Materi Sosialisasi Langkah Langkah Akhir Tahun Anggaran 2013 sesuai PER-42 PB 2013 Reformasi Birokrasi

REFORMASI BIROKRASI

DASAR HUKUM PROGRAM
REFORMASI BIROKRASI
DASAR HUKUM PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI
NASIONAL

• Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi, Dan Nepotisme;
• Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025;
• Perpres No 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010 – 2014;
• Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi 2010-2025;
• Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi
DASAR
HUKUM
KHUSUS KEMENTERIAN KEUANGAN
Birokrasi

2010-2014;
• Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
• Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;
• Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksanaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
2

PILAR/AREA PROGRAM REFORMASI
BIROKRASI
Kepercaya
an Publik

Pelay
anan
Publik

9 Program KemenPAN RB
(8 Area Perubahan + Monev)


Peningkatan
Kinerja

Good Governance

Indikator Kinerja Utama

Penata
an
Organi
-sasi

Penyemp
ur
naan
Proses
Bisnis

Remunerasi


Pening
katan
Disiplin
&
Manaje
men
SDM

Reformasi Pengelolaan Keuangan Negara

1

Pola Pikir dan Budaya Kerja
(Manajemen Perubahan)

2

Penataan Peraturan
Perundang-undangan


3

Penataan dan Penguatan
Organisasi

4 Penataan Tatalaksana
5

Penataan Sistem SDM
Aparatur

6 Penguatan Pengawasan
7

Penguatan Akuntabilitas
Kinerja

8

Peningkatan Kualitas

Pelayanan Publik

9 Monitoring dan Evaluasi

3

PELAKSANAAN PROGRAM REFORMASI
BIROKRASI
Penyempurnaan Proses
Peningkatan Disiplin &
Penataan Organisasi
Penyempurnaan
Proses
Peningkatan
&
• Restrukturisasi
Bisnis
Manajemen Disiplin
SDM
unit

Penataan
Organisasi

Meningkatkan
•eselon
Bisnis
Manajemen SDM
Restrukturisasi
unit
I
•Meningkatkan
Disiplin
eselon I 
Pemisahan,
Disiplin
• Menyelenggaraka
Pemisahan,

Membangun
dan

Penggabungan,
n• Menyelenggaraka
Assessment

Membangun
dan
Penggabungan,
Penajaman
Menyempurnaka
n
Assessment
Center
PenajamanKantor
Menyempurnaka
• Membentuk
n SOP  14.323
Center Pola
•Menyusun
•Pelayanan
Membentuk

Kantor
n
SOP

14.323
Modern
•Menyusun Pola
SOP dan 16 SOP
Mutasi
Pelayanan
Modern
 KPP LTO-MadyaSOP dan 16 SOP
Mutasi
link
• Mengembangkan

KPP
LTO-MadyaPratama, KPUBC,
link
• Mengembangkan

• Membangun
SIMPEG
Pratama,
KPUBC,
KPPBC Madya,
• Membangun
SIMPEG
• Melaksanakan
Layanan
KPPBC
Madya,
KPPN Percontohan,

Melaksanakan
Layanan (quick
Diklat
Berbasis
KPPN Teladan
Percontohan,
Unggulan

KPKNL
Diklat
Berbasis
Kompetensi
Unggulan
KPKNL dan
Teladan
• Analisis
win)
 102 (quick
Kompetensi
•Menata
Pegawai
•Evaluasi
win)

102
AnalisisJabatan
dan


Layanan
•Implementasi
Menata Pegawai

Evaluasi
Jabatan 
Layanan
19.970
Urjab,
• Implementasi
Unggulan
Nilai-Nilai
19.970
Urjab,
Unggulan
sistem
grading
Nilai-Nilai
Kementerian
sistemBeban
grading
• Analisis
Kementerian
Keuangan
•Kerja
Analisis BebanMenerapkan Indikator Kinerja Utama
Keuangan
Kerja
Membangun Komunikasi Publik

Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi
4

CAPAIAN PROGRAM REFORMASI
BIROKRASI
BEBERAPA CONTOH CAPAIAN
• Skor 91,21 (Sangat Baik) hasil quality assurance Reformasi
Birokrasi oleh BPKP;
• Predikat A untuk Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(AKIP) dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Tahun 2011 bersama-sama
dengan KPK dan BPK;
• Opini WTP dari BPK terhadap LKPP Kementerian Keuangan;
• Indeks Kepuasan Masyarakat 3,91 skala 5;
• Peningkatan Penerimaan Pajak dari Rp176 triliun (2002)
menjadi Rp742 triliun (2011);
• Predikat Best Sovereign Bond dan Borrower of the year
Kementerian
Keuangan
tidak
2011 dari Majalah
Finance
Asia; berpuas diri dan terus
bertekad
meningkatkan
capaian/kinerja
• Mencapaiuntuk
Rating Investment
Grade juga
di tahun 2011;dan
outcome dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia
yang sejahtera dan berkeadilan
5

PROGRAM
TRANSFORMASI
KELEMBAGAAN
KEMENTERIAN KEUANGAN

PMK 169/PMK.01/2012
ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
1. Uraian Jabatan Struktural Instansi Vertikal di Lingkungan Ditjen Perbendaharaan
telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagai
dasar deskripsi atas
pelaksanaan tugas di Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan KPPN dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan PMK 169/PMK.01/2012.
2. Perubahan Nomenklatur di Kanwil Djpbn dan KPPN
3. Beberapa Regulasi Pelaksanaan Tugas Kanwil Ditjen Perbendaharaan sesuai
PMK 169/PMK.01/2012 yang telah dterbitkan antara lain mengatur tentang :
a. Penganggaran dan PNBP telah diterbitkan Pedoman Bersama yang dituangkan
Peraturan Bersama antara Direktur Jenderal Perbendaharaan dan Direktur
Jenderal Anggaran;
b. Pembinaan Pelaksanaan Anggaran Daerah dengan PER-30/PB/2013;
c. Supervisi KPPN dan Kepatuhan Internal yang dilakukan pada Kanwil Ditjen
Perbendaharaan dengan KEP-26/PB/2013 dan KEP-34/PB/2013.
4. Pada Tingkat KPPN, Seksi Manajemen Satker dapat melaksanakan tugas sesuai
dengan Pedoman Umum Pelaksanaan Tugas Manajemen Satuan Kerja pada
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara dengan PER-38/PB/2013.
5. Beberapa Regulasi yang masih dalam proses penyelesaian adalah pelaksanaan
tugas pada bidang perimbangan keuangan dan Laporan Keuangan Konsolidasian
dan GFS Regional.

DAMPAK YANG DIHARAPKAN DARI
TRANSFORMASI PERBENDAHARAN

100% dari pembayaran utama sektor publik (gaji, pensiun
pengadaan barang dan modal) dibayarkan secara elektronik.

dan

Deviasi minimum dari target saldo kas.
Utang pemerintah outstanding sebesar $10 Milyar untuk setiap seri
obligasi on-the-run.
Kerangka kerja dan governance pengelolaan risiko aset-liabilitas yang
komprehensif.
Meningkatnya pemanfaatan aset oleh K/L.
Implementasi penuh akuntansi akrual dan laporan keuangan pemerintah
dengan opini WTP.

8

PERAN DJPb KE DEPAN (1)

 Dalam

rangka
optimalisasi
Kanwil
DJPb
dalam
pelaksanaan
tugas
di
bidang
penganggaran,
perimbangan keuangan daerah dan fiskal regional yang
harus segera dilaksanakan secara optimal mulai tahun
2014, DJPb dituntut untuk dapat melakukan pembinaan
anggaran dan perimbangan keuangan serta kajian fiskal
regional, dengan segera meningkatkan kompetensi SDM
untuk melaksanakan tugas tersebut dan meningkatkan
koordinasi baik internal maupun eksternal.
 Setelah
diterapkannya
SPAN
dan
SAKTI,
serta
kemungkinan akan adanya penyederhanaan jumlah
Satker, bukan berarti tugas dan peran DJPb akan lebih
ringan namun justru bertambah berat, mengingat DJPb
harus senantiasa memberikan bimbingan, penyuluhan,
serta mengawal dan memastikan SPAN dan SAKTI agar
dapat
berjalan
dengan
optimal
dan
selalu
mengembangkan dan menyempurnakan SPAN dan
9 SAKTI

PERAN DJPb KE DEPAN (2)

 Demikian pula BLU ke depan akan semakin berkembang baik

jumlah maupun kompleksitasnya sehingga DJPb dituntut pula
untuk dapat melakukan perumusan kebijakan yang lebih
konseptual, bimbingan, pembinaan, dan monitoring dan
evaluasi yang efektif, optimal, dan kontinyu terhadap
penyelenggaraan BLU sehingga BLU yang ada betul-betul
dapat melaksanakan prinsip ekonomi, produktivitas, dan
penerapan praktek bisnis yang sehat dan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dalam rangka meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat dan memajukan kesejahteraan
umum.
 DJPb diberikan tanggung jawab pula dalam penyusunan
laporan keuangan Pemerintah Pusat, sehingga dituntut untuk
dapat merumuskan kebijakan yang efektif, optimal, dan
aplikabel, memberikan bimbingan dan konsultansi di bidang
perbendaharaan (pendapatan dan belanja negara, pendapatan
dan belanja daerah, penerimaan dan pengeluaran, pengelolaan
kas, BLU, investasi dan BMN, piutang dan utang,
dll),
10

TERIMA KASIH
INTEGRITAS
INTEGRITAS  PROFESIONALISME
PROFESIONALISME  SINERGI
SINERGI  PELAYANAN
PELAYANAN
 KESEMPURNAAN
KESEMPURNAAN