PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 KUALA T.A. 2012/2013.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
GUIDED DISCOVERY
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X
SEMESTER II SMA NEGERI 1 KUALA
T.A. 2012/2013
Oleh :
Siska Watyna Br Sembiring NIM 409421032
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013
(2)
(3)
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARANGUIDED DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 KUALA
T.A. 2012/2013
SISKA WATYNA BR SEMBIRING (NIM 409421032)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaranGuided Discoverypada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X Semester II SMA Negeri 1 Kuala T.A. 2012/2013.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X Semester II SMA Negeri 1 Kuala yang terdiri dari 7 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 7 kelas secara acak yaitu kelas XBsebagai kelas eksperimen dan
kelas XDsebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen berjumlah 40 orang dan kelas kontrol
berjumlah 40 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar dalam bentuk essay tes dengan jumlah 12 soal. Kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan penerapan model pembelajaran Guided Discoverydan kelas kontrol dengan model pembelajaran Konvensional.
Hasil penelitian nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 43,75 dengan standar deviasi 11,13 dan nilai rata-rata pretes kelas kontrol 43,50 dengan standar deviasi 11,04. Pada pengujian data pretes kedua kelas diperoleh bahwa data kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Selama proses pembelajaran, nilai rata-rata aktivitas belajar siswa kelas eksperimen 73,74. Sedangkan nilai rata-rata postes kelas eksperimen 62,37 dengan standar deviasi 9,12 dan kelas kontrol 57,25 dengan standar deviasi 10,43. Dari hasil pengolahan data postes diperoleh bahwa thitung = 2,33 dan ttabel = 1,994, sehingga
thitung > ttabel (2,33 > 1,994) maka Haditerima bahwa hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan penerapan model pembelajaran Guided Discovery lebih tinggi dari pada hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Konvensional.
(4)
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas kasih karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Kalor Di Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Kuala T.A. 2012/2013”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: Bapak Drs. Eidi Sihombing, M.S sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Rahmatsyah, M.Si, Bapak Drs. Pintor Simamora, M.Si, dan Ibu Dr. Sondang R Manurung, M.Pd sebagai dosen penguji 1, 2 dan 3 yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai perencanaan sampai selesainya penyusunan skripsi ini.
Ibu Dr. Derlina, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang selama ini memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan. Kepada Ibu Dr. Derlina, M.Si selaku Ketua Jurusan Fisika dan Bapak Drs. Sehat Simatupang, M.Si selaku Ketua Progam Studi Pendidikan Fisika serta Bapak/Ibu dosen Jurusan Fisika FMIPA UNIMED yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama kuliah.
Terima kasih kepada Bapak Purwito, M.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Kuala dan Ibu Harta Tarigan, S.Pd selaku guru bidang studi fisika yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama penelitian dan para guru serta staf administrasi yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian.
(5)
v
Teristimewa kepada kedua orangtua penulis yaitu Ayahanda Marem Sembiring dan Ibunda Suratenna, S.Pd yang terus memberikan motivasi dan doa serta kasih sayang kepada penulis. Kepada adik tersayang penulis Maydica Sembiring yang banyak berperan dalam memberikan motivasi dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan studi di perkuliahan hingga selesainya skripsi ini. Kepada Bolang dan Nondong penulis yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu, yang telah berdoa dan memberikan dukungan selama perkuliahan kepada penulis. Kepada saudara-saudara penulis yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu, yang telah memberikan dukungan. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada sahabat-sahabat terdekat penulis, terutama Fernando Lumban Batu, dan teman-teman fisika Dik B 09 yang tidak dapat dituliskan namanya satu persatu yang telah memberikan dorongan dan semangat kepada penulis. Kepada sahabat penulis yaitu Ami, Nila, kepada teman satu bimbingan skripsi (Missi, Yuli, Rika) yang telah memberi dukungan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. Serta sahabat-sahabat lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kelemahan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya ilmu pengetahuan.
Medan, Juli 2013 Penulis,
Siska Watyna Br Sembiring NIM. 409421032
(6)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Tabel ix
Daftar Gambar x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Identifikasi Masalah 4
1.3. Batasan Masalah 5
1.4. Rumusan Masalah 5
1.5. Tujuan Penelitian 5
1.6. Manfaat Penelitian 6
1.7. Defenisi Operasional 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis 7
2.1.1. Pengertian Fisika 7
2.1.2. Hakikat Belajar – Mengajar 7
2.1.3. Evaluasi Hasil Belajar 9
2.1.4. Hasil Belajar 10
2.1.5. Aktivitas Belajar 11
2.1.6. Model Pembelajaran 12
2.1.7. Pembelajaran Discovery (Penemuan Terbimbing) 13
2.1.8. Model Guided Discovery 16
(7)
vii
2.1.10. Tahapan Model Guided Discovery 18
2.1.11. Media Pembelajaran 20
2.1.12. Media Animasi 20
2.1.13. Model Pembelajaran Konvensional 20
2.1.14. Materi Pembelajaran 21
2.1.15. Kerangka Konseptual 39
2.1.16. Hipotesis 40
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 41
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 41
3.2.1. Populasi Penelitian 41
3.2.2. Sampel Penelitian 41
3.3. Variabel Penelitian 41
3.3.1. Variabel Bebas 41
3.3.2. Variabel Terikat 41
3.4. Instrumen Penelitian 41
3.5. Lembar Observasi 42
3.6. Uji Validitas Tes 42
3.7. Rancangan dan Prosedur Penelitian 43
3.7.1. Rancangan Penelitian 43
3.7.2. Prosedur Penelitian 43
3.8. Teknik Analisis Data 44
3.8.1. Uji Persyaratan Analisis Data 44
3.8.2. Uji Hipotesis 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 48
4.1.1. Deskripsi Data Penelitian 48
4.1.1.1. Data Pretest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 48
(8)
viii
4.1.2.1. Uji Normalitas Data Pretes 49
4.1.2.2. Uji Homogenitas Data Pretes 50
4.1.2.3. Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 51
4.1.2.4. Uji Hipotesis Penelitian 52
4.1.3 Observasi 53
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 59
5.2. Saran 60
(9)
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Taksonomi Bloom Revisi 10 Tabel 2.2 Jenis-jenis Termometer 22 Tabel 2.3. Konversi Skala Termometer 24 Tabel 2.4 Koefisien Pemuaian Berbagai Zat 25
Tabel 2.5 Sifat-Sifat Wujud Zat 35
Tabel 2.6. Perubahan Wujud Zat 34
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Tes Materi Pokok Suhu dan Kalor 42
Tabel 3.2 Rancangan Penelitian 43
Tabel 4.1. Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 48 Tabel 4.2. Uji Normalitas Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 50 Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretes 50 Tabel 4.4. Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 51 Tabel 4.5 Ringkasan Perhitungan Uji t Postes. 52 Tabel 4.6 Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen. 53 Tabel 4.7. Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa Kelas Kontrol 54
(10)
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Skala Berbagai Termometer 24 Gambar 2.2. Pemuaian Panjang 25 Gambar 2.3. Pemuaian Luas 26 Gambar 2.4. Grafik Tekanan dan Volume Gas pada Suhu Konstan 30 Gambar 2.5. Peristiwa Perubahan Wujud 36 Gambar 2.6. Perpindahan Kalor Pada Batang 37 Gambar 4.1. Gambar Diagram Batang Data Pretes 49 Gambar 4.2. Gambar Diagram Batang Data Postes 52 Gambar 4.3. Aktivitas Belajar Siswa di Kelas Eksperimen 54 Gambar 4.4. Aktivitas Belajar Siswa di Kelas Kontrol 55
(11)
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 64
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 74
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 85
Lampiran 4 Lembar Kegiatan Siswa 1 96
Lampiran 5 Lembar Kegiatan Siswa 2 97
Lampiran 6 Lembar Kegiatan Siswa 3 99
Lampiran 7 Kisi-Kisi Tes Pada Materi Suhu Dan Kalo 101
Lampiran 8 Instrumen Penelitian 108
Lampiran 9 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Eksperimen 110
Lampiran 10 Distribusi Hasil Pretes Kelas Eksperimen 128
Lampiran 11 Distribusi Hasil Postes Kelas Eksperimen 130
Lampiran 12 Distribusi Hasil Pretes Kelas Kontrol 132
Lampiran 13 Distribusi Hasil Postes Kelas Kontrol 134
Lampiran 14 Data Hasil Belajar 136
Lampiran 15 Perhitungan Rata-rata, Varians dan Standar Deviasi 139
Lampiran 16 Uji Normalitas 142
Lampiran 17 Uji Homogenitas 146
Lampiran 18 Uji Hipotesis 148
Lampiran 19 Dokumentasi 151
Lampiran 20 Daftar Nilai Kritis untuk Uji Lilliefors 161
Lampiran 21 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 162
Lampiran 22 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F 163
(13)
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Trianto, 2009).
Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar tentang proses. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (Rusman, 2011).
Menurut Supardi, fisika merupakan pelajaran yang memberikan pengetahuan tentang alam semesta untuk berlatih berpikir dan bernalar, melalui kemampuan penalaran seseorang yang terus dilatih sehingga semakin berkembang, maka orang tersebut akan bertambah daya pikir dan pengetahuannya. Atas dasar inilah fisika mutlak wajib diajarkan pada setiap siswa. Fenomena tersebut merupakan masalah yang serius dan perlu mendapatkan perhatian penuh dari semua pihak, baik pemerintah, sekolah, masyarakat/orang tua maupun siswa itu sendiri. Pendidikan di Indonesia masih terbilang rendah dan belum berhasil optimal, terlebih lagi untuk pembelajaran fisika. Masalah utama dalam pendidikan di Indonesia adalah rendahnya hasil belajar siswa di sekolah. Dalam konteks pendidikan Fisika, sebagai contoh, hasil belajar dimaksud tidak hanya pada aspek kemampuan mengerti fisika sebagai Ilmu Pengetahuan Alam atau cognitive tetapi juga aspek sikap atau attitudeterhadap Fisika. Rendahnya hasil belajar fisika disebabkan oleh
(14)
2
banyak hal antara lain: kurikulum yang padat, materi pada buku pelajaran yang dirasakan terlalu sulit untuk di ikuti, media belajar yang kurang efektif, laboratorium yang tidak memadai, kurang tepatnya penggunaan media pembelajaran yang dipilih oleh guru, kurang optimal dan kurangnya keselarasan siswa itu sendiri, atau sifat konvesional, dimana siswa tidak banyak terlibat dalam proses pembelajaran dan keaktifan kelas sebagian besar didominasi oleh guru. (Supardi.U.S, 2010)
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMA Negeri 1 Kuala dengan memberikan angket kepada siswa, sebanyak 54,80% siswa menganggap fisika itu adalah pelajaran yang sulit dipahami dan kurang menarik. Data angket juga menunjukkan bahwa 70,90% siswa jarang mengulang pelajaran fisika yang telah diajarkan. Hal ini menunjukkan bahwasanya masih kurangnya minat siswa dalam mempelajari fisika. Anggapan sebagian besar siswa yang menyatakan fisika sebagai pelajaran yang sulit dan kurang menarik turut mempengaruhi rendahnya pencapaian hasil belajar siswa itu sendiri.
Hal lain yang dilakukan dalam studi ini adalah melakukan wawancara dengan guru bidang studi Fisika kelas X yang mengatakan minat belajar siswa masih rendah karena mereka selalu mengalami kebingungan dalam menyelesaikan soal-soal fisika yang banyak apalagi soal-soal-soal-soal tersebut diubah sedikit maka mereka kebingungan mengerjakannya. Siswa hanya dapat mengingat ataupun memahami soal-soal di saat hari itu saja tetapi jika tiba saat ujian mereka tidak bisa mengerjakan soal-soal kembali. Hal ini membuat siswa hanya menghafal rumus dan bukan memahami konsep fisika untuk menyelesaikan soal saat menghadapi ujian. Selain itu model pembelajaran yang sering digunakan adalah konvensional seperti ceramah, mencatat, dan mengerjakan soal dan pembelajaran hanya berlangsung satu arah, sehingga siswa menjadi kurang aktif dalam belajar. Guru tidak mengikutsertakan siswa dalam pembelajaran. Kalaupun siswa diberi kesempatan untuk bertanya, sedikit sekali yang melakukannya. Hal ini karena siswa masih takut atau bingung mengenai apa yang akan ditanyakan. Selain itu siswa kurang terlatih dalam mengembangkan ide-idenya di dalam memecahkan
(15)
3
masalah. Siswa masih pasif, belum mampu berpikir kritis dan berani mengungkapkan pendapatnya.
Berkaitan dengan uraian tersebut maka perlu dipikirkan cara dan strategi untuk mengatasi permasalahan di atas. Salah satu model yang diterapkan dalam belajar fisika adalah model Guided Discovery (penemuan terbimbing). Model pembelajaran Guided Discovery merupakan suatu model pengajaran yang menitikberatkan pada aktivitas siswa dalam belajar. Dalam proses pembelajaran dengan model ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep. Penggunaan teknik discovery ini guru berusaha meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
Model Guided Discovery pernah diteliti oleh beberapa peneliti sebelumnya, diantaranya: Walfrino (2011), menunjukkan bahwa nilai rata-rata pretes kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan pembelajaran adalah 42,89 setelah diberikan perlakuan nilai rata-rata skor pos-tes meningkat menjadi 35 lebih tinggi dibanding dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode behavior modification yaitu nilai rata-rata pre-tes 42,18 dan postes 72,58 maka tingkat perubahan hasil belajar 30,4. Rajagukguk (2011), menunjukkan bahwa nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 42,37 dan setelah diberikan perlakuan nilai rata-rata-rata-rata postes meningkat menjadi 67,65. Sinambela (2012), menunjukkan bahwa nilai rata pretes kelas ekperimen 33,25 dan setelah diberikan perlakuan nilai rata-rata pos-tes menjadi 72,25. Hasil penelitian ini terdapat peningkatan hasil belajar sebesar 25,28% dengan persentase ketuntasan mencapai 68,4%. Meilani (2011), menunjukkan bahwa nilai rata-rata pretes kelas ekperimen 44,07 dan setelah diberikan perlakuan nilai rata-rata postes menjadi 65,79,
Cara yang dilakukan Walfrino (2011) dalam mengajar yaitu, a) membagi siswa kedalam 8 kelompok, b) memberikan penjelasan berupa contoh-contoh, c) memberikan bimbingan dan mengarahkan siswa untuk melangkah ke arah yang hendak di tuju melalui pertanyaan-pertanyaan. Kelemahan dari penelitian ini adalah kurang mempersiapkan contoh soal dan latihan yang bervariasi. Cara yang dilakukan Rajagukguk (2011) yaitu a) membagi kelas menjadi 6 kelompok, b) memberikan persoalan, c) meminta siswa melakukan percobaan, d) membagikan
(16)
4
LKS. Kelemahan penelitian ini adalah kurangnya persiapan yang cukup banyak dengan berbagai kreasi agar proses penemuan yang dilakukan siswa menyenangkan. Sinambela (2012) melakukan pembelajaran dengan cara a) memberikan LKS dan mengarahkan siswa untuk menjawab LKS, b) memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang hasil yang telah di dapat siswa, c) memberikan contoh soal dan cara menyelesaikannya sambil menanyakan siswa. Kelemahan penelitian ini adalah kurang efektifnya penggunaan waktu, kurang mengarahkan situasi belajar yang kondusif dan kurang memperhatikan aktivitas siswa. Meilani (2011), melakukan pembelajaran dengan cara a) melakukan tanya jawab kepada siswa, b) mengarahkan siswa merumuskan hipotesis dan mengujinya melalui percobaan, c) memberikan kuis. Kelemahan penelitian ini adalah kurangnya pengelolaan kelas yang baik sebelum pelajaran dimulai, kurang menyiapkan contoh soal dan latihan yang lebih bervariasi dan kurang cermat mengalokasikan waktu.
Dari hasil di atas disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Guided Discovery sehingga dalam penelitian ini di tawarkan a) membagi siswa dalam kelompok yang terdiri dari 5 siswa, b) mengarahkan siswa membuat hipotesis, c) melakukan tanya jawab kepada siswa d) memberikan contoh soal dan latihan, sehingga judul penelitian ini adalah: “Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Kalor Di Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Kuala T.A. 2012/2013”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis mengidentifikasikan masalah yang ada di sekolah tersebut yaitu :
1. Siswa menganggap pelajaran fisika adalah pelajaran yang sulit dan kurang menarik.
2. Hasil belajar fisika yang masih rendah .
(17)
5
1.3. Batasan Masalah
Untuk memperjelas ruang lingkup masalah yang akan diteliti, maka perlu dijelaskan batasan masalah dalam penelitian, yaitu :
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Guided Discovery.
2. Hasil belajar siswa di SMA Negeri 1 Kuala pada materi pokok Suhu dan Kalor.
3. Siswa yang diteliti adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Kuala T.A. 2012/2013.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa dengan menerapkan model Guided Discovery pada materi Pokok Suhu dan kalor kelas X semester II di SMA Negeri 1 Kuala T.A. 2012/2013?
2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Guided Discovery dan model pembelajaran Konvensional? 3. Bagaimanakah pengaruh penerapan model pembelajaran Guided
Discovery terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Suhu dan Kalor?
1.5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui aktivitas belajar siswa dengan menerapkan model Guided Discovery pada materi Pokok Suhu dan kalor kelas X semester II di SMA Negeri 1 Kuala T.A. 2012/2013.
2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok Suhu dan Kalor dengan penerapan model pembelajaran Guided Discovery dan model pembelajaran Konvensional.
3. Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Guided Discovery terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Suhu dan Kalor.
(18)
6
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai bahan informasi hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri 1
Kuala T.A.2012/2013 selama pembelajaran dengan menerapkan model Guided Discovery.
2. Menambah wawasan bagi penulis sebagai calon guru yang nantinya akan terjun langsung dalam mengajar.
3. Sebagai bahan pembanding bagi peneliti berikutnya yang akan meneliti dengan model pembelajaran yang sama.
1.7. Defenisi Operasional
Defenisi operasional dari kata atau istilah dalam kegiatan penelitian ini adalah
1. Model pembelajaran Guided Discovery merupakan suatu model pengajaran yang menitikberatkan pada aktivitas siswa dalam belajar. Dalam proses pembelajaran dengan model ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep.
2. Pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran interaksi dengan siswa tampak pasif dan menerima pengetahuan sesuai dengan yang diberikan guru dan guru cenderung lebih aktif dibanding siswa.
3. Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar di akhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya proses belajar.
(19)
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang dilakukan dan pengujian hipotesis maka disimpulkan bahwa:
1. Aktivitas belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran Guided Discovery pada materi pokok Suhu dan Kalor Di kelas X semester II SMA Negeri 1 Kuala T.A. 2012/2013 memiliki nilai rata-rata 73,74.
2. Hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran Guided Discovery memiliki nilai rata-rata 62,37 dan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran Konvensional memiliki nilai rata-rata 57,25.
3. Hasil pengujian hipotesis pada taraf signifikan α = 0,05 dan dk = 78, untuk
pengujian postes diperoleh thitung = 4,23 sedangkan ttabel = 1,994. Kriteria
pengujian thitung > ttabel (2,33 > 1,994), maka Ho di tolak dan Ha di terima
dengan kata lain bahwa hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari hasil belajar siswa kelas kontrol, berarti ada pengaruh penerapan model pembelajaran Guided Discovery terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Suhu dan Kalor.
(20)
60
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dikemukakan maka untuk tindak lanjut penelitian ini, peneliti mempunyai saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya menerapkan Guided Discovery dibutuhkan waktu minimal 2 jam pelajaran, sehingga dapat mengelola waktu sesuai dengan perencanaan.
2. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya dapat menambahkan media seperti media animasi yang lebih menarik untuk meningkatkan daya tarik siswa terhadap materi pokok suhu dan kalor.
3. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya memperhatikan ketersediaan alat dan keadaan alat yang akan digunakan dalam praktikum.
4. Bagi peneliti selanjutnya anggota kelompok saat praktikum lebih baik jangan lebih dari lima siswa agar dapat mengontrol siswa dalam melakukan praktikum.
(1)
masalah. Siswa masih pasif, belum mampu berpikir kritis dan berani mengungkapkan pendapatnya.
Berkaitan dengan uraian tersebut maka perlu dipikirkan cara dan strategi untuk mengatasi permasalahan di atas. Salah satu model yang diterapkan dalam belajar fisika adalah model Guided Discovery (penemuan terbimbing). Model pembelajaran Guided Discovery merupakan suatu model pengajaran yang menitikberatkan pada aktivitas siswa dalam belajar. Dalam proses pembelajaran dengan model ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep. Penggunaan teknik discovery ini guru berusaha meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
Model Guided Discovery pernah diteliti oleh beberapa peneliti sebelumnya, diantaranya: Walfrino (2011), menunjukkan bahwa nilai rata-rata pretes kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan pembelajaran adalah 42,89 setelah diberikan perlakuan nilai rata-rata skor pos-tes meningkat menjadi 35 lebih tinggi dibanding dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode behavior modification yaitu nilai rata-rata pre-tes 42,18 dan postes 72,58 maka tingkat perubahan hasil belajar 30,4. Rajagukguk (2011), menunjukkan bahwa nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 42,37 dan setelah diberikan perlakuan nilai rata-rata-rata-rata postes meningkat menjadi 67,65. Sinambela (2012), menunjukkan bahwa nilai rata pretes kelas ekperimen 33,25 dan setelah diberikan perlakuan nilai rata-rata pos-tes menjadi 72,25. Hasil penelitian ini terdapat peningkatan hasil belajar sebesar 25,28% dengan persentase ketuntasan mencapai 68,4%. Meilani (2011), menunjukkan bahwa nilai rata-rata pretes kelas ekperimen 44,07 dan setelah diberikan perlakuan nilai rata-rata postes menjadi 65,79,
Cara yang dilakukan Walfrino (2011) dalam mengajar yaitu, a) membagi siswa kedalam 8 kelompok, b) memberikan penjelasan berupa contoh-contoh, c) memberikan bimbingan dan mengarahkan siswa untuk melangkah ke arah yang hendak di tuju melalui pertanyaan-pertanyaan. Kelemahan dari penelitian ini adalah kurang mempersiapkan contoh soal dan latihan yang bervariasi. Cara yang dilakukan Rajagukguk (2011) yaitu a) membagi kelas menjadi 6 kelompok, b) memberikan persoalan, c) meminta siswa melakukan percobaan, d) membagikan
(2)
LKS. Kelemahan penelitian ini adalah kurangnya persiapan yang cukup banyak dengan berbagai kreasi agar proses penemuan yang dilakukan siswa menyenangkan. Sinambela (2012) melakukan pembelajaran dengan cara a) memberikan LKS dan mengarahkan siswa untuk menjawab LKS, b) memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang hasil yang telah di dapat siswa, c) memberikan contoh soal dan cara menyelesaikannya sambil menanyakan siswa. Kelemahan penelitian ini adalah kurang efektifnya penggunaan waktu, kurang mengarahkan situasi belajar yang kondusif dan kurang memperhatikan aktivitas siswa. Meilani (2011), melakukan pembelajaran dengan cara a) melakukan tanya jawab kepada siswa, b) mengarahkan siswa merumuskan hipotesis dan mengujinya melalui percobaan, c) memberikan kuis. Kelemahan penelitian ini adalah kurangnya pengelolaan kelas yang baik sebelum pelajaran dimulai, kurang menyiapkan contoh soal dan latihan yang lebih bervariasi dan kurang cermat mengalokasikan waktu.
Dari hasil di atas disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Guided Discovery sehingga dalam penelitian ini di tawarkan a) membagi siswa dalam kelompok yang terdiri dari 5 siswa, b) mengarahkan siswa membuat hipotesis, c) melakukan tanya jawab kepada siswa d) memberikan contoh soal dan latihan, sehingga judul penelitian ini adalah: “Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Kalor Di Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Kuala T.A. 2012/2013”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis mengidentifikasikan masalah yang ada di sekolah tersebut yaitu :
1. Siswa menganggap pelajaran fisika adalah pelajaran yang sulit dan kurang menarik.
2. Hasil belajar fisika yang masih rendah .
(3)
1.3. Batasan Masalah
Untuk memperjelas ruang lingkup masalah yang akan diteliti, maka perlu dijelaskan batasan masalah dalam penelitian, yaitu :
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Guided Discovery.
2. Hasil belajar siswa di SMA Negeri 1 Kuala pada materi pokok Suhu dan Kalor.
3. Siswa yang diteliti adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Kuala T.A. 2012/2013.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa dengan menerapkan model Guided Discovery pada materi Pokok Suhu dan kalor kelas X semester II di SMA Negeri 1 Kuala T.A. 2012/2013?
2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Guided Discovery dan model pembelajaran Konvensional? 3. Bagaimanakah pengaruh penerapan model pembelajaran Guided
Discovery terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Suhu dan Kalor?
1.5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui aktivitas belajar siswa dengan menerapkan model Guided Discovery pada materi Pokok Suhu dan kalor kelas X semester II di SMA Negeri 1 Kuala T.A. 2012/2013.
2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok Suhu dan Kalor dengan penerapan model pembelajaran Guided Discovery dan model pembelajaran Konvensional.
3. Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Guided Discovery terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Suhu dan Kalor.
(4)
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai bahan informasi hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri 1
Kuala T.A.2012/2013 selama pembelajaran dengan menerapkan model Guided Discovery.
2. Menambah wawasan bagi penulis sebagai calon guru yang nantinya akan terjun langsung dalam mengajar.
3. Sebagai bahan pembanding bagi peneliti berikutnya yang akan meneliti dengan model pembelajaran yang sama.
1.7. Defenisi Operasional
Defenisi operasional dari kata atau istilah dalam kegiatan penelitian ini adalah
1. Model pembelajaran Guided Discovery merupakan suatu model pengajaran yang menitikberatkan pada aktivitas siswa dalam belajar. Dalam proses pembelajaran dengan model ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep.
2. Pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran interaksi dengan siswa tampak pasif dan menerima pengetahuan sesuai dengan yang diberikan guru dan guru cenderung lebih aktif dibanding siswa.
3. Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar di akhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya proses belajar.
(5)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang dilakukan dan pengujian hipotesis maka disimpulkan bahwa:
1. Aktivitas belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran Guided Discovery pada materi pokok Suhu dan Kalor Di kelas X semester II SMA Negeri 1 Kuala T.A. 2012/2013 memiliki nilai rata-rata 73,74.
2. Hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran Guided Discovery memiliki nilai rata-rata 62,37 dan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran Konvensional memiliki nilai rata-rata 57,25.
3. Hasil pengujian hipotesis pada taraf signifikan α = 0,05 dan dk = 78, untuk
pengujian postes diperoleh thitung = 4,23 sedangkan ttabel = 1,994. Kriteria pengujian thitung > ttabel (2,33 > 1,994), maka Ho di tolak dan Ha di terima dengan kata lain bahwa hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari hasil belajar siswa kelas kontrol, berarti ada pengaruh penerapan model pembelajaran Guided Discovery terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Suhu dan Kalor.
(6)
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dikemukakan maka untuk tindak lanjut penelitian ini, peneliti mempunyai saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya menerapkan Guided Discovery dibutuhkan waktu minimal 2 jam pelajaran, sehingga dapat mengelola waktu sesuai dengan perencanaan.
2. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya dapat menambahkan media seperti media animasi yang lebih menarik untuk meningkatkan daya tarik siswa terhadap materi pokok suhu dan kalor.
3. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya memperhatikan ketersediaan alat dan keadaan alat yang akan digunakan dalam praktikum.
4. Bagi peneliti selanjutnya anggota kelompok saat praktikum lebih baik jangan lebih dari lima siswa agar dapat mengontrol siswa dalam melakukan praktikum.