KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA RAGAM TULIS FORMAL UNTUK MENINGKATKA KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN.

(1)

Marini, 2014

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA RAGAM TULIS FORMAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA RAGAM TULIS FORMAL UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS DAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN (Studi Kuasi Eksperimen di Kelas IV SD Isola Kota Bandung)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

oleh Marini NIM 1200942

PROGRAM PENDIDIKAN DASAR

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

Oleh Marini

S.Pd Universitas Pendidikan Indonesia, 2009

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana

Program Studi Pendidikan Dasar

© Marini 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2014


(3)

Marini, 2014

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA RAGAM TULIS FORMAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(4)

1200942

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi masih rendahnya kemampuan berpikir kritis dan menulis laporan pengamatan di Sekolah Dasar (SD). Pembelajaran Bahasa Indonesia masih terfokus kepada hapalan dan menyalin teks yang sudah ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pendekatan saintifik untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan menulis laporan pengamatan siswa. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen yang dilaksanakan di SD Isola Bandung. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas empat sebanyak 64 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes performance dalam bentuk tes tertulis (paper and pencil test) kemampuan berpikir kritis dan kemampuan menulis laporan pengamatan yang diberikan sebelum dan setelah perlakuan. Perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen adalah pendekatan saintifik, sedangkan kelas kontrol mendapatkan perlakuan secara konvensional. Analisis data dilakukan dengan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif secara statistik menggunakan uji perbedaan rerata dengan taraf signifikansi 0.05. Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan menulis laporan pengamatan siswa dilihat melalui nilai N-Gain. Hasil penelitian menunjukan bahwa peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan menulis laporan pengamatan siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Pendekatan saintifik dapat dijadikan salah satu alternatif pendekatan yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan menulis laporan pengamatan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

Kata kunci: Kemampuan Berpikir Kritis, Kemampuan Menulis Laporan


(5)

Marini, 2014

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA RAGAM TULIS FORMAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EFFECTIVENESS OF SCIENTIFIC APPROACH IN LEARNING OF INDONESIA LANGUAGE VARIOUS FORMAL TO RAISE THE ABILITY

OF CRITICAL THINKING AND WRITING REPORT OBSERVATIONS Marini

1200942 Abstract

This research is motivated still lack the ability to think critically and write a report on the observation of elementary school (SD). Learning Indonesian is still focused on memorizing and copying an existing text. This study aims to determine the effectiveness of the scientific approach to improve critical thinking skills and the ability to write reports observations of students. This study used a quasi-experimental methods are implemented in elementary Isola Bandung. Subjects in this study is a fourth grader as many as 64 people. The instrument used in this study is the performance test in the form of a written test (paper and pencil test) critical thinking skills and the ability to write reports observations were given before and after treatment. The treatment given to the experimental class is the scientific approach, while the control class to be treated conventionally. Data analysis was performed with analysis of quantitative and qualitative analysis using the statistical mean difference test with significance level 0.05 level. Improved critical thinking skills and the ability to write reports observations of students seen through the N-Gain value. The results showed that an increase in critical thinking skills and the ability to write reports graders experimental observations better than the control class. Scientific approach can be used as an alternative approach that can improve critical thinking skills and the ability to write reports observations in learning Indonesian.

Keywords: Critical Thinking, Writing Reports ability Observations, Scientific Learning Approach


(6)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian

Pengembangan dalam Kurikulum 2013 menggunakan dua bentuk proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan yangmengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect (Permendikbud no.81A tahun 2013).

Kurikulum 2013 ini diterapkan bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Diharapkan manusia Indonesia yang akan datang menjadi manusia produktif yang bisa berpikir ilmiah dan dapat mengatasi tantangan dan permasalahan yang akan dihadapi. Implementasi Kurikulum 2013 ini diharapkan dapat memperbaiki kondisi pembelajaran dilapangan yang saat ini terjadi.

Guru merupakan salah satu faktor utama yang menjadi kunci keberhasilan pembelajaran di lapangan. Kemampuan guru untuk merencanakan dan memilih model pembelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan menulis laporan pengamatan adalah sebuah keharusan, sehingga tercipta konsep belajar siswa aktif (student active learning), kritis, dan ilmiah.

Pengajaran Bahasa Indonesia selama ini di sekolah cenderung konvensional, bersifat hapalan, penuh teori-teori linguistik yang rumit,


(7)

2

Marini, 2014

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA RAGAM TULIS FORMAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

serta tidak ramah terhadap upaya mengembangkan kemampuan berbahasa siswa, khususnya dalam kemampuan membaca dan menulis. Pola semacam itu hanya membuat siswa merasa jenuh untuk belajar Bahasa Indonesia. Pada umumnya para siswa menempatkan mata pelajaran bahasa pada urutan terakhir dalam urutan mata pelajaran yang disukai. Hal ini terlihat dengan rendahnya minat siswa untuk mempelajarinya dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Semua ini disebabkan pengajaran yang bersifat formal akademis, dan bukan untuk melatih kebiasaan berbahasa dan berpikir kritis siswa itu sendiri.

Pembelajaran Bahasa Indonesia yang monoton telah membuat para siswa mulai merasa gejala kejenuhan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal tersebut dipengaruhi dengan adanya buku paket yang menjadi buku wajib. Sementara isi dari materinya terlalu luas dan juga cenderung bersifat hapalan yang membosankan. Inilah yang kemudian akan memupuk sifat menganggap pelajaran Bahasa Indonesia sebagai pelajaran yang membosankan karena materi yang diajarkan bersifat monoton.

Data tes yang dilakukan oleh dua proyek bank dunia, yaitu PEQIP dan proyek pendidikan dasar (basic education projects) dan juga digunakan dalam program Manajemen Berbasis Sekolah(MBS) dari UNISCO dan UNICEF memberikan gambaran tentang hasil pembelajaran Bahasa Indonesia di tingkat SD (Andawati, A, 2010, hlm. 5). Dari Tes Menulis dinilai berdasarkan lima unsur : tulisan tangan (menulis rapi), ejaan, tanda baca, panjangnya karangan, dan kualitas bahasa yang digunakan. Bobot dalam semua skor adalah tulisan 15%, ejaan (15%), tanda baca (15%), panjang tulisan (20%), dan kualitas tulisan (35%). Hanya 19% anak bisa menulis dengan tulisan tegak bersambung dan rapi. Adapun 64% anak bisa membaca rapi tetapi tidak bersambung. Pada umumnya anak kurang dapat mengelola gagasannya secara sistematis dan


(8)

kurang dapat menulis dengan kualitas dan panjang yang memuaskan serta dengan menggunakan ejaan dan tanda baca yang kurang tepat. Hal ini disebabkan oleh siswa jarang menggunakan kata-kata mereka sendiri dan lebih sering menyalin dari papan tulis dan buku pelajaran. Pola pembelajaran pasif seperti ini juga akan mengakibatkan rendahnya kemampuan berpikir siswa.

Salah satu keterampilan berpikir yang harus dimiliki oleh peserta didik ialah kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis ini akan dapat diperoleh oleh siswa jika melakukan pendekatan dalam pembelajaran yang mendorong siswa berpikir aktif. Salah satu materi pembelajaran dikelas IV SD ialah tentang mengamati, mengolah, dan menyajikan laporan hasil pengamatan. Dalam materi ini siswa dituntut agar dapat berpikir kritis terhadap suatu pengamatan dan menuliskannya dalam bentuk laporan pengamatan. Siswa dituntut agar dapat menuliskan dari serangkaian pengamatan yang telah dilakukan.

Menurut Hasil studi PISA (Program for International Student

Assessment), yaitu studi yang memfokuskan pada literasi bacaan,

matematika, dan Ilmu Pengetahuan alam (IPA), menunjukkan peringkat Indonesia baru bisa menduduki 10 besar terbawah dari 65 negara. Hasil studi TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) menunjukkan siswa Indonesia berada pada ranking amat rendah dalam kemampuan (1) memahami informasi yang komplek, (2) teori, analisis, dan pemecahan masalah, (3) pemakaian alat, prosedur dan pemecahan masalah dan (4) melakukan investigasi. Hasil studi ini menunjukkan perlu ada perubahan orientasi kurikulum dengan tidak membebani peserta didik dengan konten namun pada aspek kemampuan esensial yang diperlukan semua warga negara untuk berperan serta dalam membangun negara pada masa mendatang. Untuk mengatasi hal ini maka diperlukan pendekatan pembelajaran yang bisa mendidik siswa agar dapat berpikir ilmiah dan


(9)

4

Marini, 2014

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA RAGAM TULIS FORMAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memecahkan masalah yang dihadapi. Penerapan kurikulum 2013 saat ini sangat menuntut agar pembelajaran di sekolah dilaksanakan dengan pendekatan yang mengasah siswa berpikir kritis dan ilmiah yang dalam Kurikulum 2013 dikenal dengan pendekatan ilmiah (scientific appoach).

Proses pembelajaran yang mengimplementasikan pendekatan ilmiahatau saintifik(scientific appoach) menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). Dengan proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.

Menurut Majid. A (2014, hlm. 100), pendekatan ilmiah (scientific

appoach) dalam pembelajaran Kurikulum 2013 meliputi mengamati

(observing), menanya (questioning), menalar (associating), mencoba (experimenting), mengomunikasikan pelajaran (networking). Menurut Permendikbud no.81A tahun 2013 mengenai pembelajaran langsung dan tidak langsung dalam kurikulum 2013, memiliki lima proses yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan mengomunikasikan.

Tahap-tahap yang diusulkan ini, sebagaimana dimulai dari masalah. Masalah tersebut biasanya dimunculkan dengan suatu pertanyaan ilmiah. Proses berikutnya juga relatif senada, yaitu membuat hipotesis, melakukan observasi dan atau eksperimen, dan akhirnya membuat kesimpulan. Melalui pendekatan saintifik ini mendorong siswa agar dapat berpikir kritis dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi.

Upaya untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa sekolah dasar salah satunya dengan memberikan permasalahan yang jawabannya memerlukan analisis siswa sekolah dasar. Begitupun pendapat yang dikemukakan oleh Wijaya (1996), bahwa ini berorientasi


(10)

kepada pengajaran, melatih cara-cara berpikir kritis dalam menangani masalah.

Menurut para ahli bahwa peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa sekolah dasar akan meningkatkanhasil belajar. Pendapat ini didukung oleh Kogut dalam Ali Iskandar Zulkarnain (2009, hlm. 2) mengungkapakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa dalam proses pembelajaran diusahakan sering memberikan pertanyaan-pertanyaan yang menuntut siswa untuk berpikir. Selain itu, perlu digunakan contoh-contoh ilustrasi yang dapat mendorong siswa untuk diskusi, memberi umpan balik dengan efektif dan mencontohkan proses berpikir kritis khususnya siswa sekolah dasar ke dalam bagian-bagian materi pelajaran.

Wijaya (1996, hlm. 80) mengemukakan bahwa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis ada tiga cara yang dapat digunakan antara lain:

1. mengajar untuk berpikir, yaitu upaya yang dilakukan guru mengarah pada penciptaan kondisi lingkungan yang kondusif untuk berpikir, baik di dalam kelas maupun di luar kelas maupun di luar kelas. Adapun metode mengajar lebih ditekankan pada keterampilan memecahkan masalah;

2. mengajar tentang berpikir, pengertiannya merujuk pada melatih cara-cara berpikir kritis dalam menangani masalah yang sedang dihadapi.Guru harus mampu melihat perbedaan cara berpikir siswa ke arah berpikir kritis;

3. mengajar melalui berpikir, pengertiannyaberpusat pada upaya guru membina siswa agar sadar atas keterbatasan dirinya sehingga siswa mau berpikir.

Lebih jelas, Wijaya (1996) mengemukakan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, guru membahas satu materi pelajaran dengan


(11)

6

Marini, 2014

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA RAGAM TULIS FORMAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengangkat konsep-konsep yang berkaitan dengan kebutuhan siswa, kemudian guru mengajukan suatu permasalahan dari mata pelajaran yang sedang diajarkan tersebut dan siswa diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapat dan jawaban atas pertanyaan itu. Melalui metode pembelajaran seperti ini diharapkan siswa tertarik untuk menelaah materi pelajaran, berpartisipasi aktif di dalamnya, dan mengarahkan kemampuan berpikir kritisnya dalam menanggapi permasalahan yang timbul.

Kemampuan berpikir kritis dapat membantu manusia membuat keputusan yang tepat berdasarkan usaha yang cermat, sistematis, logis, dan mempertimbangkan berbagai sudut pandang. Bukan hanya mengajar kemampuan yang diperlukan, tetapi juga mengajar sifat, sikap, nilai, dan karakter yang menunjang berpikir kritis. Artinya, anak-anak perlu dididik untuk berpikir kritis.

Penjelasan di atas dapat ditafsirkan berpikir krirtis merupakan esensi di dalam pendidikan dan lebih khususnya dalam materi pelajaran yang berisi pengetahuan dan logika berpikir terhadap materi pelajaran tersebut. Berpikir kritis merupakan potensi yang ada dalam diri siswa yang harus dibangun oleh setiap tenaga kependidikan.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas maka permasalahan pada penelitian ini dirumuskan dalam beberapa pertanyaan penelitian berikut.

1. Apakah pembelajaran dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia ragam tulis formal lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis?

2. Apakah pembelajaran dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia ragam tulis formal lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis laporan pengamatan?


(12)

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dijabarkan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keefektifan: 1. pembelajaran Bahasa Indonesia ragam tulis formal dengan pendekatan

saintifik dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

2. pembelajaran Bahasa Indonesia ragam tulis formal dengan pendekatan saintifik dalam meningkatkan kemampuan menulis laporan pengamatan.

D.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan literatur bagi peneliti selanjutnya dan dapat digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan terutama bagi pendidik dan tenaga kependidikan sebagai alternatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

E.Struktur Organisasi Tesis

BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab I tersusun atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan yang terakhir adalah struktur organisasi tesis.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bagian II ini terdiri dari tentang konsep dasar atau teori-teori para ahli yang dijadikan sebagai landasan peneliti dalam melakukan penelitian lapangan.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III merupakan uraian berkenaan dengan metode dan desain penelitian yang digunakan peneliti dalam mencari, mengumpulkan data, dan juga menganalisis data. Lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, pengembangan instrumen, Teknik pengumpulan data, dan analisis data.


(13)

8

Marini, 2014

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA RAGAM TULIS FORMAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV merupakan gambaran yang berkenaan dengan bagaimana peneliti menganalisis data lapangan yang kemudian dilanjutkan dengan pembahasan berdasarkan data dan sumber referensi yang mendukung penelitian teoritis.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab V merupakan bagian akhir dari sebuah tulisan, dimana peneliti memaknai penelitian yang dilakukan dan saran atas hasil penelitian dan penelitian selanjutnya.


(14)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A.Lokasi dan Subjek Penelitian

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara sample purposif (sampling purposive). Purposif yang dimaksud adalah pengambilan kelompok yang didasarkan atas pertimbangan dari peneliti mengenai kondisi kelas yang memungkinkan untuk dilaksanakannya pembelajaran kontekstual yang merupakan tujuan dari penelitian ini.

Materi yang dipilih dalam penelitian ini mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan hasil pengamatan tentang gaya, gerak, energi panas, bunyi, dan cahaya dalam Bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. Kelompok yang dipilih sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas IV A dan IV B SD Isola Bandung. Kelas IV A merupakan kelas kontrol. Sedangkan kelas IV B sebagai kelas eksperimen.

B.Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah kuasi eksperimen. Desain dalam penelitian kuasi eksperimen ini dilakukan dengan subyek yang tidak dikelompokkan secara acak, tetapi dengan menggunakan teknik sampling purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009, hlm. 68). Sehingga kelas-kelas yang sudah tersedia di sekolah dipilih oleh peneliti dengan mempertimbangkan sarana dan prasarana untuk menunjang model pembelajaran yang ditawarkan. Dalam penilitian ini terdapat dua variabel terikat, maka penelitian ini melibatkan desain kuasi eksperimen (Frankel dan Wallen, 2007). Dalam penelitian ini akan dilihat keefektifan antara pembelajaran dengan menggunakann pendekatan saintifik dengan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan menulis laporan hasil pengamatan. Desain penelitian kuasi eksperimen sebagai berikut:


(15)

46

Marini, 2014

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA RAGAM TULIS FORMAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Desain penelitian (Sugiyono, 2012, hlm. 118)

Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 - O4

Keterangan:

O1 - O3 : Prates kemampuan berpikir kritis dan menulis laporan pengamatan

O2- O4 : Pascates kemampuan berpikir kritis dan menulis laporan pengamatan

X : Perlakuan pembelajaran bahasa Indonesia yang menggunakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik

C.Definisi Operasional

Interpretasi dari istilah-istilah yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Pendekatan saintifik ialah pendekatan ilmiah dalam pembelajaran yang meliputi kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.

2.Kemampuan berpikir kritis ialah suatu kemampuan berpikir secara efektif yang dapat membantu seseorang untuk mengenal masalah, menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah- masalah, mengumpulkan data dan menyusun informasi yang diperlukan, mengenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan, memahami dan menggunakan bahan yang tepat, jelas, dan khas, menganalisis data, menarik kesimpulan.

3.Kemampuan menulis laporan pengamatan ialah suatu kemampuan untuk menyajikan proses kegiatan ilmiah yang berupa pengamatan


(16)

dalam bentuk laporan tertulis dengan menggunakan kerangka sederhana berupa bagian pendahuluan, isi, dan penutup dalam bentuk paragraf eksposisi. Dalam hal ini laporan pengamatan dilakukan oleh siswa kelas IV Sekolah Dasar.

D.Instrumen Penelitian

Ada tiga instrumen yang akan digunakan untuk memperoleh data, yaitu instrumen tes dan nontes. Instrument tes yang digunakan ialah tes performa (Paper and pencil Performance). Instrumen nontes tersebut terdiri dari instrumen berpikir kritis dan penulisan laporan pengamatan.

Instrumen untuk mengukur kemampuan berpikir kritis disusun dari sumber yang didasarkan pada kisi-kisi keterampilan berpikir kritis dari Glaser dalam Fisher (2008:7). Untuk mengukur kemampuan menulis laporan hasil pengamatan disusun berdasarkan kisi-kisi yang diambil dari teori dalam keterampilan menulis. Selain instrumen berpikir kritis dan penulisan laporan pengamatan, juga digunakan pedoman observasi untuk mengamati proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Masing-masing jenis tes di atas akan penulis uraikan sebagai berikut: 1.instrumen kemampuan berpikir kritis ialah instrumen untuk mengukur

kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan indikator yang dikemukan oleh Glaser dalam Fisher (2008, hlm. 7).

Tabel 3.2 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis dalam Bahasa Indonesia Ragam Formal (Adopsi dari Glaser)

No Aspek berpikir kritis Indikator

1 Mengenal masalah  Menemukan masalah

 Mengidentifikasi masalah

 Mengindenfikasi penyebab masalah


(17)

48

Marini, 2014

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA RAGAM TULIS FORMAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu yang dapat dipakai

untuk menangani

masalah-masalah

menangani masalah-masalah

3 Mengumpulkan data dan menyusun informasi yang diperlukan

 Mengumpulkan fakta-fakta yang ada

 Mengumpulkan sumber informasi

 Menyusun informasi yang terkait 4 Mengenal asumsi-asumsi

dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan

 Menemukan nilai-nilai yang tersirat

5 Memahami dan

menggunakan bahasa yang tepat, jelas dan khas

 Memahami istilah-istilah yang ditemukan

Menggunakan bahasa yang sesuai dengan EYD

 Menggunakan bahasa yang tepat dan jelas

6 Menganalisis data  Menganalisis sumber data

 Mengidentifikasi data yang diperlukan

7 Menarik kesimpulan  Mengenal adanya hubungan yang logis antara masalah-masalah

 Menarik kesimpulan akhir dari fakta-fakta yang telah ditemukan dan dianalisis

2.instrumen kemampuan menulis laporan pengamatan ialah instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan menulis laporan


(18)

pengamatan siswa. Indikator yang digunakan dalam instrumen ini ialah indikator yang disampaikan oleh Rahman (2006) dan Abidin (2004). Tabel 3.3 Indikator Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Dalam

Paragraf Eksposisi Dalam Bahasa Indonesia Ragam Formal

No Aspek Indikator

1 Pendahuluan

 Menulis halaman judul dan identitas diri

 Mengulas pengertian dari informasi, objek atau topik permasalahan yang diamati

 Mengulas karakteristik informasi, objek atau permasalahan tersebut

2 Isi

Urutan penjelasan (Sequence)

Menguraikan proses atau alur informasi yang diamati

 Mengulas cara penyelesaiannya Perbandingan (Comparison)

 Membandingkan data dan fakta yang ditemukan

Kausalitas

 Menemukan sebab akibat dari permasalahan yang ada

3 Penutup

Solusi (Solution)

Menemukan solusi untuk menangani masalah-masalah

 Merumuskan kesimpulan akhir dari fakta-fakta yang telah ditemukan dan dianalisis

 Menuliskan daftar pustaka dan lampiran-lampiran


(19)

50

Marini, 2014

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA RAGAM TULIS FORMAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Pedoman Observasi

Pedoman observasi disusun dalam bentuk lembar pengamatan yang digunakan untuk mengamati proses pembelajaran agar dapat mewujudkan keefektifan dalam pembelajaran.

E.Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik sebagai berikut.

a. Tes Performa (Paper and pencil Performance test)

Tes ini diberikan kepada siswa dalam bentuk tulisan laporan pengamatan siswa. Tes ini untuk menilai kemampuan siswa dalam menulis laporan pengamatan dan berpikir kritis.

b. Pengamatan

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai aktivitas guru dan siswa dalam proses penelitian

2. Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Tahap pengolahan dan analisis data pada penelitian ini selanjutnya akan melalui tahapan di bawah ini, yakni:

a. memberikan skor jawaban dari tes performa siswa yang disesuaikan dengan pedoman penskoran yang digunakan,

b. membuat daftar nilai dalam bentuk tabel yang berisikan skor dari kelas eksperimen dan kelas kontrol,

c. menghitung peningkatan kemampuan siswa yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran,

d. Langkah selanjutnya adalah mengujinya dengan menggunakan : 1) Uji Indeks Gain


(20)

Data prates dan pascates yang sudah didapatkan kemudian dihitung normalisasi gain (N-Gain) untuk setiap siswa, dengan rumus:

N-Gain (setiap siswa) = � a ca � − � a �

� � − � a �

Setelah nilai N-Gain setiap siswa dihitung, selanjutnya dihitung rata-rata nilai N-Gain, dengan rumus:

Rata-rata nilai N-Gain = �ℎ � � � ��

�ℎ ��

Nilai N-Gain ditafsirkan berdasarkan kriteria peningkatan N-Gain pada berikut.

Tabel 3.4. Kriteria N-Gain (Hake, 1998)

Tingkat Nilai N-Gain

Tinggi > 0,7

Sedang 0,7 > N-Gain > 0,3

Rendah < 0,3

2) Uji Statistik

Data data prates dan pascates yang telah didapatkan dalam penelitian ini kemudian di uji normalitas dan homogenitasnya. Jika data tersebut normal dan homogen maka menggunakan uji parametrik dengan menggunakan uji t (Suhaerah, 2010, hlm.36). Untuk data yang normal tapi tidak homogen menggunakan uji parametrik dengan menggunakan uji t’. Sedangkan data yang tidak normal dan homogen menggunakan uji non parametrik dengan menggunakan uji Mann Whitney. Uji statistik dalam penelitian ini menggunakan SPSS 16.


(21)

52

Marini, 2014

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA RAGAM TULIS FORMAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN


(22)

Chaer, A dan Agustina, L. (2010) Sosiolinguistik. Jakarta : Rineka Cipta

Fisher, A. (2008) Critical thinking: an introduction; Berpikir kritis sebuah

pengantar (terjemahan oleh hadinata.B). Jakarta : Penerbit Erlangga

Gronlund, N.E. (1982) Constructing Achievemet Tests. Englewood Cliffs,N.J: Prentice-Hall, Inc.

Iskandar Z.A. (2008) Penerapan metode pembelajaran peta konsep untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa dalam pembelajaran IPS SD. Tesis Pendas UPI Bandung : tidak diterbitan.

Izhab H.Z. (2008) Mengasah pikiran kreatif dan kritis. Bandung : Penerbit Nuansa

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013) Materi pelatihan guru

implementasi Kurikulum Tahun 2013. Jakarta : Kemendikbud.

Kementerian pendidikan dan kebudayaan. (2013) Permendikbud nomor 81. A

tahun 2013 tentang implementasi kurikulum . Jakarta : kemendikbud.

Kementerian pendidikan dan kebudayaan.(2013) Permendikbud nomor 65 tahun

2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah . Jakarta :

kemendikbud.

Keraf, G. (1981) Eksposisi dan deskripsi. Flores : Nusa Indah

Majid, A. (2014) Implementasi kurikulum 2013. Bandung : Interer Media

Mohd, A, Dan Hassan, A. (1996) Pemikiran logika dan kritikal. Kuala lumpur : Percetakan CS.

Nurgiyantoro, B. (2010) Penilaian pembelajaran bahasa berbasis kompetensi. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta

Rahman. (2006)Kiat guru dalam memicu murid menulis” makalah padaKonferensi Internasional Program Pendidikan Guru untuk Abad ke-21, Bandung.


(23)

Marini, 2014

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA RAGAM TULIS FORMAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ratna S.N. (2010) Penerapan model problem based learning (PBL) untuk

meningkatkan keterampilan berpikir dan penguasaan konsep IPA siswa SD.

Tesis Pendas UPI Bandung : tidak diterbitan.

Saadah, A. (2012) Pengaruh pembelajaran kontekstual terhadap kemampuan

pemahaman matematis dan berpikir kritis matematis siswa kelas V sekolah dasar.Tesis Pendas UPI Bandung : tidak diterbitan.

Setyosari, P. (2010) Metode penelitian pedidikan dan pengembangan. Malang : Prenada Media Group.

Sudjana,N dan Ibrahim. (2010) Penelitian dan penilaian pendidikan. Bandung : Penerbit Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2009a) Statistika untuk penelitian. Bandung : Alfabeta Sugiyono. (2012b) Metode penelitian kombinasi. Bandung : Alfabeta

Suharkat. (2010) Pengaruh penerapan metode pembelajaran berbasis masalah

terhadap peningkatan berpikir kritis dan motivasi instrinsik siswa pada pembelajaran IPS.Tesis Pendas UPI Bandung : tidak diterbitan.

Tartati, T. (2006) “Kurikulum pembelajaran bahasa di kelas rendah” (online).

Tersedia di file.upi.edu.

Universitas Pendidikan Indonesia (2013) Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

Zainurrahman. (2011) Menulis dari teori hingga praktik. Bandung : Penerbit Alfabeta


(1)

pengamatan siswa. Indikator yang digunakan dalam instrumen ini ialah indikator yang disampaikan oleh Rahman (2006) dan Abidin (2004). Tabel 3.3 Indikator Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Dalam

Paragraf Eksposisi Dalam Bahasa Indonesia Ragam Formal

No Aspek Indikator

1 Pendahuluan

Menulis halaman judul dan identitas diri Mengulas pengertian dari informasi, objek

atau topik permasalahan yang diamati

Mengulas karakteristik informasi, objek atau permasalahan tersebut

2 Isi

Urutan penjelasan (Sequence)

Menguraikan proses atau alur informasi yang diamati

Mengulas cara penyelesaiannya Perbandingan (Comparison)

Membandingkan data dan fakta yang ditemukan

Kausalitas

Menemukan sebab akibat dari permasalahan yang ada

3 Penutup

Solusi (Solution)

Menemukan solusi untuk menangani masalah-masalah

Merumuskan kesimpulan akhir dari fakta-fakta yang telah ditemukan dan dianalisis Menuliskan daftar pustaka dan


(2)

lampiran-50

Marini, 2014

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA RAGAM TULIS FORMAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Pedoman Observasi

Pedoman observasi disusun dalam bentuk lembar pengamatan yang digunakan untuk mengamati proses pembelajaran agar dapat mewujudkan keefektifan dalam pembelajaran.

E.Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik sebagai berikut.

a. Tes Performa (Paper and pencil Performance test)

Tes ini diberikan kepada siswa dalam bentuk tulisan laporan pengamatan siswa. Tes ini untuk menilai kemampuan siswa dalam menulis laporan pengamatan dan berpikir kritis.

b. Pengamatan

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai aktivitas guru dan siswa dalam proses penelitian

2. Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Tahap pengolahan dan analisis data pada penelitian ini selanjutnya akan melalui tahapan di bawah ini, yakni:

a. memberikan skor jawaban dari tes performa siswa yang disesuaikan dengan pedoman penskoran yang digunakan,

b. membuat daftar nilai dalam bentuk tabel yang berisikan skor dari kelas eksperimen dan kelas kontrol,

c. menghitung peningkatan kemampuan siswa yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran,

d. Langkah selanjutnya adalah mengujinya dengan menggunakan : 1) Uji Indeks Gain


(3)

Data prates dan pascates yang sudah didapatkan kemudian dihitung normalisasi gain (N-Gain) untuk setiap siswa, dengan rumus:

N-Gain (setiap siswa) = � a ca � − � a �

� � − � a �

Setelah nilai N-Gain setiap siswa dihitung, selanjutnya dihitung rata-rata nilai N-Gain, dengan rumus:

Rata-rata nilai N-Gain = �ℎ � � � �� �ℎ ��

Nilai N-Gain ditafsirkan berdasarkan kriteria peningkatan N-Gain pada berikut.

Tabel 3.4. Kriteria N-Gain (Hake, 1998) Tingkat Nilai N-Gain

Tinggi > 0,7

Sedang 0,7 > N-Gain > 0,3

Rendah < 0,3

2) Uji Statistik

Data data prates dan pascates yang telah didapatkan dalam penelitian ini kemudian di uji normalitas dan homogenitasnya. Jika data tersebut normal dan homogen maka menggunakan uji parametrik dengan menggunakan uji t (Suhaerah, 2010, hlm.36). Untuk data yang normal tapi tidak homogen menggunakan uji parametrik dengan menggunakan uji t’. Sedangkan data yang tidak normal dan homogen menggunakan uji non parametrik dengan menggunakan uji Mann Whitney.


(4)

52

Marini, 2014

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA RAGAM TULIS FORMAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN


(5)

Aqib, Z. (2004) Karya tulis ilmiah. Bandung : Yrama Widya.

Chaer, A dan Agustina, L. (2010) Sosiolinguistik. Jakarta : Rineka Cipta

Fisher, A. (2008) Critical thinking: an introduction; Berpikir kritis sebuah pengantar (terjemahan oleh hadinata.B). Jakarta : Penerbit Erlangga

Gronlund, N.E. (1982) Constructing Achievemet Tests. Englewood Cliffs,N.J: Prentice-Hall, Inc.

Iskandar Z.A. (2008) Penerapan metode pembelajaran peta konsep untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa dalam pembelajaran IPS SD. Tesis Pendas UPI Bandung : tidak diterbitan.

Izhab H.Z. (2008) Mengasah pikiran kreatif dan kritis. Bandung : Penerbit Nuansa

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013) Materi pelatihan guru implementasi Kurikulum Tahun 2013. Jakarta : Kemendikbud.

Kementerian pendidikan dan kebudayaan. (2013) Permendikbud nomor 81. A tahun 2013 tentang implementasi kurikulum . Jakarta : kemendikbud.

Kementerian pendidikan dan kebudayaan.(2013) Permendikbud nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah . Jakarta : kemendikbud.

Keraf, G. (1981) Eksposisi dan deskripsi. Flores : Nusa Indah

Majid, A. (2014) Implementasi kurikulum 2013. Bandung : Interer Media

Mohd, A, Dan Hassan, A. (1996) Pemikiran logika dan kritikal. Kuala lumpur : Percetakan CS.

Nurgiyantoro, B. (2010) Penilaian pembelajaran bahasa berbasis kompetensi. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta

Rahman. (2006)Kiat guru dalam memicu murid menulis” makalah padaKonferensi Internasional Program Pendidikan Guru untuk Abad ke-21, Bandung.


(6)

Marini, 2014

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA RAGAM TULIS FORMAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ratna S.N. (2010) Penerapan model problem based learning (PBL) untuk meningkatkan keterampilan berpikir dan penguasaan konsep IPA siswa SD. Tesis Pendas UPI Bandung : tidak diterbitan.

Saadah, A. (2012) Pengaruh pembelajaran kontekstual terhadap kemampuan pemahaman matematis dan berpikir kritis matematis siswa kelas V sekolah dasar.Tesis Pendas UPI Bandung : tidak diterbitan.

Setyosari, P. (2010) Metode penelitian pedidikan dan pengembangan. Malang : Prenada Media Group.

Sudjana,N dan Ibrahim. (2010) Penelitian dan penilaian pendidikan. Bandung : Penerbit Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2009a) Statistika untuk penelitian. Bandung : Alfabeta Sugiyono. (2012b) Metode penelitian kombinasi. Bandung : Alfabeta

Suharkat. (2010) Pengaruh penerapan metode pembelajaran berbasis masalah terhadap peningkatan berpikir kritis dan motivasi instrinsik siswa pada pembelajaran IPS.Tesis Pendas UPI Bandung : tidak diterbitan.

Tartati, T. (2006) “Kurikulum pembelajaran bahasa di kelas rendah” (online). Tersedia di file.upi.edu.

Universitas Pendidikan Indonesia (2013) Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

Zainurrahman. (2011) Menulis dari teori hingga praktik. Bandung : Penerbit Alfabeta