ANALILISIS KUALITAS JARINGAN LOKAL AKSES FIBER OPTIK PADA INDIHOME PT. TELKOM DI WILAYAH JIMBARAN.

SKRIPSI
ANALISIS KUALITAS JARINGAN LOKAL AKSES
FIBER OPTIK PADA INDIHOME PT.TELKOM DI
WILAYAH JIMBARAN

AA NGURAH EKA PARAMARTA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
JIMBARAN-BALI
2016

SKRIPSI
ANALISIS KUALITAS JARINGAN LOKAL AKSES
FIBER OPTIK PADA INDIHOME PT.TELKOM DI
WILAYAH JIMBARAN

AA NGURAH EKA PARAMARTA
1104405073

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
JIMBARAN-BALI
2016

ANALISIS KUALITAS JARINGAN LOKAL AKSES FIBER OPTIK PADA
INDIHOME PT.TELKOM DI DAERAH JIMBARAN

Tugas Akhir Ini Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana S1
(Starata1) Pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana

A.A NGURAH EKA PARAMARTA
NIM 1104405073

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
BUKIT JIMBARAN
2016

ii


LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.

Nama

: A.A Ngurah Eka Paramarta

NIM

: 1104405073

Tanda Tangan :
Tanggal

: 15 Januari 2016

iii


KATA PENGANTAR

Pertama-tama perkenankanlah saya memanjatkan puji syukur kehadapan
Ida Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas asung wara
nugraha-Nya tugas akhir yang berjudul “Analisis kualitas jaringan lokal akses
fiber optik pada Indihome PT.Telkom wilayah Jimbaran” dapat diselesaikan.
Dalam penyusunan laporan usulan tugas akhir ini, penulis banyak
memperoleh petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Sehingga pada
kesempatan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :
1. Bapak Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, MT., Ph.D selaku Dekan
Fakultas Teknik Universitas Udayana.
2. Bapak Wayan Gede Ariastina, S.T., M.Eng.Sc., Ph.D. selaku ketua
jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana.
3. Bapak Gede Sukadarmika, ST., MSc selaku Dosen Pembimbing I.
4. Bapak Ir. Pande Ketut Sudiarta, M.Erg selaku Dosen Pembimbing II.
5. Seluruh jajaran staff PT.TELKOM Jimbaran yang banyak telah membantu
terkait data pada penelitian tugas akhir ini
6. A.A Ngurah Darma Putra, SE dan A.A Ayu Ambari, SE selaku orang
tua yang telah memberikan supportnya dalam penyelesaian tugas akhir ini

7. Komang Mayuni, ST selaku kekasih yang telah memberikan supportnya
dalam penyelesaian tugas akhir ini
8. Rekan–rekan mahasiswa Jurusan Teknik Elektro dan Komputer Fakultas
Teknik Universitas Udayana.
9. Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu–persatu atas
bantuan dan saran yang diberikan sehingga laporan ini bisa selesai tepat
pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan
demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Semoga Ida Sang

v

Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya
kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian laporan
tugas akhir ini.

Denpasar, 15 JANUARI 2016

Penulis


v
vi

ABSTRAK
PT. Telkom sudah menerapkan teknologi GPON sebagai jaringan access
network untuk layanan Indihome.

Indihome yang bernama triple play yaitu

internet, voice, dan useetv. Permasalahan yang dibahas pada penelitian ini adalah
bagaimana kualitas jaringan fiber optic pada indihome di wilayah jimbaran.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pengukuran
menggunakan software Embassy milik PT.TELKOM dan Telnet. Sedangkan
metode perhitungan berdasarkan topologi jaringan yang ada. Data yang digunakan
pada penelitian ini menggunakan data primer adalah data yang didapatkan dari
hasil pengukuran menggunakan software, sedangkan data sekunder adalah data
tambahan yang secara tidak langsung didapatkan dan berasal dari sumber yang
layak dan keberadaanya dapat dipertanggung jawabkan.
Hasil dari pengukuran dan perhitungan akan dibandingkan dengan

standariasasi yang ada. Analisa yang dilakukan pada kualitas jaringan yaitu Rx
Power (Prx) berkisar antara -15 dBm sampai dengan -24 dBm. Untuk attenuation
nilainya bervariasi antara 17 dB sampai dengan 28 dB. Pada attenuation
klasifikasi kualitas jaringannya termasuk pada kategori cukup baik. Sedangkan
untuk Attainable Rate-nya nilai downstream berkisar antara 2,3 Gbps sampai
dengan 2.4 Gbps. Hal ini menyatakan bahwa GPON sudah mampu melayanai
layanan UseeTV yaitu 2.6 Mbps untuk kualitas SD dan 6 Mbps untuk kualitas
HD. Untuk layanan voicenya disediakan 1000 kbps. Hal ini menyatakan bahwa
GPON sudah mampu melayanan layanan voice dengan standar teoritis 81,98
kbps. Sedangkan untuk internetnya disediakan kapasitas 15360 kbps. Hal ini
menyatakan bahwa GPON sudah mampu melayani internet dengan kecepatan
10600 kbps.
Kata Kunci : Kualitas Jaringan, Voice, Internet, Useetv

vii

ABSTRACT
PT. Telkom is already implementing GPON technology as a network
access network for Indihome service. Indihome called triple play internet, voice,
and useetv. The problems discussed in this research is how the quality of the fiber

optic network in the region of indihome in jimbaran.
The method used in this research is a measurement method using Embassy
software owned from PT.TELKOM and Telnet. While the method of calculation
based on the existing network topology. The data used in this study using primary
data is the data obtained from the measurement results using the software, while
secondary data is additional data that indirectly obtained and derived from
appropriate sources and its existence can be justified.
Results of measurements and calculations will be compared with existing
standardization. Analysis performed on the quality of the network, namely is Rx
Power (PRX) ranging from -15 dBm to -24 dBm. For value of attenuation is
varies between 17 dB to 28 dB. On attenuation classification included in the
category of network quality is quite good enough. As for his while Attainable
Rate downstream value ranging from 2.3 Gbps to 2.4 Gbps. It is claimed that
GPON has been able for UseeTV service is 2.6 Mbps for quality SD and 6 Mbps
for HD quality. For VOICE services provided 1000 kbps. It is claimed that GPON
has been able to serve theoretical standard voice service with 81.98 kbps. As for
the internet is provided capacity 15 360 kbps. It is claimed that GPON has been
able to serve the Internet with a speed of 10600 kbps.
Keywords : Quality Network, Voice, Internet , UseeTv


vii

Daftar isi
JUDUL ……………………………………………………………………………………….. i
PERSYARATAN GELAR ......................................................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS......................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. v
ABSTRAK ..............................................................................................................................vii
ABSTRACT …………...…...………………………………………………………………viii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR …...…………………………………………………………………..xi
DAFTAR SINGKATAN …..……………………………………………………………..xiii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………………..……xv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................................ 3
1.5 Batasan Masalah............................................................................................................... 3

1.6 Sistimatika Penulisan ....................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................. 6
2.1 Tinjauan Mutahir.............................................................................................................. 6
2.2 Indihome........................................................................................................................... 9
2.3 Teknologi Jaringan Lokal Akses Fiber Optik .................................................................. 9
2.3.1 Digital Loop Carrier ........................................................................................... 10
2.3.2 Passive Optical Network..................................................................................... 11
2.3.3 Optikal Network Unit ......................................................................................... 12
2.3.4 Hybrid Fiber Coax .............................................................................................. 12
2.4 Struktur dan komponen komponen kanbel tanah tanam langsung ............................... 13
2.5 Karakteristik Serat Optik............................................................................................... 14
2.5.1 Rugi rugi yang ditimbulkan akibat dispersi ........................................................ 16
2.5.1.1 Rugi rugi penyebaran Rayleigh ........................................................... 16
2.5.1.2 Rugi rugi pembengkokan ..................................................................... 17
ix

2.5.1.3 Rugi rugi penggandengan Ragam ........................................................ 17
2.5.1.4 Rugi rugi penyambungan .................................................................... 17
2.6 Definisi GPON .............................................................................................................. 18
2.6.1 Prinsip Dasar GPON ........................................................................................... 18

2.6.2 Standar Umum perangkat ................................................................................... 19
2.6.3 Konfigurasi GPON.............................................................................................. 21
2.6.4 Perangkat dan penempatan system Teknologi GPON ........................................ 24
2.6.5 Keunggulan GPON ............................................................................................. 30
2.7 Parameter untuk Analisis kelayakan jaringan GPON .................................................. 31
2.7.1 Power Link Budget ............................................................................................. 31
2.7.2 Rise Time Budget ............................................................................................... 32
2.8 Spilter ........................................................................................................................... 33
2.9 Optical Time Domain Reflectometer ........................................................................... 34
2.10 Parameter Kualitas Jaringan ....................................................................................... 35
2.10.1 Attenuation........................................................................................................ 35
2.10.2 Attainable Rate.................................................................................................. 36
2.10.3 Rx Power (Prx) ................................................................................................. 36
2.11 Aplikasi Embassy dan Telnet ...................................................................................... 37
2.12 Perhitungan kebutuhan bitrate codec G.711................................................................ 39
2.13 Resolusi ....................................................................................................................... 40
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................................... 42
3.1 Lokasi Waktu penelitian ............................................................................................... 42
3.2.1 Sumber data Penelitian ...................................................................................... 42
3.2.2 Jenis data Penelitian ........................................................................................... 43

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................. 43
3.3 Instrumen Penelitian...................................................................................................... 44
3.4 Prosedur Penelitian........................................................................................................ 44
3.4.1 Analisa Parameter Kualitas Jaringan Attenuation .............................................. 45
3.4.2 Analisa Parameter Kualitas Jaringan Attianable Rate ....................................... 45
3.4.3 Analisa Parameter Kualitas Jaringan RX Power ............................................... 45
3.5 Alur Penelitian............................................................................................................... 46
3.5.1 Analisa Parameter Kualitas Jaringan Attenuation .............................................. 47
3.5.2 Analisa Parameter Kualitas Jaringan Attianable Rate ....................................... 48
x

3.5.3 Analisa Parameter Kualitas Jaringan RX Power ............................................... 49
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 50
4.1 Arsitektur Jaringan GPON Pada Indihome .................................................................. 50
4.2 Hasil dan Analisis Parameter ........................................................................................ 51
4.2.1 Rx Power(Prx) dan Attenuation ......................................................................... 52
4.2.1.1 Hasil Pengukuran dan Perhitungan Rx Power ..................................... 52
4.2.1.2 Hasil Pengukuran dan Perhitungan Attenuation ................................. 58
4.2.1.3 Analisa Rx Power (Prx) dan Attenuation............................................ 60
4.2.2 Attainable Rate ................................................................................................... 68
4.2.2.1 Hasil Pengukuran Attainable Rate ...................................................... 68
4.2.2.2 Analisa ParameterAttainable Rate ...................................................... 71
4.2.3 Hasil Kualitas Layanan Indihome....................................................................... 74
4.2.4 Hasil kuisioner pada pelanggan daerah jimbara….…………………………….76
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................................... 78
5.1 Simpulan ....................................................................................................................... 78
5.2 Saran .............................................................................................................................. 79
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………80
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Konfigurasi Umum DLC ....................................................................................... 11
Gambar 2.2 Topologi Konfigurasi PON ................................................................................... 12
Gambar 2.3 Konfigurasi Umum ONU/OAN ........................................................................... 12
Gambar 2.4 Penampang kabel tanah tanam langsung ............................................................ 13
Gambar 2.5 Konfigurasi jaringan system teknologi GPON .................................................. 22
Gambar 2.6 Optical Distribution Frame ................................................................................... 24
Gambar 2.7 Optical Distribution Cabinet ................................................................................. 25
Gambar 2.8 Optical Distribution Point ..................................................................................... 26
Gambar 2.9 Passive Splitter ....................................................................................................... 27
Gambar 2.10 Optical Network Termination ............................................................................ 29
Gambar 2.11 Perangkat Pelanggan ............................................................................................ 29
Gambar 2.12 Optical Terminal Premisis .................................................................................. 30
Gambar 2.13 Fusion Splicer DVP .............................................................................................. 34
Gambar 2.14 Aplikasi Embassy ................................................................................................ 37
Gambar 2.15 Format paket VoIP berbasis SIP ......................................................................... 38
Gambar 3.1 Peta lokasi daerah jimbaran ............................................................................ 42
Gambar 3.2 Alur Penelitian ........................................................................................................ 49
Gambar 3.3 Kualitas jaringan attenuation ................................................................................. 47
Gambar 3.4 Kualitas jaringan attainable rate ........................................................................... 48
Gambar 3.5 Kualitas jaringan Rx Power .................................................................................. 49
Gambar 4.1 Arsitektur jaringan GPON .................................................................................... 50
Gambar 4.2 Pengukuran Kualitas Jaringan menggunakan Telnet ........................................ 52
Gambar 4.3 Distribusi Jaringan Fiber optic STO Jimbaran ................................................... 53
Gambar 4.4 Distribusi Jaringan Fiber optic ODP ................................................................... 54
Gambar 4.5 Grafik Pengukuran dan Perhitungan Rx Power ................................................. 62
Gambar 4.6 Grafik Pengukuran dan Perhitungan Attenuation .............................................. 65
Gambar 4.7 Kurva Pengukuran dan Perhitungan Attenuation STO Jimbaran .................... 75
Gambar 4.8 Pengetesan pada pagi hari pukul 09.46 ............................................................... 75
Gambar 4.9 Pengetesan pada siang hari pukul 13.16 .............................................................. 75
Gambar 4.10 Pengetesan pada sore hari pukul 15.45 ............................................................. 76
xii

Gambar 4.11 Pengetesan pada malam hari pukul 21.23 ......................................................... 79

xiixiii

Daftar Notasi

AON

= ACTIVE OPTIKAL NETWORK

ASE

= ACTIVE SPITING EQUITMENT

AS

= ACTIVE SPLITTER

CT

= CENTRAL TERMINAL

DLC

= DIGITAL LOOP CARRIER

DSLAM

= DIGITAL SUBSCRIBER LINE ACCESS MULTIPLEXER

FTTH

= FIBER TO THE HOME

GPON

= GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK

HFC

= HYBRID FIBER COAX

IDN

= INDONESIA DIGITAL NETWORK

IP

= INTERNET PROTOKOL

IPTV

= INTERNET PROTOKOL TELEVESION

JARLOKAF = JARINGAN LOKAL AKSES FIBER OPTIK
LE

=LOCAL EXCHANGE

NGN

= NEXT GENERATION NETWORK

NTE

= NETWORK TERMINAL EQUIPMENT

NMS

= NETWORK MANAGEMENT SYSTEM

NRZ

= NON RETUM TO ZERO

O&M

= OPERATOR & MAINTENANCE

ODN

= OPTICAL DISTRIBUTION NETWORK

ODC

= OPTICAL DISTRIBUTION CABINET

ODF

= OPTICAL DISTRIBTION FRAME

ODP

= OPTICAL DISTRIBUTION POINT
xiv

OLT

= OPTICAL LINE TERMINAL

ONU

= OPTICAL NETWORK UNIT

ONT

= OPTICAL NETWORK TERMINATION

OTB

= OPTICAL TERMINAL BLOCK

OTP

= OPTICAL TERMINATION PREMISIS

OTDR

= OPTICAL TIME DOMAIN REFLECTOMETER

ORL

= OPTICAL RETURN LOSS

PS

= PASSIVE SPITTER

PTTA

= PT. TELKOM AKSES

PON

= PASSIVE OPTICAL NETWORK

RT

= REMOTE TERMINAL

RZ

= RETURN TO ZERO

RTB

= RISE TIME BUDGET

SNR

= SIGNAL TO NOISE RATIO

STO

= SENTRAL TELPON OTOMAT

SDM

= SPACE DIVISOIN MULTIPLEXING

TDM

= TIME DIVISOIN MULTIPLEXING

TCP

= TRANFER CONTROL PROTOKOL

WDM

= WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING

xixvv

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Pelanggan Indihome Daerah Jimbaran ……………………82
Lampiran 2 Standar PT.Telkom pada jaringan FTTH ……………………….85
Lampiran 3 Hasil Kuisioner ke Pelanggan…………………………………...86
Lampiran 4 Jadwal Kegiatan………………………………………………..113

xv i

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT.

Telkom

Akses

(PTTA)

merupakan

anak

perusahaan

PT

Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) yang sahamnya dimiliki sepenuhnya
oleh Telkom. PTTA bergerak dalam bisnis penyediaan layanan konstruksi dan
pengelolaan infrastruktur jaringan. Pendirian PTTA merupakan bagian dari
komitmen Telkom untuk terus melakukan pengembangan jaringan broadband
untuk menghadirkan akses informasi dan komunikasi tanpa batas bagi seluruh
masyarakat indonesia. Telkom berupaya menghadirkan koneksi internet
berkualitas dan terjangkau untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
sehingga mampu bersaing di level dunia. Saat ini PT.Telkom tengah membangun
jaringan backbone berbasis Serat Optik maupun Internet Protocol (IP) dengan
menggelar 30 node terra router dan sekitar 75.000 Km kabel Serat Optik.
Pembangunan kabel serat optik merupakan bagian dari program Indonesia Digital
Network (IDN) 2015. Sebagai bagian dari strategi untuk mengoptimalkan
layananya, PT.Telkom mendirikan PT.Telkom Akses. Kehadiran PTTA
diharapkan akan mendorong pertumbuhan jaringan akses broadband di indonesia.
Selain Instalasi jaringan akses broadband, layanan lain yang diberikan oleh PT.
Telkom Akses adalah Network Terminal Equipment (NTE), serta Jasa
Pengelolaan Operasi dan Pemeliharaan (O&M – Operation & Maintenance)
jaringan Akses Broadband.
Untuk menjalankan sistem Indihome yang bernama triple play yaitu internet,
voice, dan usee tv. Terdapat didalam layanan internet ini dibutuhkan perangkat
yang canggih dengan kapasitas bandwidth yang besar dan memiliki bit-rate yang
tinggi agar dapat menyalurkan layanan tersebut hingga sampai ke pelanggan
dengan baik. Keterbatasan jaringan cooper (tembaga) yang dinilai belum cukup
untuk mengakomodir permintaan kapasistas bandwidth dan bit-rate membuat




pengembang layanan mulai untuk transisi penggunaan cooper ke penggunaan
serat optik. Dengan menggunakan fiber optic ini dimana bandwidth dan bi-trate
yang ditawarkan lebih besar sehingga dapat meningkatkan kualitas layanan dalam
melayani jumlah user yang terus meningkat serta dapat mengakomodir permintaan
dari pelanggan yang beragam. Gigabit Passive Optical Network (GPON) adalah
sebuah teknologi perangkat akses terbaru saat ini yang berbasiskan fiber optik.
PT. Telkom sudah menerapkan teknologi GPON sebagai jaringan access network
untuk layanan Indihome. Dalam layanan voice merupakan layanan telepon rumah
yang sudah menggunakan kabel fiber optik dalam layanan Indihome. Dalam
layanan UseeTV Cable merupakan layanan TV Interactive & Personalized
berteknologi Internet Protocol. Teknologi yang diusung UseeTV Cable yaitu
Internet Protocol Television (IPTV) dan mempunyai fitur unggulan seperti Pause
TV, Time Shift TV, Video on Demand, Personal Video Recording dan lainnya.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Oka Ngakan (2015) yang
berjudul Analisis Pengukuran Kualitas Jaringan Gigabit Passive Optical Network
(GPON) Pada Layanan Internet Protocol Television (IPTV) PT.TELKOM di
wilayah Bali Selatan dengan ini penulis ingin mengembangkan penelitian tentang
kualitas jaringan GPON pada layanan IPTV menjadi kualitas jaringan lokal akses
fiber optik pada layanan indihome.
Pada tugas akhir yang berjudul “Analisis kualitas jaringan lokal akses fiber
optik pada Indihome PT.Telkom di wilayah Jimbaran“. Penulis membahas judul
ini karena penulis ingin mengetahui seberapa baik kualitas jaringan fiber optik
yang terpasang di daerah Jimbaran dan membandingkan apakah layanan indihome
yang terpasang sudah sesuai dengan standarisasi yang diterapkan oleh PT.Telkom.
Setelah melakukan penelitian terhadap kualitas jaringannya, nantinya dilakukan
analisa terhadap parameter kualitas jaringan menggunakan software Embassy dan
Telnet yang akan dibandingkan dengan standarisasi yang ada. Parameterparameter kualitas jaringannya yaitu Rx Power (Prx), Attenaible Rate, dan
Attenuation.



1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, maka didapatkan rumusan
masalah yang akan dibahas pada tugas akhir adalah bagaimana kualitas jaringan
lokal akses fiber optik pada Indihome yang ada di wilayah STO Jimbaran yang
berdasarkan parameter Rx Power, Attenuation dan Attainable Rate ?
1.3

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui kualitas jaringan pada access network yaitu GPON pada layanan
internet, voice, dan use tv terbaru milik PT. Telkom yaitu Indihome. Kualitas
jaringan ini berdasarkan analisa yang mengacu pada topologi jaringan dan
standarisasi yang mengatur kualitas jaringan GPON.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari analisis perhitungan ini adalah sebagai bahan evaluasi untuk
service provider layanan Indihome pada pengimplementasian layanan internet
yang sedang dilaksakan yaitu Layanan Indihome untuk jaringan GPON di daerah
Jimbaran, Bali. Dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
jaringan internet tersebut berdasarkan analisa terhadap topologi jaringan GPON
yang mendukung kebutuhan user.
1.5

Batasan Masalah

Penelitian pada tugas akhir ini akan tertuju pada bebarapa batasan masalah,
demi tercegahnya topik bahasan yang meluas. Batasan masalah dalam penelitian
ini diantaranya:
1. Penelitian

ini

dilakukan

terhadap

layanan

IndiHome

yang

diimplementasikan oleh PT. Telkom.
2. Penelitian ini dilakukan terhadap bagian access network yaitu jaringan
GPON untuk layanan Indihome.



3. Pengukuran yang dilakukan adalah kualitas jaringan GPON untuk layanan
Indihome di wilayah Jimbaran.
4. Aplikasi yang digunakan untuk mengetahui kualitas jaringan Indihome
adalah aplikasi Embassy dan Telnet milik PT.Telkom.
5. Topologi jaringan yang dimaksud adalah topologi jaringan GPON yang
sudah diimplementasikan PT.Telkom untuk layanan Indihome di wilayah
Jimbaran.
6. Variable yang digunakan untuk pengukuran kualiatas jaringan optik yaitu
Attenuation, Attainable rate, Rx power (Prx).
7. Pada penelitian ini tidak membahas teknik kompresi video untuk layanan
Usee TV.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penyusunan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
BAB I

: PENDAHULUAN
Membahas mengenai latar belakang permasalahan, rumusan
masalah, tujuan, manfaat, ruang lingkup, batasan masalah dan
sistematika penulisan.

BAB II

: TINJAUAN PUSTAKA
Membahas State of The Art dan penjelasan dari teori – teori yang
menunjang dan mendukung dalam pembahasan mengenai Analisis
Pengukuran Kualitas Jaringan Lokal Akses Fiber Optik pada
Indihome PT.Telkom di wilayah Jimbaran.

BAB III

: METODE PENELITIAN



Membahas mengenai tempat dan waktu penelitian,jenis dan
sumber data, teknik pengumpulan data, metode analisis serta alur
analisis dan jadwal pelaksanaanya.
BAB IV

: ANALISA DAN PEMBAHASAN
Membahas hasil penelitian dan analisa terhadap hasil penelitian
berdasarkan rumusan masalah yang sudah ditentukan.

BAB V

: SIMPULAN DAN SARAN
Membahas mengenai simpulan yang merupakan intisari dari hasil
penelitian berdasarkan data hasil penelitian, dan saran yang
merupakan hal-hal yang dapat dianjurkan sebagai penerapan
dalam bidang akademik maupun penggunaan praktis untuk
pengembangan lebih lanjut

6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Mutakhir
Penelitian pada Tugas Akhir yang berjudul “Analisis kualitas jaringan
lokal akses fiber optik pada layanan Indihome PT.Telkom di wilayah Jimbaran’’
ini merupakan pengembangan dari penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya.
Referensi yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode yang hampir
serupa. Berikut merupakan uraian singkat dari referensi tersebut:
1. “Analisis karakteristik jaringan lokal akses tembaga untuk layanan speedy
di kandatel Bali”
(Ni Nyoman Rianti, Universitas Udayana, 2009).
Penelitian tersebut membahas tentang analisis karakteristik jaringan lokal
akses tembaga untuk layanan speedy di kandatel Bali. Pada penelitian tersebut
yang dibahas yaitu parameter elektris jarlokat dalam penerapan layanan speedy di
PT.Telkom kandatel Bali.
2. “Analisis dan Perbandingan Jaringan GPON dan DSLAM di PT.
TELKOM” (Panji Putra Nugroho dan Entang Ramlan, Universitas Bina
Nusantara, 2012).
Penelitian tersebut membahas tentang analisis jaringan yaitu jaringan GPON
dan DSLAM. Pada penelitian tersebut yang dibahas adalah layanan IPTV
terdahulu yaitu Groovia TV, dimana layanan tersebut sudah tidak digunakan lagi
dan digantikan dengan produk terbaru milik PT. TELKOM yaitu UseeTV. Dari
parameter kualitas jaringan yang ditinjau berbeda dengan yang akan dianalisis
oleh peneliti seperti Rx Power, Attenaible Rate, dan Attenuation dimana pada
referensi ini menggunakan parameter seperti Line Rate. SNR Margin, Attenuation,
Attainable Rate, Interleave Delay, dan Output Power. Penelitian ini mengambil

6

7

studi kasus untuk daerah Denpasar, Bali. Metode yang digunakan pada penelitian
kali ini adalah analisis kualitas jaringan berdasarkan hasil analisa terhadap
topologi jaringan GPON untuk layanan IPTV serta perbandingan terhadap
standarisasi kualitas jaringan GPON dan pengukuran menggunakan software
Embassy.
3. “Analisis Pengukuran Kualitas Jaringan Gigabit Passive Optical Network
(GPON) Pada Layanan Internet Protocol Television (IPTV) PT.TELKOM
di wilayah Bali Selatan”
(Ngakan Oka Pramudia, Universitas Udayana, 2015)
Penelitian tersebut membahas tentang analisis jaringan Gigabit Passive
Optical Network (GPON) pada layanan Internet Protocol Television (IPTV).
Dimana pada penelitian ini menggunakan parameter parameter seperti rx power,
attenuation dan

attainable rate. Berikut adalah Tabel 2.1 yang menjelaskan

refrensi untuk penelitian ini.
Tabel 2.1 Tinjauan mutakhir

No

1

Nama
Penulis

Judul

Metode

Hasil

Ni Nyoman Analisis

Melakukan

Hasil pengukuran

Rianti

karakteristik

perhitungan

tahanan loop sudah

jaringan local

tahanan loop,

memenuhi standart

akses tembaga

menghitung

yaitu ≤130 Ω /Km.

untuk layanan

kebocoran arus

hasil perhiungan

speedy di

dan menghitung

redaman sudah

kandatel Bali

kapasitas kanal

memenuhi standart

Shannon dari

yaitu ≤65 dB.

pengukuran SNR.

8

2
Panji Putra
Nugroho
dan Entang
Ramlan

Analisis dan

Melakukan

Jaringan GPON

Perbandingan

pengukuran

memiliki kualitas yang

Jaringan

kualitas jaringan

lebih baik, karena

GPON dan

dengan parameter

jaringan ini

DSLAM di PT. Line Rate. SNR
TELKOM

menggunakan media

Margin,

optik yang menjadi

Attenuation,

penghubung ditiap

Attainable Rate,

perangkatnya..

Interleave Delay,
dan Output Power
terhadap jaringan
GPON dan
DSLAM untuk
layanan IPTV
Groovia TV.
3

Analisis
Ngakan

Pengukuran

Oka

Kualitas

Pramudia

Jaringan
Gigabit
Passive
Optical
Network
(GPON) Pada
Layanan
Internet

Melakukan
pengukuran
beberapa
parameter yaitu Rx
Power (Prx),
Attainable Rate,
dan Attenuation.
Pada layan IPTV
yang ada pada
wilayah Bali
selatan.

Hasil penelitian bahwa
nilai Rx Power (Prx)
akan semakin kecil
jika jarak kabel
semakin memanjang.
hasil pengukuran
Attenuation secara
pengukuran dan
perhitungan nilainya
bervariasi antara 20 dB
sampai dengan 27 dB.

Protocol

hasil penelitian bahwa

Television

nilai Attenuation akan

9

(IPTV)

semakin membesar

PT.TELKOM

apabila jarak kabel

di wilayah Bali

semakin memanjang

Selatan

sesuai dengan teori
yang ada.

2.2 IndiHome (Indonesia Digital Home)
IndiHome merupakan layanan Triple Play dari PT.Telkom yang terdiri
dari Telepon Rumah (voice), Internet on Fiber atau High Speed Internet dan
UseeTV Cable (Interactive TV). Untuk sebagian besar wilayah Indonesia,
IndiHome akan dilayani dengan menggunakan 100 % Fiber artinya kabel Fiber
Optic digelar sampai ke rumah pelanggan.
2.3 Teknologi Jaringan Lokal Akses Fiber Optik
Teknologi JARLOKAF adalah teknologi yang sedang berkembang sehingga
berbagai metoda transmisi dimungkinkan untuk diterapkan dan relatif masih
terbatas jumlah implementasinya dilapangan. Teknologi Jarlokaf yang saat ini
sudah berkembang dangan baik antara lain: DLC (Digital Loop Carrier), PON
(Passive Optical Network), dan AON (Active Optical Network) dan HFC (Hybrid
Fiber Coax). DLC, PON dan AON, merupakan teknologi jarlokaf dan dapat
terintegrasi dengan copper pair, sedangkan HFC merupakan teknologi jarlokaf
yang terintegrasi dengan coaxial.
Jenis konfigurasi dasar yang dimiliki antara DLC dan PON/AON
mempunyai perbedaan dimana pada DLC konfigurasi dasarnya point to point,
berbeda dengan PON/AON yang berkonfigurasi point to multipoint yaitu
hubungan dari titik ke banyak titik. Untuk layanan DLC sendiri masih terbatas
dan belum mampu mensupport transmisi data dengan high bit rate. Teknologi
AON menggunakan spliter aktif yaitu Active Splitting Equipment (ASE) atau
biasa disebut active splitter (AS). ASE pada AON berfungsi untuk
mendistribusikan informasi dari dan ke OLT, dari satu atau lebih ONU, dengan
kapasitas sebagai multiplexer/demultiplexer serta sebagai intermediate regenerator

10

(penguat), sehingga spliter pada AON bersifat aktif. Adapun perbedaan lainnya
adalah pada tipe jenis jasa yang diberikan oleh masing-masing teknologi.
Pemilihan teknologi JARLOKAF harus memperhatikan beberapa kriteria antara
lain :
1. Jenis jasa dan kapasitas
2. Kemudahan O&M
3. Konfigurasi dan kehandalan sistem (reliability)
4. Kompatibilitas antarmuka dan sesuai standard (compatibility)
5. Tidak mudah usang dan dijamin produksinya
6. Biaya efektif
7. Tahapan pembangunan dan pengembangan dari teknologi JARLOKAF

Terdapat teknologi yang digunakan untuk mentransmisikan jasa interaktif yang
merupakan layanan telekomunikasi dua arah. Pada Space Division Multiplexing
(SDM) skema transmisinya disebut Simplex, yaitu sinyal kirim dan sinyal terima
dikirim melalui serat optik yang berbeda sehingga dibutuhkan dua buah serat
optik, tetapi panjang gelombang yang digunakan cukup satu. Kemudian pada
Wavelength Division Multiplexing (WDM) skema transmisinya disebut FullDuplex, yaitu digunakannya panjang gelombang yang berbeda untuk sinyal kirim
dan sinyal terima, sehingga proses sinyal dapat dilakukan secara bersamaan dalam
satu serat optik. Teknologi multiplex yang lainnya adalah Time Division
Multiplexing (TDM). Skema transmisi dari TDM disebut Half-Duplex, yaitu
sinyal kirim dan sinyal terima dikirim pada waktu yang berbeda secara bergantian,
sehingga dapat menggunakan panjang gelombang yang sama dan hanya
membutuhkan satu serat optik.
2.3.1 Digital Loop Carrier (DLC)
Teknologi DLC merupakan hasil teknologi sistem jaringan pelanggan.
Teknologi ini memiliki dua perangkat utama yaitu di sisi sentral (CT) dan di sisi
pelanggan (RT). DLC merupakan perangkat yang memultiplexing. Sinyal
keluaran dari sentral dengan kecepatan 64 kbps menjadi sinyal dengan kecepatan

11

2 Mbps di sisi pelanggan. Jika dibentuk jaringan lokal tersendiri, maka diperlukan
dua DLC yang identik yaitu di bagian sisi sentral dan sisi pelanggan. Antara RTDLC ke pelanggan dihubungkan melalui kabel fiber optik. Jarak antara CT-DLC
ke RT-DLC adalah sampai 30 km untuk daya sedang. Untuk daya rendah 10 km
dan untuk daya tinggi 60 km. Berikut adalah Gambar 2.1 konfigurasi umum DLC
:

Gambar 2.1 Konfigurasi Umum DLC
(sumber: Modul telkom)

Sistem DLC bisa digunakan untuk konfigurasi star karena memiliki
hubungan kabel fiber optik dari sisi sentral ke sisi pelanggan sebagai hubungan ke
setiap titik. Namun DLC dapat digunakan juga dengan konfigurasi ring.
Ada dua konfigurasi DLC yaitu :

2.3.2



Pada sisi sentral (Exchange DLC Unit)



Pada sisi pelanggan (Remote DLC Unit)
Passive Optical Network (PON)
PON adalah bentuk khusus dari FTTC atau FTTH yang mengandung

perangkat optik pasif dalam jaringan distribusi optik. Perangkat optik pasif yang
dipakai adalah konektor, passive splitter dan kabel optik itu sendiri. Dengan
passive splitter kabel optik dapat dipecah menjadi beberapa kabel optik lagi,
dengan kualitas informasi yang sama tanpa adanya fungsi addressing dan filtering.
Dalam PON terdapat tiga komponen utama yaitu Optical Line Terminal (OLT),
Optical Distribution Network (ODN) dan Optical Network Unit (ONU). Berikut
adalah Gambar 2.2 topologi konfigurasi PON :

12

Gambar 2.2 Topologi konfigurasi PON
(sumber: modul telkom)

2.3.3 Optical Network Unit (ONU / AON)
Teknologi ONU / AON mirip dengan teknologi PON, hanya saja
perbedaannya keduanya terletak pada splitter yang digunakan. PON menggunakan
splitter pasif sedangkan ONU / AON menggunakan splitter aktif yang bernama
Acttive Splitting Equipment (ASE) atau lebih singkatnya Acttive Splitter (AS).
Perlengkapan yang ada di sisi pelanggan adalah perangkat kabel fiber optik, single
mode, dan output fiber optic. Berikut Gambar 2.3 mengenai konfigurasi umum
ONU / AON.

Gambar 2.3 Konfigurasi Umum ONU / AON
(sumber: modul telkom)

2.3.4

Hybrid Fiber Coax (HFC)
Jaringan HFC adalah jaringan akses yang sebagian dari jaringan tersebut

menggunakan media transmisi serat optik dan sebagian lagi menggunakan media
transmisi kabel tembaga. Teknologi HFC terbilang unik karena menggunakan

13

penggabungan dua teknologi jaringan yang saling bertolak belakang. Pada satu
sisi jaringan kabel tembaga masuk ke jaringan kabel fiber optik dituntut untuk
dapat mengikuti perkembangan layanan menuju layanan pita lebar (Broadband
Service).
2.4 Struktur dan komponen-komponen kabel tanah tanam langsung
Dilihat dari pemasangan jaringan kabel bawah tanah, maka yang akan dibahas
adalah kabel tanah tanam langsung. Berikut Gambar 2.4 yang menjelaskan kabel
tanah tanam langsung.

Gambar 2.4 penampang kabel tanah tanam langsung
(sumber: erganomindasarempaa. )

1. Sheath (selubung kabel )
Selubung kabel berfungsi sebagai pelindung mekanis agar tidak terjadi
goseran atau kerusakan dalam fiber optik.
2. Mechanical (penggerak kabel)
Penggerak kabel berfungsi sebagai pengerak kabel fiber optik.
3. Reinforcement Optica fibre (penguat serat optik)
penguat serat optic berfungsi sebagai penghantar dan menyambungkan
pesawat telepon pelanggan dengan sentral.

14

4. Secondary coating (Lapisan sekunder)
Lapisan sekunder berfungsi sebagai pelindung kemungkinan masuknya air
dan sekaligus sebagai lapisan pembungkus inti.

2.5 Karakteristik Serat Optik
Kabel optik memiliki karakteristik yang berbeda dengan kabel lainnya.
Karkteristik tersebut adalah :
a) Ukuran kecil
Diameter luar serat optik berkisar antara 100-250 µm. Diameter maksimum
setelah dilapisi/dibungkus dengan plastick/nilon sebagai jaket menjadi ± 1 mm.
Ukuran ini masih sangat kecil dibandingkan dengan konduktor kabel coaxial (110 mm).
b) Ringan
Dibandingkan dengan kabel transmisi biasa (Spesifigravity 9.8) maka
specifigravity bahan silica sebagai serat optik yaitu 2.2, sehingga beratnya
menjadi 1/2 – 1/3 berat kabel transmisi biasa.
c) Lentur
Pada umumnya serat optik tidak akan patah bila dilengkungkan dengan radius
5mm. Oleh karenanya kabel serat optik mempunyai kelenturan yang sama dengan
kabel transmisi biasa, sehingga teknis pemasangannya tidak jauh berbeda dengan
teknik pemasangan kabel biasa.
d) Tidak berkarat
Bahan silica sebagai bahan dasar serat optik mempunyai sifat kimia yang sangat
stabil oleh karenanya tidak mungkin berkarat.

15

e) Rugi-rugi rendah
Serat optik dengan bahan silica mempunyai rugi-rugi transmisi rendah, besarnya
berkisar 2-8 dB/km dengan panjang gelombang 830 nm. Dibandingkan dengan
kabel coaksial yang mempunyai rugi-rugi transmisi sebesar 19 dB/km pada
frekuensi 60 Mhz.
f) Kapasitas tinggi
Kapasitas dalam menyalurkan informasi per cross section area sangat besar
disamping mempunyai bandwidth yang lebar (Broadband). Sebagai contoh :
Kapasitas penyaluran per cross section area 100 x dibandngkan dengan multi pair
cable dan 10 x dibandingkan dengan coaxial cable.
g) Bebas induksi
Serat optik menggunakan bahan dasar silica yang pada dasarnya merupakan bahan
dielektrik yang sangat baik dan kebal terhadap induksi elektromagnet dan juga
terhadap kilat/petir.
h) Cross Talk rendah
Kemungkinan terjadinya kebocoran sinar antar serat optik sangat kecil, demikian
pula kebocoran akibat masuknya sinar dari luar kemudian ikut merambat dalam
serat optik.
i) Tahan temperatur tinggi
Bahan silica mempuyai titik leleh ± 1900º C dan ini sangat jauh diatas titik leleh
capper dan plastik. Sangat ideal bila dipergunakakn sebagai sarana komunikasi
pada daerah yang rawan terhadap tenperatur tinggi.

16

j) Tidak menimbulkan bunga api
Pada titik sambung tidak mungkin terjadi bunga api (discharge), oleh karenanya
sangat

ideal

bila digunakan pada tempat-tempat

yang peka terhadap

ledakan/kebakaran.
k) Tidak dapat dicabangkan
Serat optik mempunyai ukuran sangat kecil/sangat tipis. Oleh karenanya sangat
sulit bahkan tidak mungkin untuk dicabangkan. Bila harus dicabangkan maka
harus dilakukan perubahan terlebih dahulu dari sinyal optik ke sinyal elektrik.
l) Tidak menggunakan bahan tembaga
Serat optik menggunakan bahan silica yang tidak mengandung unsur logam
bahkan serat optik yang menggunakan Multicomponent Glass, unsur campuran
logam (copper) sangat kecil. Tembaga hanya digunakan sebagai pelapis pelidung
pada kabel fiber optik untuk komunikasi kabel laut dan sebagai lewatnya arus DC
untuk mencatu tegangan pada repeater-repeater di bawah laut.
Meskipun rapuh, namun masih mempunyai daya peregangan kurang lebih sebesar
5%

untuk

menghindarkan

kerusakan

serat

optik

pada

waktu

pemasangan/penarikan, maka pada waktu disusun menjadi kabel optik diberi
penguat.
2.5.1 Rugi-Rugi yang ditimbulkan akibat Dispersi
Rugi-Rugi yang ditimbulkan akibat Dispersi di Dalam Fiber Optic ada 4 yaitu :
2.5.1.1 Rugi-Rugi Penyebaran Rayleigh
Penyebaran Rayleigh terjadi sebagai akibat tidak homogennya
indeks bias pada core serat optik. Bilamana pada core serat optik terjadi
perubahan indeks bias yang lebih pendek dari pada panjang gelombang
sinar yang dirambatkan, maka akan terjadi hamburan.

17

2.5.1.2 Rugi-Rugi Pembengkokan (Bending Losses)
Ada dua jenis pembengkokan yang menyebabkan rugi-rugi dalam
fiber, yaitu pembengkokan-mikro (microbending) dan pembengkokanmakro (macrobending). Keduanya timbul karena alasan yang berbeda, dan
menimbulkan rugi-rugi dengan dua macam mekanisme yang berbeda pula.
Pembengkokan mikro adalah suatu pembengkokan mikroskopis dari inti
fiber yang disebabkan oleh laju penyusutan (contraction) thermal yang
sedikit berbeda antara bahan inti dan bahan pelapis. Pembengkokan mikro
dapat juga timbul bila fiber berulang kali digulung menjadi suatu kabel
fiber majemuk (multifiber cable), atau bila digulung pada kelos-kelos
untuk memudahkan pengangkutannya. Makin tajam belokan itu dibuat,
makin

banyak

pula

ragam-ragam

yang

terlepas

pada

belokan.

Pembengkokan makro adalah pelengkungan fiber optik.
2.5.1.3 Rugi-Rugi Penggandengan Ragam (Mode Coupling Losses)
Daya yang sudah dilepaskan dengan baik ke dalam suatu ragam
yang merambat mungkin kemudian digandengkan ke dalam suatu ragam
bocor atau ragam radiasi pada sebuah titik yang agak jauh pada fiber. Efek
penggandengan ini dapat terjadi karena rugi-rugi ini timbul pada saat serat
optik dikopel/disambungkan dengan sumber cahaya atau photo detector.
Rugi-rugi coupling dapat diperkecil dengan penambahan lensa di depan
sumber cahaya atau pembentukan permukaan tertentu (misalnya sphericalsurface) pada sumber cahaya atau ujung fiber.

2.5.1.4 Rugi-Rugi Penyambungan
Rugi-rugi penyambungan dengan fusion splice. Rugi-rugi ini
ditimbulkan sebagai akibat tidak sempurnanya kegiatan penyambungan
(splice) sehingga sinar dari serat optik yang satu tidak dapat dirambatkan
seluruhnya ke dalam serat yang lainnya.
Beberapa kesalahan penyambungan yang menimbulkan rugi-rugi:

18

- Sambungan kedua serat optik membentuk sudut
- Sumbu kedua serat optik tidak sejajar
- Sumbu kedua serat optik berimpit namun masih ada celah diantaranya
- Ada perbedaan ukuran antara kedua serat optic yang disambung
2.6 Definisi GPON
GPON ( Gigabyte Passive Optical Network ) adalah suatu teknologi akses
optik dengan kecepatan 2,488 Gbps yang terstandarisasi oleh ITU-T G.984.
Teknologi GPON menawarkan suatu jaringan yang cost-efective, flexible dan
scalbable dalam provisioning voice maupun data service yang reliable berbasis
pada optical access network.
Secara prinsip, GPON terdiri atas OLT (Optical Line Termination) yang
terletak di Central atau pada STO dan sekumpulan perangkat ONT (Optical
network Terminal) atau ONU (Optical Network Unit) yang terletak di customer
premises. Antara OLT dan ONU tidak ada perangkat aktif dan dihubungkan
melalui ODN – Optical Distribution Network yang terdiri atas fiber optik dan
passive splitter (Wyatno, 2010).

2.6.1 Prinsip Dasar GPON
Prisip kerja dari GPON yaitu ketika data atau sinyal dikirimkan dari OLT,
maka ada bagian yang bernama splitter yang berfungsi untuk memungkinkan serat
optik tunggal dapat mengirim ke berbagai ONT. Untuk ONT sendiri akan
memberikan data – data dan sinyal yang diinginkan oleh user. Pada prinsipnya,
Passive Optical Network adalah sistem point-to-multipoint, dari fiber ke arsitektur
premise network dimana unpowered optikal splitter (splitter fiber) serat optik
tunggal.Arsitektur sistem GPON berdasarkan pada TDM (Time Division
Multiplexing) sehingga mendukung layanan T1, E1, dan DS3. ONT mempunyai
kemampuan untuk mentransmisikan data di 3 mode power. Pada mode 1, ONT
akan mentransmisikan pada kisaran daya output yang normal. Pada mode 2 dan 3
ONT akan mentransmisikan 3 – 6 dB lebih rendah daripada mode 1 yang
mengizinkan OLT untuk memerintahkan ONT menurunkan dayanya apabila OLT

19

mendeteksi sinyal dari ONT terlalu kuat atau sebaliknya, OLT akan memberi
perintah ONT untuk menaikkan daya jika terdeteksi sinyal dari ONT terlalu
lemah.(ITT Telkom, 2011). Pada Tabel 2.2 menjelaskan tentang standar dari
teknologi GPON.
Tabel 2.2 Standar dari Teknologi GPON
Karakteristik

GPON

Standardization

ITU-T G.984

Frame

ATM / GEM

Speed Upstream

1.2 G / 2.4 G

Speed Downstream

1.2 G / 2.4 G

Service

Data, Voice, Video

Transmission Distance

10 km / 20 km

Number of Branches

64

Wavelength Up

1310 nm

Wavelength Down

1490 nm

Splitter

Passive
Sumber :Telkom (2013)

2.6.2 Standar Umum Perangkat
Persyaratan teknik perangkat yaitu mampu menyalurkan atau membawa
multilayanan (voice, data, video) dalam satu platform teknologi berbasis Passive
Optical Network (PON) pada lingkungan jaringan masa depan (Next-Generation
Network (NGN).
Persyaratan sistem GPON yaitu :


Beroperasi dengan line rates pada 2.488 Gbps downstream dan 1.244 Gbps
upstream dengan menggunakan single fiber, sistem G-PON harus sesuai
dengan

ITU-T

G.984.x

Telecommunication

Union)

series

(G.984.1/2/3/4).

terdiri

dari

tiga

ITU
bagian

(International
yaitu

Biro

20

Telekomunikasi

(ITU-T),

Biro

Radiokomunikasi

(ITU-R),

Biro

Pengembangan (ITU-D).

1.

Modul GPON dapat diekspansi, yang memungkinkan terbentuknya
sistem perangkat yang fleksible.

2.

Sistem arsitektur GPON harus dalam satu rak yang terintegrasi untuk
semua layanan. Semua layanan dikontrol oleh sebuah Network
Management System(NMS)

3.

Arsitektur internal backplane perangkat GPON harus berbasis arsitektur
IP. Kemampuan switching bersifat non-blocked matrix.

Perangkat GPON terdiri dari :
a.

Optical Line Termination (OLT) dipasang di Central Office
Persyaratan umum untuk OLT yaitu :
1.

Backplane OLT menyediakan sistem backup (redudansi) dan koneksi
independent 10 Gigabit Ethernet full duplex untuk masing-masing servis
slot.

2.

Kemampuan switching fabric OLT mempunyai arsitektur non-blocking
150 Gbps full duplex per shelf.

3.

b.

OLT memiliki universal service slot Untuk PON card

Sejumlah Optical Network Terminal (ONT) atau Optical Network Unit
(ONT) diletakkan di beberapa lokasi dalam jaringan akses broadband pointto-multipoint antara central office dan customer premises.
Persyaratan umum untuk ONT yaitu :
1.

Aplikasi di perumahan, kantor, atau pada building dan curbs.

2.

Dapat dikontrol secara lokal dan remote melalui Open Manage Client
Instrumentation (OMCI) sesuai dengan G.984.4

3.

Menggunakan fiber optik single mode bidirectional untuk 1310 nm
(upstream) dan 1490 nm (downstream)

21

4.

c.

Dapat mendukung λ 1550 nm untuk RF video.

ODN terdiri dari fiber optik dan passive splitters/couplers serta aksesoris lain
seperti konektor yang menjadikan elemen-elemen ODN terkoneksi.
Spesifikasi untuk ODN (Optical Distribution Network) yaitu :
1.

Beroperasi menggunakan transmisi single optik.

2.

Physical Reach ODN

3.

Jarak maksimum dari OLT ke ONT/ONU sebesar 20 Km dengan
cascadingsplitter 2 stage dan minimum 32 port ONT/ONU.
• Power link budget
Power link budget dari OLT ke ONU/ONT minimum 13 dB dan
maksimum 28 dB.
• Rise time budget
Rise time budget dari OLT ke ONT/ONU maksimal 0.2917 untuk
pengkodean NRZ dan 0.1458 untuk pe