Penguatan Eksistensi Subak Melalui Pendekatan Ipteks dengan Dilandasi Nilai-nilai Tri Hita Karana.

Penguatan Eksistensi Subak melalui Pendekatan Ipteks dengan Dilandasi NilaiNilai Tri Hita Karana (THK) di Desa Mambang, Kecamatan Selemadeg Timur,
Kabupaten Tabanan
Kebayantini, N.L.N.,1) IN.S.Miwada 2) dan IN.Simpen3)
1) Fakultas Ilmu Sosial dan Fisip, Universitas Udayana, Denpasar
2) Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar
3) FMIPA, Universitas Udayana
ABSTRAK
Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui potensi dan karakteristik subak di
desa Mambang dan memberikan pelatihan ipteks yang mendukung eksistensinya.
Disamping itu, sebagai media pembelajaran bagi mahasiswa KKN-PPM Unud dalam
mengenali masalah dan pensolusiannya. Sasaran kegiatan yakni anggota subak,
kelompok simantri, ibu-ibu petani dan masyarakat lainnya yang ada di desa Mambang.
Metode kegiatan dengan pendekatan partisipasi aktif masyarakat dan transfer ipteks.
Tahap kegiatan meliputi: 1) survey tentang eksistensi subak dan anggotanya; 2) aplikasi
ipteks yang mendukung nilai-nilai organik subak sebagai bentuk riil implementasi THK;
3) ceramah dan diskusi awig-awig subak; 5) pelatihan pengolahan hasil pertanian (susu
kedele, chicken nugget dan kripik pisang); dan 6) pelatihan fermentasi jerami. Hasil
kegiatan diawali dengan survey potensi subak yang ada di desa Mambang. Di desa
Mambang terdapat 4 subak (luas total 303,84 ha) yakni subak Babakan Anyar (73,23
ha), Subak Gede Mambang (103,39 ha), Subak Penarukan (80 ha) dan Subak Abian
Dukuh Sakti (47,22 ha). Komoditi utamanya padi, palawija, kelapa dan coklat. Tingkat

pendidikannya 85% sekolah dasar dengan kisaran umur 50-60 tahun. Upaya
meningkatkan eksistensi keorganikan subak telah dilakukan pelatihan pembuatan
biourin, biofestisida dan kompos dan direspon positif oleh para anggota subak (tingkat
capaian pengetahuan hingga 85%) serta kegiatan penguatan pakan dengan metode
fermentasi. Kegiatan pelatihan kewirusahaan bagi ibu-ibu petani di desa Mambang
mendapat respon positif baik pada produk susu kedelai, chicken nugget maupun kripik
pisang (rata-rata tingkat capaian pengetahuan hingga 90%). Subak Babakan Anyar telah
dibantu dalam pembuatan awig-awig karena eksistensi subak ini akan ada bila awigawignya baik. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa kegiatan KKN-PPM Unud ini telah
mampu membantu peningkatan kesadaran masyarakat desa Mambang dalam pelestarian
subak. Pelatihan ipteks dengan tingkat capaian secara keseluruhan lebih dari 90%, telah
memberikan tambahan pengetahuan pada masyarakat desa Mambang dalam upaya
mendukung eksistensi subak yang dilandasi nilai-nilai Tri Hita Karana (THK).
Kata kunci : subak, THK, pelatihan ipteks, eksistensi subak

1

ABSTRACT
The purpose of this activity is to know the potency and characteristics of subak
in the village Mambang and than transfer of science and technology that supports its
existence. In addition, as a medium of learning for students of KKN PPM Unud in

recognizing the solution to problem. The members of activity i.e. Subak, Simantri
groups, women farmers and other people in the village Mambang. Method approach
activities with the active participation of the public and the transfer of science and
technology. Stage activities include: 1) a survey on the existence of Subak and its
members; 2) application of science and technology that support the values of organic
Subak as a real form the implementation of THK; 3) lectures and discussions awig awig
Subak; 5) training of agricultural processing (soy milk, chicken nuggets and banana
chips); and 6) training of straw fermentation. Results of activities beginning with a
survey of potential the subak in the village Mambang. In the village Mambang there are
four goup the subak (total area of 303.84 ha) that Subak Babakan Anyar (73.23 ha),
Subak Gede Mambang (103.39 ha), Subak Penarukan (80 ha) and Subak Abian Dukuh
Sakti (47.22 ha). The main commodities rice and pulses. Level of education (85%) of
primary school with age range 50-60 years. Efforts to improve the existence of Subak
organic with transfer science biourin, biofestisida and compost and the positive response
by the members of Subak (achievement level of knowledge up to 85%) and
strengthening activities feed the fermentation method. Entrepreneurship training
activities for women farmers in the village Mambang received a positive response both
in soy milk products, chicken nuggets and banana chips (the average level of
achievement of knowledge up to 90%). Subak Babakan Anyar has assisted in making
awig awig because of the existence of this subak will exist when awig-awig its good.

Finally it can be concluded that the activities of KKN-PPM Udayana University has
been able to help increase awareness of rural communities in the keeping of Mambang
Subak. Science and technology training with an overall achievement rate of over 90%,
has provided additional knowledge on Mambang rural communities in order to support
the existence of the Subak based on the value of the Tri Hita Karana (THK).
Keywords: Subak, THK, science and technology, the existence of Subak

PENDAHULUAN
Desa Mambang terletak di wilayah Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten
Tabanan. Secara geografis, desa ini terletak diketinggian 300 mdl dari permukaan air
laut dan memiliki curah hujan 1000 mm dengan suhu rata-rata 29-300C2. Kehidupan
masyarakatnya didominasi sebagai petani (Anonim, 2013). Kegiatan bertani yang

2

dikelola dengan sebuah organisasi tradisional bernama subak, selama ini mampu
memberikan manfaat, minimal dalam pengelolaan air irigasi dan pemasaran. Namun
kemajuan teknologi saat ini dalam segala bidang telah berdampak positif maupun negatif
bagi eksistensi subak ini. Hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh tim Unud,
ditemukan adanya kecenderungan bahwa eksistensi keberadaan subak di desa Mambang

ini sudah mulai tergerus oleh pengaruh global. Penggunaan bahan kimia (pupuk dan obat
kimia) yang dominan selama beberapa dekade terakhir (sebagai sebuah metode untuk
meningkatkan kuantitas produksi tanaman padi) merupakan salah satu permasalahan
yang terkemuka saat penjajagan yang dilakukan oleh Tim Unud ini. Disamping itu,
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) anggota subak masih kurang khususnya
kesadaran penggunaan bahan-bahan organik dalam pengelolaan lahan subaknya.
Sementara, di desa mambang ini telah terbentuk kelompok simantri (sistim pertanian
terintegrasi) namun belum secara maksimal integrasinya antara dunia pertanian dengan
peternakan khususnya dalam menjaga kualitas tanah tetap organik. Kualitas SDM para
anggota wanita tani, belum mengetahui teknologi pengolahan hasil pertanian saat panen
berlebih khususnya dalam rangka diversifikasi komoditi yang dihasilkan. Itulah
beberapa permasalahan yang mengemuka saat tim Unud melakukan penjajagan di desa
ini.
Eksistensi subak ini penting diperhatikan dengan introduksi teknologi yang
bersinergi dengan filosofi dari THK. Tri Hita Karana (THK), yang secara substansinya
adalah sebagai bentuk pengakuan sesama ciptaan-Nya di dunia ini untuk selalu hamonis
(Windia, 2013). Hubungan harmonis dari filosofi THK merupakan pendekatan yang
tepat diaplikasikan untuk eksistensi subak di desa Mambang. Karena jika eksistensi
subak yang organik (baca: dalam hubungannya dengan filosofis harmonis dari konsep
THK) terwujud maka itu merupakan bukti nyata daripada implementasi riil THK dalam

kehidupan pedesaan yang harmonis (Suka et al., 2013). Tujuan kegiatan pengabdian ini
adalah mengetahui potensi dan karakteristik subak yang ada di desa Mambang dan
memberikan penguatan sumber daya manusia masyarakatnya dalam mengadopsi ipteks
dengan dilandasi nilai-nilai THK. Disamping itu, kegiatan ini sekaligus media

3

pembelajaran bagi mahasiswa KKN-PPM Unud dalam mengenali permasalahan
masyarakat desa Mambang dan pensolusiannya.

METODE PEMECAHAN MASALAH
Pelaksanaan kegiatan KKN-PPM di desa Mambang dilaksanakan selama 2 bulan.
Bulan pertama (selama Juli 2015) dilakukan persiapan, pembekalan mahasiswa,
sosialisasi ke desa Mambang, dan pembimbingan program. Bulan kedua (1 Agustus - 1
September 2015) yakni pelaksanaan program dengan tema ”Geliat subak dalam
hegemoni global”. Sasaran yang dilibatkan adalah anggota subak, simantri dan ibu-ibu
petani di lingkungan desa Mambang.
Metode

kegiatan


pengabdian

dilakukan

dengan

pendekatan

partisipasi

masyarakat dan tranfer ipteks yang mendukung eksistensi subak sekaligus penguatan
sumber daya manusia. Bentuk kegiatan diawali dengan kegiatan survey tentang potensi
subak dan dilanjutkan dengan pelatihan yang mendukung eksistensi subak, seperti
pelatihan pertanian organik dengan membuat biouri, biofestisida, kompos dan
aplikasinya pada tanaman; pelatihan kewirausahaan (pembuatan susu kedelai, chicken
nugget dan keripik pisang) dan kegiatan ceramah awig-awig subak khususnya di suabak
Babakan Anyar. Tahap akhir dilanjutkan dengan diskusi/tanya jawab serta diakhiri
dengan evaluasi keberhasilan kegiatan.


HASIL KEGIATAN

1. Evaluasi Hasil
Kegiatan KKN-PPM Unud tentang penguatan subak ditengah pengaruh
hegemoni global telah dilakukan sesuai dengan rencana. Adapun beberapa indikator
yang telah dicapai meliputi :
1. Kegiatan survey potensi subak di desa Mambang kecamatan Selemadeg Timur,
Kabupaten Tabanan telah dilakukan. Hasil survey menunjukkan bahwa di desa

4

Mambang terdapat 4 subak dengan luas wilayah mencapai 303,84 ha yang terdiri
dari 1) subak Babakan Anyar (73,23 ha) dengan jumlah anggotanya sebanyak 200
orang; 2) Subak Gede Mambang (103,39 ha) dan jumlah anggotanya sebanyak 422
orang; 3) Subak Penarukan (80 ha) dan anggotanya sebanyak 228 orang; dan 4)
Subak Abian Dukuh Sakti (47,22 ha) dengan jumlah anggotanya sebanyak 117
orang. Komoditi utamanya yang dihasilkan dominan padi dan palawija, sementara
khusus di suabak Abian Dukuh Sakti komoditinya adalah kelapa dan coklat. Ratarata tingkat pendidikan anggota subak ini adalah sekolah dasar (85%) dengan kisaran
umur berkisar antara 50-60 tahun. Permasalahan utama subak ini adalah air sehingga
hal inilah yang diduga akan memberi potensi ancaman bagi keberlanjutan subak ini

dimasa yang akan datang. Subak didirikan untuk mengatur pola pembagian air
kepada para anggotanya (Windia, 2006) dan dalam perkembangan kekinian hal
tersebut akan sedikit terganggu mengingat di desa Mambang ini sumber air yang
masuk ke saluran irigasi subak terbatas dan bahkan saat ini masuk dalam kategori
subak tadah hujan. Kemajuan pariwisata di Bali telah berdampak pula pada
masyarakat desa Mambang khususnya dari sisi berkurangnya fasilitas air yang ada.
2. Upaya mendukung eksistensi subak agar tetap lestari telah dilakukan beberapa
program. Kegiatan menjaga keorganikan tanah sawah agar memenuhi nilai-nilai Tri
Hita Karana (THK) khususnya dalam pelestarian lingkungan (Suka et al., 2013) yang
dilakukan meliputi pengolahan pupuk kompos, biourin dan biofestisida dengan
mengadopsi metode Astawa et al. (2013).

Gambar 1. Kegiatan Demo Pembuatan Biourin dan Aplikasinya pada Tanaman
Palawija

5

Hasil kajian kegiatan menunjukkan bahwa kegiatan pembuatan biourin, biofestisida
maupun kompos baik pada kelompok simantri yang ada di desa Mambang maupun
pada anggota subak itu sendiri telah membuka wawasan baru (tingkat capaian

pengetahuan lebih dari 85%) tentang upaya menjaga kelestarian tanah sawah dari
pengaruh penggunaan bahan kimia. Apalagi kegiatan ini dilanjutkan dengan kegiatan
kunjungan lapangan ke subak Kelating yang selama ini dikoordinir oleh UD. Timan
Agung, telah membuka kesadaran para anggota simantri maupun anggota subak agar
secara mandiri melakukan penyelamatan subak agar tetap lestari yang tentunya
berbasis ipteks. Kegiatan demo hingga aplikasinya langsung pada tanaman
merupakan salah satu contoh upaya implementasi nilai-nilai Tri Hita Karana (THK)
(Suka et al., 2013) di lingkungan subak.
3. Kegiatan penguatan sumber daya manusia khususnya para ibu-ibu petani di desa
Mambang dilakukan dalam bentuk pelatihan kewirausahaan khususnya dalam
pembuatan susu kedelai, chicken nugget dan keripik pisang. Kegiatan ini dilakukan
sebagai upaya pengembangan sektor hilir yang selama ini belum dilakukan. Seperti
diketahui bahwa kecenderungan masyarakat di desa Mambang hanya bergelut di
sektor hulu dan melalui transfer ipteks pengolahan hasil pertanian ini telah membuka
pengetahuan masyarakat. Hasil pengamatan membuktikan pengetahuan peserta
terhadap materi yang diberikan masih rendah (kurang dari 20 %) dan kegiatan
pelatihan kewirausahaan ini telah meningkatkan pengetahuannya (lebih dari 90%)
dalam prosedur pembuatan susu kedelai, chicken nugget dan keripik pisang.

Gambar 2. Kegiatan Pelatihan Kewirausahaan (Pembuatan Susu Kedelai, Chicken Nugget

dan Keripik Pisang)

6

4. Hasil survey diketahui bahwa subak Babakan Anyar belum memiliki awig-awig
subak. Oleh karena itu, kegiatan penyuluhan tentangnya pentingnya ada awig-awig
telah dilakukan.

Gambar 3. Kegiatan Ceramah Pembuatan Awig-Awig di Subak Babakan Anyar

Panduan pembuatan awig-awig telah dilakukan dengan pendekatan awig-awig di
salah satu subak yang sudah mempunyai awig-awig. Pada pelaksanaannya, program
ini memiliki beberapa kendala yang sudah dapat diatasi dengan beberapa solusi yaitu
kendala dalam proses pengetikan yang menggunakan Aksara Bali dapat diatasi
dengan menggunakan perangkat pendukung serta kendala dalam penyusunan perarem
yang tidak bisa dilakukan tanpa forum yang lebih besar dapat diatasi dengan
mengadakan forum lanjutan oleh pekaseh yang akan dilaksanakan diluar dari program
ini. Seperti diketahui bahwa keberadaan awig-awig ini penting untuk menjamin
eksistensi subak dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks kedepannya.
Oleh karena itu, subak harus memiliki awig-awig yang biasanya dibuat berdasarkan

konsep parhyangan, dan pada umumnya sangat dihormati pelaksanaannya oleh
anggota subak. Windia (2006) menyebutkan bahwa disamping awig-awig, subak
biasanya juga memiliki kerta-sima (kebiasaan yang sudah sejak lama dilaksanakan
dalam aktivitas subak) dan perarem (kesepakatan saat dilaksanakannya rapat subak)
2. Faktor Pendorong
Faktor–faktor pendorong keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
sebagai berikut:

7

1. Para anggota subak di desa Mambang memiliki pemahaman tentang pentingnya
pelestarian subak. Kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan permasalahan yang
selama ini dihadapi sehingga mendapat respon yang positif.
2. Ibu-ibu

petani

selama

ini

sudah

memiliki

niat

untuk

mengembangkan

kewirausahaan bidang hilir dan momentum pelatihan ini telah mendorong bisa
terwujudnya keinginan tersebut.
3. Kegiatan ceramah awig-awig di Subak Babakan Anyar telah mendorong ketuntasan
awig-awig sebagai aturan tertulis maupun tidak tertulis yang mendukung keajegan
subak.
3. Faktor Penghambat
Faktor penghambat yang perlu secara terus menerus diperhatikan menyangkut: 1)
komitmen para anggota subak untuk selalu memperbaharui pengetahuannya dan
mengimplementasinya untuk kemajuan yang lebih baik; 2) Faktor alam, karena subak di
desa Mambang ini adalah subak tadah hujan sehingga pola tanaman dan pengaturan air
yang efisien merupakan permasalahan yang perlu selalu dikontrol.

SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat di desa Mambang telah mampu
memberi manfaat bagi masyarakat khususnya dalam upaya pelestarian subak dengan
beberapa kegiatan. Pelatihan ipteks dengan tingkat capaian secara keseluruhan lebih dari
90%, telah memberikan tambahan pengetahuan pada masyarakat desa Mambang dalam
upaya mendukung eksistensi subak yang dilandasi nilai-nilai Tri Hita Karana (THK).
2. Saran
Komitmen masyarakat (subak yang ada di Desa Mambang) perlu terus
didorong dengan memberikan beberapa kegiatan pengabdian secara kontinyu sehingga

8

eksistensi subak di desa Mambang dapat lestari dan anggotanya juga mendapatkan nilai
tambah untuk mendukung kesejahteraan keluarga mereka.

UCAPAN TERIMA KASIH
Kegiatan pengabdian ini terlaksana dengan adanya bantuan dana Hibah KKNPPM. Atas bantuannya, penulis mengucapkan terima kasih

kepada Direktorat

Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Dirjen Dikti Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, sesuai dengan surat perjanjian pelaksanaan penugasan program
pengabdian kepada masyarakat nomor : : 312.41/UN14.2/PKM.08.00/2015, tanggal 30
Maret 2015

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Profil Data Isian Potensi Desa Mambang, Selemadeg Timur, Tabanan,
Bali.
Astawa, PA., G.Mahardika, K.Budaarsa dan K.M. Budiasa. 2013. Sosialisasi
Pengolahan Pakan dan Kotoran Ternak dengan teknologi Biofermentasi. Jurnal
Udayana Mengabdi 12 (2) : 47-50.
Suka, IG., NM. Wiasti, N.Suarsana dan IN.S. Miwada. 2013. Implementasi Nilai-Nilai
Tri Hita Karana pada Bidang Penggemukan Sapi di Desa Blumbang. Jurnal
Udayana Mengabdi 12 (2) : 77-80.
Windia,W. 2006. Transformasi Sistem Irigasi Subak yang Berlandaskan Konsep Tri Hita
Karana. Penerbit Pustaka Bali Post, Denpasar.
Windia,W. 2013. Persembahan Budaya Subak untuk Kebudayaan Dunia. Wahana No.
84 Th. XXIX : 17-23.

9