Duchess.

(1)

i

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Rancangan koleksi “Duchess” merupakan koleksi busana semi-couture yang menampilkan kesan elegan dan klasik modern yang diinspirasikan dari film tahun 2012 “Anna Karenina”, serta diinspirasi pula dari sub-tema Mature Glam dalam buku tren forecasting 2013 “VirtuaLuxe”. Duchess sendiri adalah istilah yang digunakan sebagai panggilan resmi untuk wanita kaum bangsawan Rusia pada abad ke-19. Salah satu tokoh Duchess yang terkenal dan menjadi inspirasi dalam koleksi “Duchess” ini adalah Anna Karenina itu sendiri.

Karakter tokoh Anna Karenina dalam koleksi busana semi-couture “Duchess” dapat dicitrakan melalui pemilihan warna abu-abu yang memberikan kesan yang elegan, klasik modern, namun sendu. Warna abu-abu menjadi simbol tentang perjalanan kehidupan Anna Karenina yang menyedihkan dalam mempertahankan apa yang sebenarnya ia ingin dapatkan. Penggunaan material dalam koleksi busana “Duchess” berupa kain dengan permukaan mengkilap, kristal imitasi sebagai aplikasi, dan benang perak pada bordir dapat memberikan kesan modern pada koleksi busana “Duchess” sesuai dengan konsep berupa Mature Glam.

Proses pembuatan koleksi busana semi-couture “Duchess” dimulai dari pembuatan pola dasar dengan menggunakan potongan princess line, dilanjutkan dengan memotong bahan material sesuai dengan pola yang telah dibuat. Tahap berikutnya adalah menyatukan potongan-potongan material dasar yang sesuai dengan desain busana. Setelah tahap tersebut dilanjutkan dengan membuat teknik reka bahan berupa leaf smocking dan sulaman mutiara.

Pembuatan koleksi busana semi-couture “Duchess” bertujuan untuk memperkenalkan teknik reka bahan berupa sulaman mutiara yang digunakan oleh masyarakat Rusia pada abad ke-19 untuk menghiasi busana para bangsawan Rusia. Motif yang digunakan dalam pembuatan teknik reka bahan berupa sulaman mutiara diinspirasi dari interior khas bangunan mewah Rusia abad ke-19 namun masih dapat memberikan kesan mewah pada koleksi busana “Duchess” sehingga dapat diterima oleh masyarakat modern saat ini.

Koleksi busana semi-couture “Duchess” ditujukan pada wanita-wanita dewasa berusia 28-35 tahun yang memiliki pekerjaan yang mewajibkan mereka untuk tampil menarik. Busana semi-couture “Duchess” ini dapat digunakan untuk acara-acara malam, ulang tahun, dan acara-acara formal lainnya.


(2)

ABSTRACT

The design of the " Duchess"collection is a collection of semi-couture outfit which displays the impression of elegance and modern classics inspired by the 2012 movie "Anna Karenina", and it is also inspired from the sub-theme in the book Mature Glam forecasting trends 2013 "VirtuaLuxe". Duchess itself is a term used as an official call title noble Russian female in the 19th century. One of the famous Duchess figure who became an inspiration in the collection " Duchess" is Anna Karenina herself.

The Anna Karenina’s character in “Duchess” semi-couture collection could be imaged through the selection range of gray colors which gives an elegant, modern classic, yet melancholy impression. Gray color became the symbol of Anna Karenina’s miserable life jorney pursuing in maintaining what she really want to get. The use of materials in "Duchess" fashion collection consist of fabric with shiny surface, imitation crystal application, silver thread embroidery which could give a modern look for the"Duchess"fashion collection in accordance with the concept of a Mature Glam.

The making process of “Duchess" semi-couture collection started from basic pattern making using a piece of princess line pattern cut, followed by cutting the material in accordance with the pattern that had been made. The next stage is to assemble together the basic material in accordance with the fashion design. Once the stage has completed, the process continued with making fabric manipulating such as leaf smocking and pearl embroidery.

The creation of “Duchess” semi-couture fashion collection aims to introduce pearl embroideries surface design technique used by the Russians in the 19th century to decorate Russians’ noble outfit. Motifs used in the creation of surface design technique such as pearl embroidery inspired by Russian interior of luxury building in 19th century , but still can give the luxury impression in fashion collection "Duchess" which can be accepted by modern society.

Semi-couture fashion collection "Duchess" is aimed for adult women aged 28-35 years who has jobs which require them to present a sophisticated look. Semi-couture fashion "Duchess" can be used as outfit for evening events, birthdays, and other formal events. Keywords: Elegant, classic, smocking, semi- haute couture, Anna Karenina, VirtuaLuxe.


(3)

v

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 3

1.3 Batasan Masalah... 3

1.4 Tujuan Perancangan... 4

1.5 Metode Perancangan... 4

1.6 Sistematika Penulisan... 5

BAB II LANDASAN TEORI... 6

2.1 Teori Desain... 6

2.1.1 Unsur Desain... 6

2.1.2 Prinsip Desain... 9

2.2 Teori Fashion... 12

2.2.1 Haute Couture... 13

2.3 Teori Pola... 14

2.4 Teori Tekstil... 14

2.4.1 Satin... 15

2.4.2 Organdi... 16

2.4.3 Tulle... 16

2.4.4 Lace... 17


(4)

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI... 21

3.1 Anna Karenina ... 21

3.2 Russian Duchess... 22

3.3 Tren 2013 VirtuaLuxe “Mature Glam”... 24

3.3.1 VirtuaLuxe... .. 24

3.3.2 Mature Glam... ..26

BAB IV KONSEP PERANCANGAN... 28

4.1 Perancangan Umum ... 28

4.1.1 Image Board... 28

4.1.2 Konsep... 28

4.1.3 Gambar Desain... 29

4.1.4 Penjelasan Desain... 30

4.2 Perancangan Khusus... 30

4.2.1 Desain 1... 30

4.2.2 Desain 2... 31

4.2.3 Desain 3... 32

4.2.4 Desain 4... 32

4.3 Perancangan Detail Busana... 33

BAB V PENUTUP... 35

5.1 Kesimpulan ... 35

5.2 Saran... 36

DAFTAR PUSTAKA... 37

BIODATA PENULIS... 38


(5)

vii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Line... 6

Gambar 2.2 Shape... 7

Gambar 2.3 Value... 7

Gambar 2.4 Colour... 8

Gambar 2.5 Texture... 8

Gambar 2.6 Repetition... 9

Gambar 2.7 Gradition... 9

Gambar 2.8 Rhythm... 10

Gambar 2.9 Harmony... 10

Gambar 2.10 Contrast... 11

Gambar 2.11 Dominance... 11

Gambar 2.12 Propotion... 12

Gambar 2.13 Elemen dan Prinsip-Prinsip Desain... 12

Gambar 2.14 Pola Dasar... 14

Gambar 2.15 Satin... 16

Gambar 2.16 Organdi... 16

Gambar 2.17 Tulle... 17

Gambar 2.18 Lace... 18

Gambar 2.19 Printing... 19


(6)

Gambar 2.21 Embroidery... 19

Gambar 2.22 Smocking... 20

Gambar 3.1 Anna Karenina... 22

Gambar 3.2 Maria Alexandrova... 23

Gambar 3.3 Maria Pavlova... 23

Gambar 3.5 Mature Glam... 27

Gambar 4.1 Image Board... 28

Gambar 4.2 Desain Ilustrasi I-II-III-IV (kiri-kanan)... 29

Gambar 4.3 Desain illustrasi I... 31

Gambar 4.4 Desain ilustrasi II... 31

Gambar 4.5 Desain ilustrasi III... 32

Gambar 4.6 Desain ilustrasi IV... 33

Gambar 4.7 Leaf Smocking... 33

Gambar 4.8 Sulaman mutiara... 34


(7)

ix

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A : RINCIAN UKURAN MODEL... 39

LAMPIRAN B : POLA KECIL (SKALA 1:4)... 40

LAMPIRAN C : RINCIAN HARGA... 49

LAMPIRAN D : FOTO MATERIAL... 51

LAMPIRAN E : FOTO BUSANA... 53

LAMPIRAN F : TECHNICAL DRAWING... 60

LAMPIRAN G : ILUSTRASI DESAIN... 64

LAMPIRAN H : FOTO REKA BAHAN... 68

LAMPIRAN I : PROSES PEMBUATAN...69


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, peradaban, dan kebudayaan, busana yang dahulunya hanya sebagai kebutuhan pokok manusia, saat ini telah berkembang fungsinya menjadi suatu identitas dari diri penggunanya, menjadi media untuk menunjukan eksistensinya dikalangan masyarakat luas. Hal ini menunjukan bahwa gaya berbusana atau fashion sudah menjadi bagian hidup seseorang yang membedakan yang satu dengan yang lainnya.

Fashion tertentu menjadi penanda akan suatu era dan budaya dari sebuah

daerah tertentu yang kemudian berpotensi menjadi suatu tren. Perkembangan tren yang terjadi sering berubah, membuat orang-orang berbondong-bondong dalam menciptakan gaya terbaru. Banyaknya gaya berbusana saat ini membuat munculnya berbagai persaingan untuk menciptakan sesuatu yang baru sesuai dengan tren yang sedang berlangsung, untuk mencapai suatu kepuasan diri dan pengakuan sosial. Hal ini biasanya diwujudkan dengan memperlihatkan hasil-hasil karyanya ke kalangan masyarakat luas, untuk mencapai suatu kepuasan pribadi dan pencapaian pada status masyarakat tertentu.

Fashion yang telah ada semenjak berabad-abad lalu sering menjadi sumber insprirasi bagi para desainer. Pada contohnya, koleksi busana dari The Christian Lacroix pada tahun 2009. Koleksi busana yang diinspirasi dari pakaian-pakaian bangsawan yang terbuat dari bahan tafeta dengan struktur yang pas badan dan rok mengembang, serta penggunaan ornamen-ornamen yang mengkilap. Salah satu busana bangsawa yang menarik untuk dijadikan inspirasi dalam mendesain busana adalah busana para bangsawan wanita Rusia pada abad ke-19.

“Duchess” merupakan sebuah istilah yang digunakan oleh dan untuk wanita


(9)

wanita-2

Universitas Kristen Maranatha wanita dari kalangan atas. Pada abad ke-19, Peter The Great melakukan perubahan-perubahan besar dalam negara Rusia. Perubahan-perubahan-perubahan dengan tujuan membuat negara Rusia semakin berkembang, lebih modern, dalam segala aspek seperti politik, ekonomi, sosial, bahkan cara berpakaian mengikuti gaya Eropa. Perkembangan gaya berpakaian kaum bangsawan Rusia sepenuhnya dipengaruhi oleh gaya berpakaian kaum bangsawan Prancis khususnya pada abad ke-19. Perubahan yang dilakukan oleh Peter The Great dapat dilihat dengan mudah dalam film drama yang diliris bulan Desember 2012 dengan judul “Anna Karenina”. Film yang berceritakan mengenai seorang wanita kalangan atas yang berasal dari Rusia pada tahun 1873. Pada film ini dapat dilihat jelas perubahan yang telah terjadi pada gaya berpakaian wanita Rusia, khususnya wanita-wanita kalangan atas yang hidup didaerah perkotaan dengan gaya berbusana yang mengikuti gaya berpakaian wanita Eropa, sedangkan wanita-wanita yang tinggal didaerah atau kota kecil masih menggunakan pakaian tradisional.

Penggunaan sulaman berupa sulaman emas dan perak dipadukan dengan sulaman mutiara membedakan pakaian bangsawan Rusia dengan pakaian bangsawan Perancis menjadi inspirasi bagi penulis dalam membuat reka bahan. Hal ini juga menjadi sumber inspirasi oleh merek rumah mode ternama seperti Balmain, Sofoly, Valentino, dan Masha. Valentino pada koleksi tahun 2011-2012 yang merupakan koleksi haute couture dengan menggunakan bahan-bahan yang bersifat sheer atau tembus pandang berhiaskan sulaman benang dan mutiara dengan potongan-potongan yang modern dan sederhana namun berkesan mewah. Oliver Rousteing untuk Balmain dalam koleksi ready-to-wear dengan penggunaan bahan berupa kain beludru dan penggunaan reka bahan berupa sulaman benang dan mutiara bercampur kristal dipadukan dengan gaya khas milik Balmain yang maskulin dan bold menjadi pusat perhatian dalam Paris Fashion Week 2012-2013. Berbeda dengan Balmain yang maskulin, koleksi ready-to-wear musim semi yang dihasilkan oleh Masha dengan potongan yang sederhana, garis-garis terkesan alami, dengan penggunaan reka bahan berupa sulaman-sulaman benang berwarna mengikuti motif-motif tradisional Rusia pada abad ke-19. Maria Pushkova dalam koleksi bridal 2013 terbarunya di Sofoly yang bertemakan “Wonderland Wedding” dengan penggunaan


(10)

bahan berupa lace, dan reka bahan berupa sulaman mutiara membuat koleksi bridal ini terlihat begitu romantis dan princess like.

Oleh karena itu, perancang berusaha memperkenalkan rancangan yang bertemakan “Duchess” dari abad ke-19. Penciptaan rancangan semi-couture dengan

acuan tren fashion tahun 2012-2013 yang terdapat dalam buku “VirtuaLuxe Tren

Forecasting 2013” yaitu Mature Glam, menghasilkan karya-karya yang dapat memberikan kesan glamor. Penggunaan bahan-bahan dengan permukaan berkilau dan terkesan mewah seperti satin dan silver lace. Sebagai tambahan berupa kilauan kristal yang berfaset modern tampil sebagai aksen yang mengarisbawahi faktor glam. 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka muncul beberapa masalah, yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana pemanfaatan teknik reka bahan sulaman mutiara khas Rusia pada desain rancangan agar lebih terlihat modern,

2. Bagaimana penggunaan konsep busana semi-couture telah diterima masyarakat namun belum semua kalangan masyarakat mau menggunakaannya,

3. Bagaimana kenyamanan penggunaan dari pakaian itu sendiri dimana penggunaan teknik reka bahan berupa smocking dan sulaman mutiara menambah volume busana.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah yang penulis angkat berdasarkan identifikasi masalah diatas, yaitu:

1. Kenyamanan dari penggunaan bahan atau siluet busana yang mengutamakan teknik reka bahan yang mendukung tema dan konsep yang diangkat.


(11)

4

Universitas Kristen Maranatha 2. Penggunaan unsur-unsur visual dalam desain yang mendukung tema inspirasi Russian Duchess dan kesan yang elegan dan klasik modern, berupa pemilihan warna, bentuk siluet busana, dan teknik reka bahan.

3. Busana ditujukan untuk wanita dewasa 28-35 tahun dengan pekerjaan yang mewajibkan mereka untuk tampil mewah.

1.4 Tujuan Perancangan

Sesuai dengan identifikasi dan batasan masalah yang telah dibahas, maka hasil-hasil yang ingin dicapai dalam pembuatan koleksi “Duchess” ini adalah untuk menciptakan rancangan busana semi-couture yang menampilkan kesan elegan dan klasik modern, dengan memanfaatkan siluet busana dan teknik reka bahan berupa

smocking dan aplikasi sulaman mutiara yang sesuai dengan konsep, serta dapat

menambah nilai estetik dari busana. 1.5 Metode Perancangan

Metode perancangan yang digunakan adalah sebagai berikut :

Riset Desain Pencarian ide dan

konsep Pembuatan Mind-Map Penentuan tema Pembuatan Image Board Pembuatan Desain Pembuatan desain koleksi Pembuatan sketsa Pencarian material bahan Proses Produksi Pembuatan pola Mengembangkan pola

sesuai dengan desain pemotongan pola Memindahkan pola ke

kain Memotong kain

Proses menjahit Proses pembuatan reka

bahan dan aksesoris Finishing desain


(12)

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulis dalam menyusun Laporan Akhir secara jelas dan sistematis, maka dilakukan beberapa pembagian yang terdiri dari lima bab, urutan bab pembahasan sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan, berisikan tentang penjelasan latar belakang konsep, identifikasi masalah, menjelaskan tentang masalh-masalah yang muncul dalam pembuatan busana, tujuan perancangan, metode perancangan dan yang terakhir sistematika penulisan.

Bab 2 Landasan Teori, berisikan landasan teori yang isinya mengenai teori-teori dasar yang berhubungan langsung dengan konsep desain perancangan yang biasanya bersal dari buku maupun jurnal.

Bab 3 Objek Studi Perancangan, berisikan deskripsi objek studi dimana pada bab ini akan dijelaskan mengenai inspirasi dan unsur-unsur yang ada pada rancangan. Objek studi perancangan yang dibahas, yaitu “Anna Karenina”, “Duchess”, dan “VirtuaLuxe”.

Bab 4 Konsep Perancangan, berisikan konsep peran perancangan umum, perancangan khusus, dan perancangan detail pada koleksi busana yang dibuat.

Bab 5 Penutup, merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan laporan akhir dari segala kegiatan yang telah dilakukan oleh perancang. Selain itu pada bab penutup ini juga terdapat saran dalam guna untuk memperbaiki dan menambah nilai guna rancangan sebagai solusi berupa rekomendasi.


(13)

35

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

“Duchess” merupakan koleksi busana semi-couture yang diinspirasi dari film box office “Anna Karenina” yang diliris pada tahun 2012 dan dipadukan dengan sub-tema Mature Glam dari buku tren forecasting 2013 “VirtuaLuxe”. Koleksi ini terdiri dari busana semi-couture yang mengusung tema elegan, klasik dan sendu. Pada koleksi “Duchess”, penulis menggunakan satu jenis warna monoton yaitu abu-abu yang dapat memberi kesan elegan, klasik modern, namun sendu. Warna abu-abu ini menceritakan mengenai perjalanan kehidupan Anna Karenina yang menyedihkan.

Bahan dengan permukaan mengkilap seperti satin dan organdi, kristal imitasi dan mutiara sebagai aplikasi dan benang perak pada bordir mencerminkan Mature Glam dalam koleksi busana semi-couture “Duchess”.

Dengan mempertimbangkan kenyamanan dari penggunaan bahan yang mengutamakan teknik reka bahan yang mendukung tema dan konsep, maka penulis menggunakan dua jenis teknik reka bahan berupa sulaman mutiara dan leaf

smocking. Sulaman mutiara pada koleksi busana semi-couture “Duchess”

menggunakan mutiara imitasi yang lebih ringan. Sulaman mutiara ini diinspirasi dari sulaman yang digunakan oleh masyarakan Rusia pada abad ke-19 dan dipadukan dengan menggunakan motif yang diinsprasi dari motif-motif pada interior rumah bangsawan Rusia abad ke-19.

Selain teknik reka bahan berupa sulaman mutiara terdapat pula leaf smocking. Teknik reka bahan berupa leaf smocking merupakan teknik reka bahan yang menggunakan kain dalam jumlah yang banyak sehingga penulis memilih untuk menggunakan organdi yang ringan dan kaku. Penggunaan organdi yang ringan dan kaku dapat memberikan bentuk dan volume yang lebih baik pada teknik reka bahan

leaf smocking sehingga teknik reka bahan ini berhasil memberikan kesan yang lebih


(14)

Koleksi busana semi-couture “Duchess” ditujukan pada wanita dewasa berusia 28-35 tahun yang memiliki pekerjaan yang mewajibkan mereka untuk tampil mewah. Busana semi-couture “Duchess” ini dapat digunakan dalam acara malam, acara ulang tahun, dan acara-acara penting lainnya.

5.2 Saran

Pada proses pembuatan koleksi busana “Duchess” terdapat beberapa kendala yang terjadi berupa memadukan antara kesan klasik dengan kesan modern, proses pembuatan smocking, proses pemasangan aplikasi mutiara dan penyusunan layer

lace.

Memadukan kesan klasik dan modern dari koleksi busana “Duchess” dilakukan dengan penggunaan unsur bahan berupa mutiara dan lace yang menurut penulis dapat memberikan kesan klasik dan potongan-potongan busana yang sederhana namun dapat memberikan kesan modern.

Proses pembuatan teknik reka bahan smocking dapat dimulai melalui pembuatan motif dengan menggunakan tanda berbeda warna. Dalam proses penyatuan kain hasil smocking dengan kain utama busana lebih disarankan dengan menggunakan teknik drap untuk menghindari terpotongnya benang utama dari tenik reka bahan tersebut.

Pemasangan aplikasi mutiara sendiri lebih disarankan dipasang setelah kain

smocking dan lace dipasang. Pada pemasangan layer lace, lebih disarankan untuk

dipasang setelah kain smocking dipasang.

Semoga laporan Tugas Akhir ini bisa menjadi manfaat dan informasi serta masukan bagi pembaca yang ingin membuat busana yang serupa atau yang sedang meneliti tentang perkembangan mengenai fashion.


(15)

37

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Anugrah, Tri. Dkk. 2012. Trend 2013 VirtuaLuxe. Jakarta : BD+A Desain.

Barthes, Roland. 1983. The Fashion System. New York - USA: Hill and Wang Farrar, Straus, and Giroux.

Blumer, Herbert. 1969. Fashion: From Class Differentiation to Collective Selection. The Sociological Quarterly.

Chapman, Cameron. 2010. Color Theories for Designer. Artikel Online, http://www.smashingmagazine.com/2010/01/28/color-theory-for-designers-part-1-the-meaning-of-color/.(diakses: 26 Mei 2013)

Davis, Fred. 1992. Fashion, Culture, and Identity. Chicago - USA: University of Chicago Press.

Dartini. 2010. Pengembangan Motif Geometrik Songket Tenun Palembang. Bandung: Stisi Telkom.

Gunawan, Belinda. 2009. Kain. Jakarta : Dian Rakyat.

Laurer, David A. 2007. Design Basic. Boston – USA : Cengage Learning.

Newton, Isaac. 1730. Opticks: Or, A Treatise of the Reflections, Refractions,

Inflections and Colours of Light. England : Oxford University.

Poespo, Goet. 2009. A to Z Istilah Fashion. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Rogers, Everett. 1983. Diffusion of Innovations 4th ed. New York - USA: Free Press. Sekhri, Seema. 2011. Textbook of Fabric Science: Fundamentals to Finishing. New

Delhi- India : Asoke K.Ghost.

Shaeffer, Claire B. 1993. Couture Sewing: Techniques. Newton –USA : The Taunton Press.

Simmel, Georg. 1904. Fashion. New York- USA : International Quarterly 10. Soekarno. 2002. Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Dasar. Jakarta : PT.


(1)

bahan berupa lace, dan reka bahan berupa sulaman mutiara membuat koleksi bridal ini terlihat begitu romantis dan princess like.

Oleh karena itu, perancang berusaha memperkenalkan rancangan yang bertemakan “Duchess” dari abad ke-19. Penciptaan rancangan semi-couture dengan acuan tren fashion tahun 2012-2013 yang terdapat dalam buku “VirtuaLuxe Tren

Forecasting 2013” yaitu Mature Glam, menghasilkan karya-karya yang dapat memberikan kesan glamor. Penggunaan bahan-bahan dengan permukaan berkilau dan terkesan mewah seperti satin dan silver lace. Sebagai tambahan berupa kilauan kristal yang berfaset modern tampil sebagai aksen yang mengarisbawahi faktor glam.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka muncul beberapa masalah, yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana pemanfaatan teknik reka bahan sulaman mutiara khas Rusia pada desain rancangan agar lebih terlihat modern,

2. Bagaimana penggunaan konsep busana semi-couture telah diterima masyarakat namun belum semua kalangan masyarakat mau menggunakaannya,

3. Bagaimana kenyamanan penggunaan dari pakaian itu sendiri dimana penggunaan teknik reka bahan berupa smocking dan sulaman mutiara menambah volume busana.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah yang penulis angkat berdasarkan identifikasi masalah diatas, yaitu:

1. Kenyamanan dari penggunaan bahan atau siluet busana yang mengutamakan teknik reka bahan yang mendukung tema dan konsep yang diangkat.


(2)

2. Penggunaan unsur-unsur visual dalam desain yang mendukung tema inspirasi Russian Duchess dan kesan yang elegan dan klasik modern, berupa pemilihan warna, bentuk siluet busana, dan teknik reka bahan.

3. Busana ditujukan untuk wanita dewasa 28-35 tahun dengan pekerjaan yang mewajibkan mereka untuk tampil mewah.

1.4 Tujuan Perancangan

Sesuai dengan identifikasi dan batasan masalah yang telah dibahas, maka hasil-hasil yang ingin dicapai dalam pembuatan koleksi “Duchess” ini adalah untuk menciptakan rancangan busana semi-couture yang menampilkan kesan elegan dan klasik modern, dengan memanfaatkan siluet busana dan teknik reka bahan berupa smocking dan aplikasi sulaman mutiara yang sesuai dengan konsep, serta dapat menambah nilai estetik dari busana.

1.5 Metode Perancangan

Metode perancangan yang digunakan adalah sebagai berikut :

Riset Desain Pencarian ide dan

konsep Pembuatan Mind-Map

Penentuan tema Pembuatan Image

Board

Pembuatan Desain Pembuatan desain

koleksi Pembuatan sketsa Pencarian material

bahan

Proses Produksi Pembuatan pola Mengembangkan pola

sesuai dengan desain pemotongan pola Memindahkan pola ke

kain Memotong kain


(3)

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulis dalam menyusun Laporan Akhir secara jelas dan sistematis, maka dilakukan beberapa pembagian yang terdiri dari lima bab, urutan bab pembahasan sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan, berisikan tentang penjelasan latar belakang konsep, identifikasi masalah, menjelaskan tentang masalh-masalah yang muncul dalam pembuatan busana, tujuan perancangan, metode perancangan dan yang terakhir sistematika penulisan.

Bab 2 Landasan Teori, berisikan landasan teori yang isinya mengenai teori-teori dasar yang berhubungan langsung dengan konsep desain perancangan yang biasanya bersal dari buku maupun jurnal.

Bab 3 Objek Studi Perancangan, berisikan deskripsi objek studi dimana pada bab ini akan dijelaskan mengenai inspirasi dan unsur-unsur yang ada pada rancangan. Objek studi perancangan yang dibahas, yaitu “Anna Karenina”, “Duchess”, dan “VirtuaLuxe”.

Bab 4 Konsep Perancangan, berisikan konsep peran perancangan umum, perancangan khusus, dan perancangan detail pada koleksi busana yang dibuat.

Bab 5 Penutup, merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan laporan akhir dari segala kegiatan yang telah dilakukan oleh perancang. Selain itu pada bab penutup ini juga terdapat saran dalam guna untuk memperbaiki dan menambah nilai guna rancangan sebagai solusi berupa rekomendasi.


(4)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

“Duchess” merupakan koleksi busana semi-couture yang diinspirasi dari film box office “Anna Karenina” yang diliris pada tahun 2012 dan dipadukan dengan sub-tema Mature Glam dari buku tren forecasting 2013 “VirtuaLuxe”. Koleksi ini terdiri dari busana semi-couture yang mengusung tema elegan, klasik dan sendu. Pada koleksi “Duchess”, penulis menggunakan satu jenis warna monoton yaitu abu-abu yang dapat memberi kesan elegan, klasik modern, namun sendu. Warna abu-abu ini menceritakan mengenai perjalanan kehidupan Anna Karenina yang menyedihkan.

Bahan dengan permukaan mengkilap seperti satin dan organdi, kristal imitasi dan mutiara sebagai aplikasi dan benang perak pada bordir mencerminkan Mature Glam dalam koleksi busana semi-couture “Duchess”.

Dengan mempertimbangkan kenyamanan dari penggunaan bahan yang mengutamakan teknik reka bahan yang mendukung tema dan konsep, maka penulis menggunakan dua jenis teknik reka bahan berupa sulaman mutiara dan leaf smocking. Sulaman mutiara pada koleksi busana semi-couture “Duchess” menggunakan mutiara imitasi yang lebih ringan. Sulaman mutiara ini diinspirasi dari sulaman yang digunakan oleh masyarakan Rusia pada abad ke-19 dan dipadukan dengan menggunakan motif yang diinsprasi dari motif-motif pada interior rumah bangsawan Rusia abad ke-19.

Selain teknik reka bahan berupa sulaman mutiara terdapat pula leaf smocking. Teknik reka bahan berupa leaf smocking merupakan teknik reka bahan yang menggunakan kain dalam jumlah yang banyak sehingga penulis memilih untuk


(5)

Koleksi busana semi-couture “Duchess” ditujukan pada wanita dewasa berusia 28-35 tahun yang memiliki pekerjaan yang mewajibkan mereka untuk tampil mewah. Busana semi-couture “Duchess” ini dapat digunakan dalam acara malam, acara ulang tahun, dan acara-acara penting lainnya.

5.2 Saran

Pada proses pembuatan koleksi busana “Duchess” terdapat beberapa kendala yang terjadi berupa memadukan antara kesan klasik dengan kesan modern, proses pembuatan smocking, proses pemasangan aplikasi mutiara dan penyusunan layer lace.

Memadukan kesan klasik dan modern dari koleksi busana “Duchess” dilakukan dengan penggunaan unsur bahan berupa mutiara dan lace yang menurut penulis dapat memberikan kesan klasik dan potongan-potongan busana yang sederhana namun dapat memberikan kesan modern.

Proses pembuatan teknik reka bahan smocking dapat dimulai melalui pembuatan motif dengan menggunakan tanda berbeda warna. Dalam proses penyatuan kain hasil smocking dengan kain utama busana lebih disarankan dengan menggunakan teknik drap untuk menghindari terpotongnya benang utama dari tenik reka bahan tersebut.

Pemasangan aplikasi mutiara sendiri lebih disarankan dipasang setelah kain smocking dan lace dipasang. Pada pemasangan layer lace, lebih disarankan untuk dipasang setelah kain smocking dipasang.

Semoga laporan Tugas Akhir ini bisa menjadi manfaat dan informasi serta masukan bagi pembaca yang ingin membuat busana yang serupa atau yang sedang meneliti tentang perkembangan mengenai fashion.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Anugrah, Tri. Dkk. 2012. Trend 2013 VirtuaLuxe. Jakarta : BD+A Desain.

Barthes, Roland. 1983. The Fashion System. New York - USA: Hill and Wang Farrar, Straus, and Giroux.

Blumer, Herbert. 1969. Fashion: From Class Differentiation to Collective Selection. The Sociological Quarterly.

Chapman, Cameron. 2010. Color Theories for Designer. Artikel Online, http://www.smashingmagazine.com/2010/01/28/color-theory-for-designers-part-1-the-meaning-of-color/.(diakses: 26 Mei 2013)

Davis, Fred. 1992. Fashion, Culture, and Identity. Chicago - USA: University of Chicago Press.

Dartini. 2010. Pengembangan Motif Geometrik Songket Tenun Palembang. Bandung: Stisi Telkom.

Gunawan, Belinda. 2009. Kain. Jakarta : Dian Rakyat.

Laurer, David A. 2007. Design Basic. Boston – USA : Cengage Learning.

Newton, Isaac. 1730. Opticks: Or, A Treatise of the Reflections, Refractions, Inflections and Colours of Light. England : Oxford University.

Poespo, Goet. 2009. A to Z Istilah Fashion. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Rogers, Everett. 1983. Diffusion of Innovations 4th ed. New York - USA: Free Press. Sekhri, Seema. 2011. Textbook of Fabric Science: Fundamentals to Finishing. New

Delhi- India : Asoke K.Ghost.

Shaeffer, Claire B. 1993. Couture Sewing: Techniques. Newton –USA : The Taunton Press.

Simmel, Georg. 1904. Fashion. New York- USA : International Quarterly 10. Soekarno. 2002. Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Dasar. Jakarta : PT.