PENDAHULUAN Inventarisasi Tumbuhan Pada Ketinggian Yang Berbeda Pasca Erupsi Gunung Kelud Kediri Jawa Timur Melalui Jalur Wisata.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang terletak pada ujung pertemuan 3
lempeng kerak bumi yaitu : lempeng Indo-Australia yang bergeser ke
utara, lepeng pasifik yang bergerak ke barat dan lempeng Eurasia yang
relatif bergerak ke arah selatan (Nandi, 2006). Akibat pergerakan dan
tumbukan lempeng tersebut maka Indonesia mempunyai 129 gunung api
aktif atau sekitar 17 % dari gunung api aktif di dunia, sepanjang Sumatera
Jawa sampai laut Banda (Irawan, 2014).
Gunung Kelud, merupakan salah satu gunung api aktif yang terletak
di Jawa Timur (Koordinat 49M, 643859 mT, 9122244 mU). Secara
administratif Gunung Kelud termasuk dalam 5 wilayah, yaitu Kabupaten
Blitar, Kabupaten Kediri, Kabupaten Malang, Kota Blitar dan Kota Kediri.
Gunung Kelud berdampingan dengan gunung tua, yakni Gunung KawiButak pada sisi timur dan Gunung Anjasmoro pada sisi timur laut
(Rahmadana, 2014).
Gunung api ini berbentuk strato yang diklasifikasikan sebagai
gunung api aktif tipe A bersifat freato magmatik sampai magmatik, secara
morfologis gunung api kelud ditandai oleh keberadaan bekas kawah yang

tumpang tindih yang berbentuk tapal kuda pada bagian tertentu. hal ini
menandakan telah terjadi erupsi secara berulang dan bersifat eksplosif
(Kadarsetia, 2006). Sebagaimana Gunung Merapi, Gunung Kelud
merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia. Sejak tahun
1000 M, Kelud telah meletus lebih dari 30 kali, dengan letusan terbesar
berkekuatan 5 Volcanic Explosivity Index (VEI) (DISHUB, 2014)
Letusan Gunung Kelud tidak hanya berdampak pada masyarakat
sekitar namun juga berdampak pada vegetasi yang tumbuh di lereng
Gunung Kelud. Rahayu (2014) menyatakan bahwa beragam tumbuhan

1

2

terkena dampak yang bervariasi dari letusan gunung berapi, ada tumbuhan
yang tidak dilalui oleh asap erupsi (wedhus gembel) sehingga tidak
mengalami kerusakan, sementara tumbuhan pada daerah yang dilalui oleh
awan panas mengalami kerusakan, keragaman hayati lokal sering rusak
akibat erupsi.
Wardhani (2014) menyatakan Erupsi Gunung Kelud pada 13

Februari 2014 berlangsung singkat namun dampak yang diakibatkan
sangat mempengaruhi kondisi masyarakat. Hutan tempat masyarakat
mencari makan habis terbakar akibat lontaran piroklastik. Untuk sektor
perkebunan, lahan tidak ada yang rusak parah, namun daun-daun
tumbuhan banyak yang rusak akibat jatuhan pumice.
Larasati (2006) menyatakan bahwa tumbuhan khas yang terdapat di
lereng Gunung Kelud pada ketinggian 600 m. dpl adalah

tumbuhan

Dendrocalamus asper, pada ketinggian 700-1000 m. dpl ditemukan
komunitas Villebrunea rubescens, selain tumbuhan tersebut, tumbuhan
yang mendominasi pada lereng Gunung Kelud adalah suku Euphorbiaceae
yang ditemukan tumbuh di pinggir-pinggir hutan Gunung Kelud.
Hasil penelitian Nadirman (2013) erupsi Gunung Merapi pada tahun
2010 menyebabkan kerusakan yang luas terhadap eksosistem di
sekitarnya. Hasil penelitian Widodo (2014) menyatakan bahwa Letusan
Gunung Galunggung yang keempat, terjadi sangat dasyat karena tidak
semata membawa kerugian material maupun korban jiwa manusia, tetapi
mengakibatkan perubahan yang drastis pada komunitas yang telah

terbentuk sebelumnya.
Hasil penelitian Abdurahman (2012) menunjukkan bahwa jenis-jenis
tumbuhan yang terinventarisasi dari sekitar jalur pendakian Balerante
Kemalang Klaten pasca letusan Gunung Merapi pada ketinggian 1.400 m
dpl. ditemukan 8 suku, 1.600 m dpl. ditemukan 5 suku, dan 1.800 m dpl.
ditemukan 9 suku.
Dari hasil penelusuran atau observasi tersebut maka sangat penting
dilakukan penelitian untuk mengeksplorasi dan inventarisasi tumbuhan

3

pasaca letusan Gunung Kelud melalui jalur Kecamatan Ngancar
Kabupaten Kediri. Banyak habitat yang rusak pada erupsi Gunung Kelud
tahun 2014 sehingga mengakibatkan terjadinya suksesi primer di kawasan
tersebut. Penelitian ini bertujuan

untuk mengenali bentuk morfologi

komunitas perintis yang ada di Gunung Kelud pasca erupsi.
Berdasarkan latar belakang


tersebut, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Inventarisasi Tumbuhan Pada
Ketinggian Yang Berbeda Pasca Erupsi Gunung Kelud, Kediri, Jawa
Timur Melalui Jalur Wisata”
B. Pembatasan masalah
1. Obyek penelitian adalah tumbuhan disekitar jalur wisata Gunung
Kelud, Desa Sugih Waras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten
Kediri, Jawa Timur pada Ketinggian 600 m. dpl, 800 m. dpl dan
1000 m. dpl.
2. Subyek penelitian adalah inventarisasi berbagi jenis tumbuhan
endemik yang masih bertahan hidup dan tumbuh pasca erupsi
Gunung Kelud.
3. Parameter

penelitian

adalah


tumbuhan

pada

ketinggian

permukaan 600 m. dpl, 800 m. dpl dan 1000 m. dpl pasca erupsi
Gunung Kelud, pengambilan sampel tumbuhan yang ditemukan
diidentifikasi dengan melihat karakteristik tumbuhan tersebut,
morfologi tumbuhan, keadaan lingkungan dan cara hidupnya
yang kemudian dilakukan inventarisasi.
C. Rumusan Masalah
berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan
masalah pada penelitian, yakni :
1. Jenis-jenis tumbuhan apa saja yang terdapat di jalur wisata
Kecamatan Ngancar, Kediri, Jawa Timur pasca erupsi Gunung
Kelud pada ketinggian 600 m. dpl, 800 m. dpl, dan 1000 m dpl.

4


2. Jenis-jenis tumbuhan apa saja yang mendominasi pasca erupsi
Gunung Kelud pada ketinggian 600 m. dpl, 800 m. dpl, dan 1000
m dpl. pada jalur wisata Kecamatan Ngancar, Kediri, Jawa Timur.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk :
1. Mengetahui jenis tumbuhan yang terdapat disekitar jalur wisata
pasca erupsi Gunung Kelud pada ketinggian 600 m. dpl, 800 m.
dpl, dan 1000 m dpl.
2. Mengetahui suku atau Famili yang mendominasi pasca erupsi
Gunung Kelud, pada ketinggian 600 m dpl., 800 m dpl., dan 1000
m. dpl
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah
1. Memberikan sumbangan pemikiran dan menggali potensi
tumbuhan asli Indonesia, dengan terkoleksinya spesimen setelah
erupsi Gunung Kelud 2014
2. Memberikan pengetahuan tentang tingkat keanekaragaman hayati
tumbuhan yang dapat bermanfaat sebagai bahan pangan, dan
obat-obatan sehingga dapat dijadikan dasar penelitian bagi
peneliti selanjutnya.


Dokumen yang terkait

INVENTARISASI TUMBUHAN PADA KETINGGIAN YANG BERBEDA PASCA ERUPSI GUNUNG KELUD KEDIRI Inventarisasi Tumbuhan Pada Ketinggian Yang Berbeda Pasca Erupsi Gunung Kelud Kediri Jawa Timur Melalui Jalur Wisata.

0 3 15

DAFTAR PUSTAKA Inventarisasi Tumbuhan Pada Ketinggian Yang Berbeda Pasca Erupsi Gunung Kelud Kediri Jawa Timur Melalui Jalur Wisata.

0 3 5

INVENTARISASI TUMBUHAN SURVIVAL PADA KETINGGIAN YANG BERBEDA PADA JALUR DIKLATSAR TLOGODLINGO KECAMATAN Inventarisasi Tumbuhan Survival Pada Ketinggian Yang Berbeda Pada Jalur Diklatsar Tlogodlingo Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar.

0 2 17

INVENTARISASI TUMBUHAN SURVIVAL PADA KETINGGIAN YANG BERBEDA PADA JALUR DIKLATSAR TLOGODLINGO Inventarisasi Tumbuhan Survival Pada Ketinggian Yang Berbeda Pada Jalur Diklatsar Tlogodlingo Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar.

0 3 15

PENDAHULUAN Inventarisasi Tumbuhan Survival Pada Ketinggian Yang Berbeda Pada Jalur Diklatsar Tlogodlingo Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar.

0 2 4

INVENTARISASI TUMBUHAN PADA KETINGGIAN YANG BERBEDA PASCA LETUSAN GUNUNG MERAPI JALUR Inventarisasi Tumbuhan Pada Ketinggian Yang Berbeda Pasca Letusan Gunung Merapi Jalur Pendakian Balerante Kecamatan Kemalang Kabupaten Klaten.

0 0 16

PENDAHULUAN Inventarisasi Tumbuhan Pada Ketinggian Yang Berbeda Pasca Letusan Gunung Merapi Jalur Pendakian Balerante Kecamatan Kemalang Kabupaten Klaten.

0 1 8

INVENTARISASI TUMBUHAN PADA KETINGGIAN YANG BERBEDA PASCA LETUSAN GUNUNG MERAPI JALUR Inventarisasi Tumbuhan Pada Ketinggian Yang Berbeda Pasca Letusan Gunung Merapi Jalur Pendakian Balerante Kecamatan Kemalang Kabupaten Klaten.

0 1 16

ANALISIS PRODUKSI DAN KELAYAKAN USAHATANI KOMODITI NANAS PASCA ERUPSI GUNUNG KELUD DI KECAMATAN NGANCAR KABUPATEN KEDIRI PROVINSI JAWA TIMUR.

0 1 14

files96328Dinkes Kediri Erupsi Gunung Kelud Part 1

0 0 40