Drive Test Untuk Layanan Mobile Broadband Di Bandung.
i Universitas Kristen Maranatha
Drive Test Untuk Layanan Mobile Broadband
Di Bandung
Nur Cahyo Putro (0622082)
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha Jalan Prof. Drg. Surya Sumantri 65
Bandung 40164, Indonesia Email : [email protected]
ABSTRAK
Peningkatan jumlah pelanggan suatu operator jaringan seluler tidak hanya berdampak pada peningkatan penghasilan operator tersebut, tetapi berdampak juga pada penurunan kualitas jaringan. Penurunan kualitas jaringan ini ditandai dengan lambatnya kecepatan throughput. Kegagalan panggilan dapat disebabkan oleh beberapa faktor misalnya kesalahan pada perangkat telekomunikasi pelanggan, lokasi pelanggan yang berada diluar jangkauan NodeB dan jaringan yang sedang padat. Untuk menghindari terjadinya penurunan kualitas jaringan maka harus dilakukan optimasi jaringan secara berkala. Salah satu metoda dalam melakukan optimasi jaringan adalah dengan drive test.
Pada tugas Akhir ini dilakukan drive test pada jaringan 3G operator selular lokal pada daerah Bandung yaitu prosees pengambilan data parameter kualitas jaringan RSCP dan Ec/No. Data hasil drive test disimpan dalam bentuk logfile menggunakan software
NEMO Analyze kemudian dilakukan analisis dan memberikan rekomendasi perbaikan
jaringan 3G .
Dari hasil drive test pada jaringan 3G operator selular lokal di daerah Bandung, hasil benchmark didapatkan operator seluler ‘A’ memiliki nilai KPI (Key Performance
Indicator) yang lebih baik dibandingkan pesaing lokal lainnya untuk wilayah kota
Bandung. Kemudian untuk daerah Bad Spot yang dikarenakan low coverage, low quality,
dan overshoot coverage diberikan rekomendasi yaitu dilakukan optimasi orientasi arah
antenna dan downtilt agar coverage tidak overshoot site yang lebih dekat dengan spot tersebut serta dilakukan pemeriksaan dan maintenance neighbour cell & parameter HO
cell daerah tersebut.
(2)
ii Universitas Kristen Maranatha
Drive Test For Mobile Broadband Service
In Bandung
Nur Cahyo Putro (0622082)
Electrical Engineering, Engineering Faculty, Maranatha Christian University Prof. Drg. Suria Sumantri 65 Street, Bandung 40164, Indonesia
Email : [email protected]
ABSTRACT
Increasing the number of subscribers of a mobile network operator not only have an impact on increasing the income of the operator, but also have an impact on the quality of the network. A decrease in the quality of the network is characterized by the slow speed of throughput. Call failure can be caused by several factors such as errors in telecommunications equipment customer, customer locations that are beyond the reach of NodeB and the network is being congested. To avoid a decline in the quality of the network, the network optimization should be performed periodically. One method of doing network optimization is to drive test.
At this final task carried Drive Test at the local 3G network service provider in the area of Bandung, prosees data collection network quality parameters RSCP and Ec / No. Data from the test drive is stored in the form of logfile using software NEMO Analyze and then do the analysis and provide recommendations for improvement of 3G networks.
From the results of a drivetest at a local mobile operator 3G networks in the area of Bandung, the benchmark results obtained service provider ‘A’, has a value of KPI (Key Performance Indicator) better than other local competitors to the city of Bandung. Then to the area due to low Bad Spot coverage, low quality, and the overshoot of coverage given recommendation is carried out optimization of antenna orientation and downtilt that coverage does not overshoot site that is closer to the spot and conducted inspection and maintenance parameters of the HO neighbor cell and the cell area
(3)
v Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR ISTILAH ... xi
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang ... 1
I.2. Identifikasi Masalah ... 2
I.3. Tujuan ... 2
I.4. Rumusan Masalah ... 3
I.5. Pembatasan Masalah ... 3
I.6. Spesifikasi Peralatan Drive Test ... 3
I.7. Metode Penelitian ... 4
I.8. Sistematika penulisan ... 4
BAB II JARINGAN SELULAR 3G (UMTS/WCDMA) II.1. Acuan Dasar Perfomansi Jaringan ... 6
II.1.1 Accessibility ... 6
II.1.2 Retainability ... 6
II.1.3 Intregrity ... 7
II.2. Teknologi Jaringan ... 7
II.2.1 Teknologi Radio WCDMA ... 7
II.2.2 GSM versus WCDMA ... 9
II.3. WCDMA Carrier ... 12
(4)
vi Universitas Kristen Maranatha
II.4. WCDMA Arsitektur ... 21
II.5. WCDMA Planning ... 22
II.6 WCDMA Cell Breathing ... 26
II.6.1. Coverage VS Capacity ... 27
II.7. WCDMA Power Control ... 28
II.8. Link Budget pada WCDMA ... 29
II.9. Scrambling Code Planning ... 30
II.10 Hardware Node B (Huawei, Nokia) ... 35
BAB III OPTIMASI JARINGAN DENGAN DRIVE TEST III.1. Optimasi Jaringan ... 36
III.2. Proses Optimasi jaringan ... 37
III.3. Prinsip Drive Test ... 39
III.4. Drive Test ... 39
III.5. Prinsip Drive Test ... 40
III.6. Proses Optimasi dengan Drive Test ... 41
III.7. Parameter Drive Test ... 42
III.8. Analisis Performance Jaringan Berdasarkan Log files NEMO ... 42
III.8.1 Permasalahan Pada Area Cakupan (Low Coverage) ... 42
III.8.1.1 Daya Sinyal yang Rendah (Low RSCP) ... 43
III.8.1.2 Tidak Adanya Server yang Dominan ... 43
III.8.1.3 Timbulnya Neighbor Secara Tiba-Tiba ... 44
III.8.1.4 Analisa dan Solusi Permasalahan Pada Area Cakupan ... 44
III.8.2 Handover yang Berulang (Ping Pong) ... 45
BAB IV ANALISIS HASIL DRIVE TEST 4.1. Analisis Hasil Benchmarking ... 46
4.2. Analisis RSCP ... 51
4.3. Analisis Ec/No ... 53
(5)
vii Universitas Kristen Maranatha 4.5. Analisis Missing Neighbor dan Handover Fail ... 59
BAB V KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan ... 60 5.2. Saran ... 61
(6)
viii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL
Tabel II.1 GSM versus WCDMA ... 12 Tabel II.2 Spreading Code VS Scrambling Code ... 20 Tabel IV.1 Benchmark Parameter 3G operator selular lokal di wilayah Bandung... 46 Tabel IV.2 Benchmark Attach dan PDP operator selular lokal di wilayah Bandung ... 48 Tabel IV.3 Benchmark HTTP Download operator selular lokal ... 50
(7)
ix Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Alokasi Frekuensi pada sistem 3G... 8
Gambar II.2 Hubungan Antara Sinyal Informasi, Sinyal Power dan Bandwith ... 13
Gambar II.3 Sistem TDMA pada GSM (sumber: Nokia 3G Overview).... 13
Gambar II.4 Sistem WCDMA (sumber: Nokia 3G Overview) ... 14
Gambar II.5. Proses Spreading dan Dispreading pada 3G (Sumber: www.tbigweb.com) ... 15
Gambar II.6. OVSF Code Tree (sumber: www.wikimedia.org) ... 16
Gambar II.7. Korelasi antara jumlah data dan Spreading Factor (sumber: www.tbigweb.com) ... 17
Gambar II.8. Proses pendeteksian sinyal informasi dan noise (sumber: Nokia 3G Overview) ... 17
Gambar II.9. Proses kanalisasi dan scrambling (sumber: Nokia 3G Overview) ... 18
Gambar II.10. Proses kanalisasi dan scrambling pada sistem 3G ... 18
Gambar II.11. Scrambling Code berfungsi membedakan NodeB pada arah downlink dan User Equipment pada arah uplink ... 19
Gambar II.12 WCDMA Arsitektur ... 21
Gambar II.13 Proses Roll Out Jaringan WCDMA dan HSPA dalam rangka memperluas coverage dan memperbesar capacity ... 26
Gambar II.14. Fenomena Cell Breathing – terjadinya pengkerutan coverage sebuah cell saat high load. ... 27
Gambar II.15. Coverage VS Capacity ... 28
Gambar II.16. Tiga mekanisme Power Control pada sistem WCDMA. ... 29
Gambar II.17. Primary dan Secondary Scrambling Code ... 30
Gambar II.18. Re-use scrambling code yang perlu dihindari ... 31
Gambar II.19. Clustering setiap Color Group dapat digunakan oleh 17 sampai 21 cell ... 33
Gambar II.20. Implementasi Scrambling Code ... 34
(8)
x Universitas Kristen Maranatha
Gambar II.22. Huawei NodeB ... 35
Gambar III.1. Garis besar tahapan dalam proses optimasi jaringan ... 37
Gambar III.2. Proses drive test ... 40
Gambar III.3. Siklus hidup jaringan ... 41
Gambar III.4. Proses optimasi ... 42
Gambar III.5 llustrasi parameter hysteresis yang terlalu kecil ... 45
Gambar IV.1. Plot bad RSCP suatu area dari sampel Drive Test ... 52
Gambar IV.2 Bad Spot RSCP di kota Bandung ... 52
Gambar IV.3 Analisis RSCP (low coverage) di Kota Bandung ... 53
Gambar IV.4. Plot bad Ec/No suatu area dari sampel drivetest ... 54
Gambar IV.5 Plot Bad Quality (Ec/No Bad) di kota Bandung ... 55
Gambar IV.6 Analisis Ec/No (Bad quality) ... 55
Gambar IV.5. Kategori Problem pada 3G Drive Test ... 56
Gambar IV.6. Analisis Overshoot coverage ... 57
Gambar IV.7 Bad Quality (RSCP Good – Ec/No Bad) Pillot Polution ... 58
(9)
xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISTILAH
• 2G (Second Generation): teknologi komunikasi nirkabel yang menggunakan sinyal radio digital sebagai pengembangan dari teknologi sebelumnya 1G (First Generation) yang menggunakan sinyal radio analog. Teknologi 2G dapat dikategorikan berdasarkan jenis multiplexing (proses penggabungan sinyal) yang digunakan, yaitu TMDA (Time Division Multiple Access) dan CDMA (Code Division Multiple Access).
• 3G (third-generation technology), merupakan sebuah standar yang ditetapkan oleh International Telecommunication Union (ITU) yang diadopsi dari IMT-2000 untuk diaplikasikan pada jaringan telepon selular. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada perkembangan teknologitelepon nirkabel versi ke-tiga. Melalui 3G, pengguna telepon selular dapat memiliki akses cepat ke internet dengan bandwidth sampai 384 kilobit setiap detik ketika alat tersebut berada pada kondisi diam atau bergerak secepat pejalan kaki. Akses yang cepat ini merupakan andalan dari 3G yang tentunya mampu memberikan fasilitas yang beragam pada pengguna seperti menonton video secara langsung dari internet atau berbicara dengan orang lain menggunakan video. 3G mengalahkan semua pendahulunya, baik GSM maupun GPRS. Beberapa perusahaan seluler dunia akan menjadikan 3G sebagai standar baru jaringan nirkabel yang beredar di pasaran ataupun negara berkembang.
• ACI (Adjacent-channel interference): kerusakan sinyal pada suatu frekuensi yang disebabkan oleh adanya sinyal lain pada frekuensi yang dekat. • ARFCN (Absolute Radio Frequency Channel Number): nomor unik yang
diberikan pada setiap channel radio di jaringan GSM. Nomor ini menentukan frekuensi radio tertentu yang digunakan untuk pengiriman dan penerimaan sinyal di dalam jaringan GSM. ARFCN dapat digunakan untuk menghitung frekuensi yang tepat sebuah channel radio.
• Azimuth: rotasi keseluruhan antenna mengelilingi sumbu vertikal.
• BCCH (Broadcast Control Channel): channel yang digunakan oleh base station pada jaringan GSM untuk mengirimkan informasi mengenai identitas
(10)
xii Universitas Kristen Maranatha jaringan. Informasi ini digunakan oleh mobile station untuk mendapatkan akses ke jaringan.
• BER (Bit Error Rate): banyaknya bit error relatif terhadap total bit yang diterima dalam sebuah transmisi yang terjadi selama satu detik. Rasio ini digunakan untuk menentukan kualitas sinyal.
• Blocked call: panggilan pada jaringan nirkabel yang tidak dapat dilanjutkan karena jaringan sedang beroperasi pada kapasitas maksimum.
• BSIC (Base Station Identity Code): kode yang digunakan pda jaringan GSM untuk dapat mengidentifikasi sebuah base station secara unik.
• C/I (Carrier to Interference Ratio): rasio daya RF carrier terhadap daya interferensi di sebuah channel.
• Cell: area geografis yang tercakup oleh base station dalam sebuah jaringan selular.
• Co-channel interference: kerusakan sinyal yang disebabkan karena dua atau lebih transmisi secara bersamaan pada channel yang sama.
• CQI (Channel Quality Indicator) yaitu suatu pelaporan kualitas kanal radio yang dialami user ke node B. CQI terdiri dari format modulasi yang akan digunakan, besar Transport Block Sizes (TBS) yang dapat dikirimkan dalam sebuah 1 TTI dan jumlah kode HS-DSCH yang bisa digunakan parallel.
• Dedicated mode: mode dimana GSM mobile dialokasikan pada sebuah channel fisik.
• Drop call: panggilan pada jaringan nirkabel yang diputus karena alasan teknikal, termasuk adanya dead zone.
• DTX (Discontinuous Transmission): sebuah jeda dalam arus pembicaraan normal yang terdeteksi oleh perangkat telepon dimana transmisi tertunda.
• Ec/No (Energy Chip per Noise) menunjukkan kualitas sinyal yang diterima oleh UE. Ec/No adalah perbandingan antara energi setiap chip sinyal informasi terhadap sinyal interferensi atau sinyal derau (noise) yang menyertainya. Pada intinya adalah perbandingan antara kuat sinyal yang dikehendaki terhadap kuat sinyal yang tidak dikehendaki. Skala yang digunakan pada Ec/No adalah 0 sampai -25 dB.
(11)
xiii Universitas Kristen Maranatha • FER (Frame Error Rate): Rasio data error yang diterima terhadap jumlah total
data yang diterima. Digunakan untuk menentukan kualitas sebuah koneksi sinyal. Apabila nilai FER terlalu tinggi, maka terlalu banyak error yang terjadi, semakin besar kemungkinan koneksi terputus.
• GPRS (General Pocket Radio Service): disebut juga 2.5G, teknologi antara 2G dan 3G, yang memungkinkan transfer data dengan menggunakan channel pada TMDA yang tidak terpakai di dalam sistem GSM.
• GSM (Global System for Mobile communication): standar telekomunikasi nirkabel pada jasa selular digital yang berbasis teknologi TDMA.
• Handover: proses ketika panggilan pada suatu jaringan nirkabel ditransfer dari satu base station ke base station lainnya.
• HLR (Home Location Register): database dari sebuah jaringan ponsel dimana informasi seluruh pelanggan disimpan. Informasi ini mencakup identitas pelangggan, nomor telepon, dan informasi umum lainnya.
• HOP (Handover Point): titik terjadinya handover.
• HSDPA (High Speed Downlink Packet Access). Pengembangan dari teknologi 3G yang memungkinkan kecepatan data sampai 8 – 10 Mbps.
• HTTP (Hypertext Transfer Protocol) suatu protokol yang digunakan oleh WWW (World Wide Web). HTTP mendefinisikan bagaimana suatu pesan bisa diformat dan dikirimkan dari server ke client. HTTP juga mengatur aksi-aksi apa saja yang harus dilakukan oleh web server dan juga web browser sebagai respon atas perintah-perintah yang ada pada protokol HTTP ini.
• LAI (Location Area Identity): identifikasi atas Location Area (LA) di dalam jaringan nirkabel.
• LAPD (Link Access Protocol on the D Channel): protokol layer 2/OSI (Open System Interconnection) yang digunakan pada channel D ISDN (Integrated Service Digital Network).
• MSC (Mobile Switching Centre): pertukaran telepon yang membuat koneksi antara pengguna ponsel dalam jaringan, dari pengguna ponsel ke jaringan telepon publik, dan dari pengguna ponsel yang satu ke pengguna ponsel lainnya. MSC bertanggungjawab untuk sistem penagihan pada pelanggan.
(12)
xiv Universitas Kristen Maranatha • OSS (Operations Support System): sistem manajemen jaringan yang
mendukung suatu fungsi manajemen yang spesifik, seperti konfigurasi dan performa.
• Overshoot: kondisi ketika sinyal melebihi nilai steady-state-nya.
• Parameter RxLevel: indikasi atas rata-rata kekuatan sinyal yang diterima. • Parameter RxQual: indikasi atas rata-rata kualitas sinyal yang diterima.
• PCM (Pulse Code Modulation): proses ketika sinyal analog di-encode manjadi digital bit stream.
• PLMN (Public Land Mobile Network): nama umum bagi semua jaringan ponsel nirkabel yang menggunakan tanah sebagai radio transmitter atau base station-nya.
• Pilot Polution, merupakan kondisi dimana jumlah dari active set yang menangani suatu UE lebih dari 3 dan keseluruhan active set tersebut berada pada range 5 dB atau sekitar 3 dB dari active set yang terbesar. Active set yang melebihi batasan Max Active Set (3 active set) dapat mengganggu menurunkan performansi dari suatu system.
• Quality Of Service (peningkatan kualitas layanan) adalah hal yang diharapkan setelah proses planning selesai diimplementasikan.
• RSSI (Received Signal Strength Indication): ukuran atas kekuatan sinyal yang diterima.
• RSCP atau Received Signal Code Power dipergunakan untuk mengukur kuat sinyal yang diterima oleh UE (dalam satuan dBm). Analogi dengan RxLev pada GSM.
• SDCCH (Stand-alone Dedicated Control Channel): channel yang digunakan pada sistem GSM untuk menyediakan koneksi yang dapat diandalkan untuk mengirimkan sinyal dan SMS.
• Serving GPRS support node (SGSN) bertanggung jawab untuk pengiriman paket data dari/ke UE dalam cakupan area jaringan. Tugasnya meliputi routing paket data, mentransfer, manajemen mobilitas (melampirkan / melepaskan dan manajemen lokasi), manajemen link logis, dan otentikasi.
• TA (Timing Advance): nilai yang berhubungan dengan panjangnya waktu yang dibutuhkan sinyal ponsel untuk mencapai base station.
(13)
xv Universitas Kristen Maranatha • TCH (Traffic Channel): menunjukkan channel yang terlibat dalam mentransfer
traffic.
• TRHs (Transceiver Handlers): perangkat yang mampu menerima maupun mengirimkan sinyal.
• UMTS (Universal Mobile Telephone Standard). Sistem standar 3G yang dipakai di Indonesia menggunakan teknologi WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access) dimana dengan teknologi ini memungkinkan kecepatan data mencapai 384 Kbps.
• VLR (Visitor Location Register): database dalam jaringan komunikasi ponsel yang berhubungan dengan MSC (Mobile Switching Centre). VLR memuat informasi mengenai letak pasti semua pelanggan di service area sebuah MSC
(14)
1 Universitas Kristen Maranatha BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, spesifikasi alat dan sistematika penulisan laporan tugas akhir.
I.1 Latar Belakang
Seiring dengan pesatnya perkembangan di dunia telekomunikasi, layanan telekomunikasi pada telepon selular juga semakin beragam. Layanan telekomunikasi yang disediakan oleh operator-operator telekomunikasi pada umumnya adalah internet, audio telephony, video call, MMS, SMS, email, dan lain-lain. Untuk memastikan bahwa layanan yang ditawarkan melalui jaringan telekomunikasi oleh operator telekomunikasi memenuhi tingkat kualitas layanan yang dapat memuaskan pelanggan, diperlukan Service Assurance. Service Assurance dari suatu layanan dapat diketahui dengan melakukan pengukuran berupa parameter yaitu network performance.
Salah satu layanan telekomunikasi yang paling umum digunakan oleh masyarakat, terutama di jaman modern seperti sekarang ini adalah layanan Mobile Broadband. Mobile Broadband sendiri adalah istilah pemasaran untuk nirkabel akses internet melalui modem portabel, telepon selular, modem nirkabel USB, tablet atau perangkat mobile lainnya. Akses Internet nirkabel pertama tersedia pada tahun 1991 sebagai bagian dari generasi kedua (2G) teknologi ponsel. Kecepatan yang lebih tinggi lagi muncul pada tahun 2001 dan 2006 sebagai generasi ketiga (3G) dan generasi keempat (4G) [6].
Sebuah layanan untuk penggunaan mobile broadband adalah cakupan yang disediakan oleh jaringan telepon seluler. Pelanggan tidak akan selalu mampu mencapai kecepatan seperti yang diiklankan karena keterbatasan jangkauan sinyal data mobile, termasuk jarak ke menara Sel (Base Station). Faktor lainnya adalah berupa konektivitas, kapasitas jaringan, kualitas jaringan, dan pengalaman secara
(15)
BAB I PENDAHULUAN
Universitas Kristen Maranatha 2
keseluruhan operator jaringan mobile dengan lalu lintas (traffic) data. Kecepatan maksimum internet juga sering dibatasi oleh kemampuan smartphone atau perangkat mobile lainnya milik pelanggan (user).
Pada tugas akhir ini, akan dilakukan pengukuran parameter dari layanan Mobile Broadband pada jaringan telekomunikasi selular 3G yang disediakan oleh operator lokal di bandung. Penelitian dilakukan pada jaringan selular 3G karena sudah terdapat standar pengukuran resmi berlaku, tercantum dalam ETSI TS 102 250-2 V2.2.1.
3G merupakan standar generasi ketiga dari jaringan telepon selular yang ditetapkan oleh International Telecomunication Union (ITU) dengan mengadopsi system IMT-2000 (International Mobile Telecommunications). Teknologi 3G memungkinkan operator jaringan selular menyediakan berbagai layanan, termasuk Mobile Broadband.
Kualitas layanan Mobile Broadband dapat diketahui dari hasil Drive Test terhadap parameter-parameter yang terkait dengan kinerja traffic di jaringan telekomunikasi. Pada akhirnya akan dapat dibuat rekomendasi Key Performance Indicator (KPI) layanan Mobile Broadband di Provinsi Jawa Barat khususnya di kota Bandung.
I.2 Identifikasi Masalah
Diperlukan perbaikan jaringan telekomunikasi secara berkala agar kualitas layanan terhadap konsumen tetap terjamin.
I.3 Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan pada sub bab sebelumnya, tujuan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Melakukan drive test pada layanan Mobile Broadband pada jaringan telekomunikasi selular 3G.
(16)
BAB I PENDAHULUAN
Universitas Kristen Maranatha 3
I.4 Rumusan Masalah
1. Bagaimana melakukan optimasi jaringan dengan metoda drive test pada jaringan telekomunikasi selular 3G?
2. Bagaimana menganalisis hasil dari drive test?
I.5 Pembatasan Masalah
Batasan-batasan dari lingkup permasalahan yang dikaji dalam Tugas Akhir ini sebagai berikut :
• Jenis layanan yang dikaji adalah layanan Mobile Broadband pada jaringan 3G saja.
• Layanan Mobile Broadband yang diteliti hanya pada jaringan operator selular di Bandung.
• Parameter Mobile Broadband yang dikaji untuk Benchmarking yaitu Packet Switch Data (kualitas jaringan), Attach&PDP (accessibility), dan HTTP Download (Throughput).
• Parameter Mobile Broadband yang dikaji untuk analisa Bad Spot, yaitu RSCP dan Ec/No.
• Metode pengukuran yang digunakan adalah Drive Test.
• Tidak dilakukan pengukuran faktor non teknis secara subjektif.
I.6 Spesifikasi Peralatan Drive Test
1. NEMO Handy (HP Nokia C5 - di inject NEMO V.3.60)
2. Komputer (PC/Laptop) yang telah terinstal NEMO outdoor, dan NEMO Analyze 6.01.
3. GPS Bluetooth 4. Global mapper
5. Kendaraan untuk Mobile
(17)
BAB I PENDAHULUAN
Universitas Kristen Maranatha 4
I.7 Metodologi Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan pada penyusunan laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Studi Literatur - Mengumpulkan dan Mempelajari literatur mengenai jaringan selular 3G.
2. Mengukur layanan Mobile Broadband jaringan telekomunikasi selular 3G di Bandung, yang dilakukan dengan cara Drive Test terhadap jaringan telekomunikasi selular 3G di Bandung.
3. Membandingkan Benchmark operator selular lokal. Benchmark diperoleh dari hasil Drive Test.
4. Melakukan analisis untuk daerah yang termasuk Bad Spot.
5. Membuat rekomendasi perbaikan bad spot jaringan telekomunikasi selular 3G di Bandung.
6. Penyusunan Laporan
I.8 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Tugas Akhir terbagi atas lima bab, dengan penjelasan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang deskripsi umum isi tugas akhir yang meliputi latar belakang, tujuan Tugas Akhir, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB II DASAR TEORI
Bab ini berisi tentang teori-teori yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir.
BAB III OPTIMASI JARINGAN DAN DRIVE TEST
Bab ini berisi penjelasan mengenai metode pengumpulan data dan pengukuran dengan drive test, serta solusi dari hasil penelitian.
(18)
BAB I PENDAHULUAN
Universitas Kristen Maranatha 5
BAB IV ANALISIS HASIL DRIVE TEST
Bab ini berisi tentang analisis hasil uji statik/drive test, perbandingan nilai Benchmark, dan rekomendasi KPI (Key Performance Indicators).
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan yang didapat berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dan saran-saran yang disampaikan untuk perbaikan dan pengembangan pada masa yang akan datang.
(19)
60 Universitas Kristen Maranatha BAB V
KESIMPULAN
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran terhadap hasil pengujian drive test yang dilakukan.
V.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian dan analisis hasil drive test dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Dari hasil Benchmarking didapatkan operator selular A memiliki nilai parameter yang lebih baik pada kualiatas sinyal Ec/No-nya dan kecepatan throughput dibandingkan pesaing lokal lainnya untuk wilayah kota bandung. 2. Untuk bad spot RSCP “Low coverage” yang terjadi saat di serving oleh site SC-62 PUNGKURMZ dikarenakan Spot area tersebut jauh dari jangkauan coverage yang seharusnya di serving oleh DUTADLMKAUMMX.
3. Untuk bad Spot Ec/No “low quality” saat diserving oleh site SC-62 PUNGKURMZ diakibatkan lemahnya sinyal (bad RSCP) dari site tersebut. 4. Untuk bad spot Ec/No yang mengalami “overshoot coverage” dari site
SC-188 RANCANUMPANGMZ, site SC-43 BABAKANSYGMZ dan SC-11 BUMIADIPURAMZ menyebabkan “pillot polution” yang idealnya diserving oleh site SC-188 RANCANUMPANGMZ.
5. Hasil keseluruhan Drive test yang dilakukan pada beberapa lokasi di kota Bandung didapatkan daerah Bad Spot dikarenakan low coverage, low quality, dan overshoot
coverage. Rekomendasi untuk bad spot tersebut perlu dilakukan Audit Site daerah
yang bermasalah untuk diinvestigasi dan optimasi orientasi arah antenna dan downtilt agar coverage tidak overshoot site yang lebih dekat dengan spot tersebut. Kemudian dilakukan pemeriksaan dan maintenance neighbour cell & parameter
(20)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 61
Universitas Kristen Maranatha V.2 Saran
Saran – saran yang dapat diberikan untuk perbaikan dan pengembangan dari Tugas Akhir ini di masa mendatang adalah:
1. Tugas Akhir ini dapat dikembangkan yaitu dengan melakukan improvement terhadap hasil drive test(before) dan melakukan pengecekan/analisis kembali setelah dilakukan drive test(after).
(21)
Universitas Kristen Maranatha 62
DAFTAR PUSTAKA
[1] Wardhana, Lingga. 2011. 2G/3G RF Planning and Optimization for Consultant. Jakarta: Nulis Buku.
[2] http://en.wikipedia.org/wiki/GPRS_core_network#Serving_GPRS_support_ node_.28SGSN.29 (Maret 2015)
[3] Uke Kurniawan Usman, Sistem Komunikasi Seluler CDMA 2000-1x.
[4] http://id.wikipedia.org/wiki/Akses_Paket_Kecepatan_Tinggi (Mei 2015)
[5] Bernhard H. Walke. 2002. Mobile Radio Networks: Networking, protocols and traffic performance. John Wiley and Sons, LTD West Sussex England, 2002.
[6] Introduction To Digital Cellular (Issue 5 Revision 5). (1999). Motorolla
[7] Goksel, S. 2003. Optimization and Logfile Analysis in NEMO. NEMO Handbook.
[8] Gultom D.S.M, & Widjaja .D. Sis ern Pemantauan Identitas Jaringan UMTS. Yogyakarta . SNATI 2009.
[9] Forkel I., Kemper A., Pabst R., & Hermans R. The Effect of Electrical and Mechanical Antenna Down-Tilting in Umts Networks. Maastricht Libertel-Vodafone
[10] Kathrein. 2001. 790-2200 MHz Base Station Antennas for Mobile Communications. Catalogue.
[11] "Cellular Network.", Wikipedia. 2015. <http://en.wikipedia org/wiki/Cellular_network>
[12] "Handover " <http://www. budy sucks. co. cc/2015/03/handover.htm1>
[13] "UMTS System."
<http://mochamadridwan.files.wordpress.com/2014/09/umts-system.pdf>
[10] Mayhoneys. Arsitektur Jaringan UMTS. 2015.
<http://www.ittelkom.ac.id/libraryinidex.php7viem7r-
-article&catid=17%3Asist em-komurukasi-bergerak&id-=58%3Aarsitektur-jannganumts&option=com_content& Iternid=15>
[11] "Arsitektur Jaringan UMTS dan Penjelasannya" 2014. <http://sautdedi.wordpress.com/2014/09/30/arsitektur-jaringan-UMTS-dan-penjelasannya.
(1)
BAB I PENDAHULUAN 3
I.4 Rumusan Masalah
1. Bagaimana melakukan optimasi jaringan dengan metoda drive test pada jaringan telekomunikasi selular 3G?
2. Bagaimana menganalisis hasil dari drive test?
I.5 Pembatasan Masalah
Batasan-batasan dari lingkup permasalahan yang dikaji dalam Tugas Akhir ini sebagai berikut :
• Jenis layanan yang dikaji adalah layanan Mobile Broadband pada jaringan 3G saja.
• Layanan Mobile Broadband yang diteliti hanya pada jaringan operator selular di Bandung.
• Parameter Mobile Broadband yang dikaji untuk Benchmarking yaitu Packet Switch Data (kualitas jaringan), Attach&PDP (accessibility), dan HTTP Download (Throughput).
• Parameter Mobile Broadband yang dikaji untuk analisa Bad Spot, yaitu RSCP dan Ec/No.
• Metode pengukuran yang digunakan adalah Drive Test.
• Tidak dilakukan pengukuran faktor non teknis secara subjektif.
I.6 Spesifikasi Peralatan Drive Test
1. NEMO Handy (HP Nokia C5 - di inject NEMO V.3.60)
2. Komputer (PC/Laptop) yang telah terinstal NEMO outdoor, dan NEMO Analyze 6.01.
3. GPS Bluetooth 4. Global mapper
5. Kendaraan untuk Mobile
(2)
BAB I PENDAHULUAN
Universitas Kristen Maranatha 4
I.7 Metodologi Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan pada penyusunan laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Studi Literatur - Mengumpulkan dan Mempelajari literatur mengenai jaringan selular 3G.
2. Mengukur layanan Mobile Broadband jaringan telekomunikasi selular 3G di Bandung, yang dilakukan dengan cara Drive Test terhadap jaringan telekomunikasi selular 3G di Bandung.
3. Membandingkan Benchmark operator selular lokal. Benchmark diperoleh dari hasil Drive Test.
4. Melakukan analisis untuk daerah yang termasuk Bad Spot.
5. Membuat rekomendasi perbaikan bad spot jaringan telekomunikasi selular 3G di Bandung.
6. Penyusunan Laporan
I.8 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Tugas Akhir terbagi atas lima bab, dengan penjelasan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang deskripsi umum isi tugas akhir yang meliputi latar belakang, tujuan Tugas Akhir, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB II DASAR TEORI
Bab ini berisi tentang teori-teori yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir.
BAB III OPTIMASI JARINGAN DAN DRIVE TEST
Bab ini berisi penjelasan mengenai metode pengumpulan data dan pengukuran dengan drive test, serta solusi dari hasil penelitian.
(3)
BAB I PENDAHULUAN 5
BAB IV ANALISIS HASIL DRIVE TEST
Bab ini berisi tentang analisis hasil uji statik/drive test, perbandingan nilai Benchmark, dan rekomendasi KPI (Key Performance Indicators).
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan yang didapat berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dan saran-saran yang disampaikan untuk perbaikan dan pengembangan pada masa yang akan datang.
(4)
60 Universitas Kristen Maranatha BAB V
KESIMPULAN
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran terhadap hasil pengujian drive test yang dilakukan.
V.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian dan analisis hasil drive test dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Dari hasil Benchmarking didapatkan operator selular A memiliki nilai parameter yang lebih baik pada kualiatas sinyal Ec/No-nya dan kecepatan throughput dibandingkan pesaing lokal lainnya untuk wilayah kota bandung. 2. Untuk bad spot RSCP “Low coverage” yang terjadi saat di serving oleh site SC-62 PUNGKURMZ dikarenakan Spot area tersebut jauh dari jangkauan coverage yang seharusnya di serving oleh DUTADLMKAUMMX.
3. Untuk bad Spot Ec/No “low quality” saat diserving oleh site SC-62 PUNGKURMZ diakibatkan lemahnya sinyal (bad RSCP) dari site tersebut. 4. Untuk bad spot Ec/No yang mengalami “overshoot coverage” dari site
SC-188 RANCANUMPANGMZ, site SC-43 BABAKANSYGMZ dan SC-11 BUMIADIPURAMZ menyebabkan “pillot polution” yang idealnya diserving oleh site SC-188 RANCANUMPANGMZ.
5. Hasil keseluruhan Drive test yang dilakukan pada beberapa lokasi di kota Bandung didapatkan daerah Bad Spot dikarenakan low coverage, low quality, dan overshoot coverage. Rekomendasi untuk bad spot tersebut perlu dilakukan Audit Site daerah yang bermasalah untuk diinvestigasi dan optimasi orientasi arah antenna dan downtilt agar coverage tidak overshoot site yang lebih dekat dengan spot tersebut. Kemudian dilakukan pemeriksaan dan maintenance neighbour cell & parameter HO cell daerah tersebut.
(5)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 61
V.2 Saran
Saran – saran yang dapat diberikan untuk perbaikan dan pengembangan dari Tugas Akhir ini di masa mendatang adalah:
1. Tugas Akhir ini dapat dikembangkan yaitu dengan melakukan improvement terhadap hasil drive test(before) dan melakukan pengecekan/analisis kembali setelah dilakukan drive test(after).
(6)
Universitas Kristen Maranatha 62
DAFTAR PUSTAKA
[1] Wardhana, Lingga. 2011. 2G/3G RF Planning and Optimization for Consultant. Jakarta: Nulis Buku.
[2] http://en.wikipedia.org/wiki/GPRS_core_network#Serving_GPRS_support_ node_.28SGSN.29 (Maret 2015)
[3] Uke Kurniawan Usman, Sistem Komunikasi Seluler CDMA 2000-1x. [4] http://id.wikipedia.org/wiki/Akses_Paket_Kecepatan_Tinggi (Mei 2015) [5] Bernhard H. Walke. 2002. Mobile Radio Networks: Networking, protocols
and traffic performance. John Wiley and Sons, LTD West Sussex England, 2002.
[6] Introduction To Digital Cellular (Issue 5 Revision 5). (1999). Motorolla [7] Goksel, S. 2003. Optimization and Logfile Analysis in NEMO. NEMO
Handbook.
[8] Gultom D.S.M, & Widjaja .D. Sis ern Pemantauan Identitas Jaringan UMTS. Yogyakarta . SNATI 2009.
[9] Forkel I., Kemper A., Pabst R., & Hermans R. The Effect of Electrical and Mechanical Antenna Down-Tilting in Umts Networks. Maastricht Libertel-Vodafone
[10] Kathrein. 2001. 790-2200 MHz Base Station Antennas for Mobile Communications. Catalogue.
[11] "Cellular Network.", Wikipedia. 2015. <http://en.wikipedia org/wiki/Cellular_network>
[12] "Handover " <http://www. budy sucks. co. cc/2015/03/handover.htm1> [13] "UMTS System."
<http://mochamadridwan.files.wordpress.com/2014/09/umts-system.pdf>
[10] Mayhoneys. Arsitektur Jaringan UMTS. 2015. <http://www.ittelkom.ac.id/libraryinidex.php7viem7r-
-article&catid=17%3Asist em-komurukasi-bergerak&id-=58%3Aarsitektur-jannganumts&option=com_content& Iternid=15>
[11] "Arsitektur Jaringan UMTS dan Penjelasannya" 2014. <http://sautdedi.wordpress.com/2014/09/30/arsitektur-jaringan-UMTS-dan-penjelasannya.