PERAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH JAWA TIMUR DALAM PELAKSANAAN PEDOMAN PERILAKU PENYIARAN DAN STANDAR PROGRAM SIARAN.

PERAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH J AWA TIMUR
DALAM PELAKSANAAN PEDOMAN PERILAKU PENYIARAN DAN
STANDAR PROGRAM SIARAN

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Per syaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Ilmu Administrasi Negara Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ J awa Timur

Oleh :
YASA MUAZHAR
NPM. 1041010019

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
SURABAYA
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PERAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH J AWA TIMUR
DALAM PELAKSANAAN PEDOMAN PERILAKU PENYIARAN DAN
STANDAR PROGRAM SIARAN

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Per syaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Ilmu Administrasi Negara Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ J awa Timur

Oleh :
YASA MUAZHAR
NPM. 1041010019

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
SURABAYA

2014

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PERAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH J AWA TIMUR
DALAM PELAKSANAAN PEDOMAN PERILAKU PENYIARAN DAN
STANDAR PROGRAM SIARAN

Disusun Oleh :
YASA MUAZHAR
NPM : 1041010019

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui :
Pembimbing,

Dra. Sri Wibawani, M.Si

NIP. 196704061994032001

Mengetahui :
Dekan Falutas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasionl ”Veteran” J awa Timur

Dra.Ec. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 19550718 198302 2001

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PERAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH J AWA TIMUR
DALAM PELAKSANAAN PEDOMAN PERILAKU PENYIARAN DAN
STANDAR PROGRAM SIARAN
Disusun Oleh :
YASA MUAZHAR
NPM : 1041010019
Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi

Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal : 10 J uli 2014
Dosen Pembimbing,

Tim Penguji :
1. Ketua,

Dra. Sri wibawani, M.Si

Dr . Lukman Ar if, M.Si

NIP.196704061994032001

NIP.196411021994031001
2. Sekretaris,

Dr. Ertien Rining N, M.Si
NIP.19680116199402001
3. Anggota,


Dra. Sri Wibawani, M.Si
NIP.196704061994032001
Mengetahui :
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ J awa Timur

Dra.Ec. Hj. Suparwati, M.Si
NIP.19550718 198302 2001

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian yang
berjudul “PERAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH J AWA
TIMUR DALAM PELAKSANAAN PEDOMAN PERILAKU PENYIARAN

DAN STANDAR PROGRAM SIARAN”.
Pembuatan Skripsi ini, merupakan bagian dari program studi Ilmu
Administrasi Negara yang wajib diselesaikan oleh Mahasiswa, untuk memenuhi
persyaratan memperoleh gelar sarjana (S1). Pada Program Studi Ilmu
Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Tersusunnya Skripsi ini, penulis mengucapakan terima kasih sebesar
besarnya kepada Ibu Dra. Sri Wibawani, M.Si. Selaku dosen pembimbing yang
telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada penulis.
disamping itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
Penelitian ini, diantaranya :
1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak DR. Lukman Arif, M.Si, selaku Ketua Program Studi
Administrasi Negara UPN “Veteran” Jawa Timur.

v


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN
“Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak/Ibu Komisioner KPID Jawa Timur, serta Staf dan rekan-rekan
KPID Jawa Timur. Yang telah membantu dan memberi kesempatan
kepada penulis, melakukan kegiatan penelitian sebagai syarat
memperoleh gelar Sarjana.
5. Buat kedua Orang tua Bapak’ Musthofa dan Ibu’ Sri Umayati serta
Keluarga tercinta. Terima kasih sudah memberi kesempatan Penulis
untuk mengenyam bangku Perkuliahan.
6. Buat

Keluarga

de.vils_pueblic:

pee.ek


Ali(kuman),

Adit,

Arga(ultramen), Enggar(Item), pee.ek Lamongan, Mamat, Aceng,
Bagus. Atmoko, Diana, Dini, Shinta dan Teman-teman ADNE 2010.
Matur nuwun atas kebersamaan serta semangat yang telah diberikan.
7. Buat Si emaa.ak “Wury Nur Hidayati” Terima kasih buat semangat
dan marah-marahnya.
Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis menyadari masih ada kekurangan
dalam penyusunannya. Oleh karena itu penulis senantiasa bersedia dan terbuka
dalam menerima saran, kritik dari semua pihak yang dapat menambah
kesempurnaan Skripsi ini.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih, serta besar harapan penulis.
Semoga Skripsi ini, dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surabaya, Juli 2014
Penulis

vi


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

HALAMAN J UDUL ................................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJ UAN ................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... ix
ABSTRAKSI ............................................................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1
B. Permusan Masalah.......................................................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................................... 10

BAB II KAJ IAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu ...................................................................................................... 11
B. Landasan Teori ............................................................................................................... 14
1. Pengertian Peran......................................................................................................... 14
2. Kebijakan Publik ........................................................................................................ 15
a. Pengertian Kebijakan Publik ............................................................................... 16
3. Birokrasi ..................................................................................................................... 18
a. Pegertian Birokrasi............................................................................................... 18
b. Karakteristik Birokrasi ........................................................................................ 19
c. Fungsi dan Posisi Birokrasi ................................................................................. 20
4. Organisasi ................................................................................................................... 21
a. Pengertian Organisasi .......................................................................................... 21
b. Prinsip-prinsip Organisasi ................................................................................... 23
5. Pengawasan ................................................................................................................ 26
a. Pengertian Pengawasan ....................................................................................... 26
vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

b. Tujuan Pengawasan ............................................................................................. 28

c. Manfaat Pengawasan ........................................................................................... 39
d. Unsur Pengawasan ............................................................................................... 30
C. Kerangka Berfikir........................................................................................................... 32

BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................................................... 33
B. Fokus Penelitian ............................................................................................................. 34
C. Lokasi Penelitian ............................................................................................................ 35
D. Jenis dan Sumber Data ................................................................................................... 36
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................................ 42
F. Teknik Analisis Data...................................................................................................... 44
G. Keabsahan Data .............................................................................................................. 46
BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................................................... 48
1. Struktur Organisasi Sekretriat Komisi Penyiaran Indonesia Daerah
Jawa Timur

......................................................................................................... 51

2. Fungsi, Wewenang, Tugas dan Kewajiban Komisi Penyiaran Indonesia Daerah
Jawa Timur ...................................................................................................................... 53
3. Wilayah Pemantauan Isi Siaran Televisi Komisi Penyiaran Indonesia Daerah
Jawa Timur ...................................................................................................................... 56
1. Struktur Sekretariat Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Provinsi Jawa Timur ........ 60
a. Tugas Sekretariat KPID Provinsi Jawa Timur ......................................................... 60
2. Komposisi Pegawai Sekretriat Komisi Penyiaran Indonesia Daerah
Provinsi Jawa Timur ....................................................................................................... 63
B. Hasil Penelitian
1. Mengawasi Pelaksanaan Peraturan dan Pedoman Perilaku Penyiaran

viii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Serta Standar Program Siaran .......................................................................................... 66
2. Memberikan Sanksi Terhadap Pelanggaran Peraturan dan
Pedoman Perilaku Penyiaran Serta Standar Program Siaran......................................... 72
3. Melakukan Koordinasi dan/atau Kerjasama dengan Pemerintah,
Lembaga Penyiaran, dan Masyarakat ............................................................................. 83
a. Koordinasi dan/atau Kerjasama dengan Pemerintah................................................ 84
b. Koordinasi dan/atau Kerjasama dengan Lembaga Penyiaran ................................. 87
c. Koordinasi dan/atau Kerjasama dengan Masyarakat ............................................... 90
C. Pembahasan ......................................................................................................................... 93
1. Mengawasi Pelaksanaan Peraturan dan Pedoman Perilaku Penyiaran
Serta Standar Program Siaran .......................................................................................... 94
2. Memberikan Sanksi Terhadap Pelanggaran Peraturan dan
Pedoman Perilaku Penyiaran Serta Standar Program Siaran......................................... 96
3. Melakukan Koordinasi dan/atau Kerjasama dengan Pemerintah,
Lembaga Penyiaran, dan Masyarakat ............................................................................. 97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 101
B. Saran ................................................................................................................................ 102
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI
YASA MUAZHAR NPM 1041010019, PERAN KOMISI PENYIARAN
INDONESIA DAERAH J AWA TIMUR DALAM PELAKSAAN PEDOMAN
PERILAKU PENYIARAN DAN STANDAR PROGRAM SIARAN
Televisi dan radio sudah menjadi kebutuhan setiap manusia, dalam rangka
memperoleh informasi dan hiburan. Hal ini yang terkadang dimanfaatkan oleh
lembaga penyiaran baik televisi maupun radio, dikarenakan lembaga penyiaran
adalah sebuah Perusahaan. Dimana dalam menjalankan setiap aktifitasnya,
dituntut untuk selalu berinovasi, berdaya saing/berlomba-lomba guna memperoleh
keuntungan yang sebesar-besarnya. Sehingga banyak lembaga penyiaran
mengesampingkan nilai-nilai, serta budaya yang berlaku di masyarakat, dengan
cara menayayangkan program siaran yang tidak sehat.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Fokus penelitian ini pertama
adalah mengawasi pelaksanaan peraturan dan pedoman perilaku penyiaran serta
standar program siaran, fokus kedua adalah memberikan sanksi terhadap
perlanggaran peraturan dan pedoman perilaku penyiaran serta standar program
siaran, fokus ketiga adalah melakukan koordinasi dan/atau kerjasama dengan
pemerintah, lembaga penyiaran dan masyarajat. Penelitian ini dengan
menggunakan model interaktif Miles and Huberman (1992: 20) Terjemahan dari
Tjetjep Rohendi Rohidin. Keabsahan data pada penelitian ini meliputi credibility
(derajat
kepercayaan);
transferability
(keteralihan);
dependability
(ketergantungan); konfirmability (kepastian).
Hasil dari penelitian ini adalah pedoman perilaku penyiaran dan standar
program siaran sudah tersusun dan ditetapkan pada tahun 2012, dalam
pelaksanaan pengawasan bisa dikatakan belum optimal dikarenakan masih
minimnya peralatan yang digunakan untuk mengawasi isi siaran di televisi.
Pemberian sanksi yang dilakukan KPID Jawa Timur hanya sampai dengan sanksi
administratif/teguran tertulis hingga pengurangan durasi program acara, hal ini
dikarenakan minimnya kewenangan yang diberikan oleh KPID Jawa Timur dalam
menjatuhkan sanksi terhadap lembaga penyiaran yang terbukti melakukan
pelanggaran isi siaran. Koordinasi dan kerjasama dengan Pemerintah, Lembaga
Penyiaran dan Masyarakat telah dilakukan dengan serangkaian acara misalnya
pengawasan siaran kampanye melalui media televisi, sosialisasi, workshop serta
literasi media. Peran KPID Jawa Timur sangatlah penting baik dalam melakukan
pengawasan maupun memberikan sanksi terhadap isi siaran, dengan adanya
koordinasi dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait diharapkan KPID Jawa
Timur mampu merepresentasikan kepentingan publik.
Kata Kunci : Peran, pelaksanaan, pengawasan, koordinasi dan kerjasama

xii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 F berbunyi “Setiap orang berhak
untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan
pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh,
memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran yang tersedia”.
Dalam era globalisasi seperti saat ini, manusia sebagai makhluk sosial
tidak akan bisa terlepas dari alat telekomunikasi. Karena komunikasi juga
diartikan sebagai kebutuhan setiap manusia untuk memperoleh informasi,
dapat dikatakan televisi dan radio merupakan salah satu media masa yang
efektif dalam menjalin suatu komunikasi. Khususnya di Republik Indonesia,
televisi dan radio saat ini telah menjadi barang biasa di rumah, kantor bisnis,
maupun institusi, khususnya sebagai sumber kebutuhan akan hiburan, berita,
serta menjadi media periklanan.
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi baik televisi maupun
radio. Telah melahirkan masyarakat informasi yang makin besar tuntutannya,
akan hak untuk mengetahui, dan hak untuk mendapatkan informasi. Informasi
telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat dan telah menjadi komoditas
penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Manfaat televisi dan radio dapat dirasakan berdasarkan prespektif masingmasing orang. Jika selama ini televisi hanya dianggap sebagai hiburan, tentu

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

saja penonton akan mendapat hiburan. Jika penonton menganggap televisi
merupakan salah satu media untuk memperoleh pengetahuan, maka manfaat
yang dirasakanpun akan menjurus kepada hal tersebut. Salah satu manfaat dari
televisi dan radio adalah sebagai penambah wawasan terkini mulai dari berita,
hobby, gaya hidup, hingga dunia. Wawasan ini dirangkum dalam sebuah
konsep acara tertentu. Program yang memberikan wawasan bermanfaat terlaris
adalah berita, baik berita mengenai politik, ekonomi, pendidikan, seni, hingga
olah raga yang mampu memberikan manfaat bagi penonton.
Lembaga penyiaran sebagai penyelenggara penyiaran, baik lembaga
penyiaran publik, lembaga penyiaran swasta, lembaga penyiaran komunitas,
maupun lembaga penyiaran berlangganan yang dalam melaksanakan tugas,
fungsi, dan tanggung jawabnya berpedoman pada peraturan perundangundangan yang berlaku. Oleh sebab itu, pemerintah sebagai pembuat regulasi
mengeluarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002
tentang Penyiaran.
Pasal 7 Undang-undang Republik Nomor 32 Tahun 2002 tentang
Penyiaran :
1. Komisi penyiaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4)
disebut Komisi Penyiaran Indonesia, disingkat KPI;
2. KPI sebagai lembaga negara yang bersifat independen mengatur
hal-hal mengenai penyiaran;
3. KPI terdiri atas KPI Pusat dibentuk di tingkat pusat dan KPI
Daerah dibentuk di tingkat provinsi;

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

4. Dalam menjalankan fungsi, tugas, wewenang dan kewajibannya,
KPI Pusat diawasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia, dan KPI Daerah diawasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Provinsi.
Pasal 8 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002
tentang Penyiaran :
1. KPI sebagai wujud peran serta masyarakat berfungsi mewadahi
aspirasi serta mewakili kepentingan masyarakat akan penyiaran;
2. Dalam menjalankan fungsinya sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), KPI mempunyai wewenang:
a. Menetapkan standar program siaran;
b. Menyusun peraturan dan menetapkan pedoman perilaku penyiaran;
c. Mengawasi

pelaksanaan

peraturan

dan

pedoman

perilaku

penyiaran serta standar program;
d. Memberikan sanksi terhadap pelanggaran peraturan dan pedoman
perilaku penyiaran serta standar program siaran;
e. Melakukan koordinasi dan/atau kerjasama dengan Pemerintah,
lembaga penyiaran, dan masyarakat.
Pasal 50 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002
tentang Penyiaran :
1. KPI wajib mengawasi pelaksanaan pedoman perilaku penyiaran;

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

2. KPI wajib menerima aduan dari setiap orang atau kelompok yang
mengetahui adanya pelanggaran terhadap pedoman perilaku
penyiaran;
3. KPI wajib menindaklanjuti aduan resmi mengenai hal-hal yang
bersifat mendasar;
4. KPI wajib meneruskan aduan kepada lembaga penyiaran yang
bersangkutan dan memberikan kesempatan hak jawab;
5. KPI wajib menyampaikan secara tertulis hasil evaluasi dan
penilaian kepada pihak yang mengajukan aduan dan Lembaga
Penyiaran yang terkait.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 tentang
Penyiaran merupakan dasar bagi pembentukan Komisi Peyiaran Indonesia
(KPI), semangatnya adalah pengelolaan sistem penyiaran yang merupakan
ranah publik, harus dikelola oleh sebuah badan independen yang bebas dari
campur tangan pemodal maupun kepentingan kekuasaan.
Proses Demokratisasi Penyiaran di Indonesia, menempatkan publik
sebagai pemilik dan pengendali utama ranah penyiaran. Karena frekuensi
adalah milik publik dan sifatnya terbatas, maka penggunaannya harus sebesarbesarnya bagi kepentingan publik. Artinya adalah media penyiaran harus
menjalankan fungsi pelayanan, memberi informasi publik yang sehat.
Informasi terdiri dari bermacam-macam bentuk, mulai dari berita, hiburan,
ilmu pengetahuan, dll. Dasar dari fungsi pelayanan informasi yang sehat
adalah seperti yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

tentang Penyiaran, Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran
mengamanatkan semangat demokratisasi dalam ranah penyiaran. Harapan ini
berbanding lurus dengan sistem sosial dan politik Indonesia yang mengarah
pada sistem yang demokratis setelah bangsa Indonesia masuk Era Reformasi.
Demokratisasi politik merambah pada demokratisisasi penyiaran.
Demokratisasi dalam bidang penyiaran secara substansial bermakna
berkurangnya atau bahkan hilangnya hegemoni kekuasaan politik terhadap
dunia penyiaran. Sistem penyiaran demokratis mengandaikan masyarakat
diberi kepercayaan untuk mengatur dunia penyiaran. Negara atau pemerintah
mempercayakan regulasi penyiaran pada rakyat. Rakyat itulah yang
direpresentasikan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat dan Komisi
Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) apabila di daerah.
Demokratisasi penyiaran juga bisa dimaknai dengan adanya diversity of
content (keragaman isi), diversity of ownership (keragaman kepemilikan) dan
diversity of voice (keragaman pendapat dan suara). Artinya, monopoli
kepemilikan media seharusnya tidak diperkenankan. Sementara isi siaran
seharusnya tidak boleh lagi seragam dan bersifat sentralistik. Independen
dalam Komisi Penyiaran Indonesia adalah untuk mempertegas bahwa
pengelolaan sistem penyiaran yang merupakan ranah publik, harus dikelola
oleh sebuah badan yang bebas dari intervensi modal maupun kepentingan
kekuasaan.
Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Timur di bentuk karena
amanah dari Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2002 pasal

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

7 ayat 4. Yaitu Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) terdiri dari Komisi
Penyiaran Indonesia (KPI) pusat, di bentuk tingkat pusat dan Komisi
Penyiaran Indonesia (KPI) daerah, di bentuk di tingkat provinsi. Dengan
tujuan pasal 7 ayat 2, untuk mengatur hal-hal mengenai penyiaran.
Sebagaimana di atur dalam ketentuan pasal 9 dan 10 Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran, anggota Komisi
Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Timur berjumlah 7 orang yang di
pilih Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) atas usul masyarakat melalui
uji kepatutan dan kelayakan secara terbuka.
Penyiaran diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan asas manfaat, adil dan
merata, kepastian hukum, keamanan, keberagaman, kemitraan, etika,
kemandirian, kebebasan, dan tanggung jawab.
Penyiaran diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkukuh integrasi
nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa,
mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam
rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil dan sejahtera,
serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia.
Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Timur sudah
berlangsung selama IV periode, dimulai dari periode I masa jabatan tahun
2003-2007, periode II masa jabatan tahun 2007-2010, periode III masa jabatan
tahun 2010-2013. Pada hari jum’at tanggal 11 Oktober 2013 di Gedung
Negara Grahadi Surabaya. Gubernur Jawa Timur Soekarwo melantik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

kepengurusan baru Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Timur
periode IV untuk masa jabatan tahun 2013-2016.
Sebanyak tujuh komisioner itu diminta untuk lebih bisa menjaga
informasi yang disampaikan media penyiaran kepada masyarakat. Menurut
gubernur, ini karena fungsi informasi yang adil dari media diyakini bisa
membawa suasana yang nyaman dan aman. “Memberikan keseimbangan dan
keadilan antar lembaga penyiaran”. Konkritnya Komisi Penyiaran Indonesia
Daerah (KPID) tidak berpihak pada satu media saja.
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)/Komisi Penyiaran Indonesia Daerah
(KPID), membuat regulasi berupa Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan
Standar Program Siaran (SPS) yang dimasukkan dalam Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran. Tujuannya
adalah menegakkan aturan-aturan mengenai pelanggaran program siaran,
merusak nilai-nilai, dan budaya yang berlaku di masyarakat. Sehingga
diharapkan masyarakat

mendapatkan siaran yang sehat dan bermartabat.

Masyarakat berhak mendapatkan siaran yang sehat dan bermartabat, karena
frekuensi adalah milik publik bukan milik individu atau golongan.
Dalam kenyataannya, banyak lembaga penyiaran tidak menjalankan
ketentuan isi siaran sesuai dengan Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan
Standar Program Siaran (SPS). Hal ini dibuktikan dengan data berikut ini :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

Tabel 1
Rekapitulasi Laporan Monitoring J awa Timur Pengawasan Isi Siaran
Bulan J anuari – April Tahun 2014
No

Bulan

Pelanggaran
Merokok/Napza/Minuman
Seksualitas

Kekerasan
Beralkohol

1

Januari

30

22

13

2

Februari

33

54

10

3

Maret

39

54

9

4

April

51

43

9

153

173

41

J umlah

Sumber : Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Timur Tahun 2014

Televisi dan radio sudah menjadi kebutuhan setiap manusia, dalam
rangka memperoleh informasi dan hiburan. Hal ini yang terkadang
dimanfaatkan oleh lembaga penyiaran baik televisi maupun radio, dikarenakan
lembaga penyiaran adalah sebuah Perusahaan. Dimana dalam menjalankan
setiap aktifitasnya, dituntut untuk selalu berinovasi, berdaya saing/berlombalomba guna memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Sehingga banyak
lembaga penyiaran mengesampingkan nilai-nilai, serta budaya yang berlaku di
masyarakat, dengan cara menayayangkan program siaran yang tidak sehat.
Merdeka.com - Setelah joget Caisar, kini tren goyang oplosan yang
dipopulerkan artis Soimah pada program Yuk Keep Smile (YKS) di Trans
TV.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Belakangan orang tua mulai prihatin dengan joget oplosan yang dinilai
terlalu vulgar karena mulai diikuti anak-anak. Gerakan joget itu sendiri
sebenarnya simpel. Ketika lagu sudah memasuki bagian reff, sekelompok
orang membuat barisan berjejer dan menghadap ke kanan atau ke kiri
secara bergantian. Kemudian, tangan kanan berada di kening, dan tangan
kiri di pinggang belakang, dan bagian panggul ditonjolkan ke depan.
Pinggul kemudian diayun-ayunkan naik turun. Badan pun ikut bergerak
maju mundur. Gerakan ini berulang dilakukan sampai bagian reff lagu
selesai. "Anak saya juga sudah pinter joget-joget seperti itu, padahal itu
gerakannya agak vulgar," curhat seorang bapak Rian, kepada
merdeka.com, Senin (30/12).
Berdasarkan data dan fenomena tren goyang oplosan di atas, yang
dipopulerkan artis Soimah pada program YKS. Tayang di salah satu televisi
swasta ini, melanggar ketentuan Standar Program Siaran (SPS) BAB XII
mengenai Pelarangan dan Pembatasan Seksualitas Pasal 18 poin (i)
menampilkan gerakan tubuh dan/atau tarian erotis.
Dari data dan fenomena diatas menunjukkan, dengan adanya Komisi
Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Timur, tidak menutup peluang bagi lembaga
penyiaran melakukan pelanggaran melalui isi siaran, hal ini yang membuat
penulis melakukan sebuah penelitian mengenai “Peran Komisi Penyiaran
Indonesia Daerah J awa Timur Dalam Pelaksanaan Pedoman Perilaku
Penyiaran dan Standar Progr am Siaran”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka dapat ditarik
suatu rumusan masalah yaitu : Bagaimana Per an Komisi Penyiaran
Indonesia Daerah J awa Timur Dalam Pelaksanaan Pedoman
Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai
dalam penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan,
menganalisis dan menginterpretasikan : Untuk Mengetahui Bagaimana
Peran Komisi Penyiaran Indonesia Daerah J awa Timur Dalam
Pelaksanaan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program
Siaran.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi penulis, penelitian ini merupakan suatu usaha untuk
meningkatkan kemampuan berfikir melalui penulisan karya ilmiah
dan untuk menerapkan teori-teori yang para penulis peroleh selama
perkuliahan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
2. Bagi Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Timur, hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumbangan
pemikiran sebagai masukan dalam rangka meningkatkan Peran
Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Timur Dalam Pelaksanaan
Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran.
3. Bagi

Fakultas

Ilmu

Sosial

dan

Ilmu

Politik

Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, akan melengkapi
ragam penelitian yang telah dibuat oleh para mahasiswa dan dapat
menambah bahan bacaan dan referensi dari satu karya ilmiah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat
dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang terkait dengan
penelitian ini, yaitu :
1. Yohana Pomot (2013), jurusan Ilmu Administrasi Negara, fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univer sitas Tanjungpura Pontianak.
Dengan judul penelitian “Implementasi Pedoman Perilaku Penyiaran
dan Standar Program Siaran Di Radio Banua Cordis Darit –
Kabupaten Landak”.
Maka dari hasil penelitian ini adalah Standar porsi siaran waktu iklan
niaga dan iklan layanan masyarakat, serta potongan harga iklan layanan
masyarakat tidak sesuai dengan P3SPS Pasal 44 ayat 1, 2 dan 5. Sumber
daya tidak memadai, sikap dan pelaksanaan kebijakan belum memenuhi
P3SPS pasal 44 ayat 1, 2 dan 5, belum adanya komunikasi antar organisasi
pelaksana kebijakan.
Dari uraian diatas, maka permasalahan di Radio Banua Cordis adalah
Harga iklan layanan masyarakat tidak sesuai P3SPS pasal 44 ayat 5. Porsi
waktu siaran iklan niaga dan iklan layanan masyarakat di Radio Banua
Cordis tidak sesuai dengan P3SPS pasal 44 ayat 1 dan 2.
Tujuan penelitian untuk mengkaji mengapa pelaksanaan Radio di Banua
Cordis tidak sesuai dengan aturan P3SPS pasal 44 ayat 5 serta untuk

11
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

mengkaji pelaksanaan Radio Banua Cordis tidak sesuai dengan aturan
P3SPS pasal 44 ayat 1 dan 2 mengenai porsi waktu siaran iklan niaga dan
iklan layanan masyarakat.
Perbedaan dan persamaan dari penelitian ini antara lain, untuk perbedaan
yaitu mengenai tujuan peneltian. Dimana dalam penelitian tersebut,
peneliti mengkaji pelaksanaan Radio Banua Cordis yang tidak sesuai
dengan aturan P3SPS mengenai Siaran Iklan pasal 44 ayat 1, 2 dan 5.
Untuk persamaan dalam penelitian ini yaitu jenis penilitian dimana samasama menggunakan metode penelitian kualitatif.
2. Devi Rahayu (2010), jurusan Ilmu Komunikasi, fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Univer sitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah J akarta. ”Peran Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)
Pusat Terhadap Tayangan Infotaimen Di Televisi”.
Maka dari hail penelitian diatas adalah KPI melakukan kajian dalam
bidang masing-masing. KPI menerima aduan dari masyarakat. KPI
melakukan pengawasan langsung.
Dari uraian di atas maka permasalahannya adalah Apa saja kegiatan KPI
dalam mengawasi tayangan infotaimen di televisi. Bagaimana langkahlangkah KPI dalam menindaklanjuti pelanggaran tayangan infotaimen di
televisi.
Tujuan penelitian adalah Secara umum ingin memberikan kontribusi
kepada khalayak berupa tulisan dan teori mengenai KPI Pusat. Serta
mengetahui peranan KPI Pusat terhadap tayangan televisi. Secara khusus

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

peneliti ingin memperoleh wawasan dan pengetahuan mengenai KPI Pusat
yang merupakan lembaga independen dan mengetahui ketentuan yang
ditentukan KPI dalam memberikan batasan terhadap suatu tayangan.
Persamaan dari penelitian ini antara lain yaitu ingin mengetahui peran
KPI, walaupun dalam penelitian ini. Peneliti lebih ke tayangan televisi.
Yaitu KPI melakukan kajian dalam bidang masing-masing. KPI menerima
aduan dari masyarakat. KPI melakukan pengawasan langsung, serta jenis
penelitian yang sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif.
3. Siti Aisah (2010), jurusan Ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam
Univer sitas Islam Negri Syarif Hidayatullah J akarta. “Implementasi
Regulasi Penyiaran dalam Progr am Berita Kriminal Sergap di
RCTI”.
Maka dari hasil penelitian diatas adalah Regulasi penyiaran mencakup tiga
hal, yakni struktur, tingkah laku, dan isi.
Dari uraian diatas maka permasalahannya adalah Bagaimana Implementasi
Regulasi Penyiaran dalam Program berita Kriminal Sergap di RCTI.
Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana Implementasi
regulasi penyiaran dalam program berita kriminal Sergap di RCTI..

Perbedaan dan persamaan dari penelitian ini antara lain, untuk perbedaan
yaitu mengenai tujuan peneltian. Dimana dalam penelitian tersebut,
peneliti ingin mengetahui Bagaimana Implementasi regulasi penyiaran
dalam program berita kriminal Sergap di RCTI. Untuk persamaan dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

penelitian ini yaitu jenis penilitian dimana sama-sama menggunakan
metode penelitian kualitatif.
B. Landasan Teori
Di dalam cara berpikir secara ilmiah, penggunaan teori sangat dibutuhkan,
baik sebagai tolak ukur berpikir maupun bertindak. Karena teori merupakan
suatu kebenaran yang sudah dibuktikan kebenarannya, walaupun mempunyai
keterbatasan waktu dan tempat. Adapun tujuan landasan teori ini adalah untuk
memberikan suatu landasan berpikir kepada penulis dalam usahanya untuk
mencari kebenaran yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas, dimana
hasilnya.
1. Pengertian Peran
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, peran adalah beberapa tingkah
laku

yang

diharapkan

dimiliki

oleh

orang

yang

berkedudukan

dimasyarakat dan harus dilakukan.
Peranan menurut (Soekanto, 2009:212-213) merupakan proses
dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan
kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu
peranan. Perbedaan antara kedudukan dengan peranan adalah untuk
kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan
karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya.
Merton

dalam

Raho

(2007:67)

mengatakan

bahwa

peranan

didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang diharapkan masyarakat dari
orang yang menduduki status tertentu. Sejumlah peran disebut sebagai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

perangkat peran (role-set). Dengan demikian perangkat peran adalah
kelengkapan dari hubungan-hubungan berdasarkan peran yang dimiliki
oleh orang karena menduduki status-status sosial khusus.
Levinson dalam Soekanto (2009:213) mengatakan peranan mencakup
3 hal, antara lain:
1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi
atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini
merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing
seseorang dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan
oleh indvidu dalam masyarakat sebagai organisasi.
3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang
penting bagi struktur sosial masyarakat.
Dari perbincangan tentang definisi peran menurut beberapa pakar di
atas, kini kita menyadari bahwa peran merupakan beberapa tingkah laku
yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dimasyarakat dan
harus dilakukan. Sehingga peran adalah kelengkapan dari hubunganhubungan berdasarkan kedudukan, yang dimiliki dan harus dilakukan oleh
orang yang menduduki status-status sosial khusus.
2. Kebijakan Publik
a. Pengertian Kebijakan Publik
Thomas R. Dye (1978; 1987: 1) yang menyatakan bahwa
kebijakan publik ialah “whatever government choose to do or not to do”

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

(pilihan tindakan apapun yang dilakukan atau tidak ingin dilakukan oleh
pemerintah). Definisi yang diusulkan Dye ini sering dikutip dan hampir
selalu dapat kita jumpai di setiap buku teks yang ditulis oleh para ahli.
Namun, meski cukup akurat, ia sebenarnya tidak cukup memadai untuk
mendeskripsikan

substansi

atau

esensi

kebijakan

publik

yang

sesunguhnya. Dengan pemaknaan seperti yang digagas oleh Dye itu,
kemungkinan akan menimbulkan kerancuan tertentu. Sebab, dalam realita
memang terdapat perbedaan makna yang cukup besar dan mendasar antara
apa yang ingin dilakukan pemerintah dengan apa yang nyata dilakukan
pemerintah.
Pakar Inggris, W.I. Jenkins (1978:15), merumuskan kebijakan
publik sebagai berikut:
“A set of interrelated decisions taken by a political actor or group
of actors concerning the selection of goals and the means of achieving
them within a specified situation where thes decisions should, in
principle, be within the power of these actors to achiev” (serangkaian
keputusan yang saling berkaitan yang diambil oleh seorang aktor
politik atau sekelompok aktor, berkenaan dengan tujuan yang telah
dipilih beserta cara-cara untuk mencapainya dalam suatu situasi.
Keputusan-keputusan itu pada prinsipnya masih berada dalam batasbatas kewenangan kekuasaaan dari para aktor tersebut).
Chief J. O. Udoji, seorang pakar dari Nigeria (1981), telah
mendefinisikan kebijakan publik sebagai “an santioned course of

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

action addressed to a particular problem or group of related problems
that affect society at large” (suatu tindakan bersanki yang mengarah
pada suatu tujuan tertentu yang saling berkaitan dan mempengaruhi
sebagian besar warga masyarakat).
Pakar Perancis, Lemieux (1995: 7), merumuskan kebijakan publik
sebagai berikut:
“The product of activities aimed at the resolution of public
problems in the environment by political actors whose realitionship
are structured. The entire process evolves over time” (produk
aktivitas-aktivitas yang dimaksudkan untuk memecahkan masalahmasalah publik yang terjadi di lingkungan tertentu yang dilakukan oleh
aktor-aktor politik yang hubungannya terstruktur. Keseluruhan proses
aktivitas itu berlangsung sepanjang waktu).
Dari perbincangan tentang definisi kebijakan publik di atas, kini
kita menyadari bahwa semua pembuatan kebijakan publik (public
policy making) itu akan selalu melibatkan pemerintah, dengan cara
tertentu. Gerston (2002), kiranya tidak keliru ketika ia dalam kaitan ini
menegaskan bahwa “all public policy making involves government in
some

way”

(semua

pembuatan

kebijakan

publik

pemerintah dalam beberapa cara).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

melibatkan

18

3. Birokrasi
a. Pengertian Birokrasi
Secara bahasa, istilah birokrasi berasal dari bahasa Perancis
bureau yang berarti kantor atau meja tulis, dan kata Yunani, kratein
yang artinya mengatur.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2008:199) Birokrasi
adalah 1. Pemerintah yang dijalankan oleh pegawai pemerintah yang
berpegang pada hirarki dan jenjang jabatan. 2. Cara bekerja atau
susunan pekerjaan yang serba lamban, serta menurut tata aturan (adat
dan sebagainya) yang banyak liku-likunya dan sebagainya.
Birokrasi menurut Mas’ud (2009:2) adalah sistem administrasi dan
pelaksanaan tugas keseharian yang terstruktur, dalam sistem hirarki
yang jelas, dilakukan dengan aturan tertulis (written procedures).
Dilakukan oleh bagian tertentu, yang terpisah dengan bagian lainnya.
Oleh orang-orang yang terpilih karena kemampuan dan keahlian
dibidangnya. Yang memiliki ciri dari birokrasi ini adanya pembagian
kerja secara hirarki dan rinci yang didasarkan pada aturan-aturan
tertulis, dan diterapkan secara personal, dijalankan oleh staf yang
bekerja full time. Seumur hidup dan professional, yang sama sekali
tidak turut memegang kepemilikan atas alat-alat pemerintah atau
pekerjaan yang memberikan keuntungan jabatannya dan keuntungan
pribadinya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Dalam pemikiran Max Weber, birokrasi ditempatkan dalam
kerangka

proses

rasionalisasi

dunia

modern.

Bahkan

Weber

memandang birokrasi rasional sebagai umur pokok dalam proses
rasionalisasi dunia modern, yang baginya lebih mencakup ketepatan
dan

kejelasan

yang

dikembangkan

dalam

prinsip-prinsip

kepemimpinan organisasi sosial.
b. Karakteristik Birokrasi
Menurut Weber dan Pasolong (2007:72), menyusun karakteristik
birokrasi menjadi 7, sebagai berukut:
1. Spesialisai pekerjaan, yaitu semua pekerjaan dilakukan dalam
kesederhanaan, rutinitas, dan mendefinisikan tugas dengan baik.
2. Hirarki kewenangan yang jelas, yaitu sebuah struktur multi tingkat
yang formal dengan posisi hirarki atau jabatan, yang memastikan
bahwa setiap jabatan yang lebih rendah berada di bawah supervise
dan control dari yang lebih tinggi.
3. Formalisasi yang tinggi, yaitu semua anggota organisasi diseleksi
dalam basis kualifikasi yang di demonstrasikan dengan pelatihan,
pendidikan, atau latihan formal.
4. Pengambilan keputusan mengenai penempatan pegawai yang
didasarkan atas kemampuan, yaitu pengambilan keputusan tentang
seleksi dan promosi didasarkan atas kualifikasi teknik, kemampuan
dan prestasi para calon.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

5. Bersifat tidak pribadi (impersionalitas), yaitu sanksi-sanksi
diterapkan

secara

seragam

tanpa

perasaan

pribadi

untuk

menghindari keterlibatan dengan kepribadian individual dan
preferensi pribadi para anggota.
6. Jejak karier bagi para pegawai diharapkan mengejar karier dalam
organisasi. Sebagai imbalan atas komitmen terhadap karier
tersebut, para pegawai mempunyai masa jabatan, artinya mereka
akan dipertahankan meskipun mereka kehabisan tenaga atau jika
kepandaiannya tidak terpakai lagi.
7. Kehidupan organisasi yang dipisahkan dengan jelas dari kehidupan
pribadi, yaitu pejabat tidak bebas menggunakan jabatannya untuk
keperluan pribadinya termasuk keluarganya.
c. Fungsi dan Posisi Birokrasi
Negara

modern

membutuhkan

birokrasi

yang

modern.

Birokrasilah yang mengimplementasikan politik dan kebijakan Negara.
Seorang pejabat publik memiliki waktu yang terbatas dan tak mungkin
bisa ada di semua tempat pada saat yang bersamaan, hal itu disebabkan
rentang kendali mereka terbatas.
Dalam kaitan ini birokrat memiliki posisi unik. Keterjaminan
posisi pegawai negri sipil lebih besar ketimbang yang dimiliki oleh
para politisi. Dengan demikian ada dua kekuatan birokrasi, yaitu :
“Control over implementation and comparison between the career
structure of civil servant and elected politicians”.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Sumber kekuatan birokrasi itu sendiri bisa menjadi sesuatu yang
positif dan juga bias menjadi sesuatu yang negative. Menjadi sesuatu
yang positif jika dijalankan dalam kerangka pencapaian tujuan Negara.
Namun, menjadi sesuatu yang negative manakala dijalankan demi
birokrasi itu sendiri.
4. Organisasi
a. Pengertian Organisasi
James L. Gibson c.s. menyatakan bahwa: “Organisasi-organisasi
merupakan entitas-entitas yang memungkinkan masyarakat mencapai
hasil-hasil tertentu, yang tidak mungkin dilaksanakan oleh individuindividu yang bertindak secara sendiri” (Gibson, et.al., 1985:7).
Organisasi-organisasi didirikan oleh perilaku mereka yang
diarahkan ke arah pencapaian tujuan. Mereka mengupayakan
pencapaian

tujuan-tujuan

dan

sasaran-sasaran,

yang

dapat

dilaksanakan secara lebih efektif dan lebih efisien, melalui tindakantindakan individu-individu serta kelompok-kelompok secara terpadu.
Herbert G. Hicks menyajikan rumusan berikut untuk sebuah
organisasi: “An organization is a structured process in which person
interact for objectives” (Herbert G. Hicks, 1972: 23).
Adapun definisi tersebut berlandaskan sejumlah fakta yang
merupakan ciri umum semua organisasi.
1. Sebuah organisasi senantiasa mencakup sejumlah orang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

2. Orang-orang tersebut terlibat satu sama lain dengan satu atau lain
cara – maksudnya mereka semua berinteraksi.
3. Interaksi tersebut selalu dapat diatur atau diterangkan degan jenis
struktur tertentu.
4. Masing-masing orang di dalam sesuatu organisasi memiliki
sasaran-sasaran pribadi, di mana beberapa diantaranya merupakan
alasan-alasan bagi tindakan yang dilakukannya. Ia mengekspektasi
bahwa keterlibatannya di dalam organsisasi tersebut membantunya
mencapai sasaran-sasarannya.
Menurut Sondang P. Siagian mendefinisikan organisasi sebagai
berikut : “Oranisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang
atau lebih yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan bersama dan
terikat secara fomal dalam suatu ikatan hirarki di mana selalu terdapat
hubungan antara seorang atau sekelompok orang yang disebut
pimpinan dan seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan”.
(Sondang P. Siagian 1983)
Chester I, Bernard : “Organization is a system of cooperation
activities of two or more persons something intangible and impersonal,
largely a matter of relationship”. Artinya kurang lebih : organisasi
merupakan suatu sistem usaha bersama antara dua orang atau lebih,
sesuatu yang tidak berwujud dan tidak bersifat pribadi, yang sebagaian
besar mengenai hubungan-hubungan kemanusiaan. (Chester I. Bernard
1968)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

Dari beberapa definisi tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa
organisasi merupakan suatu bentuk kerjasama antara sekelompok
orang yang tergabung dalam suatu wadah tertentu guna mencapai
tujuan bersama seperti yang telah ditetapkan bersama.
b. Prinsip-prinsip Organisasi
Koordinasi (coordination) adalah kegiatan pengaturan usaha
sekelompok orang secara terarah dan teratur untuk menciptakan
kesatuan gerak/tindakan dalam usaha mencapai tujuan organisasi.
Koordinasi juga merupakan usaha untuk mendapatkan sinkronisasi
usaha yang berpangkal pada waktu dan tata-urutan pelaksanaan
pekerjaan. Dengan kata lain koordinasi adalah suatu keselarasan tugas
antar satuan organisasi yang ada di dalam organisasi. Dengan demikian
tujuan organisasi akan tercapai secara efektif apabila semua orang,
semua pejabat, dan semua unit/satuan organisasi serta sumber daya
diselaraskan dengan tu

Dokumen yang terkait

Kecenderungan Pelanggaran Pedoman Perilaku Penyiaran Dan Standar Program Siaran (Studi Analisis Isi Pada Kasus Pelanggaran Pedoman Perilaku Penyiaran Dan Standar Program Siaran Media Televisi Yang Dimuat Di Website Kpi.Go.Id)

3 65 156

Strategi Komunikasi Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat Dalam Menerapkan Pedoman Perilaku Penyiaran Dan Standar Program Siaran (P3&SPS) Di Stasiun Televisi Lokal Di Bandung

0 2 1

SKRIPSI PERAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA DALAM PERAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA DALAM MENANGGULANGI SIARAN YANG MENGANDUNG KEKERASAN DI TELEVISI.

0 2 10

PENDAHULUAN PEDOMAN PERILAKU PENYIARAN DAN STANDAR PROGRAM SIARAN DALAM PEMBERITAAN BENCANA BANJIR DI TELEVISI.

0 3 23

PENUTUP PEDOMAN PERILAKU PENYIARAN DAN STANDAR PROGRAM SIARAN DALAM PEMBERITAAN BENCANA BANJIR DI TELEVISI.

0 4 10

Strategi Komunikasi Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Strategi Komunikasi Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Jawa Tengah Dalam Meminimalisasi Pelanggaran Isi Siaran Lembaga Penyiaran Swasta Di Jawa Tengah Agustus 2014.

0 0 13

PERATURAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA Nomor 02PKPI122009 tentang PEDOMAN PERILAKU PENYIARAN

0 0 84

KECENDERUNGAN PELANGGARAN PEDOMAN PERILAKU PENYIARAN DAN STANDAR PROGRAM SIARAN (STUDI ANALISIS ISI PADA KASUS PELANGGARAN PEDOMAN PERILAKU PENYIARAN DAN STANDAR PROGRAM SIARAN MEDIA TELEVISI YANG DIMUAT DI WEBSITE KPI.GO.ID)

0 0 16

PERATURAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA NOMOR : 02PKPI042011 TENTANG PEDOMAN REKRUTMEN KOMISI PENYIARAN INDONESIA

0 0 12

PERAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH JAWA TIMUR DALAM PELAKSANAAN PEDOMAN PERILAKU PENYIARAN DAN STANDAR PROGRAM SIARAN SKRIPSI

0 0 20