DPM1 OJK – Beranda 34 POJK.04 2014

OTORITAS JASA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

SALINAN
PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN
NOMOR 34/POJK.04/2014
TENTANG
KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI EMITEN ATAU
PERUSAHAAN PUBLIK
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,
Menimbang :

bahwa dalam rangka meningkatkan penerapan prinsip
tata kelola perusahaan yang baik bagi Emiten atau
Perusahaan Publik yang berkaitan dengan transparansi
proses Nominasi dan Remunerasi serta meningkatkan
kualitas, kompetensi, dan tanggung jawab Direksi dan
Dewan

Komisaris,


perlu

menetapkan

Peraturan

Otoritas Jasa Keuangan tentang Komite Nominasi dan
Remunerasi Emiten atau Perusahaan Publik;
Mengingat

:

1.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3608);


2.

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (Lembaran Negara
Indonesia

Republik

Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan

Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor

4756);
3.

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Otoritas


Jasa

Keuangan

Republik

Indonesia

Tahun

(Lembaran
2011

Negara

Nomor

111,

Tambahan...


-2-

Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia

Nomor 5253);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan

: PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG
KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI EMITEN ATAU
PERUSAHAAN PUBLIK.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang
dimaksud dengan:

1.

Komite Nominasi dan Remunerasi adalah komite
yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada
Dewan Komisaris dalam membantu melaksanakan
fungsi

dan

Nominasi

tugas

dan

Dewan

Remunerasi

Komisaris

terhadap

terkait
anggota

Direksi dan anggota Dewan Komisaris.
2.

Nominasi

adalah

pengusulan

seseorang

untuk

diangkat dalam jabatan sebagai anggota Direksi
atau anggota Dewan Komisaris.

3.

Remunerasi adalah imbalan yang ditetapkan dan
diberikan kepada anggota Direksi dan anggota
Dewan Komisaris karena kedudukan dan peran
yang diberikan sesuai dengan tugas, tanggung
jawab, dan wewenang anggota Direksi dan anggota
Dewan Komisaris.

4.

Direksi adalah organ Emiten atau Perusahaan
Publik yang berwenang dan bertanggung jawab
penuh atas pengurusan Emiten atau Perusahaan
Publik untuk kepentingan Emiten atau Perusahaan
Publik, sesuai dengan maksud dan tujuan Emiten
atau...

-3-


atau Perusahaan Publik serta mewakili Emiten atau
Perusahaan Publik, baik di dalam maupun di luar
pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran
dasar.
5.

Dewan

Komisaris

Perusahaan

Publik

adalah
yang

organ

Emiten


bertugas

atau

melakukan

pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai
dengan anggaran dasar serta memberi nasihat
kepada Direksi.
6.

Komisaris

Independen

adalah

anggota


Dewan

Komisaris yang berasal dari luar Emiten atau
Perusahaan Publik dan memenuhi persyaratan
sebagai komisaris independen.
Pasal 2
(1)

Emiten atau Perusahaan Publik wajib memiliki
fungsi Nominasi dan Remunerasi.

(2)

Pelaksanaan fungsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) wajib dilaksanakan oleh Dewan Komisaris.

(3)

Dalam


melaksanakan

fungsi

sebagaimana

dimaksud pada ayat (2), Dewan Komisaris dapat
membentuk Komite Nominasi dan Remunerasi.
(4)

Komite Nominasi dan Remunerasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dapat dibentuk secara
terpisah.
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 3

(1)

Komite Nominasi dan Remunerasi paling kurang
terdiri

dari

3

(tiga)

orang

anggota,

dengan

ketentuan:
a.

1 (satu) orang ketua merangkap anggota,
yang merupakan Komisaris Independen; dan

b. anggota...

-4-

b.

anggota lainnya yang dapat berasal dari:
1.

anggota Dewan Komisaris;

2.

pihak yang berasal dari luar Emiten
atau

Perusahaan

Publik

yang

bersangkutan; atau
3.

pihak

yang

manajerial

menduduki

di

bawah

jabatan

Direksi

yang

membidangi sumber daya manusia.
(2)

Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi lainnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
sebagian besar tidak dapat berasal dari pihak yang
menduduki jabatan manajerial di bawah Direksi
yang membidangi sumber daya manusia.

(3)

Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi yang
berasal dari luar Emiten atau Perusahaan Publik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
angka 2 wajib memenuhi syarat:
a.

tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan
Emiten atau Perusahaan Publik, anggota
Direksi,

anggota

Pemegang

Saham

Dewan

Komisaris,

Utama

Emiten

atau
atau

Perusahaan Publik tersebut;
b.

memiliki

pengalaman

terkait

Nominasi

dan/atau Remunerasi; dan
c.

tidak merangkap jabatan sebagai anggota
komite lainnya yang dimiliki Emiten atau
Perusahaan Publik tersebut.

(4)

Anggota Direksi Emiten atau Perusahaan Publik
tidak dapat menjadi anggota Komite Nominasi dan
Remunerasi.
Pasal 4

(1)

Anggota

Komite

Nominasi

dan

Remunerasi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)
diangkat...

-5-

diangkat

dan

diberhentikan

berdasarkan

keputusan rapat Dewan Komisaris.
(2)

Anggota

Komite

Nominasi

dan

Remunerasi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat
untuk masa jabatan tertentu dan dapat diangkat
kembali.
(3)

Masa

jabatan

anggota

Komite

Nominasi

dan

Remunerasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tidak

lebih

lama

dari

masa

jabatan

Dewan

Komisaris sebagaimana diatur dalam anggaran
dasar.
(4)

Penggantian
Remunerasi

anggota
yang

Komite

bukan

Nominasi

berasal

dari

dan

Dewan

Komisaris dilakukan paling lambat 60 (enam
puluh) hari sejak anggota Komite Nominasi dan
Remunerasi

dimaksud

tidak

dapat

lagi

melaksanakan fungsinya.
Pasal 5
Emiten

atau

Perusahaan

Publik

keputusan

pengangkatan

mendokumentasikan
pemberhentian

anggota

Komite

Nominasi

wajib
dan
dan

Remunerasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (1).
Pasal 6
Ketentuan mengenai keanggotaan dan pengangkatan
anggota Komite Nominasi dan Remunerasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4 mutatis mutandis
berlaku bagi Komite Nominasi dan Remunerasi yang
dibentuk secara terpisah oleh Dewan Komisaris.
BAB III
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
Pasal 7
(1)

Komite Nominasi dan Remunerasi wajib bertindak

independen...

-6-

independen dalam melaksanakan tugasnya.
(2)

Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Nominasi
dan Remunerasi bertanggung jawab kepada Dewan
Komisaris.
Pasal 8

Komite Nominasi dan Remunerasi mempunyai tugas
dan tanggung jawab paling kurang:
a.

terkait dengan fungsi Nominasi:
1.

memberikan

rekomendasi

kepada

Dewan

Komisaris mengenai:
a)

komposisi

jabatan

anggota

Direksi

dan/atau anggota Dewan Komisaris;
b)

kebijakan dan kriteria yang dibutuhkan
dalam proses Nominasi; dan

c)

kebijakan evaluasi kinerja bagi anggota
Direksi

dan/atau

anggota

Dewan

Komisaris;
2.

membantu

Dewan

Komisaris

melakukan

penilaian kinerja anggota Direksi dan/atau
anggota Dewan Komisaris berdasarkan tolok
ukur yang telah disusun sebagai bahan
evaluasi;
3.

memberikan

rekomendasi

kepada

Dewan

Komisaris mengenai program pengembangan
kemampuan

anggota

Direksi

dan/atau

anggota Dewan Komisaris; dan
4.

memberikan usulan calon yang memenuhi
syarat

sebagai

anggota

Direksi

dan/atau

anggota Dewan Komisaris kepada Dewan
Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS.
b.

terkait dengan fungsi Remunerasi:
1.

memberikan

rekomendasi

kepada

Dewan

Komisaris mengenai:
a) struktur...

-7-

2.

a)

struktur Remunerasi;

b)

kebijakan atas Remunerasi; dan

c)

besaran atas Remunerasi;

membantu

Dewan

Komisaris

melakukan

penilaian

kinerja

dengan

kesesuaian

Remunerasi

yang

diterima

masing-masing

anggota Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris.
Pasal 9
Dalam melaksanakan fungsi Nominasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 huruf a, Komite Nominasi dan
Remunerasi wajib melakukan prosedur sebagai berikut:
a.

menyusun komposisi dan proses Nominasi anggota
Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris;

b.

menyusun kebijakan dan kriteria yang dibutuhkan
dalam proses Nominasi calon anggota Direksi
dan/atau anggota Dewan Komisaris;

c.

membantu
anggota

pelaksanaan
Direksi

evaluasi

dan/atau

atas

anggota

kinerja
Dewan

Komisaris;
d.

menyusun program pengembangan kemampuan
anggota

Direksi

dan/atau

anggota

Dewan

Komisaris; dan
e.

menelaah dan mengusulkan calon yang memenuhi
syarat sebagai anggota Direksi dan/atau anggota
Dewan Komisaris kepada Dewan Komisaris untuk
disampaikan kepada RUPS.
Pasal 10

(1)

Dalam

melaksanakan

fungsi

Remunerasi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b,
Komite

Nominasi

dan

Remunerasi

wajib

melakukan prosedur sebagai berikut:
a.

menyusun struktur Remunerasi bagi anggota
Direksi...

-8-

Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris;
b.

menyusun kebijakan atas Remunerasi bagi
anggota Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris; dan

c.

menyusun besaran atas Remunerasi bagi
anggota Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris.

(2)

Struktur Remunerasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a dapat berupa:
a.

gaji;

b.

honorarium;

c.

insentif; dan/atau

d.

tunjangan

yang

bersifat

tetap

dan/atau

variabel.
(3)

Penyusunan struktur, kebijakan, dan besaran
Remunerasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus memperhatikan:
a.

Remunerasi

yang

berlaku

pada

industri

sesuai dengan kegiatan usaha Emiten atau
Perusahaan Publik sejenis dan skala usaha
dari Emiten atau Perusahaan Publik dalam
industrinya;
b.

tugas,

tanggung

jawab,

dan

wewenang

anggota Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris

dikaitkan

dengan

pencapaian

tujuan dan kinerja Emiten atau Perusahaan
Publik;
c.

target kinerja atau kinerja masing-masing
anggota Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris; dan

d.

keseimbangan tunjangan antara yang bersifat
tetap dan bersifat variabel.

(4) Struktur...

-9-

(4)

Struktur,

kebijakan,

sebagaimana

dan

dimaksud

besaran

pada

ayat

Remunerasi
(1)

harus

dievaluasi oleh Komite Nominasi dan Remunerasi
paling kurang 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
Pasal 11
Dalam

hal

Remunerasi,

tidak

dibentuk

prosedur

Komite

Nominasi

Nominasi

dan

dan

Remunerasi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dan Pasal 10 ayat
(1) wajib dijalankan oleh Dewan Komisaris.
BAB IV
PENYELENGGARAAN RAPAT
Pasal 12
(1)

Rapat

Komite

Nominasi

dan

Remunerasi

diselenggarakan secara berkala paling kurang 1
(satu) kali dalam 4 (empat) bulan.
(2)

Rapat Komite Nominasi dan Remunerasi hanya
dapat diselenggarakan apabila:
a.

dihadiri oleh mayoritas dari jumlah anggota
Komite Nominasi dan Remunerasi; dan

b.

salah satu dari mayoritas jumlah anggota
Komite

Nominasi

sebagaimana
merupakan

dan

dimaksud
Ketua

Remunerasi

pada

Komite

huruf

Nominasi

a
dan

Remunerasi.
Pasal 13
(1)

Keputusan rapat Komite Nominasi dan Remunerasi
dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat.

(2)

Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah
mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak tercapai, pengambilan keputusan dilakukan
berdasarkan suara terbanyak.

(3)

Jika

dalam

pengambilan

keputusan

yang

dilakukan dengan cara pemungutan suara terjadi
suara...

-10-

suara yang sama banyaknya, keputusan diambil
melalui mekanisme yang diatur dalam pedoman
Komite Nominasi dan Remunerasi.
(4)

Dalam hal proses pengambilan keputusan terdapat
perbedaan pendapat, perbedaan pendapat tersebut
wajib dimuat dalam risalah rapat beserta alasan
perbedaan pendapat tersebut.
Pasal 14

(1)

Hasil rapat Komite Nominasi dan Remunerasi wajib
dituangkan

dalam

risalah

rapat

dan

didokumentasikan oleh Emiten atau Perusahaan
Publik.
(2)

Risalah rapat Komite Nominasi dan Remunerasi
sebagaimana

dimaksud

disampaikan

secara

pada

tertulis

ayat

(1)

kepada

wajib
Dewan

Komisaris.
Pasal 15
Dalam

hal

tidak

dibentuk

Komite

Nominasi

dan

Remunerasi, rapat dengan agenda tentang Nominasi
dan/atau

Remunerasi

wajib

diselenggarakan

oleh

Dewan Komisaris.
Pasal 16
(1)

Rapat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
diselenggarakan secara berkala paling kurang 1
(satu) kali dalam 4 (empat) bulan.

(2)

Rapat dengan agenda tentang Nominasi dan/atau
Remunerasi hanya dapat diselenggarakan apabila:
a.

dihadiri

mayoritas

dari

jumlah

anggota

Dewan Komisaris; dan
b.

salah satu dari mayoritas anggota Dewan
Komisaris sebagaimana dimaksud pada huruf
a merupakan Komisaris Independen.

Pasal...

-11-

Pasal 17
(1)

Keputusan rapat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal

15

dilakukan

berdasarkan

musyawarah

mufakat.
(2)

Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah
untuk mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)

tidak

tercapai,

pengambilan

keputusan

dilakukan berdasarkan suara terbanyak.
(3)

Dalam hal proses pengambilan keputusan terdapat
perbedaan pendapat, perbedaan pendapat tersebut
wajib dimuat secara jelas dalam risalah rapat
beserta alasan perbedaan pendapat tersebut.
Pasal 18

Hasil rapat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
wajib

dituangkan

dalam

risalah

rapat

dan

didokumentasikan oleh Emiten atau Perusahaan Publik.
BAB V
PEDOMAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI
Pasal 19
(1)

Komite Nominasi dan Remunerasi wajib menyusun
pedoman

yang

bersifat

mengikat

bagi

setiap

anggota Komite Nominasi dan Remunerasi.
(2)

Pedoman

Komite

sebagaimana

Nominasi

dimaksud

pada

dan

Remunerasi

ayat

(1)

paling

kurang memuat:
a.

tugas dan tanggung jawab;

b.

komposisi dan struktur keanggotaan;

c.

tata cara dan prosedur kerja;

d.

penyelenggaraan rapat;

e.

sistem pelaporan kegiatan;

f.

tata cara penggantian anggota; dan

g. masa...

-12-

g.
(3)

masa jabatan.

Pedoman sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Dewan Komisaris.
Pasal 20

(1)

Dalam hal tidak dibentuk Komite Nominasi dan
Remunerasi,

pedoman

pelaksanaan

fungsi

Nominasi dan Remunerasi wajib dibuat Dewan
Komisaris

dengan

ketentuan

memuat

paling

kurang:
a.

tugas dan tanggung jawab terkait Nominasi
dan Remunerasi;

(2)

b.

tata cara dan prosedur kerja;

c.

penyelenggaraan rapat; dan

d.

sistem pelaporan kegiatan.

Pedoman sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib

dituangkan

dalam

pedoman

Dewan

Komisaris.
BAB VI
PENGUNGKAPAN DAN PELAPORAN
Pasal 21
(1)

Komite

Nominasi

dan

Remunerasi

harus

melaporkan pelaksanaan tugas, tanggung jawab,
dan prosedur Nominasi dan Remunerasi yang
dijalankan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8,
Pasal 9, dan Pasal 10 kepada Dewan Komisaris.
(2)

Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan bagian dari laporan pelaksanaan tugas
Dewan Komisaris dan disampaikan dalam Rapat
Umum Pemegang Saham.
Pasal 22

(1)

Emiten

atau

mengungkapkan

Perusahaan

Publik

wajib

pelaksanaan

fungsi

terkait

Nominasi dan Remunerasi dalam:
a. laporan...

-13-

(2)

a.

laporan tahunan; dan

b.

situs web Emiten atau Perusahaan Publik.

Informasi mengenai pelaksanaan fungsi terkait
Nominasi

dan

Remunerasi

yang

diungkapkan

dalam laporan tahunan Emiten atau Perusahaan
Publik paling kurang memuat:
a.

pernyataan bahwa Emiten atau Perusahaan
Publik telah memiliki pedoman sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) atau Pasal
20 ayat (1); dan

b.

uraian

singkat

tanggung

pelaksanaan

jawab

Komite

tugas

dan

Nominasi

dan

Remunerasi dalam tahun buku.
(3)

Informasi mengenai pelaksanaan fungsi terkait
Nominasi

dan

Remunerasi

yang

diungkapkan

dalam situs web Emiten atau Perusahaan Publik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
paling kurang meliputi:
a.

pedoman sebagaimana dimaksud dalam Pasal
19 ayat (2) atau Pasal 20 ayat (1); dan

b.

uraian

singkat

tanggung

pelaksanaan

jawab

Komite

tugas

dan

Nominasi

dan

Remunerasi dalam tahun buku.
Pasal 23
Dalam

hal

tidak

dibentuk

Komite

Nominasi

dan

Remunerasi, Emiten atau Perusahaan Publik wajib
mengungkapkan informasi dalam laporan tahunan dan
situs web Emiten atau Perusahaan Publik paling kurang
meliputi:
a.

penjelasan mengenai tidak dibentuknya Komite
Nominasi dan Remunerasi; dan

b.

uraian

pelaksanaan

fungsi

Nominasi

dan

Remunerasi yang dilakukan dalam tahun buku.
BAB VII...

-14-

BAB VII
LARANGAN
Pasal 24
(1)

Setiap anggota Komite Nominasi dan Remunerasi
dilarang

mengambil

keuntungan

pribadi

baik

secara langsung maupun tidak langsung dari
kegiatan Emiten atau Perusahaan Publik selain
penghasilan yang sah.
(2)

Anggota Dewan Komisaris yang menjadi Ketua atau
anggota Komite Nominasi dan Remunerasi tidak
diberikan

penghasilan

tambahan

selain

penghasilan sebagai anggota Dewan Komisaris.
BAB VIII
KETENTUAN SANKSI
Pasal 25
(1)

Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di
bidang Pasar Modal, Otoritas Jasa Keuangan
berwenang
terhadap

mengenakan
setiap

sanksi

pihak

administratif

yang

melakukan

pelanggaran ketentuan Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan

ini,

menyebabkan

termasuk

terjadinya

pihak-pihak

pelanggaran

yang

tersebut,

berupa:
a.

peringatan tertulis;

b.

denda

yaitu

kewajiban

untuk

membayar

sejumlah uang tertentu;
c.

pembatasan kegiatan usaha;

d.

pembekuan kegiatan usaha;

e.

pencabutan izin usaha;

f.

pembatalan persetujuan; dan

g.

pembatalan pendaftaran.

(2) Sanksi...

-15-

(2)

Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f,
atau huruf g dapat dikenakan dengan atau tanpa
didahului pengenaan sanksi administratif berupa
peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a.

(3)

Sanksi administratif berupa denda sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat dikenakan
secara

tersendiri

dengan

atau

pengenaan

secara

bersama-sama

sanksi

administratif

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
huruf d, huruf e, huruf f, atau huruf g.
Pasal 26
Selain

sanksi

administratif

sebagaimana

dimaksud

dalam Pasal 25 ayat (1), Otoritas Jasa Keuangan dapat
melakukan tindakan tertentu terhadap setiap pihak
yang

melakukan

pelanggaran

ketentuan

Peraturan

Otoritas Jasa Keuangan ini.
Pasal 27
Otoritas

Jasa

Keuangan

dapat

mengumumkan

pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud
dalam

Pasal

sebagaimana

25

ayat

dimaksud

(1)

dan

dalam

tindakan
Pasal

26

tertentu
kepada

masyarakat.
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 28
Emiten atau Perusahaan Publik wajib menyesuaikan
dengan ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini
paling lambat 1 (satu) tahun sejak Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan ini diundangkan.

BAB X...

-16-

BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 29
Ketentuan dalam peraturan perundang-undangan lain
yang

mengatur

mengenai

Komite

Nominasi

dan

Remunerasi tetap berlaku bagi Emiten atau Perusahaan
Publik sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan
dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini.
Pasal 30
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku
pada tanggal diundangkan.

Agar

setiap

orang

mengetahuinya,

memerintahkan

pengundangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini
dengan

penempatannya

dalam

Lembaran

Negara

Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 8 Desember 2014
KETUA DEWAN KOMISIONER
OTORITAS JASA KEUANGAN,
Ttd.
MULIAMAN D. HADAD
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 8 Desember 2014
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
Ttd.

YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014.NOMOR 376……
Salinan sesuai dengan aslinya
Direktur Hukum 1
Departemen Hukum,
Ttd.
Tini Kustini

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN
NOMOR 34 /POJK.04/2014
TENTANG
KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI EMITEN ATAU PERUSAHAAN
PUBLIK

I.

UMUM
Dewan Komisaris sebagai salah satu organ Emiten atau
Perusahaan Publik memiliki kewenangan dalam pengawasan secara
umum dan/atau khusus terhadap jalannya Emiten atau Perusahaan
Publik dan memberi nasihat kepada Direksi. Untuk membantu
pelaksanaan tugasnya tersebut, Dewan Komisaris dapat membentuk
komite, di antaranya yakni Komite Nominasi dan Remunerasi. Hal
ini telah diatur secara tegas dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas.
Direksi dan Dewan Komisaris sebagai organ Emiten atau
Perusahaan Publik memiliki kewajiban terhadap pengurusan dan
pengawasan jalannya Emiten atau Perusahaan Publik sebagaimana
diatur dalam anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan
yang wajib dilaksanakan dengan itikad baik dan penuh tanggung
jawab. Untuk dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
dengan baik, dibutuhkan anggota Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris dengan kriteria yang sesuai dengan usulan dan keinginan
pemegang saham, serta sejalan dengan kebutuhan Emiten atau
Perusahaan Publik. Atas pemenuhan pelaksanaan kewajiban, tugas,
dan tanggung jawab tersebut melahirkan hak bagi anggota Direksi
atau

anggota

Dewan

Komisaris

berupa

kompensasi

atau

Remunerasi. Remunerasi yang diberikan tersebut sewajarnya sesuai
dengan kewajiban, tugas, dan tanggung jawab serta kondisi Emiten
atau Perusahaan Publik. Oleh karena itu, pelaksanaan fungsi
Nominasi dan Remunerasi penting dilakukan.

Perkembangan...

-2Perkembangan

ekonomi

saat

ini

menuntut

peningkatan

pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate
governance) diantaranya melalui keterbukaan informasi yang dapat
dipertanggungjawabkan

(accountable)

terkait

dengan

proses

Nominasi dan Remunerasi anggota Direksi dan anggota Dewan
Komisaris sehingga kualitas, kompetensi, dan tanggung jawab
Direksi dan Dewan Komisaris yang meningkat dapat terwujud.
Transparansi ini sangat penting sebagai salah satu informasi bagi
pemegang saham atau pemodal dalam mengambil keputusan
investasinya

dalam

Emiten

atau

Perusahaan

Publik.

Melalui

penerapan tata kelola perusahaan yang baik yang berdampak
peningkatan kualitas, kompetensi, dan tanggung jawab Direksi dan
Dewan

Komisaris,

diharapkan

akan

lebih

meningkatkan

kepercayaan pemegang saham atau pemodal terhadap Emiten atau
Perusahaan Publik yang pada akhirnya meningkatkan kepercayaan
terhadap industri Pasar Modal.

II.

PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Yang dimaksud dengan “dapat dibentuk secara terpisah”
adalah dapat dibentuk komite Nominasi yang menjalankan
fungsi Nominasi terpisah dengan komite Remunerasi yang
menjalankan fungsi Remunerasi.

Pasal 3...

-3Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi tidak dapat lagi
melaksanakan fungsinya apabila anggota komite Nominasi
dan Remunerasi diberhentikan berdasarkan keputusan
rapat Dewan Komisaris, dengan alasan antara lain:
a.

meninggal dunia;

b. mengundurkan diri; atau
c.

berhalangan tetap sehingga tidak dapat melaksanakan
tugas atau diperkirakan secara medis tidak dapat
melaksanakan tugas lebih dari 6 (enam) bulan
berturut-turut.

Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “bertindak independen” adalah
menjalankan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan
tujuan dan kebutuhan perusahaan secara profesional dan
mandiri, serta tidak dipengaruhi intervensi dari pihak lain.

Ayat (2)...

-4Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “insentif” adalah imbalan
yang diberikan atas prestasi kerja.
Huruf d
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Target kinerja ditujukan untuk Direksi atau Dewan
Komisaris

yang

baru

menjabat

pertama

kali,

sedangkan kinerja ditujukan untuk Direksi atau
Dewan Komisaris yang sedang menjabat.

Huruf (d)...

-5Huruf d
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Ayat (1)
Contoh rapat Komite Nominasi dan Remunerasi antara lain
rapat tentang rekomendasi atau evaluasi terkait Nominasi
dan Remunerasi dan rapat tentang penyusunan laporan
pertanggungjawaban Komite Nominasi dan Remunerasi.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “mayoritas” adalah lebih dari 1/2
(satu per dua) dari seluruh jumlah anggota Komite
Nominasi dan Remunerasi.
Pasal 13
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “suara terbanyak” adalah apabila
disetujui lebih dari 1/2 (satu per dua) dari anggota Komite
Nominasi dan Remunerasi yang hadir.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16...

-6Pasal 16
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “mayoritas” adalah lebih dari 1/2
(satu per dua) dari seluruh jumlah anggota Dewan
Komisaris.
Pasal 17
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “suara terbanyak” adalah apabila
disetujui lebih dari 1/2 (satu per dua) dari anggota Dewan
Komisaris yang hadir.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Ayat (1)
Dalam praktiknya pedoman dimaksud dikenal juga dengan
sebutan piagam (charter).
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 20
Ayat (1)
Cukup jelas.

Ayat (2)...

-7Ayat (2)
Dalam praktiknya pedoman dimaksud dikenal juga dengan
sebutan piagam (charter).
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Yang dimaksud dengan “tindakan tertentu” antara lain dapat
berupa:
a.

penundaan

pemberian

pernyataan

efektif,

misalnya

pernyataan efektif untuk penggabungan usaha, peleburan
usaha; dan
b.

penundaan pemberian pernyataan Otoritas Jasa Keuangan
bahwa tidak ada tanggapan lebih lanjut atas dokumen yang
disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan dalam rangka
penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu Perusahaan Terbuka.

Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.

Pasal 30...

-8Pasal 30
Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5646..