MENGUJI AUTENTISITAS HADIS-HADIS TENTANG SHALAT DHUHA (Kajian Terhadap Kitab Al-Targib Wa Al-Tarhib) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

(1)

120

BAB IV

KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS TENTANG SHALAT DHUHA

A.Kritik Sanad dan Matan Hadis Tentang Anjuran Melaksanakan Shalat

Dhuha

Hadis tentang anjuran shalat dhuha dalam kitab al-Targi>b wa al-Tarhi>b ada dua, dan berporos pada periwayat pertama yang berbeda, yakni jalur Abu Hurairah, dan Abi al-Darda'. Setelah dilakukan takhrij (sebagaimana dalam bab sebelumnya) diketahui bahwa hadis dari jalur Abu Hurairah banyak terdapat dalam kutubal-tis'ah. Sementara jalur Abi al-Darda' hanya ditemukan dalam kitab S}ah}i>h} Muslim.

Dalam kritik sanad ini, yang dijadikan sampel dari jalur Abu hurairah mukharrijnya bukan al-Bukhari maupun Muslim melainkan al-Da>rimy. Hal ini bertujuan agar penelitian ini benar-benar serius dan terhindar dari prasangka baik bahwa semua hadis yang diriwayatkan al-Bukha>ri dan Muslim kualitasnya adalah s}ah}i>h}. Sementara jalur Abi al-Darda' mukharrijnya adalah Imam Muslim karena hanya ia yang meriwayatkan dari jalur ini.

1. Hadis Jalur Abu> Hurairah Riwayat al-Da>rimy


(2)

121

َةَرْ يَرُ َِِأ ْنَع َناَمْثُع َِِأ ْنَع ِيِرْيَرُْْا ٍسابَع ْنَع ُةَبْعُش اََ ثدَح ٍبْرَح ُنْب ُناَمْيَلُس اََ ثدَح

َلاََ

َماَنَأ ْنَأ َلْبَ َ ِرْتِوْلا َتوُمَأ ََح نُهُعَدَأ ََ ٍث َََثِب يِليِلَخ ِِاَصْوَأ

ٍرْهَش ِلُك ْنِم ٍمايَأ ِةَث َََث ِمْوَصَو

ِْيَ تَعْكَر ىَحضلا ْنِمَو

103

a. Analisis Sanad 1) Biografi perawi a) Al-Darimy

i. Nama lengkap: 'Abdullah bin 'Abdurrah}man bin al- Fad}l bin Bahram bin 'Abd }al-S}amad al-Da>rimy104. Ia di lahirkan pada taun 181 H, dam wafat pada hari Kamis bertepatan dengan hari tarwiyyah, 8 zulhijah, setelah ashar tahun 255 H, dalam usia 75 tahun. Dan dikuburkan keesokan harinya, Jumat (hari Arafah). ii. Guru beliau antara lain: Ibra>hi>m bin al-Munz}ir al-H}iza>mi>, Ah}mad

bin Ish}a>q al-H}ad}rami>, Ah}mad bin al-H}ajjaj al-Marwazi>, Ah}mad bin H}umaid al-Ku>fi>, Ah}mad bin Abi> Syu'aib al-H}arra>ni>, Ah}mad bin 'Abd al-Rah}ma>n bin Bakka>r, Adam bin Abi> Iya>s,Sulaima>n bin H}arb.

iii. Murid beliau antara lain: Muslim, Abu> Da>wud, al-Tirmiz}i, Ibrahim bin Abi> T}alib Naisaburi, Ah}mad bin Muh}ammad bin Fad}l al-Sijista>ni>, Isha>aq bin Ibra>him Abu Yaqu>b al-Warra>q.

103 ‘Abdullah bin ‘Abd al-Rah}man al-Da>rimi>, Sunan al-Darimi> (Riyad}: Dar Mugni> li al-Nasyr wa al-Tauzi’), Juz II, h. 922

104Jama>l al-Di>n Abi> al-Hajja>j Yusu>f al-Mizi>, Tahz\i>b al-Kama>l fi> Asma>' al-Rija>l (Beiru>t: Muassasah al-Risa>lah, 1983), Jilid XV, h. 210


(3)

122 iv. Komentar para kritikus hadis: 'Abd }S}amad bin Sulaima>n

Balkhi> Al-A'raj mengatakan bahwa Ah}mad Bin H}anbal menilai al-Darimy adalah Imam, Muh}ammad bin Basyar Bunda>r menilai al-Darimy adalah H}uffaz} Dunya, Abu H}atim Ra>zi menilai al-Darimy adalah Imam ahli pada zamannya, Abu H}atim bin H}ibban menilai al-Darimy H}uffaz} al-Mutqini>n, Abu Bakar al-Khat}ib menilai al-Darimy Itqa>n, dan s\iqah105, Ibnu H}ajar al-‘Asqala>ni>;

s\iqah fa>d}il mutqin.106

b) Sulaima>n bin H}arb

i. Nama lengkap: Sulaima>n bin H}arb bin Baji>l al-Azdi> al-Wa>syih}i> Abu> Ayyu>b al-Bas}ri107>. Lahir pada bulan s}afar tahun 140 H, wafat pada tahun 225 H.

ii. Guru beliau antara lain: Aswad bin Syaiba>n, Bist}a>m bin H}uri>, Jari>r bin H}a>zim, H>amma>d bin Zaid, H}amma>d bin Salamah, H}ausyab bin 'Aqi>l, Sari> bin Yah}ya, Syu'bah bin al-H}ajja>j.

iii. Murid beliau antara lain: al-Bukha>ri>, Abu> da>wud, Ibra>hi>m bin Ish}a>q al-H}arbi>, Abu> Muslim Ibra>hi>m al-Kajji>,Ibra>hi>m bin Ya'qu>b Juzja>ni>, Ah}mad bin Ibra>hi>m Daura>qi, ’Abdullah bin 'Abd al-Rah}man al-Da>rimi>.

iv. Komentar para kritikus hadis: Abu> H}a>tim al-Ra>zi menilai Sulaima>n bin H}arb; Imam min al-a'immah,dan s\iqah, Ya'qub bin

105

Ibid, h. 213-215

106Al-Asqala>ni>, Taqri>b al-Tahz\i>b (t.t.p: Da>r al-‘A>s}imah, t.t), h. 522 107Al-Mizi>, Tahz\i>b al-Kama>l fi> Asma>' al-Rija>l, Jilid XI, h. 384


(4)

123 Syaibah al-Sadu>si menilai Sulaima>n bin H}arb; s\iqah s\abat, dan s}a>h}ib hifz, al-Nasa>'i menilai Sulaima>n bin H}arb; s\iqah ma'mun>n, 'Abd al-Rah}ma>an bin Yu>suf bin Khira>sy menilai Sulaima>n bin H}arb; s\iqah, Muh}ammad bin Sa'd menilai Sulaima>n bin H}arb; s\iqah108, Ibnu H}ajar al-‘Asqala>ni>; s\iqah ima>m h}a>fiz}109.

c) Syu’bah

i. Nama lengkap: Syu'bah bin H}ajja>j bin Wardi 'Ataki> al-Azdi> Abu> Bist}a>m al-Wa>sit}i>110. Beliau dilahirkan pada tahun 82 H, dan wafat di basrah diawal tahun 160 H.

ii. Guru beliau antara lain: Aba>n bin Taglub, Ibra>hi>m bin 'A>mir bin Mas'u>d al-Jumah}i>, Ibra>hi>m bin Muh}ammad al-Muntasyir, Ibra>hi>m bin Muslim al-Hajari>, Ibra>hi>m bin Muha>jir, Ibra>hi>m bin Maisarah, Ibra>hi>m bin Maimu>n, Azra>q bin Qais, 'Abba>s al-Jurairi>.

iii. Murid beliau antara lain: Ibra>hi>m bin Sa'd al-Zuhri>, Ibra>hi>m bin T}ahma>n, Ibra>hi>m bin al-Mukhta>r al-Ra>zi>, A>dam bin Iya>s, Asad bin Mu>sa>, Isma>'i>l bin 'Ulayyah, Aswad bin 'A>mir Sya>z}a>n, Sulaima>n bin H}arb.

iv. Komentara para kritikus hadis: Muh}ammad bin al 'Abba>as al-Nasa'i bertanya kepada Ah}mad bin H}anbal siapakah yang lebih s#abat antara Sufyan dengan Syu'bah, beliau menjawab Sufyan adalah rijal yang hafiz dan s}a>lih}, namun Syu'bah lebih baik

108 Ibid, h.386-391

109Al-‘Asqala>ni>, Taqri>b al-Tahz\i>b, h. 406


(5)

124 darinya. Abu> Bakar bin Abi al-Aswad mengatakan bahwa Sufyan al-S\auri menilai Syu'bah adalah Amir al-Mu'minin fi al-h}adi>s\, Muh}ammad bin al-Minha>al al-D}ari>ri mengatakan bahwa Yazi>d bin Zurai' menilai Syu'bah adalah As}daq al-na>s fi al-h}adi>s\, Yah}ya> bin Ma'i>n menilai Syu'bah adalah Imam al-Muttaqi>n, Yah}ya bin Sa'id al-Qat}t}a>n menilai Syu'bah sebagai periwayat hadis terbaik, Ah}mad bin 'Abdullah al- 'Ijli> menilai Syu'bah adalah s\iqah s\abat111, Ibnu

H}ajar al-‘Asqala>ni>; s\iqah h}a>fiz mutqin112.

d) ‘Abba>s al-Jurairi>

i. Nama lengkap: 'Abba>s bin Farrukh Juwairi>, Abu> Muh}ammad al-Bas}ri>113. Wafat tahun 121 H.

ii. Guru beliau antara lain: al-H}asan al-Bas}ri>, 'Amr bin Syu'aib, Abi> 'Us\ma>n al-Nahdi>.

iii. Murid beliau antara lain: H}amma>d bin Salamah, Salla>m bin Miski>n, Syu'bah bin H}ajja>j, 'Abdullah bin Jubair bin H}umra>n al-Bas}ri>, Kahmas bin al-H}asan, Hamma>m bin Yah}ya, dan Yah}ya bin Ra>syid al-Ma>zini>.

iv. Komentar para kritikus hadis: 'Abdullah bin Ah}mad bin H}anbal berkata ayahnya menilai 'Abbas adalah s\iqqah s\iqqah, al-Nasa'i menilai 'abba>as adalah s\iqqah s\iqqah, 'Abba>s al-Duri> mengatakan bahwa Yah}ya bin Ma'i>n menilai 'Abba.s adalah S\iqqah, Abu> H}a>tim

111 Ibid, h. 489-494

112Al-‘Asqala>ni>, Taqri>b al-Tahz\i>b, h. 436


(6)

125 menilai 'Abbas sebagai s}adu>q, dan s}alih} al-h}adis114#, Ibnu H}ajar

al-‘Asqala>ni>; s\iqah115.

e) Abi> 'us\ma>n

i. Nama lengkap: 'Abd al-Rah}man bin Malli bin 'Amr bin 'Adi> bin Wahb bin Rabi>'ah bin Sa'd bin Juz}aimah Abu> 'Us\ma>n al-Nahd}i>116. Wafat tahun 95 H.

ii. Guru beliau antara lain: Ubai bin Ka'ab, Usa>mah bin Zaid, Anas bin Jandal, Bila>l bin Rabah}, Ja>bir bin 'Abdullah, Jundub bin Ka'ab al-Azdi>, H}uz}aifah bin al-Yama>n, Hanz\alah al-Ka>tib, Zuhair bin 'Amr al-Hila>li, Ziya>d bin Abi> Sufya>n, Zaid bin Arqam, Abu> Hurairah.

iii. Murid beliau antara lain: Ayu>b al-Sakhtiya>ni>, S\a>bit al-Nuna>ni>, Ja'far bin Maimu>n al-Anma>t}i>, al-H}ajja>j bin Abi> Zainab al-Wa>sit}i>, H}umaid al-T}awi>l, H}anna>n al-Asadi>, Kha>lid al-H}az}z}a., Da>wud bin Abi> Hindi, Sa'i>d al-Jurairi, ’Abba>as al-Jurairi>.

iv. Komentar para kritikus hadis: Abu> al-H}asan ibn al-Barra>' mengatakan bahwa 'Ali> bin al-Madi>ni> Abi> 'Us\ma>n adalah s\iqah, 'Abd al-Rah}ma>n bin Abi> H}a>tim berkata bahwa ayahnya mengatakan bahwa Abi> 'Us#ma>n adalah s\iqah, al-Nasa'i menilai Abi> 'Us\ma>n adalah s\iqah, 'Abd al-Rah}man bin Yusif bin Khira>sy

114 Ibid, h. 238-239

115Al-‘Asqala>ni>, Taqri>b al-Tahz\i>b, h. 487


(7)

126 Abi> 'Us\ma>n adalah s\iqah117, Ibnu H}ajar al-‘Asqala>ni>; s\iqah

s\abat118.

f)

Abu> Hurairah

i. Nama lengkap: Abu> Hurairah al-Dausi> al-Yama>ni119>. Wafat tahun

57 H.

ii. Guru beliau: Nabi Muh}ammad Saw, Ubay bin Ka'ab, Usamah bin Zaid bin H}a>ris#ah, Bas}rah bin Abi> Bas}rah Gifa>ri>, 'Umar bin al-Khat}t}a>b, al-Fad}l bin 'Abba>s, Ka'ab al-Ah}bar, Abi> Bakar al-S}iddi>q, dan 'A>isyah.

iii. Murid beliau antara lain: Ibra>hi>m bin Isma>'i>l, Ibra>hi>m bin 'Abdullah bin H}unain, Ibra>hi>m bin 'Abdullah bin Qa>riz}, Ish}a>q bin 'Abdullah, Aswad bin H}ila>l al-Muh}a>ribi>, Ag}ar bin Sulaik, Ag}ar Abu> Muslim Anas bin H}aki>m al-D}abi>, Anas bin Ma>lik, Aus bin Kha>lid, Busr bin Sa'i>d, Abu> 'Us\ma>n al-Nahd}i>.

iv. Komentar kritikus hadis: al-Bukhari mengatakan bahwa Abu Hurairah adalah sahabat nabi yang ahli ilmu, Zuhri dari 'Abd al-Rah}ma>n al-A'raj berkata bahwa Abu Hurairah berkata "Saya hadir di majlis Nabi Saw, saat itu Nabi bersabda, ’barangsiapa yang menggelar selendangnya untukku hingga pembicaraanku selesai , kemudian aku kembalikan selendangnya maka ia tidak akan lupa

117Al-Mizi>, Tahz\i>b al-Kama>l fi> Asma>' al-Rija>l, Jilid XVII, h. 427-429 118Al-‘Asqala>ni>, Taqri>b al-Tahz\i>b, h. 601

119Al-Mizi>, Tahz\i>b al-Kama>l fi> Asma>' al-Rija>l, Jilid XXXIV, h. 366. Dalam halaman yang

sama menerangkan bahwa beliau memiliki banyak nama, diantaranya: 'Abd al-Rah}ma>n bin S}akhr,

'Abd al-Rah}ma>n bin Ganam, 'Abd al-Rah}ma>n bin 'A>'iz. Masih banyak lagi, namun yang masyhur adalah Abu> Hurairah.


(8)

127 terhadap sesuatu yang didengar dariku’. Kemudian aku menggelar selendangku untuk beliau (nabi Saw) hingga beliau menyelasaikan sabdanya, kemudian beliau mengembalikan selendang milikku. Demi z}at yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, saya tidak pernah lupa terhadap apa yang saya dengar dari beliau120, Ibnu H}ajar al-‘Asqala>ni>; al-S}ah}a>bi> jali>l121.

2) Ittis}a>l al-Sanad

Untuk mengetahui ketersambungan sanad suatu hadis maka perlu memperhatikan metode Tah}ammul wa al-Ada>' yang digunakan perawi. Selain itu juga perlu diperhatikan masa hidunya. Dalam sanad hadis di atas, ada dua lafaz yang digunakan dalam tah}ammul wa al-ada>', yakni h}addas\ana>, dan ‘an. Al-Da>rimi>, dan Sulaima>n bin H}arb menggunakan s}ig}at h}addas\ana>>. Lafaz ini menunjukkan bahwa al-Da>rimi>, dan Sulaima>n bin H}arb menerima hadis dengan cara al-sama>’ (mendengarkan hadis dari gurunya). Dengan demikian, ada pertemuan langsung antara Al-Da>rimi dengan gurunya yaitu Sulaima>n bin H}arb, Sulaima>n bin H}arb dengan gurunya yaitu Syu’bah. Hal ini menunjukkan bahwa dari segi Tah}ammul wa al-Ada>', periwayat tersebut terjadi pertemuan.

Periwayat yang selanjutnya adalah 'Abba>s al-Jurairi> . Dia meriwayatkan hadis dari Abi> ‘Us\ma>n dengan lafaz ‘an. Penggunaan

120Al-Mizi>, Tahz\i>b al-Kama>l fi> Asma>' al-Rija>l, Jilid XXXIV, h. 377-378 121Al-‘Asqala>ni>, Taqri>b al-Tahz\i>b, h. 1218


(9)

128 ‘an disini tidak ada indikasi keterputusan sanad, karena 'Abba>s al-Jurairi termasuk salah seorang murid dari Abi> ‘Us\ma>n.

Periwayat selanjutnya adalah Abi> ‘Us\ma>n, beliau juga menggunakan lafaz ‘an dalam meriwayatkan hadis dari Abu> Hurairah, akan tetapi „an‟anah-nya tidak ada indikasi yang menunjukkan adanya keterputusan sanad, bahkan dapat dinyatakan bahwa sanadnya adalah : Muttas}i>l. Hal ini dikarenakan dalam biografi masing-masing periwayat disebutkan bahwa mereka ada hubungan guru dan murid.

Periwayat selanjutnya adalah Abu> Hurairah, beliau adalah seorang sahabat yang dekat dengan Nabi saw, beliau banyak meriwayatkan hadis, sehingga tidak diragukan keadilannya. Tidak ada seorang kritikus hadis yang mencela pribadinya dalam menyampaikan hadis. Lambang tah}ammul wa al-ada>’ yang beliau gunakan adalah qa>la. Kata qa>la merupakan salah satu bentuk berita yang menunjukkan bahwa hadis yang disampaikan Nabi Saw dengan cara al-sama’122. Dengan demikian sanad antara Abu>

Hurairah dan Nabi bersambung.

Selain itu, berdasarkan tari>kh al-ruwa>t di atas dengan memperhatikan tahun kelahiran dan kematian para perawi juga dapat diketahui apakah mereka itu sezaman dan ada kemungkinan bertemu atau tidak. Al-Da>rimi> lahir tahun 181 H, sudah pasti


(10)

129 sezaman dan bertemu langsung dengan Sulaima>n bin H}arb yang wafat tahun 225 H. Sulaiman bin H}arb lahir tahun 140 H, sudah pasti sezaman dan bertemu langsung dengan Syu’bah bin al-H}ajjaj yang wafat tahun 160 H. Syu’bah bin al-H}ajjaj lahir tahun 82 H, sudah pasti sezaman dengan ‘Abba>s al-Jurairi yang wafat tahun 121 H. ‘Abba>s al-Jurairi tidak diketahui tahun kelahirannya, namun dalam tari>kh al-ruwa>t beliau disebutkan sebagai murid dari Abi> ‘Us\ma>n yang wafat tahun 95 H. Abi> ‘Us\ma>n juga tidak diketahui tahun kelahirannya namun dalam tari>kh al-ruwa>t beliau termasuk murid Abu> Hurairah yang wafat 57 H.

Dari semua unsur ittisal al-sanad di atas dapat diambil kesimpulan bahwa hadis di atas termasuk hadis marfu>’ dengan sanad yang muttas}il karena berdasarkan data tari>kh al-ruwa>t disebutkan bahwa para periwayat dari hadis ini ada hubungan guru murid. Selain itu, dilihat dari tahun kelahiran dan tahun wafatnya mereka hidup sezaman.

3) Kualitas Perawi

Bertolak dari teori al-jarh} wa al-ta’di>l-nya Ibn Hajar, dapat diambil kesimpulan bahwa para periwayat hadis ini memiliki tingkat jarh} wa ta’di>l yang berbeda-beda. Al-Da>rimi> berpredikat s\iqah fa>d}il (tingkat III), Sulaima>n bin H}arb berpredikat s\iqah ima>m h}a>fiz} (tingkat III ), Syu’bah bin al-H}ajjaj berpredikat s\iqah h}a>fiz} (tingkat III ), ‘Abba>s al-Jurairi> berpredikat s\iqah (tingkat III), Abu> ‘Us\ma>n


(11)

130 berpredikat s\iqah s\abat (tingkat II), Abu> Hurairah berpredikat al-s}ah}abi> al-jali>l.

Dari data kualitas para perawi di atas dapat disimpulkan bahwasanya para periwayat dalam sanad al-Da>rimi> adalah S{ah}i>h}. 4) Analisis Syuz\u>z\ dan ‘Illat

Dalam I’tibar al-sanad hadis (sudah dibahas dalam bab III), sanad al-Da>rimi> memiliki syahid dan muta>bi’. Secara keseluruhan dukungan yang berasal dari sanad-sanad al-Bukha>ri>, Muslim, Abu> da>wud, nasa’I, dan ah}mad bin h}anbal, telah memperkuat sanad al-da>rimi>, bila ternyata semua sanad dari para mukharrij itu berkualitas s}ah}i>h}.

Dengan alasan-alasan tersebut, sangat kecil kemungkinannya bahwa sanad al-da>rimi> mengandung syuz\u>z\ (kejanggalan), ataupun ‘illat(cacat). Karenanya, telah memenuhi syarat apabila sanad al-Da>rimi> ini terhindar dari syuz\u>z\, dan ‘illat.

5) Kesimpulan Sanad

Seluruh periwayat hadis dalam sanad al-Da>rimi> di atas bersifat s\iqah, dan sanadnya bersambung dari sumber hadis yakni Nabi Muh}ammad Saw, sampai kepada periwayat terahir yakni al-Da>rimi> yang sekaligus sebagai Mukharrij al-h}adi>s\. Hal ini berarti sanad hadis yang diteliti, hadis tentang ‘anjuran melaksanakan shalat Dhuha’ yang diriwayatkan oleh al-Da>rimi> berkualitas S}ah}i>h} al-sanad.


(12)

131 b. Analisis Matan

Ibn al-Jauzi> (w. 597 H/1210 M) mengatakan “setiap hadis yang

bertentangan dengan akal maupun berlawanan dengan ketentuan pokok agama, maka ketahuilah bahwa hadis tersebut adalah hadis

palsu”.123

Berikut adalah redaksi matan yang akan dianalisis:

ْنَع

َِِأ

،َةَرْ يَرُ

َلاََ

:

ِِاَصْوَأ

يِليِلَخ

ىلَص

ُلا

ِْيَلَع

َملَسَو

ٍث َََثِب

:

ِماَيِصِب

ِةَث َََث

ٍمايَأ

ْنِم

ِلُك

،ٍرْهَش

َِتَعْكَرَو

،ىَحضلا

ْنَأَو

َرِتوُأ

َلْبَ َ

ْنَأ

َدَُْرَأ

Abu Hurairah berkata, "Kekasihku berwasiat kepadaku dengan tiga perkara agar tidak aku tinggalkan hingga aku meninggal; witir sebelum tidur, berpuasa tiga hari setiap bulan, dan melakukan shalat dluha dua rakaat".124

Hadis di atas tidak ditemukan asbab al-wurud-nya. Menurut peneliti hadis tersebut disabdakan oleh Nabi saat beliau di Madinah, karena periwayat pertama dari rantai sanadnya adalah Abu Hurairah. Abu Hurairah masuk islam di madinah tepatnya tahun ketujuh hijriah. Namun belum ditemukan data yang pasti kapan hadis tersebut di terima Abu Hurairah. Hadis di atas juga diriwayatkan oleh sahabat rasul yang lain yakni abi zar dan abi al-darda‟. Hal ini menjadikan posisi hadis riwayat Abu hurairah semakin kuat.

Hadis anjuran melaksanakan shalat Dhuha di atas tidak bertentangan dengan akal. Nabi menganjurkan sahabatnya agar

123Lihat Ismail, Metodologi Penelitian, h. 127

124 ‘Abdullah bin ‘abd al-Rah}man al-Da>rimi>, Sunan al-Darimi> (Riyad}: Dar al-mugni> li al-nasyr wa al-tauzi’), Juz II, h. 922


(13)

132 senantiasa melaksanakan shalat Dhuha tentu memiliki tujuan yang tersembunyi. Menurut peneliti tujuan itu pasti baik karena perintah untuk beribadah adalah baik. Wasiat tersebut mengandung pesan agar senantiasa mengingat Allah Swt. Karena jeda antara waktu shalat subuh dengan zuhur adalah panjang yaitu sekitar delapan jam, disamping saat pagi adalah saat yang penuh dengan rutinitas duniawi, itu cukup bisa membuat manusia lalai dari Tuhannya. Berbeda dengan jeda antara shalat zuhur dengan ‘asar, atau jeda antara shalat ‘asar dengan magrib, atau jeda antara shalat magrib dengan ‘isya. Semuanya jedanya tidak begitu lama, sedikit kemungkinan untuk lalai karena saat akan lalai kumandang azan akan mengingatkannya, sehingga wajar tidak ada tambahan shalat sunnah khusus di dalamnya. Sementara jeda antara shalat ‘isya dengan subuh, ada tambahan shalat sunnah tahajjud di dalamnya karena jeda antara dua shalat tersebut cukup panjang yakni sekitar delapan jam. Oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa anjuran shalat Dhuha itu tidak bertentangan dengan akal karena dengan shalat Dhuha maka bisa menjadikan manusia senantiasa mengingat Tuhannya.

Perintah shalat Dhuha juga tidak menyalahi ketentuan pokok agama. Perihal anjuran melaksanakan shalat banyak terdapat dalam al-qur’an diantaranya Q.S: Ta>ha: 14








(14)

133 Artinya:

“Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk

mengingat aku”.

Q.S: al-H{ajj: 77.

















Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu

mendapat kemenangan”

Ada beberapa waktu yang dilarang shalat di dalamnya, yakni shalat setelah shalat shubuh sehingga matahari naik setinggi tombak, setelah shalat Ashar sehingga matahari terbenam, ketika matahari di tengah-tengah sehingga tergelincir ke barat.

Larangan tersebut bersumber dari hadis nabi saw:

ٌمْيَشُ اََ ثدَح ُدُواَد َلاََ ٍمْيَشُ ْنَع اًعيََِ ٍِِاَس ُنْب ُليِعَِْْإَو ٍدْيَشُر ُنْب ُدُواَد اََ ثدَح

َأ َلاََ َةَداَتَ َ ْنَع ٌروُصَْم اَنَرَ بْخَأ

َلاََ ٍسابَع ِنْبا ْنَع ِةَيِلاَعْلا وُبَأ اَنَرَ بْخ

ٍدِحاَو َرْ يَغ ُتْعَِْ


(15)

134

َسَو ِْيَلَع ُللا ىلَص ِللا َلوُسَر نَأ ََِإ

َعُلْطَت ََح ِرْجَفْلا َدْعَ ب ِة ََصلا ْنَع ىَهَ ن َمل

َبُرْغَ ت ََح ِرْصَعْلا َدْعَ بَو ُسْمشلا

125

Artinya:

Dan telah menceritakan kepada kami Dawud bin Rusyaid dan Isma'il bin Salim semuanya dari Husyaim Dawud berkata, telah menceritakan kepada kami Husyaim telah mengabarkan kepada kami Manshur dari Qatadah ia berkata, telah mengabarkan kepada kami Abul 'Aliyah dari Ibnu Abbas ia berkata, "Saya mendengar lebih dari seorang dari kalangan sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam termasuk di ataranya adalah Umar bin Al Khaththab dan ia adalah yang paling saya cintai di antara mereka bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang shalat sesudah shalat Shubuh hingga matahari terbit dan sesudah shalat Asar hingga matahari terbenam."

Shalat dhuha adalah Shalat yang dilaksanakan ketika matahari sedang naik, sekitar pukul 8 pagi atau 9 pagi126, Hal ini berarti bahwa shalat Dhuha tidak termasuk ke dalam waktu-waktu yang tidak diperbolehkan untuk melaksanakan shalat. Sehingga hadis tentang anjuran melaksanakan shalat Dhuha riwayat al-Darimi> jalur abu hurairah diatas maqbul dan dapat dijadikan hujjah syar‟I untuk

menjalankan ibadah shalat Dhuha. 2. Hadis Jalur Abi al-Darda' Riwayat Muslim

Berikut adalah redaksi hadisnya:

125 Muslim bin H}ajja>j, Sah}i>h} Muslim (Beirut: Dar Ih}ya>' Tura>s\

al-'Arabi>, tt), Juz I, h.567, lihat juga Muhammad bin Ismai‟il al-Bukha>ri>, S}ah{i>h{ al-Bukha>ri> ( Beirut: Dar Ibnu Kas\i>r, tt), h. 120

126


(16)

135

ِنَثدَحَو

ُنوُراَ

ُنْب

ِدْبَع

،ِلا

ُدمََُُو

ُنْب

،ٍعِفاَر

ََاََ

:

اََ ثدَح

ُنْبا

َِِأ

، ٍكْيَدُف

ِنَع

ِكاحضلا

ِنْب

،َناَمْثُع

ْنَع

َميِاَرْ بِإ

ِنْب

ِدْبَع

ِلا

ِنْب

ْنَع،ٍْيَ ُح

َِِأ

،َةرُم

َلْوَم

ِمُأ

،ٍئِناَ

ْنَع

َِِأ

،ِءاَدْردلا

َلاََ

:

ِِاَصْوَأ

ِبيِبَح

ىلَص

ُلا

ِْيَلَع

َملَسَو

، ٍث َََثِب

ْنَل

نُهَعَدَأ

اَم

ُتْشِع

:

ِماَيِصِب

ِةَث َََث

ٍمايَأ

ْنِم

ِلُك

،ٍرْهَش

ِة َََصَو

،ىَحضلا

ْنَأِبَو

ََ

َماَنَأ

ََح

َرِتوُأ

127

a. Analisis sanad 1) Biografi perowi a) Muslim

i. Nama lengkap: Muslim bin al-H}ajja>j bin Muslim al-Qusyairi> Abu al-H}usain al-Naisa>bu>ri128>. Lahir 204 H, dan wafat 261 H.

ii. Guru beliau antara lain: Ibra>hi>m bin Kha>lid al-Yasykuri>, Ibra>hi>m bin Di>na>r al-Tamma>r, Ibrahi>m bin Ziya>d Sabala>n, Ibra>hi>m bin Sa'i>d al-Jauhari>, Ibra>hi>m bin Muh}ammad bin 'Ar'ah, Ibra>hi>m bin Mu>sa> Ra>zi>, Ah}mad bin Ibra>hi>m Daura>qi>, Ah}mad bin Ja'far Ma'qiri>, Muh}ammad bin Ra>fi' Naisa>buri, Ha>ru>n bih 'Abdulla al-h}ammal.

iii. Murid beliau antara lain: al-Tirmiz}i, Ibra>hi>m bin Ish}a>q al-S}arfi>, Ibra>hi>m bin Abi> T}a>lib, Ibra>hi>m bin Muh}ammad bin H}amzah, Ibra>hi>m bin Muh}ammad bin Sufya>an al-Faqi>h, Abu> H}a>mid bin Salamah al-H}a>fiz, Abu> H}a>mid Ah}mad bin 'Ali> bin al-H}asan, Abu

127

Muslim bin al-H{ajjaj al-Nisa>bu>ri>, S{ah}i>h} Musli>m (Beirut: Dar ih}ya al-Kutub

al-„arabiyah, tt), Juz I, h. 499


(17)

136 'Amr Ah}mad bin al-Muba>rak al-Mustamalli>, Abu> H}a>mid Ah}mad bin Muh}ammad bin al-H}asan al-Syarqi.

iv. Komentar para kritikus hadis: Al-h}akim Abu> 'Abdullah al-H}a>fiz} mengatakan Ish}a>q bin Mansur menilai imam Muslim, sebagai berikut ‚sekali-kali kami tidak akan kehilangan kebaikan selama Allah menetapkan engkau bagi kaum muslimin.‛ Abu> al-Fad}l Muh}ammad bin Ibra>hi>m berkata "saya mendengar Ahmad bin Salamah al-Naisa>bu>ri menuturkan; 'Saya melihat Abu> Zur’ah dan Abu> H{a>tim selalu mengutamakan Muslim bin al-Hajja>j dalam perkara hadis s}ahi>h daripada para masya>yikh zaman keduanya129,

Ibnu H}ajar al-‘Asqala>ni>; s\iqah h}a>fiz}130.

b) Ha>ru>n bin 'Abdullah

i. Nama lengkap: Ha>ru>n bin 'Abdullah bin Marwa>n al-Bagda>di> al-H}amma>l131.

ii. Guru beliau atara lain: Ish}a>q bin 'I>sa> ibn al-T}abb>a', Aswa>d bin 'A>mir Sya>z}a>n, Basyar bin al-H}asan al-Bis}ri>, Ja'far bin 'Aun, H}ajja>j bin Muh}ammad al-A'war, H}aramai bin 'Uma>rah ibn Abi> H}afs}ah, al-H}asan bin Sawwa>r, al-H}asan bin Mu>sa> al-Asyyab, H}usain bin 'Ali al-Ju'fi, Muh}ammad bin Isma>'i>l bin Abi> Fudaik.

iii. Murid beliau antara lain: al-Jama>'ah selain al-Bukhari, Ibra>hi>m bin Isha>q al-H}arbi>, Ibra>hi>m bin Mu>sa> al-Jauzi> Abu al-'Abba>s Ah}mad

129

Ibid, h. 505-507

130Al-‘Asqala>ni>, Taqri>b al-Tahz\i>b, h. 938


(18)

137 bin Muh}ammad bin Kha>lid al-Baras\i>, Abu al-'Abba>s Ah}mad bin Muh}ammad bin al-Fad}l al-Muaz}in, Baqi bin Makhlad al-Andalusi>, Zakariya> bin Yah}ya al-Sijzi>, dst.

iv. Komentar para kritikus hadis: Ibra>hi>im al-H}arbi>; S}adu>q, Abu> H}a>tim; s}adu>q, al-Nasa<'i; s\iqah132, Ibnu H}ajar al-‘Asqala>ni>; s\iqah133.

c) Muh}ammad bin Rafi’

i. Nama lengkap: Muh}ammad bin Ra>fi' bin Abi> Zaid (Sa>bur al-Qusyairi>) Abu> 'Abdullah al-Naisa>bu>ri>134wafat 245 H.

ii. Guru beliau antara lain: Ibra>hi>m bin 'Amr al-S}an'a>ni>, Azhar bin Sa'd al-Samma>ni>, Azhar bin al-Qasm, Ish}a>q bin Sulaima>n al-Ra<zi, Ish}a>q bin 'I>sa> ibn al-Ti}bba>', Isma>'i>l ibn 'Abd al-Kari>m al-S}an'a>ni, Muh}ammad bin Isma>'i>l bin Abi> Fudaik.

iii. Murid beliau antara lain: al-Jama>'ah selain Ibnu Ma>jah, Ibra>hi>m bin Abi> T}a>lib, Ah}mad bin Salamah, Ish}a>q bin Ibra>hi>m Busti> al-Qa>d}i>, Ish}a>q bin Ibra>hi>m al-Busyti> al-Naisa>bu>ri>, Tami>m bin Muh}ammad al-T}usi>, Ja'far bin Muh}ammad bin Sawwa>r,dst135. iv. Komentar para kritikus hadis: al-Bukhari menilai Muh}ammad bin

rafi’ adalah hamba pilihan Allah, Nasa>i; s\iqah ma'mu>n, 'Abd al-Rah}ma>n bin Abi> Ha>tim mengatakan bahwa Abu> Zar'ah menilai

132

Ibid, h. 98-99

133Al-‘Asqala>ni>, Taqri>b al-Tahz\i>b, h. 1014

134Al-Mizi>, Tahz\i>b al-Kama>l fi> Asma>' al-Rija>l, Jilid XXV, h. 192 135


(19)

138 Muh}ammad bin Rafi’ adalah Syaikh S}adu>q136, Ibnu H}ajar

al-‘Asqala>ni>; s\iqah137.

d) Ibnu Abi Fudaik

i. Nama lengkap: Muh}ammad bin Isma>'i>l bin Abi> Fudaik (Di<na>r al-Di>li>) Abu> Isma>'i>l al-Madani>138. Wafat tahun 200 H.

ii. Guru beliau antara lain: Ibra>hi>m bin Isma>'i>l bin Abi> H}abi>bah, Ibra>hi>m bin al-Fad}l al-Makhzu}mi>, Ubay bin 'Abba>s bin Sahl ibn Sa'd, ayahnya (Isma>'i>l bin Muslim bin Abi> Fudaik). al-H}asan bin ‘Abdullah bin Abi> 'At}iyyah al-S\aqafi>, Khali>l bin 'Abdullah, Da>wud bin Qais al-Farra', al-D}ah}h}a>k bin 'Us\ma>n al-Juz}ami.

iii. Murid beliau antara lain: Ibra>hi>m bin al-Munz}ir al-H}iza>mi>, Abu al-Azhar Ah}mad bin al-Azhar bin Muni' al-Naisa>bu>ri>, Ah}mad bin H}anbal, Ah}mad bin S}a>lih} al-Mis}ri>, Abu> 'Utbah Ah}mad bin al-Faraj al-H}ija>zi>, Abu> Bakar Ah}mad bin Muh}ammad bin Abi> Bakar bin Sa>lim bin 'Abdillah bin 'Amr al-Sa>limi>, A>dam bin Abi> Iya>s, Isma>'i>l bin Abi> Uwais, Muh}ammad bin Ra>fi' al-Naisa>bu>ri>, Ha>ru>n bin 'Abdullah al-H}amma>l..

iv. Komentar para kritikus hadis: al-Nasa>'i; laisa bihi ba's, Ibnu H}ibba>n; memasukkannya dalam kitab al-s\iqa>t139, Ibn Hajar

al-'Asqala>ni; s}adu>q140.

136

Ibid, h. 194-195

137Al-‘Asqala>ni>, Taqri>b al-Tahz\i>b, h. 844

138Al-Mizi>, Tahz\i>b al-Kama>l fi> Asma>' al-Rija>l, Jilid XXIV, h. 485 139

Ibid, h. 488


(20)

139 e) Al-D{ah}a>k bin ‘Us\ma>n

i. Nama lengkap: al-D}ah}h}a>k bin 'Us\ma>n bin 'Abdullah bin Kha>lid bin H}aza>m al-Qurasyi al-Asadi> al-H}iza>mi Abu> 'Us\ma>n al-Madani141>, Wafat tahun 153 H.

ii. Guru beliau antara lain: Ibra>hi>m bin 'Abdullah bin H}unain, Ibra>hi>m bin 'Abd al-Rah}man bin 'Abdullah bin Abi> Rabi>'ah, Isma>'i>l bin Abi> H}aki>m, Ayyub bin Mu>sa> Qurasyi, Bukair bin 'Abdullah bin al-Asyaj, dst.

iii. Murid beliau antara lain: Abu> D}amrah Anas bin 'Iya>d} al-Lais\i>, Abu Aswad H}umaid bin Aswad, Kha>rijah bin Mus}'ab al-Khura>sa>ni>, Zaid bin al-H}ubba>b, Sufya>n al-S\auri>, Abu> Khalid Sulaima>n bin H}ayya>n al-Ah}mar, Muh}ammad bin Isma>'i>l bin Abi> Fudaik.

iv. Komentar para kritikus hadis: (Abu> Bakar al-As\ram, Ah}mad bin H}anbal, 'Us\ma>n bin Sa'i>d, Yah}ya bin Ma'i>n Ah}mad bin 'Ali al-Abba>r) mengatakan bahwa Mus}'ab al-Zubairi menilai Al-D{ah}a>k bin ‘Us\ma>n adalah s\iqah, Abu 'Ubaid bertanya kepada Abu> Da>wud tentang Al-D{ah}a>k bin ‘Us\ma>n beliau menilai s\iqah, Abu> Zur'ah; laisa biqawi>, Abu> H}a>tim; s}adu>q142, Ibn Hajar al-'Asqala>ni;

s}adu>q143.

f) Ibra>hi>m bin ‘Abdillah

141Al-Mizi>, Tahz\i>b al-Kama>l fi> Asma>' al-Rija>l, Jilid XIII, h. 272 142

Ibid, h. 273-274


(21)

140 i. Nama lengkap: Ibra>hi>m bin 'Abdullah bin H}unain al-Ha>syimi> Abu>

Ish}a>q al-Madani>144, wafat tahun 105 H.

ii. Guru beliau antara lain: ayahnya ('Abdullah bin H}unain), 'Ali> bin Abi> T}a>lib, Abi> Murrah, Abu> Hurairah.

iii. Murid beliau antara lain: Usa>mah bin Zaid al-Lais\, Ish}a>q bin Abi Bakar al-Madani>, Ish}aq bin 'Abdullah bin Abi> Farwah, Ha}ris\ ibn 'Abd al-Rah}ma>n bin Abi> Z}uba>b, Da>wud bin Qais al-Farra>', Zaid bin Aslam, Syari>k bin 'Abdullah bin Abi> Namir, al-D}ah}h}a>k bin 'Us\ma>n al-H}izami.

iv. Komentar para kritikus hadis: Muh}ammad bin Sa'd; s\iqah kas\ir al-h}adi>s\, al-Nasa>'i; s\iqah145, Ibn Hajar al-'Asqala>ni; s\iqah 146.

g) Abi Murrah

i. Nama lengkap: Yazi>d Abu> Murrah (Maula> 'Aqi>l bin Abi> T}a>lib)147. ii. Guru beliau: 'Aqi>l bin Abi> T}a>lib, 'Amr bin al-'A>s}, Mug}i>rah bin

Syu'bah, Abi al-Darda', Abi> Hurairah, Abi> Wa>qid al-Lais\i>, Ummi Ha>ni' binti Abi> T}a>lib.

iii. Murid beliau antara lain: Ibra>hi>m bin 'Abdullah bin H}inain, Ish}a>q bin 'Abdullah bin Abi> T}alh}ah}. Zaid bin Aslam, Sa>lim Abu al-Nad}r, Sa'i>d bin Abi> Sa'i>d al-Maqbu>ri> Sa'i>d bin Abi> Hind, Abu> H}a>zim Salamah bin Di>na>r, dst.

144Al-Mizi>, Tahz\i>b al-Kama>l fi> Asma>' al-Rija>l, Jilid II, h. 124 145

Ibid

146Al-‘Asqala>ni>, Taqri>b al-Tahz\i>b, h. 110


(22)

141 iv. Komentar para kritikus hadis: al-Wa>qidi>; syaikh qadi>m, (meriwayatkan dari 'us\ma>n bin 'affa>n dan lainnya), Ah}mad bin 'Abdullah al-'Ijli>; s\iqah, al-Z}ahabi; s\iqah148, Ibnu H}ajar

al-'Asqala>ni>; s\iqah149.

h) Abi> al-Darda

i. Nama lengkap: 'Uwaimir bin Malik, ada yang mengatakan Ibnu 'A>mir, Ibn S\a'labah, Ibn 'Abdullah bin Qais, 'Uwaimir bin Zaid bin Qais bin Umayyah bin 'A>mir bin 'Adi> bin Ka'ab bin al-Khazraj bin al-H}a>ris\ ibn al-Khazrah al-Ans}a>ri>, Abu al-Darda>' al-Khazraji150>. Wafat tahun 32 H.

ii. Guru beliu: Nabi Muh}ammad Saw, Zaid bin S\a>bit, 'A>isyah (Umm al-Mu'minin).

iii. Murid beliau: Asad bin Wada>'ah, Anas bin Ma>lik, Bisyr al-Taglibi> Wa>lid Qais bin Basyar, anaknya (Bila>l bin Abi al-Darda>', S\uma>mah bin H}azn al-Qusyairi, Abu> Murrah.

iv. Komentar Para kritikus hadis: Al-A'masy dari Khais\amah berkata, Abu al-Darda' berkata ' saya adalah seorang pedagang saat (Muhammad) belum diutus menjadi seorang nabi, (tapi) saat beliau diutus menjadi nabi saya meninggalkan dagang dan saya

148

Ibid h. 291.

149Al-‘Asqala>ni>, Taqri>b al-Tahz\i>b, h. 1085


(23)

142 lebih memilih beribadah151' , Ibnu H}ajar al-'Asqala>ni; S}ah}a>bi> jali>l152.

2) Ittis}a>l al-Sanad

Dalam sanad hadis di atas, ada empat lafaz yang digunakan dalam tah}ammul wa al-ada>', yakni h}addas\ani>, h}addas\ana>, ‘an dan qa>la. Muslim menggunakan lafaz h}addas\ani>. Lafaz ini menunjukkan bahwa Muslim menerima hadis dengan cara al-sama>’ (mendengarkan hadis dari gurunya). Dengan demikian, ada pertemuan langsung antara Muslim dengan gurunya yaitu Ha>run bin ‘Abdullah, dan Muh}ammad bin Ra>fi’. Hal ini menunjukkan bahwa dari segi tah}ammul wa al-ada>', periwayat tersebut terjadi pertemuan. Periwayat yang selanjutnya adalah ha>run bin ‘abdullah, dan Muh}ammad bin Ra>fi’>. Keduanya menggunakan lafaz} h}addas\ana>, keduanya meriwayatkan hadis dari Muh}ammad bin Isma>’i>l bin Abi> Fudaik. Lambang periwayatan tersebut menunjukkan bahwa keduanya bertemu langsung dengan gurunya yaitu Muh}ammad bin Isma>’i>l bin Abi> Fudaik. Periwayat yang selanjutnya adalah Muh}ammad bin Isma>’i>l bin Abi> Fudaik, al-Dah}h}a>k bin ‘Us\ma>n, Ibra>hi>m bin ‘Abdullah, dan Abi> Murrah. Perawi tersebut menggunakan lafaz ‘an. Penggunaan ‘an disini tidak ada indikasi keterputusan sanad, karena masing-masing perawi menyebutkan terjadi hubungan guru dan murid. Periwayat selanjutnya adalah Abi>

151

Ibid, h. 472


(24)

143 al-Darda’, beliau adalah sahabat nabi saw, sehingga tidak diragukan keadilannya. Tidak ada seorang kritikus hadis yang mencela pribadinya dalam menyampaikan hadis. Lambang tah}ammul wa al-ada>’ yang beliau gunakan adalah qa>la. Kata qa>la merupakan salah satu bentuk berita yang menunjukkan bahwa hadis yang disampaikan Nabi Saw dengan cara al-sama’153. Dengan demikian sanad antara

Abi> al-Darda’ dan Nabi bersambung.

Selain itu, berdasarkan tari>kh al-ruwa>t di atas dengan memperhatikan tahun kelahiran dan kematian para perawi juga dapat diketahui apakah mereka itu sezaman dan ada kemungkinan bertemu atau tidak. Muslim lahir tahun 204 H, sudah pasti sezaman dan bertemu langsung dengan Harun bin ‘Abdullah yang wafat tahun 243 H, dan Muh}ammad bin Ra>fi’ yang wafat tahun 245 H. Harun bin ‘abdullah , dan Muh}ammad bin ra>fi’ tidak diketahui tahun kelahirannya, namun dalam biografi, keduanya termasuk murid Muh}ammad bin Isma>’i>l bin Abi> Fudaik. Muh}ammad bin Isma>’i>l bin Abi> Fudaik, al-D{ah}h}ak bin ‘Us\ma>n, dan Ibra>hi>m bin ‘Abdullah, mereka juga tidak diketahui tahun kelahirannya, namun juga mereka diketahui memiliki hubungan guru dan murid. Abi> al-Darda’ wafat tahun 32 H, tentu sezaman dengan Nabi dan pasti bertemu dengan Nabi saw.


(25)

144 Dari semua unsur ittisal al-sanad di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa hadis di atas termasuk hadis marfu>’ dengan sanad yang muttas}il karena di dalam kitab tari>kh al-ruwa>t disebutkan bahwa para periwayat dari hadis ini ada hubungan guru murid. Selain itu, dilihat dari tahun kelahiran dan tahun wafatnya mereka hidup sezaman.

3) Kualitas Perawi

Bertolak dari teori al-jarh} wa al-ta’di>l -nya Ibn Hajar, dapat diambil kesimpulan bahwa para periwayat hadis ini memiliki tingkat jarh} wa ta’di>l yang berbeda-beda. Muslim s\iqah h}a>fiz} (tingkat III), Ha>ru>n bin ‘Abdullah berpredikat s\iqah (tingkat III ), Muh}ammad bin Ra>fi’ berpredikat s\iqah (tingkat III ), Muh}ammad bin Isma>’i>l bin Abi> Fudaik berpredikat s}adu>q (tingkat IV), al-D}ah}h}a>k bin ‘Us\ma>n berpredikat s}adu>q (tingkat IV), Ibra>hi>m bin ‘Abdullah berpredikat s\iqah (tingkat III), Abi> Murrah berpredikat s\iqah (tingkat III), Abi al-Darda>’ berpredikat s}ah}a>bi> jali>l.

Dari data kualitas para perawi di atas dapat disimpulkan bahwasanya sanad hadis ini berkualitas S}ah}i>h}.

4) Analisis Syuz\u>z\ dan ‘Illat

sanad Muslim tidak memiliki syahid maupun muta>bi’. Karena hadis tentang anjuran shalat Dhuha yang berujung pada perawi pertama abi al-Darda>’ (dalam kutub al-tis’ah) hanya dalam s}ah}i>h} muslim, dan hanya satu buah. Hadis yang hanya memiliki sebuah


(26)

145 sanad saja, tidak dikenal adanya kemungkinan mengandung syuz\u>z\}154. Dengan alasan tersebut, sangat kecil kemungkinannya

bahwa sanad al-da>rimi> mengandung syuz\u>z\ (kejanggalan), ataupun ‘illat(cacat). Karenanya, telah memenuhi syarat apabila sanad al-Da>rimi> ini terhindar dari syuz\u>z\, dan ‘illat.

5) Kesimpulan Sanad

Sebagian besar periwayat hadis dalam sanad muslim diatas bersifat s\iqah, sebagian rawi lain bersifat s}adu>q. Para ulama kritikus hadis tidak ada yang mencela para rawi dalam sanad muslim diatas. Sanadnya bersambung dari sumber hadis yakni Nabi Muh}ammad Saw, sampai kepada periwayat terahir yakni Muslim yang sekaligus sebagai Mukharrij al-h}adi>s\. Hal ini berarti sanad hadis yang diteliti, hadis tentang ‘anjuran melaksanakan shalat Dhuha’ yang diriwayatkan oleh Muslim berkualitas S}ah}i>h} al-Sanad.

b. Analisis Matan

Berikut adalah redaksi matan yang akan di analisis:

ْنَع

َِِأ

،ِءاَدْردلا

َلاََ

:

ِِاَصْوَأ

ِبيِبَح

ىلَص

ُلا

ِْيَلَع

َملَسَو

ٍث َََثِب

ْنَل

نُهَعَدَأ

اَم

ُتْشِع

:

ِماَيِصِب

ِةَث َََث

ٍمايَأ

ْنِم

ِلُك

ٍرْهَش

ِة َََصَو

ىَحضلا

ْنَأَو

ََ

َماَنَأ

ٍرْتِو ىَلَع َِإ

Abu al-Darda>’ berkata "Kekasihku shallallahu 'alaihi wasallam mewasiatkan kepadaku untuk melakukan tiga hal, yaitu agar aku tidak

154


(27)

146 meninggalkan selama hidupku, puasa tiga hari tiap bulan, shalat dhuha dan tidak tidur sebelum shalat witir." 155

Hadis anjuran melaksanakan shalat Dhuha riwayat Abi> al-Darda>’ diatas, dari sisi matan sama dengan riwayat Abu> Hurairah.

Sehingga sebagaimana maqbul-nya matan hadis anjuran melaksanakan shalat Dhuha riwayat Abu> Hurairah, matan hadis anjuran melaksanakan shalat Dhuha riwayat Abi> al-Darda>’ juga maqbul.

B.Kritik Sanad dan Matan Hadis tentang keutamaan melaksanakan shalat

Dhuha

1. Dua raka'at shalat Dhuha keutamaannya sama dengan sedekah.

Dalam kitab al-Targ}ib wa al-Tarhi>b hadis yang menerangkan keutamaan di atas ada dua dengan periwayat pertama yang berbeda yakni Abi> Z}arr dan Buraidah. Riwayat Abi> Z}arr yang dianalisis adalah mukharrijnya Abu> Da>wud, sementara riwayat Buraidah mukharrijnya Ah}mad bin h}anbal.

a. Jalur Abi> Z}arr riwayat Abu> Da>wud Berikut adalah redaksi hadisnya:

اََ ثدَح

ُبَْو

ُنْب

،َةيِقَب

اَنَرَ بْخَأ

،ٌدِلاَخ

ْنَع

، ٍلِصاَو

ْنَع

َيَْ

ِنْب

، ٍلْيَقُع

ْنَع

َيَْ

ِنْب

،َرَمْعَ ي

ْنَع

َِِأ

ِدَوْسَْْا

،ََِِؤدلا

َلاََ

:

اَمَْ يَ ب

ُنََْ

َدِْع

َِِأ

،ٍرَذ

َلاََ

:

ُحِبْصُي

ىَلَع

ِلُك

ىَم ََُس

ْنِم

ْمُكِدَحَأ

ِف

ِلُك

ٍمْوَ ي

،ٌةَََدَص

َُلَ ف

ِلُكِب

ٍة َََص

،ٌةَََدَص

ٍماَيِصَو

،ٌةَََدَص

ٍجَحَو

155

Muslim bin al-H{ajjaj al-Nisa>bu>ri>, S{ah}i>h} Musli>m (Beirut: Dar ih}ya al-Kutub


(28)

147

،ٌةَََدَص

ٍحيِبْسَتَو

،ٌةَََدَص

ٍيِبْكَتَو

،ٌةَََدَص

ٍديِمَََْو

،ٌةَََدَص

دَعَ ف

ُلوُسَر

ِللا

ىلَص

ُلا

ِْيَلَع

َملَسَو

ْنِم

ِِذَ

ِلاَمْعَْْا

،ِةَِِاصلا

ُث

َلاََ

:

ُئِزُُْ

ْمُكَدَحَأ

ْنِم

َكِلَذ

اَتَعْكَر

ىَحضلا

156

1) Analisis Sanad a) Biografi Perowi

i. Abu> Da>wud

i) Nama lengkap: menurut 'Abd al-Rah}ma>n bin Abi> Ha>tim nama beliau adalah Sulaima>n bin al-Asy'as\ bin Syadda>d bin 'Amr bin 'A>mir. Sementara 'Abd al-'Azi>z berkata nama beliau adalah Sulaima>n bin Asy'as\ bin Bisyr bin Syadda>d. Dan Abu Bakar Khat{i>b menambahkan nama diatas dengan Ibn 'Amr bin 'Imra>n al-Azdi> Abu> Da>wud al-Sijista>ni> al-H}a>fiz157} Dilahirkan pada tahun

202 H, dan wafat pada 14 syawal 275 H.

ii) Guru beliau antara lain: Ibra>hi>m bin Basysya>r al-Rama>di>, Ibra>hi>m bin al-H}asan al-Mis}s}i>s}i>, Ibra>hi>m bin H}amzah al-Ramli>, Ibra>hi>m bin H}amzah al-Zubairi>, Abi> S\aur Ibra>hi>m bin Kha>lid al-Kilabi>, Ibra>hi>m bin Ziya>d Sabala>n, Ibra>hi>m bin Sa'i>d al-Jauhari>, Ibra>hi>m bin al-'Ala>' al-Zubaidi,Wahab bin Baqiyyah al-Wa>sit}i>.

iii)Murid beliau antara lain: al-Tirmiz}i, Ibra>hi>m bin H}amda>n Ibra>him bin Yu>nus al-'A>quli>, Abu> al-T}ib Ah}mad bin Ibra>hi>m bin ‘Abd al-Rah}ma>n ibn al-Asyna>ni> al-Bag}da>di>, Abu> H}a>mid Ah}mad bin Ja'far al-Asy'ari> al-As}baha>ni>, Abu> Bakar Ah}mad bin Salma>n al-Najja>d,

156 Sulaima>n bin al-Asy‘as\ al-Sijista>ni>, Sunan Abu> Dawud (Beirut: Maktabah

al-‘As}riyyah, tt), Juz II, h. 26.


(29)

148 Abu> 'Amr Ah}mad bin 'Ali> bin al-H}asan al-Bas}ri>, Ah}mad bin Muh}ammad bin Da>wud bin Sulaim, dst.

iv) Komentar para kritikus hadis: Abu> Bakar al-Khalla>l berkata Abu> Da>wud; al-Ima>m al-Muqaddam fi> zama>nih (imam yang dikedepankan pada zamannya), Ah}mad bin Muh}ammad bin Ya>si>n al-Harawi> berkata beliau adalah h}uffaz} al-isla>m li h}adi>s\ rasu>l, wa 'ilmihi, wa'ilalihi, wa sanadih, Abu Bakr Ash S}a>g}a>ni> dan Ibra>hi>m bin Ish}a>q al-H}arbi> berkata 'Hadis dilunakkan bagi Abi Da>wud sebagaimana besi dilunakkan bagi Nabi Daud, Mu>sa bin Ha>ru>n berkata 'Abu> da>wud diciptakan di dunia untuk hadis dan di akhirat untuk surga. Al- H}akim berkata Abu Da>wud adalah imam bidang hadis di zamannya tanpa ada keraguan, Abu> H}atim bin H}ibba>n berkata beliau adalah salah satu imam dunia dalam keilmuan, kewara'an, dan dalam ibadah158.

ii. Wahb bin Baqiyyah

i) Nama lengkap: Wahb bin Baqiyyah bin 'Us\ma>n bin Sa>bu>r bin 'Ubaid bin A>dam bin Ziya>d al-Wa>sit}i>, nama kunyah beliau adalah Abu> Muh}ammad, beliau mashur dengan nama Wahba>n159. Lahir tahun 155 H, dan wafat tahun 239 H.

ii) Guru beliau antara lain: Ag}lab bin Tami>m, Bisyr bin al-Mufad}d}al, Ja'far ibn Sulaima>n al-D}ubba'i>, H}a>tim bin al-Ah}naf al-Wa>sit}i, H}akam bin Z\uhair, H}amma>d bin Zaid Hi}ka>yah, Kha>lid bin

158

Ibid, h. 364-367


(30)

149 'Abdullah al-Wa>sit}i, Suht bin Ibra>hi>m al-Wa>sit}i, Sulaim bin Akhd}ar, dst.

iii)Murid beliau antara lain: Muslim, Abu> Da>wud, Ibra>hi>m bin Ayyu>b al-Wa>sit}i al-'Adl, Abu> al-Walid Ah}mad bin Bisyr al-T}aya>lisi>, Ah}mad bin al-H}asan al-Wa>sit}i, Abu Bakar Ah}mad 'Ali> bin Sa'i>d Qa>d}i Marwazi>, Abu> Ya'la> Ah}mad bin 'Ali> bin Mus\anna> al-Maus}ili>, Abu> Bakar Ah}mad ibn 'Amr bin Abi> 'A>s}im, Ah}mad bin Muh}ammad bin Anas al-Bag}da>di>, dst.

iv) Komentar para kritikus hadis: Ha>syim bin Mars\ad al-T}abara>ni> dari Yah}ya> bin Ma'i>n menilai beliau s\iqah, H}afiz} Abu> Bakar al-Khat}i>b menilai beliau s\iqah160, Ibnu H}ajar al-'Asqala>ni; s\iqah161.

iii. Kha>lid

i) Nama lengkap: Kha>lid bin 'Abdullah bin 'Abd al-Rah}ma>n bin Yazi>d T}ah}h}a>n Muzani>, nama kunyah beliu adalah Abu al-Hais\am, dan Abu> Muh}ammad162. Wafat tahun 182 H.

ii) Guru beliau antara lain: Isma>'i>l bin H}amma>d bin Abi> Sulaima>n, Isma>'i>l bin Abi> Kha>lid, Aflah} bin H}umaid al-Madani>, Abi> Bisyr, Baya>n bin Bisyr, Abi> Bisyr Ja'far bin Abi> Wah}syiyyah, H}abib bin Abi> 'Amrah, Wa>s}il Maula> Abi> 'Uyainah.

160

Ibid, h. 117

161Al-Asqala>ni>, Taqri>b al-Tahz\i>b, h. 1043


(31)

150 iii)Murid beliau antara lain: Ibra>hi>m bin Musa> al-Ra>zi>, Ish}a>q bin Sya>hi>n al-Wa>sit}i, Abu> 'Umar H}afs} bin 'Umar al-H}aud}i>, Khalaf bin Hisya>m al-Bazzar, Wahb bin Baqiyah al-Wa>sit}i.

iv) Komentar para kritikus hadis: 'Abd al-Rah}man bin Abi> H}a>tim berkata bahwa Ah}mad bin H}anbal menilai Kha>lid adalah s\iqah, Muhammad bin Sa'd; s\iqah, Abu> Zur'ah; s\iqah, Abu> H}a>tim; s\iqah (s}ah}ih} al-h}adis\), al-Tirmiz}i>; s\iqah (h}a>fiz}), al-Nasa'i>; s\iqah163, Ibnu

H}ajar al-'Asqala>ni; s\iqah s\abat164.

iv. Wa>s}il

i) Nama lengkap: wa>s}il Maula> Abi> 'Uyainah bin al-Malhab bin Abi> S}afrah al-Azdi> al-Bas}ri>165.

ii) Guru beliau antara lain: Basya>r bin Abi> Saif, al-H}asan al-Bas}ri>, H}afs} bin 'A>mir, Kha>lid bin Abi> al-S}alt, Kha>lid bin 'Urt}ufah, Kha>lid bin Kas\i>r, Raja' bin H}aiwah, S}a>lih} Barra>d H}arasyi>, al-D}d}ah}h}a>k ibn Muza>h}am, 'Abdullah bin Buraidah, Yah}ya bin 'Uqail al-Khuza>'i.

iii)Murid beliau antara lain: Ah}mad bin Mu>sa> al-Khuza>'i>, H}amma>d bin Zaid, Kha}lid bin 'Abdullah Wa>sit}i>, Ziya>d bin Rubai' Yah}madi>, Sa'i>d bin Zaid, Syu'bah bin H}ajja>j, 'Iba>d bin 'Iba>d al-Mahlabi>, 'Iba>d bin al-'Awa>m, 'Abd al-Wa>ris\ bin Sa'i>d, dst166.

163

Ibid, h. 101-103

164Al-Asqala>ni>, Taqri>b al-Tahz\i>b, h. 287 165

Juz XXX, h. 409

166


(32)

151 iv) Komentar para kritikus hadis: 'Abdullah bin Ah}mad bin H}anbal dari ayahnya dan Ishaq bin Mans}u>r dari Yah}ya bin Ma'i>n beliau menilai Wa>s}il adalah s\iqah, Abu> H}a>tim menilai beliau adalah s}a>lih} al-h}adi>s\167, Ibnu H}ajar al-'Asqala>ni; s}adu>q ‘a>bid168.

v. Yah}ya bin 'Uqail

i) Nama lengkap: Yah}ya> bin 'Uqail al-Khuza>'i169>.

ii) Guru beliau: Anas bin Ma>lik, 'Abdullah bin Abi> Aufa>, 'Imra>n bin H}us}ain, Yah}ya> bin ya'mar al-bas}ri>.

iii)Murid beliau antara lain: al-H}usain bin Wa>qid, Abu> Razmah Da>wud bin 'Imran, Sulaima>n Taimi>, 'Abdullah bin Kaisa>n al-Marwazi>, 'Abd al-Mu'min bin Kha>lid al-H}anafi>, 'Azrah bin S\a>bit,Wa>s}il Maula> Abi> 'Uyainah.

iv) Komentar para kritikus hadis: Ish}a>q bin Mans}ur dari Yah}ya> bin Ma'i>n beliau menilai Yah}ya bin 'Uqail laisa bihi ba's, al-Z}ahabi>; s}adu>q170, Ibnu Hajar al-'Asqala>ni>; s}adu>q171.

vi. Yah}ya bin Ya'mar

i) Nama lengkap: Yah}ya> bin Ya'mar al-Bas}ri>, nama kunyah beliau adalah Abu> Sulaima>n, Abu> Sa'i>d, dan Abu> 'Adi>172. Wafat tahun 89 H.

167

Ibid, h. 410

168Al-Asqala>ni>, Taqri>b al-Tahz\i>b, h. 1034

169Al-Mizi>, Tahz\i>b al-Kama>l fi> Asma>' al-Rija>l, Jilid XXXI, h. 473 170

Ibid, h. 474

171Al-Asqala>ni>, Taqri>b al-Tahz\i>b, h. 1062


(33)

152 ii) Guru beliau antara lain: Ja>bir bin 'Abdullah, Sulaima>n bin S}ard, 'Abdullah bin 'Abba>s, 'Abdullah bin 'Umar bin al-Khat}t}a>b, 'Us\ma>n bin 'Affa>n, 'Ali> bin Abi> T}a>lib, 'Amma>r bin Ya>sr, Abi> Aswad al-Di>li>.

iii)Murid beliau antara lain: Azraq bin Qais, Ish}a>q bin Suwaid al-'Adawi>, S\a>bit Abu> Sa'i>d, H}abi>b bin 'At}a>', al-Rukain bin al-Rabi>', Sulaima>n bin Buraidah, Sulaima>n al-Taimi>, 'Abdullah bin Buraidah, 'Abdullah bin Qut}bah,Yah}ya> bin 'Uqail,

iv) Komentar para kritikus hadis: Abu> Zur'ah menilai Yah}ya> bin Ya'mar s\iqah, Abu> H}a>tim menilai Yah}ya> bin Ya'mar s\iqah, al-Nasa>'i> menilai Yah}ya> bin Ya'mar s\iqah, Ibnu H}ibba>n mengatakan bahwa beliau termasuk orang yang paling fasih pada zamannya, dan sangat alim dalam keilmuan dan memiliki sifat wara'173, Ibnu H}ajar al-'Asqala>ni; s\iqah174.

vii. Abi> al-Aswad al-Du'ali

i) Nama lengkap: Z\a>lim bin 'Amr bin Sufya>n bin Jandal bin Ya'mar bin H}ils bin Nafa>s#ah bin 'Adi> bin al-Di>l, kunyah beliau adalah Abu al-Aswad al-Di>li>, versi lain al-Duali al-Bas}ri175>. Wafat tahun 69 H. ii) Guru beliau: Ubay bin Ka'ab, Zubair bin al-'Awa>m, 'Abdullah bin 'Abba>s, 'Abdullah bin Mas'u>d, 'Ali> bin Abi> T}a>lib, 'Umar bin

173

Ibid, h. 54-55

174Al-Asqala>ni>, Taqri>b al-Tahz\i>b, h. 1070


(34)

153 Khat}t}a>b, 'Imra>n bin H}us}ain, Mu'az} bin Jabal, Abi> Z}ar al-G}ifa>ri>, Abu> Mu>sa> al-Asy'ary.

iii)Murid beliau antara lain: Sa'i>d bin 'Abd al-Rah}ma>n bin Ruqaisy, 'Abdullah ibn Buraidah, 'Amr bin 'Abdullah maula> Gufrah, Yah}ya> bin Ya'mar, Abu> H}arb bin Abi> al-Aswad.

iv) Komentar para kritikus hadis: Abu> Bakar bin Abi> Khais#amah dari Yah}ya> bin Ma'i>n dan Ah}mad ibn 'Abdullah 'Ijli> menilai Abi> al-Aswad al-Duali s\iqah, al-Z}ahabi>; s\iqah, Yah}ya> bin Ma'i>n menilai beliau s\iqah176, Ibnu H}ajar al-'Asqala>ni>; s\iqah fa>d}il177.

i. Abi> Z}arr

i. Nama lengkap: Abu> Z}arr al-Gi}fa>ri>, banyak perbedaan pendapat tentang nama beliau, ada yang mengatakan nama beliau adalah Jundub bin Juna>dah, Burair bin Juna>dah, Burair bin Jundub, Burair bin 'Isyriqah, Jundub bin 'Abdullah, dan masih banyak lagi178. Wafat tahun 32 H.

ii. Guru beliau : Nabi Muh}ammad Saw, dan Mu'awiyah bin Abi> Sufya>n.

iii. Murid beliau: al-Ah}naf bin Qais, Usa}mah bin Salma>n, Anas bin Ma>lik, Ahba}n, Ibn Imra'ah Abi> Z}arr, Jubair bin Nufair al-H}ad}rami>, Kha>lid bin Wahba>n, Ibn Kha>lid Abi> z}arr, Kharasyah bin al-H}urr, Rib'i> bin H}irasy,...Abu> al-Aswad al-Di>li>, dst.

176

Ibid, h. 38

177Al-Asqala>ni>, Taqri>b al-Tahz\i>b, h. 1108 178


(35)

154 iv. Komentar para kritikus hadis: 'Abdullah bin Buraidah berkata ayahnya mendengar Rasulullah Saw bersabda 'saya diperintahkan untuk mencintai empat dari beberapa sahabatku, dan Allah mengabarkan kepadaku bahwa Ia juga mencintai mereka' saya bertanya, siapakah mereka ya Rasulullah? beliau menjawab ; mereka adalah 'Ali>, Abu> Z}ar, Salma>n dan al-Miqda>d179, Ibnu H}ajar al-'Asqala>ni; S}ah}a>bi180>.

b) Ittis}a>l al-Sanad

Dalam sanad hadis di atas, ada empat lafaz yang digunakan dalam tah}ammul wa al-ada>', yakni h}addas\ana>, akhbarana>, ‘an, dan qa>la. Abu Da>wud menggunakan lafaz h}addas\ana>. Lafaz ini menunjukkan bahwa Abu Da>wud menerima hadis dengan cara al-sama>’ (mendengarkan hadis dari gurunya). Dengan demikian, ada pertemuan langsung antara Abu Da>wud dengan gurunya yaitu Wahb bin Baqiyyah al-Wa>sit}i. Hal ini menunjukkan bahwa dari segi tah}ammul wa al-ada>', periwayat tersebut terjadi pertemuan. Periwayat yang selanjutnya adalah Wahb bin Baqiyyah al-Wa>sit}i>, beliau menggunakan lafaz akhbarana>, Lambang periwayatan tersebut menunjukkan bahwa beliau bertemu langsung dengan gurunya yaitu Kha>lid bin ‘Abdullah al-Wa>sit}i>. Periwayat yang selanjutnya adalah Kha>lid bin ‘Abdullah al-Wa>sit}i, beliau menggunakan lafaz ‘an. Penggunaan ‘an disini tidak ada indikasi

179

Ibid, h. 297


(36)

155 keterputusan sanad, karena dalam tarikh al-ruwat disebutkan bahwa beliau adalah murid Wa>s}il (orang yang dijadikan sandaran dalam riwayatnya). Hal ini berarti sanad tersebut bersambung karena terjadi hubungan guru dan murid. Periwayat selanjutnya adalah Wa>s}il, beliau menggunakan lafaz ‘an. Dalam tarikh al-ruwat disebutkan bahwa beliau adalah murid Yah}ya> bin ‘Uqail (orang yang dijadikan sandaran dalam riwayatnya). Hal ini berarti sanad tersebut bersambung karena terjadi hubungan guru dan murid. Periwayat selanjutnya adalah Yah}ya> bin ‘Uqail, beliau menggunakan lafaz ‘an. Dalam tarikh al-ruwat disebutkan bahwa beliau adalah murid Yah}ya> bin Ya’mar (orang yang dijadikan sandaran dalam riwayatnya). Hal ini berarti sanad tersebut bersambung karena terjadi hubungan guru dan murid. Periwayat selanjutnya adalah Yah}ya> bin Ya’mar, beliau menggunakan lafaz ‘an. Dalam tarikh al-ruwat disebutkan bahwa beliau adalah murid Abi> al-Aswad al-Duali> (orang yang dijadikan sandaran dalam riwayatnya). Hal ini berarti sanad tersebut bersambung karena terjadi hubungan guru dan murid. periwayat selanjutnya adalah Abi> al-Aswad al-Duali, beliau menggunakan lafaz qa>la. Lafaz tersebut menunjukkan adanya pertemuan langsung antara beliau dengan gurunya yakni Abi> Z}ar. Periwayat selanjutnya adalah Abi> Z}ar, beliau adalah sahabat Nabi. Tidak ada seorang kritikus hadis yang mencela pribadinya dalam meriwayatkan hadis. Lambang


(37)

156 tahammul wa al-ada>’ yang beliau gunakan adalah qa>la. Berarti beliau mendapatkan hadis nabi dengan cara al-sama’. Dengan demikian sanad antara Abi> Z}ar dengan Nabi Saw bersambung.

Selain itu, berdasarkan tari>kh al-ruwa>t di atas dengan memperhatikan tahun kelahiran dan kematian para perawi juga dapat diketahui apakah mereka itu sezaman dan ada kemungkinan bertemu atau tidak. Abu> Da>wud lahir tahun 202 H, sudah pasti sezaman dan bertemu langsung dengan Wahb bin Baqiyyah al-Wa>siti yang wafat tahun 239 H. Wahb bin Baqiyyah al-al-Wa>siti lahir tahun 155 H, gurunya yakni Kha>lid bin ‘Abdullah al-Wa>siti wafat tahun 182 H, sudah pasti sezaman dan besar kemungkinan adanya pertemuan langsung antara beliau dengan gurunya. Kha>lid bin ‘Abdullah al-Wa>siti wafat tahun 182 H, gurunya yakni Wa>s}il tidak diketahui tahun kelahiran maupun wafatnya, namun dalam kitab tarikh al-ruwat beliau disebut memiliki guru (yang jadi sandaran dalam riwayatnya) yakni Wa>s}il, hal ini berarti sanad beliau bersambung. Was}il tidak diketahui tahun kelahiran maupun wafatnya, namun dalam kitab tarikh al-ruwat beliau disebut memiliki guru (yang jadi sandaran dalam riwayatnya) yakni Yah}ya> bin ‘Uqail, hal ini berarti sanad beliau bersambung. Yah}ya> bin ‘Uqail tidak diketahui tahun kelahiran maupun wafatnya, namun dalam kitab tarikh al-ruwat beliau disebut memiliki guru (yang jadi sandaran dalam riwayatnya) yakni Yah}ya> bin Ya’mar, hal ini


(38)

157 berarti sanad beliau bersambung. Yah}ya> bin Ya’mar wafat tahun 89 H, gurunya yakni Abi> al-Aswad al-Duali> wafat tahun 69 H. Hal tersebut menunjukkan bahwa beliau sezaman dengan gurunya. Abi> al-Aswad al-Duali> wafat tahun 69 H, gurunya yakni Abi> Z}ar wafat tahun 32 H, ada kemungkinan sezaman. Abi> Z}ar adalah sahabat rasul, yang tidak diragukan keadilannya.

Dari semua unsur ittisal al-sanad di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa hadis di atas termasuk hadis marfu>’ dengan sanad yang muttas}il karena di dalam kitab tari>kh al-ruwa>t disebutkan bahwa para periwayat dari hadis ini ada hubungan guru murid. Selain itu, di lihat dari tahun kelahiran dan tahun wafatnya mereka hidup sezaman.

c) Kualitas Perawi

Bertolak dari teori al-jarh} wa al-ta’di>l yang dikemukakan Ibn Hajar dapat diambil kesimpulan bahwa para periwayat hadis ini memiliki tingkat jarh} wa ta’di>l yang berbeda-beda. Abu> Da>wud s\iqah (tingkat III), wahb bin Baqiyyah al-Wa>siti berpredikat s\iqah (tingkat III ), Kha>lid bin ‘Abdullah berpredikat s\iqah s\abat (tingkat II ), Wa>s}il berpredikat s}adu>q (tingkat IV), Yah}ya> bin ‘Uqail berpredikat s}adu>q (tingkat IV), Yah}ya> bin Ya’mar berpredikat s\iqah (tingkat III), Abi> Murrah berpredikat s\iqah (tingkat III), Abi al-Aswad al-Duali> berpredikat s\iqah fad}l (tingkat III), dan Abi> Z}ar berpredikat s}ah}abi>. Dari data kualitas para perawi


(39)

158 di atas dapat disimpulkan bahwasanya sanad hadis ini berkualitas S}ah}i>h}.

d) Analisis Syuz\u>z\ dan ‘Illat

Sanad Abu Da>wud tidak memiliki syahid namun memiliki muta>bi’. Riwayat yang mendukung riwayat Abu> Da>wud adalah riwayatnya Muslim dan Ah}mad bin H}anbal. Mulai perawi pertama yakni Abi> z}ar hingga perawi ke-lima sama, mulai berbeda mulai perawi ke-enam hingga ke-masing-masng mukharrij. Melihat kondisi yang demikian bisa dikatakan hadis ini adalah hadis garib.

Hadis garib umumnya terbebas dari syuz\u>z\ (kejanggalan), ataupun ‘illat(cacat). Sehingga sangat kecil kemungkinannya bahwa sanad Abu> Da>wud mengandung syuz\u>z\ (kejanggalan), ataupun ‘illat(cacat). Karenanya, telah memenuhi syarat apabila sanad abu> da>wud ini terhindar dari syuz\u>z\, dan ‘illat.

e) Kesimpulan Sanad

Sebagian besar periwayat hadis dalam sanad Abu> Da>wud diatas bersifat s\iqah, sebagian rawi lain bersifat s}adu>q. Para ulama kritikus hadis tidak ada yang mencela para rawi dalam sanad Abu> Da>wud diatas. Sanadnya bersambung dari sumber hadis yakni Nabi Muh}ammad Saw, sampai kepada periwayat terakhir yakni Abu> Da>wud yang sekaligus sebagai Mukharrij al-h}adi>s\.


(40)

159 Hal ini berarti sanad hadis yang diteliti, hadis tentang keutamaan melaksanakan shalat Dhuha dua rakaat sama dengan sedekah yang diriwayatkan oleh Abu> Da>wud berkualitas S}ah}i>h} al-sanad.

b. Analisis matan

Redaksi matan hadis yang akan dianalisis:

ْنَع

َِِأ

ع لا يضرٍرَذ

ِنَع

ِِب لا

ىلَص

ُلا

ِْيَلَع

َملَسَو

َلاََ

:

ُحِبْصُي

ىَلَع

ِلُك

ىَم ََُس

ْنِم

ْمُكِدَحَأ

،ٌةَََدَص

لُكَف

ٍةَحيِبْسَت

،ٌةَََدَص

لُكَو

ٍةَديِمََْ

،ٌةَََدَص

لُكَو

ٍةَليِلْهَ ت

،ٌةَََدَص

لُكَو

ٍةَيِبْكَت

،ٌةَََدَص

ٌرْمَأَو

ِفوُرْعَمْلاِب

،ٌةَََدَص

ٌيْهَ نَو

ِنَع

ِرَكُْمْلا

،ٌةَََدَص

ُئِزَُُْو

ْنِم

َكِلَذ

ِْيَ تَعْكَر

اَمُهُعَكْرَ ي

َنِم

ىَحضلا

181 Artinya:

Dari Abu> z}arr R.a, dari Nabi Saw, beliau bersabda: "Setiap persendian salah seorang masing-masing kalian memiliki kewajiban sedekah setiap pagi, setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap amar ma'ruf nahyi mungkar adalah sedekah, dan semua itu dicukupkan oleh dua rakaat yang dilakukan di waktu

Dhuha."

Hadis diatas memerintahkan manusia untuk bersedekah atas setiap persendiannya setiap pagi. Setiap persendian dari tangan, kaki, kepala, dan semua persendian dari anggota tubuh kita harus disedekahi setiap paginya. Sedekah yang dimaksud dalam hadis bisa diartikan setiap amal kebaikan, karena dalam hadis dicontohkan bahwa setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah,

181„Abd al

-„Az}i>m al-Munz}iri>, al-Targi>b wa al-Tarhi>b, h. 169.Hadis tersebut merupakan


(41)

160 setiap takbir adalah sedekah, setiap amar ma'ruf nahi mungkar adalah sedekah. Oleh karena itu sangat rasional bila dalam hadis disebutkan bahwa kewajiban sedekah setiap pagi atas setiap persendian bisa digantikan dengan cukup dua rakaat yang dilakukan di waktu Dhuha. karena shalat merupakan amalan semua anggota badan. Jika seseorang mengerjakan shalat, maka setiap anggota badan menjalankan fungsinya masing-masing, disamping dalam shalat juga terkumpul berbagai kebaikan, mulai takbir, tasbih, tahmid, membaca surat al-qur’an, bershalawat kepada Nabi Saw, dan kebaikan lainnya. Hal ini bisa disimpulkan bahwa hadis diatas tidak bertentangan dengan akal.

Keutamaan bersedekah banyak terdapat dalam al-Qur’an, diantaranya terdapat dalam Q.S; Al-Baqarah:261

                                           Artinya:

perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.

Ayat di atas adalah ayat motivasi untuk bersedekah, karena Allah tidak tanggung-tanggung dalam memberikan balasan sedekah dari hambanya. Matan Hadis yang di analisis adalah masuk dalam kategori Targ}i>b, sehingga tatkala seseorang mengetahui bahwa shalat


(42)

161 dhuha memiliki keutamaan yang sama dengan sedekah, akan menjadikan seorang tersebut menjadi lebih giat dalam melaksanakan shalat dhuha. Karena Matan Hadis di atas tidak bertentangan dengan akal, dan tuntunan agama maka matan hadis di atas maqbu>l, dan bisa di jadikan pedoman dalam menjalankan shalat dhuha.

b. Jalur Buraidah riwayat Ah}mad bin H}anbal Berikut adalah redaksi hadisnya:

لاَ ةديرب نب لا دبع نثدح يسح نثدح ديز ا ث ِأ نثدح لا دبع ا ثدح

تعْ

نوتس ناسنإا ف : لوقي ملس و يلع لا ىلص لا لوسر تعْ لوقي ةديرب ِأ

يذلا نمف اولاَ ةَدص اه م لصفم لك نع قدصتي نا يلعف لصفم ةئام ثَثو

قيرطلا نع يح ت ءيشلا وأ اه فدت دجسما ف ةعاخ لا لاَ لا لوسر اي كلذ قيطي

ك ع ئزج ىحضلا اتعكرف ردقت ِ ناف

182

a. Analisis Sanad a) Biografi Perowi

i. Ah}mad bin H}anbal

i) Nama lengkap: Ah}mad bin Muh}ammad bin H}anbal bin Hila>l bin Asad al-Syaiba>ni>, kunyah beliau adalah Abu 'Abdullah al-Marwazi> (kemudian al-Bag}da>di>)183 . lahir tahun 164 H, dan Wafat tahun 241 H.

182Ah}mad bin h}anbal, Musnad Ah}mad bin h}anbal, Juz V, h.

354


(43)

162 ii) Guru beliau antara lain: Ibra>hi>m bin Kha>lid al-S}an'a>ni>, Ibra>hi>m bin Sa'd al-Zuhri>, Ibra>hi>m bin Syamma>s al-Samarqandi>, Ibra>hi>m bin Abi> al-'Abba>s al-Bag}da>di>, Ish}a>q bin Yu>suf al-Azraq, Isma>'i>l ibn 'Ulayyah, al-Aswad bin 'A>mir Sya>z}a>n.

iii)Murid beliau antara lain : al-Bukha>ri>, Muslim, Abu> Da>wud, Ibra>hi>m bin Ish}a>q H}arbi>, Ah}mad bin H}asan bin Junaidib al-Tirmiz}i>, Ah}mad bin al-H}asan bin 'Abd al-Jabba>r al-S}u>fi> al-Kabi>r, Ah}mad bin Abi> H}awa>ri>, Abu> Mas'u>d Ah}mad bin Fura>t al-Ra>zi>, Abu> Bakar Ah}mad bin Muh}ammad bin al-H}ajja>j al-Marru>z}i. iv) Komentar para kritikus hadis: Qutaibah menuturkan; sebaik-baik

penduduk pada zaman kita adalah Ibnu al- Mubarak, kemudian pemuda ini (Ah}mad bin H{anbal), dan apabila kamu melihat seseorang mencintai Ahmad, maka ketahuilah bahwa dia adalah pengikut sunnah. Sekiranya dia berbarengan dengan masa Al-}Sauri dan al-Auza'I serta Al-Lais\, niscaya Ah}mad akan lebih di dahulukan ketimbang mereka. Ketika ditanyakan kepada Qutaibah; apakah anda menggabungkan Ahmad dalam kategori Tabi'in? maka dia menjawab; bahkan Kibaru al-Tabi'in. dan dia berkata; 'kalau bukan karena Al-Tsauri, wara' akan sirnah. Dan kalau bukan karena Ahmad, dien akan mati.' Al-Syafi'I menuturkan; aku melihat seorang pemuda di Bag}}dad, apabila dia berkata; 'telah meriwayatkan kepada kami,' maka orang-orang semuanya berkata; 'dia benar'. Maka ditanyakanlah kepadanya;


(44)

163 'siapakah dia?' dia menjawab; Ah}mad bin H{anbal', Ali bin Al-Madini menuturkan; sesungghunya Allah memuliakan agama ini dengan perantaraan Abu Bakar pada saat timbul fitnah murtad, dan dengan perantaraan Ahmad bin Hambal pada saat fitnah Al qur`an makhluk', Abu 'Ubaidah menuturkan; 'ilmu kembali kepada empat orang' kemudian dia menyebutkan Ah}mad bin H{anbal, dan dia berkata; 'dia adalah orang yang paling fakih diantara mereka', Abu Ja'far An Nufaili menuturkan; 'Ah}mad bin H{anbal termasuk dari tokoh agama', Yah}ya> bin Ma'i>n menuturkan; 'Aku tidak pernah melihat seseorang yang meriwayatkan hadits karena Allah kecuali tiga orang; Ya'la bin 'Ubaid, Al-Qa'nabi, Ah}mad bin H{anbal', Ibrahim berkata; 'orang 'alim pada zamannya adalah Sa'id bin al-Musayyab, Sufyan al-S}aur di zamannya, Ah}mad bin H{anbal di zamannya', Ibnu bi H}a>tim menuturkan; 'Aku bertanya kepada ayahku tentang 'ali bin Al-Madini dan Ah}mad bin H{anbal, siapa diantara keduanya yang paling hafiz}?' maka ayahku menjawab; ' keduanya didalam hafalan saling mendekat, tetapi Ahmad adalah yang paling fakih', Imam Syafi'i masuk menemui Imam Ahmad dan berkata, ‚Engkau lebih tahu tentang hadits dan perawi-perawinya. Jika ada hadis s}ahih (yang engkau tahu), maka beri tahulah aku. Insya Allah, jika (perawinya) dari Kufah atau Syam, aku akan pergi mendatanginya jika memang s}ahih. Ini


(45)

164 menunjukkan kesempurnaan agama dan akal Imam Syafi'i karena mau mengembalikan ilmu kepada ahlinya184.

ii. Zaid

i) Nama lengkap : Zaid bin al-H}ubba>b bin al-Rayya>n, ada yang mengatakan Ibn Rauma>n Tami>mi>. kunyah beliau adalah Abu> al-H}usain al-Ku>fi>185. Wafat tahun 203 H.

ii) Guru beliau antara lain: Abi> Syaibah Ibra>hi>m bin 'Us\ma>n al-'Absi> al-Ku>fi>, Ibra>hi>m bin Na>fi' al-Maki>, Ibra>hi>m bin Yazi>d al-Khu>zi>, Ubay bin 'Abba>s bin Sahl bin Sa'd al-Sa>'adi>, Usa>mah bin Zaid bin Aslam, Usa>mah bin Zaid al-Lais\i, al-Ag}lab bin Tami>m, H}usain bin Wa>qid al-Marwazi>.

iii)Murid beliau antara lain: Ibra>hi>m bin Sa'i>d al-Jauhari>, Ibra>hi>m bin Ya'qu>b al-Ju>za>ni>, Ah}mad bin H}arb al-Maus}ili>, Ah}mad bin Sulaima>n al-Ruha>ni>, Ah}mad bin Sina>n al-Qat}t}a>n al-Wa>sit}i>, Abu> 'Ubaidah Ah}mad bin 'Abdullah bin Abi> al-Safar al-Ku>fi>, Ah}mad bin Muh}ammad bin H}anbal.

iv) Komentar para kritikus hadis: 'Us\ma>n bin Sa'i>d al-Da>rimi> dari Yah}ya> bin Ma>'i>n beliau menilai Zaid bin al-H}ubba>b adalah s\iqah, 'Ali> bin al-Madani dan Ah}mad bin 'Abdullah al-'Ijli> juga menilai Zaid bin al-H}ubba>b s\iqah, Abu> H}a>tim menilai (s}adu>q, dan s}a>lih}),

184

Jarh ta'dil ini dinukil dari biografi rawi imam 9 hadis, Lidwa pustaka


(46)

165 'Us\ma>n bin Abi> Syaibah menilai s\iqah186, Ibnu H}ajar al-‘Asqala>ni;

s}adu>q187.

iii. H}usain

i) Nama lengkap: al-H}usain bin Wa>qid al-Marwazi> abu> 'Abdullah Qa>d}i Marwa> al-Qurasyi>188. Wafat tahun 159 H.

ii) Guru beliau antara lain: Aufa> bin Dilham, Ayyu>b bin Abi> Tami>mah al-Sakhtiya>ni>, Ayyu>b bin Khu>t}, S\a>bit al-Buna>ni>, S\uma>mah bin 'Abdullah bin Anas bin Ma>lik, Rabi>' bin Anas al-Khura>sa>ni>, 'Abdullah bin Buraidah.

iii)Murid beliau antara lain: Zaid bin al-H}ubba>b, Sulaima>n al-A'masy, 'Abdullah bin Muba>rak, 'Ais bin 'Aqqa>r Marwazi>, 'Ali> bin al-H}asan bin Syaqi>q, 'Ali> bin al-H}usain bin Wa>qid, dst.

iv) Komentar para kritikus hadis: Abu> Bakar al-As\ram beliau berkata bahwa Ah}mad bin H}anbal menilai H}usain la> ba'sa bih, Abu> Bakar bin Abi> Khais\amah dari Yah}ya> bin Ma'i>n menilai H}usain s\iqah, Abu> Zur'ah menilai laisa bihi ba's, al-Nasa'i menilai laisa bihi ba's189, Ibnu H}ajar al-‘Asqala>ni>; s\iqah190.

iv. 'Abdullah bin Buraidah

186

Ibid, h. 45-46

187Al-Asqala>ni>, Taqri>b al-Tahz\i>b, h. 351

188Al-Mizi>, Tahz\i>b al-Kama>l fi> Asma>' al-Rija>l, Jilid VI, h. 491 189

Ibid, h. 493-495


(1)

296

'Amr bin Syu'aib al-Qurasyi>, Muh}ammad bin Syiha>b al-Zuhri>, Yah}ya> bin Abi Kas\i>r al[T}a>'i>, Yah{ya> bin Kas\i>r al-Ka>hili>.

iii. Murid beliau antar lain: Ayu>b bin al-Najja>r al-H{anafi>, al-Qa>sim bin al-H}akam al-'Arni>, Sa'i>d bin Sa>lim al-Ku>fi>, Sa'i>d bin Sulaima>n al-D{abbi>, Sa'i>d bin 'A>mir al-D{ab'i>, 'Umar bin Yu>nus al-H{anafi>, Yah}ya> bin Ish}a>q al-Bajili>, Bisyr bin al-Wali>d al-Kindi.

iv. Komentar para kritikus hadis: Abu> Ah}mad bin 'Adi> al-Jurja>ni>; Yarwi> Ah}a>di>s\ laisat bi Mah}fu>z\ah, Abu> al-Faraj ibn al-Jauzi>; D{a'i>f, Abu> Bakar Baihaqi>; D{a'i>f, Abu> H{a>tim Ra>zi>; Syaikh D{a'i>f al-H}adi>s\, Munkar al-H{adi>s\, al-Z{ahabi>; D\a'i>f g{airu wa.h}id, Yah}ya> bin ma'i>n; laisa bi syai'.

e) Yah{ya> bin Abi> Kas\i>r396

i. Nama lengkap: Yah}ya> bin Abi> Kas\i>r al-T{a>'i>. Nama kunyah beliau Abu> Nas}r. Wafat tahun 129 H.

ii. Guru beliau antara lain: Ibra>hi>m bin 'Abdullah bi Qa>riz}, Ish}a>q bin 'Abdullah bin Abi> T{alh}ah}, Anas bin Ma>lik, Ba>b bin 'Umair al-H{anafi>, Ba'jah bin 'Abdullah bin Badr al-Juhani>, S\a>bit bin Abi> Qata>dah al-Ans}a>ri>, Abi> Salamah bin 'Abd al-Rah}man bin 'Auf, . iii. Murid beliau antara lain: Aba>n bin Basyi>r al-Ma'lam, Aba>n bin

Yazi>d 'At}t}a>r, Ayu>b bin 'Utbah Qa>d}i> Yama>mah, Ayu>>b bin al-Sakhtiya>ni, Basyi>r bin Ra>fi' Abu> al-Asba>t}, Jari>r bin H{a>zim, dst.

396Syamsu al-Di>n Abu> 'Abdillah al-Z{ahabi, Si>r A'la>m al-Nubala>', (Beirut: Muassasah

al-Risa>lah, 1985), Juz VI, h. 27; Abu> Sa'i>d al-'Ala>'i, Ja>mi' al-Tah}s}i>l Fi> Ah}ka>mi al-Mara>si>l, (Beirut: 'A>lim al-Kutub, 1986), Juz I, h. 299


(2)

297

iv. Komentar para kritikus hadis: Abu> 'Abdullah al-H{a>kim; S\iqah, Ah}mad bin H}anbal; Min As\bat Na>s, Ah}mad bin 'Abdullah al-'Ijli>; S\iqah, Ibnu H{ajar al-'Asqala>ni; S\iqah s\abat.

f) Abi Salamah397

i. Nama lengkap: Abu> salamah bin 'Abd rah}man bin 'Auf al-Qurasyi> al-Zuhri> al-Madani>. Nama kunyah beliau adalah Abu> Salamah. Lahir tahun 22 H, wafat tahun 94 H.

ii. Guru beliau antara lain: Usa>mah bin Zaid, Anas bin Ma>lik, Bisr bin Sa'i>d, S\auba>n, Ja>bir bin 'Abdullah al-Ans}a>ri>, Ja'far bin 'Amr bin Unayah al-D{amari>, Abu> Hurairah.

iii. Murid beliau antara lain; Iama>'i>l bin Umayah, Aswad bin al-'Ala>' bin Ja>riyah al-S\aqafi>, Bukair bin 'Abdullah bin al-Asyaj, S\uma>mah bin Kila>b, Ja'far bin Rabi>'ah, Yah}ya> bin Abi> Kas\i>r. iv. Komentar para kritikus hadis: Muh}ammad bin Sa'd; S\iqah, Abu>

Zur'ah; S\iqah Ima>mah, Ah}mad bin 'Abdullah al-'Ijli>; S\iqah, Ibnu H{ajar al-'Asqala>ni>; S\iqah Muks\i>r.

g) Abu> Hurairah398

i. Nama Lengkap: 'Abd al-Rahman bin Sakhr. Beliau masyhur dengan nama Abu> Hurairah al-Du>si> al-Yamani>.Wafat tahun 57 H.

397Al-Mizi>, Tahz\i>b al-Kama>l fi> Asma>' al-Rija>l, Juz VI, h. 109

398Syamsu al-Di>n Abu> 'Abdillah al-Z{ahabi>, Ta>ri>kh al-Isla>m wa Wa>fayat al-Masya>hi>r wa


(3)

298

ii. Guru beliau antara lain: Nabi Saw, Ubay bin Ka'b, Usa>mah bin Zaid bin H{a>ris\ah, Bas}rah bin Abi> Bas}rah G{ifa>ri>, 'Umar bin al-Khat}t}a>b, dst.

iii. Murid beliau antara lain: Ibra>hi>m bin Isma>'i>l, Ibra>hi>m bin 'Abdullah bin H{unain, Ibra>hi>m bin 'Abdullah bin Qa>riz}}, Ish}a>q bin 'Abdullah , al-Aswad bin Hila>l al-Mah}a>ribi>, al-Ag}ar Abu> Muslim. iv. Komentar para kritikus hadis: Abu> H{a>tim; Z{ikruhu fi S\iqa>t,

al-Mizi; S{a>h}ib Rasu>lullah, Ibnu H{ajar al-'Asqala>ni; S{ah}abi> Jali>l. 2) Ittis}a>l al-Sanad

Dalam sanad hadis di atas, ada tiga lafaz yang digunakan dalam tah}ammul wa al-ada>', yakni h}addas\ana>, na>, dan ‘an . Al-T{abra>ni menggunakan lafaz h}addas\ana>. Lafaz ini menunjukkan bahwa periwayat menerima hadis dengan cara al-sama>’ (mendengarkan hadis dari gurunya). Dengan demikian, ada pertemuan langsung antara al- Al-T{abra>ni dengan gurunya yaitu Muh}ammad bin al-Nad}r al-Azdi. Hal ini menunjukkan bahwa dari segi tah}ammul wa al-ada>', periwayat tersebut terjadi pertemuan. Periwayat yang selanjutnya adalah Muh}ammad bin al-Nad}r al-Azdi, dan Bisyr bin al-Wali>d menggunakan lafaz Na>, Lafaz ini menunjukkan bahwa kedua periwayat tersebut menerima hadis dengan cara al-sama>’

(mendengarkan hadis dari gurunya). Periwayat selanjutnya adalah Sulaima>n bin Da>wud al-Yama>mi>, Yah}ya> bin Abi> Kas\i>r, Abi> salamah. Mereka menggunakan lafaz ‘an. Penggunaan ‘an disini ada indikasi


(4)

299

keterputusan sanad, karena tidak semua perawi menyebutkan hubungan guru dan murid. Periwayat selanjutnya adalah Abi> Hurairah, beliau adalah sahabat Nabi saw, sehingga tidak diragukan keadilannya. Tidak ada seorang kritikus hadis yang mencela pribadinya dalam menyampaikan hadis. Lambang tah}ammul wa

al-ada>’ yang beliau gunakan adalah qa>la. Kata qa>la merupakan salah satu bentuk berita yang menunjukkan bahwa hadis yang disampaikan Nabi Saw dengan cara al-sama’399. Selain itu, berdasarkan data

tari>kh al-ruwa>t di atas dengan memperhatikan tahun kelahiran dan kematian para perawi juga dapat diketahui apakah mereka itu sezaman, dan ada kemungkinan bertemu atau tidak. Al-T{abra>ni wafat tahun 360 H, sudah pasti sezaman dan bertemu langsung dengan Muh}ammad bin al-Nad}r al-Azdi> yang wafat tahun 291 H. Muh}ammad bin al-Nad}r al-Azdi wafat tahun 291 H, sementara gurunya yakni Bisyr bin al-Wali>d wafat tahun 238 H, ada kemungkinan keduanya untuk saling bertemu karena mereka sezaman. Sulaima>n bin Da>wud al-Yama>mi tidak diketahui tahun kelahiran maupun tahun wafatnya, Namun berdasar data dari tarikh al-ruwa>t beliau memiliki murid yang bernama Bisyr, sehingga sanadnya bersambung. Yah}ya> bin Abi> Kas\i>r wafat tahun 129 H, Abu salamah wafat tahun 94 H, Keduanya sezaman. Abu Hurairah wafat tahun 57 H, Yah}ya> bin Abi> Kas\i>r ada kemungkinan bertemu dengan Abu> Hurairah karena sezaman.


(5)

300

Dari semua unsur ittisal al-sanad di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa hadis di atas termasuk hadis marfu>’ dengan sanad yang muttas}il karena berdasarka data tari>kh al-ruwa>t disebutkan bahwa para periwayat dari hadis ini ada hubungan guru murid. Selain itu, dilihat dari tahun kelahiran dan tahun wafatnya mereka hidup sezaman.

3) Kualitas Perawi

Para periwayat hadis ini memiliki tingkat jarh} wa ta’di>l yang berbeda-beda. Al-tirmiz}I tidak dikomentari oleh ibnu h}ajar, namun tidak ada kritikus hadis yang mencela pribadinya dalam meriwayatkan hadis, Muh}ammad bin al-Nad}r al-Azdi berpredikat S\iqah H{afiz} (tingkat III ), Bisyr bin Wali>d berpredikat Munkar al-H{adi>s\ , Sulaima>n bin Da>wud al-Yama>mi berpredikat d}a’i>f, Yah}ya> bin Abi> Kas\i>r berpredikat s\iqah s\abat (tingkat II), Abi> salamah berpredikat s\iqah Muks\i>r (tingkat III ), Abu> Hurairah berpredikat s}ah}abi> jali>l.

Dari data kualitas para perawi di atas dapat disimpulkan bahwasanya sanad hadis ini berkualitas d}a’i>f karena ada periwayat di Jarh yakni Bisyr bin al-Wali>d, dan Sulaima>n bin Da>wud al-Yama>mi>. Ulama kritikus hadis menilai keduanya dengan predikat D{a’i>f, Selain

itu tidak ditemukan para kritikus hadis yang menilai mereka s\iqah. 4) Analisis Syuz\u>z\ dan ‘Illat


(6)

301

Syuz\u>z\ menurut al-Sya>fi’i> adalah hadis yang diriwayatkan oleh

orang yang s\iqah, tetapi riwayatnya bertentangan dengan riwayat yang dikemukakan oleh banyak periwayat yang juga s\iqah. Bertolak dari pengertian di atas maka syaz\ dan ‘illat pada sanad hadis ini tidak perlu diteliti karena di dalam sanad hadis ini ada perawi yang berkualitas lemah.

5) Kesimpulan Sanad

Hadis keutamaan shalat Dhuha yakni merutinkan shalat Dhuha maka masuk surga lewat pintu yang bernama dhuha riwayat

al-T{abra>ni adalah D{a’i>f al-Sanad. b. Analisis Matan

Analisis matan tidak di lakukan karena kualitas hadis keutamaan shalat dhuha; masuk surge lewat pintu yang bernama dhuha riwayat al-T{abra>ni di atas adalah D{a’i>f al-sanad.


Dokumen yang terkait

MENGUJI AUTENTISITAS HADIS-HADIS TENTANG SHALAT DHUHA (Kajian Terhadap Kitab Al-Targib Wa Al-Tarhib) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 15

MENGUJI AUTENTISITAS HADIS-HADIS TENTANG SHALAT DHUHA (Kajian Terhadap Kitab Al-Targib Wa Al-Tarhib) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 9

MENGUJI AUTENTISITAS HADIS-HADIS TENTANG SHALAT DHUHA (Kajian Terhadap Kitab Al-Targib Wa Al-Tarhib) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 95

MENGUJI AUTENTISITAS HADIS-HADIS TENTANG SHALAT DHUHA (Kajian Terhadap Kitab Al-Targib Wa Al-Tarhib) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 7

MENGUJI AUTENTISITAS HADIS-HADIS TENTANG SHALAT DHUHA (Kajian Terhadap Kitab Al-Targib Wa Al-Tarhib) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

MENGUJI AUTENTISITAS HADIS-HADIS TENTANG PENGAMALAN PUASA RAJAB(KAJIAN TERHADAP SANAD DAN MATAN) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 5

MENGUJI AUTENTISITAS HADIS-HADIS TENTANG PENGAMALAN PUASA RAJAB(KAJIAN TERHADAP SANAD DAN MATAN) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 3

MENGUJI AUTENTISITAS HADIS-HADIS TENTANG PENGAMALAN PUASA RAJAB(KAJIAN TERHADAP SANAD DAN MATAN) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 54

MENGUJI AUTENTISITAS HADIS-HADIS TENTANG PENGAMALAN PUASA RAJAB(KAJIAN TERHADAP SANAD DAN MATAN) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 22

MENGUJI AUTENTISITAS HADIS-HADIS TENTANG PENGAMALAN PUASA RAJAB(KAJIAN TERHADAP SANAD DAN MATAN) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 39