PERAN PENDIDIKAN MUATAN LOKAL TERHADAP PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA | Nafisah | Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan 1078 2019 1 SM

CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan

PERAN PENDIDIKAN MUATAN LOKAL TERHADAP
PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA
Durrotun Nafisah
Abstrak

S

emakin meningkatnya peristiwa yang terjadi pada bangsa Indonesia, antara
lain tingginya tingkat kriminaitas, korupsi, penegakan hukum yang jauh dari
keadilan, dan terorisme. Menunjukkan bahwa Indonesia mengalami krisis
etika dan krisis kepercayaan diri. Berdasarkan kenyataan tersebut, pendidikan
nilai moral memang sangat diperlukan pada bangsa ini. Pelaksanaan pendidikan
muatan lokal mampu membangun karakter bangsa, karena pelaksanaan muatan
lokal benar-benar memperhatikan karakteristik lingkungan dan kebudayaan lokal.
Konsep muatan lokal sesuai dengan konsep trikon yang dikemukakan oleh Ki
Hajar Dewantara yaitu salah satunya konsentris, yang berarti setelah bersatu dan
berkomunikasi dengan bangsa-bangsa lain di dunia, jangan kehilangan
kepribadian sendiri. Muatan lokal mampu membentuk karakter bangsa Indonesia
yang asli karena sebagai penguat sumber daya manusia Indonesia akan kecintaan

dan nilai lokal daerah sebagai bentuk pertahanan diri dalam arus globalisasi.
Muatan lokal dimasukkan dalam kurikulum karena dilandasi kenyataan bahwa
Indonesia memiliki beraneka ragam adat istiadat, kesenian, tata acara, tata krama
pergaulan, bahasa dan pola kehidupan yang diwariskan secara turun-temurun dari
nenek moyang bangsa Indonesia. Hal tersebut menunjukkan bahwa muatan lokal
mampu membangun karakter bangsa sesuai dengan ciri khas dan jati diri bangsa.
Tulisan ini berupaya menjelaskan peran pendidikan muatan lokal terhadap
pembangunan karakter bangsa dengan metode conceptual paper , yaitu melalui
kajian bersifat kualitatif melalui pengumpulan jurnal deskriptif dan literatur.
Kata Kunci: Pendidikan, Muatan Lokal, Karakter Bangsa

Mahasiswa Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun

451

CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016

penyebab mendesakkan dihidupkan

PENDAHULUAN

Dalam UU RI No 20 tahun

kembali

tentang

bangsa. Peristiwa itu antara lain:

2003

Nasional,

Sistem

Pendidikan

pembangunan

kenakalan


merumuskan fungsi dan

remaja;

karakter

korupsi

yang

tujuan pendidikan Nasional yang

begitu meluas dan menggila; budaya

harus

dalam

kurang santun dalam mengungkapkan


mengembangkan upaya pendidikan di

perbedaan pendapat seperti sering

Indonesia pasal 3 UU Sikdiknas

terlihat

menyebutkan “Pendidikan Nasional

kekerasan di lingkungan pendidikan

berfungsi

menengah

digunakan

mengembangkan


dan

di

DPR;

dan

tawuran

di

PT;

dan

konflik

membantu watak serta peradaban


horizontal di tengah masyarakat yang

bangsa

dalam

sering memakan korban banyak jiwa.

bangsa.

Selain itu tantangan globalisasi dalam

yang

rangka

bermartabat

mencerdaskan


Bertujuan

untuk

berbagai

berkembangnya

aspek

kehidupan,

juga

potensi, peserta didik agar menjadi

menuntut disikapi dengan karakter

manusia yang beriman yang bertakwa


yang lebih kuat.
Secara

kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak

mulia,

sehat,

mewujudkan

berilmu,

umum

untuk

pendidikan


karakter

cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

bangsa

warga negara yang demokratis serta

pendidikan formal, non formal, dan

bertanggung

informal yang saling melengkapi dan

Pendidikan

jawab”.
Nasional

Tujuan


dapat

mempercayai

merupakan

dilakukan

dan

diatur

melalui

dalam

rumusan mengenai kualitas manusia

peraturan dan undang-undang. Saat


modern yang harus dikembangkan

ini hampir di setiap sekolah formal

oleh setiap satuan pendidikan. Oleh

SD, SM, dan PT mulai diusahakan

sebab itu rumusan tujuan pendidikan

berbagai program pendidikan karakter

nasional

bangsa. Berbagai model pendidikan

menjadi

dasar

pengembangan pendidikan karakter

karakter

bangsa

dicoba,

seperti

bangsa.

pendidikan karakter lewat suatu mata
pelajaran tersendiri, lewat semua

Nampaknya peristiwa akhir–
akhir ini yang dapat mengkawatirkan

mata

kehidupan bangsa, telah menjadi

kegiatan

452

pelajaran

sekolah,

kokurikuler

lewat
dan

Durrotun Nafisah,Peran Pendidikan Muatan Lokal Terhadap Pembangunan Karakter Bangsa

ekstrakurikuler.

Banyak

kegiatan

penguasaan

unsur

tiruan

dari

outbound dan live in digunakan untuk

kehidupan dan kebudayaan bangsa

membantu

lain;

pendidikan

karakter

konvergensi

berarti

bangsa pada peserta didik (Suparno,

menghindari

P., 2010).

terisolasi dan mampu menuju ke arah

Salah satu strategi yang dapat
digunakan

dalam

karakter

bangsa

pengembangan
lokal

membentuk
adalah

kurikulum

(MULOK)

yang

hidup

harus

pertemuan

antar

komunikasi

antar

kemakmuran

menyendiri,

bangsa
negara

bersama

dan
menuju

atas

dasar

muatan

saling menghormati, persamaan hak,

sudah

dan kemerdekaan masingmasing; dan

di

konsentris berarti setelah bersatu dan

Indonesia. Pengembangan MULOK

berkomunikasi dengan bangsabangsa

merupakan

pengembangan

konsep

lain di dunia, jangan kehilangan

pendidikan

yang

dengan

kepribadian sendiri. Bangsa Indonesia

konsep dari Ki Hajar Dewantara yaitu

adalah masyarakat merdeka yang

Trikon. Pendidikan menurut Ki Hajar

memiliki adat istiadat dan kepribadian

Dewantara

merupakan

proses

sendiri. Meskipun kita bertitik pusat

pembudayaan

yakni

usaha

satu, namun dalam lingkaran yang

dilakukan

dalam

pendidikan

sesuai

suatu

memberikan nilai-nilai luhur kepada

konsentris

generasi baru dalam masyarakat yang

memilik lingkaran sendiri yang khas

tidak hanya bersifat pemeliharaan

yang

tetapi

dengan Negara lain.

juga

dengan

maksud

memajukan

kebudayaan

membedakan

dikemukakan
Dewantara

manusia.

pengembangan

kebudayaan

masih

tetap

Negara

konsentris
oleh

menuju ke arah keluhuran budaya
Upaya

kita

Konsep

serta

memperkembangkan

itu

kita

yang

Ki

Hajar

merupakan

dasar

kurikulum

melalui

(pendidikan) dapat ditempuh dengan

muatan lokal. Muatan lokal diberikan

sikap (laku) yang dikenal dengan

dalam

teori Trikon, yaitu kontinuitas berarti

pemahaman

bahwa garis hidup sekarang harus

karakteristik daerah kepada peserta

merupakan lanjutan dari kehidupan

didik. Kedudukan muatan lokal dalam

pada

kurikulum bukanlah mata pelajaran

zaman

lampau

berikut

rangka
dan

usaha

pengenalan

pewarisan

nilai

453

CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016

yang berdiri sendiri, tetapi merupakan

pembentukan

mata pelajaran terpadu, yaitu bagian

Modernisasi mengikis budaya lokal

dari mata pelajaran yang sudah ada.

menjadi kebarat-baratan, sedangkan

Melalui muatan lokal yang diterapkan

puritanisme

di sekolah, diharapkan peserta didik

budaya sebagai praktik sinkretis yang

dapat

harus dihindari. Menurut penulis,

meningkatkan

terhadap

budaya

kecintaannya

sering

bangsa.

menganggap

dan

sepanjang tidak bertentangan dengan

menanamkan nilai sosio kultural yang

norma, budaya lokal harus selalu

melingkupi peserta didik. Pemahaman

dipertahankan

nilai

kepada

karakter anak bangsa. Padahal, jika

dapat

kita memahami, kebudayaan lokal di

membentuk karaktek peserta didik.

daerah tidak kalah saing dengan

Dengan begitu peserta didik akan

budaya-budaya asing yang belum kita

menjadikan

kenal.

karakteristik

peserta

didik

tambahan

daerahnya

karakter

daerah

diharapkan

arus

global

kekayaan

menjadi

memperkuat

sosio

Prof.

kultural tanpa menghilangkan nilai

mengatakan

budaya daerah.

sejati bersifat nyata, dekat, dikenal,

Derasnya

arus

nilai

untuk

globalisasi,

Dr.

M.

bahwa

Surya

pembelajaran

alami dan natural, yang merupakan

modernisasi dan ketatnya puritanisme

kesatuan

dikhawatirkan dapat mengakibatkan

Pembelajaran sejati inilah yang akan

terkikisnya rasa kecintaan terhadap

mewujudkan SDM berkualitas dan

kebudayaan

siap

lokal.

Sehingga

dari

konsep

menghadapi

MULOK.

tantangan

dan

kebudayaan lokal yang merupakan

peluang bangsa. Dalam tulisan ini

warisan leluhur terinjak-injak oleh

akan dibahas apa peran pendidikan

budaya asing. Bangsa Indonesia lebih

muatan lokal terhadap pembangunan

bangga dengan karya-karya asing,

karakter bangsa tersebut.

dan gaya hidup yang kebarat-baratan
dibandingkan
lokal di

dengan

kebudayaan

NILAI KARAKTER BANGSA

daerah mereka sendiri.

Penguatan pendidikan moral

Padahal, bahasa sebagai alat dalam

(moral education) atau pendidikan

menyampaikan pembelajaran sangat

karakter (character education) dalam

besar

konteks

454

pengaruhnya

terhadap

sekarang

sangat

relevan

Durrotun Nafisah,Peran Pendidikan Muatan Lokal Terhadap Pembangunan Karakter Bangsa

untuk mengatasi krisis moral yang

agama lain, dan

sedang melanda di negara kita. Krisis

hidup rukun dengan

tersebut

antara

meningkatnya

lain

pemeluk agama

berupa

pergaulan

bebas,

lain.
Perilaku

yang

maraknya angka kekerasan anak-anak

didasarkan

pada

dan

upaya

remaja,

kejahatan

2

Jujur

terhadap

dirinya

teman, pencurian remaja, kebiasaan
menyontek,

penyalahgunaan

menjadikan
sebagai

orang yang selalu

obat-

obatan, pornografi, dan perusakan

dapat

dipercaya

dalam

perkataan,

milik orang lain sudah menjadi

tindakan,

masalah sosial yang hingga saat ini

pekerjaan.

belum dapat diatasi secara tuntas,

3

Toleransi

dan

Sikap dan tindakan
yang menghargai

oleh karena itu betapa pentingnya

perbedaan agama,

pendidikan karakter.

suku, etnis,

Oleh Kementerian Pendidikan

pendapat, sikap,

dan Kebudayaan (Kemdikbud), telah

dan tindakan orang

dirumuskan

lain yang berbeda

18

nilai

pendidikan

dari dirinya.

budaya dan karakter bangsa yang
diharapkan
kepada

untuk
peserta

disampaikan
didik

4

Disiplin

Tindakan yang
menunjukkan

dalam

perilaku tertib dan

pendidikan formal. Nilai-nilai itu

patuh pada berbagai

adalah:

ketentuan dan
peraturan.

Tabel 1. Nilai Pendidikan
Budaya

dan

Karakter

Bangsa

5

Kerja Keras

1

Nilai Karakter
Religius

yang

menunjukkan

Menurut Kemdikbud
No

Tindakan

perilaku tertib dan
Deskripsi

patuh pada berbagai

Sikap dan perilaku

ketentuan

yang patuh dalam

peraturan.

melaksanakan

6

Kreatif

Berpikir

dan

dan

ajaran agama yang

melakukan sesuatu

dianutnya, toleran

untuk menghasilkan

terhadap

cara atau hasil baru

pelaksanaan ibadah

dari sesuatu yang

455

CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016
telah dimiliki.
7

Mandiri

dan kelompoknya.

Sikap dan perilaku

12

yang tidak mudah
tergantung

8

Demokratis

Ingin

Tahu

Prestasi

yang

menghasilkan

menyelesaikan

sesuatu

yang

tugas-tugas.

berguna

bagi

masyarakat,

dan

Cara

berfikir,

bersikap,

dan

bertindak

yang

mengakui,
menghormati

keberhasilan orang

dan

lain.

kewajiban
13

Bersahabat/Ko

Sikap dan tindakan

munikatif

yang
dirinya

yang

selalu

menghasilkan

berupaya

untuk

sesuatu

yang

mengetahui

lebih

berguna

bagi

mendalam

dan

masyarakat,

dan

mengakui,

yang dipelajarinya,

menghormati

dilihat,

keberhasilan orang

Kebangsaan

bertindak,

Air

dan

serta

lain.
berpikir,

14

Cinta Damai

Sikap dan tindakan
yang

dan

mendorong

dirinya

yang

untuk

menempatkan

menghasilkan

kepentingan bangsa

sesuatu

yang

dan negara di atas

berguna

bagi

kepentingan

masyarakat,

dan

diri

dan kelompoknya.

mengakui,

Cara

menghormati

berpikir,

bertindak,
berwawasan

lain.

yang
15

kepentingan bangsa

Gemar

Kebiasaan

Membaca

menyediakan waktu

dan negara di atas

untuk

kepentingan

berbagai

diri

serta

keberhasilan orang

dan

menempatkan

456

untuk

meluas dari sesuatu

Cara

Tanah

mendorong

Sikap dan tindakan

Semangat

Cinta

serta

menilai sama hak

berwawasan

11

untuk

orang lain dalam

didengar.
10

mendorong

dirinya

lain.
Rasa

Sikap dan tindakan

pada

dirinya dan orang

9

Menghargai

membaca
bacaan

Durrotun Nafisah,Peran Pendidikan Muatan Lokal Terhadap Pembangunan Karakter Bangsa
yang

memberikan

kebajikan

bagi

dirinya.
16

Peduli

Sikap dan tindakan

Lingkungan

yang

selalu

warga negara, tetapi juga untuk warga
masyarakat

secara

keseluruhan.

Pendidikan karakter dapat diartikan
sebagai the deliberate us of all

berupaya mencegah

dimensions of school life to foster

kerusakan

optimal

pada

lingkungan alam di
sekitarnya,

dan

character

(usaha

kita

seluruh

secara

development

sengaja

dimensi

dari

kehidupan

mengembangkan
upaya-upaya untuk

pembentukan

memperbaiki
kerusakan

alam

yang sudah terjadi.
17

Peduli Sosial

sekolah/madrasah untuk membantu

Sikap dan tindakan

optimal).

karakter
Pendidikan

secara
karakter

memerlukan metode khusus yang
tepat agar tujuan pendidikan dapat

yang selalu ingin
memberi

bantuan

tercapai. Salah satu statetgi dalam

pada orang lain dan

pembentukan karater bangsa adalah

masyarakat

dengan muatan lokal.

yang

membutuhkan.
18

Dari 18 nilai yang dirumuskan

Tanggung

Sikap dan perilaku

Jawab

seseorang

untuk

melaksanakan tugas

oleh Depdikbud pada table 1, sangat
jelas bahwa nilai karakter bangsa itu

dan kewajibannya,

merupakan sikap dan tindakan, bukan

yang seharusnya dia

hanya pengertian. Maka bila peserta

lakukan,

didik sungguh mempunyai nilai itu

terhadap

diri

sendiri,

masyarakat,
lingkungan

(alam,

berarti mereka mempunyai tindakan
nyata yang bercirikan karakter bangsa

sosial dan budaya),

tersebut. Mereka bukan hanya tahu

negara dan Tuhan

(to

Yang Maha Esa.

melakukannya (to do), dapat hidup

know),

tetapi

mereka

dengan orang lain lebih baik (to live
Pendidikan

karakter

telah

together),

dan

semakin

menjadi

menjadi perhatian berbagai negara

pribadi yang utuh dan berkembang (to

dalam

rangka

be) (bdk. Delors, J., 1996). Dengan

generasi

yang berkualitas, bukan

mempersiapkan

demikian

anak

didik

dibiasakan

hanya untuk kepentingan individu
457

CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016

melakukan sesuatu nilai yang baik,

dilestarikan

yang menjadikan hidupnya makin

dengan tetap mempertahankan nilai-

sempurna. Dengan pembiasaan itu,

nilai luhur bangsa Indonesia melalui

mereka akan berkembang menjadi

upaya

pendidikan.

pribadi yang utuh, mencintai dan

keadaan

lingkungan,

menghormati Tuhan, hidup damai

budaya

kepada

dengan

memungkinkan mereka untuk lebih

sesama,

mengembangkan

dan

lingkungan, memajukan diri sendiri,

mengakrabkan

dan gembira sebagai warga bangsa

lingkungannya.

Indonesia (Suparno, 2012:5).

KURIKULUM

sosial,

peserta

dan
didik

dengan

adalah

penting

pendidikan,

satu

dari

karena

sistem

merupakan

komponen pendidikan yang dijadikan

MUATAN LOKAL
Indonesia
keanekaragaman

Pengenalan

Kurikulum
komponen

KONSEP

dikembangkan

dalam

memiliki

acuan oleh setiap satuan pendidikan,

berbagai

baik

oleh

pengelola

maupun

aspek sosial, budaya, geografis, dan

penyelenggara; khususnya oleh guru

demografis. Akan tetapi memiliki

dan kepala sekolah. Penentuan isi dan

kesatuan yang utuh berkat Pancasila

bahan

sebagai dasar dan ideologi negara.

didasarkan

Bhinneka Tunggal Ika merupakan

kebutuhan

semboyan sebagai pegangan bangsa

dituangkan dalam mata pelajaran

Indonesia

mewujudkan

dengan alokasi waktu yang berdiri

keanekaragaman.

sendiri. Hal ini sejalan dengan upaya

kesatuan

dalam
dan

pelajaran
pada

peningkatan

macam suku bangsa yang memiliki

nasional.

multikultur

mutu

Menurut

(adat

lokal

keadaan

lingkungan,

Indonesia yang terdiri dari berbagai

keanekaragaman

muatan

Surat

dan
yang

pendidikan

Keputusan

istiadat, tata cara, bahasa, kesenian,

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

kerajinan, keterampilan daerah, dll)

Republik Indonesia dengan nomor

merupakan

ciri

yang

0412/U/1987 tanggal 11 Juli 1987

memperkaya

nilai-nilai

kehidupan

yang dimaksud dengan kurikulum

khas

bangsa Indonesia. Oleh karena itu

muatan

keanekaragaman tersebut harus selalu

pendidikan

458

lokal
yang

ialah
isi

program
dan

media

Durrotun Nafisah,Peran Pendidikan Muatan Lokal Terhadap Pembangunan Karakter Bangsa

penyampaiannya dikaitkan dengan

satuan

lingkungan alam dan lingkungan

tampaknya

budaya serta kebutuhan daerah dan

kurikulum muatan lokal hanya bisa

wajib dipelajari oleh murid di daerah

diakomodasi melalui kegiatan yang

tersebut. Menurut Kurikulum 1994

terpisah dengan mata pelajaran.

pelajaran

yang

diajarkan

secara

terpisah,

menjadi

Pendapat

menganggap

ini

bahwa

Tujuan penyelenggaraan dan

Kurikulum Muatan Lokal adalah
materi

pendidikan.

pelaksanaan

muatan

lokal

dalam

kajian

kurikulum yaitu terdiri dari tujuan

tersendiri. Tirtarahardja dan La Sula

langsung dan tak langsung. (Abdullah

mengungkapkan bahwa kurikulum

Idi, 1999: 180) Tujuan langsung

muatan lokal adalah suatu program

meliputi

pendidikan yang isi dan media dan

mudah diserap oleh murid, sumber

strategi penyampaiannya dikaitkan

belajar

dengan lingkungan alam, lingkungan

dimanfaatkan

sosial, dan lingkungan budaya serta

pendidikan, murid dapat menerapkan

kebutuhan daerah (Iim Wasliman,

pengetahuan dan keterampilan yang

2007: 209).

dipelajarinya

Secara garis besar

bahan

di

pengajaran

daerah

dapat

untuk

lebih

kepentingan

untuk

memecahkan

Kurikulum Muatan Lokal adalah

masalah

materi

diajarkan

sekitarnya, dan murid lebih mengenal

secara terpisah yang isi dan media

kondisi alam, lingkungan sosial dan

penyampaiannya sesuai dengan ciri

lingkungan budaya yang terdapat di

khas

daerahnya. Sedangkan tujuan tak

pelajaran

daerah

yang

tertentu.

Menurut

Mulyasa kurikulum muatan lokal

langsung

adalah

yang

lebih

ditemukan

meliputi:

murid

di

dapat

kurikuler

yang

meningkatkan pengetahuan mengenal

mengembangkan kompetensi

yang

daerahnya, murid diharapkan dapat

disesuaikan dengan ciri khas dan

menolong orangtuanya dan menolong

potensi daerah, termasuk keunggulan

dirinya

daerah yang materinya tidak dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya, dan

dikelompokkan

murid

kegiatan

ke

dalam

mata

sendiri

menjadi

pelajaran yang ada. (Mulyasa, 2009:

lingkungan

256)

keterasingan

Substansi

ditentukan

oleh

Muatan

lokal

masing-masing

sendiri.

dalam

dan

Oleh

akrab
terhindar

terhadap
karena

rangka

dengan
dari

lingkungan
itu

untuk

459

CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016

bahan

masyarakat. 2) Fungsi Perbedaan,

muatan lokal sifatnya mandiri dan

pengakuan atas perbedaan berarti pula

tidak terikat oleh pusat, maka peranan

memberi kesempatan bagi pribadi

guru dalam melaksanakan proses

untuk

pembelajaran dalam muatan lokal ini

diinginkannya. Karena itu muatan

sangat

lokal

mencapai

tujuan

dimana

menentukan.

melaksanakan

Untuk

pengembangan,

memilih

harus

apa

yang

merupakan

program

pendidikan yang bersifat luwes, yang

langkah-langkah yang ditempuh yaitu

dapat

menyusun perencanaan muatan lokal,

terhadap

melaksanakan

dan

kemampuan murid. Ini tidak berarti

pengembangan.

mendidik pribadi menjadi orang yang

pembinaan,

merencanakan

memberikan
perbedaan

pelayanan
minat

dan

individualistik tetapi muatan lokal

(Dakir, 2010: 119).
dalam

harus dapat berfungsi mendorong

lingkungan masyarakat. Karena itu

pribadi ke arah kemajuan sosialnya

program-program

dalam masyarakat.

Sekolah

berada

sekolah

harus

lingkungan.

Ada dua arah pengembangan

Demikian pula pribadi-pribadi yang

dalam kurikulum muatan lokal, yaitu:

ada dalam sekolah hidup dalam

1)

lingkungan,

perlu

panjang,

dapat

melatih keahlian dan keterampilan

menyesuaikan diri dan akrab dengan

yang sesuai dengan harapan yang

lingkungannya.

fungsi

nantinya dapat membantu dirinya,

kurikulum muatan lokal diantaranya:

keluarga, masyarakat dan akhirnya

1) Fungsi Integrasi, murid merupakan

membantu

bagian

integral

Oleh

karena

itu

disesuaikan

dengan

sehingga

diupayakan

agar

pribadi

Adapun

dari

masyarakat,

Pengembangan
agar

para

untuk
siswa

pembangunan

karena

itu

jangka
dapat

negara.

perkembangan

harus

muatan lokal dalam jangka panjang

merupakan program pendidikan yang

harus direncanakan secara sedemikian

berfungsi untuk mendidik pribadi-

rupa oleh sekolah, keluarga, dan

pribadi

masyarakat

muatan

yang

akan

lokal

memberikan

setempat

dengan

sumbangan kepada masyarakat atau

perantara pakar-pakar pada instasi

berfungsi

dan

terkait baik negeri maupun swasta.

kepada

Untuk muatan lokal di sekolah dasar

untuk

mengintegrasikan

460

membentuk
pribadi

Durrotun Nafisah,Peran Pendidikan Muatan Lokal Terhadap Pembangunan Karakter Bangsa

masih bersifat concentris, kemudian

Pendekatan kepala sekolah dengan

dilaksanakan

nara sumber dan instansi terkait

secara

kontinue

di

sekolah menengah pertama dan akan
terjadi

konvergensi

cara

menentukan

sekolah

bahan pelajaran muatan lokal untuk

menengah atas. 2) Pengembangan

satu bidang studi dapat dilaksanakan

untuk jangka pendek, perkembangan

dengan empat cara : 1) Bagi mata

muatan lokal dalam jangka pendek

pelajaran yang sudah punya SK dan

dapat

KD,

dilakukan

setempat

di

Adapun

oleh

dengan

sekolah

cara

disusun

tema

dan

materi

menyusun

pembelajaran, kemudian dipilih bahan

kurikulum muatan lokal kemudian

mana yang berkriteria muatan lokal;

menyusun Indikatornya dan direvisi

2) SK dan KD yang telah dipilih,

setiap saat.

sesuaikan dengan pola kehidupan

Keberhasilan

pengembangan

masyarakat; 3)

Pola kehidupan

kurikulam muatan lokal di sekolah

dalam lingkungan alam, dijadikan

tergantung pada beberapa aspek, yaitu

sumber

:1)

dalam

mungkin sesuai; 4) Pola kehidupan

tentang

dalam lingkungan alam, dipilih unsur-

Kekreatifan

memberikan
kurikulum

guru

materi
mauatan

lokal;

sebagai

unsurnya

yang

indikator

perlu

yang

dimasukan

2)Kesesuaian program muatan lokal

dalam program pendidikan kemudian

yang diberikan kepada murid; 3)

dibuat indikator.

Ketersediaan sarana dan prasarana

Landasan

yang

memadai

pengembangan

demi

kesuksesan

muatan lokal adalah keberadaannya

muatan

sebagai salah satu isi dan struktur

lokal di sekolah tersebut; 4) Cara

kurikulum yang harus diberikan pada

pengelolaan kurikulum yang baik dan

tingkat dasar dan menengah. Hal ini

sesuai dengan prosedur; 5) Kesiapan

sebagaimana tercantum dalam Pasal

siswa

37 Undang-Undang (UU) Nomor 20

dalam

kurikulum

pengembangan

meneriman

muatan lokal; 6)
masyarakat

setempat

materi

Partisipasi
untuk

Tahun

2003

Pendidikan

tentang

Sistem

Nasional,

yang

mendukung pelaksanaan kurikulum

menyatakan bahwa Sekolah Dasar

muatan lokal disekolah tersebut; 7)

dan Menengah terdiri dari mata
pelajaran

pendidikan

agama;

461

CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016

pendidikan kewarganegaraan, bahasa;

daerah dan Peraturan pemerintah

matematika; ilmu pengetahuan alam;

Republik Indonesia Nomor 19 Tahun

Ilmu Pengetahuan Sosial; Seni dan

2005

Budaya; Pendidikan Jasmani dan

pendidikan. (Rusman, 2009:404).

Olahraga;

tentang

standar

nasional

Keterampilan/Kejuruan;

dan muatan lokal (UU Sisdiknas No.

PERAN

20 Tahun 2003 Pasal 37 ayat 1).

DALAM

Selanjutnya, dalam Peraturan

MUATAN

LOKAL

MEMBENTUK

KARAKTER BANGSA

Nasional

Pengembangan muatan lokal

(Permendiknas) No. 22 Tahun 2006

dalam membentuk karakter bangsa

tentang standar isi menyatakan bahwa

dapat

Kurikulum

Satuan

pendek dan jangka jauh. Sedangkan

Pendidikan (KTSP) selain memuat

pengembangan muatan lokal dalam

beberapa

jangka pendek dapat dilakukan oleh

Menteri

Pendidikan

Tingkat

mata

pelajaran,

juga

dilakukan

sekolah

yang wajib diberikan pada semua

menyusun kurikulum muatan lokal

tingkat satuan pendidikan. Kebijakan

kemudian menyusun silabusnya dan

yang

direvisi

dimasukkannya

dengan

mata

pelajaran

setiap saat.

dengan

jangka

terdapat mata pelajaran muatan lokal

berkaitan

setempat

dalam

Pihak

cara

yang

memegang peranan cukup penting

isi

baik di dalam perencanaan dan

dilandasi kenyataan bahwa Indonesia

pelaksanaan kurikulum adalah guru.

yang terdiri dari berbagai macam

Peranan guru bukan hanya menilai

suku

perilaku dan prestasi belajar murid-

muatan

lokal

dalam

bangsa

keanekaragaman

standar

yang

memiliki

multikultur

(adat

murid dalam kelas, tetap juga menilai

istiadat, tata cara, bahasa, kesenian,

implementasi

kerajinan,

lingkup yang lebih luas. Hasil-hasil

keterampilan

merupakan

ciri

memperkaya

nilai-nilai

daerah)

khas

yang

penilaian

kurikulum

demikian

akan

dalam

sangat

kehidupan

membantu pengembangan kurikulum,

bangsa Indonesia. Adapun landasan

untuk memahami hambatan-hambatan

pengembangan

lokal

dalam implementasi kurikulum dan

tercantum pula pada UU No. 22

juga dapat membantu mencari cara

muatan

Tahun 1999 tentang pemerintahan

462

Durrotun Nafisah,Peran Pendidikan Muatan Lokal Terhadap Pembangunan Karakter Bangsa

untuk mengoptimalkan kegiatan guru

menyatakan

(Nana Syaodih S., 2009:157).

sholat, sebagian

Kreativitas

guru

dalam

orang

dasar pengembangan muatan lokal

mengajar

yang

rumah,

tidak

hanya

meninggalkan
kecil

responden menyatakan

pelaksanaan pembelajaran menjadi

terinternalisasi

tidak

tua,

(20%)

(24%)
patuh pada

menyatakan

mengaji pada adik di
hampir tidak ada (4%)

untuk peserta didik namun juga bagi

menyatakan mengajak teman agar

pendidiknya. Guru dituntut untuk

mengaji. Hal ini membuktikan bahwa

dapat menggunakan sumber daya ada

Muatan Lokal Baca Tulis Al-Quran

(lingkungan)

dalam

pelaksanaan

dapat membentuk karakter peserta

pembelajaran

agar

pembelajaran

didik terutama karakter religius yaitu

menjadi optimal dan kontekstual.

suatu sikap dan perilaku yang patuh

Pembelajaran

kontekstual

dalam melaksanakan ajaran agama

merupakan salah satu strategi dalam

dengan tidak meninggalkan sholat.

menerapkan muatan lokal di dalam

Selain karakter religius ada pula

semua

karakter yang sesama manusia dan

yang

materi

pembelajaran.
dapat

dirinya sendiri yaitu toleransi, dengan

menciptakan pembelajaran yang aktif,

mengajari adik yang bisa ngaji.

inovatif,

Disiplin

Pembelajaran

kontekstual

kreatif,

efektif

dan

dengan

menunjukkan

menyenangkan (PAIKEM) dengan

perilaku tertib dan patuh pada waktu

menggunakan

variasi

belajar ngaji. Rasa ingin tau, Sikap

metode, sumber dan alat/ media

dan tindakan yang selalu berupaya

pembelajaran.

untuk mengetahui lebih mendalam

berbagai

Ira Yumira dalam tulisannya

dan meluas dari belajr ngaji. Gemar

yang berjudul Peran Pendidikan Baca

Membaca, kebiasaan menyediakan

Tulis AL-Quran Sebagai Muatan

waktu untuk membaca Al-Quran.
Penerapan

Lokal Dalam Upaya Membentuk
bahasa

SMP Tri Bhakti Nagreg menunjukkan

dilakukan

bahwa

dipertahankan untuk menjaga bahasa

hasil

yang

diterapkandari

pembelajaran,

setengahnya

(52%)

di

lokal

Karakter Kepribadian Siswa Studi di

apa

daerah

muatan

selama

sekolah

yang

ini

perlu

dari

daerah agar tidak punah karena

responden

bahasa daerah merupakan identitas

lebih

463

CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016

suatu bangsa. Dalam pelaksanaannya

pembentukan dan pembinaan karakter

perlu dibuat sebagai mata pelajaran

siswa melalui penguatan terhadap

mandiri mengingat karakteristiknya

nilai-nilai kebudayaan hasil warisan

yang

leluhur.

tidak

dapat

diintegrasikan

Jadi

dapat

disimpulkan

ini

dapat

membentuk

dengan mata pelajaran strategi belajar

penelitian

dan pembelajaran, sebagaimana yang

peserta didik yang dapat menguasai

dilakukan Pemerintah Propinsi Jawa

kebudayaan dan bahasa Using secara

Barat.

landasannya,

mendalam dan merupakan landasan

sebagaimana surat edaran Kepala

dasar dalam membangun kehidupan

Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat

manusia yang berkarakter luhur.

Adapun

Sedangkan

No. 423/2372/Set-disdik tertanggal 26
Maret 2013 perihal Pembelajaran

jangka

Muatan Lokal Bahasa Daerah pada

berurutan dan berkesinambungan dari

Jenjang

SMP/MTs,

berbagai muatan lokal yang pernah

SMA/SMK/MA, dengan demikian

ada di jenjang sekolah dasar sampai

pembelajaraan muatan lokal Bahasa

menengah, seperti yang dilakukan

Daerah

dalam

oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan

Jawa Barat

Transmigrasi Nusa Tenggara Barat,

SD/MI,

tetap

Kurikulum

diakomodir

2013 di

jauh

pengembangan

dilaksanakan

dengan pilihan bahasa yaitu Bahasa

dengan

Sunda, Bahasa Cirebon dan Bahasa

kurikulum

Melayu Betawi. (Bambang Sugiharto,

peningkatan kemampuan berbahasa

2013).

Inggris.
Hasil penelitian iti Rohmatin

berupaya

secara

muatan

Hal

ini

menerapkan
lokal

melalui

senada

yang

dilakukan di DKI Jakarta, bahwa

Nazilah (2014) tentang implementasi

pengembangan

kurikulum muatan lokal bahasa Using

semakin menambah sarat pentingnya

sangat

muatan lokal di sekolah, seperti yang

berperan

pembentukan

dalam

karakter

upaya

siswa

di

kurikulum

2013

diungkapkan dalam replubika.co.id

SMPN 1 Giri. Kurikulum muatan

(Desember,

lokal

Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi

bahasa

penekanan

Using

pada

memiliki

Dinas

Mulyanto menekankan bahwa bahasa

pengetahuan,

Inggris akan dijadikan muatan lokal

ilmu

tetapi

menekankan

464

Kepala

dan

wawasan

pengembangan
juga

2013)

pada

dalam kurikulum baru. “Jadi, di

Durrotun Nafisah,Peran Pendidikan Muatan Lokal Terhadap Pembangunan Karakter Bangsa

Jakarta, bahasa Inggris justru akan

Selain itu implementasi muatan lokal

menjadi mata pelajaran wajib sebagai

membatik terlaksana secara optimal

tambahan dari desain minimal yang

serta minat wirausaha siswa tinggi

ditawarkan Pusat. Begitu juga dengan

setelah mengikuti mulok membatik.

Penjaskes.” Hal ini menunjukkan

Hasil penelitian Dr. Tri hartiti

bahwa muatan lokal bahasa Inggris

Retnowati

perlu diterapkan dalam membentuk

membangun karakter siswa melalui

karakter siswa yang mandiri, karena

pembelajaran

Indonesia

adalah

negara

yang

mengatakan

tergabung

dalam

MEA

dalam

batik

(2010)

batik

tentang

di

sekolah

bahwa

Pembelajaran

merupakan

pelaksanaan

menghadapi arus globalisasi peserta

pendidikan seni di sekolah diberikan

didik sudah harus siap bersaing

karena keunikan, kebermaknaan dan

dengan negara ASEAN yang lain.

kebermanfaatan terhadap kebutuhan

Perkembangan muatan lokal

perkembangan peserta didik, yang

dalam jangka jauh dapat dilaksanakan

terletak pada pemberian pengalaman

dengan pola Trikon teori oleh Ki

estetik

Hajar Dewantara yaitu konsentris,

berekspresi/berkreasi

kontinyu

dalam

berapresiasi. Pengalaman estetik yang

muatan lokal seperti yang diuraikan

diberikan pada pembelajaran batik

dalam jurnal humaniora oleh Nunung

pada prinsipnya berfungsi melatih dan

Sri Wahyuni (2013) menjelaskan

mengembangkan kepekaan rasa .

pengembangan muatan lokal melalui

Dengan kepekaan rasa yang tinggi

membatik di SMA Situbondo, hasil

mental seseorang cenderung mudah

penelitiannya

bahwa

diisi dengan nilai-nilai hidup dan

penetapan muatan lokal membatik

kehidupan, seperti nilai religius, nilai

merupakan keputusan sekolah dengan

moral, nilai budi pekerti ( melatih

tujuan

disiplin, teliti, sabar, bersih, dll).

dan

konvergensi

menyatakan

mensukseskan

pemerintah

kabupaten

program
Situbondo

Dengan

dalam

bentuk

demikian

kegiatan
dan

membangun

melestarikan dan mengembangkan

karakter siswa dengan pembelajaran

budaya

batik

batik dapat dilaksanakan melalui

bekal

kegiatan sekolah dan

situbondo,

lokal

khususnya

memberikan

keterampilan, dan peluang usaha.

pembelajaran

di

kelas,

proses
sehingga

465

CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016

pembelajran batik di sekolah dapat

menetapkan pakaian daerah untuk

sebagai sarana membangun karakter

dipakai

siswa untuk membentuk insan yang

memperkenalkan dan menumbuhkan

berkualitas.

kecintaan pada budaya daerah.

komunitas

Unnes

(2012)

sebagai

Dalam

Muhammad Nur Farid dalam
jurnal

guru

langkah

pengembangan

selanjutnya ada dua hal yang perlu

mengkaji bagaimana

diperhatikan yaitu perluasan muatan

pelaksanaan muatan lokal batik tulis

lokal dan pendalaman muatan lokal.

Lasem pada tingkat sekolah dasar di

Perluasan muatan lokal pada dasarnya

Kecamatan Lasem sebagai bentuk

ialah bahan muatan lokal yang ada di

pelestarian

budaya

daerahnya

itu

penelitian

ini

berbagai

jenis

lokal.

Hasil

menunjukkan

yang

terdiri

muatan

dari
lokal.

pelaksanaan muatan lokal batik tulis

Sedangkan pendalaman muatan lokal

Lasem pada kelas empat dan kelas

adalah bahan muatan lokal yang

lima. Muatan lokal tersebut berhasil

sudah

menanamkan

sampai

kepedulian

dan

ada

kemudian

lanjutan.

diperdalam

Perluasan

kecintaan anak-anak pada batik tulis

pendalaman

Lasem. Hal ini menunjukkan bahwa

dimaksud

muatan lokal batik tulis mampu

penguasaan bahasa daerah selain

membentuk karakter peserta didik

bahasa asing. Melalui muatan lokal

yang kreatif dan cinta tanah air,

seperti yang diungkapkan Kompas

mereka

produk

(26 Maret 2015) adalah sebagian

berusaha

bahasa daerah di Nusantara semakin

Indonesia.

cinta

dengan

Mereka

muatan
salah

satunya

dengan

terancam

dengan belajar. Contoh lain dalam

minimnya tradisi pengajaran lintas

pengembangan muatan lokal jangka

generasi. Hal ini merugikan bangsa

jauh adalah penetapan keluasan waktu

Indonesia

belajar dalam pelaksanaan muatan

bahasa, sebagai salah satu unsur

lokal di Surabaya dengan menetapkan

penting

Jumat Jawa (JJ). DKI Jakarta sebagai

menjadi semakin berkurang.

ibukota negara Indonesia juga telah

satu cara yang wajib ditempuh adalah

menerapkan muatan lokal dengan

dengan

karena

terutama

yang

melestarikan kebudayaan Indonesia

466

punah,

lokal

dan

akibat

keanekaragaman

pembentuk

kebudayaan,

mengembangkan

Salah

muatan

Durrotun Nafisah,Peran Pendidikan Muatan Lokal Terhadap Pembangunan Karakter Bangsa

lokal bahasa daerah sebagai wujud

kurikulum yang dilakukan adalah

penanaman nilai budaya daerah.

dengan

Penanaman 18 Nilai Karakter
sangat

dianjurkan

terutama

pengembangan

kurikulum

muatan lokal dimana karakteristik dan
ciri

daerah

ditingkatkan

dan

penanaman nilai karakter cinta tanah

penguasaan akan pengetahuan global

air. Banyak sekali budaya lokal

juga

Indonesia

dapat

yang

terancam

punah

dioptimalkan.

Muatan

menumbuhkan

lokal

kecintaan

bahkan diakui oleh negara lain.

peserta didik sebagai penerus bangsa

Pendidikan

akan

Nilai

karakter

harus

nilai-nilai

sosio

kultural

dijalankan banyak pihak, antara lain

daerahnya dan negerinya. Selain itu

orang tua, sekolah, masyarakat, dan

nilai moral yang terkandung pada

negara. Di beberapa negara yang

setiap daerah dapat ditumbuhkan

berdasarkan

dalam diri peserta didik maupun

agama,

pendidikan

menjadi tanggungjawab orang tua,

pendidik.

sekolah, instansi agama, masyarakat,

karakter bangsa sesuai dengan budaya

dan negara. Demikian juga dengan

lokal.

pendidikan
menjadi

karakter

terwujudlah

juga

Untuk mewujudkan karakter

beberapa

bangsa yang ideal kepada peserta

bangsa

tanggungjawab

Sehingga

pihak, seperti orang tua, sekolah,

didik

masyarakat, dan Negara (Ryan &

lokal, diperlukan penelitian yang

Lickona, 1992).

mendalam. Penelitian akan membantu

KESIMPULAN

melalui

kerukulum

terwujudnya

program

yang

efektif,

tepat,

muatan

pendidikan
efisien

dan

Dalam mewujudkan karakter

pengembangan karakter peserta didik.

bangsa yang kuat di era globalisasi ini

Pembangunan karakter bangsa perlu

dengan cara menerapkan kurikulum

diperhatikan

muatan

masyarakat Indonesia yang aman,

lokal.

Bangsa

Indonesia

demi

dan

terwujudnya

merupakan bangsa yang memiliki

bermartabat

sejahtera,

maka

aneka ragam budaya. Budaya tersebut

masih banyak persoalan yang diteliti,

harus terus dilestarikan dan diperkuat

sehingga dapat diambil langkah yang

melalui pengembangan kurikulum.

positif.

Salah satu caranya pengembangan

467

CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016

DAFTAR PUSTAKA

Komunitas/Article/View/2400

Dakir, Haji. (2010). Perencanaan dan
Pengembangan
Kurikulum.
Jakarta: Rineka Cipta.

Rachman Taufik. (2012). Pengamat:
Bahasa Inggris Jadi Muatan
Lokal
Saja
http://www.republika.co.id/ber
ita/pendidikan/beritapendidikan/12/10/22/ mca72
pengamat-bahasa-inggris-jadimuatan-lokal-saja, diakses 19
Januari 2016.

Delors, J. (1996). Learning: The
Treasure
Within.
Paris:
UNESCO Publishing
Idi, Abdullah. (1999). Pengembangan
Kurikulum: Teori dan Praktik.
Jakarta: Gaya Media Pratama.
Iim

Wasliman. (2007). Modul
Problematika
Pendidikan
Dasar.
Bandung:
Pps
Pendidikan Dasar UPI.

Kompas. (2012). Bahasa Daerah
Terancam: Sebagian dari 749
Bahasa di Nusantara kian
Kehilangan Penutur . Maret
2015, halaman 12. Jakarta.
Mulyasa, E. (2009). Implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan,
Kemandirian
guru dan Kepala Sekolah,
Cetakan Ketiga, Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Nur

468

Farid, Muhammad. (2012).
Peranan Muatan Lokal Materi
Batik Tulis Lasem Sebagai
Bentuk Pelestarian Budaya
Lokal.
Jurnal
Komunitas
(Research And Learning In
Sociology
And
Anthropologhy),
4(1)
Http://Journal.Unnes.Ac.Id/Nj
u/Index.Php/

Rusman.
(2009).
Manajemen
Kurikulum. Jakarta: Rajawali
Pers.
Ryan, K. & Lickona, T. (1992).
Character Development in
Schools
and
Beyond.
Washington,
D.C.:
The
Council for Research in
Values and Philosophy.
Sugiharto,
Bambang.
(2013).
Penerapan Bahasa Daerah
pada Kurikulum 2013 di Jawa
Barat
http://bahasa.kompasiana.com/
2013/11/28/penerapan-bahasadaerahpada-kurikulum-2013di-jawa-barat-613871.html,
diakses 19 Januari 2016.
Suparno, P. (2012). Sumbangan
Pendidikan Fisika terhadap
Pembangunan
Karakter
Bangsa. Pidato Pengukuan
Guru Besar. Yogyakarta:
USD.