya yang telah dikeluarkan oleh
Pemerintah Daerah, apabila PNS Tugas Belajar mutasi (alih tugas) keluar Kabupaten
Bulungan selama mengikuti pendidikan dan atau setelah selesai melaksanakan tugas
belajar sebelum masa pengabdian minimal habis;

c.

Mengembalikan biaya pendidikan sebesar 2 (dua) kali biaya yang telah dikeluarkan
oleh Pemerintah Daerah, apabila PNS Tugas Belajar mengundurkan diri tanpa alasan
yang tidak dapat dipertanggungjawabkan atau dikeluarkan dari Perguruan Tinggi
(Drop Out) atau tidak dapat menyelesaikan pendidikan dalam waktu yang telah
ditentukan, atau dicabut dari status tugas belajarnya;

d.

Mengembalikan biaya pendidikan sebesar 2 (dua) kali biaya yang telah dikeluarkan
oleh Pemerintah Daerah, apabila PNS yang telah menyelesaikan Tugas Belajar
berhenti/mengundurkan diri sebagai PNS sebelum masa pengabdiannya terpenuhi.
Pasal 18

Kewajiban untuk mengembalikan biaya pendidikan yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah
Daerah dan/atau Sponsor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b dan c
pengembaliannya dilakukan dengan mengangsur dari pemotongan gaji sebesar 20 % setiap
bulan sampai lunas.
Pasal 19
PNS tugas belajar yang dinyatakan sakit oleh tim dokter Pemerintah Daerah dan tidak dapat
melanjutkan pendidikan, maka yang bersangkutan tidak dapat dikenakan sanksi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18.
BAB XI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 20
PNS Tugas Belajar yang telah menyelesaikan pendidikannya dari suatu jenjang pendidikan, dapat
diberikan kesempatan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan ketentuan :
a. Jurusan yang dipilih sesuai dengan program studi jenjang pendidikan sebelumnya dan sesuai
dengan skala prioritas yang dibutuhkan oleh organisasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
pegawai yang bersangkutan.

9

b. Telah mengabdi minimal 3 (tiga) tahun setelah dinyatakan selesai (lulus) dari tugas belajar
sebelumnya.
c. Memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9 dan
Pasal 10.
Pasal 21
Penempatan kembali PNS Tugas Belajar yang telah lulus ditetapkan oleh Bupati dengan
memperhatikan formasi jabatan dan bidang studinya.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini, sepanjang mengenai teknis
pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Kepala BKD dengan berpedoman pada ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 23
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bulungan.
Ditetapkan di Tanjung Selor
pada tanggal 20 September 2011
BUPATI BULUNGAN,
ttd.
BUDIMAN ARIFIN
Diundangkan di Tanjung Selor
pada tanggal 20 September 2011
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BULUNGAN,
ttd.
SUDJATI
BERITA DAERAH KABUPATEN BULUNGAN TAHUN 2011 NOMOR 15

Salinan Sesuai dengan Aslinya
Kepala Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kab. Bulungan,

Hj. INDRIYATI, SH, M.Si
PEMBINA / IV a
Nip.19640328 199503 2001

10