Analisis Yuridis Terhadap Putusan Pengadilan Agama Gresik No. 0181/Pdt.G/2013/PA.Gs Tentang Cerai Talak Karena Adanya Pria Idaman Lain (PIL).

ANALISIS YURIDIS
TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA GRESIK
NO. 0181/Pdt.G/2013/PA.Gs
TENTANG
CERAI TALAK KARENA ADANYA PRIA IDAMAN LAIN (PIL)

SKRIPSI

Oleh
Abdul Malik
NIM. C01211003

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syariah dan hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Keluarga Islam
Surabaya
2015

ANALISIS YURIDIS
TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA GRESIK

NO. 0181/Pdt.G/2013/PA.Gs
TENTANG
CERAI TALAK KARENA ADANYA PRIA IDAMAN LAIN (PIL)

SKRIPSI
Diajukan Kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu
Ilmu Syari’ah dan Hukum

Oleh
Abdul Malik
NIM. C01211003

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syariah dan hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Keluarga Islam
Surabaya

2015

i

ABSTRAK
Skripsi ini adalah hasil penelitian dengan judul “Analisis Yuridis Terhadap
Putusan Pengadilan Agama Gresik No. 0181/Pdt.G/2013/PA.Gs Tentang Cerai Talak
Karena Adanya Pria Idaman Lain (PIL)”. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab
dua pertanyaan yaitu, 1. Apa dasar dan pertimbangan hukum atas putusan
Pengadilan Agama Gresik No. 0181/Pdt.G/2013/PA.Gs tentang cerai talak karena
adanya pria idaman lain? Dan 2. Bagaimana analisis yuridis terhadap dasar dan
pertimbangan hukum Pengadilan Agama Gresik dalam putusan perkara No.
0181/Pdt.G/2013/PA.Gs tentang cerai talak karena adanya pria idaman lain serta?.
Data penelitian dihimpun dengan menggunakan teknik studi dokumenter yaitu
mengumpulkan data dan informasi dari putusan, buku sekunder, artikel dan UndangUndang dan sebagai pengayaan data dilakukan tehnik wawancara.
Selanjutnya data yang telah dihimpun dianalisis menggunakan metode
deduktif analisis yaitu menilai putusan di Pengadilan Agama Gresik yang
berkaitan dengan cerai talak karena adanya pria idaman lain (PIL) untuk
memperoleh kesimpulan.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa pertama, dasar pertimbangan hukum

hakim
terhadap
putusan
perkara
Pengadilan
Agama
Gresik
No.
0181/Pdt.G/2013/PA.Gs tentang cerai talak karena adanya pria idaman lain adalah
dalam memutus perkara tersebut hakim melihat bukan karena pria idaman lain,
melainkan melihat dari percekcokan antara Pemohon dan termohon tersebut. Hal ini
sesuai dengan Pasal19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, jo Pasal
116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam. Selama persidangan, Termohon tidak pernah
hadir dalam persidangan walaupun telah berkali-kali dipanggil secara patut.
Sehingga hakim memutus perkara verstek sesuai dengan pasal125 ayat (1) HIR.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang telah ada selama dalam persidangan,
dari keterangan pemohon dan dari keterangan saksi-saksi yang dipandang telah
memenuhi alasan dapat terjadinya perceraian sebagaimana ditentukan dalam Pasal
19 huruf (f) Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975, jo Pasal 116 huruf (f)
Kompilasi Hukum Islam, maka majelis hakim mengambil ketentuan Pasal 39 ayat 2

Undang-undang No. 1 Tahun 1974 jo. Pasal 70 ayat 1 Undang-undang No. 7 Tahun
1989.
Karena itu, skripsi yang disusun penulis yang dengan tema cerai talak karena
adanya pria idaman lain ini sebagai acuan kepada seluruh masyarakat khususnya
pada penulis dan suami istri agar lebih bisa terbuka satu sama lain untuk mengindari
perselingkuhan diantara keduanya dan khususnya kepada penulis sendiri.

v
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI
COVER DALAM………………………………………………………………..

I

PERNYATAAN KEASLIAN…………………………………………………...

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………………….


iii

PENGESAHAN…………………………………………………………………

iv

ABSTRAK………………………………………………………………………

v

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..

vi

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….

ix

DAFTAR TRANSLITERASI…………………………………………………...


xii

BAB I

PENDAHULUAN ………………………………………………

1

A. Latar Belakang Masalah…………………………………….

1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah…………………………...

7

C. Rumusan Masalah…………………………………………...

9


D. Kajian Pustaka……………………………………………....

10

E. Tujuan Penelitian……………………………………………

12

F. Kegunaan Hasil Penelitian…………………………………..

12

G. Definisi Operasional…………………………………………

12

H. Metode Penelitian…………………………………………...

13


I. Sistematika Pembahasan…………………………………….

17

ix
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II

PERCERAIAN

MENURUT

HUKUM

POSITIF

DAN


KOMPILASI HUKUM ISLAM (KHI) ………………………....

20

A. Perceraian Menurut Hukum Positif…………………………

20

1. Pengertian dan dasar Peceraian……………….................

20

2. Macam-macam dan Alasan Perceraian………………….

22

3. Akibat Perceraian……………………………………......

24


B. Perceraian Menurut Kompilasi Hukum Islam (KHI)………..

25

1. Pengertian dan Dasar Perceraian………………………..

25

2. Macam-macam dan Alasan Perceraian………………….

29

3. Akibat Perceraian………………………………………..

37

C. Hikmah Perceraian dalam Hukum Positif dan Kompilasi
Hukum Islam (KHI)…………………………………………
BAB III


CERAI

TALAK

DALAM

0181/Pdt.G/2013/PA.Gs

DI

PUTUSAN

PENGADILAN

40

NO.
AGAMA

GRESIK…………………………………………………………

42

A. Selayang Pandang Pengadilan Agama Gresik..……………..

42

B. Kronologi Perkawinan Antara Pemohon dan Termohon……

49

C. Kronologi perselingkuhan Termohon……………………….

50

D. Pertimbangan

Hukum

Dalam

Putusan

No.

0181/Pdt.G/2013/PA.Gs……………………………………..

52

x
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB IV

CERAI TALAK DALAM PERSPEKTIF YURIDIS DALAM

58

PUTUSAN PERKARA NO. 0181/Pdt.G/2013/PA.Gs ...............
A. Dasar dan Pertimbangan Hukum dalam Putusan Perkara
No. 0181/Pdt.G/2013/PA.Gs……………….………………..
B. Dasar

dan

Pertimbangan

Hukum

dalam

58

Perspektif

Yuridis……………………………………………………….

60

PENUTUP ………………………………………………............

65

A. Kesimpulan ………………………………………………….

65

B. Saran ………………………………………………………...

67

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..

68

LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………………...

71

BAB V

1. Biodata Penulis
2. Kartu Konsultasi Skripsi
3. Surat Izin Riset
4. Surat Tugas
5. Surat Pernyataan Wawancara
6. Hasil Wawancara Dengan Hakim
7. Putusan Pengadilan Agama Gresik No. 0181/Pdt.G/2013/PA.Gs

xi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Perkawinanmerupakan ikatan suci dari dua insan yang saling mencintai
dan mengharapkan kebahagiaan yang kekal dalam menjalani kehidupan
rumah tangganya. Namun, dalam menjalankannya sangatlah tidak mudah,
karena dalam membangun rumah tangga akan banyak ujian dan cobaan yang
menghalangi terwujudnya keluarga yang kekal dan bahagia.
Perkawinan atau pernikahan dalam literatur bahasa Arab disebut
dengan dua kata yaitu nika>h{dan zawa>j. kedua kata ini yang terpakai dalam
kehidupan sehari-hari orang Arab dan banyak tedapat dalam al-Quran dan
Hadis Nabi. Kata na-ka-h}abanyak terdapat dalam al-Quran dengan arti
kawin, seperti dalam surat al-Nisa’ ayat 3 yaitu:


Artinya : “Dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap (hakhak) perempuan yang yatim (bilamana kamu menikahinya), Maka
kawinilah prmpuan-perempuan (lain) yang kamu senangi : dua, tiga
atau empat. kemudian jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku
adil, Maka (kawinilah) seorang saja atau budak-budak yang kamu

1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat
aniaya.” 1
Demikian pula banyak kata za-wa-ja dalam al-Quran yang berarti nikah,
seperti pada surat al-Ahzab ayat 37 yaitu :2





Artinya: “dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah
telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah
memberi nikmat kepadanya: "Tahanlah terus isterimu dan
bertakwalah kepada Allah", sedang kamu Menyembunyikan di
dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu
takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk
kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan
terhadap Istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan
dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk
(mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anakanak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada
isterinya.dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi” 3
Perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang laki-laki
dengan seorang perempuan sebagai suami istri dengan tujuan membentuk
keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan

1

Kementerian Agama R.I., Mus}af Al-Qur’an dan Terjemahannya , (Jakarta: PT. Lentera Jaya Abadi,
2011),78.
2
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia Antara Fiqh Munakaha>t dan Undangundang Perkawinan,Ed. 1, Cet. Ke-2, (Jakarta: Prenada Media, 2006),.35.
3
Kementerian Agama R.I., Mus{af Al-Qur’an dan Terjemahannya , (Jakarta: PT. Lentera Jaya Abadi,
2011),424.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

Yang Maha Esa.4Sedangkan perkawinan menurut hukum Islam, yaitu akad
yang sangat kuat untuk menaati perintah Allah dan melaksanakannya
merupakan ibadah.5
Berbicara tentang perkawinan, lebih menarik jika melihat definisi yang
diberikan oleh Tahir Mahmood yang mendefinisikan perkawinan sebagai
ikatan lahir dan batin antara seorang laki-laki dan perempuan masing-masing
menjadi suami dan istri dalam sinaran Ilahi. Lebih jelas Ia mengatakan:

“Marriage is a relationship of body and soul between a man and a woman as
husband and wife for the purpose of estabilishing a happy and lasting family
founded on belief in Good Almighthy” 6
Dalam Undang-undang Hukum Perdata juga dinyatakan bahwa
Undang-undang memandang soal perkawinan hanya dalam hubunganhubungan perdata.7Dari sini dapat dipahami bahwa pasal tersebut menganut
sistem terbuka, meskipun kemudian didalam pelaksanaannya perumusan
mengenai perkawinan itu sendiri dicari dari doktrin atau ilmu pengetahuan.
Pengertian itu lalu dikemukakan sebagai berikut: “Perkawinan adalah sah
antara sorang laki-laki dan sorang perempuan untuk waktu yang lama”, dan

4

Undang-undang Pokok Perkawinan no. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Cet. 5, Pasal 1, (Jakarta:
Sinar Grafika, 2004), 1.
5
Direktorat Pembinaan Peradilan Agama R.I, Kompilasi Hukum Islam, Pasal 2, (Jakarta: Direktorat
Pembinaan Peradilan Agama, 1992),219.
6
Tahir Mahmood, Personal Law In Islamic Countries, (New Delhi: Academy Of Law An Religion,
1987), 209.
7
R. Subekti, dan R. Tjitro Sudibio. Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Pasal. 6,(Jakarta: Pradnya
Paramita, 1999), 8.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

sahnya pertalian itu ditentukan oleh persyaratan-persyaratan yang tersebut
dalam peraturan hukum perdata.8
Dalam pandangan Islam, perkawinan itu bukanlah hanya urusan perdata
semata, bukan pula sekedar urusan keluarga dan masalah budaya, tetapi
masalah dan peristiwa agama, oleh karena itu perkawinan itu dilakukan
untuk memenuhi sunnah Allah dan sunnah Nabi dan dilaksanakan sesuai
dengan petunjuk Allah dan petunjuk Nabi. Disamping itu, perkawinan juga
bukan untuk mendapatkan ketenangan hidup sesaat, tetapi untuk selama
hidup.Oleh karena itu, seseorang mesti menentukan pilihan pasangan
hidupnya secara hati-hati dan dilihat dari berbagai segi.9
Suami istri harus bisa menjaga keharmonisan hubungan rumah tangga
dengan saling memberikan kasih sayang dan saling mengerti satu sama lain
untuk bisa menjaga keharmonisan rumah tangga tersebut. Apabila salah satu
diketahui menjalin hubungan dengan orang lain, maka salah satu dari mereka
harus memberikan teguran atas tingkah lakunya tersebut yang menjalin
dengan orang lain.
Islam memberikan jalan keluar ketika suami-istri yang tidak dapat lagi
meneruskan perrkawinan, dalam arti ketidak cocokan pandangan hidup dan
perselisihan rumah tangga yang tidak bias didamaikan lagi, maka diberikan
8

Ahmad Kuzari, Nikah Sebagai Perikatan, Cet.13, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995), Lihat
juga Bakri A. Rahman dan Ahmad Sukarja, Hukum Perkawinan Menurut Undang-undang Perkawinan
dan Hukum Perdata/BW, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1981), 14.
9
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia…, 48.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

jalan keluar yang dalam istilah fikih disebut dengan talak (perceraian).
Agama Islam membolehkan suami-istri bercerai, tentunya dengan alasanalasan tertentu walaupun perceraian tersebut dibenci Allah.
Meskipun tidak terdapat dalam al-Qur’an ayat-ayat yang menyuruh
atau melarang eksistensi perceraian itu; sedangkan untuk perkawinan
ditemukan beberapa ayat yang menyuruh melakukannya.Walaupun banyak
ayat al-Qur’an yang mengatur talak, namun isinya hanya sekedar mengatur
bila talak mesti terjadi, meskipun dalam bentuk suruhan atau larangan.10
Masalah talak menjadi hak pihak suami oleh para ulama telah
disepakati, karena khit}a>b atau pelaku kata t}alaqa dalam ayat al-Quran selalu
laki-laki, jadi pelaku hukum talak pun tentu pihak suami. Hak talak ini dapat
ini dapat digunakan untuk menjadi jalan keluar bagi kesulitan yang dihadapi
suami dalam melangsungkan situasi rukun damai alam kehidupan rumah
tangga.Rumah tangga yang dibangun melalui akad nika>h} harus dilandasi
dengan rasa cinta kasih antara dua belah pihak, sehingga apabila rasa cinta
menjadi tidak ada diantara mereka dan sulit dipulihkan, tetapi yang ada
kemudian hanya benci membenci, terbukalah pintu yang memberi hak talak
kepada suami.11
Perceraian merupakan solusi terakhir yang dapat ditempuh oleh suamiistri dalam mengakhiri ikatan perkawinan setelah sebelumnya mengadakan
10
11

Ibid.,200.
Ahmad Kuzari, Nikah Sebagai Perikatan…, 118-119.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

upaya perdamaian secara maksimal. Perceraian dapat dilakukan atas
kehendak suami atau permintaan istri kepada suami untuk menceraikan
dirinya yang disebut cerai talak..
Perselisihan antara suami-istri memang sering terjadi, namun dibalik
perselisihan pasti ada yang menyebabkan perselisihan itu terjadi.Masalah
termohon atau pemohon yang tidak mampu dan mencukupi kebutuhan
layaknya suami-istri.
Walaupun talak itu dibenci terjadi dalam suatu rumah tangga, namun
sebagai jalan terakhir bagi kehidupan rumah tangga dalam keadaan tertentu
boleh dilakukan.12
Dalam kasus yang ada dalam pengadilan agama Gresik yaitu
bahwasanya rumah tangga pemohon dan termohon telah terbina selama 11
tahun dan telah dikaruniani 2 anak, termohon seringkali menolak jika
pemohon mengajak hubungan badan dengan alasan capek, pemohon telah
mengetahui bahwa termohon berselingkuh dengan laki-laki lain yang
merupakan teman kerjanya, dan selalu terjadi perselisihan antara keduanya
yang

diakibatkan

tingkah

laku

dari

termohonyang

telah

dilarang

berhubungan dengan laki-laki tersebut namun termohon tetap melakukannya,
sehingga pemohon mengajukan permohonannya kepada Pengadilan Agama
Gresik untuk menceraikan istrinya atas dasar alasan istrinya tidak mampu

12

Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia…, 201.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

dan mencukupi kebutuhan yang layak kepada pemohon dan diketahui telah
menjalin hubungan dengan laki-laki lain.
Dalam kerangka inilah penulis tertarik untuk melakukan penelitian
terhadap

pertimbangan

hakim

dalam

putusan

perkara

Nomor

:

0181/Pdt.G/2013/PA.Gs. dan pada skripsi ini penulis mengangkat judul
“Analisis Yuridis Terhadap Putusan Pengadilan Agama Gresik NO.
0181/Pdt.G/2013/PA.Gs Tentang Cerai Talak Karena Adanya Pria Idaman
Lain (PIL)”.Dengan harapan bahwa skripsi ini dapat bermanfaat dan sedikit
menyumbangkan keterangan mengenai perselisihan antara suami istri akibat
istri telah memiliki hubungan dengan laki-laki lain.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut, penulis mengidentifikasi
mengenai pelaksanaan putusan cerai talak yang dikarenakan istri
mempunyai pria idaman lain (PIL) dalam praktek di Pengadilan Agama
Gresik pada Tahun 2013. Penulis membatasi masalahdan memfokuskan
pada beberapa permasalahan antara lain:
a. Pengertian perkawinan
b. Perkawinan menurut Undang-Undang
c. Perkawinan menurut Hukum Islam
d. Pengertian perceraian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

e. Faktor-faktor penyebab perceraian
f. Akibat yang ditimbulkan apabila terjadinya perceraian
g. Analisis yuridis
h. Tinjauan hukum positif dan hukum Islam tentang perceraian
i. Pelaksanaan putusan
2. Batasan Masalah
Sesuai latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan
di atas, maka untuk memperdalam pembahasan, dibatasi masalah tentang
bagaimana perkara yang terjadi di Pengadilan Agama Gresik Nomor
0181/Pdt.G/2013/PA.Gs .
a. Dasar dan pertimbangan hukum dalam memutus perkara nomor
0181/Pdt.G/2013/PA.Gs di Penngadilan Agama Gresik.
b. Analisis yuridis terhadap dasar dan pertimbangan hukum dalam
memutus

perkara

dengan

Nomor

0181/Pdt.G/2013/PA.Gs

di

Pengadilan Agama Gresik.
C. Rumusan Masalah
Dalam kehidupan rumah tangga antara suami-istri seharusnya saling
melengkapi satu sama lain dan memenuhi kebutuhan lahir maupun batin,
namun ketika semua yang diharapkan tidak juga tercapai dalam kehidupan
rumah tangga tersebut dapat timbul perkara yang sebenarnya tidak
dikehendaki yakni adanya orang ketiga antara keduanya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

1. Bagaimana dasar dan pertimbanganhukum atas putusan Pengadilan
Agama Gresik No. 0181/Pdt.G/2013/ PA.Gs tentang cerai talak karena
adanya pria idaman lain?
2. Bagaimana analisis yuridis terhadap dasar dan pertimbangan hukum
Pengadilan

Agama

Gresik

dalam

putusan

perkara

No.

0181/Pdt.G/2013/PA.Gs tentang cerai talak karena adanya pria idaman
lain?
D. Kajian Pustaka
Untuk menentukan arah pembahasan dalam skripsi ini, penulis
menelaah literatur yang pembahasanya menyerupai judul yang akan penulis
kemukakan dalam penulisan skripsi ini, antara lain:
1. Analisis Hukum Islam Terhadap Putusan Pengadilan Agama Malang No.
1106/Pdt. G/2011/PA.Mlg. Tentang Perceraian Karena Suami Waria.13
Dari judul skripsi yang diangkat oleh M. Lutfi Afandi tersebut dijelaskan
bahwa perceraian yang terjadi disebabkan karena istri/pnggugat kecewa
dengan suaminya/tegugat karena mempunyai kelainan, yaitu suami
mengaku sebagai waria, sehingga dalam berhubungan suami istri tidak
terpenuhi layaknya suami istri pada umumnya. Dalam skripsi tersebut
berfokus pada perkara bahwa suami/termohon mempunyai wanita idaman

13

M. Lutfi Afandi, Analisis Hukum Islam Terhadap Putusan Pengadilan Agama Malang No. 1106/Pdt.
G/2011/PA.Mlg.Tentang Perceraian Karena Suami Waria, Skripsi UIN Sunan Ampel Surabaya, AS,

2006.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

lain yang berakibat pada jatuhnya gugatan istri kepada suaminya melalui
Pengadilan Agama.
2. Analisis Hukum Islam Terhadap Putusan Pengadilan Agama Malang No.
2193/Pdt. G/2012/PA.Mlg. Tentang Cerai Gugat Karena Tuntutan
Nafkah.14Dalam skipsi tersebut dijelaskan bahwa pokok perkara yang
diangkat adalah istri keberatan dengan suaminya karena tidak mampu
mencukupi nafkah yang harusnya diberikan seorang suami kepada
istrinya. Dalam skripsi ini bahwa suami/termohon mempunyai perempuan
simpanan atau Wanita Idaman Lain (WIL) setelah adanya ikatan
perkawinan dengan istri/pemohon.
3. Cerai Gugat Karena Istri Selingkuh Dalam Putusan Perkara Nomor :
603/Pdt.G/2009/PA.Mlg. (Analisis Dengan Pendekatan Maqa>sid alShari’ah).15 Dalam skripsi tersebut dijelaskan bahwa putusan hakim
dalam memutuskan tentang kasus perkara pada putusan Nomor :
603/Pdt.G/2009/PA.Mlg. hukumnya boleh dan tidak bertentangan dengan

Maqa>sid ash-Sha>ri’ah dan sudah sesuai dengan Maqa>sid ash-Sha>ri’ah.
Sedangkan dalam skripsi ini yang berjudul “Analisis Yuridis Terhadap
Putusan Pengadilan Agama Gresik NO. 0181/Pdt.G/2013/PA.Gs Tentang

14

Hulaifatul Hamimah, Analisis Hukum Islam Terhadap Putusan Pengadilan Agama Malang No.
2193/Pdt. G/2012/PA.Mlg. Tentang Cerai Gugat Karena Tuntutan Nafkah, Skripsi UIN Sunan Ampel
Surabaya, 2013.
15
Mokhamad Hasan Basri, Cerai Gugat Karena Istri Selingkuh Dalam Putusan Perkara Nomor :
603/Pdt.G/2009/PA.Mlg. (Analisis Dengan Pendekatan Maqa>sid al-Shari’ah), Skripsi UIN Sunan
Ampel Surabaya, AS, 2014.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

Cerai Talak Karena Adanya Pria Idaman Lain (PIL)” menekankan pada
pertimbangan hukum hakim dalam memutus perkara cerai talak yang
diakibatkan istri mempunyai pria idaman lain (PIL).
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi dasar dan pertimbanganhukum
dalam

memutus

perkara

di

Pengadilan

Agama

Gresik

No.

0181/Pdt.G/2013/ PA.Gs tentang cerai talak karena adanya pria idaman
lain (PIL).
2. Untuk

mengetahui

analisis

yuridis

terhadap

dasar

dan

pertimbanganhukum hakim dalam putusan perkara No. 0181/Pdt.G/2013/
PA.Gs tentang cerai talak karena adanya pria idaman lain (PIL).
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat, yaitu :
Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna bagi
pengembangan khasanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang
perceraian (cerai talak) di Peradilan Agama (Hukum Perkawinan).
Manfaat Praktis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat
luas yang bermaksud mengetahui seluk beluk pelaksanaan putusan cerai
talak yang dikarenakan adanya pria idaman lain (PIL).Sehingga menjadi
bahan pertimbangan bagi masyarakat untuk menelaah dan mengkaji
lebih jauh terhadap masalah tersebut.
G. Definisi Operasional
Analisis Yuridis

: Penelitian

menganalisis

masalah dengan

ketentuan hukum positif di Indonesia dengan
menganalisa

secara

Undang-Undang

dan

ketentuan yang berlaku di Indonesia yang
meliputi Undang-Undang No. 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan, Jo PP No. 9 Tahun 1975,
Undang-Undang No. 7 Tahun 1989, Jo UndangUndang No 3 Tahun 2006 dan Kompilasi
Hukum Islam (KHI).
Cerai Talak

: memutus ikatan perkawinan dengan istri di
depan majelis hakimPengadilan Agama Gresik.

Pria Idaman Lain (PIL)

: Seorang laki-laki yang menjadi simpanan atau
selingkuhan istri saat masih ada ikatan suami
istri yang mengakibatkan kehancuran rumah
tangga.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

H. Metode Penelitian
Untuk dapat menyelesaikan skripsi ini, menggunakan metode sebagai
berikut:
1. Data yang Dikumpulkan
Dengan adanya penelitian ini maka data yang diperlukan adalah:
a. Data tentang duduk perkara putusan No. 0181/Pdt.G/2013/PA.Gs
tentang cerai talak karena adanya pria idaman lain (PIL) di
Pengadilan Agama Gresik.
b. Data laporan pertimbangan hukum tentang putusan hakim perkara
No. 0181/Pdt.G/2013/PA.Gs tentang cerai talak karena adanya pria
idaman lain (PIL) di Pengadilan Agama Gresik.
c. Data tentang dasar hukum di Pengadilan Agama Gresik atas perkara
putusan No. 0181/Pdt.G/2013/PA.Gs tentang cerai talak karena
adanya Pria Idaman Lain (PIL) di Pengadilan Agama Gresik.
d. Data yang terkait tentang macam-macam alasan perceraian yang ada
di Pengadilan Agama Gresik.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

2. Sumber Data
a. Sumber Primer
1. Dokumen
Yaitu data putusan perkara yang diperoleh dari dokumen
putusan perkara No. 0181/Pdt.G/2013/PA.Gs tentang cerai talak
karena adanya pria idaman lain (PIL) di Pengadilan Agama
Gresik.
2. Wawancara
Yaitu data tentang dasar dan pertimbangan hukum hakim
yang diperoleh dari wawancara dengan hakim yang memutuskan
perkara No. 0181/Pdt.G/2013/PA.Gs tentang cerai talak karena
adanya pria idaman lain (PIL) maupun informasi-informasi yang
diperoleh dari anggota panitera di Pengadilan Agama gresik.
b. Sumber Sekunder
Yaitu data yang diambil dan di peroleh dari bahan pustaka dengan
mencari data atau informasi berupa benda-benda tertulis seperti bukubuku, majalah, dokumen peraturan-peraturan dan catatan harian
lainnya. Adapun dalam penelitian ini penulis menggunakan data
sekunder berupa buku-buku yang terkait dengan pembahasan ini,
yaitu:

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

1. Buku “Hukum Perkawinan dan Perceraian di Malaysia dan di
Indonesia” karya Lili Rasjidi.
2. Buku “Hukum perkawinan Islam di Indonesia” karya Prof. Dr.
Amir Syarifuddin.
3. Yurisprudensi Pengadilan Agama Gresik tentang cerai talak
karena adanya pria idaman lain (PIL).
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data-data tersebut, dengan menggunakan 2
cara, yaitu :
a. Dokumentasi.
Yaitu merupakan teknik pengumpulan data-data atau dokumen
awal dari putusan Pengadilan Agama.Mengkaji data yang bersumber
dalam dokumen resmiyang berkaitan dengan putusan Pengadilan
Agama Gresik tentang cerai talak karena adanya Pria Idaman Lain
(PIL).
b. Wawancara.
Yaitu sebuah dialog yang dilakukan pewawancara (interview)
untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Mengadakan
wawancara dan Tanya jawab langsung dengan hakim Pengadilan
Agama Gresik yang bersangkutan dengan perkara ini dan Panitera
Pengadilan Agama yang bersangkutan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

4. Teknik Pengelolaan Data
a. Editing yaitu memeriksa kembali data-data secara cermat, dari segi
kelengkapan, kejelasan makna, serta kesesuaian antara data satu
dengan yang lain.
b. Klasifikasi/pengorganisasian data yaitu dengan mengatur dan
menyusun data dengan sedemikian rupa sehingga menghasilkan
bahan-bahan yang akurat untuk melakukan perumusan.
5. Teknik Analisis Data
Sejalan dengan arah studi yang dipilih sebelumnya maka metode
pembahasan yang digunakan adalah:
a. Deskriptif Analisis yaitu aktivitas atau analisis informasi yang
menitikberatkan kegiatannya pada penelitian dokumen, menganalisis
peraturan dan keputusan-keputusan hukum hakim yang terkait dalam
putusan perkara No. 0181/Pdt.G/2013/PA.Gs tentang cerai talak
karena adanya pria idaman lain (PIL).
b. Deduktif yaitu mengemukakan dalil-dalil yang bersifat umum menuju
khusus.
I. Sistematika Pembahasan
Untuk lebih memudahkan dalam pembahasan skripsi ini, secara
keseluruhan penelitian ini, dibagi atas lima bab. Adapun setiap babnya terdiri
dari:

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

Bab Pertama memuat Pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan hal-hal
yang meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan
masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil
pnelitian,

definisi

operasional,

metode

penelitian,

dan

sistematika

pembahasan.
Bab Kedua memuat kajian teori. Kajian teori merupakan bahan
rujukan untuk menganalisis materi pokok yang akan diteliti, oleh karena itu
dalam kajian teori ini akan dipaparkan mengenai pengertian dan dasar
perceraian, jenis dan alasan perceraian, akibat dan hikmah perceraian.Dan
teori perceraianmenurut perundang-undangan (No. 1 tahun 1974, Jo PP No. 9
tahun 1975, Undang-undang No. 7 tahun 1989, Jo Undang-undang no 3
tahun 2006 dan menurut KHI).
Bab Ketiga memuat uraian tentang data laporan hasil penelitian
tentang Putusan Perkara Pengadilan Agama Gresik, gambaran umum dan
sejarah singkat Pengadilan Agama Gresik, kewenangan Pengadilan Agama,
wilayah yuridiksi, Deskripsi Putusan tentang Perceraian Suami Istri Akibat
adanya Pria Idaman Lain (PIL) di Pengadilan Agama Gresik Pada Perkara
Cerai Talak Nomor : 0181/Pdt.G/2013/PA.Gs, dasar dan Pertimbangan
Hukum Majelis Hakim serta implikasi dalam Memutuskan Perceraian Suami
Istri Akibat adanya orang ketiga di Pengadilan Agama Gresik Pada Perkara
Cerai Talak Nomor : 0181/Pdt.G/2013/PA.Gs.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

Bab Keempat memuat Analisis putusan tentang Cerai Talak suami
akibat istri mempunyai lelaki idaman lain di Pengadilan Agama Gresik.
Dalam bab ini dijelaskan hal-hal mengenai kronologis kasus Perseraian
Perkara Nomor: 0181/Pdt.G/2013/PA.Gs di Pengadilan Agama Gresik, Dasar
dan Pertimbangan Hukum Hakim dalam Kasus Cerai TalakPutusan Perkara
Nomor: 0181/Pdt.G/2013/PA.Gs di Pengadilan Agama Gesik, Analisis
putusan perkara.
Bab Kelima memuat penutup, merupakan bab terakhir yang berisi
kesimpulan yaitu menyimpulkan pembahasan sesuai dengan rumusan
masalah yang diangkat, Selain itu juga terdapat saran-saran yang bersifat
konstruktif.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
PERCERAIAN MENURUT HUKUM POSITIF DAN KOMPILASI HUKUM
ISLAM (KHI)

A. Perceraian Menurut Hukum Positif
1. Pengertian dan Dasar Perceraian
a. Pengertian Perceraian
”Putusnya Perkawinan” adalah istilah hukum yang digunakan dalam
Undang-Undang perkawinan untuk menjelaskan “perceraian” atau
berakhirnya hubungan perkawinan antara seorang laki-laki dengan
perempuan yang telah hidup sebagai suami istri.1
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
dijelaskan bahwa perceraian hanya dapar dilakukan di depan pengadilan
setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil
mendamaikan kedua belah pihak.2
Sebagaimana yang disebut dalam pasal 1 Undang-Undang No. 1
Tahun 1974 dijelaskan bahwa tujuan perkawinan adalah membentuk
keluarga bahagia, kekal, berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa atau
dalam KHI disebut dengan mi>tha>qan ghali>z}a (ikatan yang kuat), namun
dalam realitanya seringkali perkawinan tersebut kandas di tengah jalan
1
2

Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2009) Cet. 3, 189
Undang-Undang Pokok Perkawinan No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan,

19
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

yang mengakibatkan putusnya perkawinan baik karena sebab kematian,
perceraian ataupun karena putusan Pengadilan berdasrkan syarat-syarat
yang telah ditetapkan oleh undang-undang.3
Pasal yang menyebutkan bahwasannya perkawinan dapat putus ada
beberapa sebab, yakni dalam Pasal 38 Undang-Undang Perkawinan
dinyatakan bahwasannya perkawinan dapat putus karena kematian,
perceraian, dan atas keputusan pengadilan.4
Kematian sebagai penyebab putusnya perkawinan adalah jika salah
satu pihak baik suami atau istri meninggal dunia. Sedangkan untuk sebab
perceraian, Undang-Undang Perkawinan memberikan aturan-aturan yang
telah baku, terperinci, dan sangat jelas. Adapun putusnya perkawinan
dengan keputusan Pengadilan adalah jika kepergian salah satu pihak
tanpa kabar berita untuk waktu lama.Undang-undang Perkawinan tidak
menyebutkan berapa lama jangka waktu untuk menetapkan hilangnya
atau dianggap meninggalnya seseorang itu.5
b. Dasar Perceraian
Dalam perundang-undangan Indonesia mengenai perceraian ini diatur
dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan yang

3

Martiman Prodjohamidjodjo, Hukum Perkawinan Indonesia, (Jakarta: Indonesia Legal Center
Publishing, 2002), 41.
4
Departemen Agama RI, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Dalam Lingkungan Peradilan
Agama, (Jakarta: Badan Peradilan Agama RI,2001), 140.
5
Lili rasjidi, Hukum Perkawinan dan Perceraian di Malaysia dan Indonesia, (Bandung: Alumni, 1982),
291.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

tercantum pada Pasal 38 sampai 41. Pada Pasal 38 Undang-undang
Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan disebutkan bahwa:
“Perkawinan dapat putus karena; a) kematian, b) perceraian, dan c) atas
putusan pengadilan.
Dalam perundang-undangan Indonesia, dibedakan antara perceraian
atas kehendak suami dan perceraian atas kehendak istri. Hal ini karena
karakteristik hukum Islam dalam perceraian memang menghendaki
demikian sehingga proses penyelesaiannya berbeda.6
2. Macam-macam dan Alasan Perceraian
a. Macam-macam Perceraian
Perceraian menurut hukum positif meliputi 2 macam, yaitu:
1. Cerai Talak
Cerai talak menurut Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989
tentang Peradilan Agama dalam Pasal 66 adalah seorang suami yang
beragama Islam yang akan menceraikan istrinya mengajukan
permohonan kepada pengadilan untuk mengadakan sidang guna
menyaksikan ikrar talak.7

6

Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama , Cet. 4, (Jakarta: Pustaka Pelajar,
2003), 206.
7
Lihat Undang-undang No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, Pasal 66

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

2. Cerai Gugat
Sedangkan cerai gugat menurut Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989
tentang Peradilan Agama dalam Pasal 73 adalah gugatan perceraian
yang diajukan oleh istri atau kuasanya kepada Pengadilan yang daerah
hukumnya meliputi tempat keadilan penggugat, kecuali apabila
penggugat dengan sengaja meninggalkan tempat kediaman bersama
tanpa izin tergugat.8
b. Alasan Perceraian
Untuk alasan peceraian lainnya dapat dijumpai pula dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, yaitu:
Dalam Pasal 19 dijelaskan bahwa alasan-alasan yang dapat dipakai
untuk mengajukan cerai ada enam poin yang harus diperhatikan. Diantara
point tersebut yaitu bila salah satu pihak (suami atau istri) melakukan
perzinaan ataupemabuk, pemadat, penjudi, dan sebagainya yang susah
untuk disembuhkan; salah satu pihak pergi tanpa kabar selama 2 tahun;
mendapat hukuman penjara minimal 5 tahun setelah menikah; melakukan
kekejaman dan penganiayaan atau yang biasa disebut dengan KDRT
(Kekerasan Dalam Rumah Tangga); mempunyai cacat badan yang
menyebabkan suami/istri tidak dapat memenuhi kewajibannya; dan

8

Lihat Undang-undang No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, Pasal 73

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

antara keduanya terdapat perselisihan yang terus menerus tanpa ada
hentinya dan kemungkinan tidak dapat hidup rukun kembali.9
Untuk alasan perceraian ini, dalam KHI juga menjelaskan hal yang
sama tentang alasan perceraian. Hanya saja di dalam KHI terdapat dua
point tambahan dalam penyempurnaannya, yaitu bila suami melanggar
taklik talak yang sudah disepakati sebelum menikah dan salah satu pihak
berpindah dari agama Islam (murtad) yang menyebabkan tidak ada
kerukunan dalam rumah tangga.10
3. Akibat Perceraian
Perceraian yang telah terjadi tidak mungkin tidak menimbulkan
akibat bagi yang bersangkutan. Undang-undang No. 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan menjelaskan akibat tersebut, yaitu terdapat dalam
Pasal 41 yang berisikan tiga poin, di antaranya: Mengenai kewajiban
memelihara dan mendidik anak yang harus dilaksanakan oleh kedua orang
tua, dan apabila terdapat perselisihan, pengadilan lah yang berhak
memutuskan; Semua biaya pemeliharaan dan pendidikan dibebankan
kepada bapak (suami), apabila kenyataannya bapak tidak dapat
menanggung, maka pengadilan memutuskan ibu (istri) juga ikut serta

9

Undang-undang Pokok Perkawinan No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Cet. 5, Pasal 19,
(Jakarta: Sinar Grafika, 2004), 38.
10
Kompilasi Hukum Islam, Cet. 4, Pasal 116, (Bandung: CV. Nuansa Aulia, 2012), 35.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

menanggung biaya tersebut; dan bagi suami wajib member biaya untuk
istri yang sudah diceraikannya/yang menceraikannya.11
B. Perceraian Menurut Kompilasi Hukum Islam
1. Pengertian dan Dasar Perceraian
a. Pengertian Perceraian
Cerai berasal dari bahasa Arab “t}alak” diambil dari kata “it}la>q” yang
menurut bahasa berarti memutus ikatan atau melepaskan. Sedangkan
menurut istilah, talak yaitu:

.‫اح بِلَ ْف ِظ الَّاَ ِق َوََْ ِوِه‬
ِ ‫ اَْو َحٌّ َع ْق ٌد الِّ َك‬، ‫اح‬
ِ ‫حٌّ قَِّ ُد الِّ َك‬
Artinya:

“Memutus ikatan pernikahan, atau melepaskan ikatan
pernikahan dengan kata “t}alaq” atau sejenisnya”.12

Dalam redaksi lain juga diungkap arti kata talak, yaitu:

.‫ط الََّو ِاج َوإِنْ َهاءُ الْ َعاَقَِة الَّْْوِجَِّة‬
ُ ِ‫َحٌّ َراب‬
Artinya: “Melepas tali Pernikahan dan mengakhiri hubungan suami
istri.”13

Menurut al Ja>ziri, talak ialah:

ِ ِ ِ ‫الَّاَ ُق إَِزالَةُ الِّ َكا ِح أَو نَ ْق‬
‫ص ْوص‬
ُ ََْ ‫صان َحلِه بلَ ْفظ‬
َ ْ
11

Lihat Pasal 41 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.
Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Isla>m wa Adillatuh, (Beirut: Da>r al Fikr, 1989), Cet. 3, Juz. 7, 356.
Lihat juga Abi> Sa’i>d Uma>r bin Gharamah al-‘Amrawi>, Ah}ka>m al-T}ala>q Fi al-Kita>b wa al-Sunnah wa
al-Ijma>’, (Riyad}: Da>r al-Tahawi Library, t.th), 57.
13
Sayyid Sa>bi>q, Fiqh al-Sunnah, (al-Qa>hirah: Da>r al-Fath Li al-I’la>m al-‘Arabi>, 2000) Cet. 1, Jilid. 2,
155.
12

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

Artinya: “Talak ialah menghilangkan ikatan perkawinan atau mengurangi
pelepasan ikatannya dengan menggunakan kata tertentu”.14
Sedangkan dalam Kompilasi Hukum Islam dijelaskan bahwa
perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang Pengadilan Agama
setelah Pengadilan Agama tersebut berusaha dan tidak berhasil
mendamaikan kedua belah pihak.15
Talak adalah ikrar suami di hadapan sidang Pengadilan Agama yang
menjadi salah satu penyebab putusnya pernikahan, dengan cara sebagai
mana dimaksud dalam pasal 129, 130, dan 131.16
Jadi, pada intinya talak adalah putusnya ikatan perkawinan antara
suami istri yang diakibatkan oleh sebab-sebab tertetu yang tidak dapat
memenuhi tujuan dari diadakannya suatu perkawinan, yaitu keluarga
yang Sa>kinah mawaddah wa rah{mah.
b. Dasar Perceraian
Talak

disyari’atkan

dalam

al-Qur’an,

sunnah,

dan

juga

ijma’.17Meskipun sebenarnya talak itu dibenci Allah, hal ini masih
dibolehkan

selama

penikahan

yang

telah

terjadi

tidak

dapat

dipertahankan lagi. Ini merupakan cara yang terakhir ditempuh dalam

14

Abdurrah}man al-Ja>ziri, al-Fiqh ‘Ala> Madhahib al-Arba’ah, (Bur Sai>d: Maktabah al-Thaqafah alDi>niyah, t.th), 215.
15
Cik Hasan Basri (et.al.), ed., Kompilasi Hukum Islam Dalam Sistem Hukum Nasional, Cet. II,
Pasal. 115, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), , 175.
16
Cik Hasan Basri (et.al), ed., Kompilasi Hukum Islam…, 117, 176
17
Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Isla>m wa Adillatuh,… 357

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

suatu pernikahan jika pernikahan tersebut menjumpai masalah yang tak
dapat diselesaikan melalui jalan perdamaian.
Adapun dasar dari diperbolehkannya talak, antara lain:
1) Al-Qur’an
           
              

         

Artinya: “apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu habis masa
iddahnya, Maka janganlah kamu (para wali) menghalangi
mereka kawin lagi dengan bakal suaminya, apabila telah
terdapat kerelaan di antara mereka dengan cara yang
ma'ruf. Itulah yang dinasehatkan kepada orang-orang yang
beriman di antara kamu kepada Allah dan hari
kemudian.itu lebih baik bagimu dan lebih suci. Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. AlBaqarah: 232)18
           
             

               

    

Artinya: “Wahai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu
Maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu
mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang wajar) dan
hitunglah waktu iddah itu serta bertakwalah kepada Allah
Tuhanmu. janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah
Kementerian Agama R.I., Mus}af Al-Qur’an dan Terjemahannya , (Jakarta: PT. Lentera Jaya Abadi,
2011), 38
18

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

mereka dan janganlah mereka (diizinkan) ke luar kecuali
mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang. Itulah
hukum-hukum Allah, Maka Sesungguhnya Dia telah
berbuat zalim terhadap dirinya sendiri.kamu tidak
mengetahui barangkali Allah Mengadakan sesudah itu
sesuatu hal yang baru.”(QS. al- T{alaq: 1)19

2) Sunnah

ِ
‫ يَا‬:‫ فَ َق َال‬، ٌّ ‫صلَى اهُ َعلَّْ ِه َو َسلَ َم َر ُج‬
ّ َِّ‫ اَتَى ال‬:‫َع ْن ابْ ِن َعَّاس َرض َي اه َعّْ ُهماَ قَ َال‬
َ ِ
ِ ‫ فَصعِ َد رسو ُل‬:‫ سِّ ِدي زوج ِن اَمته و و ي ِري ُد اَ ْن ي َفِر َق ب ّ ِن وب ّ َّ ها؟ قَ َال‬،‫رسوَل اه‬
‫اه‬
َ ْ َ َ َْ ُ ْ ُ َ ُ َ ُ َ َ َ ْ َ
َ
ُْ َ َ
ُْ َ
ِ
َ
ََ
،ُ‫اس َما بَ َال اَ َح َد ُك ْم يَُِّو ُج َعّْ َدهُ اََمتَه‬
ُ َّ‫ يَآيّ َها ال‬,, :‫ فَ َق َال‬،‫صلى اهُ َعلَّْه َو َسل َم الْ ُمتََّ َر‬
ِ ‫إَاَ الَّاَ َق لِمن أَخ َذ بِال َس‬،،.‫مَُ ي ِري ُد اَ ْن ي َفِر َق ب ّ َّ هما‬
‫اق (روه ابن ماجه والدر‬
َ َْ
ُْ
َ ُ َْ ُ
20

)‫قّى‬

Artinya: “Dari Ibnu Abbas ra. Ia berkata: ada seorang laki-laki dating
menghadap Nabi Saw. Lalu ia bertanya: Ya Rasu>lullah,
tuanku telah menikahkan aku dengan amatnya dan skarang
ia bermaksud menceraikan antara aku dan istriku
(bagaimana pendapatmu)?, Ibnu Abbas berkata: Kemudian
Rasu>lullah Saw. naik ke atas mimbar lalu ia besabda: “hai
manusia, bagaimana ihwal salah seorang hambanya dengan
amatnya (hamba perempuan) kemudian ia bermaksud
menceraikan antara keduanya? Sebenarnya talak itu (hak)
bagi orang yang mengambil betis (tanggung jawab).” (HR.
Ibnu Majah dan Da>rul Qut}ni).

ِ
ِ ‫الاَِل اِ َل‬
َّ ‫اه َعَّ َو َج‬
ِ َِّ‫َو َع ْن ابْ ِن عُ َمَر َع ِن ال‬
ُ َ‫صلَى اهُ َعلَّْه َو َسلَ َم قَ َالَبْغ‬
َ ِ
َْ ‫ض‬
21
(‫الَّاَ ُق)روه أبو داود وابن ماجة بإسّاد صحّح‬

Artinya: “Dan dari Ibnu Umar, bahwa sesungguhnya Rasu>lullah Saw.
bersabda: “Perkara halal yang paling dibenci oleh Allah
19

Ibid., 559
Maktabah Alfiyah, Muh{ammad bin Ali bin Muh{ammad al-Shaukani, Nailul Autor, (Beirut: Da>r alJi>l, 1973), Juz 7, 2.
21
Imam Hafiz, Abi Daud Sulaiman ibn al-Ash’ath al-Sajastani al-Azdi, Sunan Abi Daud, Cet. 1,
(Beirut: Da>r Ibn Hazm, 1998), , 334.
20

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

‘Azza wa Jalla adalah talak.” (H. Abu> Daud dan Ibnu Majah
dan sanad yang s}ah}ih}).

3)

Ijma’
Para fuqaha sepakat atas diperbolehkannya talak ini, dan secaa
akal dan fikiran ini adalah kuat mengingat bahwa karena talak akan
dapat terjadi atau dilakukan jika terdapat ketidakharmonisan dalam
rumah tangga (pada keadaan suami istri)22
Dalam

perundang-undangan

Indonesia

membedakan

antara

perceraian atas kehendak suami dan perceraian atas kehendak istri.
Hal ini karena karakteristik hukum Islam dalam perceraian memang
menghendaki demikian sehingga proses penyelesaiannya berbeda.23
2. Macam-macam dan Alasan Perceraian
a. Macam-macam

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

GANGGUAN PICA(Studi Tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis)

4 75 2

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

ANALISIS YURIDIS TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA MEREK AIR MINUM MINERAL "AQUA-versus-INDOQUALITY" (Studi Putusan Mahkamah Agung RI No. 04.PK/N/HaKI/2004)

2 65 91

Efek Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Muda (Carica papaya) Terhadap Jumlah Sel Makrofag Pada Gingiva Tikus Wistar Yang Diinduksi Porphyromonas gingivalis

10 64 5