Contoh Makalah Bakteri Probiotik

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 6:38:32 2017 / +0000 GMT

Contoh Makalah Bakteri Probiotik
LINK DOWNLOAD [34.63 KB]
Contoh Makalah Bakteri Probiotik | Bakteri probiotik merupakan mikroba hidup yang menguntungkan dan dapat membantu
meningkatkan keseimbangan usus (Verschuere et al., 2000) dan memberikan pengaruh positif terhadap fisiologi dan kesehatan
inangnya (Yulinery et al., 2006). Persyaratan probiotik untuk dapat bekerja dengan efektif adalah mampu beradaptasi dengan
kondisi lingkungan (fisika dan kimia) hewan inang; dapat bertahan hidup pada suhu rendah dan konsentrasi asam organik yang
tinggi di saluran pencernaan, juga terhadap cairan pankreas dan empedu yang dihasilkan di saluran usus halus bagian atas; tidak
menghasilkan senyawa toksik yang merugikan hewan inang; serta mampu hidup dan bermetabolisme dalam saluran usus hewan
inang (Kesarcodi et al., 2008).
Pemberian bakteri probiotik ke dalam media pemeliharaan bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ikan dengan cara menekan
populasi bakteri patogen, meningkatkan kualitas perairan atau membantu mendegradasi limbah organik (Irianto, 2005). Penggunaan
probiotik dianggap mampu memperbaiki kondisi perairan sehingga menjadi alternatif pembudidaya ikan saat ini. Atmomarsono et
al. (2009) menyatakan terdapat beberapa keunggulan dalam penggunaan probiotik untuk penanggulangan penyakit antara lain:
organisme yang akan digunakan telah dipertimbangkan lebih aman daripada berbagai bahan kimia, tidak patogen terhadap ikan atau
udang, tidak terakumulasi dalam rantai makanan, adanya proses reproduksi yang dapat mengurangi pemakaian yang berulang-ulang,
jarang menimbulkan resistensi bagi organisme sasaran, dan dapat digunakan secara bersamaan dengan cara proteksi yang lain .
Salah satu jenis probiotik dengan nama dagang Truno yang saat ini banyak digunakan para petani ikan diduga mampu memperbaiki
kualitas air dan meningkatkan pertumbuhan. Tangko et al. (2007) menyatakan bahwa dalam bidang akuakultur penggunaan

probiotik bertujuan untuk menjaga keseimbangan mikroba dan sebagai pengendalian patogen dalam saluran pencernaan ikan, serta
lingkungan perairan melalui proses biodegradasi. Probiotik yang baik selain dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas pakan juga
dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas air sehingga dapat meningkatkan kecernaan.
Berbagai bentuk produk probiotik yang dapat digunakan dalam bidang perikanan telah banyak dipasarkan dengan berbagai variasi
penggunanya, namun secara mendasar mekanisme kerja probiotik dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :

- Menekan populasi mikroba melalui kompetisi dengan memproduksi senyawa-senyawa antimikroba atau melalui kompetisi
nutrisi dan tempat pelekatan di dinding intestinum.
- Merubah metabolisme mikrobial dengan meningkatkan atau menurunkan aktifitas enzim pengurai (selulase, protease,
amilase, dll)
- Menstimulasi imunitas melalui peningkatan kadar antibody organisme akuatik atau aktivitas makrofag (Irianto, 2003).
Mekanisme kerja probiotik yaitu menentukan populasi mikroorganisme untuk menekan pertumbuhan, mengurangi bahan-bahan
yang tidak dapat dicerna dengan baik dan meningkatkan protein serta vitamin pada pakan yang digunakan (Kompiang, 2000).
Sedangkan Fuller (1989) menyatakan bahwa probiotik dapat dianggap menguntungkan karena menghambat kolonisasi intestinum
oleh mikroba yang bersifat merugikan baik melalui mekanisme kompetisi nutrien maupun kompetisi ruang serta mampu
memproduksi senyawa-senyawa yang bersifat antimikrobia. Probiotik bersifat menguntungkan bagi inangnya karena mampu
memperbaiki nutrisi dengan memproduksi vitamin-vitamin dan detoksikasi pangan maupun melalui aktivitas enzimatis.
Karakteristik Bakteri Probiotik
Persyaratan probiotik untuk dapat bekerja dengan efektif adalah mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan (fisika dan kimia)
hewan inang; dapat bertahan hidup pada suhu rendah dan konsentrasi asam organik yang tinggi disaluran pencernaan, juga terhadap

cairan pankreas dan empedu yang dihasilkan disaluran usus halus bagian atas; tidak menghasilkan senyawa toksik yang merugikan
hewan inang; serta mampu hidup dan bermetabolisme dalam saluran usus hewan inang (Kesarcodi et al., 2008).
Kriteria lain yang harus dipenuhi untuk menjadikan mikroorganisme tertentu sebagai probiotik adalah dengan memastikan bahwa
mikroorganisme tersebut tidak patogenik, sehingga tidak membahayakan bagi inangnya. Strain probiotik juga harus bertahan dan
dapat tetap hidup selama proses pengolahan makanan dan penyimpanan, mudah diaplikasikan pada produk makanan, dan tahan
terhadap proses psikokimia pada makanan (Allameh et al., 2012). Serta dapat diproduksi dalam skala besar (industri) dengan
kualitas dan kuantitas yang terjaga dan terukur (Irianto dan Austin, 2002).
Kriteria lainnya dalam menentukan bakteri berpotensi probiotik adalah uji patogenitas. Menurut Irianto (2005) uji patogenitas
dilakukan minimal dua jenis ikan uji dengan hasil yang menunjukkan total kematian dari 0 sampai 4 ekor ikan dalam waktu dua

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 1/3 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 6:38:32 2017 / +0000 GMT

minggu. Sedangkan Moriarty (1999) kriteria probiotik yang paling cocok dalam budidaya ikan adalah bakteri yang dapat
memberikan pengaruh positif terhadap ekosistem dan rantai makanan. Kriteria lain yang harus dipenuhi untuk menjadikan
mikroorganisme tertentu sebagai probiotik adalah memastikan bahwa mikroorganisme tersebut tidak patogenik dan menghasilkan

senyawa yang bersifat toksik bagi hewan yang dipeliharan (Fuller, 1989).
Manfaat Bakteri Probiotik
Ada beberapa komponen senyawa-senyawa kimia seperti asam laktat, diacetil, hidrogen peroksida, dan senyawa bakteriosin yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen (Allameh et al., 2012). Berdasarkan hal tersebut, potensi bakteri probiotik sangat
bermanfaat sebagai regenerasi nutrien yang menyehatkan dan sebagai pengendalian penyakit ikan air tawar atau biokontrol terhadap
suatu penyakit bagi perkembangan akuakultur (Dhanasekaran et al., 2008). Manfaat probiotik pertama kali dikemukakan pada tahun
1997 oleh peraih Nobel Elie Metchnikoff (Vita, 2006).
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengisolasi bakteri probiotik. Suyanto dan Takarina (2009) menyatakan bahwa probiotik
yang terdiri dari hasil kultur jenis bakteri Bacillus sp., Radobacter sp., dan Nitrobacter sp. berfungsi melakukan penguraian bahan
organik akibat kematian plankton dan organisme lainnya karena aplikasi kaporit.
Hasil penelitian Yanbo dan Zirong (2007) bahwa bakteri photosintetik dan Bacillus sp. telah diisolasi dari kolam sehingga terjadi
peningkatan pertumbuhan, aktivitas enzim pencernaan dan menurunkan feed conversion ratio (FCR) serta berpengaruh positif
terhadap kualitas air pada budidaya ikan mas (C. carpio). Penelitian Ghosh et al. (2007) juga mendapatkan bakteri probiotik dari
empat jenis genus yaitu Pseudomonas, Aeromonas, Edwardsiella dan Bacillus.
Sedangkan Marzouk et al. (2008) mendapatkan pada ikan laut diperoleh isolat-isolat yang berpotensi sebagai probiotik yaitu gram
positif (Bacillus, Lactococcus, Micrococcus, Carnobacterium, Enterococcus, Lactobacillus, Streptococcus, Weisslla) dan gram
negatif (Aeromonas, Alteromonas, Photorhodobacterium, Pseudomonas, Vibrio). Selanjutnya Hagi dan Takayuki (2009)
menyatakan Lactococcus lactis dan Lactococcus raffi diisolasi pada musim dingin dan panas sebagai antibakteri yang kuat pada
ikan mas.
Probiotik juga memiliki kemampuan dalam memproduksi metabolisme antimikroba yang mampu menekan bakteri patogen dengan

menjadi bagian dari mikroflora dan berkontribusi terhadap kesehatan inangnya (Vine et al., 2004). Bakteri probiotik menghasilkan
metabolisme antimikroba seperti asam laktat, diacetil, hidrogen peroksida dan senyawa bakteriosin (Kanmani et al., 2010).
Bakteri probiotik mampu melekat pada sel epitel dan menjaga komposisi bakteri saluran pencernaan dengan membantu mengatasi
intoleransi laktosa, mencegah, diare, sembelit, kanker, hipertensi, menurunkan kolestrol, serta dapat menormalkan komposisi bakteri
saluran pencernaan (Yulinery et al., 2006). Keberadaan bakteri probiotik didalam usus inang, baik pada permukaan usus maupun
didalam lumen berperan sebagai pelindung (barier) terhadap proliferasi (pertumbuhan) patogen diantaranya melalui mekanisme
produksi senyawa yang mampu menghambat pertumbuhan patogen (Denev et al., 2009).
Prinsip dasar kerja bakteri probiotik adalah pemanfaatan kemampuan mikroorganisme dalam memecah atau menguraikan rantai
panjang karbohidrat, protein dan lemak yang menyusun pakan. Kemampuan ini diperoleh karena adanya enzim-enzim khusus yang
dimiliki oleh mikroba untuk memecah ikatan tersebut. Enzim tersebut biasanya tidak dimiliki oleh ikan atau biota air lainnya.
Pemecahan molekul-molekul kompleks menjadi molekul sederhana jelas akan mempermudah pencernaan lanjutan dan penyerapan
oleh saluran pencernaan ikan (Effendi, 2002).
Referensi / Daftar Pustaka
Verschuere, L., Rombaut, G., Sorgeloos, P., dan Verstraete, W. 2000. Probiotic Bacteri as Biological Control Agents in Aquaculture.
Microbiology and Molecular Biology Review. 64(4): 655-671.
Yulinery, T., Yulianto, E., dan Nurhidayat, N. 2006. Uji Fisiologis Probiotik Lactobacillus sp. Mar 8 Yang Telah Dienkapsulasi
dengan Menggunakan Spray Dryer Untuk Menurunkan Kolesterol. Jurnal Biodiversitas. 7(2): 118-122.
Kesarcodi, W. A, Kaspar H, Lategan M. J, dan Gibson L. 2008. Probiotics in aquaculture: The need, principles and mechanisms of
action and screening processes. Aquaculture 274: 1?14.
Irianto, A., dan Austin, B. 2002. Probiotics In Aquaculture. Journal of Fish Diseases. 25: 1-10.

Irianto, A. 2003. Probiotik Dalam Akuakultur. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 125 hal.
Irianto, A. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Irianto, A. 2007. Potensi Mikroorganisme. Ringkasan Orasi Ilmiah di Fakultas Biologi Universitas Jenderal Sudirman, 12 Mei 2007.
Atmomarsono, M., Muliani, dan Nurbaya. 2009. Penggunaan Bakteri Probiotik dengan Komposisi Berbeda untuk Perbaikan
Kualitas Air dan Sintasan Pasca larva Udang Windu. Pusat Riset Perikanan Budidaya. Jakarta. Jurnal Akuakultur, 4(1): 73-83.
Tangko, A. M.,Mansyur, A., dan Reski. 2007. Penggunaan Probiotik Pada Pakan Pembesaran Ikan Bandeng Dalam Keramba Jaring
Apung Di Laut. Pusat Riset Perikanan Budidaya. Jakarta. Jurnal Akuakultur, 2(1):33-40.

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 2/3 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 6:38:32 2017 / +0000 GMT

Kompiang, I. 2000. Mikroorganisme Yang Menguntungkan Dalam Budidaya Ikan. PT. Balitnak. 13 hlm.
Fuller, R. 1989. A review, Probiotics in man and animals. Journal of Applied Bacteriology 66 : 365 ? 378.
Allameh, S. K., Daud, H., Yusoff, F. M., Saad, R., dan Ideris, A. 2012. Isolation, Identification and Characterization of Leuconostoc
mesenteroides As A New Probiotic From Intestine of Snakehead Fish (Channa striatus). African Journal of Biotecnology. 11(6):
3810-3816.

Moriarty, D. J. W. 1999. Disease control in shrimp aquaculture with probiotic bacteria. Proceeding of the 8th International
Symposium on Microbial Ecology, Atlantic Canada Society for Microbial Ecology, Halifax: 7 hlm.
Vita, H. 2006. Seluk Beluk Food Supplement. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Dhanasekaran, D., Saha, S., Thajuddin, N., dan Panneerselvam, A. 2008. Probiotic Effect of Lactobacillus Isolates Against Bacterial
Patogens in Clarias orientalis. Facta Universitatis Medicine and Biology. 15(3): 97-102.
Suyanto, S. R., dan Takarina, E. P. 2009. Panduan Budidaya Udang Windu. Penebar Swadaya, Jakarta.
Yanbo, W. dan Zirong, X. 2007. Effect of probiotics for common carp (Cyprinus carpio) based on growth performance and digestive
enzyme activities. Animal feed science and technology. 139: 186-200.
Ghosh, S., Sinha, A., dan Sahu, C. 2007. Isolation of Putative Probionts From the Intestines of Indian Major Carps. The Israeli
Journal of Aquaculture. 59(3): 127-132.
Marzouk, M. S., Moustafa, M. M., Nermeen., dan Mohamed, M. 2008. The Influence of Some Probiotic on The Growth
Performance and Intestinal Microbial Flora of O. Niloticus. International Symposium on Tilapia in Aquaculture.1059-1071.
Hagi, T dan Takayuki, H. 2009. Screening and Characterization of Potential Probiotic Lactic Acid Bacteriafrom Cultured
Common Carp Intestine. Biosci. Biotechnol. Biochem. 7: 1479?1483.
Vine, N. G., Leukes, W. D., Kaiser, H., Daya, S., Baxter, J., dan Hecht, T. 2004. Competition For Attachment of Aquaculture
Candidate Probiotic and Patogenic Bacteria on Fish Intestinal Mucus. Journal of Fish Diseases. 27: 319-326.
Kanmani, P., Kumar, R. S., Yuvaraj, N., Paari, K. A., Pattukumar, V., dan Arul, V. 2010. Comparison of Antimicrobial Activity of
Probiotic Bacterium Streptococcus phocae P180, Enterococcus faecium MC13 and Carnobacterium divergens Against Fish
Patogen. World Journal of Dairy and Food Sciences. 5(2): 145-151.
Yulinery, T., Yulianto, E., dan Nurhidayat, N. 2006. Uji Fisiologis Probiotik Lactobacillus sp. Mar 8 Yang Telah Dienkapsulasi

dengan Menggunakan Spray Dryer Untuk Menurunkan Kolesterol. Jurnal Biodiversitas. 7(2): 118-122.
Denev, S., Staykov, Y., Moutafchieva, R., dan Beev, G. 2009. Microbial Ecology of The Gastrosintestinal Tract of Fish and The
Potential Application of Probiotics and Prebiotics in Finfish Aquaculture. International Aquatic Research. 1: 1-29.
Effendi, I. 2002. Probiotics for Marine Organism Disease Protection. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Riau.

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 3/3 |