Analisa Jaringan Untuk Layanan Broadband Berbasis Teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON).
i
ANALISA JARINGAN UNTUK LAYANAN BROADBAND
BERBASIS TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL
NETWORK (GPON)
Edwin / 0522105
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no.65, Bandung, Indonesia.
Email : [email protected]
ABSTRAK
Komunikasi lewat jaringan akses tembaga dengan kapasitas bandwidth yang terbatas dianggap tidak dapat memenuhi kebutuhan layanan broadband yang semakin meningkat. Teknologi GPON dengan bandwidth 2,488 Gbps dibuat unuk memenuhi kebutuhan pengguna sekarang dan waktu yang akan datang.
Tugas akhir ini membahas tentang proses perubahan jalur transport yang semula menggunakan kabel tembaga menjadi transport menggunakan fiber optic
cable berbasis teknologi perangkat GPON yang berada di daerah Komplek
Batununggal Elok. Proses pertama adalah memetakan dan menempatkan lokasi ODP, ODC dan STO. Proses kedua yaitu mendesain jalur optic dari ODP sampai dengan STO. Proses ketiga yaitu menghitung total redaman yang meliputi redaman akibat panjang kabel, splicing, connector dan splitter. Proses terakhir adalah menganalisis performansi dari GPON dengan parameter-parameter total redaman yang telah dihitung.
Total redaman dari STO sampai dengan ODP kurang dari 27 dB, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh jaringan akses tembaga dapat diganti dengan jaringan akses fiber optic berbasis teknologi GPON untuk memenuhi kebutuhan layanan broadband yang besar.
(2)
ii
NETWORK ANALYSIS FOR BROADBAND SERVICE BASED
TECHNOLOGY GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK
(GPON)
Edwin / 0522105
Electrical Engineering Department, Faculty of Engineering, Maranatha Christian University
Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no.65, Bandung, Indonesia.
Email : [email protected]
ABSTRACT
Communication for Copper access network with limited bandwidth capacity can not comply the needs of the growing broadband services. GPON technology that has a bandwidth of 2.488 Gbps was made to comply the requirement of the current users and also for the future users.
This final project will discuss about transformation process of transport lines from copper wires to fiber-optic transports which will be passed on GPON in Batununggal Elok area. The first process is mapping and determining the location of ODP, ODC and STO on that area which transport will be modified. Second is designing Batununggal Elok area optical pathways from ODP to STO. The third is calculating its amount of total loss which includes the loss due to its cable length, splicing, connector and splitter. The last is analyzing parameters of the total loss from that calculated.
After analyzing the transformation process, it is known that the total loss is less than 27 dB, so it can be concluded that GPON technology can replace the entire copper access network for high broadband service.
(3)
iii
DAFTAR ISI
halaman
ABSTRAK ...i
ABSTRACT ...ii
KATA PENGANTAR ...iii
DAFTAR ISI ...v
DAFTAR TABEL ...vii
DAFTAR GAMBAR ...ix
DAFTAR SINGKATAN...xi
BAB I PENDAHULUAN ...1
1.1 Latar Belakang ...1
1.2 Identifikasi Masalah ...2
1.3 Tujuan ...2
1.4 Batasan Masalah ...2
1.5 Sistematika Penulisan ...3
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fiber Optic ...5
2.1.1 Struktur Fiber ...5
2.1.2 Mode Perambatan Fiber Optic ...6
2.1.3 Macam-macam tipe Fiber Optic ...8
2.1.3.1 ITU-T G.652 ... 8
2.1.3.2 G.657 ... 9
2.1.4 Arsitektur Jaringan Fiber Optic Secara Umum ...10
2.1.5 Topologi Jaringan FTTH ...12
2.2 Teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON) ...14
2.2.1 Konfigurasi GPON ...15
2.2.2 Komponen GPON... 16
2.2.2.1 Optical Line Terminal (OLT)... 16
(4)
iv
2.2.2.3 Optical Network Termination/Unit (ONT/ONU)... 18
2.2.3 Sistim GPON... 18
2.2.4 Perangkat GPON... 20
2.3 Alat Test dan Pengukuran... 20
2.3.1 Alat Test... 21
2.3.2 Alat Ukur... 21
2.3.3 Redaman Jaringan sebagai Parameter GPON... 22
BAB III PEMETAAN ODP, ODC SERTA STO KOMPLEK BATUNUNGGAL ELOK 3.1. Pemetaan Modernisasi Jaringan ...24
3.2. Titik Koordinat ...25
3.3. Dasar Desain ...27
3.4. Perhitungan Jarak Penarikan Jalur Transport ...28
3.5. Diagram Alir Analisis ...30
BAB IV ANALISIS DATA TRANSPORT OPTIK GPON DI SENTRAL BATUNUNGGAL 4.1Komponen Jaringan GPON ...34
4.2Perhitungan Redaman pada Jaringan ...36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ...43
5.2. Saran ….…… ...43
DAFTAR PUSTAKA…… ...44
LAMPIRAN A Gambar Jalur Transport ODP – ODC Komplek Batununggal..1-A
(5)
v
halaman
Tabel 2.1.
Tabel spesifikasi G.652 ... 9
Tabel 2.2.
Alokasi Panjang Gelombang pada Layanan GPON ... 19
Tabel 2.3.
Tabel Redaman Splitter ... 23
Tabel 3.1.
Koordinant STO, ODC dan ODP Komplek Batununggal Elok ... 26
Tabel 3.2.
Redaman Pada Jaringan Optik ... 27
Tabel 3.3.
Jarak ODP ke ODC Komplek Batununggal Elok ... 28
Tabel 3.4.
Persyaratan kecepatan akses JARLOKAT untuk layanan
broadband...31 Tabel 3.5.
Jarak Total ODP Komplek Batununggal Elok–STO Batununggal untuk penggantian tembaga ke fiber optic...33
Tabel 4.1.
Perhitungan besar redaman yang ditimbulkan oleh panjang kabel ODP Komplek Batununggal Elok………...36
Tabel 4.2.
Perhitungan total redaman yang ditimbulkan oleh connector………37
Tabel 4.3.
Perhitungan Redaman yang ditimbulkan oleh splitter 1:2……...38
(6)
vi
Perhitungan Redaman yang ditimbulkan oleh splitter 1:16....……...39
Tabel 4.5.
Perhitungan Besar redaman total yang ditimbulkan oleh splitter ….40
Tabel 4.6.
(7)
vii
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 2.1
Struktur Fiber Optic ...6
Gambar 2.2
Konfigurasi Jaringan FTTZ...10
Gambar 2.3.
Konfigurasi Jaringan FTTC ...11
Gambar 2.4.
Konfigurasi Jaringan FTTB ...11
Gambar 2.5.
Konfigurasi Jaringan FTTH ...12
Gambar 2.6.
Active Optical Network dan Passive Optical Network ...14 Gambar 2.7.
Konfigurasi GPON berlandaskan FTTx ...15
Gambar 2.8.
Optical Line Terminal ...16 Gambar 2.9.
Blok Passive Splitter ...……….......17
Gambar 2.10.
Optical Network Unit ...18 Gambar 2.11.
Sistim Jaringan Akses GPON……….….19
Gambar 2.12.
Tipe-tipe Perangkat GPON.……….……20
Gambar 3.1.
(8)
viii
Gambar 3.2.
Pemetaan Lokasi yang dilengkapi dengan penempatan
Splitter ODP dan ODC... 25 Gambar 3.3.
Topologi Star………...…27
Gambar 3.4.
Pemetaan jalur transport ODP ke ODC Komplek
Batununggal Elok………...…28
Gambar 3.5.
Pemetaan jalur trasnsport ODC ke STO Komplek
Batununggal Elok...29
Gambar 3.6.
Diagram Alir Analisis...30
Gambar 3.7.
Transport Kabel Tembaga ...30
Gambar 3.8.
Gambaran Umum Transport dengan fiber optic ...32
Gambar 3.9.
Pemetaan jalur total transport ODP Batununggal Elok ke STO Komplek Batununggal...32
Gambar 4.1.
(9)
ix
DAFTAR SINGKATAN
AON : Active Optical Network AU : Adaptation Unit
CO : Central Office DCL : Daerah Catu Daya
EMS : Element Management System FTTB : Fiber To The Building
FTTC : Fiber-to-the-Curb FTTH : Fiber-to-the-Home
FTTx : Fiber To The -Home, -Building, -Curb FTTZ : Fiber To The Zone
GeO2 : Germanium
GPON : Gigabit Passive Optical Network HDSL : High bit-rate Digital Subscriber Line ITU-T : International Telecommunication Union
Telecommunication Standardization sector JARLOKAF : Jaringan Lokal Akses Fiber
JARLOKAT : Jaringan Lokal Akses Tembaga KP : Kotak Pembagi
KTB : Kotak Terminal Blok LTC : Local Craft Terminal
ODC : Optical Distribution Cabinet ODN : Optical Distribution Network ODP : Optical Distribution Point OLT : Optical Line Terminal ONU : Optical Network Unit
ONT : Optical Network Termination OTDR : Optical Time Domain Reflector
(10)
x
OTP : Optical Termination Premises PON : Passive Optical Network Pswt : Pesawat telepon
RK : Rumah Kabel
RPU : Rangka Pembagi Utama SiO2 : Silika
SMF : Single Mode Fiber STO : Sentral Telepon Otomat TDM : Time Division Multiplexing TDMA : Time Division Multiple access TKO : Titik Konversi Optik
(11)
LAMPIRAN A
GAMBAR JALUR TRANSPORT ODP
–
ODC
(12)
A-1 ODC – ODP 1
(13)
A-2 ODC – ODP 3
(14)
A-3 ODC – ODP 5
(15)
A-4 ODC – ODP 7
(16)
A-5 ODC – ODP 9
(17)
A-6 ODC – ODP 11
(18)
A-7 ODC – ODP 13
(19)
A-8 ODC – ODP 15
(20)
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam perkembangan dunia telekomunikasi saat ini, jaringan akses telepon rumah lewat kabel tembaga yang membawa suara sudah mulai banyak menjangkau masyarakat. Dengan infrastruktur yang semakin murah pembangunannya, jaringan telepon rumah mulai menjamur di berbagai daerah. Saat ini masyarakat tidak lagi kesulitan untuk berkomunikasi dalam bentuk suara. Namun seiring dengan perkembangan jaman, berkembang pula kebutuhan akan sarana komunikasi. Para pengguna tidak puas hanya berkomunikasi suara. Data, gambar dan video menjadi kebutuhan informasi yang penting saat ini. Gambar, suara dan teks tersebut juga harus dapat dikirimkan dengan cepat dan akurat ke berbagai tujuan, hingga akhirnya dapat menjangkau ke seluruh penjuru dunia. Saat inilah era Internet dan komunikasi data melonjak permintaannya dan menjadi booming untuk memenuhi kebutuhan komunikasi seperti itu.
Demi memenuhi kebutuhan tersebut teknologi komunikasi data mulai dikembangkan oleh banyak pihak. Oleh karena itu PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. sebagai perusahaan penyedia sarana dan prasarana telekomunikasi di Indonesia menggalangkan sebuah teknologi jaringan akses teknologi broadband yang dapat memenuhi kebutuhan komunikasi dan informasi secara cepat dan luas dengan 4 macam perangkat teknologi yaitu
Digital Subscriber Line Access Multiplexer (DSLAM), Multi Service Access Node (MSAN), Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMax) dan Gigabit Passive Optical Network (GPON). Keempat jenis perangkat
jaringan ini menyediakan layanan umum yang memberikan layanan
broadband dan dapat melayani triple play yang mencakup data, voice dan video. Pada kegiatan penelitian ini akan dibahas mengenai teknologi GPON
(21)
2
I.2 Identifikasi Masalah
Bagaimana memodernisasi jaringan akses tembaga menuju layanan
broadband berbasis GPON?
I.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah memodernisasi jaringan kabel tembaga menuju layanan broadband berbasis GPON yang telah dikembangkan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
I.4 Batasan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah:
a. Perancangan dan analisis perangkat GPON (Gigabit Passive Optical
Network) dibatasi jaringan Fiber To The Home (FTTH).
b. Perancangan transport yang diubah adalah transport komunikasi yang semula menggunakan kabel tembaga menjadi fiber optic.
c. Studi kasus yang dilakukan hanya untuk daerah Komplek Batununggal. d. Fitur-fitur perangkat, spesifikasi jaringan akses, dan jenis pelayanan
operator diperoleh dari PT. Telkom Bandung.
e. Parameter-parameter yang dipergunakan untuk menganalisa jaringan adalah
- Redaman panjang kabel : besarnya daya sinyal yang hilang sepanjang kabel, dalam dB. Redaman saluran bergantung pada panjang saluran.
- Redaman Splicing : besarnya redaman yang ditimbulkan oleh splicing (penyambungan) kabel, dalam dB.
- Redaman Connector : besarnya redaman yang disebabkan oleh connector dimana connector ini berfungsi untuk menghubungkan perangkat satu dan yang lainnya (dB).
- Redaman Splitter : besarnya redaman yang diakibatkan oleh perangkat pembagi power, dalam dB.
(22)
3
I.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini dibagi menjadi 5 bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas tentang teori – teori yang berhubungan dengan topik tugas akhir seperti Berisi pembahasan mengenai pengertian fiber optic, jenis-jenis fiber optic yang digunakan dan teori-teori yang mendukung perencanaan dan analisis dari sistem yang akan diubah.
BAB III PEMETAAN ODP, ODC SERTA STO KOMPLEK BATUNUNGGAL ELOK
Bab ini membahas mengenai pemetaan sistem secara keseluruhan yang meliputi pemetaan daerah yang akan dipetakan transport opticnya yaitu letak dari ODP,ODC serta STO yang akan dianalisis.
BAB IV ANALISIS DATA TRANSPORT OPTIC GPON DI SENTRAL BATUNUNGGAL
Bab ini membahas tentang analisis dari data yang sudah diperoleh dengan teori yang didapatkan, serta menganalisis berapa banyak jaringan akses di STO Komplek Batununggal yang dapat dilayani oleh teknologi GPON untuk layanan broadband.
(23)
4
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran-saran yang dapat membangun.
(24)
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Dari penelitian Tugas Akhir yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
Modernisasi jaringan akses tembaga dengan teknologi GPON untuk memenuhi kebutuhan pelanggan akan layanan broadband yang besar dapat terlaksana dengan hasil:
Perhitungan total redaman dari STO Batununggal sampai dengan ODP Komplek Batununggal Elok kurang dari 27 dB (persyaratan redaman maksimal PT. Telkom yang harus dipenuhi untuk pelayanan broadband perangkat GPON) sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh jaringan akses tembaga dapat diganti dengan jaringan fiber optic berbasis GPON.
V.2 Saran
Untuk lebih menyempurnakan Tugas Akhir ini, penulis memberikan masukan dan saran sebagai berikut :
Perancangan transport FTTH berbasis GPON dapat dikembangkan dengan membuat perancangan pada FTTB sehingga penerapan teknologi fiber optic berbasis GPON ini dapat lebih diperluas.
(25)
44
DAFTAR PUSTAKA
[1] Agrawal, G.P., 2002, Fiber-optic communication systems, Ed. 3, New-York: John Wiley & Sons, Inc.
[2] Andre, Girard. (2005). FTTx PON Technology and Testing. EXFO, Inc. [3] Anonimus. Konstruksi dan Instalasi Jaringan Kabel Tembaga. Divlat PT.
TELKOM INDONESIA. Bandung. 1997.
[4] Anonimus. Persentasi Pengenalan Teknologi GPON. PT. TELKOM INDONESIA. Bandung.
[5] Anonimus. Teknologi Jaringan Akses. Divlat PT. TELKOM INDONESIA DIVRE IV. Semarang.
[6] Godbole, Achyut. 2003. Data Communications and Network. Mumbai: McGraw-Hill.
[7] Green, DC. 1995. Komunikasi Data. Yogyakarta : Penerbit Andi.
[8] Headquarters, Diamond. T G.657 Bend-optimised. White paper ITU-T G.657. June 2008.
[9] ITU-T (2009). "ITU-T Newslog - Voice codec gets new lossless
compression"
[10] Lammle, Todd.(2005). CCNA Study Group. Jakarta. T.T. Elex Media Komputindo.
[11] Onn Haran, Fellow. (2008). The Importance of Dynamic Bandwidth
Allocation in GPON Networks. PCM-Sierra, inc.
[12] R&D Center. (2010). Pedoman Pemasangan Jaringan Akses Fiber Optik. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Bandung.
[13] R&D Center. (2008). Telecommunication System Standard
Gigabit-Capable Passive Optical Network. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Bandung.
[14] Saydam, Gouzali. 2005.Teknologi Telekomunikasi Perkembangan dan
Aplikasi. Bandung : CV. Alfabeta.
[15] Suherman, R F. Jaringan Telekomunikasi. Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik UNSUT. Medan. 2006.
(26)
45
[16] Suci, ST. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranaha. Bandung. 2010.
[17] Sukiswo, ST. Buku Ajar Jaringan Telekomunikasi. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Semarang. 2002.
[18] TELECOMUNICATION STANDARDIZATION SECTOR OF ITU (2004).
www.ITU.INT/ITU-T.com.
[19] ZTE. (2008). ZXA10 GPON Product Description. ZTE. [20] “ http://id.wikipedia.org/wiki/Fiber to the Home” [21] “ http://megakabelindo.com/perangkat-jaringan-wan/ ”
(1)
2 I.2 Identifikasi Masalah
Bagaimana memodernisasi jaringan akses tembaga menuju layanan broadband berbasis GPON?
I.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah memodernisasi jaringan kabel tembaga menuju layanan broadband berbasis GPON yang telah dikembangkan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
I.4 Batasan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah:
a. Perancangan dan analisis perangkat GPON (Gigabit Passive Optical Network) dibatasi jaringan Fiber To The Home (FTTH).
b. Perancangan transport yang diubah adalah transport komunikasi yang semula menggunakan kabel tembaga menjadi fiber optic.
c. Studi kasus yang dilakukan hanya untuk daerah Komplek Batununggal. d. Fitur-fitur perangkat, spesifikasi jaringan akses, dan jenis pelayanan
operator diperoleh dari PT. Telkom Bandung.
e. Parameter-parameter yang dipergunakan untuk menganalisa jaringan adalah
- Redaman panjang kabel : besarnya daya sinyal yang hilang sepanjang kabel, dalam dB. Redaman saluran bergantung pada panjang saluran.
- Redaman Splicing : besarnya redaman yang ditimbulkan oleh splicing (penyambungan) kabel, dalam dB.
- Redaman Connector : besarnya redaman yang disebabkan oleh connector dimana connector ini berfungsi untuk menghubungkan perangkat satu dan yang lainnya (dB).
- Redaman Splitter : besarnya redaman yang diakibatkan oleh perangkat pembagi power, dalam dB.
(2)
3 I.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini dibagi menjadi 5 bab, yaitu: BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas tentang teori – teori yang berhubungan dengan topik tugas akhir seperti Berisi pembahasan mengenai pengertian fiber optic, jenis-jenis fiber optic yang digunakan dan teori-teori yang mendukung perencanaan dan analisis dari sistem yang akan diubah.
BAB III PEMETAAN ODP, ODC SERTA STO KOMPLEK BATUNUNGGAL ELOK
Bab ini membahas mengenai pemetaan sistem secara keseluruhan yang meliputi pemetaan daerah yang akan dipetakan transport opticnya yaitu letak dari ODP,ODC serta STO yang akan dianalisis.
BAB IV ANALISIS DATA TRANSPORT OPTIC GPON DI SENTRAL BATUNUNGGAL
Bab ini membahas tentang analisis dari data yang sudah diperoleh dengan teori yang didapatkan, serta menganalisis berapa banyak jaringan akses di STO Komplek Batununggal yang dapat dilayani oleh teknologi GPON untuk layanan broadband.
(3)
4
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran-saran yang dapat membangun.
(4)
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Dari penelitian Tugas Akhir yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
Modernisasi jaringan akses tembaga dengan teknologi GPON untuk memenuhi kebutuhan pelanggan akan layanan broadband yang besar dapat terlaksana dengan hasil:
Perhitungan total redaman dari STO Batununggal sampai dengan ODP Komplek Batununggal Elok kurang dari 27 dB (persyaratan redaman maksimal PT. Telkom yang harus dipenuhi untuk pelayanan broadband perangkat GPON) sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh jaringan akses tembaga dapat diganti dengan jaringan fiber optic berbasis GPON.
V.2 Saran
Untuk lebih menyempurnakan Tugas Akhir ini, penulis memberikan masukan dan saran sebagai berikut :
Perancangan transport FTTH berbasis GPON dapat dikembangkan dengan membuat perancangan pada FTTB sehingga penerapan teknologi fiber optic berbasis GPON ini dapat lebih diperluas.
(5)
44
DAFTAR PUSTAKA
[1] Agrawal, G.P., 2002, Fiber-optic communication systems, Ed. 3, New-York: John Wiley & Sons, Inc.
[2] Andre, Girard. (2005). FTTx PON Technology and Testing. EXFO, Inc. [3] Anonimus. Konstruksi dan Instalasi Jaringan Kabel Tembaga. Divlat PT.
TELKOM INDONESIA. Bandung. 1997.
[4] Anonimus. Persentasi Pengenalan Teknologi GPON. PT. TELKOM INDONESIA. Bandung.
[5] Anonimus. Teknologi Jaringan Akses. Divlat PT. TELKOM INDONESIA DIVRE IV. Semarang.
[6] Godbole, Achyut. 2003. Data Communications and Network. Mumbai: McGraw-Hill.
[7] Green, DC. 1995. Komunikasi Data. Yogyakarta : Penerbit Andi.
[8] Headquarters, Diamond. T G.657 Bend-optimised. White paper ITU-T G.657. June 2008.
[9] ITU-T (2009). "ITU-T Newslog - Voice codec gets new lossless compression"
[10] Lammle, Todd.(2005). CCNA Study Group. Jakarta. T.T. Elex Media Komputindo.
[11] Onn Haran, Fellow. (2008). The Importance of Dynamic Bandwidth Allocation in GPON Networks. PCM-Sierra, inc.
[12] R&D Center. (2010). Pedoman Pemasangan Jaringan Akses Fiber Optik. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Bandung.
[13] R&D Center. (2008). Telecommunication System Standard Gigabit-Capable Passive Optical Network. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Bandung.
[14] Saydam, Gouzali. 2005.Teknologi Telekomunikasi Perkembangan dan Aplikasi. Bandung : CV. Alfabeta.
[15] Suherman, R F. Jaringan Telekomunikasi. Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik UNSUT. Medan. 2006.
(6)
45
[16] Suci, ST. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranaha. Bandung. 2010.
[17] Sukiswo, ST. Buku Ajar Jaringan Telekomunikasi. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Semarang. 2002.
[18] TELECOMUNICATION STANDARDIZATION SECTOR OF ITU (2004). www.ITU.INT/ITU-T.com.
[19] ZTE. (2008). ZXA10 GPON Product Description. ZTE. [20] “ http://id.wikipedia.org/wiki/Fiber to the Home ” [21] “ http://megakabelindo.com/perangkat-jaringan-wan/ ”