A4. Protokol Datalink

Jaringan Komputer I
Materi 4
Lapis Datalink

Terminologi Fisik Jaringan
Node

Link
Terminal
Jaringan

Tugas Datalink
Pembukaan hubungan dan penutupan

hubungan
Melakukan kendali atas kesalahan yang
mungkin terjadi : tool  pariti, crc, dll
Melakukan pengendalian banyaknya data
yang dikirim  untuk menghindari
kemacetan (kongesti) : tool  sliding
windows dll

Dan lainnya (optional : tambahan untuk
protokol datalink tertentu)

Proses Hubungan Di Link
Ada 2 jenis proses hubungan di link :
Memerlukan connection setup
Hubungan langsung
Connection setup
Ada banyak path yang bisa dipilih
Untuk hubungan yang sangat handal
Tersedia berbagai pilihan kecepatan komunikasi

Hubungan langsung
Tanpa pilihan jalur dan kecepatan komunikasi
Point-to-point connection

Metoda Deteksi Kesalahan
Agar bisa melakukan kendali kesalahan,

syarat mutlak yang harus ada adalah

adanya mekanisme deteksi kesalahan
Beberapa metoda yang umum digunakan:
Pariti  paling sederhana
CRC  lebih sulit, meminta kemampuan

komputasi
Checksum  operasi word

Proses Deteksi Kesalahan

Bit E dan E’
dibandingka
n di
penerima,
jika tidak
sama maka
dilakukan
retransmisi.

7


Deteksi Kesalahan
 Definisi nilai probabilitas dalam transmisi frame:
 Pb = BER  probabilitas suatu bit salah
 P1  probabilitas sebuah frame tiba tanpa kesalahan
 P2  probabilitas frame tiba dengan 1 atau lebih bit salah tak

terdeteksi
 P3  probabilitas sebuah frame tiba dengan 1 atau lebih bit
salah yang terdeteksi
 F=jumlah bit per frame
 Jika tidak ada fasilitas pendeteksi kesalahan, maka
 P1 = (1 - Pb)F
 P2 = 1 - P 1
 P3 = 0
 Kode pendeteksi kesalahan adalah bit-bit tambahan yang
8

diikutkan pada suatu frame, dihitung sebagai fungsi dari bit-bit
dalam frame tersebut


Pariti
Penambahan 1 bit sebagai bit deteksi

kesalahan
Terdapat 2 jenis pariti : genap dan ganjil

Pariti genap = jumlah bit 1 dalam kode adalah

genap
Pariti genap = d1 xor d2 xor ….. Dn
Pariti ganjil = jumlah bit 1 dalam kode adalah
ganjil
Pariti ganjil = (d1 xor d2 xor ….. Dn) xor 1

Sistem sederhana dan mudah dibuat

hardwarenya (di PC digunakan IC 74LS280)
Tidak mampu mendeteksi kesalahan bit
genap  peluang benar deteksi kesalahan

hanya 25% (peluang salah mutlak 50% +
peluang salah deteksi 25%)

Cyclic Redudancy Check: Sisi
Penggirim
Merupakan hasil operasi pembagian biner

dengan suatu pembagi tertentu (generator
polinomial)
Pembagi : Dn Dn-1 …D1
Deretan bit : b1 b2 b3 …. bm
Operasi :
 (b1 b2 b3…bm)n-1 / Dn…D1  sisa (Rn-1…R1)

Dikirim

b1 b2 b3…bm Rn-1…R1

Cyclic Redudancy Check: Sisi Penerima
Oleh penerima dilakukan operasi yang sama

b1 b2 b3…bm Rn-1…R1 / Dn…D1  sisa (rn-1…r1)
 Data benar jika rn-1…r1 = 0
 Data salah jika rn-1…r1 ≠ 0
 Pembagi standar internasional
 CRC-16  11000000000000101
 CRC-ITU  10001000000100001
 CRC-32  100000100100000010001110110110111
 Jika diperlukan pembagi boleh tidak menggunakan

standar ini asal memenuhi:
 Diawali dan diakhiri dengan bit 1 ( 1xxxxxx1)
 Jumlah minimum bit “1” : 3 bit
 Agar bisa mendeteksi jumlah bit kesalahan ganjil :harus

habis dibagi oleh (11 = X + 1)

Contoh Perhitungan CRC
Penerima
1 0 1 1 0 1 1 0
qu


1 1 0 0 1

en
o ti

1 1 0 0 1

1 0 1 1 0 1 1 0
1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0

1 1 0 0 1

s

0 0 1 0 1 1

1 1 1 0 0 1 1 0

0 1 1 0


1 1 0 0 1
0 0 1 0 1 1

0 0 0 0 0
0 1 0 1 1 1

R E M A IN D E R

1 1 0 0 1
0 1 1 1 0 0
1 1 0 0 1

Pengirim

0 0 1 0 1

0

0 0 0 0


0

0 1 0 1

0 0

1 1 0

0 1

0 1 1

0 1 0

1 1

0 0 1

0 0

0

0 1 1 0
0 0 0 0
0 1 1 0

F C S /C R C

= 0 , n o e rro r
R E M A IN D E R
= 0 , e rro r d e te c te d

Latihan
1. Diketahui suatu pesan 1101101101
dengan pola pembagi 110101.
Tentukan FCS menggunakan menggunakan
CRC-aritmatika modulo-2
Jika pada receiver diterima sebuah pesan
110110110100101. Tentukan apakah
dideteksi adanya kesalahan? Buktikan

dengan menggunakan CRC-polinomial!

Penggunaan : Pada Paket LAN
(MAC)
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

Destination MAC Address

Source MAC Address
Protocol

Data (46 – 1500 B)

CRC-32

12

13

14

15

16

Checksum
CRC memerlukan perhitungan xor sebanyak

jumlah bit data  memerlukan kemampuan
komputasi yang cukup besar
Diciptakan metoda checksum (untuk
mengurangi perhitungan) pada beberapa jenis
transmisi tidak perlu kecanggihan CRC atau
sudah melakukan CRC di lapis lain
Cara perhitungan checksum:
Data dibagi menjadi kelompok-kelompok 16 bit (word)
Word pertama di xor dengan word kedua
Hasil di xor dengan word ketiga, keempat, …sampai

word terakhir (jika bit-bit terakhir tidak cukup untuk
menjadi word, ditambahkan padding bit ‘0’ sampai
membentuk word)
Hasil akhir (16 bit) = checksum

Contoh perhitungan
0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0
1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0
1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
0
1
1
1
0

1
0
1
0
1

1
1
0
1
1

0
1
1
1
0

1
1
0
0
0

1
1
0
0
0

1
0
1
1
0

0
0
0
1
1

0
1
1
0
1

1
0
1
0
1

0
1
1
0
1

1
0
1
0
1

0
1
1
0
1

0
1
1
0
1

1
0
1
0
1

0
0
0
0
0

DATA
Padding

Checksum

Pengguna Checksum: IP
1

2

3

Version

4

5

6

7

8

Header length (dword)

9

10

11

12

13

14

Priority (0-7)

low

high

high

 “1”

Precedence

D

T

R

unused

Total length

Identification
D

M

Fragment offset
Time to live (seconds)

Protocol

Header checksum
Source IP address
Destination IP address
Option (0 word atau lebih)

Data  64 kB

15

16

Pengguna Checksum: TCP
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

ACK

PSH

RST

SEQ

FIN

Source port
Destination port

Sequence number

Acknowledge number

Header length

Reserved

URG

Windows
Checksum
Urgent pointer
Options
Padding
User data

Backward Error Control
Kemampuan deteksi kesalahan digunakan

untuk melakukan perbaikan kesalahan
(error control) dengan cara meminta
pengiriman ulang jika paket yang diterima
salah
Paket 1

X

Paket 1 Kirim Ulang
Paket 1
Paket 2



Backward Error Control: ARQ
ARQ = Automatic ReQuest
ARQ akan mengulang / tidak mengulang

pengiriman data sesuai dengan feedback
dari penerima
Feedback dari penerima
 ACK = acknowledge  data diterima benar
 NAK = not acknowledge  data diterima salah

ARQ : Idle RQ
1


ACK
2
X
NAK
2

t

Kasus 1: jika paket tidak
sampai
1
Error

∆t

Detectio
n

ACK
δt
1

Pengirim menunggu feedback sampai ∆t +δt, jika tidak ada
respon maka pengirim harus mengirimkan kembali paket
tersebut.
Waktu tersebut disebut dengan waktu

timeout

Kasus 2: feedback tidak
sampai
1
∆t


ACK

Diperlakukan sama dengan kondisi kasus 1 (time-out)

Kapankah pengirim mengirim ulang
paket ???
Jika mendapat feedback NAK
Jika timeout
Jika mendapat feedback yang tidak

dimengerti
Kesimpulan : pengirim mengirim ulang

paket  Jika tidak mendapat ACK

ARQ : Idle RQ
“DIE HARD” ARQ
Paket akan diterima terjaga urutannya
Efisiensi saluran paling rendah
Cocok digunakan untuk saluran transmisi

yang sangat jelek kualitasnya (banyak
error)

ARQ : Selective Repeat

 Hanya mengirim ulang untuk paket yang salah
 Paket diterima tidak berurutan
 Efisiensi saluran tinggi (dibandingkan idle RQ)
1
2
3

4
X
ACK1
X
NAK2
5

NAK3
2
ACK4
3
6

1

4
5
2
3
6

ARQ : Go Back N




1
2
3
4
5
2
3
4

Mengirim ulang mulai dari paket yang salah
Paket akan diterima terjaga urutannya
Efisiensi saluran lebih rendah dari Selective Repeat



ACK1
NAK2
?
?

ACK2

X

1

Don’t care
Don’t care
Don’t care



2

Kasus Lain Go Back N

1
2
3
4
5
6
7
4



ACK1
ACK2
ACK3
NAK4



1



2

X
Don’t care

3

Don’t care



4

Forward Error Control
Backward EC menyebabkan delay pengiriman paket yang

cukup besar tergantung dari berapa kali paket tersebut
harus dikirim
Untuk sistem transmisi jarak jauh dimana delay
propagasi sangat besar (kelas detik, menit atau jam) BEC
tidak bisa menjadi pilihan
Juga untuk aplikasi multimedia, dimana ketepatan waktu
kedatangan lebih utama dibandingkan dengan
‘kebenaran’ data, BER menyebabkan delay yang lewat
batas toleransi waktu
Dipergunakan Forward Error Correction (FEC) untuk
memecahkan masalah ini
FEC berprinsip dasar: penerima mampu membetulkan
sendiri kesalahan data yang sudah diterima, karena
selain menerima data juga menerima bit-bit redundansi
yang diperlukan

Jenis-Jenis FEC
Metoda FEC yang umum dikenal :
Block Parity
Hamming Code
Turbo Code, RS Code, BCH Code

Block Parity
Sederhana, menggunakan perhitungan pariti
Menggunakan pariti baris dan kolom sebagai

dasar

sarana koreksi kesalahan
Hanya mampu mengkoreksi kesalahan 1 bit,
mampu mendeteksi kesalahan lebih dari 1 bit
Efisiensi tergantung dari ukuran baris dan kolom
yang digunakan, semakin banyak baris dan kolom
akan semakin banyak bit pariti

Contoh Block Parity
1

1

0

1

1

1

1

0

1

1



1

0

1

1

1

1

0

0

1

1

X

1

1

0

1

1

1

1

0

1

1



0

0

1

1

0

0

0

1

1

0



1

0

0

0

1

1

0

0

0

1







X









Hamming Code: Sisi Pengirim
Menggunakan metoda matematik modulo 2
Disisipkan bit-bit pariti di posisi bit 2n : bit ke

1,2,4,8,16,32 dst
Bit pariti dihitung dengan cara:
 P1 = d1 xor d2 xor d4
 P2 = d1 xor d3 xor d4
 P3 = d2 xor d3 xor d4
 P4 = d5 xor d6 xor d7

xor
xor
xor
xor
 P5 = d12 xor d13 xor d14

d5 xor d7 xor
d6 xor d7 xor
d8 xor d9 xor
d8 xor d9 xor
xor d15 dst

d9 dst
d10 dst
d10 dst
d10 dst

Banyaknya bit pariti yang dibutuhkan

tergantung jumlah bit datanya
Sehingga deretan bit  P1 P2 d1 P3 d2 d3 d4 P4 d5
d6 d7 d8 d9 dst untuk ditransmisikan

Hamming Code: Sisi
Penerima
Setelah diterima dilakukan perhitungan
 H1
 H2
 H3
 H4
 H5

=
=
=
=
=

P1
P2
P3
P4
P5

xor
xor
xor
xor
xor

d1 xor d2 xor d4 xor
d1 xor d3 xor d4 xor
d2 xor d3 xor d4 xor
d5 xor d6 xor d7 xor
d12 xor d13 xor d14

d5 xor d7 xor
d6 xor d7 xor
d8 xor d9 xor
d8 xor d9 xor
xor d15 dst

d9 dst
d10 dst
d10 dst
d10 dst

Jika disusun menjadi H5 H4 H3 H2 H1 dan

terbaca :

00000 = 0  tidak ada kesalahan
00101 = 5  bit 5 (d2) salah
01001 = 9  bit 9 (d5) salah

Metoda FEC Lain
Semua metoda FEC pada dasarnya

menggunakan metoda matematik modulo 2
Metoda ini terus dikembangkan dengan
tujuan:

Mendapatkan kemampuan koreksi bit yang semakin

banyak
Dengan mengurangi jumlah bit pariti yang
dibutuhkan
Mampu melanjutkan komunikasi walaupun sempat
terputus.

Metoda yang umum digunakan:
BCH Code
Reed Solomon Code
Convolutional Code
Trellis Code
Turbo Code

Kendali Aliran (Flow control)
Fungsi lain yang diperlukan dalam

mentransmisikan data di suatu link adalah
kendali aliran
Dibutuhkan terutama jika aliran data dari
yang cepat ke yang lambat, dimana aliran
data harus diatur agar penerima tidak
overflow
Mengatur aliran dengan cara:
Start – stop
Besarnya aliran

Model Kendali Aliran

Aliran
data
masuk

Buffer

Server

Aliran
data
keluar

Dua Jenis Kendali Aliran
 Start-stop
 Aliran data diatur sesuai dengan permintaan pihak

penerima, jika penerima merasa buffer penerimaannya
penuh, maka ia akan mengirim sinyal stop ke pengirim,
dan jika buffer penerimaannya kosong, ia akan mengirim
sinyal start.
 Teknik ini sederhana, relatif mudah di implementasikan
 Teknik start-stop umum:
 RTS,CTS
 X-on,X-off

 Mengatur aliran
 Aliran data diatur berdasarkan besar bandwitdh saluran

saat itu, teknik ini bekerja berdasarkan feedback dari
penerima yang ‘mengukur’ laju data yang mampu dia
terima.
 Relatif lebih rumit dari teknik start-stop
 Contoh : (sliding) window

Pengguna Kendali Aliran
Pengguna utama adalah protokol lapis

datalink (RS-232, RS-.., HDLC,…)
Untuk teknik kendali aliran yang lebih
canggih diterapkan di lapis atas seperti
TCP (lapis transport)

Kendali Aliran di RS-232
 Terdapat dua jenis kendali aliran yang bisa diterapkan

di sistem komunikasi RS-232, yaitu teknik hardware
dan teknik software
 RTS – CTS (hardware), digunakan saluran tambahan
untuk mengkomunikasikan informasi kendali aliran,
dirancang untuk berkomunikasi dengan modem yang
lebih lambat dari interface RS-232.
Koneksi fisik
TX



RX

RX



TX

Pertukaran sinyal
• RTS

GND



GND
RTS



CTS

CTS



RTS

Jika dijawab CTS maka TX
jika tidak tunggu

Kendali Aliran di RS-232
 Software (X-on, X-off),

digunakan karakter-karakter
tertentu untuk bertukar
informasi kendali aliran
 Lebih sedikit membutuhkan
koneksi fisik (2 kabel untuk satu
arah komunikasi, 3 kabel untuk
dua arah)
 Algoritma kerja disisi pengirim
 Tunggu X-ON
 Kirim TX
 Jika mendapat X-OFF, berhenti

kirim

 Algoritma kerja disisi penerima
 Periksa buffer penerimaan
 Jika kosong kirim X-ON, jika

penuh kirim X-OFF

Koneksi
fisik
TX



RX

RX



TX

GN
D

----

GN
D

Sliding window
Teknik kendali aliran start-stop mempunyai

kelemahan trafik yang terjadi menjadi diskrit
(bisa juga bursty), menyebabkan naiknya
peluang kongesti di jaringan, tidak cocok untuk
komunikasi jarak jauh (melalui banyak link).
Dikembangkan teknik pengendalian aliran yang
lebih adaptif sesuai dengan kondisi jalur
transmisi yang dilewati, sehingga data dapat
ditransmisikan dengan jumlah yang ‘cukup’
tidak berlebih dan tidak kurang. Teknik ini
meningkatkan efisiensi bandwidth yang pada
ujungnya akan mengurangi terjadinya kongesti
jaringan.
Salah satu teknik yang sejak awal dibuatnya
protokol internet adalah teknik sliding windows

Sliding window
Window = angka jumlah pengiriman paket saat

ini
Window = 3  satu kali kirim maksimum 3 paket
Cara kerja:
Penerima akan menetapkan jumlah window
terimanya berdasarkan tingkat keberhasilan
penerimaan paket, kebijakan yang ditetapkan
oleh lapis aplikasi, dll
Pengirim kemudian akan mengirim paket sesuai
dengan jumlah window yang ditetapkan
penerima
Pada TCP besarnya windows di’ikutkan’ ke paket
arah pengirim dari pihak penerima  tidak perlu
paket khusus, meningkatkan efesiensi transmisi

Besarnya window
Untuk setiap algoritma ARQ yang telah

dipelajari, ukuran window yang sesuai adalah:
ARQ
Idle RQ
Selective
Repeat
Go Back N

Window
Kirim
1

Window
Terima
1

N

N

N

1

Implementasi Windows di TCP
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

URG

ACK

PSH

RST

SEQ

FIN

Source port
Destination port

Sequence number

Acknowledge number

Header length

Reserved
Windows
Checksum CRC-16
Urgent pointer
Options

Padding

Implementasi Windows di
TCP
Disediakan 16 bit untuk windows (dari 0 sd

64k).
Untuk TCP awal, windows dimulai dari 1,
kemudian naik dua kalinya untuk setiap tahap
pengiriman sampai maksimum yang
ditetapkan penerima, jika terjadi kegagalan
penerimaan sebelum mencapai maksimal
tersebut, windows akan si set kembali menjadi
1.
Disebut mekanisme Slow-Start TCP yang tentu
saja untuk kondisi jaringan saat ini dianggap
terlampau berhati-hati, sehingga
dikembangkan berbagai mekanisme TCP lain
untuk memperbaikinya: TCP-Reno, TCP-Vegas,

Pengaruh Ukuran Windows Terhadap
Proses Pengiriman Paket
W > =4

W=2

Perhitungan Waktu Transmisi Paket
Suatu transmisi data di link memerlukan

waktu.
Penggunaan ARQ menyebabkan waktu
transmisi adalah sama dengan waktu dari
mulai paket dikirim sampai dengan waktu
diterimanya ACK oleh pengirim
Komponen waktu transmisi bisa dihitung
dengan penyerhanaan sebagai berikut:

Perhitungan Waktu Transmisi Paket
0
Paket

0-t1 = waktu
propagasi
t1-t2 = waktu paket
(waktu pengeluaran
bit 1 sampai terakhir)
t2-t3 = waktu deteksi
t3-t4 = waktu paket
ack
t4-t5 = waktu
propagasi

t1
t2
Err Det
ACK

t3
t4
t5

t

Perhitungan Waktu Transmisi Paket
Waktu propagasi = waktu yang diperlukan

untuk 1 bit menempuh jarak pengirimpenerima  tpro = jarak/kecepatan
Waktu paket = waktu yang diperlukan

untuk mengeluarkan semua bit pada
paket tersebut  tpac = panjang paket
(bit)/bitrate

Perhitungan Waktu Transmisi Paket
Waktu deteksi = waktu yang dibutuhkan

oleh penerima untuk menentukan paket
yang diterima benar atau salah 
tdet = f(metoda,kecepatan komputer) undefined
(semakin hari semakin cepat)
(kelas ns)
 Waktu paket ack  tack

= panjang paket

ack/bitrate
ttotal = 2tpro + tpac + tdet + tack

Contoh kasus:
Interface E : 10

Mbps, Paket 1512B,
100m, Ack 16B
ttotal ???

Tx

a = 2.75e4
U = 0.98898

Rx

tpro

3.33333E-07 s

0.000333 ms

0.33333333
3 us

333.333
3 ns

tpak

0.0012096 s

1.2096 ms

1209.6 us

1209600 ns

tack

0.0000128 s

0.0128 ms

12.8 us

12800 ns

tdet

0.00000001 s

0.00001 ms

0.01 us

10 ns

ttotal =

0.00122307
7 s

1.223077 ms

1223.07666
7 us

1223077 ns

Contoh kasus lain:
Satelit :
Geosat : 36000km
E1 : 2Mbps
Paket : 1000b, Ack :
40b
T total ???

U = 0.00207

a = 240

tpro

0.12 s

tpak

0.0005 s

tdet
tack
ttotal

20 ns
0.00002 s
0.24052002 s

Rumus Hasil Penyederhanaan
Didapatkan dari kedua contoh kasus, waktu

total transmisi paket didominasi oleh waktu
paket atau waktu propagasi tergantung dari
jarak transmisi, sedangkan waktu deteksi
sangat bergantung pada kecepatan
perhitungan penerima yang cenderung
semakin kesini semakin cepat, waktu ack
relatif dapat diabaikan karena panjang paket
ack jauh lebih kecil dari panjang paket data.
Sehingga :

ttotal ≈ 2 tpropagasi + tpaket

Variabel a
Untuk memudahkan penulisan rumus dan

memperlihatkan suatu variabel penentu
hasil perhitungan utilitas link, maka
dibuatlah variabel a
Dengan: a = tpro/tpak

Kasus a = 1
Tx

a = 1, menyatakan
Rx

t
tpro = tpak

gejala fisik saluran
akan penuh oleh
paket, dalam arti
bit pertama mulai
diterima saat bit
terakhir dikirim
Terjadi jika waktu
untuk mengasilkan
paket sama persis
dengan waktu
propagasi

Kasus a > 1


Tx

Rx

t
tpro > tpak


a > 1,
menyatakan
gejala fisik saluran
akan sebagian
kosong, dalam arti
paket telah selesai
dihasilkan saat bit
pertama diterima
Terjadi jika waktu
untuk
mengasilkan
paket lebih kecil
dari waktu
propagasi

Kasus a < 1


Tx

Rx

t
tpro <
tpak



a > panjang paket

Contoh Lain Perhitungan BER
Berapakah peluang error paket 1000 bit

jika diketahui : BER = 10-5 dan error yang
terjadi untuk setiap paket maksimum 3
bit??
Bisa dihitung sebagai
Pe(paket)

= Pe(1) + Pe(2) + Pe(3)
= 9.9e-3 + 4.94e-5 + 1.64e-7
= 9.95e-3

Hubungan Pe(paket) Dengan
ARQ
Pe(paket) menentukan berapa kali

pengiriman ulang !!
Pe(paket) = 1/2  N (rata-rata banyaknya
pengiriman suatu paket agar diterima
dengan benar) = 2
Pe(paket) = 1/3  N = 3/2
Pe(paket) = 1/4  N = 4/3

N = 1 / (1 – Pe)

Pengaruh Ke Parameter U
Dikarenakan ada pengiriman ulang

sebanyak N kali, maka rumus perhitungan
parameter U mengalami revisi menjadi:
U = 1 / (N(1+2a))
atau
U= (1-Pe) / (1+2a)

Contoh Perhitungan U


Satelit :






Geosat : 36000km
E1 : 2Mbps
Paket : 1000b, Ack :
40b
BER = 10e-5

tpro

0.12 s

tpak

0.0005 s

tdet
tack
ttotal

20 ns
0.00002 s
0.24052002 s

a = 240
U(tanpa error) = 0.00207
U = (1-Pe) / (1+2a)
= (1-10e-5*1000)/
(1+480)
= 0,99/481
= 0.00205821

SR: Analisis Perhitungan: Tanpa Error
 Satelit :





Geosat : 36000km
E1 : 2Mbps
Paket : 1000b, Ack : 40b
U ??

0
Paket

Paket

 t5 sd t6 = tpak
 t total’ = t total + t pak
 t pak’ = 2 * t pak
 U

t2
ACK

= t pak’ / t total’
= 2 t pak / (2 t pro + 2 t pak)
= 2 /(2+2a)

 Tetapi dalam perhitungan umum rumus

tersebut diubah menjadi:
U = 2 / (1+2a)
 U = K / (1+2a) ; K = jumlah paket
 Dipaksakan karena tpro >> tpak;
bukti : a = 240
 Didapat peningkatan

dibandingkan 1 paket

t1

U = 0.00416
U = 0.00207

t3
t4

ACK
t5

t6

Selective Repeat Tanpa Error
Dengan analisis yang sama, didapatkan untuk

mekanisme ARQ selective repeat utilitas
jaringan menjadi:

K
U
 K  1  2a
1  2a
(1  2a )
U
1  K 1  2a
1  2a

Selective Repeat dengan
Error
Dengan analisis yang sama, didapatkan untuk

mekanisme ARQ selective repeat utilitas
jaringan menjadi:

K (1  Pe)
U
 K  1  2a
1  2a
(1  2a )(1  Pe)
U
1  Pe  K 1  2a
1  2a

Go Back N
Sedangkan

untuk Go Back N
analisisnya jauh
lebih rumit
dikarenakan
adanya
pengiriman
ulang paket
dalam jumlah
besar.
Didapatkan
utilitas link
memenuhi
rumus:

K (1  Pe)
U
(1  2a)  (1  2a) Pe( K  1)
K (1  Pe)

 K  1  2a
(1  2a)(1  Pe( K  1))

(1  2a )(1  Pe)
U
(1  2a)(1  Pe( K  1))
1  Pe

 K 1  2a
1  Pe( K  1)
Catatan : Pe = 1 – (1-BER)^(n-k)

Soal Latihan
Paket-paket 1000bit dikirim melalui datalink

100km dengan lajudata 20Mbps. Jika
kecepatan propagasi link 2*108 m/detik dan
BER 4*10-5. Hitung utilisasi link, jika:
Idle RQ
Selective Repeat dengan K=10
Go Back N dengan K=10

Solusi
Tpro= L/V = 100 km /(2*105 kmps) = 500 us
Tpaket = P/Bitrate = 1000 bit / 20 Mbps = 50 us
a = tpro/tpaket = 500 us / 50 us = 10
Pe = 1 – Pe(0) ≈ (1000*4*10-5) ≈ 0,04
IdleRQ : U = 1 / N(1+2a) = (1 – Pe)/(1+2a) =

0,96 / 21 = 0,0457
SR : U = K (1 – Pe)/(1+2a) = 9,6 / 21 = 0,4571
GBN : U = K (1 – Pe)/ (1+2a)+(1+2a)Pe(K-1) =
10 (0,96)/(21+21(0,04(10-1))) =
9,6 / (21 + 7,56) =
0,3382

Kesimpula
n ARQ

 Yang paling efisien (Utilitas link lebih tinggi) = Selective Repeat
 Yang paling tidak efisien = Idle RQ
 Utilitas link = f(metoda,BER,panjang paket, jumlah paket sekali

pengiriman)

HDLC
High-level Data Link Control
Protokol datalink standar ISO untuk

hubungan P2P dan M2P
Hampir semua protokol datalink merupakan
‘turunan’ dari protokol ini
Mendukung komunikasi full-dupleks dan
dapat dengan mudah dikembangkan untuk
hubungan multipoint dan jaringan
komputer
Istilah lain (custom) : IBM-SDLC,ANSIADCCP

Proses Komunikasi HDLC

`

Format Frame HDLC

LAN
Local Area Network
Area jaringan sekitar 100 m atau lingkup

ruangan
Satu kabel/media transmisi
Satu kanal/frekuensi/panjang gelombang
Bagaimana mengatur akses media?

Mengatur akses
Pilihan 1: TDM
Berapa lebar slot?
Berapa slot yang harus disediakan?
Sifat trafik data bursty  waktu giliran?
Pilihan 2: FDM
Tidak bisa, alat terlampau sederhana

Pilihan 3: PDM
Tidak bisa, alat terlampau sederhana
Pilihan 4: CDM
Saat itu teknologi komputasi untuk CDMA belum

ada

Jawaban
Digunakan TDM(?) yang dimodifikasi
Sistem akses seperti TDM tetapi tidak

tergantung lebar slot dan banyak slot
Mekanisme : dibiarkan rebutan, yang lebih
dahulu  menguasai media
Biar semua kebagian :
Diatur panjang paket maksimum 1500 byte
(setara dengan 12000b /10Mbps = 1,2 ms)
Ada waktu random dari ‘melihat’ media
kosong sampai keputusan mengirim paket
Disebut mekanisme CSMA (Carrier Sense
Multiple Access)

CSMA
Pihak yang akan mengirim paket wajib

mensense (mendeteksi) apakah di saluran
(media) ada sinyal (sedang ada paket) 
Carrier Sense
Jika kosong, harus menunggu selama waktu
random yang ditentukan baru boleh
mengirim paket

CSMA modifikasi
Masalah :CSMA masih menyisakan

kemungkinan tabrakan (ada 2 atau lebih
yang menggunakan waktu random yang
sama)
Solusi :
1. Biarkan tabrakan, tapi di tindak lanjuti

(Collision Detection)
2. Jangan biarkan tabrakan (Collision
Avoidance)

Solusi 1 : CSMA/CD
CD = Collision Detection
Pihak pengirim paket wajib memonitor

paket, jika terjadi tabrakan  pengirim
wajib mengirim sinyal perusak agar semua
pihak dijaringan tahu terjadi tabrakan
Pengirim melakukan kembali CSMA

Algoritma
CSMA/CD

Solusi 2 : CSMA/CA
CA = Collision

Avoidance

Algoritma
CSMA - CA

Masalah Kedua :
Pengalamatan
Solusi : manusia  nama , mesin  alamat
Alamat yang bagaimana?
Idealnya : alamat harus beda
 Sebeda apa?
 Paling

tidak berbeda pada satu kelompok

Jurus yang dipilih untuk LAN : benar-benar beda

(unik)  MAC address

Bagaimana caranya biar unik?
Dibuat dua bagian alamat :
 Bagian pertama (XX-XX-XX) ditentukan oleh suatu

badan
 Bagian kedua (YY-YY-YY) ditentukan oleh pabrik
pembuatnya
48 bit = XX-XX-XX-YY-YY-YY

Syarat bisa berkomunikasi di
LAN
Tahu MAC Address tujuan
Kirim paket pertanyaan broadcast

(10.14.xx.255)
Siapa yang beralamat 10.14.xx.yy

Balasan
10.14.xx.yy = xx-xx-xx-yy-yy-yy

Protokol ARP (address resolution protocol)

MAC (medium access control)




Digunakan pada LAN dan turunannya (IEEE
802.xx)
Contoh untuk IEEE 802.3 (ethernet)
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

Destination MAC Address (6 bytes)

Source MAC Address (6 bytes)
Option/Protocol (2 bytes)
Data (up to 1500 bytes)
CRC-32 (4 bytes)

12

13

14

15

16

Standar Protokol LAN
IEEE802