EKSISTENSI PEDAGANG RUJAK SIMPANGJODOH TEMBUNG DALAM KAITANNYA DENGAN BUDAYA KEMISKINAN.

(1)

EKSISTENSI PEDAGANG RUJAK SIMPANG JODOH TEMBUNG DALAM KAITANNYA MENGENAI BUDAYA KEMISKINAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:

FEBRI ARISMA SIHALOHO

3103121023

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2014


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Febri Arisma Sihaloho. 3103121023. Eksistensi Pedagang Rujak Simpang Jodoh Tembung dalam kaitannya dengan Budaya Kemiskinan. Skripsi. Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Untuk mengetahui latar belakang keberadaan pedagang rujak disimpang jodoh. 2. Untuk menguraikan faktor – faktor yang mempengaruhi eksistensi para pedagang simpang jodoh hingga saat ini. 3. Untuk menggambarkan kaitan antara eksistensi pedagang rujak simpang jodoh dengan budaya kemiskinan.

Penelitian ini merupakan penelitian Oral History (Sejarah Lisan) dengan menggunakan metode penelitian lapangan dan didukung oleh metode kepustakaan. Metode penelitian lapangan (Field research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung kedaerah penelitian untuk mengobservasi data yang masih dapat ditemui sebanyak – banyaknya yang masih berhubungan dengan masalah yang diteliti. Metode kepustakaan (Library Research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan menelaah buku – buku serta foto – foto yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa 1.Keberadaan para pedagang rujak sudah ada sekitar tahun 1950 – an dan para pedagang rujak merupakan pendatang yang melakukan migrasi ke desa Bandar Klippa, mereka merupakan pendatang yang berasal dari daerah tanjung Balai yang merupakan suku Melayu. 2.Faktor – faktor yang menyebabkan usaha rujak ini tetap eksis sampai saat ini yaitu rasa rujak nya yang lezat yang menggunakan bumbu yag unik seperti pisang batu dan terasi , sifatnya yang regenerasi (turun - temurun), bersifat tradisional dan memiliki sisi keromantisan. 3.Keeksisan Para pedagang rujak simpang jodoh memang memiliki kaitan dalam budaya kemiskinan. Hal ini dapat dilihat dari perilaku yang ada pada pedagang rujak simpang jodoh ini seperti tetap dipertahankannya sentir, penggilingan bumbu rujak dan gerobak dari masa ke masa. Walaupun hal ini jelas tidak menyehatkan namun para pedagang tetap mempertahankannya dan sampai saat ini, usaha rujak simpang jodoh masih tetap menjadi salah satu keliner yang terkenal di Medan terlebih desa Bandar Klippa.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan pertolonganNya akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

yang berjudul “Eksistensi Pedagang Rujak Simpang Jodoh Tembung Dalam Kaitannya Dengan Budaya Kemiskinan”. Adapun tujuan Skripsi ini disusun yaitu sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala. Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin didalam menyelesaikan skripsi ini walaupun penulis menyadari bahwa masih memiliki kekurangan didalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan agar para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk melengkapi skripsi ini.

Didalam menyelesaikan penyusunan Skripsi ini, penulis menghadapi beberapa kendala namun berkat bantuan, bimbingan, dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak, kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Allah yang begitu luar biasa yang selalu ada untuk penulis. Penulis sadar bahwa tanpa campur tangan Allah didalam kehidupan penulis maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat terselesaikan.

2. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan.


(7)

3. Bapak Dr. H. Restu, MS. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial. 4. Bapak dan Ibu pembantu Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

5. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah dan Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Sejarah.

6. Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi penulis yang telah banyak membantu penulis didalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih buat pemikiran – pemikiran bapak yang telah merubah beberapa pemikiran penulis. Terimakasih juga buat bimbingan, arahan, dan masukan - masukan yang selama ini diberikan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

7. Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si selaku dosen pembimbing akademik dan penguji penulis yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama masa perkuliahan.

8. Ibu Dr. Samsidar Tanjung, M.Pd selaku dosen penguji ahli yang telah banyak memberikan pemikiran dan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Bapak Drs. Ponirin, M.Si selaku dosen pembanding bebas yang banyak memberikan pandangan serta masukan bagi penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

10.Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Sejarah serta tata usaha, terimakasih atas semua ilmu yang diberikan kepada penulis selama masa perkuliahan


(8)

11.Terkhusus kedua orangtua penulis yang terkasih, M. Sihaloho dan E. Saragih. Terimakasih untuk setiap kasih dan cinta yang tidak pernah

berkesudahan Terimakasih juga buat semua dukungan dan motivasi yang tidak henti – hentinya diberikan kepada penulis. Skripsi ini spesial penulis persembahkan untuk kedua malaikatku didunia ini “My amazing parents”. 12.Kakak penulis yang terkasih, Sri Hartati Sihaloho dan adik-adik penulis yang terkasih, Irtantri Sihaloho dan Michael Sihaloho. Terimakasih penulis ucapkan kepada kalian atas dukungan dan kasih sayang yang sudah kalian berikan kepada penulis sehingga penulis semakin bersemangat menyusun skripsi ini.

13.Seluruh keluarga besar yaitu Opung Johannes Turnip / Br. Sinaga. Terimakasih untuk perhatian, dukungan dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis.

14.Seluruh keluarga besar Sihaloho, terimakasih juga untuk perhatian dan kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis.

15.Sahabat SMA ku “PBB Gank” Natalin Sinaga, Rosenta Girsang, Riris Sitanggang dan Fitri Turnip dan seluruh alumni 09 SMAN 1 Percut Sei Tuan. Terimakasih penulis ucapkan buat kasih sayang, perhatian dan canda tawa yang selama ini kalian berikan.

16.Sahabat kampusku, Naomi Saragih, Dora Sinaga dan Fitri Lestari. Terimakasih untuk semua yang sudah boleh kita rasakan selama ini baik itu susah dan senang. Tidak lupa juga untuk Irma, Dilla, Muna, Ayu. Kalian semua pasti akan selalu tetap dihati dan penulis berharap agar


(9)

selesainya dari UNIMED kita tetap bisa berkomunikasi. Semoga guru sejarah yang professional itu dapat kita terapkan dalam diri kita.

17.Sahabat dan sekaligus temen seperjuangan penulis Kelas A - Reguler 2010 ada Agustinus, Aina, Arinda, Ari, Ayu, Berkat, Boy, Candra, Iqbal, Dedi, Desi, Dilla, Dora, Eka, Elya, Eros, Evan, Fatwa, Ferry, Fitri, Flora, Frianko, Hesri, Hestya, Hetti, Hotresly, Indri, Jarahman, Josrai, Juliar, Junita, Budi, Irma, Radius, Hadi, Mariya, Muna, Naomi, Nelly, Nirwan, Normayani, Indah, Rina, Pratica, Edo, Rima, Rio, Muslim, Rodearni, Muslim, Sugi, Susi, Tono, Windah, Yosep. Terimakasih penulis ucapkan atas kebersamaan selama ini dan untuk setiap canda dan tawa yang ada dikelas kita. JASMERAH !!!

18.Seluruh teman-teman stambuk 2010 yang telah banyak memberikan dukungan dan masukan selama proses perkuliahan. Terimakasih juga buat teman - teman satu PS atas dukungan satu sama lain.

19.Seluruh abang / kakak stambuk Pendidikan Sejarah, terimakasih atas segala arahan, dukungan yang selama ini diberikan kepada penulis. Penulis doakan agar yang terbaik selalu menghampiri abang dan kakak.

20.Seluruh adik - adik stambukku, Terimakasih penulis ucapkan buat semua dukungan yang diberikan selama ini. Kakak berharap agar perkuliahan kalian lancar.

21.Teman - teman satu PPLT SMA N 2 Bandar yaitu Nande Yoana , Dwi Kocik, Setia Rumbo, Bou Siska, Bou Khatarina, Melvy, Sari, Kartika, Fitri, Rut, Loranty, Natalia, Nova, Evin, Mando, Tri Ramonda, Roy dan


(10)

Kusno. Terimakasih atas segala kebersamaan dan dukungan yang selama ini diberikan kepada penulis. Semoga kita dapat meraih segala kesuksesan yang kita impikan. Terimakasih untuk petualangan kita yang penuh warna di SMANDUDAR. Sukses untuk kita semua Bapak Ibu seperjuangan 22.Terimakasih juga untuk semua siswa – siswa ku ketika PPL di SMAN 2

Bandar terkhusus kelas XI IPA dan XI IPS. Terimakasih atas perhatian dan kasih sayang yang kalian berikan kepada Ibu bahkan sampai saat ini. Kalian membuat hari – hari ibu menjadi semakin berwarna dan penuh semangat. Ibu berharap agar kedepannya kalian bisa menjadi seperti yang kalian impikan. Sukses buat kalian.

Skripsi ini bisa terselesaikan berkat bantuan dan doa dari semua pihak termasuk juga kepada pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satupersatu namanya. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua pembaca.

Medan, Maret 2014 Penulis

Febri Arisma Sihaloho NIM. 3103121023


(11)

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL ix

BAB. I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Rumusan Masalah 5

1.4. Tujuan Penelitian 5

1.5. Manfaat Penelitian 6

BAB. II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori 7 2.1.1. Eksistensi 7

2.1.2. Budaya Kemiskinan 8

2.2. Kajian Konseptual 11

2.2.1. Konsep Masyarakat 11

2.3. Kerangka Berpikir 12

BAB. III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian 14

3.2. Populasi dan Sampel 15

3.3. Lokasi Penelitian 16

3.4. Sumber Data 16

3.5. Teknik Pengumpulan Data 17

3.6. Teknik Pengolahan Data 18

BAB. IV PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Desa Bandar Klippa 20

4.1.1. Lokasi Desa Bandar Klippa 21

4.1.2. Sejarah Ringkas Desa Bandar Klippa 22

4.1.3. Kependudukan 24

4.1.4. Administrasi dan Pemerintahan 27

4.1.5. Pendidikan 28

4.1.6. Perekonomian 29

4.1.7. Kualitas Angkatan Kerja 30


(12)

4.2. Sejarah Pedagang Rujak Simpang Jodoh Tembung 32 4.2.1. Latar Belakang Penamaan Simpang Jodoh 32 4.2.2. Latar Belakang Keberadaan Pedagang Rujak Simpang Jodoh 36 4.2.3. Perkembangan Usaha Rujak 40 4.2.3.1. Kondisi Sekitar Daerah Simpang Jodoh 40 4.2.3.2. Kondisi Peralatan – Peralatan Dalam Berjualan Rujak 41 4.3.Kehidupan Pedagang Rujak Simpang Jodoh 43

4.3.1. Kehidupan Ekonomi 43

4.3.1.1. Pola Kehidupan Ekonomi 43

4.3.1.2. Pola Perbelanjaan 44

4.3.1.3. Pola Kebiasaan Makan dan Minum 45

4.3.2. Kehidupan Sosial Pedagang Rujak Simpang Jodoh 46

4.3.2.1. Pola Kehidupan Sosial 46

4.3.2.1.1. Hubungan – hubungan sosial 46

4.3.2.1.2. Hubungan tolong menolong 48

4.3.3. Pola Kehidupan Beragama 50

4.3.3.1. Kewajiban menjalankan ibadah agama 50 4.3.3.2. Keyakinan kepada makhluk dan kekuatan gaib 51

4.3.4. Keluarga 51

4.3.4.1. Mata pencaharian dan tingkat pendapatan 51

4.3.4.2. Biaya hidup 53

4.3.4.3.Pendidikan anak 54

4.3.4.4 Peran serta keluarga dalam perkumpulan 55

4.3.4.5 Prospek kehidupan dimasa depan 56

4.4. Eksistensi Pedagang Rujak Simpang Jodoh 57

4.4.1. Faktor – faktor penyebabnya 57

4.4.1.1. Faktor Internal 57

4.4.1.2. Faktor Eksternal 60

4.4.2. Eksistensi Pedagang Rujak Simpang Jodoh dalam kaitannya

dengan Budaya Kemiskinan 61

BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 64

5.2. Saran 65

DAFTAR PUSTAKA 67

DAFTAR PEDOMAN WAWANCARA 69

DATA SAMPEL 70

FOTO – FOTO PENELITIAN 72


(13)

DAFTAR TABEL

Luas Wilayah Desa Bandar Klippa menurut penggunaannya 21

Jumlah Penduduk Desa Bandar Klippa 24

Mata pencaharian Penduduk Desa Bandar Klippa 25

Jumlah Gedung Pendidikan desa Bandar Klippa 28

Jumlah Sarana Perekonomian dan Perdagangan desa Bandar Klippa 29

Kualitas Angkatan Kerja desa Bandar Klippa 30


(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Kebudayaan tercipta karena keberadaan manusia. Manusialah yang menciptakan kebudayaan dan memakainya sehingga kebudayaan akan selalu ada sepanjang keberadaan manusia. Kolektivitas individu yang secara bersama – sama menciptakan kebudayaan itu disebut masyarakat. Dari pernyataan ini dapat dikatakan bahwa kebudayaan tidak pernah lepas dari masyarakat dan akan turut mewarnai kehidupan didalam suatu masyarakat. Salah satu masalah yang senantiasa dihadapi oleh manusia adalah kemiskinan.

Masalah kemiskinan ini sama tuanya dengan usia manusia itu sendiri walaupun seringkali kehadirannya tidak disadari oleh manusia yang bersangkutan. Kemiskinan juga merupakan suatu masalah yang sifatnya global yang tidak akan pernah habis – habisnya jika diperbincangkan.

Masyarakat dari golongan yang tidak miskin biasanya menilai mereka yang miskin sebagai orang yang malas, tidak tekun dan tidak stabil dalam pekerjaannya, tidak mempunyai konsep mengenai hari esok, boros, tidak mempunyai motivasi, bersikap menerima nasib dan berbagai pola kelakuan yang dianggap tidak sesuai menurut pola kebudayaan golongan yang tidak miskin. Pandangan yang sepihak ini tampaknya ada kebenarannya tapi untuk menghindarkan penilaian yang sepihak tersebut haruslah dipahami mengapa mereka memiliki pola kebudayaan seperti itu. Alasan yang utama adalah lingkungan kemiskinan dimana mereka hidup. Dalam konteks lingkungan yang mereka hadapi, yang penuh dengan serba


(15)

kekurangan maka pola – pola tindakan orang – orang miskin tersebut masuk akal yaitu sebagai perwujudan dari adaptasi mereka dalam lingkungan dan situasi kemisikinan yang mereka hadapi.

Oscar Lewis, seorang Antropolog berkebangsaan Amerika memperlihatkan bahwa kemiskinan bukan semata – mata berupa kekurangan dalam ukuran ekonomi yang ditunjukkan oleh rendahnya pendapatan seseorang atau keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya namun juga menyangkut kekurangan dalam ukuran kebudayaan dan kejiwaan (psikologis) dan memberi corak tersendiri pada kebudayaan yang seperti itu yang diwariskan dari generasi orangtua kepada generasi anak – anak dan seterusnya melalui proses sosialisasi sehingga dari perspektif ini dapat dikatakan bahwa kebudayaan kemiskinan itu tetap lestari. Oscar Lewis dalam bukunya The Culture of poverty menyatakan bahwa kemiskinan adalah kondisi miskin sedangkan kebudayaan kemiskinan adalah cara hidup orang – orang yang berada dalam kondisi miskin itu. Menurut Oscar, seseorang yang memiliki budaya kemiskinan akan terwujud dalam sikap dan perbuatannya seperti sifat fatalisme, masa bodoh, cepat putus asa, gampang menyerah, kurang inisiatif dan tidak memiliki semangat untuk maju.

Berbagai upaya telah dilakukan dalam menyelesaikan masalah kemiskinan namun nyatanya upaya ini belum maksimal karena sampai sekarang kemiskinan masih tetap dirasakan oleh masyarakat. Ditambah lagi dengan perkembangan kota yang semakin hari terasa semakin pesat. Perkembangan kota yang semakin pesat menjadikan masyarakat begitu sulit mendapatkan pekerjaan. Fenomena ini menjadikan banyak masyarakat tidak mendapatkan pekerjaan pada sektor formal


(16)

sehingga dengan terpaksa mereka harus bekerja pada sektor informal dimana pada sektor ini tidak terlalu banyak dituntut keahlian dan bukanlah menjadi sebuah hambatan bagi masyarakat jika pendidikan yang dimilikinya tidak memadai. Pekerjaan disektor informal merupakan lapangan pekerjaan yang diciptakan dan diusahakan sendiri oleh pencari kerja dengan keterbatasan baik modal, fisik, tenaga maupun keahlian. Salah satu sektor informal yang banyak diminati oleh masyarakat di kota Medan khususnya kecamatan tembung yaitu berdagang.

Kehidupan pedagang sangat menarik untuk diteliti terutama para pedagang rujak yang tepatnya berada di simpang jodoh tembung. Pedagang rujak disimpang jodoh ini sudah mulai berdagang sekitar tahun 1950 an dan usaha ini dilakukan secara regenerasi bahkan sampai saat ini. Setiap harinya banyak sekali orang yang berdatangan ke simpang jodoh ini khusus hanya untuk membeli rujak yang menurut peneliti mempunyai nilai plus pada bumbu rujaknya. Tidak jarang para pembeli yang datang berasal dari luar kota yang mengetahui keberadaan rujak ini bahkan baru – baru ini rujak simpang jodoh juga telah diperkenalkan melalui media elektronik sebagai salah satu ciri khas wisata kuliner di Medan.

Namun ada hal yang membuat peneliti merasa penasaran yaitu jika melihat keadaan para pedagang rujak yang telah digambarkan oleh peneliti maka seharusnya para pedagang ini sudah harus mengalami kemajuan terutama dibidang ekonomi yang salah satunya akan terlihat dari perubahan tampilan jualannya yang akan dikemas atau dikembangkan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Namun mengapa hal ini belum terlihat? Selain itu, dengan berkembangnya kehidupan ekonomi keluarga pedagang tersebut seharusnya anak – anaknya ataupun


(17)

keturunannya pasti akan mendapat pendidikan yang lebih baik lagi namun mengapa usaha dagang ini dilakukan turun temurun? Apakah benar hal ini dikarenakan pedagang rujak simpang jodoh tembung memiliki budaya kemiskinan?

Melihat kondisi yang seperti ini dan untuk menjawab rasa penasaran, peneliti merasa tertarik dan ingin sekali meneliti kehidupan pedagang rujak yang ada disimpang jodoh Tembung. Adapun judul penelitian yang dilakukan yaitu “Eksistensi Pedagang Rujak Simpang Jodoh Tembung dalam kaitannya mengenai Budaya Kemiskinan”. Peneliti memilih daerah tembung untuk diteliti dikarenakan tempat ini dekat dengan tempat tinggal peneliti dan merupakan salah satu tempat yang bersejarah dikecamatan medan Tembung.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang maka peneliti mengidentifikasikan masalah dalam penelitian sebagai berikut : 1. Latar belakang keberadaan pedagang rujak disimpang jodoh

2. Faktor – faktor para pedagang rujak simpang jodoh dapat bereksistensi 3. Kaitan antara eksistensi pedagang rujak simpang jodoh dengan adanya

budaya kemiskinan

4. Perspektif para pedagang rujak simpang jodoh terhadap kehidupan yang dijalaninya


(18)

1.3 Rumusan masalah

Berdasarkan uraian identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana latar belakang keberadaan pedagang rujak disimpang jodoh ? 2. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi eksistensi para pedagang

simpang jodoh hingga saat ini ?

3. Bagaimana kaitan antara eksistensi pedagang rujak simpang jodoh dengan budaya kemiskinan ?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui latar belakang keberadaan pedagang rujak disimpang jodoh.

2. Untuk menguraikan faktor – faktor yang mempengaruhi eksistensi para pedagang simpang jodoh hingga saat ini.

3. Untuk menggambarkan kaitan antara eksistensi pedagang rujak simpang jodoh dengan budaya kemiskinan.


(19)

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, dapat memberi informasi dan menjawab rasa penasaran tentang eksistensi pedagang rujak simpang jodoh dalam kaitannya dengan budaya kemiskinan yang ada di masyarakat.

2. Bagi pembaca, dapat menambah wawasan yang lebih mendalam mengenai eksistensi pedagang rujak simpang jodoh dalam kaitannya dengan budaya kemiskinan yang ada di masyarakat dan dapat menjadi acuan dipenelitian selanjutnya.

3. Bagi pengembangan ilmu sejarah, dapat menjadikan ilmu sejarah lebih berkembang khususnya pada bidang sejarah sosial dan budaya yaitu budaya kemiskinan dan lebih memperkenalkan sejarah lisan (oral history).

4. Bagi masyarakat Tembung, dapat mengetahui bagaimana keadaan desanya terutama tentang budaya kemiskinan dimasyarakat dan lebih spesifik lagi tentang tembung.


(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1Kesimpulan

Dari pembahasan mengenai eksistensi pedagang rujak simpang jodoh Tembung dalam kaitannya dengan budaya kemiskinan, dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa Keberadaan para pedagang rujak sudah ada sekitar tahun 1950 – an, usaha rujak ini telah dilakukan secara turun – temurun hingga saat ini sudah sampai kepada generasi keempat. Para pedagang rujak merupakan pendatang yang melakukan migrasi ke desa Bandar Klippa, mereka merupakan pendatang yang berasal dari daerah tanjung Balai yang merupakan suku Melayu. Adapun Faktor – faktor yang menyebabkan usaha rujak ini tetap eksis sampai saat ini yaitu rasa rujak nya yang lezat yang menggunakan bumbu yag unik seperti pisang batu dan terasi , sifatnya yang regenerasi ( turun - temurun), bersifat tradisional dan memiliki sisi keromantisan. Keeksisan Para pedagang rujak simpang jodoh memang memiliki kaitan dalam budaya kemiskinan. Hal ini dapat dilihat dari perilaku yang ada pada pedagang rujak simpang jodoh ini seperti tetap dipertahankannya sentir, penggilingan bumbu rujak dan gerobak dari masa ke masa. Walaupun hal ini jelas tidak menyehatkan namun para pedagang tetap mempertahankannya dan sampai saat ini, usaha rujak simpang jodoh masih tetap menjadi salah satu kuliner yang terkenal di Medan terlebih desa Bandar Klippa.


(21)

5.2Saran

Setelah mengetahui eksistensi pedagang rujak simpang jodoh Tembung dalam kaitannya dengan budaya kemiskinan, maka peneliti memiliki beberapa saran yaitu :

1. Kepada para pembeli rujak simpang jodoh, jika ingin membeli rujak kepada para pedagang rujak yang sudah lama berjualan maka jangan sampai salah pilih. Jangan hanya menilai tukang rujak simpang jodoh yang paling lama berjualan hanya dari umur nya saja karena ada beberapa penjual yang masih muda tetapi sudah sangat lama berjualan bahkan sejak 1 SMP. Selain itu, ada juga yang sudah sangat tua namun baru sebentar berjualan bahkan belum ada satu tahun.

2. Kepada para pedagang rujak simpang jodoh, agar lebih memperhatikan kesehatan, jangan karena hanya ingin mempertahankan iri khas rujak simpang jodoh saja, sampai – sampai mereka tidak peduli lagi dengan kesehatan. Dan juga harus menjaga kebersihan dagangannya. Kalau bisa, pedagang rujak seharusnya menggunakan stainless untuk menjual rujaknya agar terhindar dari debu yang akan hinggap ke buah – buahan segarnya, tempat penggilingannya dan beberapa bahan lainnya. Selain itu, sampah juga harus diperhatikan. Pedagang rujak tidak boleh membuang sampah sembarangan karena tidak baik bagi kesehatan para pedagang dan juga pembelinya.


(22)

3. Kepada pemerintah khususnya kota Medan agar tetap dapat mempertahankan usaha rujak simpang jodoh ini karena sangat disayangkan jika suatu saat nanti usaha ini tidak ada lagi. Usaha rujak disimpang jodoh ini sudah menjadi salah satu wisata kuliner yang terkenal dikota Medan jadi jangan sampai disia – siakan .

Bahkan kalau bisa, rujak simpang jodoh ini harus diperkenalkan keberbagai kota melalui media massa seperti media elektronik maupun media cetak.

4. Kepada para pembaca, agar dapat mempelajari ciri – ciri dari kebudayaan kemiskinan sehingga pembaca tidak memiliki budaya kemiskinan didalam diri masing - masing. Budaya kemiskinan bukan hanya ada pada diri orang miskin, siapapun mungkin saja memiliki budaya kemiskinan dalam dirinya.


(23)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Mustamin dan Menno S.1992. Antropologi Perkotaan. Jakarta: CV Rajawali

Basrowi, M. S . Dr. 2005. Pengantar Sosiologi. Bogor : Penerbit Ghali Indonesia.

Goudzwaard, Bob dan Harry de Lange. 1998. Di Balik Kemiskinan dan Kemakmuran. Penerbit Kanisius

Hakim, Arifin.2001.Ilmu Sosial Dasar. Bandung: Penerbit Pustaka Satya

Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

Koentjaraningrat. 1990. Sejarah Teori Antropologi.Jilid II. Jakarta : Penerbit UI Press

Kuntjoro – Jakti, Dorodjatun. 1994. Kemiskinan di Indonesia. Jakarta. Penerbit Yayasan Obor Indonesia

Lee,Everett. 2000 . Teori Imigrasi. Yogyakarta : Pusat Penelitian Universitas Gadjah Mada

Lewis, Oscar. Kisah Lima Keluarga. Jakarta : Penerbit Yayasan Obor Indonesia.

Manning, Chris dan Tadjuddin Noer Effendi. 1996. Urbanisasi, Pengangguran dan Sektor Informal di Kota. Jakarta : Penerbit Yayasan Obor Indoesia Pui Huen, P. Lim dkk. (ed.). 2000. Sejarah Lisan di Asia Tenggara;


(24)

Profil Desa Bandar Klippa, Kabupaten Deli Serdang Kecamatan Percut Sei Tuan Desa Bandar Klippa Tahun 2009

Sastwowardyo, Ina. 1992. Teori Kepribadian Rollo May. Jakarta : Balai Pustaka

Sjamsuddin,Helius. 2012. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak

Suharto,Edi.2008.Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik .Bandung: Penerbit Alfabeta

Suparlan, Parsudi. 1993. Kemiskinan di Perkotaan. Penerbit Yayasan Obor Indonesia.


(1)

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, dapat memberi informasi dan menjawab rasa penasaran tentang eksistensi pedagang rujak simpang jodoh dalam kaitannya dengan budaya kemiskinan yang ada di masyarakat.

2. Bagi pembaca, dapat menambah wawasan yang lebih mendalam mengenai eksistensi pedagang rujak simpang jodoh dalam kaitannya dengan budaya kemiskinan yang ada di masyarakat dan dapat menjadi acuan dipenelitian selanjutnya.

3. Bagi pengembangan ilmu sejarah, dapat menjadikan ilmu sejarah lebih berkembang khususnya pada bidang sejarah sosial dan budaya yaitu budaya kemiskinan dan lebih memperkenalkan sejarah lisan (oral history).

4. Bagi masyarakat Tembung, dapat mengetahui bagaimana keadaan desanya terutama tentang budaya kemiskinan dimasyarakat dan lebih spesifik lagi tentang tembung.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1Kesimpulan

Dari pembahasan mengenai eksistensi pedagang rujak simpang jodoh Tembung dalam kaitannya dengan budaya kemiskinan, dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa Keberadaan para pedagang rujak sudah ada sekitar tahun 1950 – an, usaha rujak ini telah dilakukan secara turun – temurun hingga saat ini sudah sampai kepada generasi keempat. Para pedagang rujak merupakan pendatang yang melakukan migrasi ke desa Bandar Klippa, mereka merupakan pendatang yang berasal dari daerah tanjung Balai yang merupakan suku Melayu. Adapun Faktor – faktor yang menyebabkan usaha rujak ini tetap eksis sampai saat ini yaitu rasa rujak nya yang lezat yang menggunakan bumbu yag unik seperti pisang batu dan terasi , sifatnya yang regenerasi ( turun - temurun), bersifat tradisional dan memiliki sisi keromantisan. Keeksisan Para pedagang rujak simpang jodoh memang memiliki kaitan dalam budaya kemiskinan. Hal ini dapat dilihat dari perilaku yang ada pada pedagang rujak simpang jodoh ini seperti tetap dipertahankannya sentir, penggilingan bumbu rujak dan gerobak dari masa ke masa. Walaupun hal ini jelas tidak menyehatkan namun para pedagang tetap mempertahankannya dan sampai saat ini, usaha rujak simpang jodoh masih tetap menjadi salah satu kuliner yang terkenal di Medan terlebih desa Bandar Klippa.


(3)

5.2Saran

Setelah mengetahui eksistensi pedagang rujak simpang jodoh Tembung dalam kaitannya dengan budaya kemiskinan, maka peneliti memiliki beberapa saran yaitu :

1. Kepada para pembeli rujak simpang jodoh, jika ingin membeli rujak kepada para pedagang rujak yang sudah lama berjualan maka jangan sampai salah pilih. Jangan hanya menilai tukang rujak simpang jodoh yang paling lama berjualan hanya dari umur nya saja karena ada beberapa penjual yang masih muda tetapi sudah sangat lama berjualan bahkan sejak 1 SMP. Selain itu, ada juga yang sudah sangat tua namun baru sebentar berjualan bahkan belum ada satu tahun.

2. Kepada para pedagang rujak simpang jodoh, agar lebih memperhatikan kesehatan, jangan karena hanya ingin mempertahankan iri khas rujak simpang jodoh saja, sampai – sampai mereka tidak peduli lagi dengan kesehatan. Dan juga harus menjaga kebersihan dagangannya. Kalau bisa, pedagang rujak seharusnya menggunakan stainless untuk menjual rujaknya agar terhindar dari debu yang akan hinggap ke buah – buahan segarnya, tempat penggilingannya dan beberapa bahan lainnya. Selain itu, sampah juga harus diperhatikan. Pedagang rujak tidak boleh membuang sampah sembarangan karena tidak baik bagi kesehatan para pedagang dan juga pembelinya.


(4)

3. Kepada pemerintah khususnya kota Medan agar tetap dapat mempertahankan usaha rujak simpang jodoh ini karena sangat disayangkan jika suatu saat nanti usaha ini tidak ada lagi. Usaha rujak disimpang jodoh ini sudah menjadi salah satu wisata kuliner yang terkenal dikota Medan jadi jangan sampai disia – siakan .

Bahkan kalau bisa, rujak simpang jodoh ini harus diperkenalkan keberbagai kota melalui media massa seperti media elektronik maupun media cetak.

4. Kepada para pembaca, agar dapat mempelajari ciri – ciri dari kebudayaan kemiskinan sehingga pembaca tidak memiliki budaya kemiskinan didalam diri masing - masing. Budaya kemiskinan bukan hanya ada pada diri orang miskin, siapapun mungkin saja memiliki budaya kemiskinan dalam dirinya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Mustamin dan Menno S.1992. Antropologi Perkotaan. Jakarta: CV Rajawali

Basrowi, M. S . Dr. 2005. Pengantar Sosiologi. Bogor : Penerbit Ghali Indonesia.

Goudzwaard, Bob dan Harry de Lange. 1998. Di Balik Kemiskinan dan Kemakmuran. Penerbit Kanisius

Hakim, Arifin.2001.Ilmu Sosial Dasar. Bandung: Penerbit Pustaka Satya

Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

Koentjaraningrat. 1990. Sejarah Teori Antropologi.Jilid II. Jakarta : Penerbit UI Press

Kuntjoro – Jakti, Dorodjatun. 1994. Kemiskinan di Indonesia. Jakarta. Penerbit Yayasan Obor Indonesia

Lee,Everett. 2000 . Teori Imigrasi. Yogyakarta : Pusat Penelitian Universitas Gadjah Mada

Lewis, Oscar. Kisah Lima Keluarga. Jakarta : Penerbit Yayasan Obor Indonesia.

Manning, Chris dan Tadjuddin Noer Effendi. 1996. Urbanisasi, Pengangguran dan Sektor Informal di Kota. Jakarta : Penerbit Yayasan Obor Indoesia Pui Huen, P. Lim dkk. (ed.). 2000. Sejarah Lisan di Asia Tenggara;


(6)

Profil Desa Bandar Klippa, Kabupaten Deli Serdang Kecamatan Percut Sei Tuan Desa Bandar Klippa Tahun 2009

Sastwowardyo, Ina. 1992. Teori Kepribadian Rollo May. Jakarta : Balai Pustaka

Sjamsuddin,Helius. 2012. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak

Suharto,Edi.2008.Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik .Bandung: Penerbit Alfabeta

Suparlan, Parsudi. 1993. Kemiskinan di Perkotaan. Penerbit Yayasan Obor Indonesia.