APBD P Mustahil Diajukan Mei Harus Tunggu LHP BPK

APBD-P Mustahil Diajukan Mei
Harus Tunggu LHP BPK
Rencana Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) mengajukan
APBDi Perubahan 2014 pada bulan Mei adalah hal mustahil kendati percepatan
pembahasan APBD Perubahanii itu adalah inisiatif bersama DPRD dan TPAD,
APBD-P tetap tak bias diajukan ke dewan sebelum LHP iii Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) diterim DPRD NTB.
“Acuan untuk APBD Perubahan itu adalah LHP BPK atas APBD tahun
2013. Kalau ini belum ada, maka sangat tidak mungkin untuk dapat mengajukan
APBD Perubahan pada bulan Mei”, kata anggota badan anggaran DPRD NTB,
Johan Rosihanpada kepada Lombok Post, kemarin.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera yang kembali terpilih sebagai anggota
DPRD NTB dalam pemilu 9 April lalu ini, menyampaikan penegasan itu
menanggapi rencana pengajuan APBD perubahan oleh TAPD, H Chaerul Mahsul
di Koran ini kemarin.
Saat ini, BPK Perwakilan NTB memang tengah menggelar pemeriksaan iv
atas laporan keuanganv Pemprov NTB tahun 2013. Pemeriksaan telah dimulai
secara resmi awal April dan akan berlangsung selama 35 hari kerja. Jika menilik
penyerahan LHP BPK saja baru diserahkan akhir Mei, tentu tidak mungkin bagi
ekskutif untuk menyerahkan dokumen APBD Perubahan 2014 pada bulan Mei.
Sebab, dasar penyusunan APBD perubahan itu haruslah laporan keuangan yang

telah diaudit,” tandas Johan.
Apalagi, kata politisi asal Sumbawa ini, masih ada satu tahapan lagi
sebelum APBD Perubahan diajukan, yakni pertanggungjawaban APBD 2013,
yang juga harus ditetapkan dalam Peraturan Daerah. Tahapan pembahasan perda
pertanggungjawaban APBD ini pun sama panjangnya dengan proses pembahasan
APBD.
Besaran sisa lebih penghitungan anggaran atau SILPAvi APBD 2013 yang
akan menjadi acuan dalam penyusunan APBD Perubahan pun, hanya bisa didapat
setelah LHP BPK dan penetapan perda pertanggungjawaban APBD disahkan.

Sub Bagian Hukum dan Humas BPK RI Perwakilan Provinsi NTB

“Memang rencana percepatan inikan dari dan menjadi keinginan bersama.
Tetapi, keinginan tersebut tidak mudah. Dan ini tidak juga disertai dengan langkah
cepat yang dilakukan eksekutif, dalam hal ini TAPD,” kata Johan.
Dia menyarankan agar eksekutif bisa fokus juga turut serta mempermudah
proses auditvii yang akan digelar BPK, sehingga prosesnya cepat tuntas, Misalnya
dengan menyiapkan data-data lengkap yang diperlukan untuk audit sejak dini.
Selain itu, TAPD juga mestinya bisa menuntaskan hal-hal menyangkut
pembahasan anggaran yang tak terkait dengan LHP BPK dan perda

pertanggungjawaban APBD 2013.
Misalnya mengajukan dokumen Kebijakan Umum Anggaran Sementara
sejak dini. Dokumen itu mesitnya bisa segera diserahkan ke DPRD NTB, apalagi
sebentar lagi masuk Mei. “Tapi ini kan juga belum dilakukan oleh eksekutif “,
tandas Johan.
Jika berkaca pada APBD Perubahan tahun lalu, dokumen itu baru benarbenar bisa tuntas memasuki bulan Oktober 2013.
Sumber berita:
 Lombok Post, APBD-P Mustahil Diajukan Mei, Harus Tunggu LHP BPK,
Kamis, 3 April 2014.

i

APBD adalah 1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, rencana keuangan

tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh DPRD; 2. suatu rencana keuangan
tahunan daerah yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah tentang APBD
ii

APBD Perubahan adalah perubahan atas undang-undang APBN yang ditetapkan


dalam undang-undang.
iii

Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) adalah Laporan tertulis mengenai hasil

pelaksanaan pemeriksaan yang dilakukan oleh tim pemeriksa dan disampaikan kepada
DPR, DPD, dan DPRD.
iv

Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang

dilakukan secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan,
untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara

Sub Bagian Hukum dan Humas BPK RI Perwakilan Provinsi NTB

v

Laporan keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban sebagaimana ditetapkan


dalam Pasal 30, Pasal 31, dan Pasal 32 Undang-Undang Noor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, Pasal 55 ayat (2) dan ayat (3), serta Pasal 56 ayat (3) Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara [vide: UU No. 15/2004, Pasal 1
angka 9].
vi

Sisa lebih penghitungan anggaran atau SILPA adalah selisih lebih realisasi

penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran.
vii

Audit adalah pemeriksaan keuangan, memeriksa pembukuan, suatu pemeriksaan

resmi mengenai perkembangan situasi keuangan dari perorangan atau suatu organisasi
(umum). ~ lihat pemeriksaan.

Sub Bagian Hukum dan Humas BPK RI Perwakilan Provinsi NTB

Sub Bagian Hukum dan Humas BPK RI Perwakilan Provinsi NTB